Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATA PADA PASIEN

TN.U DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI PANTI

SOSIAL TRESNA WERDHA SINTA RANGKANG

Oleh :

Rahman

2021-01-14401-044

YAYASAN EKA HARAP

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) EKA HARAP

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

2023
2
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawata Pada Pasien


Tn.U Dengan Diagnosa Medis Hipertensi Di Panti Sosial
Tresna Werdha Sinta Rangkang
Nama : Rahman
NIM : 2021-01-14401-044

Laporan Ini Telah Disetujui


Pada Tanggal, ............................................ 2023

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Zia Abdul Aziz,Ners.,M.Kep Irwan Triyanto,AMK

Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma Tiga Keperawatan

Dina Rawan. G. Rana, Ners.,M.Kep.

3
4
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Laporan Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawata
Pada Pasien Tn.U Dengan Diagnosa Medis Hipertensi Di Panti Sosial Tresna Werdha
Sinta Rangkang”. Asuhan Keperawatan ini disusun guna melengkapi tugas Problem
Based Learning (PBL).

Laporan Studi Kasus ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Maria Adelheid, S.Pd,.M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka
Raya.
2. Ibu Dina Rawan. G. Rana, Ners.,M.Kep selaku Ketua Program Studi
Diploma III Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Bapak Zia Abdul Aziz,Ners.,M.Kep, selaku pembimbing akademik yang
telah banyak memberiakn arahan, masukan, dan bimbingan dalam
penyelesaian Asuhan Keperawatan ini.
4. Bapak Irwan Triyanto, AMK selaku Pembimbing Lahan yang telah banyak
memberikan saran, masukkan, dan bimbingan dalam pelaksanaan praktik
keperawatan di panti social tresna werdha sinta rangkang

Penulis menyadari bahwa Laporan Pendahuluan ini mungkin terdapat


kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-
mudahan Laporan Pendahuluan ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan
sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 20 November 2023

5
Rahman

DAFTAR ISI

JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................................iv
DAFTAR ISI...............................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................3
1.4 Manfaat..............................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................5
2.1 Konsep Dasar Hipertensi....................................................................................5
2.1.1 Definisi................................................................................................5
2.1.2 Anatomi Fisiologi................................................................................5
2.1.3 Etiologi................................................................................................9
2.1.4 Klasifikasi..........................................................................................10
2.1.5 Patofisiologi.......................................................................................11
2.1.6 Manifestasi Klinis..............................................................................14
2.1.7 Komplikasi........................................................................................14
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang.....................................................................15
2.1.9 Penatalaksanaan Medis......................................................................16
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan....................................................................18
2.2.1 Pengkajian Keperawatan....................................................................18
2.2.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................19
2.2.3 Interensi Keperawatan.......................................................................19
2.2.4 Implementasi Keperawatan................................................................19
2.2.5 Evaluasi Keperawatan.......................................................................20
DAFTAR PUSTAKA

6
7
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling utama,
karena setiap manusia berhak untuk memiliki kesehatan. Kenyataanya tidak
semua orang dapat memiliki derajat kesehatan yang optimal karena berbagai
masalah, diantaranya lingkungan yang buruk, social ekonomi yang rendah, gaya
hidup yang tidak sehat mulai dari makanan, kebiasaan, maupun lingkungan
sekitarnya (Misbach,2019).

Gaya hidup sehat merupakan kebutuhan fisiologis yang hirarki, kebutuhan


manusia paling dasar untuk dapat mempertahankan hidup termasuk juga menjaga
agar tubuh tetap bugar dan sehat serta terbebas dari segala macam penyakit.
Penyakit yang sering muncul akibat gaya hidup yang tidak sehat salah satunya
yaitu hipertensi (Sufa, Christantyawati, & Jusnita, 2019).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan


tekanan darah diatas normal yang dapat mengakibatkan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Hipertensi berarti tekanan darah di
dalam pembuluh-pembuluh darah sangat tinggi yang merupakan pengangkut
darah dari jantung yang memompa darah keseluruh jaringan dan organ-organ
tubuh (Aryantiningsih & Silaen, 2020).

