Disusun Oleh :
Kelompok 17
DIV-4C
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan..................................................................................................18
3.2. Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah mata kuliah TEORI KONSULTASI GIZI
dengan judul “DIET PADA GOUT ARTRITIS”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
, Maret 2021
PENULIS
BAB I
3
PENDAHULUAN
4
Cairan berfungsi sebagai pelarut dan media pembuangan hasil metabolisme
tubuh (Kaparang, 2007). Konsumsi cairan tidak beralkohol yang tinggi dapat
menurunkan kadar asam urat (Guyton, 2006). Beberapa penelitian masih belum
menunjukkan hubungan yang signifikan antara asupan cairan dan kadar asam urat
darah. Seperti penelitian yang dilakukan pada 40 orang subjek berusia 50-60 tahun
di Kecamatan Gajah Mungkur Semarang menunjukkan tidak adanya hubungan
secara statistik namun diketahui bahwa adanya kadar asam urat yang lebih rendah
pada subjek dengan asupan cairan lebih dari 2000 ml (Diantari, 2012). Asupan
cairan yang tinggi akan menurunkan reabsorpsi air di ginjal dan meningkatkan
ekskresi berbagai zat terlarut termasuk asam urat (Chang, 2011).
6
tinggi memberikan efek samping pada sistem pencernaan. Vitamin B sangat
penting sebagai koenzim. Asam pantotenat membantu pemecahan asam
urat, sedangkan vitamin E membantu menjaga kestabilan asam urat agar
berada dalam keadaan normal (Kusumayanti, dkk. 2014).
5. Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat melalui
urine. Oleh karena itu, disarankan untuk menghabiskan minum minimal
sebanyak 2,5 liter atau 10 gelas sehari. Minuman sebaiknya berasal dari air
putih, sari buah atau jus buah. Buah-buahan yang mengandung banyak
cairan seperti semangka, melon, dan jambu air baik untuk dikonsumsi.
Hindari konsumsi alkohol dikarenakan orang yang mengonsumsi alkohol
memiliki risiko terkena penyakit gout arthritis sekitar 50%. Hal ini disebabkan
alkohol meningkatkan kadar asam laktat darah. Asam laktat yang dihasilkan
akan menghambat pengeluaran asam urat (Kusumayanti, dkk. 2014)
1. Energi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bila berat badan berlebih atau
kegemukan, asupan energi sehari dikurangi secara bertahap sebanyak 500 ̶
1000 kkal dari kebutuhan energi normal hingga tercapai berat badan normal.
2. Protein cukup, yairu 1,0-1,2 g/kg BB atau 10-15% dari keburuhan energi total
3. Hindari bahan makanan sumber protein yang mempunyai kandungan; purin
>150 mg/100g (lihat hal. 200).
4. Lemak sedang, yaitu 10-20% dari kebutuhan enetgi total. Lemak berlebih
menghambat pengeluaran asam urat atau purin melalui urin
5. Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak, yaitu 65-75% dari kebutuhan energi
total. Karena kebanyakan pasien gout artritis mempunyai berat badan lebih,
maka dianjurkan untuk menggunakan sumber karbohidrat kompleks.
6. Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
7. Cairan disesuaikan dengan urin yang dikeluarkan setiap hari. Raca-rata
1
asupan cairan yang dianjurkan adalah 2-2 liter/hari.
