Anda di halaman 1dari 16

PAPER KEPERAWATAN

DEWASA
TREND DAN ISSUE PADA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN
KARDIOVASKULER HIPERTENSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Dewasa

Disusun Oleh :

1. Alif Wahyu Hidayatullah (22.15.2.029.049)


2. Ayu Amalia (22.15.2.029.053)
3. Candra Helda Arlis Vibrianto (22.15.2.029.054)
4. Cindy Wulandari (22.15.2.029.055)
5. Dhymas Setya Pambudhy (22.15.2.029.057)
6. Moch. Ro’iful Munif (22.15.2.029.071)
7. Niken Rahayu Ningsih (22.15.2.029.077)
8. Siti Nuryani (22.15.2.029.087)
9. Yulia Rahayu Ningsih (22.15.2.029.092)

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan artikel tersebut tentang “Trend dan Issue pada
Tindakan Keperawatan Pasien Kardiovaskuler Penyakit Hipertensi”. Artikel ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dewasa Sistem Kardiovaskuler, Respirasi.
Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Ahmad Fauziansyah
S.Kep.,NS,.M.Kep selaku dosen mata kuliah yang telah membimbing kami untuk menulis
artikel ini.

Dalam penyusunan artikel ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan artikel ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan Bapak dan Ibu dosen serta teman seperjuangan, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi.

Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Institut Ilmu Kesehatan
Nahdlatul Ulama Tuban. Kami menyadari bahwa artikel ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.

Tuban, 08 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL .....................................................................................................

KATA PENGANTAR ..................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

ABSTRAK.......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

A. Trend dan Issue Tindakan Keperawatan......................................................

B. Memahami Pengertian Hipertensi................................................................

1. Pengertian Hipertensi.............................................................
2. Jenis-jenis Hipertensi..............................................................
3. Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi......................................
4. Penyebab Hipertensi...............................................................
5. Tindakan Pencegahan Hipertensi...........................................
6. Pengobatan hipertensi.............................................................

C. Peran Perawat dalam Tindakan Keperawatan Hipertensi............................

BAB III PENUTUP.........................................................................................

A. Kesimpulan..................................................................................................

B. Saran.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
ABSTRAK

Tekanan darah merupakan kekuatan atau tenaga yang digunakan oleh darah untuk melawan
dinding pembuluh arteri dan bisa diukur dalam satuan MM air raksa ( mmHg) nilai tekanan
darah dinyatakan dalam dua angka yaitu angka tekanan darah sistolik dan diastolik tekanan
darah sistolik merupakan nilai tekanan darah saat fase kontraksi jantung sedangkan tekanan
darah diastolik adalah tekanan darah saat fase relaksasi jantung.

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit yang paling
sering muncul di negara berkembangSeperti Indonesia seseorang dikatakan hipertensi dan
beresiko mengalami masalah kesehatan apabila setelah dilakukan beberapa kali pengukuran
nilai tekanan darah tetap tinggi nilai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau diastolik ≤ 90
mmHg.

Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa hipertensi merupakan penyebab nomor
satu kematian di dunia. Data join national committee on prevention, Delection, Evaluation
and treatment on high blood pressure VII mengatakan hampir satu miliar penduduk dunia
mengidap hipertensi. Sementara itu hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013
menunjukkan rivalensi hipertensi pada penduduk berusia 18 tahun keatas di Indonesia
sebesar 25,8%

ABSTRACT

Blood pressure is the force or power used by the blood to fight against the walls of the
arteries and can be measured in units of MM mercury (mmHg). The blood pressure value is
expressed in two numbers, namely the systolic and diastolic blood pressure. Systolic blood
pressure is the blood pressure value during the contraction phase. heart while diastolic blood
pressure is blood pressure during the relaxation phase of the heart.