Setiap peningkatan 20 mmHg tekanandarahsistolikatau 10 mmHg tekanan


darah diastolik dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung
iskemik dan stroke. Terkontrolnya tekanan darah dapat menurunkan risiko
kematian, penyakit kardiovaskular, dan stroke (Sudarsono et all).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), prevalensi tekanan


darah tinggi tahun 2014 pada orang dewasa berusia 18 tahun keatas sekitar 22%.
Penyakit ini juga menyebabkan 40% kematian akibat penyakit jantung dan 51%
kematian akibat stroke. Selain secara global, hipertensi juga menjadi salah satu

1
penyakit tidak menular yang paling banyak di derita masyarakat Indonesia
(57,6%), di dalam (Jumriani et all, 2019).

Secara nasional hasil Riskesdas 2019 menunjukkan bahwa prevalensi


penduduk dengan tekanan darah tinggi sebesar 34,11%. Prevalensi tekanan darah
tinggi pada perempuan (36,85%) lebih tinggi dibanding dengan laki-laki
(31,34%). Prevalensi di perkotaan sedikit lebih tinggi (34,43%) dibandingkan
dengan perdesaan (33,72%). Prevalensi semakin meningkat seiring dengan
pertambahan umur (Kemenkes RI, 2019).

Semakin meningkatnya prevalensi Hipertensi dari tahun ketahun di


karenakan jumlah penduduk yang bertambah, aktivitas fisik yang kurang dan pola
hidup yang tidak sehat. Pola hidup yang tidak sehat tersebut antara lain adalah diet
yang tidak sehat misalnya tinggi gula, lemak dan garam, dan kurang
mengonsumsi makanan berserat. Selain itu adalah penggunaan tembakau dan
alkohol (Sri & Herlina, 2019).

Pola hidup yang tidak sehat pada penderita hipertensi pada pasien dengan
hipertensi perencanaan dan tindakan asuhan keperawatan yang dapat di lakukan
diantaranya yaitu memantau tanda-tanda vital pasien, pembatasan aktivitas tubuh,
istirahat cukup, dan pola hidup yang sehat seperti diet rendah garam, gula dan
lemak, dan berhenti mengkonsumsi rokok, alkohol serta mengurangi stress
(Aspiani, 2016).

Berdasarkan hasil pendahuluan yang di lakukan peneliti pada tanggal 22


Januari 2020 di ruang Flamboyan B RSUD dr. Kanudjoso Djatiwibowo
Balikpapan, dari data pasien pada Tahun 2018 untuk penderita hipertensi
sebanyak 310 jiwa, sedangkan pada Tahun 2019 untuk penderita hipertensi
ditemukan sebanyak 305 jiwa , dan menjadi urutan terbanyak ke- 4 pada tahun
2019 setelah penyakit Hypo-osmolality and Hyponatraemia, Anaemia
(unspecified), dan Hypertensive renal disease with renal failure.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah Literature Review Asuhan
Keperawatan Pada Klien Dengan Hipertensi ?”

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum

Hasil asuhan keperawatan ini agar mahasiswa memperoleh


pengalaman nyata dalam memberikan Asuhan Keperawata Pada
Pasien Dengan Diagnosa Medis Hipertensi Di Ruang Chest Pain
Unit (Cpu) Rukital Dr. Ramelan Surabaya.

1.3.2 Tujuan Khusus

 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada


klien dengan Diagnosa Medis Hipertensi.

 Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan pada


klien dengan Diagnosa Medis Hipertensi.

 Mahasiswa mampu menentukan intervensi keperawatan pada


klien dengan Diagnosa Medis Hipertensi.

 Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan


pada klien dengan Diagnosa Medis Hipertensi.

 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada


klien dengan Diagnosa Medis Hipertensi.

