ATHRITIS
Oleh:
1704008
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat yang
dicurahkan-Nya, penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan ini tepat waktu
yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Goth Athritis”. Terima
kasih kepada dosen pembimbing, perawat ruangan, teman-teman, dan juga orang
tua, atas dorongan yang telah diberikan kepada penulis sehingga makalah ini dapat
terbentuk.
Askep ini juga tidak luput dari kekurangan dan kekeliruan yang disebabkan oleh
keterbatasan kemampuan dan literatur yang sangat kurang yang ada pada penulis,
kepada dosen penulis mohon maaf. Penulis menyadari sepenuhnya Askep ini masih
jauh dari sempurna, segala sumbang saran, gagasan, pemikiran dan koreksi dari
semua pihak yang dapat memperkaya, menambah kelengkapan tulisan ini sangat
kami harapkan.
Semoga Askep ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis
sendiri, dan dapat berguna dimasa yang akan datang. Aamiin,,,
1. Latar Belakang
Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat. Pengertian
ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi disebabkan oleh
asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional.
Penyakit rematik banyak jenisnya. Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang
bengkak itu berarti asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan
laboratorium.
Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-
kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan
nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada intisel
- sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada
semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-
kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden).
Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak
boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap
metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan
dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan
85 persen senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan
purin dari makanan hanya sekitar 15 persen. Sayangnya, fakta ini masih belum
diketahui secara luas oleh masyarakat. Akibatnya banyak orang suka
menyamaratakan semua makanan. Orang menyantap apa saja yang dia inginkan,
tanpa mempertimbangkan kandungan didalamnya sangat tinggi. Produk makanan
mengandung purin tinggi kurang baik bagi orang-orang tertentu, yang punya bakat
mengalami gangguan asam urat. Jika mengonsumsi makanan ini tanpa perhitungan,
jumlah purin dalam tubuhnya dapat melewati ambang batas normal. Beberapa jenis
makanan dan minuman yang diketahui bisa meningkatkan kadar asam urat adalah
alkohol, ikan hearing, telur, dan jeroan. Ikan hearing atau sejenisnya (sarden), dan
jeroan merupakan sumber senyawa sangat potensial. Yang tergolong jeroan bukan
saja usus melainkan semua bagian lain yang terdapatdalam perut hewan ±seperti
hati, jantung, babat, dan limfa.
Konsumsi jeroan memperberat kerja enzim hipoksantin untuk mengolah purin.
Akibatnya banyak sisa asam urat di dalam darahnya, yang berbentuk butiran dan
mengumpul di sekitar sendi sehingga menimbulkan rasasangat sakit. Jeroan
memang merupakan salah satu hidangan menggiurkan, diantaranya soto babat,
sambal hati, sate jantung, dan kerupuk limfa. Tetapi salahsatu dampaknya, jika
tubuh kelebihan senyawa purin maka si empunya dirimengalami sakit
pada persendian.
2. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses
asuhan Keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam
memecahkan masalah pada Tn..”D” dengan Gout Athritis
b. Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gout Athritis yang dialami
oleh pasien Ny.”D”.
2) Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gout
Athritis
c. Manfaat Penulisan
Setelah menyelesaikan asuhan keperawatan ini diharapkan kami sebagai calon
profesi ners dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai penyebab
serta upaya pencegahan penyakit Gout Athritis agar terciptanya kesehatan
masyarakat yang lebih baik. Bagi pembaca diharapkan agar pembaca dapat
mengetahui tentang Gout arthritis lebih dalam sehingga dapat mencegah serta
mengantisipasi diri dari penyakit Gout artritis. Bagi petugas kesehatan diharapkan
dapat menambah wawasan dan informasi dalam penanganan Gout sehingga dapat
meningkatkan pelayanan keperawatan yang baik. Bagi institusi kesehatan dapat
menambah informasi tentang Gout artritis sehingga tercipta proses belajar mengajar
yang efektif.
BAB II
TINJAUAN TEORI & ASKEP TEORITIS
A. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Gout Artritis adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu
artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria
sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa
menopause. Gout arthritis, atau lebih dikenal dengan nama penyakit asam urat,
adalah salah satu penyakit inflamasi yang menyerang persendian.
Gout adalah penyakit metabolic yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang
nyeri pada tulang dan sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas,
pergelangan dan kaki bagian tengah ( Merkie, Carrie, 2005 ).
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek
genetic pada metabolisme purin atau hiperuricemia ( Brunner & Suddarth, 2001 :
1810 ).
Arthritis pirai ( gout ) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit Kristal asam
urat di daerah persendiaan yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut.
2. Etiologi
Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan
kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit
ini termasuk dalam kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan
kinetik asam urat yaitu hiperuresemia. Hiperuresemia terjadi karena :
a. Pembentukan asam urat berlebihan
Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah
c. Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak
over produksi asam urat. Over produksi asam urat ini dapat juga terjadi secara
sekunder akibat beberapa penyakit antara lain: sickle cell anemia, kanker
Penurunan fungsi renal akibat penggunaan obat dalam waktu yang lama
Gout dapat terjadi akibat hiperusemia yang di sebabkan oleh diet yang ketat atau
3. Patofisiologi
Asam urat adalah produk sisa metabolisme purin. Pada keadaan normal terjadi
keseimbangan antara produksi dan ekskresi. Sekitar dua pertiga (2/3) Jumlah yang,
diproduksi setiap hari diekskresikan melalui ginjal dan sisanya melalui feses.
Serum asam urat normal dipertahankan antara 3,4 – 7,0 mg/dl pada pria dan 2,4 –
6,0 pada wanita, pada level lebih dari 7,0 mg/dl akan terbentuk kristal monosodium
urat.
Trauma jaringan
Biasanya menyerang satu persendian, terjadi secara tak terduga, terjadi pada malam
hari yang dapat dipicu oleh trauma, konsumsi alkohol dan pembelahan. Pada level
enzim lisosom serta mediator-mediator inflamasi lainnya kedalam jaringan. Hal ini
menyebabkan sendi yang terserang terlihat kemerahan, papas, bengkak dan terasa
nyeri.
Sekitar 50% serangan gout arthritis akut terjadi pada sendi metatarsophalangeal
tumit, sedangkan bagian tubuh lain yang juga mengalami serangan; ankle, tumit,
lutut, jari-jari tangan dan siku. Nyeri bertambah dalam beberapa jam yang disertai
keluhan demam serta peningkatan angka leukosit (white blood cell) dan sedimen
rate.Serangan akut gout ini dapat terjadi dalam beberapa hari sampai beberapa
minggu. Hampir 60% penderita mengalami serangan ulang setelah satu tahun.
4. Manifestasi klinis
Secara klinis ditandai dengan adanya atritis, tofi, dan batu ginjal. Yang penting
diketahui bahwa asam urat sendiri tidak akan mengakibatkan apa-apa. Yang
urat. Pengendapannya dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Oleh sebab itu, sering
terbentuk tofi pada daerah-daerah telinga, siku, lutut, dorsum pedis, dekat tendo
Pada telinga misalnya, karena permukaannyayang lebar dan tipis serta mudah
tertiup angin, kristal-kristal tersebut mudah mengendap dan menjadi tofi. Demikian
pula di dorsum pedis, kalkaneus, dan sebagainya karena sering tertekan oleh sepatu.
Tofi itu sendiri terdirri dari kristal-kristal urat yang diklilingi oleh benda-benda
malam hari. Biasanya sehari sebelum pasien tampak segar bugar tanpa keluhan.
Tiba-tiba tengah malam terbangun karena rasa sakit yang hebat sekali.
Daerah khas yang sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari kaki sebelah
dalam, disebut podagra. Bagian ini tampak membengkak, kemerahan, daan nyeri
sekali bila disentuh. Rasa nyeri berlangsung beberapa hari sampai satu minggu, lalu
menghilang. Sedangkan tofi itu sendiri tidak sakit, tapi dapat merusak tulang. Sendi
tulang rawan, bursa dan jaringan lunak. Sering timbul tulang rawan telinga sebagai
benjolan keras. Tofi ini merupakan menifestasi lanjut dari gout yang timbul 5-10
b. Pielonefritis kronis
d. Tidak jarang ditemukan pada pasien dengan kadar asam urat tinggi dalam
darah,
Nefrolitiasis karena endapan asam urat tanpa adanya riwayat gout, yang
5. Pemeriksaan Penunjang
ekskresi.
b. Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama
persendian.
dan asam urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam
asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level
asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam
atau tisu toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet purin normal
e. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau
material aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam,
f. Pemeriksaan radiografi
6. Penatalaksanaan
Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati
serangan gout akut, dan unluk mencegah serangan gout Akut di kemudian hari.