Hypertension or high blood pressure is one of the diseases that most often appears in
developing countries, such as Indonesia. A person is said to be hypertensive and at risk of
experiencing health problems if after several measurements the blood pressure value remains
high, the systolic blood pressure value is ≥ 140 mmHg or diastolic ≤ 90 mmHg.

The World Health Organization (WHO) states that hypertension is the number one cause of
death in the world. Data from the Joint National Committee on Prevention, Delection,
Evaluation and Treatment on High Blood Pressure VII says that almost one billion people in
the world suffer from hypertension. Meanwhile, the results of basic health research
(Riskesdas) in 2013 showed that the rivalry of hypertension in the population aged 18 years
and over in Indonesia was 25.8%.
BAB I

PENDAHULUAN

Hipertensi masih menjadi momok mematikan di dunia, karena banyak menyerang orang yang
berusia lanjut dan dewasa, tetapi kini penyakit tersebut sudah mulai menyerang anak remaja.
Secara global, peningkatan tekanan darah adalah penyebab utama kematian dan kecacatan.
Setengah dari penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah terjadi pada orang dengan
tingkat tekanan darah yang lebih tinggi bahkan dalam kisaran normal. Hipertensi sekarang
berdampak secara tidak proporsional pada negara-negara berpenghasilan rendah dan
menengah. Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup berbahaya di
dunia, karena hipertensi merupakan faktor risiko utama yang mengarah kepada penyakit
kardiovaskuler seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke dan penyakit ginjal yang mana
penyakit jantung iskemik dan stroke menjadi dua penyebab kematian utama di dunia.
Hipertensi umumnya terjadi pada usia lanjut, tetapi beberapa penelitian menunjukkan
bahwa hipertensi dapat muncul sejak remaja dan prevalensinya mengalami peningkatan
selama beberapa dekade terakhir. Mekanisme terjadinya hipertensi pada remaja dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan gaya hidup. Faktor tersebut diantaranya adalah
berat badan lebih atau obesitas, riwayat hipertensi dalam keluarga atau faktor genetik, ras
atau etnik, jenis kelamin, berat lahir rendah, konsumsi garam yang tinggi, merokok, aktivitas
fisik atau olahraga dan pengetahuan rendah.
Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang akan menentukan masa depan suatu
bangsa. Kondisi kesehatan yang baik sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut. Salah
satu gangguan kesehatan pada remaja yang prevalensinya terus mengalami peningkatan
adalah hipertensi. Faktor risiko gaya hidup tidak sehat pada remaja disebabkan oleh banyak
faktor, salah satu diantaranya adalah status gizi. Status gizi erat hubungannya dengan asupan
makanan sehari – hari. Status gizi baik terjadi bila tubuh digunakan secara efisien sehingga
memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan
secara umum pada tingkat yang setinggi mungkin.
Pola hidup masyarakat saat ini khususnya remaja sangat menyukai makanan tinggi lemak
seperti makanan cepat saji. Lemak merupakan penyumbang kolesterol terbesar dimana
kolesterol yang berlebihan konsentrasinya dalam darah akan menempel pada dinding
pembuluh darah sehingga pembuluh darah akan menyempit dan mengakibatkan tekanan
darah meningkat. Konsumsi makanan yang tinggi lemak akan meningkatkan kadar kolesterol
dalam darah terutama kolesterol LDL dan akan tertimbun dalam tubuh. Timbunan tersebut
lama kelamaan akan membentuk plak. Terbentuknya plak dapat mengakibatkan penyempitan
pembuluh darah, akibatnya pembuluh darah menjadi kaku dan elastisitasnya berkurang.
Kondisi ini akan mengakibatkan aliran darah dalam pembuluh darah menjadi naik. Naiknya
tekanan darah sistolik yang diakibatkan oleh pembuluh darah yang tidak elastis dan naiknya
tekanan darah diastolik yang diakibatkan oleh penyempitan pembuluh darah, maka hal
tersebut dinamakan hipertensi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Trend dan issue pada tindakan keperawatan

1.Trend

Trend adalah sesuatu yang sedang “menjamur” atau sedang disukai dan digandrungi oleh
orang banyak dan sesuai dengan fakta.Trend merupakan suatu alur yang menuju ke arah
mana pasar bergerak dan suatu pola dari peristiwa-peristiwa atau perilaku yang sama-sama
dialami oleh semakin banyak orang. Trend juga merupakan hal yang sangat mendasar dalam
pendekatan analisa dan merupakan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi saat
ini yang biasanya sedang populer di kalangan masyarakat.