2
Nilai Gizi
DPR I DPR II
Energi (kkal) 1500 1700
Protein (g) 61 65
Lemak (g) 31 31,5
Karbohidrat (g) 247 289
Serat (g) 25 26,5
Kalsium (mg) 547 559
Besi (mg) 15,4 16,2
Vitamin A (RE) 23373 23383
Tiamin (mg) 1,0 1,1
8
Vitamin C (mg) 198 207
Pukul 10.00
Buah 100 g = 1 ptg sdg pepaya 100 g = 1 ptg sdg pepaya
Siang
Beras 75 g = 1 gls nasi 1
100 g = 1 gls nasi
2
Ikan 50 g = 1 ptg sdg 50 g = 1 ptg sdg
Tempe 25 g = 1 ptg sdg 25 g = 1 ptg sdg
Sayuran 100 g = 1 gls 100 g = 1 gls
Buah 100 g = 1 ptg sdg pepaya 100 g = 1 ptg sdg pepaya
Minyak 1 1
5 g= sdm 5 g= sdm
2 2
Pukul 16.00
Buah 100 g = 1 ptg sdg pepaya 100 g = 1 ptg sdg pepaya
Malam
Beras 75 g = 1 gls nasi 75 g = 1 gls nasi
Ayam 50 g = 1 ptg sdg 50 g = 1 ptg sdg
Tempe 25 g = 1 ptg sdg 25 g = 1 ptg sdg
Sayuran 100 g = 1 gls 100 g = 1 gls
Buah 100 g = 1 ptg sdg pepaya 100 g = 1 ptg sdg pepaya
Minyak 1 1
5 g= sdm 5 g= sdm
2 2
Siang Malam
Nasi Nasi
Ikan bakar Semur ayam
Tempe goreng Pepes tahu
Cah sawi dan wortel Tumis kacang panjang
Pepaya Pisang raja
2.2.8 Peran Senyawa Flavonoid dan Vitamin C pada Penyakit Gout Arthritis
1. Senyawa Flavonoid
Flavonoid merupakan salah stau antioksidan dari kelompok senyawa febolik
yang ditemukan di dalam buah dan sayur. Salah satu buah yang mengandung
flavonoid adalah buah sirsak. Flavonoid dapat ditemukan pada batang, daun, dan
buah. Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi sebagai antioksidan. Senyawa
flavonoida bersifat diuretik untuk menambah jumlah produksi urin, sehingga purin
dapat keluar melalui urin (Handayani, 2015). Flavonoid mengabsorbsi cairan ion-ion
elektrolit seperti natrium yang ada di dalam ekstraseluler darah untuk menuju
tubulus ginjal. Glomerular Filtration Rate (GFR) yang tinggi akibat adanya aktivitas
flavonoid tersebut menyebabkan ginjal mampu mengeluarkan produk buangan dari
tubuh dengan cepat (Septian dan Widyaningsih, 2014).
2. Vitamin C
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan
kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut vitamin C mudah rusak
karena bersentuhan dengan udara terutama bila terkena panas.Vitamin C tidak
stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam (Almatsier, 2003).
Vitamin C adalah vitamin yang paling dominan pada buah sirsak, yaitu sekitar 20
mg/100 g daging buah. Kandungan vitamin C berfungsi sebagai antioksidan dan
memiliki kemampuan untuk menghambat produksi enzim xanthin oksidase, Vitamin
C memiliki efek urikosurik yang disebabkan adanya kompetisi absorbsi asam urat
dan Vitamin C melalui anion exchange transport system di tubulus proksimal ginjal
(Mulyasari dan Dieny, 2015). Aminah (2012) juga menyatakan bahwa, vitamin C
dapat membantu meningkatkan ekskresi pembuangan asam urat melalui urin.
Dengan kemampuan ini kadar asam urat dalam tubuh dapat berkurang. Menurut
Pakaya (2014), Vitamin C di absorpsi melalui saluran cerna, pada bagian atas usus
halus secara difusi lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Vitamin C
terdistribusi luas dalam jaringan tubuh. Eliminasi vitamin C melalui urin setelah
ekskresi dari ginjal. Urin berbentuk utuh dan bentuk garam sulfatnya terjadi apabila
kadarnya dalam darah melewati ambang rangsang ginjal 1,4 mg%.
