Disusun Oleh:
Ekiq Febriliani 1801100479
Nurul dwi anggraini 1801100491
Vicky Dwi Kristian 1801100502
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat
dalam penyusunan makalah ini baik secara materi maupun non-materi. Makalah ini masih
banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu
kami memerlukan masukan yang bersifat membangun dari para dosen, teman mahasiswa
yang lain, dan seluruh pembaca makalah ini guna penyempurnaan.
i
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi...........................................................................................3
2.2 Etiologi...........................................................................................3
2.3 Klasifikasi ......................................................................................4
2.4 patofisiologi ...................................................................................4
2.5 manifestasi klinis ...........................................................................5
2.6 komplikasi.......................................................................................6
2.7 pemeriksaan penunjang .................................................................6
2.8 Pencegahan ....................................................................................7
2.9 Penatalaksanaa................................................................................7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 contoh kasus....................................................................................9
3.2 Pengkajian.......................................................................................9
3.3 Diagnosa.........................................................................................11
3.4 Intervensi........................................................................................11
3.5 Implementasi...................................................................................15
3.6 Evaluasi...........................................................................................15
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.....................................................................................17
4.2 Saran...............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkataan kadar asam
urat dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti perasaan linu-linu di
daerah persendian dan sering disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi
penderitanya. Hal ini disebabkan oleh penumpukan Kristal di daerah tersebut akibat
tingginya kadar asam urat dalam darah. Penyakit ini sering disebut penyakit gout atau
lebih dikenal di masyarakat sebagai penyakit asam urat, Hal ini disebabkan oleh
penumpukan Kristal di daerah tersebut akibat tingginya kadar asam urat dalam darah.
Penyakit ini sering disebut penyakit gout atau lebih dikenal di masyarakat sebagai
penyakit asam urat. Faktor-faktor yang diduga juga mempengaruhi penyakit ini
adalah diet, berat badan dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992). Choi dkk (1986)
melakukan Penelitian tentang gout pada populasi tenaga kesehatan laki-laki di
Amerika Serikat, yang meliputi dokter gigi, optometris, osteopath, ahli farmasi,
podiatrist, dan dokter hewan. Populasi tersebut berusia antara 40 sampai 75 tahun.
Hasil penelitianya selama 12 tahun menemukan 730 kasus gout baru. Mereka
menemukan peningkatan risiko gout ketika responden mengonsumsi daging atau
seafood dalam jumlah banyak. Akan tetapi, tidak ditemukan peningkatan risiko gout
ketika mengonsumsi protein hewani maupun nabati atau sayur-sayuran kaya purin
dalam jumlah banyak.
Dari latar belakang yang ada, maka rumusan masalah yang ada:
1
7. Bagaimana tahapan klinis gout ?
8. Bagaimana pencegahan gout ?
9. Bagaimana penatalaksanaan Gout ?
10. Bagaimana asuhan keperawatan Gout ?
1.3 TUJUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1DEFINISI
Gout adalah penyakit heterogen yang di akibatkan oleh penumpukan monosodium
urat atau Kristal asam urat. Penyakit metabolic ini sudah di gambarkan oleh Hippocrates
pada zaman yunani kuno sebagai penyakit yang mencangkup sprektum presentase klinik ,
mulai dari peradangan sendi akut sampai kronik artritis yang erosif. Dan deposit urat
subkutan yang menyebabkan muncul thopi klasik.
Penyakit gout adalah salah satu dari tipe arthritis (rematik) yang di sebabkan terlalu
banyak atau tidak normalnya kandungan asam urat di dalam tubuh, karena tubuh tidak
mampu mensekresikan asam urat dengan normal aatau seimbang.
Gout sesungguhnya adalah arthritis/radang yang terjadi karena terbentuknya endapan
kristal monosodium urat, biasanya terjadi secara mendadak. Terjadinya pengumpulan
kristal monosodium urat di sendi akibat dari keadaan tingginya kadar asam urat dalam
darah penderita/hiperurisemia.