2. Issue

Issue adalah suatu peristiwa atau kejadiaan yang dapat di perkirakan terjadi atau tidak terjadi
pada masa mendatang dan merupakan sesuatu yang sedang di bicarakan banyak orang tetapi
masih belum jelas fakta atau buktinya. Jadi trend dan isue keperawatan merupakan sesuatu
yang sedang di bicarakan banyak orang tentang pratek ataupun mengenai keperawatan baik
itu berdasarkan fakta atau tidak.

Faktor - faktor tren dan issu :

a. Faktor agama

b. Faktor sosial

c. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

d. Faktor dana dan keuangan

e. Faktor pekerjaan

f. Faktor kode etik keperawatan

g. Faktor hak hak pasien

h. Faktor legalis

Salah satu trend dan issue keperawatan saat ini adalah kasus hipertensi yang kini trend
dikalangan remaja mulai usia 20 tahun dan issue bahwa kasus hipertensi hanya dialami oleh
pasien lanjut usia faktanya hipertensi juga dapat dialami oleh remaja, ibu hamil atau bahkan
bayi baru lahir.
B. Memahami pengertian hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Tekanan darah tinggi atau Hipertensi adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah
di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari
biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan
dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi
(sistole) atau berrelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat
istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg dan diastolik (bacaan
bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi apabila tekanan berada di 140/90
mmHg.Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi sekunder.
Sekitar 80–95% kasus tergolong "hipertensi primer", yang berarti tekanan darah tinggi
tanpa penyebab medis yang jelas, kondisi lain yang mempengaruhi ginjal, arteri, jantung,
atau sistem endokrin menyebabkan 5-10% kasus lainnya (hipertensi sekunder).

Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan jantung),
gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan
penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait
dengan harapan hidup yang lebih pendek. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat
memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi risiko terkait komplikasi kesehatan.
Meskipun demikian, obat sering kali diperlukan pada sebagian orang, bila perubahan
gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup dan biasanya obat harus diminum
seumur hidup sampai dokter memutuskan tidak perlu lagi minum obat. Seseorang yang
pernah mengalami tekanan darah tinggi, pada kondisi normal dapat mengalami tekanan
darah kembali dan ini yang harus diwaspadai. Banyak kasus stroke terjadi pada saat
seseorang lepas obat. Dan banyak orang tidak menyangka bahwa seseorang yang
biasanya mengalami tekanan darah rendah suatu kali dapat juga mengalami tekanan darah
tinggi. Oleh karena itu, pengontrolan tekanan darah secara rutin dilakukan.

Klasifikasi Hipertensi :

a. Dewasa

Pada orang berusia 18 tahun ke atas, hipertensi didefinisikan sebagai ukuran tekanan
darah sistolik dan/atau diastolik yang terus-menerus melebihi nilai normal yang dapat
diterima (saat ini sistolik 139 mmHg, diastolik 89 mmHg: Beberapa pedoman
internasional terbaru tentang hipertensi juga telah membuat kategori di bawah kisaran
hipertensi untuk menunjukkan risiko yang berkelanjutan pada tekanan darah yang lebih
tinggi dari kisaran normal. pra-hipertensi untuk tekanan darah dalam kisaran sistolik 120–
139 mmHg dan/atau diastolik 80–89 mmHg, hipertensi derajat I, hipertensi derajat II,
dan hipertensi sistolik terisolasi.

