Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA KLIEN DENGAN GOUT ARTHRITIS

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komunitas II


Dosen Pengampu : Wiwiek Natalya, M.Kep.,Sp.Kom

Di Susun Oleh
Kelompok 9 :
1. Atika Noviyanti (18.1423.S)
2. Herdiana Dyah Bintary (18.1448.S)
3. Meliana Tri Dewinta (18.1473.S)
4. Uus Miyani (18.1507.S)
Kelas : III B

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................................3

A. Pengertian/definisi...........................................................................................................3

B. Klasifikasi.......................................................................................................................3

C. Etiologi/penyebab...........................................................................................................3

D. Patofisiologi....................................................................................................................4

E. Manifestasi klinis/tanda gejala........................................................................................4

F. Pemeriksaan penunjang...................................................................................................5

G. Penatalaksanaan..............................................................................................................6

H. Komplikasi......................................................................................................................7

I. Pathways.........................................................................................................................7

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................................8

A. Pengkajian.......................................................................................................................8

B. Diagnosa........................................................................................................................17

C. Intervensi.......................................................................................................................20

BAB IV PENUTUP................................................................................................................26

A. Simpulan.......................................................................................................................26

B. Saran..............................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................27

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gout artritis atau yang dikenal dengan istilah asam uratmerupakan peradangan
persendian yang disebabkan olehtingginya kadar asam urat dalam tubuh (hiperurisemia),
sehingga terakumulasinya endapan kristal monosodium urat yang terkumpul di dalam
persendian, hal ini terjadi karena tubuh mengalami gangguan metabolisme purin (Padila,
2013). Selain hal tersebut, konsumsi purin yang tinggi juga dapat meningkatkan kadar
asam urat dalam darah (Huda Nurarif & Kusuma, 2015). Rentang kadar asam urat pada
pria yaitu 3,5-8,0 mg/dL sedangkan wanita yaitu 2,8-6,8 mg/dL (LeFever Kee, 1997).
Jika nyeri akut yang dirasakan tidak ditangani dengan segera, maka akan
menimbulkan beberapa dampak terhadap aktivitas sehari-hari seperti menurunnya
aktivitas fisik, hal ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nahariani et al.
(2015) mengenai hubungan antara aktivitas fisik dengan intensitas nyeri sendi pada
lansia di Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto, dimana 42,86% responden
yang mengalami intensitas nyeri berat adalah responden yang melakukan aktivitas fisik
aktif, hal ini terjadi karena aktivitas fisik yang aktif dapat menyebabkan meningkatnya
intensitas nyeri pada gout artritis. Hal tersebut juga diperkuat berdasarkan Huda Nurarif
& Kusuma (2015) bahwa jika terjadi nyeri maka pasien disarankan untuk
mengistirahatkan sendi. Berdasarkan hal diatas, berarti nyeri akut pada gout atritis akan
berdampak pada penurunan aktivitas fisik yang nantinya akan berpengaruh terhadap
penurunan produktifitas, sosial ekonomi.
Kebiasaan konsumsi purin yang tinggi seperti (makanan atau minuman yang
mengandung alkohol, daging, dan beberapa jenis sayuran yang mengandung purin
seperti, bayam, kangkung, dan kacang-kacangan) disertai dengan gangguan metabolisme
purin dalam tubuh, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adekuat yang akan
menghasilkan akumulasi asam urat berlebih di plasma darah (hiperurisemia) (Hamijoyo,
2011 ; Padila, 2013) . Kelebihan asam urat dalam tubuh, akan ditransfer ke organ –organ
tubuh tertentu dan diendapkan menjadi kristal-kristal monosodium asam urat monohidrat
pada persendian dan jaringan di sekitanya maka akan terjadi peradangan dengan rasa
nyeri yang bersifat akut pada persendian. Seringkali pada pergelangan kaki, kadang-
kadang pada persendian tangan, lutut, dan pundak atau jari-jari tangan (Winasih, 2015).