2.2ETIOLOGI
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan
a. Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah
b. Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat yang
berlebihan karena penyakit lain seperti leukimia, trutama bila diobati
dengan sitostatika, psoriasis, polisitemia vera, dan mielofibrosis
2. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal : contohnya disebabkan oleh
kerusakan ginjal, misalnya pada glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal
kronik.
3. Factor genetik (keturunan, riwayat dalam keluarga )
4. Penyebab sekunder (obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,gangguan ginjal) yang
akan menyebabkan gangguan pada sekresi asam urat maupun produksi asam urat
yang berlebih
5. Penggunaan obat obatan tertentu yang dapat meningkatkan kadar asam urat
dalam tubuh.
6. Konsumsi alcohol berlebih, karena alcohol merupakan salah satu sumber purin
yang juga dapat menghambat pembuangan urin melalui ginjal
3
7. Mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan produksi purin
(seafood,daging merah dll ) . pemecahan sel-sel tubuh secara terus menerus yang
di dukung oleh produksi dan konsumsi yang banyak mengandung purin sehingga
tubuh tidak mampu lagi untuk mengendalikan purin yang mennyebabkan asam
urat itu timbul .
2.3 KLASIFIKASI
Klasifikasi gout di bagi menjadi 2 yaitu :
a. Penyakit asam urat (gout) primer
Penyebabnya belum di ketahui (idiopatik). Di duga berkaitan dengan kombinasi faktr
genetik dan factor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan gangguan metabolism yang dapat meningkatkannya produksi asam
urat atau bias juga di sebabkan akibat karena kurang nya pengeluaran asam urat dari
tubuh.
b. Penyakit asam urat (gout) sekunder
penyebabnya antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi ,
yaitu karena mengknsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi.
2.4 PATOFISIOLOGI
Asam urat merupakan produksi akhir dari metabolisme purin. Purin sendiri adalah
bagian dari DNA sehingga pada dasarnya asam urat merupakan produk katabolisme dari
sel. Pada tubuh sebagian besar mamalia, asam urat ini akan diproses lebih lanjut dengan
cara oksidase dengan enzim uricase menjadi allanotin. Allantoin ini sangat mudah larut
dalam air sehingga dengan mudah dibuang melalui ginjal. Namun ada beberapa manusia
tidak dapat menghasilkan enzim uricase akibatnya akumulasi asam urat mungkin terjadi
dan terjadilah penyakit gout.
4
2.5MANIFESTASI KLINIS
penting diketahui bahwa asam urat sendiri tidak akan mengakibatkan apa-apa. Yang
menimbulkan rasa sakit adalah terbentuk dan mengendapnya kristal monosodium urat
Kemerah-merahan pada sendi, panas, dan bengkak, jika tidak diterapi akan sembuh
atau berakhir kira-kira 3-14`hari.
Nyeri yang tiba-tiba dan parah pada beberapa sendi, biasanya di tengah malam atau
dini hari.
Nyeri di sendi. Rasa nyeri bisa terasa hangat pada saat disentuh dan terlihat merah
atau ungu.
5
Kekakuan pada sendi menyebabkan terbatasnya pergerakan.
Sendi yang paling sering terkena adalah sendi jempol kaki, pergelangan kaki, lutut,
siku, pergelangan tangan, dan jari-jari tangan.
Demam, menggigil, tidak enak badan, pada beberapa penderita, terjadi peningkatan
denyut jantung.
2.5 KOMPLIKASI
1. Radang sendi akibat asam urat (Gout arthritis )
Sifat kimia asam urat cenderung berkumpul di cairan sendi ataupun jaringan
ikat longgar.
2. Hiperurisemia pada ginjal
Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal , gangguan ginjal
akut dan kronis
2.6TAHAPAN KLINIS
Menurut mivhael A.Charter gout memiliki 4 tahapan klinis yaitu :
3. stadium I
pada saat di lakukan pemeriksaan di ketahui bahwa kadar asam urat tinggi
namun tidak menunjukan gejala atau keluhan (hiperurisemia asimtomatik)
4. Stadium II
terjadi pembengkakan dan nyeri pada sendi kaki, sendi jari tangan,
pergelangan tangan dan siku (acut arthritis gout)
5. Stadium III
Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang dalam waktu kurag dari
1 tahun jika tidak di obati (intercritical stadium)
6. Stadium IV
Timbunan asam urat terus meluas selama beberapa tahun jika tidak di lakuka
pengobatan, hal ini dapat menyebabkan nyeri, sakit, kaku serta pembengkakan
sendi nodular yang besar (cronic gout)
2.7PEMERIKSAAN PENUNJANG
Selain dengan wawancara dan pemeriksaan untuk menggali riwayat keluhan dan juga
menemukan tanda dan gejala yang khas, dokter juga dapat melakukan beberapa tes
penunjang. Tes ini membantu dokter mengetahui apakah seseorang memiliki gout atau
sesuatu yang lain dengan gejala serupa:
6
Tes cairan sendi. Cairan diambil dari sendi yang sakit dengan jarum, lalu
dipelajari di bawah mikroskop yang bertujuan untuk memeriksa apakah kristal ada
di sana.
Tes darah. Tes darah dapat memeriksa kadar asam urat. Tingkat asam urat yang
tinggi tidak selalu berarti gout, tetapi berarti terdapat risiko untuk mendapat gout
X-ray. Gambar dari sendi akan membantu mengesampingkan masalah lain.
USG. Tes tanpa rasa sakit ini menggunakan gelombang suara untuk melihat area
asam urat.
2.8 PENCEGAHAN
Cara penanganan asam urat menurut ( zahara,2013)
1. Minum air putih sesuai dengan kebutuhan (8-10 gelas/hari)
2. Mengurangi berat badan sehingga berat badan normal atau bahkan lebih rendah 10-
15% dari berat badan normal
3. Mengurangii stress
4. Istirahatkan pada bagian yang nyeri apabila muncul perasaan nyeri
5. Hindari makanan yang mengandung tinggi purin
6. Olahraga dan kompres hangat kayu manis untuk mengurangi nyeri
2.9 PENATALAKSANAAN
1) Penatalaksanaan Medis
Yaitu menggunakan obat obatan kimia , cara ini dapat di lakukan
dnegan jangka panjang maupun jangka pendek . pengobatan jangka pendek
adalah dengan pemberian obat anti nyeri yang bertujuan untuk mengurangi
rasa nyeri dan menghilangkan bengkak, sedangkan jangka panjang di lakukan
dengan pemberian obat yang befungsi menghambat xanthine oxidase (enzim
yang berperan dalam mengkatalisis oksida hipoxantin menjadi xantin dan
asam urat , penghambatan xhnatine oksidase dapat menghalangi biosintesis
asam uram )
2) Penatalaksanaan non medis
Yaitu menjalani pola hidup sehat yang bertujuan untuk mencegah dan
mengobati penyakit asam urat . cara ini dapat di lakukan melalui : diit
makanan (yaitu dengan cara mengurangi makanan yang mengandung tinggi
purin ) dan di sertai dengan pola hidup sehat berolahraga secara teratur
(wijayakusuma,2007)
7
3) Pengobatan Herbal
Memanfaatkan tanaman obat yang mempunyai khasiat anti inflamasi
seperti : daun sirsak atau obat yang mempunyai fungsi penghilang rasa sakit
seerti kayu manis .
8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Pada tanggal 25 Januari 2017, TN. M datang ke UGD dengan keluhan nyeri
pada sendi. Klien berumur 48 tahun dan mengatakan kesulitan bergerak akibat nyeri
pada sendi. Aktivitas menjadi terbatas berhubungan dengan nyeri pada sendi dan
keterbatasan bergerak. Menurut hasil observasi perawat badan klien tampak lemas
dan dehidrasi, Setelah ditanya kembali klien mengatakan sebelumnya makan daging
sapi, bayam, teri dan sarden. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda
vital :
3.2 PENGKAJIAN
a) Pengkajian
9
b) Data subjectif
1. Klien mengatakan nyeri pada sendi
2. Klien mengatakan badan terasa lemas
3. Klien mengatakan kesulitan bergerak karena nyeri
4. Pasien mengatakan aktivitas terganggu karena nyeri sendi
c) Data obyektif
1. Keluhan utama Lemah dan nyeri sendi
2. Suhu : 36,4 º C TD : 100/70 mmHg
3. Nadi : 68 x / menit RR : 20 x /menit
4. keterbatasan dalam menggerakkan kaki
5. Mukosa bibir kering
d) Pemeriksaan fisik : seluruh tubuh di lakukan pemerikasaan namun berfokus pada
daerah yang merasakan nyeri atau lokasi lokasi yang sering terjadi akibat gout
(asam urat).
e) Data psikososial:
a. Status Emosi
Klien tampak tenang saat dilakukan pengkajian
b. Konsep Diri
- Body image
Klien menerima penyakitnya namun sering merasa sedih karena
tidak sanggup melakukan aktivitasnya
- Self Ideal
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang agar dapat
beraktivitas seperti biasa dan dapat berkumpul dengan
keluarganya kembali.
- Self Esteem
Klien mengatakan diperlakukan dengan baik oleh dokter dan
perawat
- Role Performance
Klien di rumahnya berperan sebagai ayah yang selalu ada buat
keluarga
- Self Identify
Klien adalah seorang ayah dengan tiga orang anak dengan seorang
istri
10
c. Interaksi Sosial
Klien sangat kooperatif saat dilakukan pengkajian.
d. Spiritual
Klien beragama Islam.
f) Data penunjang
1) Peningkatan kadar asm urat serum (hiperuricemia)
2) Peningkatan kadar asam urat pada urine 24 jam.
3) Cairan sinovial sendi menunjukkan adanya kristal urat monosodium.
4) Kecepatan waktu pengendapan
5) Pemeriksan sinar X menampakakan perkembangan jaringan lunak.
6) Pemeriksaan sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama
fase akut).
11
menurun terapeutik
3 Kesulitan tidur :
- berikan teknik non
menurun
farmakologis untuk
4 kemampuan
meringankan nyeri (mis.
menuntaskan
TENS , Hipnosis ,
aktivitas :
Akupresur, terapi music ,
meningkat
relaksasi , aromaterapi ,
terapi imanijasi terbimbing ,
kompres hangat dingin , dst )
- control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis
suhu ruangan ,
pencahayaan , kebisingan )
- fasilitasi istirahat tidur
- pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
edukasi
kolaborasi
- kolaborasi pemberian
12
analgetik jika perlu
13
sederhana yang harus di
lakukan
edukasi
14
kelompok pendukung
- latih fungsi tubuh
3.4 IMPLEMENTASI
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Penyakit gout adalah salah satu dari tipe arthritis (rematik) yang di sebabkan
terlalu banyak atau tidak normalnya kandungan asam urat di dalam tubuh,
karena tubuh tidak mampu mensekresikan asam urat dengan normal aatau
seimbang.
2. Patofisiologi terjadi gangguan pada metabolism purin yang meliputi produksi
asam urat berlebih atau gangguan pada sekresi asam urat sehingga terjadi
penumbukan purin dalam tubuh yang berakibat munculnya penyakit yang di
sebut gout atau asma urat
3. Etiologi, Gejala artritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan
terhadap pembantukan kristal monosodium urat monohidrat. Hal ini terjadi
karena pola makan yang kurang sehat
4. Pencegahan gout yaitu dengan merubah pola hidup sehat mulai dari makan
minum dan rajin berolahraga
5. Penatalaksanaan untuk gout ada dengan medis, non medis dan herbal
4.2 SARAN
16
DAFTAR PUSTAKA
Tjokroprawiro, Askanda dkk.2015. buku ajar ilmu penyakit dalam edisi 2.
20.20 WIB
tim pokja SDKI DPP PPNI .2017. standart diagnosis keperawatan Indonesia.Edisi 1.
Jakarta:PPNI
tim pokja SLKI DPP PPNI .2017. standart diagnosis keperawatan Indonesia.Edisi 1.
Jakarta:PPNI
tim pokja SIKI DPP PPNI .2017. standart diagnosis keperawatan Indonesia.Edisi 1.
Jakarta:PPNI
17