b. Hipertensi gestasional atau tekanan darah tinggi yang terjadi pada saat kehamilan di
atas 20 minggu dan protein pada air seni adalah negatif dan harus dilakukan pengukuran
tekanan darah dua kali dengan selang waktu lebih dari 6 jam dan keduanya menunjukkan
tekanan darah lebih besar dari 140/90.

c.Hipertensi orthostatik atau hipertensi postural adalah kejadian meningkatnya tekanan


darah secara tiba-tiba ketika bangun berdiri, jika tekanan sistolik meningkat lebih dari
20mmHg dinamakan hipertensi orthostatik sistolik dan jika tekanan diastolik meningkat
hingga 98 mmHg atau lebih dinamakan hipertensi orthostatik diastolik. Hal ini lebih
banyak terjadi, ketika kita tiba-tiba bangun dari tidur yang pulas, oleh karenanya
pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan 15 sampai 30 menit sesudah kita bangun
tidur, tetapi belum melakukan aktivitas apa pun, kecuali misalnya buang air kecil dan
minum air putih saja.

d. Neonatus dan bayi

Hipertensi pada neonatus jarang terjadi, dan hanya terjadi pada sekitar 0,2 sampai 3%
neonatus. Tekanan darah tidak diukur secara rutin pada bayi baru lahir yang sehat.
Hipertensi lebih umum terjadi pada bayi baru lahir berisiko tinggi. Berbagai faktor,
seperti usia gestasi, usia pascakonsepsi, dan berat badan lahir perlu dipertimbangkan
ketika memutuskan apakah tekanan darah termasuk normal pada neonatus.

e. Anak dan remaja

Hipertensi cukup umum terjadi pada anak dan remaja (2–9% bergantung pada usia, jenis
kelamin, dan etnisitas) dan dikaitkan dengan risiko jangka panjang mengalami kesehatan
yang buruk. Rekomendasi saat ini adalah agar anak di atas usia tiga tahun diperiksa
tekanan darahnya kapan pun mereka melakukan kunjungan atau pemeriksaan rutin.
Tekanan darah tinggi baru dipastikan setelah kunjungan berulang sebelum menyatakan
seorang anak mengalami hipertensi.Tekanan darah meningkat seiring usia pada masa
kanak-kanak, dan pada anak, hipertensi didefinisikan sebagai rerata tekanan darah sistolik
dan diastolik yang pada tiga atau lebih waktu yang berbeda, sama dengan atau lebih
tinggi dari persentil ke-95 yang sesuai untuk jenis kelamin, usia, dan tinggi badan anak.
Prahipertensi pada anak didefinisikan sebagai rerata tekanan darah sistolik dan diastolik
yang lebih besar atau sama dengan persentil ke-90, tapi lebih kecil dari persentil ke-95.
Pada remaja, diusulkan bahwa hipertensi dan prahipertensi didiagnosis dan digolongkan
dengan menggunakan kriteria dewasa.

2. Jenis - jenis Hipertensi

Hipertensi yang tidak diketahui sebab aslinya disebut hipertensi esensial, hipertensi
primer atau hipertensi idiopatik, sementara itu, hipertensi yang disebabkan oleh penyakit
lain disebut hipertensi sekunder. Jenis hipertensi yang terjadi pada usia lanjut adalah
isolated systolic hypertension (ISH), ISH terjadi karena tekanan darah sistolik meningkat
seiring dengan pertambahan usia sedangkan tekanan darah diastolik mengalami
penurunan. Hal demikian dapat memicu terjadinya stroke dan kerusakan ginjal.
3. Faktor risiko terjadinya hipertensi

a. Usia

Seiring bertambahnya usia, risiko hipertensi semakin meningkat, hal ini terjadi karena
proses penuaan membuat pembuluh darah menebal dan menjadi kaku akibatnya tekanan
darah akan meningkat.

b. Ras

Setiap orang memiliki kemungkian yang sama untuk mengalami hipertensi Namun, Ras
Afrika Amerika lebih berrisiko mengalami hipertensi , hal demikian disebabkan oleh
kecenderungan retensi natrium pada ginjal, karena respon tekanan darah orang kulit hitam
terhadap pemuatan natrium lebih sensitif dan terdapat penurunan kemampuan untuk
mengekresikan beban natrium dibandingkan orang berkulit putih.

c. Jenis kelamin

Laki- laki atau perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk mengalami hipertensi
selama kehidupannya. Namun, laki - laki lebih berisiko mengalami hipertensi
dibandingkan dengan perempuan saat berusia sebelum 45 tahun. Sebaliknya saat usia 65
tahun ke atas ,perempuan lebih berisiko hipertensi dibandingkan laki- laki , hal ini
dipengaruhi oleh hormon dan menopause.

d. Obesitas

Obesitas memiliki risiko hipertensi, kelebihan lemak didalam tubuh akan membuat
jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah sehingga memicu hipertensi

e. Kurang aktivitas fisik

Aktifitas fisik menyehatkan pembuluh darah dan mencegah hipertensi, usaha pencegahan
hipertensi akan optimal jika aktif beraktifitas fisik dan menjalankan diet sehat.

f. Merokok dan konsumsi minuman beralkohol

Alkohol memiliki efek yang sama dengan karbondioksida meningkat keasaman darah dan
kadar kortisol sehingga darah lebih kental dan jantung dipaksa memopa darah sehingga
meningkatkan terjadinya hipertensi, dan merokok juga menyebabkan hipertensi , zat
kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan dalam dinding arteri sehingga terdapat
tumpukan plak ( arterosklerosis )

g. Faktor lain seperti stres

Reaksi tubuh terhadap setres bisa mempengaruhi tekanan darah. Tubuh menghasilkan
gelombang hormon ketika setres, hormon tersebut meningkatkan tekanan darah dengan
menyebabkan jantung berdetak cepat dan pembuluh darah menyempit.
4. Penyebab Hipertensi

a. Hipertensi primer

Hipertensi primer (esensial) adalah jenis hipertensi yang paling umum, Dalam hampir semua
masyarakat kontemporer, tekanan darah meningkat seiring penuaan dan risiko untuk menjadi
hipertensi di kemudian hari cukup tinggi. Hipertensi diakibatkan oleh interaksi gen yang
kompleks dan faktor lingkungan. Berbagai gen yang sering ditemukan sedikit berpengaruh
pada tekanan darah, sudah diidentifikasi, demikian juga beberapa gen yang jarang yang
berpengaruh besar pada tekanan darah tetapi dasar genetik dari hipertensi masih belum
sepenuhnya dimengerti. Beberapa faktor lingkungan mempengaruhi tekanan darah. Faktor
gaya hidup yang menurunkan tekanan darah di antaranya mengurangi asupan garam dalam
makanan,meningkatkan konsumsi buah-buahan dan produk rendah lemak (Pendekatan Diet
untuk Menghentikan Hipertensi (diet DASH)). Olahraga,penurunan berat badan dan
menurunkan asupan alkohol juga membantu menurunkan tekanan darah. Kemungkinan
peranan faktor lain seperti stres, konsumsi kafein dan defisiensi Vitamin D kurang begitu
jelas. Resistensi insulin, yang umum ditemukan pada obesitas dan merupakan komponen dari
sindrom X (atau sindrom metabolik), juga diduga ikut berperan dalam mengakibatkan
hipertensi. Studi terbaru juga memasukkan kejadian-kejadian pada awal kehidupan
(contohnya, berat lahir rendah, ibu merokok, dan kurangnya air susu ibu) sebagai faktor
risiko bagi hipertensi esensial dewasa.

b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder terjadi akibat suatu penyebab yang diketahui. Penyakit ginjal adalah
jenis penyebab sekunder yang umum berasal dari hipertensi.Hipertensi juga bisa disebabkan
oleh kondisi endokrin, seperti sindrom Cushing, hipertiroidisme, hipotiroidisme, akromegali,
sindrom Conn atau hiperaldosteronisme, hiperparatiroidisme, dan feokromositoma. Penyebab
lain dari hipertensi sekunder di antaranya obesitas, henti nafas saat tidur, kehamilan,
koarktasio aorta, konsumsi akar manis (licorice) yang berlebihan, serta obat resep, obat
herbal, dan obat-obat terlarang.

5. Tindakan pencegahan Hipertensi

Diperlukan tindakan untuk mengurangi akibat tekanan darah tinggi dan meminimalkan
kebutuhan terapi dengan obat antihipertensi. Dianjurkan perubahan gaya hidup untuk
menurunkan tekanan darah, sebelum memulai terapi obat, pencegahan utama bagi hipertensi
sebagai berikut :

* Menjaga berat badan normal (misalnya, indeks massa tubuh 20–25 kg/m2).

* Mengurangi asupan diet yang mengandung natrium sampai <100 mmol/ hari (<6 g natrium
klorida atau <2,4 g natrium per hari). Banyak yang tidak menyadari bahwa makanan ringan
dan juga mie instan banyak mengandung garam, demikian juga vetsin yang sebenarnya
adalah monosodium glutamate, karena sodium sebenarnya adalah nama lain dari natrium.
* Melakukan aktivitas fisik aerobik secara teratur, misalnya jalan cepat (≥30 menit per hari,
pada hampir setiap hari dalam seminggu).

* Batasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 3 unit/hari pada laki-laki dan tidak lebih dari 2
unit/hari pada perempuan.

* Mengonsumsi makanan yang kaya buah dan sayuran (misalnya, sedikitnya lima porsi per
hari).

* Perubahan gaya hidup yang efektif dapat menurunkan tekanan darah setara dengan masing-
masing obat antihipertensi. Kombinasi dari dua atau lebih perubahan gaya hidup dapat
memberikan hasil lebih baik.

6. Pengobatan Hipertensi

Saat ini tersedia beberapa golongan obat yang secara keseluruhan disebut obat antihipertensi,
Pengobatan harus ditujukan untuk mengurangi tekanan darah hingga kurang dari 140/90
mmHg untuk sebagian besar orang, dan lebih rendah lagi untuk mereka yang memiliki
diabetes atau penyakit ginjal. Sejumlah praktisi medis menyarankan agar tekanan darah
dijaga pada level di bawah 120/80 mmHg. Jika tekanan darah yang diharapkan tidak tercapai,
maka diperlukan pengobatan lebih lanjut serta Kombinasi obat, Kombinasi yang dapat
digunakan adalah sebagai berikut:

-Penghambat kanal kalsium dengan diuretik

-Penghambat beta dengan diuretik

-Penghambat kanal kalsium dihidropiridin dengan penghambat reseptor beta

-Penghambat kanal kalsium dihidropiridin dengan verapamil atau diltiazem

Kombinasi yang tidak boleh digunakan adalah sebagai berikut:

-Penghambat kanal kalsium non-dihidropiridin (seperti verapamil atau diltiazem) dengan


penghambat reseptor beta

-Dua jenis penghambat sistem renin–angiotensin (contohnya, penghambat enzim konversi


angiotensin + penghambat reseptor angiotensin)

-Penghambat sistem renin–angiotensin dan penghambat reseptor beta

-Penghambat reseptor beta dan obat anti-adrenergik.

-Pasien usia lanjut

Pengobatan hipertensi pada hipertensi sedang hingga berat menurunkan tingkat kematian dan
efek samping kardiovaskuler pada pasien usia 60 tahun ke atas.Pada pasien yang berusia
lebih dari 80 tahun pengobatan tampaknya tidak mengurangi tingkat kematian secara
bermakna namun mengurangi risiko penyakit jantung. Target tekanan darah yang
direkomendasikan adalah kurang dari 140/90 mmHg.
-Hipertensi resisten

Hipertensi resisten adalah hipertensi yang terus berada di atas target tekanan darah, meskipun
telah digunakan tiga obat antihipertensi sekaligus dari golongan obat antihipertensi yang
berbeda.

C. Peran Perawat dalam Tindakan Keperawatan Hipertensi

Peran perawat sebagai petugas kesehatan memiliki peran sebagai pemberi perawatan ,sebagai
educator atau pendidik. Sebagai seorang pendidik ,perawat membantu klien mengenal
kesehatan, dan prosedur asuhan keperawatan yang perlu mereka lakukan guna memulihkan
atau memelihara kesehatan tersebut agar tidak terjadi penyakit lainnya. Peran perawat
memberikan informasi yang benar tentang hipertensi dan menganjurkan untuk diet garam
serta memberikan informasi tentang pencegahannya dapat meningkatkan pengetahuan
penderita hipertensi untuk melaksanakan pola hidup sehat dan mencegah terjadinya penyakit
lainnya/komplikasi.

Diet Hipertensi, Tujuan Diet Hipertensi :

a. Menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi

b. Sebagai terapi penurunan berat badan dan kolesterol

c. Menghilangkan penumpukan garam atau air dalam tubuh

Syarat Diettein, lemak, dan karbohidrat yang cukup sesuai dengan kebutuhan

b. Mengutamakan karbohidrat kompleks seperti nasi, jagung, ubi, dan singkong dibandingkan
karbohidrat sederhana seperti gula

c. Membatasi konsumsi lemak jenuh dan kolesterol Mengonsumsi sayur dan buah 4-5 porsi

d. Asupan natrium dibatasi hingga 1500 mg setara dengan 2/3 sendok teh

e. Memenuhi kebutuhan kalium, kalsium, dan magnesium untuk membantu penurunan


tekanan darah

f. Mengonsumsi obat anti hipertensi bagi yang sudah mengetahui keadaannya hipertensi

BAHAN MAKANAN YANG DIANJURKAN :

-Sumber Karbohidrat: Gandum utuh, oat, beras, kentang, singkong

-Sumber Protein Hewani: Ikan, daging unggas tanpa kulit, telur maksimal 1 btr/hari

-Protein Nabati: Kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah dan produk olahannya (tahu
dan tempe) Sayuran: Seluruh sayuran segar

-Buah-buahan: Semua buah segar


-Lemak: Minyak kelapa sawit, margarin dan mentega tanpa garam

-Minuman: Jus buah dengan pembatasan gula, air putih, susu rendah lemak

-Bumbu Rempah: bumbu segar dengan penggunaan garam dapur terbatas

BAHAN MAKANAN YANG TIDAK DIANJURKAN :

-Sumber Karbohidrat: Biskuit yang diawetkan dengan natrium, nasi uduk

-Sumber Protein Hewani: Daging merah bagian lemak, ikan kaleng, kornet, sosis, ikan asap,
ati, ampela, olahan daging dengan natrium

-Protein Nabati: Olahan kacang yang diawetkan dan mendapat campuran natrium

-Sayuran: Sayur kaleng yang diawetkan dan mendapat campuran natrium, asinan sayur

-Buah-buahan: Buah-buahan kaleng, asinan dan manisan buah

-Lemak: Margarin dan mentega dengan garam serta mayonaise

-Minuman: Minuman kemasan dengan pemanis tambahan dan pengawet

-Bumbu: Vetsin, kecap, saus, bumbu instan

ISTIRAHAT & POLA TIDUR :

-Rekomendasi jam tidur untuk usia dewasa (7-8 jam per hari).