1
Risiko terjadinya gout artritis akan terus meningkat jika terjadi pada usia 40 tahun,
terutama pada pria, jika pada wanita hormon esterogen rupanya dapat memperlancar
proses pembuangan asam urat dalam ginjal. Oleh karena itu, saat wanita mengalami
menopause yang umunya juga mengalami gangguan tulang makarisiko terkena gout
atritis akan menjadi sama dengan pria (Sustrani, Alam, & Hadibroto, 2007).
Penyakit gout artritis di Indonesia diderita pada usia lebih awal dibandingkan dengan
Negara barat, 32% serangan goutartritis terjadi pada usia di bawah 34 tahun. Sementara
diluar negeri rata-rata diderita oleh kaum pria diatas usia tersebut. Prevalesi penyakit
asam urat di Indonesia belum diketahui secara pasti dan cukup bervariasi antar daerah
(Dalimartha, 2008). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bhole, De Vera,
Rahman, Krishnan, & Choi (2010) mengenai Epidemiology Of Gout In Womenyang
dilakukan di amerika Amerika serikat bahwa 5209 orang dengan umur pertengahan 28
tahun, terdapat 104 wanita dan 200 pria yang menderita got artritis yang telah di
dokumentasikan di Framingham Heart Study. Sedangkan penderita gout artritis di Bali
mencapai 8,5% (Hamijoyo, 2011).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan pasien gout artritis?

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan pada komunitas dengan kelompok
khusus gout arthritis

2
BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Gout merupakan peradangan pada sendi akibat adanya endapan kristal asam urat
pada sendi. Penyakit ini merupakan penyakit tertua dalam literatur medis dan sudah
dicatat oleh Hippocrates pada zaman Yunani kuno. Pada saat itu, gout dianggap sebagai
penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan terlalu banyak makan, minum anggur,
dan aktivitas seksual. Sejak saat itu, banyak teori etiologis dan terapeutik yang telah
diusulkan.
B. Etiologi
Artritis gout berkaitan langsung dengan hiperurisemia (asam urat serum tinggi).
Gout dibagi menjadi gout primer atau gout sekunder. Endapan kristal yang terdapat
dalam sendi atau saluran kemih diakibatkan oleh asam urat yang memiliki daya larut
rendah dan akibat dari garam-garamnya. Asam urat yang berlebihan dan garam tersebut
keluar dari serum serta urin. Kemudian masing-masing mengendap dalam sendi dan
saluran kemih.
C. Patofisiologi
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang telah
diketahui peranannya adalah konsentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan
gout akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.
a. Presipitasi kristal monosodium urat
Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila konsentrasi dalam
plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan
para-artikuler misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang
bermuatan negatif akan dibungkus (coate) oleh berbagai macam protein.
Pembungkusan dengan igG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap
pembentukan kristal.
b. Respon leukosit poli morfo nukuler (PMN)
Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon
leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.
c. Fagositosis
Kristal difagositosis oleh leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya
membram vakuala disekelilingi kristal bersatu dan membram leukosit lisosom.