3
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Mahasiswa

Hasil asuhan keperawatan ini diharapkan dapat digunakan


sebagai informasi yang bermakna bagi mahasiswa dalam
memberikan Asuhan Keperawata Dengan Diagnosa Medis
Hipertensi di Ruang CPU RSPAL dr. Ramelan.

1.4.2 Untuk Klien dan Keluarga

Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk


membantu klien dan keluarga untuk memahami apa itu Hipertensi.

1.4.3 Untuk Institusi

Institusi mampu mengembangkan dan memperbaiki


pembuatan asuhan keperawatan pada klien dengan Hipertensi dan
juga mampu mengembangkan ilmu untuk dibagi kepada institusi/
mahasiswa pada institusi tersebut sehingga dapat membuat institus
semakin berkembang menjadi lebih baik.

1.4.4 Untuk IPTEK

IPTEK mampu mengembangkan lebih dalam lagi


mengenai pengetahuan di bidang kesehatan khususnya pada asuhan
keperawatan pada klien dengan Hipertensi.

4
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Hipertensi

2.1.1 Definisi
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada
dinding pembuluh darah yang mengalami peningkatan tekanan darah sehingga
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi tidak bisa sampai ke jaringan yang
membutuhkannya. Hal tersebut mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk
memenuhi kebutuhan oksigen. Apabila kondisi tersebut berlangsung dalam waktu yang
lama dan menetap akan menimbulkan penyakit hipertensi (Hastuti, 2022).

Seseorang dapat dikatakan hipertensi apabila tekanan darah melebihi batas


normal yaitu 140 mmHg untuk sistol dan 90 mmHg untuk diastol yang dilakukan
sebanyak dua kali pemeriksaan dalam selang waktu 5 menit, serta dalam kondisi yang
rileks. Tekanan darah sistolik merupakan kondisi ketika jantung berkontaksi/berdetak
memompa darah. sedangkan tekanan darah diastol merupakan kondisi dimana jantung
sedang rileksasi (Sari, 2018)

2.1.2 Anatomi Fisiologi


2.1.2.1 Anatomi Jantung
1. Jantung
System kardiovaskuler terdiri atas jantung, pembuluh darah (arteri, vena,
kapiler) dan sistem limfatik. Fungsi utama system kardiovaskular adalah
mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh dan memompa darah
dari seluruh tubuh (jaringan) ke sirkulasi paru untuk dioksigenasi (Aspiani,
2019).
Jantung adalah organ muscular yang tersusun atas dua atrium dan dua
ventrikel. Jantung dikelilingi oleh kantung pericardium yang terdiri atas dua
lapisan, yakni:
a) Lapisan visceral (sisi dalam )
b) Lapisan perietalis (sisi luar)

5
Dinding jantung mempunyai tiga lapisan, yaitu:
a) Epikardium merupakan lapisan terluar , memiliki struktur yang
sama dengan pericardium visceral.
b) Miokardium, merupakan lapisan tengah yang terdiri atas otot yang
berperan dalam menentukan kekuatan konstraksi.
c) Endokardium, merupakan lapisan terdalam terdiri atas jaringan
endotel yang melapisi bagian dalam jantung dan menutupi katup
jantung.
Jantung mempunyai empat katup, yaitu:
a) Trikupidalis
b) Mitralis (katup AV)
c) Pulmonalis (katup semilunaris)
d) Aorta (katup semilunaris)
Jantung memiliki 4 ruang , yaitu atrium kanan, atrium kiri
dan ventrikel kanan. Atrium terletak diatas ventrikel dan saling
berdampingan. Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh katup satu
arah. Antara rongga kanan dan kiri dipisahkan oleh septum.