10
Alpukat (Persea americana mill) adalah tanaman yang berasal dari Amerika
Tengah dan masuk ke Indonesia pada abad ke-18. Bagian tanaman alpukat yang
banyak dimanfaatkan adalah buahnya. Buah alpukat mengandung flavonoid tinggi,
yaitu 94,5 mg dibandingkan dengan buah yang lain (Febrianti dan Sari, 2016).
Namun, kandungan vitamin C nya rendah, yaitu 10 mg per 100 gram.
2. Jambu Biji
Jambu biji (Psidium guajava L.) adalah tanaman yang berasal dari Brazilia,
Amerika Tengah menyebar ke Thailand kemudian ke negara Asia lainnya seperti
Indonesia. Jambu biji merah adalah varietas yang sering ditemukan di Indonesia.
Jambu biji mengandung vitamin C, yaitu 42,9 mg/100 gram (Padang dan Maliku,
2017). Kandungan flavonoid pada buah jambu biji, yaitu 37,7 mg per 100 gram.
3. Sirsak
Buah sirsak merupakan buah semu, berbentuk bulat telur memanjang,
berwarna hijau tua, dan tertutup oleh duri-duri lunak (Latief 2014 dalam Setyawan
2015). Setelah tua daging buah berwarna putih, lembek, berserat dan memiliki rasa
manis masam dengan biji banyak, berbentuk bulat telur sungsang, berwarna coklat
kehitaman dan berkilap (Haryoto 1999, dalam Setyawan 2015).Setiap 100 gram
buah sirsak yang dapat dimakan mengandung 3.3 g serat sehingga dapat memenuhi
13% kebutuhan serat per hari.
12
Konselor gizi melakukan pengukuran berat badan dan tingai badan. Data
berat badan dan tinggi badan digunakan untuk menghitung IMT, IMT pada
seorang dengan penyakit gout arthritis bisa kurang, bisa normal, dan bisa
lebih.
Konselor gizi mengkaji data laboratorium. Perlu dikaji data blokimia yang
merupakan indikator peningkatan purin, yaitu asam urat, kolesterol,
trigliserida, BUN, dan kreatinin.
Konselor gizi rnengkaji data klinis yang berkaitan dengan diagnosis penyakit.
Data klinis yang menjadi perhatian adalah keluhan berupa bengkak dan sakit
pada persendian.
Konselor gizi melakukan identifkasi terhadap riwayat makan dengan metode
food recall/food frequency, Hasi analisis food recall berupa asupan energi dan
zat gizi dibandingkan dengan kebutuhan energi dan zat gizi pada keadaan
saat itu. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi pada tahap ini bisa sama
atau berbeda dengan perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi saat
implementasi gizi, Hasil yang biasanya diperoleh adalah sebagal berikut.
Kuantilatif, yaitu adanya kelebihan asupan protein dan asupan purin
dibandingkan kebutuhan.
Kualitatif, yaitu sering mengonsumsi bahan makanan sumber purin seperti
jeroan, kaldu, bebek, ikan sarden, mackerel, kerang, dan sering
mengonsumsi makanan sumber lemak.
Konselor gizi mengkaji data riwayat personal, meliputi dari adanya riwayat
keluarga dengan penyakit gout arthritis, kurangnya aktivitas fisik dan
olahraga, hingga adanya masalah psikologi yang memengaruhi berlebihnya
asupan lemak dan protein.
Ketika kenselor gizi membuat diagnosis gizi dan rencana investasi gizi lebih
kurang 10 menit, klien dapat diminta untuk membaca brosur gizi tentang diet rendah
purin yang telah disediakan oleh konselor gizi
a) Domain asupan
13
Kelebihan asupan protein yang mengandung purin tinggi berkaitan dengan
pola makan yang tidak baik ditandai dengan asupan protein berlebih dari kebutuhan
(terutama protein hewani).
b) Domain klinis
Perubahan nilai laboratorium berkaitan dengan kebiasaan mengonsumsi
makanan tinggi protein dan purin ditandai dengan kadar asam urat diatas normal
(wanita = > 5,7 dan pria = >7 mg)
c) Domain lingkungan
Kurang pengetahuan tentang makanan yang rendah purin berkaitan dengan
kurang informasi tentang gizi seimbang ditandai dengan pemilihan bahan makanan
tinggi purin.
14
tersedia. Bentuk makanan MB (makanan biasa) atau lunak. Frekuensi
pemberian makan utama tiga kali sehari ditambah dua kali makanan selingan.
Mengisi brosur anjuran makanan sehari dengan menekankan pada
perubahan pola makan rendah purin. Tetapkan jenis bahan makanan yang
dianjurkan dan besar porsi. Bila pasien pada kondisi akut, hindari asupan
purin yang berlebihan dengan membatasi bahan makanan tinggi purin, seperti
sarden, anchovies, daging asap, hati, ginjal, otak, jantung, herring dan
sebageinya. Respon inflamasi dapat ditekan dengan penambahan asam
lemak omega 3 yang banyak terdapat pada ikan tuna dan salmon.
b) Memperoleh komitmen
Selanjutnya memberi penjelasan kepada klien dimulai dengan
menginformasikan hasil pengkajian gizi, menjelaskan tujuan diet,
mendiskusikan perubahan pola makan sesuai dengan brosur anjuran
makanan sehari, menjelaskan cara penerapan diet, mendiskusikan hambatan
yang dirasa klien, dan alternatif pemecahan masalah. Selama konsultasi
gunakan alat bantu food model, standar makanan sehari, contoh menu, dan
daftar makanan penukar
Selesai berdiskusi, konselor gizi melakukan pengukuran pemahaman klien
terhadap apa yang telah dijelaskan dengan cara menanyakan kembali hal
yang telah didiskusikan. Apabila masih ada yang kurang dimangerti pasien,
konselor dapat mengulangi lagi menjelaskan hal tersebut.
Konselor gizi menganjurkan untuk kunjungan ulang dua minggu yang akan
datang untuk konseling gizi lanjutan atau sesuai kebutuhan.
2.3.5 Monitoring dan Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan intervensi yang telah diberikan maka
konselor gizi harus menetapkan hasil yang diharapkan pada kunjungan berikutnya
sebagai berikut.
15
Klien dapat mengidentifikasi hambatan yang ada dalam menguban pola
makan.
Hasil evaluasi dari data antropometri, data biokimia, data klinis dan data
riwayat makan merupakan indikator tentang keberhasilan klien dalam
mencapai tujuan intervensi.
Klien dapat menjelaskan pola makan seimbang serta penerapannya pada
pengaturan makanan sehari
Simpan data hasil konseling pada arslp sesuai SOP setempat.
1. Leaflet
Leaflet adalah selembaran kertas yang dilipat sehingga dapat terdiri atas
beberapa halaman yang berisi tulisan tentang sesuatu masalah untuk suatu saran
dan tujuan tertentu. Keuntungan leaflet antara lain; dapat disimpan dalam waktu
lama, lebih informatif dibandingkan dengan poster, dapat dijadikan sumber referensi,
jangkauan lebih luas karena satu leaflet mungkin dibaca oleh beberapa orang,
Namun leaflet juga memiliki keterbatasan antara lain; mudah tercecer dan hilang,
hanya bermanfaat untuk orang yang melek huruf atau dapat membaca, perlu
persiapan khusus untuk membuatnya (Supariasa, 2012).
16
BAB III
17
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami materi yang telah kami susun ini,
dan dapat menginterpretasikan di dalam melakukan tindakan membuat menu diet
dalam praktik, khususnya pada pasien yang menagalami gangguan sistem Gout
Arthritis, dan mampu memberikan asuhan asupan gizi yang sesuai.
18
DAFTAR ISI
19
http://repository.unimus.ac.id/520/3/12.BAB%20I.pdf
20