Anda di halaman 1dari 16

GOUT ATHRITIS

DOSEN PEMBIMBING :
NS.ARDIN S.HENTU S.KEP M.KEP

Disusun Oleh :
2b Keperawatan
Kelompok 2
Ari Efendi (201801049
Cahya Dwi Karmila
Dody Alfayet Lambogo (201801056)
Dino Julianto Pas
Karmila Husen Kanoli (201801065)
Mutmainnah (201801070)
Mirdayanti sy.naukoko (201801068)

Rosanti (20801083)
Siti Hadija (201801086)

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU


2020

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur atas Kehadirat Allah Yang Maha Kuasa
karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini dengan judul “GOUT ATHRITIS”dengan tujuan untuk memenuhi
Tugas mata kuliah KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari
kategori sempurna, oleh karena itu penulis dengan hati dan tangan terbuka
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas yang
akan datang.

Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan


ucapan terima kasih yang sedalam–dalamnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan moral dan spiritual, langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan tugas ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

PALU,19 MARET 2020

KELOMPOK 2

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. TUJUAN................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. PENGERTIAN.......................................................................................................5
B. KLASIFIKASI.......................................................................................................6
C. ETIOLOGI.............................................................................................................6
D. PATOFISIOLOGI...................................................................................................7
E. MANIFESTASI KLINIS........................................................................................8
F. KOMPLIKASI.......................................................................................................9
G. PENATALAKSANAAN........................................................................................9
F. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN................................................................10
1. PENGKAJIAN.................................................................................................10
2. Diagnosa Keperawatan.....................................................................................13
3. Intervensi..........................................................................................................13
BAB III...............................................................................................................................15
PENUTUP..........................................................................................................................15
A. KESIMPULAN....................................................................................................15
B. SARAN................................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Gout merupakan suatu keadaan dimana terjadi gangguan
metabolisme purin di dalam tubuh. Dimana akan terjadi peningkatan produksi
asam urat dan penurunan ekskresi asam urat oleh ginjal sehingga
menyebabkan penumpukankadar asam urat di sendi dan saluran ginjal. Gout
adalah hasil dari metabolisme tubuh oleh salah satu protein (purin) dalam
ginjal. Dalam hal ini, ginjal berfungsi mengatur kestabilan kadar asam urat
dalam tubuh dimana sebagian sisa asam urat dibuang melalui air seni (urin),
(Brunner & Suddarth, 2002).
Apabila kadar asam urat berlebihan dan ginjal tidak mampu mengatur
keseimbangannya, maka akan menumpuk pada jaringan dan sendi. Pada saat
kadar asam urat tinggi dan tidak segera diobati dapat menyebabkan penyakit
batu ginjal. Menurut Prince dan Wilson, 2005 tanda dan gejala asam urat
adalah terjadinya peningkatan asam urat serum, nyeri hebat yang datang tiba
tiba, pergerakan kaku, mudah merasa letih dan lesu, kemerahan di kulit, sakit
tenggorokan, nafsu makan berkurang, lidah berwarna merah (gusi berdarah).
Penyakit gout yang berkaitan dengan peninggian asam urat tidak begitu di
kenal masyarakat, sebagian besar masyarakat menyebutnya penyakit asam
urat. Berdasarkan survei WHO tahun 2004, Indonesia merupakan negara
terbesar ke 4 di dunia yang penduduknya menderita asam urat dan berdasarkan
sumber dari Buletin Natural, di Indonesia penyakit asam urat 35% terjadi pada
pria di bawah usia 34 tahun. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5-7
mg/dl dan pada perempuan 2,6-6 mg/dl. Kadar asam urat yang lebih dari 7
mg/dl untuk laki-laki dan 6 mg/dl untuk perempuan disebut hiperurisemia.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai penyakit gout dan
penatalaksanaanya .
Bagi mahasiswa dan masyarakat umum sebagai bahan bacaan dan penambah
informasi mengenai penyakit gout dan penatalaksanaanya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
1. Gout adalah penyakit metabolic yang ditandai dengan penumpukan asam
urat yang nyeri pada tulang dan sendi, sangat sering ditemukan pada kaki
bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah ( Merkie, Carrie, 2005 ).
2. Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan
dengan defek genetic pada metabolisme purin atau hiperuricemia ( Brunner
& Suddarth, 2001 : 1810 ).
3. Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam
urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407).    
4. Artritis pirai (gout) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit Kristal
asam urat di daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan
inflamasiakut.
Jadi, Gout atau sering disebut asam urat adalah suatu penyakit metabolik
dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi
penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan
sendi.