3
d. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakan lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan
hidrogen antara permukaan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan
robekan membram dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase redikal kedalam
sitoplasma.
e. Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan
sinoval, yang menyebabkan kenaikan intensif inflamasi dan kerusakan jaringan.
D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala arthitis gout secara umum adalah sebagai berikut :
a. Nyeri hebat yang tiba-tiba menyerang sendi pada saat tengah malam, biasanya
pada ibu jari kaki (sendi metatarsofalangeal pertama) atau jari kaki (sendi tarsal).
b. Jumlah sendi yang meradang kurang dari empat (oligoartritis) dan serangannya
pada satu sisi (unilateral)
c. Kulit berwarna kemerahan, terasa panas, bengkak, dan sangat nyeri.
d. Pembengkakan sendi umunya terjadi secara asimetris (satu sisi tubuh)
e. Demam, dengan suhu tubuh 338,3oC atau lebih, tidak menurun lebih dari tiga hari
walau telah dilakukan perawatan.
f. Ruam kulit, sakit tenggerokan lidah berwarna merah atau gusi berdarah.
g. Bengkak pada kaki dan peningkatan berat badan yang tiba-tiba.
h. Diare atau muntah.
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang digunakan pada kasus goat yaitu :
1. Pemeriksaan Radiologi
Foto Konvensional (X-Ray)
a. Ditemukan pembengkakan jaringan lunak dengan kalsifikasi (tophus)
berbentukan seperti topi terutama di sekitar sendi ibu jari kaki.
b. Tempak pembengkakan sendi yang asimetris dan kista arthritis erosif
c. Peradangan dan efusi sendi
2. Pemeriksaan laboratorium
a. Asam Urat (Serum)
- Dijalankan untuk memantau asam urat serum selama pengobatan gout.
- 3-5 ml darah vena dikumpulkan dalam tabung berpenutup merah. Diusahakan
supaya tidak terjadi hemolisis.
4
- Hindari dari memakan makanan tinggu purine seperti jeroan (hati, ginjal,
otak, jantung) remis, sarden selama 34 jam sebelum uji dilakukan
- Nilai normal :
(a) Pria dewasa : 3,5 - 8,0 mg/dL
(b) Perempuan dewasa : 2,8 - 6,8 mg/dL
- Peningkatan kadar asam urat serum sering terjadi pada kasus gout,
alkoholisme, leukimia, limfoma, diabetes mellitus (berat), gagal jantung
kongestif, stress, gagal ginjal, pengaruh obat : asam askorbat, diuretik, tiazid,
levodopa, furosemid, fenotiazin, 6-merkaptopurine, teofilin, salisilat.
b. Asam Urat (Urine 24 jam)
- Untuk mendeteksi dan mengonfirmasi diagnosa gout atau penyakit ginjal.
- Sampel urine 24 jam ditampung dalam wadah besar, ditambahkan pengawet
dan didinginkan.
- Pengambilan diet makanan yang mengandung purine ditangguhkan selama
penampungan
- Tidak terdapat pembatasan minuman
- Nilai normal : 250-750 mg/24jam
- Peningkatan terjadi pada kasus gout, diet tinggi purine, leukimia, sindrom
fanconi, terapi sinar-x, penyakit kurang efektif untuk menurunkan asam urat
dan tidak efektif untuk mengatasi serangan pirai akut, meningkatkan
frekuensi serangan pada fase akut.
- Dosis : 2 x 100-200 mg sehari, ditingkatkan sampai 400-800 mg kemudian
dikurangi sampai dosis efektif minimal
- Kontra indikasi : pasien dengan riwayat ulkus peptik
- Efek samping : gangguan cerna yang berat, anemia, leukopenia,
agranulositosis.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan gout dibagi menjadi dua yaitu, farmakologi dan nonfarmakologi :
a) Farmakologi
1. Kolkisin
Biasanya digunakan untuk mengobati serangan gout akut dan mencegah gout
akut di kemudian hari
2. Fenilbutazon

5
Suatu agen antiradang dan juga dapat digunakan untuk megobati artritis gout
akut. Akan tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka kolkisin
digunakan sebagai terapi pencegahan
3. Allopurinol
Dapat mengurangi pembentukan asam urat
4. Probenesid & Sulfinpirazon
Merupakan agen urin urikosuria yang dapat yang dapat menghambat proses
reabsorbsi urat oleh tubulus ginjal sehingga meningkatkan ekskresi asam urat.
b) Nonfarmakologi
1. Dianjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung kadar purin yang
tinggi, diantaranya jeroan, hati, ginjal, otak, dan roti manis. Sarden dan anchovy
(ikan kecil semacam haring) sebaiknya juga dibatasi.
2. Kompres dingin
3. Diet rendah purin
G. Komplikasi
1. Gout kronik bertophus
Merupakan serangan gout yang disertai benjolan-benjolan (tofi) di sekitar sendi yang
sering meradang. Tofi adalah timbunan krisstal monosodium urat di sekitar
persendian seperti di tulang rawan sendi, sinovial, bursa atau tendon. Tofi bisa juga
ditemukan di jaringan lunak dan otot jantung, katub mitral jantung, retina mata,
pangkal tenggorokan.
2. Nefropati gout kronik
Penyakit tersering yang ditimbulkan karena hiperurisemia. Terjadi akibat dari
pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal. Pada jaringan ginjal bisa
terbentuk mikrotofi yang menyumbat dan merusak glomerulus.
3. Netrolitiasi asam urat (batu ginjal)
Terjadi pembentukan massa keras seperti batu di dalam ginjal, bisa menyebabkan
nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Air kemih jenuh dengan
garam-garam yang dapat membentuk batu seperti kalsium, asam urat, sistin dan
mineral stuvit (campuran magnesium, ammonium, fosfat)
4. Persendian menjadi rusak hingga menyebabkan pincang
5. Peradangan tulang, kerusakan ligament dan tendon
6. Batu ginjal (kencing batu) serta gagal ginjal