Gambar 2.1 : Jantung

6
2. Pembuluh Darah
Setiap sel didalam tubuh secara langsung bergantung pada keutuhan dan
fungsi system vaskuler, karena darah dari jantung akan dikiri ke setiap sel melalui
system tersebut. Sifat structural dari setiap bagian system sirkulasi darah sistemik
menentukan peran fisiologinya dalam integrasi fungsi kardiovaskular.
Keseluruhan system peredaran (system kardiovaskular) terdiri atas arteri,
arteriola, kapiler, venula, dan vena.(Aspiani, 2019)
a) Arteri adalah pembuluh darah yang tersusun atas tiga lapisan
(intima,media,adventisia) yang membawa darah yang mengandung oksigen dari
jantung ke jaringan.
b) Arteriol adalah pembuluh darah dengan resistensi kecil yang mevaskularisasi
kapiler.
c) Kapiler menghubungkan dengan arteriol menjadi venula (pembuluh darah yang
lebih besr yang bertekanan lebih rendah dibandingkan dengan arteriol), dimana
zat gizi dan sisa pembuangan mengalami pertukaran
d) Venula bergabung dengan kapiler menjadi vena
e) Vena adalah pembuluh yang berkapasitas-besar, dan bertekanan rendah yang
membalikkan darah yang tidak berisi oksigen ke jantung. (Lyndon, 2019)
2.1.2.2 Fisiologi
1. Siklus Jantung
Siklus jantung adalah rangkaian kejadian dalam satu irama jantung.
Dalam bentuk yang pailng sederhana, siklus jantung adalah kontraksi
bersamaan kedua atrium, yang mengikuti suatu fraksi pada detik berikutnya
karena kontraksi bersamaan kedua ventrikel.
Pada siklus jantung, systole (kontraksi) atrium diikuti sistole ventrikel
sehingga ada perbedaan yang berarti antara pergerakan darah dari ventrikel ke
arteri. Kontraksi atrium akan diikuti relaksasi atrium dan ventrikel mulai ber
kontraksi. Kontraksi ventrikel menekan darah melawan daun katup

7
atrioventrikuler kanan dan kiri dan menutupnya. Tekanan darah juga
membuka katup semilunar aorta dan pulmonalis. Kedua ventrikel
melanjutkan kontraksi, memompa darah ke arteri. Ventrikel kemudian
relaksasi bersamaan dengan pengaliran kembali darah ke atrium dan siklus
kembali.
a) Sistole atrium
b) Sistole ventrikel
c) Diastole ventrikel

2. Tekanan Darah
Tekanan darah (blood pressure) adalah tenaga yang diupayakan oleh
darah untuk melewati setiap unit atau daerah dari dinding pembuluh
darah, timbul dari adanya tekanan pada dinding arteri. Tekanan arteri
terdiri atas tekanan sistolik, tekanan diastolik, tekanan pulsasi, tekanan
arteri rerata.
Tekanan sistolik yaitu tekanan maksimum dari darah yang mengalir
pada arteri saat ventrikel jantung berkontraksi, besarnya sekitar 100-140
mmHg. Tekanan diastolic yaitu tekanan darah pada dinding arteri pada
saat jantung relaksasi, besarnya sekitar 60-90 mmHg. Peningkatan
tekanan darah lebih dari normal disebut hipertensi dan jika kurang
normal disebut hipotensi. Tekanan darah sanagat berkaitan dengan curah
jantung, tahanan pembuluh darah perifer ( R ). Viskositas dan elastisitas
pembuluh darah (Aspiani, 2019)

2.1.3 Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan curah jantung atau peningkatan
tekanan perifer. Akan tetapi, ada beberapa factor yang memengaruhi terjadinya
hipertensi :

a. Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau


transport Na.
b. Obesitas : terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.