B. KLASIFIKASI
1. Gout primer
Merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih
atau akibat penurunan ekresi asam urat
2. Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam
urat yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat
tertentu.

C. ETIOLOGI
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya
deposit/penimbunan Kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat
sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan

2
kelainan metabolic dalam pembentukan purin dan eksresi asam urat yang
kurang dari ginjal.
Beberapa faktor lain yang mendukung seperti :
1. Faktor genetic seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan
asam urat berlebihan ( Hiperuricemia ), retensi asam urat atau keduanya.
2. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,
gangguan ginjal yang kan menyebabkan :
a. Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia
b. Karena penggunaan obat – obatan yang menurunkan eksresi asam urat
seperti : aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta
zolamid dan etambutol.
3. Pembentukan asam urat yang berlebih :
a. Gout primer metabolic disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
b. Gout sekunder metabolic disebabkan pembentukan asam urat berlebih
karena penyakit lain seperti leukemia.
4. Kurang asam urat melalui ginjal
5. Gout primer renal terjadi karena eksresi asam urat di tubulus distal ginjal
yang sehat.
6. Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal misalnya
glomeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik. 95 % penderita gout
ditemukan pada pria. Gout sering menyerang wanita pada post menopause
usia 50 – 60 tahun. Juga dapat menyerang laki – laki usia pubertas dan
atau usia diatas 30 tahun. Penyakit ini paling sering mengenai sendi
metarsofaringeal, ibu jari kaki, sendi lutut dan pergelangan kaki.

D. PATOFISIOLOGI
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi dan system eksresi asam urat yang tidak adekuat
akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma
darah ( hiperuricemia ), sehingga mengakibatkan Kristal asam urat menumpuk
dalam tubuh. Pennimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan
responinflamasi.

3
Hiperuricemia merupakan hasil :
1. Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal.
2. Menurunnya eksresi asam urat.
3. Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain,
maka asam urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam –
garam urat yang berakumulasi atau menumuk di jaringan konectif diseluruh
tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya Kristal memicu respon inflamasi
akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak hanya merusak
jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah
satunya yang telah diketahui peranannya adalah konsentrasi asam urat dalam
darah. Mekanisme serangan gout akan berlangsung melalui beberapa fase
secara berurutan, sebagai berikut :
1. Presipitasi Kristal monosodium urat. Dapat terjadi dalam jaringan bila
konsentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Prseipitasi ini terjadi di
rawan, sonovium, janringan para – artikuler misalnya bursa, tendon dan
selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus ( coate )
oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan
merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan Kristal.
2. Respon leukosit polimorfonukuler ( PMN ). Pembentukan Kristal
menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN
dan selanjutnya akan terjadi fagositosis Kristal oleh leukosit.

E. MANIFESTASI KLINIS
Terdapat empat tahap perjalanan klinis dari penyakit gout yang tidak
diobati, antara lain :
1. Hiperuricemia asimtomatik
2. Arthritis gout akut
3. Tahap interkritis
4. Gout kronik

4
Gout akut berupa :
a. Nyeri hebat
b. Bengkak dan berlangsung cepat pada sendi yang terserang
c. Sakit kepala
d. Demam
Gangguan kronik berupa :
a. Serangan akut
b. Hiperurisemia yang tidak diobati
c. Terdapat nyeri dan pegal
d. Pembengkakan sendi membentuk noduler yang disebut tofi
( penumpukan monosodium asam urat dalam jaringan )