6
H. Pathways

7
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Fasilitas Yankes - No. Registrasi -


Nama Perawat yang Mengkaji 1. Atika Noviyanti Tanggal Pengkajian 12 April 2021
2. Herdiana Dyah Bintary
3. Meliana Tri Dewinta
4. Uus Miyani
Nama kelompok Kelompok Tiga (3) Alamat Desa Sidomulyo, Rt. 5 Rw.1 Kec.
Kesesi

Riwyt Alat Analisis


Tanda Bant Masala
Status Gizi Penyk Pola Ket.
u/ h
No Nama JK Umur Pendd Pekj Agam Suku KU TD N P S TB BB Konju Prot Olahraga Tidur - Kesehat
a ngtiva esa
1. Ny. W P 75 th SD IRT Islam Jawa cm 140/80 - - 36,1 - - - Nyeri sendi - Jarang 9 jam -
2. Ny. K P 85 th - IRT Islam Jawa cm 120/90 - - 36 - - - Nyeri sendi - Sering 8 jam -
3. Ny. D P 65 th SD IRT Islam Jawa cm 130/60 - - 36,4 - - - Nyeri sendi - Sering 8 jam -
4. Ny. Kh P 63 th SD IRT Islam Jawa cm 105/80 - - 35,2 - - - DM - Kadang 9 jam -
5. Tn. M L 61 th SMP IRT Islam Jawa cm 120/80 - - 37,1 - - - Nyeri sendi - Jarang 8 jam -
6. Tn. W L 61 th SARJANA Guru SD Islam Jawa Cm 130/69 - - 36,2 - - - Paru basah - Sering 8 jam -
7. Ny. T P 60 th SMP IRT Islam Jawa cm 120/67 - - 36,7 - - - Nyeri sendi - Kadang 9 jam -
8. Ny. D P 89 th SD IRT Islam Jawa cm 140/50 - - 36 - - - Hipertensi - Sering 7 jam -
9. Tn. Ds L 78 th SD Petani Islam Jawa cm 150/70 - - 36,3 - - - Kolesterol - Jarang 7 jam -
10. Tn. S L 65 th - Petani Islam Jawa cm 148/78 - - 36,4 - - - Asam urat - Kadang 8 jam -
8
3. Upaya Peningkatan Kesehatan

Penilaian Penilaian
No Uraian Pengkajian Gambaran Kondisi No Uraian Pengkajian Gambaran Kondisi
Ada Tidak Ada Tidak
A Fasilitas pelayanan kesehatan √ E Status Ekonomi
yang tersedia untuk kelompok
1. Posyandu √ 1.Sumbangan (asal sumber
pendanaan)
1. Tenaga kesehatan yang √ 2.Jenis pekerjaan √
berpraktik
2. Puskesmas dan Jaringannya √ 3.Rata-rata pendapatan √
perbulan
3. Klinik √ 4.Lainnya
4. Rumah Sakit
5. Dll
B Pelayanan Kesehatan yang F Status sosial budaya
dimanfaatkan oleh spriritual
kelompoknya
1. Imunisasi dasar lengkap 1.Sarana ibadah
√ √
2.Imunisasi ibu hamil 2.Kegiatan keagamaan
3.Makanan tambahan 3.Kepercayaan yang √
bertentangan dengan
penanggulangan masalah
4.Vitamin tambahan kesehatansosial (kerja bakti,
4.Kegiatan √
arisan dll)
5.Pelayanan kesehatan √
6.Lainnya
C Fasilitas pendidikan G Komunikasi

9
1.Fasilitas pendidikan yang 1. Alat komunikasi yang
tersedia untuk kelompok digunakan
a.Playgroup √
a.Telepon

b.TK c.SD √ b.Handphone √


d.SMP c.Faximile
e.SMA √
d. Lainnya
f.Perguruan Tinggi √
g.Lainnya
2.Fasilitas Pendidikan yang √ 2.Efektifitas proses √
dimanfaatkan untuk komunikasi antar
kelompok untuk kegiatan anggota dalam kelompok
penyuluhan kesehatan,
D pembelajaran
Lingkungan di kelompok dll
tempat H Fasilitas rekreasi yang
tinggal anggota kelompok tersedia untuk
1.Sumber air bersih √ 1.Taman
kelompok √
2.Dapur umum √ 2.Pantai √
3. Tempat pembuangan sampah √ 3.Sarana olah raga √
4.Sarana MCK √ 4.Lainnya
5.Saluran pembuangan limbah √
6.Lainnya
J Kebiasaan/Perilaku dalam

1.Pemeliharaan √
kebersihan diri
2.Pengelolaan √
makanan bersih dan
sehat
10
Mengetahui :

Nama Koordinator 1. Atika Noviyanti Tanggal/Tanda tangan


2. Herdiana Dyah Bintary
3. Meliana Tri Dewinta
4. Uus Miyani

11
ANALISA DATA

No Kategori RingkasanData Simpulan


1. Jenis Kelamin Dari 10 orang lansia yang dikaji, Dari 10 orang lansia, yang berkenis
dihasilkan : kelamin laki-laki ada 2, sedangkan
perempuan ada 8
Laki-laki : 2 orang

Perempuan : 8 orang
2. Umur Dari 10 orang lansia yang dikaji, 1 anggota kelompok berusia ˃ 85
dihasilkan : tahun

90% anggota kelompok berusia dalam


rentang 60 – 85 tahun.

12
3. Pendidikan Dari 10 orang lansia yang dikaji, Mayoritas anggota kelompok
dihasilkan : berpendidikan SD

50% anggota kelompok berpendidikan SD

20% berpendidikan SMP, 10%


berpendidikan sarjana dan 10% tidak
sekolah.

4. Pekerjaan Dari 10 orang lansia yang dikaji, Mayoritas anggota kelompok adalah
dihasilkan : seorang Ibu Rumah Tangga

70% anggota kelompok berstatus Ibu


Rumah Tangga, 20% petani dan 10% guru

5. Agama SD
Dari 10 orang lansia yang dikaji, Mayoritas beragama islam
dihasilkan :

100% anggota kelompok beragama Islam

13
6. Suku Dari 10 orang lansia yang dikaji, Mayoritas bersuku jawa
dihasilkan :

100% anggota kelompok berasal dari suku


Jawa

7. Kondisi Umum Dari 10 orang lansia yang dikaji, Mayoritas keadaan umum baik
dihasilkan :

100% anggota kelompok dalam keadaan


baik saat dilakukan pengkajian

8. Tekanan Darah Dari 10 orang lansia yang dikaji, Mayoritas tekanan darah anggota
dihasilkan : kelompok dalam rentang normal

90% tekanan darah anggota kelompok


dalam rentang normal.

10% tekanan darah anggota kelompok


tinggi yaitu 150/70 mmHg

14
9. Suhu Dari 10 orang lansia yang dikaji, Rata-rata suhu dari 10 orang
dihasilkan : didapatkan normal

100% suhu anggota kelompok dalam


rentang normal

10. Riwayat Penyakit Dari 10 orang lansia yang dikaji, Mayoritas anggota kelompok
dihasilkan : memiliki riwayat penyakit nyeri
sendi
50% anggota kelompok tidak memiliki
riwayat penyakit

10% paru basah

10% DM

10% hipertensi

10% kolesterol
11. Alat Bantu Dari 10 orang lansia yang dikaji, Semua tidak menggunakan alat bantu
dihasilkan :

Tidak ada yeng menggunakan alat bantu

15
12. Olahraga Dari 10 orang lansia yang dikaji, Mayoritas anggota kelompok
dihasilkan : menyempatkan untuk berolahraga

30% anggota kelompok jarang berolahraga

30% kadang berolahraga, dan

13. Tidur Dari 10 orang lansia yang dikaji, Mayoritas anggota kelompok sudah
dihasilkan : baik dalam pemenuhan kebutuhan
istirahat/tidur
50% anggota kelompok pemenuhan
kebutuhan tidur 8 jam.

14. Data hasil wawancara 100% anggota kelompok lansia Presentase nyeri sendi dan kurang
mengatakan dirinya sering mengalami terpapar informasi tinggi
nyeri sendi tanpa tahu cara mengatasinya.

16
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

DATA Kode Rumusan Diagnosa

- Anggota kelompok jarang 00162 Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan


mengecek kondisi kesehatannya

- Anggota kelompok kurang


memanfaatkan pelayanan kesehatan

- Anggota kelompok kurang 00099 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan


memanfaatkan teknologi untuk
mencari informasi kesehatan

- Tidak mengetahui tentang cara


mengatasi nyeri pada persendian

17
- Kurang pengetahuan tentang 10029286 Kurang pengetahuan tentang penyakit
penyakit asam urat (gout arthritis)

- Kurang pengetahuan tentang


penanganan asam urat

18
Skor Diagnosis Keperawatan Komunitas

DIAGNOSA KRITERIA/SKOR TOTAL PRIORITAS


KEPERAWATAN SKOR
NO
A B C D E F
1. Kesiapan meningkatkan manajemen 4 3 4 3 4 4 22 1
kesehatan

2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan 3 2 3 3 3 3 17 3

3. Kurang pengetahuan tentang penyakit 3 2 4 3 3 3 18 2

Keterangan : KRITERIA
SKOR A. Kesadaran masyarakat akan masalah

1 = Sangat rendah B. Motivasi untuk menyelesaikan masalah

2 = Rendah C. Kemampuan perawat dalam mempengaruhi penyelesaian


masalah
3 = Cukup
D. Ketersediaan ahli/pihak terkait penyelesaian masalah
4 = Tinggi
E. Berat konsekuensi jika masalah tidah terselesaikan
5 = Sangat tinggi
F. Mempercepat penyelesaian masalah dengan resolusi yang
dapat dicapai

19
RENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC


DATA KODE DIAGNOSIS KODE HASIL (TUJUAN) KODE INTERVENSI

- Anggota 00162 Kesiapan Prevensi Primer 5510 - Pendidikan


kelompok
meningkatkan 1823 - Pengetahuan : promosi kesehatan
manajemen 5520
jarang kesehatan - Memfasilitasi
kesehatan 1805
mengecek - Pengetahuan : perilaku pembelajaran
5604
kondisi 1855
kesehatan - Pengajaran
kesehatannya - Pengetahuan : gaya hidup 5618 kelompok
sehat - Pengajaran
- Anggota prosedur atau
kelompok tindakan
kurang Prevensi Sekunder 4350 - Manajemen
memanfaatkan perilaku
1602 - Perilaku promosi kesehatan 7400
pelayanan - Panduan sistem
1608
kesehatan - Kontrol gejala
1902 7320
kesehatan
- Kontrol resiko
1603 - Manajemen kasus
- Pencarian perilaku sehat