8
c. Stress karena lingkungan
d. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah (Aspiani, 2019)

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :

a. Hipertensi primer (esensial)


Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya.
Diderita oleh seitar 95% orang. Oleh karena itu,penelitian dan pengobatan
lebih ditunukan bagi penderita esensial.
Hipertensi primer disebabkan oleh faktor berikut ini.
 Faktor keturunan
 Ciri perseorangan (umur, jenis kelamin, ras)
 Kebiasaan hidup (makan berlebih, stres, merokok, minum alcohol,
minum obat-obatan.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas salah satu
contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang terjadi
akibat stenosis arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau
akibat aterosklerosis stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah ke
ginjal sehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan
pelepasan renin, dan pembentukan angiotensin II. Angiotensin II secara
langsung meningkatkan tekanan darah tekanan darah, dan secara tidak
langsung meningkatkan sintesis andosteron dan reabsorpsi natrium.
Apabila dapat dilakukan perbaikan pada stenosis, atau apabila ginjal
yang terkena di angkat,tekanan darah akan kembali ke normal.
peningkatan CTR karena hipersensitivitas system saraf simpatis
aldosteronisme primer (peningkatan aldosteron tanpa diketahui
penyebab-nya) dan hipertensi yang berkaitan dengan kontrasepsi oral
juga dianggap sebagai kontrasepsi sekunder (Aspiani, 2019)

9
2.1.4 Klasifikasi
Menurut Oman (2008), secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan
sesuai dengan rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National
Committee, Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure “
sebagai berikut :

No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)


1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi

Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99


Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109

Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119

Grade 4 (sangat berat) >210 >120

2.1.5 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak
kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor, seperti kecemasan
dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang

10
vasokonstriktor. Klien dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepineprin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi.

Pada saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang pembuluh


darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal menyekresi
epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal menyekresi
kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor
pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke
ginjal, menyebabkan pelepasan renin.

Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang


kemudian diubah menjadi angiotensin II , vasokontriktor kuat, yang pada
akhirnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume instravaskuler. Semua factor tersebut cenderung
menyebabkan hipertensi (Aspiani, 2019)

11
PATHWAY

' ĂŶŐŐƵĂŶ
ƉĞƌĨƵƐŝũĂƌŝŶŐĂŶ WĞŶƵƌƵŶĂŶ &ĂƟƋƵĞ
ZĂŶŐƐĂŶŐ
ĂůĚĞƐƚĞƌŽŶ ĐƵƌĂŚũĂŶƚƵŶŐ

/ŶƚŽůĞƌĂŶƐŝ
ZĞƚĞŶƐŝE Ă ĂŬƟǀ ŝƚĂƐ

ĚĞŵĂ

Gambar 2.2 : pathway Hipertens

12
2.1.6 Manifestasi Klinis
Menurut Rokhaeni (2019) dalam Nurhidayat (2018) manifestasi klinis pasien
yang menderita hipertensi yaitu:
1). Mengeluh nyeri kepala, pusing
2). Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
3). Lemas, kelelahan
4). Sesak nafas
5). Gelisah
6). Mual, muntah
Crowin (2017) dalam Aspiani (2019) menjelaskan bahwa sebagian besar gejala
klinis muncul setelah mengalami hipertensi bertahun- tahun berupa:
1). Nyeri kepala, kadang- kadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan
tekanan vaskuler serebral.
2). Penglihatan menjadi kabur karena kerusakan retina karena hipertensi
3). Kerusakan susunan saraf pusat
4). Nokturia terjadi karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
5). Edema dan pembengkakan karena peningkatan tekanan kapiler

2.1.7 Komplikasi
Hipertensi yang tidak di tanggulangi lama-kelamaan akan menyebabkan
rusaknya arteri didalam tubuh dan rusaknya organ yang mendapat suplai darah
dari arteri tersebut. Wijaya &Putri (2019) menyimpulkan komplikasi hipertensi
terjadi pada organ-organ tubuh, diantanya :

1. Jantung
Hipertensi dapat menyebabkan timbulnya gagal jantung dan penyakit
koroner. Individu yang menderita hipertensi, beban kerja jantung akan
meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya yang
disebut dekompensasi. Sehingga mengakibatkan jantung tidak lagi mampu
memompa sehingga banyaknya cairan yang tertahan di paru dan jaringan tubuh
yang menyebabkan sesak napas atau odema. Keadaan ini disebut gagal jantung.

13
2. Otak
Komplikasi hipertensi pada bagian otak dapat mengakibatkan resiko stroke,
apabila tidak diobati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
3. Ginjal
Hipertensi dapat menyebabkan rusaknya ginjal, sehingga menyebabkan
kerusakan system penyaringan didalam ginjal karena lambat laun ginjal
tidak mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh yang
masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan dalam tubuh.
4. Mata
Hipertensi dapat menyebabkan terjadinya retinopati hipertensi dan dapat
menyebabkan kebutaan

2.1.8 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang hipertensi pada lansia dalam Nanda,(2019) adalah sebagai
berikut :

1). Pemeriksaan laboratorium


a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas dan anemia.
b. BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
c. Glukosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh.
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan
ada DM.
2). CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
3). EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4). IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : batu ginjal,
perbaikan ginjal.
5). Photo dada : menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.

14
2.1.9 Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan farmakologi adalah penatalaksanaan dengan
menggunakan obat-obatan. Menurut Brunner &Suddarth (2020) dalam Aspiani
(2019) golongan obat-obatan yang dapat digunakan sebagai antihipertensi antara
lain:

1). Diuretik: Chlorthalidan, Hydromox, Lasix, Aldactone, Dyrenium Diuretic


bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung
dengan mendorong ginjal meningkitkan ekskresi garam dan airnya.
2). Penyekat saluran kalsium dapat menurunkan kontraksi otot polos jantung
atau arteri. Sebagian penyekat saluran kalsium bersifat lebih spesifik untuk
saluran lambat kalsium otot jantung,sedangkan sebagian yang lain lebih
spesifik untuk saluran kalsium otot polos vascular. Dengan demikian,
berbagai penyekat kalsium memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam menurunkan kecepatan denyut jantung, volume sekuncup, dan TPR.

Penghambat Enzim mengubah angiotensin II atau inhibitor ACE


berfungsi menurunkan angiotensin II dengan menghambat enzim yang
diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Kondisi
ini menurunkan TPR, dan secara tidak langsung menurunkan sekresi
aldosterone, yang akhirnya meningkatkan pengeluaran natrium pada urin
kemudian menurunkan volume plasma dan curah jantung.

a. Antagonis (Penyekat) reseptor beta (β-blocker), terutama penyekat


selektif, bekerja pada reseptor beta di jantung sebagai penurun
kecepatan denyut dan curah jantung.
b. Antagonis reseptor alfa (β-blocker) menghambat reseptor alfa di otot
polos vascular yang normalnya berespon terhadap rangsangan saraf
simpatis dengan vasokonstriksi. Kondisi ini akan menurunkan TPR.
c. Vasodilator arterior, langsung dapat digunakan untuk menurunkan
TPR. Misalnya: Natrium, Nitroprusida, Nikardipin, Hidralazin,
Nitrogliserin, dll.

15
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian Keperawatan


Pengkajian merupakan pengumpulan informasi subjektif
dan objektif, peninjauan informasi riwayat pasien yang diberikan
oleh pasien/ keluarga, atau ditemukan dalam rekam medik (Setiadi,
2020).

1 Identitas
 Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, suku,
agama, pekerjaan, pendidikan dan alamat.
 Identitas penanggung jawab: nama, umur, jenis
kelamin, pekerjaan, alamat, hubungan dengan pasien
dan agama.
2 Keluhan utama
Keluhan yang dilaporkan atau ditemukan.
3 Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat terkait masalah yang dihadapi saat ini selama
menjalani rawat inap.
4 Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah dirawat dengan penyakit yang sama
atau tidak. apakah klien pulang dengan keadaan sehat atau
masih sakit dan apakah klien memiliki riwayat penyakit
kronis atau tidak.
5 Riwayat kesehatan keluarga
Apakah keluarga ada memiliki riwayat penyakit yang sama
seperti yang diderita klien saat ini. Riwayat penyakit
keturunan seperti hipertensi, DM dan jantung.
6 Pemeriksaan Fisik dan Data Penunjang Lainnya

16
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien
dengan Hipertensi adalah :

 Penurunan curah jangtung b.d peningkatan aferload


 Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler selebral dan
iskemia
 Kelebihan volume cairan
 Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
 Ketidakefektifan koping
 Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
 Resiko cedera
 Defisiensi pengetahuan
 Ansietas

2.2.3 Interensi Keperawatan


Intervensi keperawatan adalah segala bentuk treatment
yang dikerjakan oleh perawat didasarkan pada pengetahuan dan
penilaian klinis untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan
(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2019).

2.2.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi adalah proses keperawatan yang dimulai
setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Sebelum
mengimplementasikan intervensi keperawatan, gunakan pemikiran
kritis untuk menentukan ketepatan intervensi terhadap situasi
klinis. Persiapan proses implementasi akan memastikan asuhan
keperawatan yang efisien, aman, dan efektif. Lima kegiatan
persiapan tersebut adalah pengkajian ulang, meninjau dan merevisi
rencana asuhan keperawatan yang ada, mengorganisasikan sumber
daya dan pemberian asuhan, mengantisipasi dan mencegah
komplikasi, serta mengimplementasikan intervensi keperawatan.
(Potter & Perry, 2019)

17
2.2.5 Evaluasi Keperawatan
S : Data berdasarkan keluhan yang di sampaikan pasien setelah di
lakukan tindakan.

O : Data berdasarkan hasil pengukuran (Observasi langsung


kepada pasien dan data yang dirasakan pasien saat di
lakukannya tindakan).

A : Masalah keperawatan yang terjadi jika akibat perubahan status


klien dalam data subjek dan objektif.

P : perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan


atau dimodifikasi.

18
BAB 3

19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, S. J. (2019). Hipertensi Esensial : Diagnosa Dan Tatalaksana Terbaru Pada


Dewasa, 46(3), 172–178.
Aryantiningsih, D. S., & Silaen, J. B. (2018). Kejadian Hipertensi Pada
Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru.
Jurnal Ipteks Terapan, 12(1), 64.
https://doi.org/10.22216/jit.2018.v12i1.1483

Aspiani, R. yuli. (2016). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular.

Bickley Lynn S & Szilagyi Peter G. (2018). Buku Saku Pemeriksaan Fisik &
Riwayat Kesehatan (p. 49).

Dinarti, & Muryanti, Y. (2017). Bahan Ajar Keperawatan: Dokumentasi


Keperawatan. 1–172.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/11/Pr
aktika-Dokumen-Keperawatan-Dafis.Pdf

Gobel, M. G. S., Mulyadi, N., & Malara, R. (2016). Hubungan Peran Parawat
Sebagai Care Giver Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Instalasi Gawat
Darurat Di Rsu. Gmibm Monompia Kotamobagu Kabupaten Bolaang
Mongondow. Jurnal Keperawatan, 4(2)

Hasanah, H. (2016). Teknik-Teknik Observasi. 21–46.(Sebuah Alternatif Metode


Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu Sosial).Universitas Islam Negerin
Semarang

Jasa, Z. K., Saleh, S. C., & Rahardjo, S. (n.d.). Dan Intraventrikular Yang
Dilakukan Vp-Shunt Emergensi Outcome Of Patients With Intracerebral
And Intraventricular Haemorrhage After An Emergency Vp-Shunt
InsertioN. 1(3), 158–162.
Jumriani Ansar1, Indra Dwinata1, A. . (2019). Determinan Kejadian Hipertensi
Pada Pengunjung Posbindu Di Wilayah Kerja Puskesmas Ballaparang
Kota Makassar. Nasional Ilmu Kesehatan, 1, 28–35.
Khairunnisa, A. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi di Ruang
Angsoka di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda (Vol. 53).

43
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Topik : Penyuluhan kesehatan tentang Hipertensi.


