Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

DIET GOUT ARTRITIS

OLEH :

SUGESTI DAELI
NIM : 1902031057

DOSEN PENGAMPU

AGNES SRY VERA NABABAN SST, M.KES

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat, kemudahan, dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan Makalah Laporan Praktikum Mata Kuliah Dietetika Penyakit
Tidak Menular. Laporan ini disusun berdasarkan tugas dan proses pengamatan
yang telah saya lakukan dengan judul "Diet Gout Artritis".
Dalam proses pengerjaan tugas ini, saya melakukan berbagai penelitian
yang tak lupa mendapatkan bimbingan, arahan dan pengetahuan hingga saya
mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik. Maka dari itu, saya mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah laporan praktikum ini, dan terutama rasa terimakasih
yang sebesar-besarnya.
Saya berharap, makalah laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, menambah pengetahuan dan mempermudah percobaan yang hendak
dilakukan. Saya menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah laporan praktikum ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya,
mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah
laporan praktikum ini untuk ke depannya.

Medan, 9 Desember 2021


Penyusun

Sugesti Daeli

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
..............................................................................................
1.2 Tujuan Pelaksanaan.............................................................. 2
1.3 Manfaat Pratikum................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Defenisi Gout Artritis........................................................... 3
2.2 Penyebab.............................................................................. 4
2.3 Faktor Risiko........................................................................ 4
2.4 Pencegahan........................................................................... 5
2.5 Bahan Makanan Yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan... 5

BAB III METODE


3.1 Alat dan Bahan..................................................................... 7
3.2 Waktu dan Tempat............................................................... 7
3.3 Prosedur Kerja...................................................................... 7
3.4 Diagram Alir......................................................................... 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil...................................................................................... 10
4.2 Kasus.................................................................................... 10
4.3 Menu Yang Dimasak............................................................ 12
4.4 Rekomendasi Diet................................................................ 13
4.5 Nutri Survey......................................................................... 14
4.6 Pembahasan.......................................................................... 15

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................... 16
5.2 Saran..................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gout artritis atau yang dikenal dengan istilah asam urat merupakan
peradangan persendian yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat dalam
tubuh (hiperurisemia), sehingga terakumulasinya endapan kristal monosodium
urat yang terkumpul di dalam persendian, hal ini terjadi karena tubuh mengalami
gangguan metabolisme purin. Selain hal tersebut, konsumsi purin yang tinggi juga
dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Rentang kadar asam urat pada
pria yaitu 3,5-8,0 mg/dL sedangkan wanita yaitu 2,8-6,8 mg/dL.
Apabila dalam suatu keluarga memiliki pengetahuan yang kurang
mengenai gout artrtitis maka akan menimbulkan manajemen kesehatan keluarga
tidak efektif pada anggota keluarga yang mengalami gout artritis. Keluarga yang
dengan manejemen kesehatan yang tidak efektif akan mengalami keterbatasan
merawat keluarganya yang diakibatkan oleh pengetahuan keluarga yang kurang
tetang penyakit tersebut, keluarga tidak mengetahui tentang. Kelebihan asam urat
dalam tubuh, akan ditransfer ke organ-organ tubuh tertentu dan diendapkan
menjadi kristal-kristal monosodium asam urat monohidrat pada persendian dan
jaringan di sekitanya maka akan terjadi peradangan dengan rasa nyeri yang
bersifat akut pada persendian. Seringkali pada pergelangan kaki, kadang-kadang
pada persendian tangan, lutut, dan pundak atau jari-jari tangan. (Kertia, Nyoman.
2009)
Kebiasaan konsumsi purin yang tinggi seperti (makanan atau minuman
yang mengandung alkohol, daging, dan beberapa jenis sayuran yang mengandung
purin seperti, bayam, kangkung, dan kacang-kacangan) disertai dengan gangguan
metabolisme purin dalam tubuh, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adekuat
yang akan menghasilkan akumulasi asam urat berlebih di plasma darah. Penyakit
gout artritis di Indonesia diderita pada usia lebih awal dibandingkan dengan
Negara barat, 32% serangan goutartritis terjadi pada usia di bawah 34 tahun.
Risiko terjadinya gout artritis akan terus meningkat jika terjadi pada usia 40

1
tahun, terutama pada pria, jika pada wanita hormon esterogen rupanya dapat
memperlancar proses pembuangan asam urat dalam ginjal. Oleh karena itu, saat
wanita mengalami menopause yang umunya juga mengalami gangguan tulang
makarisiko terkena gout atritis akan menjadi sama dengan pria (Fitriana,
Rahmatul. 2015.).

1.2 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui cara pembuatan menu pada diet penyakit gout artritis
2. Untuk mengetahui jenis makanan yang baik untuk penyakit gout artritis
3. Untuk pengaturan diet penyakit gout astritis

1.3 Manfaat Pratikum


1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang diet penyakit gout
astritis
2. Dapat mengetahui cara mengolah makanan untuk pasien dengan prosedur
yang baik dan benar terhadap pasien penderita penyakit gout artritis

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Gout Artritis


Penyakit arthritis gout merupakan salah satu jenis rematik. Apabila dibagi
menurut jenisnya, rematik dibedakan menjadi dua, yaitu rematik sendi dan
rematik nonsendi. Penyakit arthritis gout adalah salah satu jenis rematik nonsendi.
Arthritis gout disebabkan oleh tingginya kadar asam urat dalam darah yang
kemudian asam urat tersebut tidak bisa diekskresikan melalui urin sehingga
menumpuk di persendianAsam urat merupakan produk akhir dari katabolisme
adenin dan guanin yang berasal dari pemecahan nukleotida purin. Dalam bentuk
urin ginjal mengeluarkan asam urat. Kelebihan Asam urat (hiperurisemia) sering
disebut dengan istilah gout, merupakan gangguan inflamasi akut yang ditandai
dengan adanya nyeri akibat penimbunan kristal monosodium urat pada persendian
maupun jaringan lunak di dalam tubuh.
Asam urat merupakan senyawa nitrogen yang dihasilkan dari proses
katabolisme purin baik dari diet maupun dari asam nukleat endogen (asam
deoksiribonukleat). Gout dapat bersifat primer, sekunder, maupun idiopatik. Gout
primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan
atau akibat penurunan ekskresi asam urat. Gout sekunder disebabkan karena
pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang
akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat-obatan tertentu sedangkan gout
idiopatik adalah hiperurisemia yang tidak jelas penyebab primer, kelainan genetik,
tidak ada kelainan fisiologis atau anatomi yang jelas. Persendian akan menjadi
nyeri dan bengkak atau meradang, dikarenakan adanya penumpukan kristal-kristal
asam urat pada persendian. Penumpukan kristal-kristal asam urat pada ginjal akan
menyebabkan terjadinya batu ginjal. Penyakit hiperurisemia dapat di
kelompokkan menjadi bentuk gout primer yang umumnya terjadi (90% kasus)
penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, tapi di perkirakan akibat kelainan
proses metabolisme dalam tubuh, tapi yang pasti ada hubungannya dengan
obesitas, hipertensi, dislipidemia, dan diabetes melitus. (Shetty et al., 2011)

3
Gout umumnya di alami oleh laki-laki berusia lebih dari 30 tahun.
Sedangkan gout sekunder (10% kasus) di alami oleh wanita setelah menopause
karena gangguan hormon. Gout (pirai) adalah penyakit yang sering ditemukan,
merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal
monosodium urat pada jaringan, akibat gangguan metabolisme berupa
hiperurisemia. Manifestasi klinik deposisi urat meliputi arthritis gout, akumulasi
kristal di jaringan yang merusak tulang (tofus), batu urat, dan nefropati gout.
(Shetty et al., 2011)

2.2 Penyebab
Beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya gout antara lain
genetik, gangguan monogenik yang mengakibatkan kelebihan produksi asam urat
melalui kecacatan enzim dalam memetabolisme purin. Gout primer sering terjadi
pada laki-laki yang memiliki kecenderungan familiar yang kuat. Laki-laki
memiliki tingkat asam urat lebih tinggi dari perempuan dan peningkatan
prevalensi gout pada semua usia. Estrogen memiliki efek urikosurik, hal ini yang
membuat gout sangat jarang terjadi pada perempuan khususnya sebelum
menopouse. Penuaan merupakan faktor risiko penting karena berkurangnya fungsi
ginjal, adanya peningkatan penggunaan diuretik dan obat-obatan lainnya, serta
perubahan kepadatan jaringan ikat yang mengakibatkan terjadinya pembentukan
kristal.
Alkohol memiliki faktor risiko meningkatkan kadar asam urat karena
metabolisme etanol menjadi asetil CoA menyebabkan degradasi adenin dan
peningkatan pembentukan adenosin monofosfat yang merupakan prekursor asam
urat. Alkohol juga meningkatkan kadar asam laktat dalam darah yang
menghambat ekskresi asam urat.(Setiabudi, H. (2012).

2.3 Faktor Resiko


Penurunan urat serum dapat mencetuskan pelepasan kristal monosodium
urat dari depositnya dalam tofi (crystals shedding). Pada beberapa pasien gout
atau dengan hiperurisemia asimptomatik kristal urat ditemukan pada sendi

4
metatarsofalangeal dan patella yang sebelumnya tidak pernah mendapat serangan
akut. Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria dewasa
kurang dari 7 mg/dl, dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Apabila konsentrasi
asam urat dalam serum lebih besar dari 7 mg/dl dapat menyebabkan penumpukan
kristal monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan
peningkatan atau penurunan secara mendadak kadar asam urat dalam serum. Jika
kristal asam urat mengendap dalam sendi, akan terjadi respon inflamasi dan
diteruskan dengan terjadinya serangan gout. Dengan adanya serangan yang
berulang – ulang, penumpukan kristal monosodium urat yang dinamakan thopi
akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga.
Akibat penumpukan Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan disertai penyakit ginjal
kronis.(Berkowitz, Aaron. 2013)

2.4 Pencegahan
Pentalaksanaan pada penderita asam urat dapat dengan edukasi,
pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan (kolaboratif) dengan pemberian
akupresur. Hindari makanan yang mengandung tinggi purin dengan nilai biologik
yang tinggi seperti, hati, ampela ginjal, jeroan, dan ekstrak ragi. Makanan yang
harus dibatasi konsumsinya antara lain daging sapi, domba, babi, makanan laut
tinggi purin (sardine, kelompok shellfish seperti lobster, tiram, kerang, udang,
kepiting, tiram, skalop). Alkohol dalam bentuk bir, wiski dan fortified wine
meningkatkan risiko serangan gout. Demikian pula dengan fruktosa yang
ditemukan dalam corn syrup, pemanis pada minuman ringan dan jus buah juga
dapat meningkatkan kadar asam urat serum. Sementara konsumsi vitamin C, dairy
product rendah lemak seperti susu dan yogurt rendah lemak, cherry dan kopi
menurunkan risiko serangan gout.(Yenrina,dkk.2014).

2.5. Bahan Makanan yang dianjurkan dan Tidak Dianjurkan


a. Bahan makanan yang dianjurkan
Kelompok 1 : kandungan purin tinggi (100-1000 mg purin/100 g bahan
makanan) sebaliknya dihindari. Contohnya otak, hati, jantung, jeroan,
ekstrak daging/kaldu, bebek, ikan sarden, makarel, remis, kerang.

5
Kelompok 2 : kandungan purin sedang (9-100 mg purin/100 g bahan
makanan) dibatasi maksimal 50-75 g ( 1-1 ½ ptg ) daging, ikan, atau
unggas atau 1 mangkok (100g) sayuran sehari. Seperti daging sapi dan
ikan (kecuali yang terdapat dalam kelompok 1), ayam, udang, kacang
kering dan hasil olah seperti tahu dan tempe, asparagus, bayam, daun
singkong, kangkung daun dan biji melinjo.
Kelompok 3 : Kandungan purin rendah (dapat diabaikan), dapat dimakan
setiap hari. Seperti nasi, ubi, singkong, jagung, roti, mi, bihun, tepung
beras, cake, kue kering, pudding, susu, keju, telur, lemak, minyak, gula,
sayuranan dan buah-buahan (kecuali sayuran dalam kelompok 2).
(Penuntun Diet)
b. Bahan Makanan yang tidak dianjurkan
Berikut adalah beberapa makanan yang harus dihindari pengidap gout
artritis:
1. Beberapa daging seperti daging sapi, domba, dan babi.
2. Organ daging. Semua bagian organ daging, seperti hati, ginjal, dan otak.
3. Ikan seperti herring, trout, makarel, tuna, sarden, teri, dan lain-lain.
4. Makanan laut seperti kerang, kepiting, udang, dan lain-lain.
5. Minuman beralkohol.
6. Produk dengan kandungan fruktosa tinggi, seperti soda dan beberapa
makanan lainnya. (Noviyanti,2015).

6
BAB III
METODE

3.1 Alat dan Bahan


Alat Bahan
1. Kompor 1. Beras (100)
2. Wajan 2. Bayam (100 g)
3. Spatula 3. Jagung (100 g)
4. Pisau 4. Santan (2 sdm)
5. Sendok 5. Tepung agar-agar (3 gr)
6. Mangkok 6. Gula (1 sdm)
7. Piring 7. Bawang merah (10 g)
8. Gelas 8. Bawang putih (5 g)
9. Dendang 9. Cabe merah (10 g)
10. Cetakan pudding 10. Buah manga (100 gr)
11. Blender
12. Saringan

3.2 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal 8 Desember 2021 pukul
11.00-12.30 WIB. Di laboratorium Dietetika Program Studi Ilmu Gizi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.

3.3 Prosedur Kerja


1. Nasi
a. Cuci beras hingga bersih
b. Tambahkan air hingga permukaan beras sekitar satu ruas jari
c. Masak dengan memakai rice cooker
d. Tunggu hingga lampunya berubah dari cook ke warm
e. Nasi siap dihidangkan
2. Tumis bayam jagung manis
a. Cuci bersih sayur bayam,wortel, dan tomat
b. Pipillah jagung sesuai dengan takaran bahan yang dibutuhkan, lalu
cuci bersih
c. Iris bawang merah serta bawang putih dan cabe merah
d. Tumis bawang dan cabe yang sudah di iris tadi, lalu tambahkan air

7
e. Setelah airnya mendidihnya, masukan sayur bayam dan jagung yang
sudah dipipil tadi
f. Setelah agak matang masukkan tomat, tunggu sampai matang
g. Tumis bayam jagung siap di sajikan
3. Pudding mangga
a. Kupas kulit buah mangga, lalu blender dengan di tambahkan air
sedikit. Setelah buah siap diblender, selanjutnya saring buah mangga
yang sudah diblender
b. Masukan perasan buah mangga tadi ditambah dengan tepung pudding
dan gula
c. Aduk sampai mendidih dan masak
d. Setelah mendidih, angkat dan masukan kedalam cetakan pudding
4. Telur dadar
a. Pecahkan telur dalam mangkuk kecil lalu tambahkan dengan sedikit
garam, kocok sebentar hingga tercampur rata
b. Panaskan Teflon, tuang sedikit minyak, lalu buatlah telur dadar.
c. Setelah masak gulung telur dan potong menjadi 7 bagian

8
3.4 Diagram Alir
Bahan Pangan

Penyediaan

Pencucian

Penimbangan

Pemotongan

Pengolahan/pemasakan

Penyajian

Pembersihan dan penyimpanan alat pratikum

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

(Menu diet penyakit gout astritis)

4.2. Kasus
Nyonya S bekerja sebagai pengawai disalah satu kantor dengan usia 50 tahun,
tinggi badan 155 cm, berat badan 48 kg. Nyonya S sering mengeluh nyeri di
persendian, bengkak tungkai kaki dan terasa panas karena sakit yang luar biasa.
Dia disarankan berobat kedokter dan di rawat di rumah sakit. Dari hasil
pemeriksaan laboratorium asam urat pasien 19 mg/dl, tekanan darah 130/80
mmHg, HB 13 g/dl.

Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) :

Data Personal :

Nama : Nyonya S

Umur : 50 Tahun

Pekerjaan : Pengawai kantor

Jenis kelamin : Perempuan

A. Assesment Gizi
a. Data Antroprometri
BB : 48 kg
TB : 155 cm

10
IMT : 19,97 kg/m2 ( Status Gizi Normal )
BBI : 49,5
b. Data Biokimia
1. Asam Urat 19 mg/dl
2. Tekanan Darah 130/80 mm/Hg
3. Hb 13 g/dl
c. Data klinik/fisik
Lemah, merasa nyeri di persendiaan, bengkak tungkai kaki dan terasa panas.
B. Diagnosa Gizi
a. Domain asupan
Pola makan yang salah berkaitan dengan kebiasaan makanan yang
mengandung tinggi purin ditandai kadar asam urat 19 mg/dL
b. Domain klinis
Perubahan nilai lab gizi berkaitan dengan pasien sering mengeluh dan lelah
dengan pembekakan tungkai kaki dan terasa panas ditandai kadar asam urat
19 mg/dL.
c. Domain lingkungan
Kurangnya pengetahuan tentang pola makan berkaitan makan jeroan, hati
ditandai nyeri di persendian, bengkak tungkai kaki dan terasa panas karena
sakit yang luar biasa.
C. Intervensi Gizi
a. Jenis diet : Diet purin rendah I/DPR I ( 1500 kkal)
b. Tujuan diet : Untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin.
c. Syarat diet :
1) Energy sesuai kebutuhan tubuh
2) Protein cukup, yaitu 1,0-1,2 g/kg BB atau 10-15% dari kebutuhan
energi total
3) Hindari bahan makanan yang mempunyai kandungan purin >150
mg/100g
4) Lemak sedang yaitu 10-20% dari kebutuhan energi total.

11
5) Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak, yaitu 65-75% dari
kebutuhan energi total
6) Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan
7) Cairan disesuaikan dengan urin yang dikeluarkan setiap hari. Rata-
rata asupan cairan yang dianjurkan adalah 2-2 ½ liter/hari
d. Bentuk makanan : Makanan biasa
e. Perhitungan kebutuhan energy (Harris Benedict)
AMB = 655 + ( 9,6 × BB ) + ( 1,8 × TB ) – ( 4,7 × U )
= 655 + ( 9,6 × 48 ) + ( 1,8 × 155 ) – ( 4,7 × 50 )
= 655 + 460,8 + 279 – 225
= 1.169,8 Kkal
Kebutuhan sehari :
Energi = AMB × Aktivitas fisik × Faktor trauma/stress
= 1.169,8 Kkal × 1,2 × 1,4
= 1.965,264 Kkal
Protein = 15% × 1.965,264/4 = 73,6 gram
Lemak = 10% × 1.965.264/9 = 21,8 gram
Karbohidrat = 65 % × 1.965.264/4 = 319,3 gram
f. Monitoring dan Evaluasi
 Antropometri: Mempertahankan BB normal
 Biokimia : Dilakukan pemeriksaan Asam urat,
tekanan darah, dan Hb
 Fisik/klinis : Merasa lemah, nyeri dipersendiaan,
bengkak tungkai kaki dan terasa panas
4.3. Menu yang Dimasak

Menu Bahan makanan Berat (gr)


Nasi Beras giling putih 100
Bening sayur Bayam 100
Jagung 100
Tomat 25
Wortel 5
Cabe 5

12
Minyak 5
Bawang merah 5
Bawang putih 5
Telur dadar Telur ayam 60
Bawang merah 5
Cabe merah 5
Pudding Buah manga 100
Gula 5
Santan 10
Susu bubuk 5
Agar agar 5

4.4 Rekomendasi Diet


Waktu Menu Bahan Makanan URT Berat
(gr)
Pagi Nasi Beras 1 gls 100
Ikan bakar Ikan mujair 1 ptg 50
Bening bayam Bayam ½ gls 50
Siang Nasi Beras 1 gls 100
Pepes tahu Tahu 1 ptg 50
Sawi rebus Sawi ½ gls 50
16.00 Buah Pisang raja 1 bh 100
Malam Nasi Beras 1 gls 100
Telur ceplok air Telur ayam 1 btr 50
Buah Pepaya 1 bh 100

4.5 Nutri Survey


==========================================================
Total analysis of several food records
==========================================================
Food Amount energy
__________________________________________________________________

praktikum.epl
beras putih giling 100 g 360.9 kcal
sayur bayam 100 g 12.0 kcal
jagung kuning segar 100 g 108.0 kcal
bawang putih 5g 4.4 kcal
bawang merah 5g 2.2 kcal
tomat masak 50 g 10.5 kcal
cabe merah 10 g 2.7 kcal
minyak kelapa sawit 5g 43.1 kcal
mangga masak 100 g 65.0 kcal
santan (kelapa saja) 5g 17.7 kcal

13
gula pasir 5g 19.3 kcal
susu dancow 5g 23.2 kcal
agar-agar 5g 0.0 kcal
telur ayam 60 g 93.1 kcal
sayur bayam wortel 5g 0.9 kcal

==========================================================
Result
==========================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
__________________________________________________________________
energy 763.1 kcal 2036.3 kcal 37 %
water 0.0 g 2700.0 g 0%
protein 21.6 g(11%) 60.1 g(12 %) 36 %
fat 16.6 g(19%) 69.1 g(< 30 %) 24 %
carbohydr. 137.1 g(70%) 290.7 g(> 55 %) 47 %
dietary fiber 8.1 g 30.0 g 27 %
alcohol 0.0 g - -
PUFA 2.1 g 10.0 g 21 %
cholesterol 255.6 mg - -
Vit. A 1337.8 µg 800.0 µg 167 %
carotene 0.0 mg - -
Vit. E (eq.) 3.8 mg 12.0 mg 32 %
Vit. B1 0.5 mg 1.0 mg 49 %
Vit. B2 0.7 mg 1.2 mg 57 %
Vit. B6 0.6 mg 1.2 mg 52 %
tot. fol.acid 181.9 µg 400.0 µg 45 %
Vit. C 74.0 mg 100.0 mg 74 %
sodium 153.6 mg 2000.0 mg 8%
potassium 1019.3 mg 3500.0 mg 29 %
calcium 166.1 mg 1000.0 mg 17 %
magnesium 141.5 mg 310.0 mg 46 %
phosphorus 404.5 mg 700.0 mg 58 %
iron 4.7 mg 15.0 mg 31 %
zinc 3.0 mg 7.0 mg 43 %

4.6Pembahasan
Menu untuk penderita gout artritis adalah menu yang di pilih berdasarkan
manfaat dalam menurunkan risiko penyakit gout artritis. Adapun manfaat dari
bahan makanan yang kami gunakan:
1. Beras

14
Sumber energi yang hebat .beras mengandung karbohidrat yang bertindak
sebagai bahan bakar bagi tubuh dan membantu dalam fungsi normal otak.
2. Telur ayam
Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang mempunyai manfaat
sebagai menurunkan trigliserida dalam darah, meningkatkan kolestrol baik.
3. Bayam
Bayam kaya akan berbagai vitamin termasuk vitamin K yang sangat baik
untuk tulang karena bertindak sebagai pengubah protein matriks tulang.
4. Jagung
Jagung manis kaya akan vitamin dan asam folat yang dapat membantu
mengoptimalkan perkembangan sistem saraf dan bermanfaat untuk
mengoptimalkan daya ingat.
5. Mangga
Mangga kaya akan vitamin c pottasium dan juga magnesium yang dapat
membantu pencernaan, meningkatkan kekebalan tubuh serta tinggi zat besi.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Gout artritis atau yang dikenal dengan istilah asam urat merupakan
peradangan persendian yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat
dalam tubuh (hiperurisemia), sehingga terakumulasinya endapan kristal
monosodium urat yang terkumpul di dalam persendian, hal ini terjadi
karena tubuh mengalami gangguan metabolisme purin. Selain hal tersebut,
konsumsi purin yang tinggi juga dapat meningkatkan kadar asam urat
dalam darah (Huda Nurarif & Kusuma, 2015). Rentang kadar asam urat
pada pria yaitu 3,5-8,0 mg/dL sedangkan wanita yaitu 2,8-6,8 mg/dL.
2. Diagnosis Gizi
a. Domain asupan

15
Pola makan yang salah berkaitan dengan kebiasaan makanan yang
mengandung tinggi purin ditandai kadar asam urat 19 mg/dL
b. Domain klinis
Perubahan nilai lab gizi berkaitan dengan pasien sering mengeluh dan
lelah dengan pembekakan tungkai kaki dan terasa panas ditandai
kadar asam urat 19 mg/dL.
c. Domain lingkungan
Kurangnya pengetahuan tentang pola makan berkaitan makan jeroan,
hati ditandai nyeri di persendian, bengkak tungkai kaki dan terasa
panas karena sakit yang luar biasa.

5.2 Saran
Dalam melakukan asuhan gizi, sebaiknya memperhatikan menu yang akan
di berikan kepada pasien sesuai dengan jenis penyakit yang di deritanya. Selalu
memperhatikan jenis dan jumlah zat gizi yang di berikan terutama jenis makanan
yang dibatasi maupun makanan yang di hindari serta rekomendasi diet yang
diberikan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Kertia, Nyoman. 2009. Asam Urat Benarkah hanya Menyerang Laki-Laki.


Yogyakarta : Pete bentang pustaka.
Berkowitz, Aaron. 2013. Patofisiologi Klinik Disertai Contoh Penyakit Klinik.
Jakarta: Binarupa Aksara.
Fitriana, Rahmatul. 2015. Cara Cepat Usir Asam Urat. Yogyakarta: Medika.
Setiabudi, H. (2012). Deteksi Dini, Pencegahan, dan Pengobatan Asam Urat. Edisi
2.Yogyakarta: Merdpress.
Noviyanti. (2015). Hidup sehat tanpa asam urat. Yogyakarta : PT Suka Buku.
Yenrina, Rina., Krisnatuti, Diah., & Rasjmida, Dini. (2014). Diet sehat untuk
penderita asam urat. Jakarta : Penebar Swadaya.
Almatsier, Sunita. Penuntun Diet Edisi Terbaru. PT Gramedia Pustaka Utama
angggota IKAPI, Jakarta, Oktober 1978

16
17

Anda mungkin juga menyukai