Obat ini juga dapat digunakan sebagai sarana diagnosis. Pengobatan serangan akut
biasanya tablet 0,5 mg setiap jam, sampai gejala-gejala serangan Akut dapat
dikurangi atau kalau ternyata ada bukti timbulnya efek samping gastrointestinal.
Dosis maksimurn adalah 4-8 rng, tergantung dari berat pasien bersangkutan.
Beberapa pasien mengalami rasa mual yang hebat, muntah-muntah dan diarhea, dan
Gejala-gejala pada sebagian besar pasien berkurang dalam waktu 10-24 jam
sesudah pemberian obat. Kolkisin dengan dosis 0,5-2 mg per hari ternyata cukup
efektif untuk mencegah serangan gout berikutnya secara sempurna atau mendekati
berikutnya, kalau memang serangan gout terjadi lagi. Penggunaan kolkisin jangka
Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan unluk mengobati artritis
gout akut. Tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka kolkisin
Terdapat tiga obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau terapi
mg per hari dapat menurunkan kadar asam urat serum. Probenesid dan Sulfinpirazin
merupakan agen urikosurik, artinya mereka dapat menghambat proses reabsorpsi
urat oleh tubulus ginjal dan dengan dernikian meningkatkan ekskresi asam urat.
Pemeriksaan kadar asam urat serum berguna untuk menentukan etektivitas suatu
terapi.
yang tinggi. Di antara jenis makanan ini termasuk jerohan seperti hati, ginjal, roti
manis dan otak. Sardin dan anchovy (ikan kecfi semacarn haring) sebaiknya
dibatasi. Untuk membuang tofi yang besar, terutama kalau tofi mengganggu
7. Komplikasi
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk
keperawatan sangat bergantuang pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas:
A. Pengumpulan Data
1) Identitas Klien : Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa,
2) Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien berobat
atau keluhan atau gejala saat awal dilakukan pengkajian pertama kali
Pada umunya keluhan utama gout athritis adalah nyeri pada daerah sendi
metode PQRST.
peradangan.
Quality Of Painn: Nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien bersifat
menusuk.
3) Riwayat Sekarang
Riwayat Sekarang adalah factor yang melatar belakangi atau hal-hal yang
mempengaruhi atau mendahului keluhan, bagaimana sifat terjadinya gejala
(mendadak, perlahan-lahan, terus menerus atau berupa serangan, hilang
timbul atau berhubungan dengan waktu), lokalisasi gejalanya dimana dan
sifatnya bagimana (menjalar, menyebar, berpindah-pindah atau menetap).
Bagimana berat ringannya keluhan dan perkembangannya apakah menetap,
cenderung bertambah atau berkurang, lamanya keluhan berlangsung atau
mulai kapan serta upaya yang telah dilakukan apa saja lain-lain.
Biasanya pada pasien Gout Artritis Klien mengatakan nyeri pada persendian dan
keterbatasan gerak.
Gordon
ini mempunyai aplikasi luas untuk para perawat dengan latar belakang praktek
yang beragam model pola fungsional kesehatan terbetuk dari hubungan antara
1996 : 15).
mengurangi serangan.
7. Pola Persepsi Diri/ Konsep Diri, menggambarkan sikap tentang diri sendiri
dan persepsi terhadap kemampuan.
Biasanya pada pasien Gout Artritis
C. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik berguna untuk mengetahui data subjektif dari klien. Pada
pemeriksaan fisik abdomen sistem yang sering digunakan adalah inspeksi,
auskultasi, palpasi dan perkusi (IAPP). Tempatkan klien pada posisi supine.
Kontur dan simetrisitas dari abdomen diinspeksi dengan mengidentifikasi
penonjolan lokal, distensi, atau gelombang peristaltik. Auskultasi dilakukan
sebelum perkusi dan palpasi (yang dapat meningkatkan motilitas usus dan
dengan demikian merubah bising usus). Karakter, lokasi dan frekuensi bising
usus dicatat. Palpasi digunakan untuk mengidentifikasi massa abdomen atau
area nyeri tekan.
7) Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breathing)
Inspeksi : ditemukan keseimbangan rongga dada, tidak sesak napas
dan tidak menggunakan alat bantu napas.
Palpasi : traktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi : suatu resonan pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas lemah atau menghilang pada sisi yang
sakit. Biasanya mendapatkan suara ronkhi/ mengi.
b. B2 (Blood)
b. CRT < 1 detik, keringat dingin, pusing karena nyeri, suara S1 dan S2
tunggal.
c. B3 (Brain)
Adanya sianosis, sklera tidak ikterik, konjungtifa anemis.
d. B4 (Bladder)
Produksi urin dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem
perkemihan kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal
berupa pielonefritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronik.
e. B5 (Bowel)
Kebutuhan eliminasi terganggu, sulit BAB. Klien biasanya mual, dan tidak
nafsu makan pada klien yang memakan obat analgesic dan
anthiperurisemia.
f. B6 (Bone)
Adanya nyeri tekan pada sendi kaki dan tangan yang membengkak,
hambatan gerak sendi biasanya tambah berat.
1) Nyeri akut b/d radang sendi dengan penumpukan kristal urat di jaringan
sinovial
2) Kerusakan mobilitas fisik b/d nyeri persendian
3) Gangguan integritas kulit b/d tophy
4) Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakit gout
3. INTERVENSI
Diagnosa i: Nyeri akut b/d radang sendi dengan penumpukan kristal urat
di jaringan sinovial
Noc
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
menejemen nyeri
Mampu mengenal nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
Nyeri dapat benar-benar hilang
Nic
Kaji secara komperhensif tentang nyeri : lokasi, karakteristik dan
onset, durasi, frekuensi, dan kualitas)
Observasi isyarat non verbal dari ketidaknyamanan
Gunakan komuniokasi teurapeutik agar klien dapat mengekspresikan
nyeri
Beri dukungan terhadap klien dan keluarga
Kontrol faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pasien terhadap
nyeri
Beri informasi tentang nyeri
Anjurkan pasien untuk memonitor sendiri nyeri
Berikan analgesik sesuai order
Tutunkan dan hilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri
Noc
Rentang pergerakan sendi dengan gerakan atas inisiatif sendir
Klien meningkat dalam aktivitas fisik
Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
Nic
Beri alat bantu jika pasien memerlukan untuk mobilisasi
Kaji klien dalam mobilisasi
Penggunaan pergerakan tubuh aktif atau pasif untuk
mempertahankan atau memperbaiki fleksibilitas sendi
Meningkatkan dan membantu berjalan untuk mempertahankan atau
memperbaiki fungsi tubuh volunter dan autonom selama perawatan
serta pemulihan dari sakit atau cidera.
Nic
Observasi ekstremitas (warna, bengkak, tekstur)
Jelaskan keluarga tentang tanda kerusakan kulit
Catat perubahan kulit/membran mukosa
Meminimalkan penekanan pada bagian-bagian tubuh
Noc
Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (baik sensasi,
elastisitas,temperatur, hidrasi, dan pigmentasi)
Tidak ada luka/lesi pada kulit
Perfusi jaringan baik
Mampu melindungi kulit dan mempertahankan keadaan kulit
dengan baik
4. EVALUASI
Ketabolisme purin Asam urat dalam sel keluar Tidak di ekskresi melalui
urine
Penumpukan dan
pengendapan MSU Penumpukan dan Terbntuk fagolisosom
pengendapan MSU
No. RM : 03-22-08
Ruang : Edelweis 04
Tgl/ jam MRS : 06 Noember2017
Tgl pengkajian : 08 Noember2017
Dignosa medis : Gout Atritis Akut, CKD
1. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
a. Biodata Klien
Nama : TN. DH
Jenis kelamin : laki-laki
Tanggal lahir/Umur : 21 November 1957 (59 tahun)
Status Pernikahan : Sudah menikah
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Pensiunan Polisi
Alamat : Mitra
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny.A
Jenis kelamin : Perempuan
Umur :50 tahun
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan klien : Istri klien
II. RIWAYAT PENYAKIT
a. Keluhan Utama:
Klien mengatakan lemas dan nyeri pada sendi.
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
Klien menyatakan sudah nyeri dibagian tangan dan pinggang sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Klien menyatakan sebelumnya mengkonsumsi
daging sapi. Klien juga mengatakan badannya lemas dan tak bisa jalan, rasa
mualdan tidak ada muntah, serta ntake menurun
c. Riwayat Penyakit dahulu
Klien mengatakan sebelumnya 6 bulan yang lalu pernah masuk rumah sakt
dengan keluhan yang sama, pasien memiliki riwayat penyakit gnjal
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami DM,
Hipertensi, dan penyakit menurun lainnya.
Diagnosa Medik :
Saat masuk : Gout Athritis, hiperurecemia, CKD, genera weakness
Saat dikaji : Gout Athritis, hiperurecemia, CKD, genera weakness
2. TANDA-TANDA VITAL :
Kesadaran : composmentis
Skala Coma Glasgow :
Respon motorik :6
Respon bicara :5
Respon membuka mata : 4
Jumlah : 15
Kesimpulan :.
Tekanan darah : 130/80 mmHg.
Suhu : 36,2 0C – axilla.
Nadi : 88 x/mnt
Pernafasan : 20 x/mnt
Jenis : dada
3. Pengukuran
4. Genogram
Keterangan
``` : Laki-laki
: Perempuan
:Pasien sendir
+ :Meninggal
V. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
1. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN
KESEHATAN
Data subjektif
Data objektif
1. Observasi
Pasien makan yang disediakan rumah sakit, Porsi makan tidak
dihabiskan
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan rambut : bersih beruban
b. Hidrasi kulit : Kering
c. Palpebrae : ikterus
d. Conjungtiva : anemis (-)
e. Sclera : icterus (-)
f. Hidung : bersih
g. Rongga mulut : bersih gusi : tidak berdarah
h. Gigi geligi : karies gigi palsu : ada
i. Kemampuan mengunyah keras : kurang
j. Lidah : cukup bersih tonsil : tidak ada
peradangan
k. Pharing : tidak ada peradangan
l. Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
m. Kelenjar parotis : normal kelenjar tiroid :
tidak ada pembesaran
n. Abdomen
- Inspeksi : bentuk, datar, lemas
Bayangan vena : tidak tampak
Lesi : negative
3. Pemeriksaan diagnostic
a. Laboratorium (20 – 10 -2017)
Hematologi rutin normal
i. WBC : 14.44 x10̂3/uL 4.00-10.00
ii. RBC : 4.10 x10̂3/uL 4.70-6.10
iii. HGB : 12.5 g/dL 12.0-16.0
iv. HCT : 35.9 % 42.0-52.0
v. PLT : 180 x10̂3/uL 150-450
o Terapi
IVFD Ns 0,9 % 10 gtt/m
Recolfar 2x1
Omeprazole 2x20 mg
Donperidone 3x10 mg
3. KAJIAN POLA ELIMINASI
i. Data subjektif
1. Observasi:
Pasien tampak BAB baru 1x, BAK 2-3x dalam sehari di kamar
mandi dengan bantuan keluarga
2. Pemeriksaan fisik :
c. Anus :
Data subjektif
Aktivitas Sebelum MRS Setelah MRS
Makan Mandiri Di bantu
Minum Mandiri Di bantu
Berdiri Mandiri Di bantu
Mandi Mandiri Di bantu
Berpakaian Mandiri Di bantu
Buang air besar Buang air kecil Mandiri Di bantu
Mobilisasi di tempat tidur Mandiri Di bantu
Ambulasi Mandiri Di bantu
Data subjektif
Data subjektif
Data objektif
Data subjektif
1. Keadaan sebelum sakit :
Sebelum sakit klien tampak seperti byasa, memenuhi
kebutuhannya dengan mandiri, sebelum pensiun klien masih aktif
bekerja berangkat kantor dipagi hari dan pulang rumah pada
malam hari. Klien mengatakan bangga dengan pekerjaannya
Data Objektif
Kontak mata : baik
Rentang perhatian : baik
Suara dan cara bicara : baik
8. KAJIAN POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA
Data Subjektif
1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan klien klien merupakaan orang yang suka
berbaur, masih aktif melakukan kegatan kegiatan kepolisisn
walau sudah pesiun.
2. Keadaan sejak sakit :
Klien masih berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat, dan
pernnya terganggu karena harus banyak istirahat akibat nyeri
sendi yang sering kambuh. Anak dan istri klien selalu
mendampingi klien dalam kondisi sakit saat ini
Data Objektif
Klien selalu mendapat perhatian dari keluarga, terutama dari anak dan
istrinya
Data subjektif
Tdak ada masalah dalam pola ini, pasien merupakan seorang laki
laki dan memiliki 3 orang anak
Data subjektif
Data Subjektif
Klien mengatakan beragama kristen protestan, sebelum sakit klien
aktif beribadah digereja setelah sakit klien mengatakan sakit yang ia
derita diserahkan sepenuhnya kepada tuhan karena ia percaya Tuha
pasti tidak akan memberikan ujian atau cobaab diluar batas
kemampuan setiap orang, dia selalu berdoa berharap kesemuhan dari
Tuhan
Data Objektif :
Pasien dan keluarga menghrapkan kesembuhan dan pasrah kepada
tuhan, dan tmpak sesekali berodoa
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri akut b/d radang sendi dengan penumpukan kristal urat di jaringan
synovial
2) Intoleransi Aktifitas b/d kelemahan fisik
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Namaa Pasien : TN. “D” Ruangan: Edlweis 04
Umur : 59 tahun
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
1. Nyeri NOC : NIC:
Definisi : Pain Level (1400) Manajemen
Pengalaman sensori Pain Control Nyeri
yang tidak Lakukan pengkajian
menyenangkan yang Kriteria Hasil: nyeri komprehensif
yang meliputi
muncul akibat Mampu mengontrol
PQRST
kerusakan jaringan nyeri (tahu penyebab Gunakan strategi
yang aktual atau nyeri, mampu komunikasi trapeutik
untuk mengetahui
potensial atau menggunakan teknik
pengaaman nyeri
digambarkan dalam non farmakologi untuk dan sampaikan
hal kerusakan mengurangi nyeri, penerimaan nyeri
sedemikian rupa mencari bantuan) pada pasien terhadap
nyeri
(International Melaporkan bahwa
Association for the nyeri berkurang dengan
(6680) Monitor TTV
Study of Pain); awitan menggunakan
Monitor tekanan
yang tiba-tiba atau menejemen nyeri
darah, nadi, suhu dan
lambat dari intensitas Mampu mengenal nyeri
status pernafasan
ringan hinngga berat (skala, intensitas,
dengan cepat
dengan akhir yang frekuensi, dan tanda
dapat diantisipasi atau nyeri)
diprediksi dan Menyatakan rasa
berlangsug >6 bulan nyaman setelah nyeri
berkurang
Tanda vital dalam
rentang normal
Nyeri dapat benar-
benar hilang
Manajement energy
Monitor
intake/asupan nutrisi
untuk mengetahui
sumber energy yang
adekuat
Anjurkan aktivitas
fisik (misalnya
ambulasi,ADL) sesuai
dengan kempuan
(energy) pasien
Lakukan ROM
aktiv/pasif untuk
menghilangkan
ketegangan otot
4. IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN
Namaa Pasien : TN. “D” Ruangan: Edlweis 04
Umur : 59 tahun
Hari/tanggal Implementasi Evaluasi
dan jam
15. 00 : mengobservasi ttv S:
Rabu ,08-11- Td: 160/90 Pasien mengatakan
2017 N : 90x/ menit nyeri dada
R : 20x/ menit Nyeri ada pada skala 4
S: 36 O:
Melakukan pengkajian nyeri yang Kes: CM
meliputi Td :130/80
P : Nyeri saat beraktivitas N :98x/m
Q: nyeri tertusuk- tusuk S :36.2
R: Nyeri hanya satu tempat R :22x/m
S: Rentang skala 0-10
Nyeri yang di rasakan ps skala 4 A:
T: Nyeri pada saat beraktivitas nyeri Setelah dilakukan
hilang timbul thenik relaksai nyeri
16.00 : Mengecek keadaan umum pasien berkurang dengan skala
16.15 : Melayani pemberian obat injeksi 2
- omeprazole P:
- Recolfar lanjut intervensi
16 :30: Mengjarkan tehnik relaksasi
18.00 : Melayani pemberian Obat minum
19.30 : Menganjurkan Pasien untuk
beristirahat
A:
Maslah Teratasi
P:
Intervensi Di hentikan