B. Sasaran : Tn. U
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah di lakukan penyuluhan Tn. S dan keluarga dapat mengetahui
dan dapat memahami tentang Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, pasien dapat :
1. Menjelaskan pengertian tentang Hipertensi.
2. Mengetahui penyebab Hipertensi.
3. Mengetahui tanda dan gejala Hipertensi.
4. Mengetahui penatalaksanaan Hipertensi.
D. Materi : Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi.
E. Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi
F. Media : Leaflet
G. Waktu Pelaksanaan
1.Hari/Tanggal: Selasa 21 November 2023
2.Pukul: 08:00 Wib - Selesai
3.Alokasi Waktu: 10 menit
No. Tahap Kegiatan Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode
1 Orientasi 2 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab Ceramah dan
2. Memperkenalkan diri salam Tanya jawab
3. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan
kegiatan yang akan 3. Memperhatika
dilakukan n
4. Brainstorming
mengenai
Penyuluhan
kesehatan tentang
Hipertensi.

44
2 Kegiatan 5 menit 1. Pengertian tentang Hipertensi. 1. Mendengarkan
2. Enyebab Hipertensi. 2. Memperhatikan
3. Tanda dan gejala Hipertensi. 3. menyimak
4. Penatalaksanaan Hipertensi.

3 Evaluasi dan 3 menit 1. Memberi kesempatan pada 1. Mendengarkan.


Penutup keluarga untuk bertanya. 2. Memperhatikan
2. Beri pujian 3. Menjawab salam
3. Menyimpulkan hasil
penyuluhan
4. Mengucapkan salam.

MATERI PENYULUH
I. Definisi
Hipertensi atau yang bisa disebut tekanan darah tinggi merupakan
peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO,
2013; Ferri, 2017).
II. Penyebab
a. Hipertensi primer (esensial)
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Factor yang mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan,
hiperaktivitas saraf simpatis system rennin. Antigiotensin dan
peningkatan Na + Ca intraseluler. Factor-faktor yang meningkatkan
resiko : obesitas, merokok, alcohol dan polisitemia.
b. Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing
dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

III. Tanda dan Gejala

45
Menurut Dalyoko (2010), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain
yaitu :
1. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala
2. Sering gelisah
3. Wajah merah
4. Tengkuk terasa pegal
5. Mudah marah
6. Telinga berdengung
7. Sukar tidur
8. Sesak napas
9. Rasa berat ditengkuk
10.Mudah lelah
11.Mata berkunang-kunang/ penglihatan kabur
12.Mimisan ( keluar darah dari hidung).
IV. Penatalaksanaan
Diet Hipertensi
1. Pengertian
Diet Hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang bertujuan
untuk membatu menurunkan takanan darah dan mempertahankan tekanan
darah menuju normal, selain itu diet hipertensi juga bertujuan untuk
menurunkan factor resiko hipertensi lainnya seperti berat badan berlebih,
tinggi kolestrol dan Asam Urat dalam darah.
2. Tujuan.
Membantu Menghilangkan Nutrisi garam / mengurangi air dalam
jaringan tubuh dan menurunkan tekaan darah pada hipertensi.
3. Syarat- Syarat Diet.
1) Cukup energy, Protein, Mineral dan Vitamin
2) Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit
3) Jumlah natrium disesuaikan dengan berat ringannya Hipertensi
4) Makanan yang dianjurkan / Boleh di konsumsi :
5) Pisang
6) Sayuran Hijau kecuali daun singkong , daun melinjo dan bijinya
7) Buah- buahan kecuali buah durian
8) Yogurt dan olahan susu lainnya yang rendah lemak
9) Susu Skim
10) Oatmeal
11) Ikan

46
4. Makanan yang di Hindari /Dibatasi
1) Makanan yang mengandung garam, seperti makanan cepat saji,
makanan kemasan.
2) Makanan yang banyak mengandung Gula
3) Makanan Berlemak
4) Makanan dan Minuman mengandung Alkohol
5. Contoh jus Penurun Hipertensi yang mudah di buat dan di peroleh
bahan – bahan nya :

LEAFLET

47
DOKUMENTASI

48
49
50

Anda mungkin juga menyukai