AKTIVITAS DAN OLAHRAGA :

-Senam Peregangan tangan dan kaki

-Bersepeda

-Jalan kaki

-Lari ringan

MANAJEMEN EMOSI :

-Mengingat Tuhan

-Berdoa untuk mengendalikan diri atau emosi

-Hindari keadaan yang dapat memicu emosi

-Alihkan fokus perhatian

-Ubah pikiran negatif

-Mengendalikan respons terhadap masalah


-Tarik napas dalam-dalam dan menutup mata untuk menenangkan diri

-Kenali dan terima bahwa kamu bisa mengontrol emosi

-Memaafkan diri sendiri dan orang lain


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan tersebut dapat kami simpulkan bahwa Hipertensi adalah
suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah
sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg) (Sunarwinadi, 2017).

Faktor resiko hipertensi diantaranya adalah usia, ras, obesitas, kurang aktivitas fisik, jenis
kelamin, kebiasaan merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol, serta adanya
faktor lain seperti stress dan faktor riwayat penyakit keturunan.

Adanya hipertensi dapat menyebabkan timbulnya komplikasi penyakit lain yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan seperti kerusakan jantung, penyempitan pembuluh
darah, dan pecahnya pembuluh darah di mata.

Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan memberikan terapi obat antihipertensi dan
merubah life style menjadi lebih baik. Obat anti hipertensi dapat digunakan dari jenis
Diuretik, Beta blockers, ACE inhibitor dan masih banyak lagi. Namun, pencegahan dan
pengobatan hipertensi membutuhkan jangka waktu yang lama sehingga membutuhkan
konsistensi yang baik dalam merubah life style yang baik. Perubahan life style atau gaya
hidup menjadi lebih baik dapat dilakukan dengan cara mempertahankan berat badan yang
sehat, menerapkan perilaku pola makan sehat dan dengan gizi yang seimbang, melakukan
kegiatan fisik selama 30 menit dalam sehari dan seminggu 3 kali, berhenti merokok dan
mengkonsumsi minuman beralkohol. Dengan penerapan pola hidup sehat maka
diharapkan tekanan darah yang semula tinggi atau dapat disebut dengan hipertensi dapat
berangsur membaik menuju angka normal tekanan darah.

B. Saran

Berdasarkan analisis yang telah kami lakukan maka penulis mengharapkan kepada
masyarat untuk dapat membuka wawasan terhadap adanya penyakit hipertensi beserta
dengan resikonya karena resiko hipertensi sangat besar bagi penderitanya, oleh karena itu
kami berharap bahwa masyarakat dapat mengetahui apa itu hipertensi, faktor resiko
hipertensi, dan dapat mengenali tanda-tanda gejala hipertensi sehingga lebih waspada
secara dini terhadap adanya hipertensi. Setelah mengetahui semua tentang hipertensi,
kami juga berharap bahwa masyarakat dapat menerapkan pola hidup sehat untuk
mencegah adanya hipertensi dan teredukasi mengenai pengobatan hipertensi yang benar.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. (2014). Hipertensi. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementrian kesehatan RI.
(Hipertensi):1-7. Diakses pada September 19, 2019, dari
https://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-infodatin.htm

Angesti AN, Triyanti, Sartika RAD. (2018). Riwayat Hipertensi Keluarga Sebagai Faktor Dominan
Hipertensi pada Remaja Kelas XI SMA Sejahtera 1 Depok Tahun 2017. Bul Penelit Kesehatan.

IKRIANA, Riza Sistem Kardiovaskuler/oleh Riza Fikriana-1, Cet. ke 1-Yogyakarta:


Deepublish, Juli-2018.

Efek Diet pada Tekanan Darah American Journal of Clinical Nutrition, Februari 2006.

rasetyaningrum, Yunita Indah Hipertensi Bukan untuk Ditakuti /Yunita Indah


Prasetyaningrum. S.Gz, Penyunting. Diah Ari-Cet.1-Jakarta: FMedia, 2014

Anda mungkin juga menyukai