Anda di halaman 1dari 21

GOUT

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III


Dosen Pembimbing : Ns.Putu Sintya Arlinda , S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh:
Ekiq Febriliani 1801100479
Nurul dwi anggraini 1801100491
Vicky Dwi Kristian 1801100502

Program Studi S1 Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes Malang


Jl. Raden Panji Suroso No. 6 Blimbing – Kota Malang
Telp (0341) 488762 Fax (0341) 488763
Kata Pengantar
Puji syukur kehadiran Allah SWT. karena atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik, dan Hidayah-Nya makalah ini dapat tersusun. Shalawat dan salam semoga senantiasa
terlimpahkan kepada sang uswatun hasanah Nabi Muhammad SAW. Penyusunan makalah ini
dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal bedah III yang dimbing oleh
Ns.Putu Sintya Arlinda , S.Kep., M.Kep Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
wawasan, pengetahuan, dan pengalaman bagi para pembaca, khususnya dapat dijadikan
sebagai acuan dan petunjuk bagi kami para mahasiswa STIKes Kendedes Malang.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat
dalam penyusunan makalah ini baik secara materi maupun non-materi. Makalah ini masih
banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu
kami memerlukan masukan yang bersifat membangun dari para dosen, teman mahasiswa
yang lain, dan seluruh pembaca makalah ini guna penyempurnaan.

Malang, Oktober 2020


Tim Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi...........................................................................................3
2.2 Etiologi...........................................................................................3
2.3 Klasifikasi ......................................................................................4
2.4 patofisiologi ...................................................................................4
2.5 manifestasi klinis ...........................................................................5
2.6 komplikasi.......................................................................................6
2.7 pemeriksaan penunjang .................................................................6
2.8 Pencegahan ....................................................................................7
2.9 Penatalaksanaa................................................................................7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 contoh kasus....................................................................................9
3.2 Pengkajian.......................................................................................9
3.3 Diagnosa.........................................................................................11
3.4 Intervensi........................................................................................11
3.5 Implementasi...................................................................................15
3.6 Evaluasi...........................................................................................15
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.....................................................................................17
4.2 Saran...............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkataan kadar asam
urat dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti perasaan linu-linu di
daerah persendian dan sering disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi
penderitanya. Hal ini disebabkan oleh penumpukan Kristal di daerah tersebut akibat
tingginya kadar asam urat dalam darah. Penyakit ini sering disebut penyakit gout atau
lebih dikenal di masyarakat sebagai penyakit asam urat, Hal ini disebabkan oleh
penumpukan Kristal di daerah tersebut akibat tingginya kadar asam urat dalam darah.
Penyakit ini sering disebut penyakit gout atau lebih dikenal di masyarakat sebagai
penyakit asam urat. Faktor-faktor yang diduga juga mempengaruhi penyakit ini
adalah diet, berat badan dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992). Choi dkk (1986)
melakukan Penelitian tentang gout pada populasi tenaga kesehatan laki-laki di
Amerika Serikat, yang meliputi dokter gigi, optometris, osteopath, ahli farmasi,
podiatrist, dan dokter hewan. Populasi tersebut berusia antara 40 sampai 75 tahun.
Hasil penelitianya selama 12 tahun menemukan 730 kasus gout baru. Mereka
menemukan peningkatan risiko gout ketika responden mengonsumsi daging atau
seafood dalam jumlah banyak. Akan tetapi, tidak ditemukan peningkatan risiko gout
ketika mengonsumsi protein hewani maupun nabati atau sayur-sayuran kaya purin
dalam jumlah banyak.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang ada, maka rumusan masalah yang ada:

1. Apa definisi Gout ?


2. Bagaimana etiologi Gout ?
3. Bagaimana klasifikasi Gout ?
4. Bagaimana patofisiologi Gout ?
5. Bagaimana manifestasi klinis Gout
6. Apa saja pemeriksaan penunjang yang diperlukan klien Gout ?

1
7. Bagaimana tahapan klinis gout ?
8. Bagaimana pencegahan gout ?
9. Bagaimana penatalaksanaan Gout ?
10. Bagaimana asuhan keperawatan Gout ?

1.3 TUJUAN

Dari rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang didapatkan:

11. Dapat mengetahui apa definisi Gout.


12. Dapat mengetahui bagaimana etiologi Gout.
13. Dapat mengetahui bagaimana klasifikasi Gout
14. Dapat mengetahui bagaimana patofisiologi Gout.
15. Dapat mengetahui bagaimana manifestasi klinis Gout.
16. Dapat mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang yang diperlukan klien Gout.
17. Dapat mengetahui bagaimana tahapan klinis gout.
18. Dapat mengetahui bagaimana pencegahan gout.
19. Dapat mengetahui bagaimana penatalaksanaan Gout.
20. Dapat mengetahui bagaimana asuhan keperawatan Gout.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1DEFINISI
Gout adalah penyakit heterogen yang di akibatkan oleh penumpukan monosodium
urat atau Kristal asam urat. Penyakit metabolic ini sudah di gambarkan oleh Hippocrates
pada zaman yunani kuno sebagai penyakit yang mencangkup sprektum presentase klinik ,
mulai dari peradangan sendi akut sampai kronik artritis yang erosif. Dan deposit urat
subkutan yang menyebabkan muncul thopi klasik.
Penyakit gout adalah salah satu dari tipe arthritis (rematik) yang di sebabkan terlalu
banyak atau tidak normalnya kandungan asam urat di dalam tubuh, karena tubuh tidak
mampu mensekresikan asam urat dengan normal aatau seimbang.
Gout sesungguhnya adalah arthritis/radang yang terjadi karena terbentuknya endapan
kristal monosodium urat, biasanya terjadi secara mendadak. Terjadinya pengumpulan
kristal monosodium urat di sendi akibat dari keadaan tingginya kadar asam urat dalam
darah penderita/hiperurisemia.
2.2ETIOLOGI
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan
a. Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah
b. Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat yang
berlebihan karena penyakit lain seperti leukimia, trutama bila diobati
dengan sitostatika, psoriasis, polisitemia vera, dan mielofibrosis
2. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal : contohnya disebabkan oleh
kerusakan ginjal, misalnya pada glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal
kronik.
3. Factor genetik (keturunan, riwayat dalam keluarga )
4. Penyebab sekunder (obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,gangguan ginjal) yang
akan menyebabkan gangguan pada sekresi asam urat maupun produksi asam urat
yang berlebih
5. Penggunaan obat obatan tertentu yang dapat meningkatkan kadar asam urat
dalam tubuh.
6. Konsumsi alcohol berlebih, karena alcohol merupakan salah satu sumber purin
yang juga dapat menghambat pembuangan urin melalui ginjal

3
7. Mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan produksi purin
(seafood,daging merah dll ) . pemecahan sel-sel tubuh secara terus menerus yang
di dukung oleh produksi dan konsumsi yang banyak mengandung purin sehingga
tubuh tidak mampu lagi untuk mengendalikan purin yang mennyebabkan asam
urat itu timbul .
2.3 KLASIFIKASI
Klasifikasi gout di bagi menjadi 2 yaitu :
a. Penyakit asam urat (gout) primer
Penyebabnya belum di ketahui (idiopatik). Di duga berkaitan dengan kombinasi faktr
genetik dan factor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan gangguan metabolism yang dapat meningkatkannya produksi asam
urat atau bias juga di sebabkan akibat karena kurang nya pengeluaran asam urat dari
tubuh.
b. Penyakit asam urat (gout) sekunder
penyebabnya antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi ,
yaitu karena mengknsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi.
2.4 PATOFISIOLOGI
Asam urat merupakan produksi akhir dari metabolisme purin. Purin sendiri adalah
bagian dari DNA sehingga pada dasarnya asam urat merupakan produk katabolisme dari
sel. Pada tubuh sebagian besar mamalia, asam urat ini akan diproses lebih lanjut dengan
cara oksidase dengan enzim uricase menjadi allanotin. Allantoin ini sangat mudah larut
dalam air sehingga dengan mudah dibuang melalui ginjal. Namun ada beberapa manusia
tidak dapat menghasilkan enzim uricase akibatnya akumulasi asam urat mungkin terjadi
dan terjadilah penyakit gout.

4
2.5MANIFESTASI KLINIS
penting diketahui bahwa asam urat sendiri tidak akan mengakibatkan apa-apa. Yang
menimbulkan rasa sakit adalah terbentuk dan mengendapnya kristal monosodium urat

 Kemerah-merahan pada sendi, panas, dan bengkak, jika tidak diterapi akan sembuh
atau berakhir kira-kira 3-14`hari.
 Nyeri yang tiba-tiba dan parah pada beberapa sendi, biasanya di tengah malam atau
dini hari.
 Nyeri di sendi. Rasa nyeri bisa terasa hangat pada saat disentuh dan terlihat merah
atau ungu.

5
 Kekakuan pada sendi menyebabkan terbatasnya pergerakan.
 Sendi yang paling sering terkena adalah sendi jempol kaki, pergelangan kaki, lutut,
siku, pergelangan tangan, dan jari-jari tangan.
 Demam, menggigil, tidak enak badan, pada beberapa penderita, terjadi peningkatan
denyut jantung.
2.5 KOMPLIKASI
1. Radang sendi akibat asam urat (Gout arthritis )
Sifat kimia asam urat cenderung berkumpul di cairan sendi ataupun jaringan
ikat longgar.
2. Hiperurisemia pada ginjal
Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal , gangguan ginjal
akut dan kronis
2.6TAHAPAN KLINIS
Menurut mivhael A.Charter gout memiliki 4 tahapan klinis yaitu :
3. stadium I
pada saat di lakukan pemeriksaan di ketahui bahwa kadar asam urat tinggi
namun tidak menunjukan gejala atau keluhan (hiperurisemia asimtomatik)
4. Stadium II
terjadi pembengkakan dan nyeri pada sendi kaki, sendi jari tangan,
pergelangan tangan dan siku (acut arthritis gout)
5. Stadium III
Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang dalam waktu kurag dari
1 tahun jika tidak di obati (intercritical stadium)
6. Stadium IV
Timbunan asam urat terus meluas selama beberapa tahun jika tidak di lakuka
pengobatan, hal ini dapat menyebabkan nyeri, sakit, kaku serta pembengkakan
sendi nodular yang besar (cronic gout)
2.7PEMERIKSAAN PENUNJANG

Selain dengan wawancara dan pemeriksaan untuk menggali riwayat keluhan dan juga
menemukan tanda dan gejala yang khas, dokter juga dapat melakukan beberapa tes
penunjang. Tes ini membantu dokter mengetahui apakah seseorang memiliki gout atau
sesuatu yang lain dengan gejala serupa:

6
 Tes cairan sendi. Cairan diambil dari sendi yang sakit dengan jarum, lalu
dipelajari di bawah mikroskop yang bertujuan untuk memeriksa apakah kristal ada
di sana.
 Tes darah. Tes darah dapat memeriksa kadar asam urat. Tingkat asam urat yang
tinggi tidak selalu berarti gout, tetapi berarti terdapat risiko untuk mendapat gout
 X-ray. Gambar dari sendi akan membantu mengesampingkan masalah lain.
 USG. Tes tanpa rasa sakit ini menggunakan gelombang suara untuk melihat area
asam urat.

2.8 PENCEGAHAN
Cara penanganan asam urat menurut ( zahara,2013)
1. Minum air putih sesuai dengan kebutuhan (8-10 gelas/hari)
2. Mengurangi berat badan sehingga berat badan normal atau bahkan lebih rendah 10-
15% dari berat badan normal
3. Mengurangii stress
4. Istirahatkan pada bagian yang nyeri apabila muncul perasaan nyeri
5. Hindari makanan yang mengandung tinggi purin
6. Olahraga dan kompres hangat kayu manis untuk mengurangi nyeri
2.9 PENATALAKSANAAN
1) Penatalaksanaan Medis
Yaitu menggunakan obat obatan kimia , cara ini dapat di lakukan
dnegan jangka panjang maupun jangka pendek . pengobatan jangka pendek
adalah dengan pemberian obat anti nyeri yang bertujuan untuk mengurangi
rasa nyeri dan menghilangkan bengkak, sedangkan jangka panjang di lakukan
dengan pemberian obat yang befungsi menghambat xanthine oxidase (enzim
yang berperan dalam mengkatalisis oksida hipoxantin menjadi xantin dan
asam urat , penghambatan xhnatine oksidase dapat menghalangi biosintesis
asam uram )
2) Penatalaksanaan non medis
Yaitu menjalani pola hidup sehat yang bertujuan untuk mencegah dan
mengobati penyakit asam urat . cara ini dapat di lakukan melalui : diit
makanan (yaitu dengan cara mengurangi makanan yang mengandung tinggi
purin ) dan di sertai dengan pola hidup sehat berolahraga secara teratur
(wijayakusuma,2007)

7
3) Pengobatan Herbal
Memanfaatkan tanaman obat yang mempunyai khasiat anti inflamasi
seperti : daun sirsak atau obat yang mempunyai fungsi penghilang rasa sakit
seerti kayu manis .

8
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 CONTOH KASUS

Pada tanggal 25 Januari 2017,  TN. M datang ke UGD dengan keluhan nyeri
pada sendi. Klien berumur 48 tahun dan mengatakan kesulitan bergerak akibat nyeri
pada sendi. Aktivitas menjadi terbatas berhubungan dengan nyeri pada sendi dan
keterbatasan bergerak. Menurut hasil observasi perawat badan klien tampak lemas
dan dehidrasi, Setelah ditanya kembali klien mengatakan sebelumnya makan daging
sapi, bayam, teri dan sarden. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda
vital :

Tensi                   : 100/70 mmHg


Nadi                    : 68 x/menit
RR                       :  20x/menit
Suhu                    : 36,4 C
Keadaan umum   : Lemah

3.2 PENGKAJIAN

a) Pengkajian

a.       Keluhan Utama :


Klien mengatakan lemas dan nyeri pada sendi.
b.      Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien menyatakan sudah nyeri sendi dari beberapa hari yang
lalu sejak tanggal 19 januari 2017. Klien menyatakan sebelumnya
mengkonsumsi daging sapi, bayam, teri dan sarden . Klien juga
mengatakan badannya lemas.
c.       Riwayat Penyakit dahulu :
Klien mengatakan sebelumnya Klien tidak pernah sakit seperti
ini. Klien juga tidak pernah Masuk RS sebelumnya.
d.      Riwayat Penyakit Keluarga :
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
DM, Hipertensi, dan penyakit menurun lainnya.

9
b) Data subjectif
1. Klien mengatakan nyeri pada sendi
2. Klien mengatakan badan terasa lemas
3. Klien mengatakan kesulitan bergerak karena nyeri
4. Pasien mengatakan aktivitas terganggu karena nyeri sendi
c) Data obyektif
1. Keluhan utama Lemah dan nyeri sendi
2. Suhu : 36,4 º C                   TD : 100/70 mmHg
3. Nadi : 68 x / menit            RR : 20 x /menit
4. keterbatasan dalam menggerakkan kaki
5. Mukosa bibir kering
d) Pemeriksaan fisik : seluruh tubuh di lakukan pemerikasaan namun berfokus pada
daerah yang merasakan nyeri atau lokasi lokasi yang sering terjadi akibat gout
(asam urat).
e) Data psikososial:
a.       Status Emosi
Klien tampak tenang saat dilakukan pengkajian
b.      Konsep Diri
-     Body image
Klien menerima penyakitnya namun sering merasa sedih karena
tidak sanggup melakukan aktivitasnya
-     Self Ideal
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang agar dapat
beraktivitas seperti biasa dan dapat berkumpul dengan
keluarganya kembali.
-     Self Esteem
Klien mengatakan diperlakukan dengan baik oleh dokter dan
perawat
-     Role Performance
Klien di rumahnya berperan sebagai ayah yang selalu ada buat
keluarga
-     Self Identify
Klien adalah seorang ayah dengan tiga orang anak dengan seorang
istri

10
c.   Interaksi Sosial
      Klien sangat kooperatif saat dilakukan pengkajian.
d.   Spiritual
      Klien beragama Islam.
f) Data penunjang
1) Peningkatan kadar asm urat serum (hiperuricemia)
2) Peningkatan kadar asam urat pada urine 24 jam.
3) Cairan sinovial sendi menunjukkan adanya kristal urat monosodium.
4) Kecepatan waktu pengendapan
5) Pemeriksan sinar X menampakakan perkembangan jaringan lunak.
6) Pemeriksaan sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama
fase akut).

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. nyeri akut b.d proses penyakit (D.0077)


2. gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian. (D.0054)
3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan
kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi,
ketidakseimbangan mobilitas (D.0083)

3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN

No DIAGNOSIS Outcome INTERVENSI


1 nyeri akut b.d efek Manajemen nyeri (1.08238)
Tingkat nyeri
penyakit terbentuk dan (L.08066)
Observasi
mengendapnya kristal
monosodium urat
di Tujuan : setelah di - identifikasi lokasi,

beberapa bagian tubuh lakukan tindakan karakteristik ,durasi ,frekuen

(D.0077) si ,kualitas , dan intensitas


keperawatan 3x24
nyeri
jam di harapkan
- identifikasi skala nyeri
nyeri menurun :
- identifikasi respon nyeri non
1 Keluhan nyeri : verbal
menurun - identifikasi pengaruh nyeri
2 Gelisah : pada kualitas hidup

11
menurun terapeutik
3 Kesulitan tidur :
- berikan teknik non
menurun
farmakologis untuk
4 kemampuan
meringankan nyeri (mis.
menuntaskan
TENS , Hipnosis ,
aktivitas :
Akupresur, terapi music ,
meningkat
relaksasi , aromaterapi ,
terapi imanijasi terbimbing ,
kompres hangat dingin , dst )
- control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis
suhu ruangan ,
pencahayaan , kebisingan )
- fasilitasi istirahat tidur
- pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

edukasi

- jelaskan penyebab , periode


dan pemicu nyeri
- jelaskan strategi meredakan
nyeri
- anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- anjurkan teknik non
farmakologi untuk
meredakan nyeri
- anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat

kolaborasi

- kolaborasi pemberian

12
analgetik jika perlu

No DIAGNOSIS OUTCOME INTERVENSI


2 gangguan mobilitas fisik Dukungan ambulasi (1.06171)
Mobilitas fisik
berhubungan dengan (L.05042) Observasi
nyeri persendian. - identifikasi adanya nyeri
(D.0054) Tujuan : setelah di atau keluhan fisik lainnya

lakukan tindakan - identifikasi teloransi fisik

keperawatan 3x24 melakukan ambulasi

jam di harapkan - monitor frekuensi jantung

mobilitas fisik dan tekanan darah sebelum

meningkat : melakukan ambulasi


- monitor kondisi umum
5 pergerakan
selama melakukan ambulasi
ekstremitas :
Terapiutik
meningkat
- fasilitasi ambulasi dengan
6 kekuatan otot :
alat bantu (tongkat atau
meningkat
kruk)
7 rentang gerak
- fasilitasi melakukan
(ROM) :
mobilitas fisik
meningkat
- libatkan keluarga untuk
8 nyeri : menurun
membantu pasien
9 kaku sendi :
meningkatkan ambulasi
menurun
Edukasi
- Kebutuhan cairan pasien
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi
- Anjurkan melakukan
ambulasi dini
- Anjurkan ambulasi

13
sederhana yang harus di
lakukan

No DIAGNOSIS OUTCOME INTERVENSI


3 Gangguan citra tubuh Citra tubuh (L.09067) Manajemen nyeri (1.08238)
perubahan penampilan
Tujuan : setelah di Observasi
peran berhubungan
lakukan tindakan
dengan perubahan - identifikasi harapan citra
keperawatan 3x24
kemampuan untuk tubuh berdasrakan tahap
jam di harapkan citra
melaksanakan tugas- perkembangan
tubuh meningkat :
tugas umum, - identifikasi perubahan citra

peningkatan 1 verbalisasi tubuh yang mengakibatkan

penggunaan energi, perasaan negative isolasi social

ketidakseimbangan tentang perubahan - monitor frekuensi peryataan

mobilitas (D.0083) diri : menurun kritik terrhadap diri sendiri


2 verbalisasi
terapeutik
kekhawatiran
pada reaksi orang - diskudikan perubahan tubuh

lain : menurun dan fungsi nya

3 melihat bagian - diskusikan perbedaan

diri : meningkat penampilan fisik terhadap

4 hubungan social : harga diri

meningkat - diskusikan cara


mengembangkan harapan
citra tubuh secara realistis

edukasi

- jelaskan keluarga tentang


perawatan perubahan citra
tubuh
- anjurkan menggunakan alat
bantu
- anjurkan mengikuti

14
kelompok pendukung
- latih fungsi tubuh

3.4 IMPLEMENTASI

Implementasi, yang merupakan komponen dari proses keperawatan, adalah


kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan.
(Perry & Potter, 2005)

1. Tindakan Keperawatan Mandiri


Tindakan yang dilakukan Tanpa Pesanan Dokter. Tindakan keperawatan mendiri
dilakukan oleh perawat. Misalnya menciptakan lingkungan yang tenang, mengompres
hangat saat klien demam.
2. Tindakan Keperawatan Kolaboratif
Tindakan yang dilakukan oleh perawat apabila perawata bekerja dengan anggota
perawatan kesehatan yang lain dalam membuat keputusan bersama yang bertahan
untuk mengatasi masalah klien

3.5 EVALUASI KEPERAWATAN

Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien terhadap


tindakan keperawatan dan kemajuan klien kea rah pencapaian tujuan. Evaluasi terjadi
kapan saja perawat berhubungan dengan klien. Penekanannya adalah pada hasil klien.
Perawat mengevaluasi apakah perilaku klien mencerminkan suatu kemunduran atau
kemajuan dalam diagnose keperawatan. ( Perry Potter, 2005 )

Pada saat akan melakukan pendokumentasian, menggunakan SOAP, yaitu :

S : Data subyektif merupakan masalah yang diutarakan klien

O : Data obyektif merupakan tanda klinik dan fakta yang berhubungan


dengan diagnose keperawatan

A : Analisis dan diagnose

P : Perencanaan merupakan pengembangan rencana untuk yang akan datang


dari intervensi

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Adapun Kesimpulan dari isi makalah ini adalah:

1. Penyakit gout adalah salah satu dari tipe arthritis (rematik) yang di sebabkan
terlalu banyak atau tidak normalnya kandungan asam urat di dalam tubuh,
karena tubuh tidak mampu mensekresikan asam urat dengan normal aatau
seimbang.
2. Patofisiologi terjadi gangguan pada metabolism purin yang meliputi produksi
asam urat berlebih atau gangguan pada sekresi asam urat sehingga terjadi
penumbukan purin dalam tubuh yang berakibat munculnya penyakit yang di
sebut gout atau asma urat
3. Etiologi, Gejala artritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan
terhadap pembantukan kristal monosodium urat monohidrat. Hal ini terjadi
karena pola makan yang kurang sehat
4. Pencegahan gout yaitu dengan merubah pola hidup sehat mulai dari makan
minum dan rajin berolahraga
5. Penatalaksanaan untuk gout ada dengan medis, non medis dan herbal

4.2 SARAN

4.2.1 Bagi Mahasiswa


Diharapkan mampu memahami tentang kelainan-kelainan yang ada pada
sistem pernapasan (terutama hidung) dan dapat menerapkan bagaimana cara
penanganan pasien dengan gout
4.2.2 Bagi Institusi
Diharapkan dapat memberikan penjelasan yang lebih luas tentang sinusitis dan
rhinitis dan dapat lebih banyak menyediakan referensi-referensi buku tentang
penyakit-penyakit serta asuhan keperawatan penyakit tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA
Tjokroprawiro, Askanda dkk.2015. buku ajar ilmu penyakit dalam edisi 2.

Surabaya:Airlangga University press (AUP).

Misnadiarly. 2007. Rematik : asam urat –hiperurisemia, arthritis gout. Jakarta :

Pustaka obor populer.

https://www.halodoc.com/kesehatan/artritis-gout di akses pada tanggal 9 november

20.20 WIB

https://www.alomedika.com/penyakit/reumatologi/gout/patofisiologi di akses pada

tanggal 9 november 21.00 WIB

tim pokja SDKI DPP PPNI .2017. standart diagnosis keperawatan Indonesia.Edisi 1.

Jakarta:PPNI

tim pokja SLKI DPP PPNI .2017. standart diagnosis keperawatan Indonesia.Edisi 1.

Jakarta:PPNI

tim pokja SIKI DPP PPNI .2017. standart diagnosis keperawatan Indonesia.Edisi 1.

Jakarta:PPNI

17

Anda mungkin juga menyukai