20
Prevensi Tersier 7140 Dukungan keluarga
2605 - Partisipasi tim kesehatan
1504
- Dukungan sosial keluarga
- Anggota 00099 Ketidakefektifan Prevensi Primer 5510 - Pendidikan
pemeliharaan 1823 - Pengetahuan: promosi
kelompok kesehatan
kesehatan 5520
kurang kesehatan - Memfasilitasi
1805
memanfaatkan - Pengetahuan : perilaku pembelajaran
5604
teknologi untuk 1855
kesehatan - Pengajaran
mencari - Pengetahuan : gaya hidup 5618 kelompok
informasi sehat - Pengajaran
kesehatan prosedur atau
tindakan
- Tidak Prevensi Sekunder 4350 - Manajemen
mengetahui 1602 - Perilaku promosi kesehatan perilaku
tentang cara 1608 7400
- Kontrol gejala - Panduan sistem
1902
mengatasi nyeri - Kontrol resiko kesehatan
1603 7320
pada persendian - Pencarian perilaku sehat - Manajemen kasus
-

2605 Prevensi Tersier 7140 - Dukungan


1504 - Partisipasi tim kesehatan keluarga

21
- Dukungan sosial keluarga
- Kurang 10029286 Kurang Prevensi Primer 5510 - Peningkatan
pengetahuan 1803 - Pengetahuan: proses
pengetahuan kesiapan
tentang penyakit
tentang penyakit penyakit pembelajaran
1805 5520
asam urat (gout - Pengetahuan:perilaku sehat - Pendidikan
1844
arthritis) - Pengetahuan:manajemen pendidikan
nyeri 5604 kesehatan
- Kurang - Memfasilitasi
5618
pengetahuan pembelajaran
tentang - Pengajaran
1908
penanganan kelompok
asam urat - Pengajaran
Kurang prosedur atau
pengetahuan tindakan
tentang penyakit Prevensi Sekunder 4326 - Identifikasi
asam urat (gout 1602 - Perilaku promosi kesehatan resiko
arthritis) 1608 7400
- Kontrol gejala - Manajemen
1902
- Kontrol resiko nyeri
1603 7320
- Perilaku sehat: - Panduan sistem
Aktivitas yang disarankan 5618 kesehatan
- manajemen
22
kasus

Prevensi Tersier 7910 - Konseling


2605 - Partisipasi dalam keputusan 7140
- Dukungan
perawatan kesehatan keluarga dan
1504
- Motivasi kelompok

23
DOKUMENTASI

24
25
26
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Gout arthritis merupakan peradangan pada sendi akibat adanya endapan kristal
asam urat pada sendi. Penyakit ini merupakan penyakit tertua dalam literatur medis
dan sudah dicatat oleh Hippocrates pada zaman Yunani kuno. Pada saat itu, gout
dianggap sebagai penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan terlalu banyak
makan, minum anggur, dan aktivitas seksual. Rentang kadar asam urat pada pria yaitu
3,5-8,0 mg/dL sedangkan wanita yaitu 2,8-6,8 mg/dL. Oleh sebab itu, pada asuhan
keperawatan komunitas yang telah dipaparkan bisa ditarik kesimpulan bahwa lansia
yang pola hidupnya tidak sehat dan kurangnya pengetahuan pengaruh dari pendidikan
yang tidak tuntas semasa dulu bisa memperparah penyakit asam urat yang diderita.
Lansia yang mengidap asam urat bisa melakukan senam sendi untuk memperkuat
sendi dan mengurangi rasa nyeri yang datang tiba-tiba.

B. Saran
Untuk pembaca disarankan untuk tetap menjaga pola makan dan aktivitas
sehari-hari, mengisinya dengan kegiatan yang positif dan sering berolahraga serta
tidur yang teratur. Jika merasakan sakit ataupun nyeri maka segera periksakan ke
dokter tanpa harus menunggu penyakit lebih parah terlebih dahulu. Dahulukan
kesehatan anda, dan semoga makalah ini bermanfaat.

27
DAFTAR PUSTAKA

Asikin, N. d. (2016). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Erlangga.


Kurnia, D. S. (2009). Osteoarthritis. Yogyakarta: Fitramaya.

Putri, H. &. (2017). Penyakit Rematik (Rheumatologi). Yogyakarta: Nuha Medika.

Smelzer & Bare. (2006). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi
8 Volume 3. Jakarta: EGC

Suratun, H. d. (2008). Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal : Seri Asuhan Keperawatan.


Jakarta: EGC.

28

Anda mungkin juga menyukai