F. KOMPLIKASI
1. Deformitas (perubahan bentuk) sendi yang terjadi akibat serangan
berulang yang akhirnya merusak kartilago artikuler (Tulang yang berada
pada sekitar sendi).
2. Batu ginjal
3. Gagal ginjal kronis
4. Hipertensi

G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan ditujukan untuk mengakhiri serangan akut secepat
mungkin, mencegah serangan berulang dan pencegahan komplikasi.
1) Medikasi
a. Pengobatan serangan akut dengan Colchine 0,6 mg PO, Colchine 1,0
– 3,0 mg ( dalam Nacl/IV), phenilbutazon, Indomethacin.
b. Terapi farmakologi ( analgetik dan antipiretik )
c. Colchines ( oral/iv) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari
Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang.
d. Nostreoid, obat – obatan anti inflamasi ( NSAID ) untuk nyeri dan
inflamasi.

5
e. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan
untuk mencegah serangan.
f. Uricosuric untuk meningkatkan eksresi asam urat dan menghambat
akumulasi asam urat.
g. Terapi pencegahan dengan meningkatkan eksresi asam urat
menggunakan probenezid 0,5 g/hrai atau sulfinpyrazone ( Anturane )
pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan
pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2x/hari.
2) Perawatan
a. Anjurkan pembatasan asupan purin : Hindari makanan yang
mengandung purin yaitu jeroan ( jantung, hati, lidah, ginjal, usus ),
sarden, kerang, ikan herring, kacang – kacangan, bayam, udang, dan
daun melinjo.
b. Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori
harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada
tinggi dan berat badan.
c. Anjurkan asupan tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong,
roti dan ubi sangat baik di konsumsi oleh penderita gangguan asam
urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin.
d. Anjurkan asupan rendah protein, rendah lemak
e. Anjurkan pasien untuk banyak minum.
f. Hindari penggunaan alkohol.

6
F. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada wanita
), usia ( terutama pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang
digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan,
golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis
medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari
kaki (sendi lain).
c. Riwayat Penyakit Sekarang
P (Provokatif)               : kaji penyebab nyeri
Q (Quality / qualitas)   : kaji seberapa sering nyeri yang
dirasakan klien
R (Region)                    : kaji bagian persendian yang terasa
nyeri (biasanya pada pangkal ibu
jari)
S (Saverity)                  : Apakah mengganggu aktivitas
motorik ?
T (Time)                       : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan
(Biasanya terjadi pada malam hari)
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita
penyakit yang sama seperti yang diderita klien sekarang ini.
f. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
1) Psikologi     : apakah klien mengalami peningkatan stress
2) Sosial          : Cenderung menarik diri dari lingkungan

7
3) Spiritual      : Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien menjalankan
ibadah menurut agamanya
g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a) Kebutuhan nutrisi
b) Makan   : kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan
kaya protein).
c) Minum  : kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)
b) Kebutuhan eliminasi
a) BAK    : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
b) BAB    : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau

c) Kebutuhan aktivitas
Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-
hari secara mandiri akibat nyeri dan pembengkakan
h. Pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum dan
pemeriksaan setempat.
1) B1 (Breathing)
a) Inspeksi: bila tidak melibatkan system pernafasan, biasanya
ditemukan kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak nafas, tidak
ada penggunaan otot bantu pernafasan.
b) Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
c) Perkusi : Suara resonan pada seluruh lapang paru.
d) Auskultasi : Suara nafashilang/ melemah pada sisi yang sakit,
biasanya didapatkan suara ronki atau mengi.
2) B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin
dan pusing karena nyeri. Suara S1 dan S2 tunggal.
3) B3(Brain)

Kepala dan wajah Ada sinosis


Mata Sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva anemis
pada kasus efusi pleura hemoragi kronis
Leher Biasanya JVP dalam batas normal

8
4)   B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada
system perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi
ke ginjal berupa pielonefritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronik
yang akan menimbulkan perubahan fungsi pada system ini.
5) B5 (Bowel)
Kebutuhan elimknasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap
perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses. Selain itu,
perlu dikaji frekuensi, kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine. Klien
biasanya mual, mengalami nyeri lambung. Dan tidak nafsu makan,
terutama klien yang memakan obat alnagesik dan antihiperurisemia.
6) B6 ( Bone ). Pada pengkajian ini di temukan :
a) Look. Keluhan nyeri sendi yang merypoakan keluhan utama yang
mendorong klien mencari pertolongan (meskipun mungkin
sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyeri
biasanya bertambah dengan gerakan  dan sedikit berkurang dengan
istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang menimbulkan  nyeri
yang lebih dibandingkan dengan  gerakan yang lain. Deformitas
sendi (pembentukan tofus) terjadi dengan temuan salah satu sendi
pergelangan kaki secara perlahan membesar.
b) Feel. Ada nyeri tekan pda sendi kaki yang membengkak.
c) Move. Hambatan gerak sendi biasanya seamkin bertambah berat.
Pemeriksaan diasnostik. Gambaran radiologis pada stadium dini
terlihat perubahan yang berarti dan mungkin terlihat osteoporosis
yang ringan. Pada kasus lebih lanju, terlhat erosi tulang seperti
lubang-lubang kecil (punch out).

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak.

9
3. Intervensi

No. Tujuan dan KH Intervensi Rasioanl


Dx
1. Setelah dilakukan 1. Kaji lokasi, 1. Mengetahui
tindakan keperawatan intensitas dan lokasi,
selama .....x24jam nyeri tipe nyeri intensitas dan
berkurang/hilang. 2. Berikan kompres skala nyeri
KH : hangat 2. Untuk
1. Rasa nyaman klien 3. Ajarkan teknik mengurangi
terpenuhi. relaksasi distraksi nyeri
2. Nyeri berkurang / 4. Kolaborasi dalam 3. Membantu
hilang pemberian pasien
analgesik mengatasi
nyeri
4. Untuk
mengurangi
nyeri
2. Setelah dilakukan 1. Kaji mobilitas
tindakan keperawatan yang ada dan
selama ....x24jam observasi
mobilitas fisik terpenuhi adanya
KH : peningkatan
1. Mobilitas fisik kerusakan.
terpenuhi. 2. Beri latihan
2. Klien ROM.
menunjukkan 3. Anjurkan
tindakan untuk keluarga
meningkatkan untuk
mobilitas dan mendekatkan
mempertahankan barang
koordinasi optimal. kebutuhan
pasien.

10
4. Kolaborasi
dengan ahli
fisioterapi
untuk latihan
fisik klien.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

11
Gout atau sering disebut asam urat adalah suatu penyakit metabolik
dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan
asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi. Penyebab
utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit/penimbunan Kristal asam
urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan
metabolisme asam urat abnormal dan kelainan metabolic dalam pembentukan
purin dan eksresi asam urat yang kurang dari ginjal.
B. SARAN
Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai
bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan
asuhan keperawatan yang akan datang, diantaranya
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau mengerti
tentang rencana keperawatan pada pasien dengan rheumatoid artritis,
pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik
dengan klien dan keluarga.
2. Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan
rheumatoid artritis maka tugas perawat yang utama adalah sering
mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami rheumatoid artritis.
3. Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis
dengan keluarga sehingga keluarga diharapkan mampu membantu dan
memotivasi klien dalam proses penyembuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Lukman, Ningsih, Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan


Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta : Salemba Medika.

12
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Aajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Muskuloskeletal. Cet.1. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia.A. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Ed.6 ; Cet.1 ; Jil.II. Jakarta : EGC.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Cet. 1. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Suratun. 2008. Asuhan Keperawatan Klein Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
Cet. 1. Jakarta : EGC.
Syaifiddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Ed.3 ; Cet.
1. Jakarta : EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai