Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EPIDEMIOLOGI GIZI

HUBUNGAN PANGAN DENGAN PENYAKIT


HIPERTENSI

Dosen pengampu : : Astri Ayu Novilaria,S.Gz,M.Si

DISUSUN OLEH :

SUHARIYANTO SAPUTRA (P07231121093)

2B

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


JURUSAN GIZI

POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt., Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
tentang “Hubungan Pangan dengan Penyakit Hipertensi” dengan tepat waktu.
Saya berharap, dengan adanya makalah ini dapat memenuhi tugas kimia pangan
yang diampu oleh Astri Ayu Novilaria,S.Gz,M.Si.

Saya sangat menyadari bahwasannya makalah ini masih perlu banyak


perbaikan dan penyempurnaan. Maka dari itu, penulis sangat terbuka dan
menerima setiap kritik dan saran yang membangun untuk makalah kedepannya
agar tidak melakukan kesalahan yang sama.

Apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan


kekurangan, baik terkait penulisan maupun hal lainnya, oleh karena itu penulis
mohon maaf . Demikian yang dapat kami sampaikan, saya ucapkan terima kasih,
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Samarinda, 27 Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2
A.Pengertian Hipertensi .............................................................................. 2
B.Hubungan Hipertensi dengan Pangan,Gizi dan Kesehatan ...................... 3
C.Cara Mencegah Hipertensi ....................................................................... 4
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 5
A.Kesimpulan ............................................................................................. 5
B.Saran ........................................................................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140


mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pemeriksaan dengan selang waktu lima menit dalam keadaan istirahat.
(Widianto, 2018). Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer”
(pembuluh siluman), karena sering kali penderita hipertensi bertahun-
tahun tanpa merasakan sesuatu gangguan atau gejala. Tanpa disadari
penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung,
otak ataupun ginjal. Gejala-gelaja akibat hipertensi, seperti pusing,
gangguan penglihatan, dan sakit kepala, sering kali terjadi pada saat
hipertensi sudah lanjut disaat tekanan darah sudah mencapai angka tertentu
yang bermakna (Triyanto, E, 2014).

B. Rumusan masalah

Berikut ini adalah beberapa rumusan masalah yang akan kami


bahas pada makalah ini :

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit hipertensi ?


2. Jelaskan hubungan penyakit hipertensi dengan pangan,gizi dan
kesehatan !
3. Jelaskan cara pencegahan dari penyakit hipertensi!
C. Tujuan Makalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari


makalah ini adalah :

1. Mengetahui arti dari penyakit hipertensi


2. Mengetahui hubungan antara penyakit hipertensi dengan pangan,gizi
dan kesehatan
3. Mengetahui bagaimana cara pencegahan penyakit hipertensi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hipertensi

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang mengakibatkan


kesakitan yang tinggi. Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah
gangguan dalam pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan
nutrisi yang dibawah oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya. Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif
(suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh
yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk yang biasanya terjadi pada
usia lanjut) yang perlu diwaspadai karena merupakan penyebab kematian
utama ketiga di Indonesia untuk semua umur (6,8%), setelah stroke
(15,4%) dan tuberculosis (7,5%).

Berdasarkan data WHO (World Health Organition), di seluruh dunia


sekitar 972 juta orang atau 26,4% orang di seluruh dunia mengidap
hipertensi, angka kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun
2025. Dari 972 juta mengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju
dan 639 sisanya berada di negara berkembang termasuk Indonesia.
Berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) prevalensi
diIndonesia yamg didapatkan melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun
sebesar 25,8 persen, tertinggi di bangka belitung (30,9%), diikuti
kalimantan selatan (30,8%), kalimantan timur (29,6) dan jawa barat
(29,4%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang di dapatkan melalui
kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, yang di diagnosis
tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi, 0,1 % yang
minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal
tetapi sedang minum hipertensi sebesar 0,7%. Jadi prevalensi hipertensi di
Indonesia sebesar 26,5 % (25,8%+0,7%) Berdasarkan survei awal yang di
lakukan di sebanyak 64 pasien penderita hipertensi pada lansia. Jumlah
tersebut di ketahui bahwa penderita hipertensi perempuan terdapat 35
orang sedangkan laki- laki 29 orang.
B. Hubungan Hipertensi dengan Pangan,Gizi dan Kesehatan

Para ahli telah meneliti mengenai mekanisme terjadinya hipertensi


dan kaitannya dengan konsumsi gizi. Beberapa penelitian mengatakan
bahwa konsumsi makanan manis, lemak, dan jeroan dapat memicu
terjadinya hipertensi. hal ini terjadi karena konsumsi makanan manis yang
berlebih akan merangsang pankreas untuk memproduksi insulin lebih
banyak sehingga akan menghasilkan penumpukan lemak (Goulbourne,
2007). Sedangkan konsumsi lemak dan jeroan yang tinggi, akan
menyebabkan timbulnya kolesterol LDL dalam pembuluh darah sehingga
terjadi penyempitan di pembuluh darah dan timbullah hipertensi
(Almatsier, 2003). Selain itu, status gizi juga dapat mengetahui resiko
terhadap penyakit penyakit tertentu dan akan mempengaruhi
produktivitas kerja. Penelitian di Farmingham menyatakan bahwa
kenaikan berat badan sebesar 10%, akan meningkatkan kolesterol darah
sebesar 10 mg/dL. Penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah akan
menimbulkan sumbatan sehingga dapat menimbulkan tekanan darah.
Berdasarkan penjelasan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan pola konsumsi makanan beresiko dan status gizi
dengan kejadian hipertensi di Kalimantan Selatan pada kelompok usia 35-
44 tahun.

Hipertensi memiliki dua faktor risiko, yaitu faktor yang tidak dapat
diubah, antara lain genetic (Mahmudah et al. 2015), jenis kelamin dan usia
(Wang et al. 2018). Adapun faktor yang dapat diubah atau dicegah
diantaranya, dengan tidak mengkonsumsi alkohol (Husain et al. 2014),
mengendalikan stress (Suoth et al. 2014), menurunkan obesitas
(Situmorang 2015), rutin aktivitas fisik atau berolahraga, mengurangi
asupan natrium (Abdurrachim et al. 2017), tidak merokok (Siti Fatmawati
2017) dan mengurangi kebiasaan konsumsi makanan cepat saji atau fast
food (Sukfitrianty et al. 2016; Dewi et al. 2017;Suoth et al. 2014).
Konsumsi makanan cepat saji menjadi faktor dominan (67,2%) seseorang
terkena hipertensi, selain kebiasaan minum kopi (51,5%) dan kebiasaan
merokok (43,8%) (Sumarni et al, 2015; Fatmawati et al., 2017).
Sampai saat ini hubungan antara konsumsi makanan cepat saji
dengan hipertensi masih dipertanyakan (Payab et al. 2015; Arifin et al.
2016; Zheng et al. 2016; Zhao et al. 2017) meskipun makanan cepat saji
mengandung tinggi natrium, tinggi lemak, tinggi sodium, tinggi gula dan
monosodium glutamate (MSG) dan rendah serat (Adriaansz et al. 2016).
Kadar sodium dan kadar lemak yang berlebihan di dalam tubuh
menyebabkan aliran darah meningkat sehingga berakibat pada tekanan
darah tinggi, stroke, dan obesitas (Meneton et al. 2005; Sacks et al. 2001).
Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan pola konsumsi makanan cepat saji
dengan kejadian hipertensi di Indonesia.

C. Mencegah Penyakit Hipertensi

Pencegahan hipertensi sebenarnya dapat dilakukan mulai dari ibu


kepada anaknya dengan cara menyusui. Menyusui adalah hal yang
disarankan oleh semua lembaga kesehatan, baik nasional maupun
internasional, karena manfaat yang diberikannya untuk kesehatan ibu dan
anak. Hal ini telah dibuktikan bahwa ibu yang menyusui anaknya hanya
sedikit yang menderita gangguan kardiovaskulartermasuk hipertensi,
daripada wanita-wanita yang tidak menyusui anaknyabaik dalam jangka
pendek dan jangka panjang.

Seorang ibu yang menyusui dapat mencegah anaknya dari


obesitas,dan diketahui bahwa obesitas merupakan faktor risikohipertensi
dan penyakit kardiovaskular. Dengan demikian, menyusui memberikan
pengaruh positif terhadap kesehatan pendudukselama semua tahap
kehidupan. Pencegahan hipertensi juga bisa dilakukan dengan latihan
aerobik karena dapat menurunkan tekanan darah 5-7 mmHg pada orang
dewasa dengan hipertensi. Direkomendasikan agar berolahraga dengan
frekuensi 3-4 hari per minggu selama minimal 12 minggu pada orang
dewasa dengan hipertensi.Joint National Commite 8 (JNC 8), Lifestyle
Work Group dan American Heart Association (AHA) merekomendasikan
pasien hipertensi untuk terlibat dalam intensitas latihan aerobik moderat.
Ada juga beberapa anjuran dalam upayapenurunan tekanan darah melalui
modifikasigaya hidup yaitu dengan penurunan berat badan,penerapan
perencanaan makan dengan DietaryApproaches to Stop Hypertension
(DASH), pembatasan asupan garam NaCl, dan membatasi asupan
alkohol.DASH dianjurkan oleh JNHC 7 (2004) danAHA (2006) untuk
pencegahan dan manajemen hipertensi dengan prinsip banyak
mengkonsumsi buah dan sayuran, susu rendah lemak dan hasil olahnya
serta kacang kacangan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari materi diatas adalah Hipertensi


merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pemeriksaan
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan istirahat. (Widianto,
2018). Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” (pembuluh
siluman), karena sering kali penderita hipertensi bertahun-tahun tanpa
merasakan sesuatu gangguan atau gejala.

B. Saran

Saran yang bisa penulis berikan adalah pembaca dapat mengambil manfaat
dari makalah ini dan bisa menerapkan ilmu yang sudah di serap dari materi
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Dea Nur Aulia Dananda dan Rika Lisiswanti │ Upaya Pencegahan Hipertens

Ihsan Kurniawan, HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI


PADA LANSIA DI PANTI JOMPO YAYASAN GUNA BUDI BAKTI MEDAN LABUHAN

Dewi Anggraini Puspita Sari , Fitrah Ernawati , Mury Kuswari, HUBUNGAN POLA
KONSUMSI MAKANAN BERESIKO DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI
KALIMANTAN SELATAN PADA KELOMPOK USIA 35-44 TAHUN (ANALISIS DATA RISKESDAS
2007)

Zulfaa Rif'at Fauziyyah dan Solikhah Solikhah, HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN
CEPAT SAJI DAN HIPERTENSI: SEBUAH PENELITIAN BERSKALA NASIONAL DI INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai