OLEH :
SUGESTI DAELI
NIM : 1902031057
DOSEN PENGAMPU
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat, kemudahan, dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan Makalah Laporan Praktikum Mata Kuliah Dietetika Penyakit
Tidak Menular. Laporan ini disusun berdasarkan tugas dan proses pengamatan
yang telah saya lakukan dengan judul "Diet Gout Artritis".
Dalam proses pengerjaan tugas ini, saya melakukan berbagai penelitian
yang tak lupa mendapatkan bimbingan, arahan dan pengetahuan hingga saya
mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik. Maka dari itu, saya mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah laporan praktikum ini, dan terutama rasa terimakasih
yang sebesar-besarnya.
Saya berharap, makalah laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, menambah pengetahuan dan mempermudah percobaan yang hendak
dilakukan. Saya menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah laporan praktikum ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya,
mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah
laporan praktikum ini untuk ke depannya.
Sugesti Daeli
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
..............................................................................................
1.2 Tujuan Pelaksanaan.............................................................. 2
1.3 Manfaat Pratikum................................................................. 2
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................... 16
5.2 Saran..................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tahun, terutama pada pria, jika pada wanita hormon esterogen rupanya dapat
memperlancar proses pembuangan asam urat dalam ginjal. Oleh karena itu, saat
wanita mengalami menopause yang umunya juga mengalami gangguan tulang
makarisiko terkena gout atritis akan menjadi sama dengan pria (Fitriana,
Rahmatul. 2015.).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Gout umumnya di alami oleh laki-laki berusia lebih dari 30 tahun.
Sedangkan gout sekunder (10% kasus) di alami oleh wanita setelah menopause
karena gangguan hormon. Gout (pirai) adalah penyakit yang sering ditemukan,
merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal
monosodium urat pada jaringan, akibat gangguan metabolisme berupa
hiperurisemia. Manifestasi klinik deposisi urat meliputi arthritis gout, akumulasi
kristal di jaringan yang merusak tulang (tofus), batu urat, dan nefropati gout.
(Shetty et al., 2011)
2.2 Penyebab
Beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya gout antara lain
genetik, gangguan monogenik yang mengakibatkan kelebihan produksi asam urat
melalui kecacatan enzim dalam memetabolisme purin. Gout primer sering terjadi
pada laki-laki yang memiliki kecenderungan familiar yang kuat. Laki-laki
memiliki tingkat asam urat lebih tinggi dari perempuan dan peningkatan
prevalensi gout pada semua usia. Estrogen memiliki efek urikosurik, hal ini yang
membuat gout sangat jarang terjadi pada perempuan khususnya sebelum
menopouse. Penuaan merupakan faktor risiko penting karena berkurangnya fungsi
ginjal, adanya peningkatan penggunaan diuretik dan obat-obatan lainnya, serta
perubahan kepadatan jaringan ikat yang mengakibatkan terjadinya pembentukan
kristal.
Alkohol memiliki faktor risiko meningkatkan kadar asam urat karena
metabolisme etanol menjadi asetil CoA menyebabkan degradasi adenin dan
peningkatan pembentukan adenosin monofosfat yang merupakan prekursor asam
urat. Alkohol juga meningkatkan kadar asam laktat dalam darah yang
menghambat ekskresi asam urat.(Setiabudi, H. (2012).
4
metatarsofalangeal dan patella yang sebelumnya tidak pernah mendapat serangan
akut. Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria dewasa
kurang dari 7 mg/dl, dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Apabila konsentrasi
asam urat dalam serum lebih besar dari 7 mg/dl dapat menyebabkan penumpukan
kristal monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan
peningkatan atau penurunan secara mendadak kadar asam urat dalam serum. Jika
kristal asam urat mengendap dalam sendi, akan terjadi respon inflamasi dan
diteruskan dengan terjadinya serangan gout. Dengan adanya serangan yang
berulang – ulang, penumpukan kristal monosodium urat yang dinamakan thopi
akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga.
Akibat penumpukan Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan disertai penyakit ginjal
kronis.(Berkowitz, Aaron. 2013)
2.4 Pencegahan
Pentalaksanaan pada penderita asam urat dapat dengan edukasi,
pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan (kolaboratif) dengan pemberian
akupresur. Hindari makanan yang mengandung tinggi purin dengan nilai biologik
yang tinggi seperti, hati, ampela ginjal, jeroan, dan ekstrak ragi. Makanan yang
harus dibatasi konsumsinya antara lain daging sapi, domba, babi, makanan laut
tinggi purin (sardine, kelompok shellfish seperti lobster, tiram, kerang, udang,
kepiting, tiram, skalop). Alkohol dalam bentuk bir, wiski dan fortified wine
meningkatkan risiko serangan gout. Demikian pula dengan fruktosa yang
ditemukan dalam corn syrup, pemanis pada minuman ringan dan jus buah juga
dapat meningkatkan kadar asam urat serum. Sementara konsumsi vitamin C, dairy
product rendah lemak seperti susu dan yogurt rendah lemak, cherry dan kopi
menurunkan risiko serangan gout.(Yenrina,dkk.2014).
5
Kelompok 2 : kandungan purin sedang (9-100 mg purin/100 g bahan
makanan) dibatasi maksimal 50-75 g ( 1-1 ½ ptg ) daging, ikan, atau
unggas atau 1 mangkok (100g) sayuran sehari. Seperti daging sapi dan
ikan (kecuali yang terdapat dalam kelompok 1), ayam, udang, kacang
kering dan hasil olah seperti tahu dan tempe, asparagus, bayam, daun
singkong, kangkung daun dan biji melinjo.
Kelompok 3 : Kandungan purin rendah (dapat diabaikan), dapat dimakan
setiap hari. Seperti nasi, ubi, singkong, jagung, roti, mi, bihun, tepung
beras, cake, kue kering, pudding, susu, keju, telur, lemak, minyak, gula,
sayuranan dan buah-buahan (kecuali sayuran dalam kelompok 2).
(Penuntun Diet)
b. Bahan Makanan yang tidak dianjurkan
Berikut adalah beberapa makanan yang harus dihindari pengidap gout
artritis:
1. Beberapa daging seperti daging sapi, domba, dan babi.
2. Organ daging. Semua bagian organ daging, seperti hati, ginjal, dan otak.
3. Ikan seperti herring, trout, makarel, tuna, sarden, teri, dan lain-lain.
4. Makanan laut seperti kerang, kepiting, udang, dan lain-lain.
5. Minuman beralkohol.
6. Produk dengan kandungan fruktosa tinggi, seperti soda dan beberapa
makanan lainnya. (Noviyanti,2015).
6
BAB III
METODE
7
e. Setelah airnya mendidihnya, masukan sayur bayam dan jagung yang
sudah dipipil tadi
f. Setelah agak matang masukkan tomat, tunggu sampai matang
g. Tumis bayam jagung siap di sajikan
3. Pudding mangga
a. Kupas kulit buah mangga, lalu blender dengan di tambahkan air
sedikit. Setelah buah siap diblender, selanjutnya saring buah mangga
yang sudah diblender
b. Masukan perasan buah mangga tadi ditambah dengan tepung pudding
dan gula
c. Aduk sampai mendidih dan masak
d. Setelah mendidih, angkat dan masukan kedalam cetakan pudding
4. Telur dadar
a. Pecahkan telur dalam mangkuk kecil lalu tambahkan dengan sedikit
garam, kocok sebentar hingga tercampur rata
b. Panaskan Teflon, tuang sedikit minyak, lalu buatlah telur dadar.
c. Setelah masak gulung telur dan potong menjadi 7 bagian
8
3.4 Diagram Alir
Bahan Pangan
Penyediaan
Pencucian
Penimbangan
Pemotongan
Pengolahan/pemasakan
Penyajian
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2. Kasus
Nyonya S bekerja sebagai pengawai disalah satu kantor dengan usia 50 tahun,
tinggi badan 155 cm, berat badan 48 kg. Nyonya S sering mengeluh nyeri di
persendian, bengkak tungkai kaki dan terasa panas karena sakit yang luar biasa.
Dia disarankan berobat kedokter dan di rawat di rumah sakit. Dari hasil
pemeriksaan laboratorium asam urat pasien 19 mg/dl, tekanan darah 130/80
mmHg, HB 13 g/dl.
Data Personal :
Nama : Nyonya S
Umur : 50 Tahun
A. Assesment Gizi
a. Data Antroprometri
BB : 48 kg
TB : 155 cm
10
IMT : 19,97 kg/m2 ( Status Gizi Normal )
BBI : 49,5
b. Data Biokimia
1. Asam Urat 19 mg/dl
2. Tekanan Darah 130/80 mm/Hg
3. Hb 13 g/dl
c. Data klinik/fisik
Lemah, merasa nyeri di persendiaan, bengkak tungkai kaki dan terasa panas.
B. Diagnosa Gizi
a. Domain asupan
Pola makan yang salah berkaitan dengan kebiasaan makanan yang
mengandung tinggi purin ditandai kadar asam urat 19 mg/dL
b. Domain klinis
Perubahan nilai lab gizi berkaitan dengan pasien sering mengeluh dan lelah
dengan pembekakan tungkai kaki dan terasa panas ditandai kadar asam urat
19 mg/dL.
c. Domain lingkungan
Kurangnya pengetahuan tentang pola makan berkaitan makan jeroan, hati
ditandai nyeri di persendian, bengkak tungkai kaki dan terasa panas karena
sakit yang luar biasa.
C. Intervensi Gizi
a. Jenis diet : Diet purin rendah I/DPR I ( 1500 kkal)
b. Tujuan diet : Untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin.
c. Syarat diet :
1) Energy sesuai kebutuhan tubuh
2) Protein cukup, yaitu 1,0-1,2 g/kg BB atau 10-15% dari kebutuhan
energi total
3) Hindari bahan makanan yang mempunyai kandungan purin >150
mg/100g
4) Lemak sedang yaitu 10-20% dari kebutuhan energi total.
11
5) Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak, yaitu 65-75% dari
kebutuhan energi total
6) Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan
7) Cairan disesuaikan dengan urin yang dikeluarkan setiap hari. Rata-
rata asupan cairan yang dianjurkan adalah 2-2 ½ liter/hari
d. Bentuk makanan : Makanan biasa
e. Perhitungan kebutuhan energy (Harris Benedict)
AMB = 655 + ( 9,6 × BB ) + ( 1,8 × TB ) – ( 4,7 × U )
= 655 + ( 9,6 × 48 ) + ( 1,8 × 155 ) – ( 4,7 × 50 )
= 655 + 460,8 + 279 – 225
= 1.169,8 Kkal
Kebutuhan sehari :
Energi = AMB × Aktivitas fisik × Faktor trauma/stress
= 1.169,8 Kkal × 1,2 × 1,4
= 1.965,264 Kkal
Protein = 15% × 1.965,264/4 = 73,6 gram
Lemak = 10% × 1.965.264/9 = 21,8 gram
Karbohidrat = 65 % × 1.965.264/4 = 319,3 gram
f. Monitoring dan Evaluasi
Antropometri: Mempertahankan BB normal
Biokimia : Dilakukan pemeriksaan Asam urat,
tekanan darah, dan Hb
Fisik/klinis : Merasa lemah, nyeri dipersendiaan,
bengkak tungkai kaki dan terasa panas
4.3. Menu yang Dimasak
12
Minyak 5
Bawang merah 5
Bawang putih 5
Telur dadar Telur ayam 60
Bawang merah 5
Cabe merah 5
Pudding Buah manga 100
Gula 5
Santan 10
Susu bubuk 5
Agar agar 5
praktikum.epl
beras putih giling 100 g 360.9 kcal
sayur bayam 100 g 12.0 kcal
jagung kuning segar 100 g 108.0 kcal
bawang putih 5g 4.4 kcal
bawang merah 5g 2.2 kcal
tomat masak 50 g 10.5 kcal
cabe merah 10 g 2.7 kcal
minyak kelapa sawit 5g 43.1 kcal
mangga masak 100 g 65.0 kcal
santan (kelapa saja) 5g 17.7 kcal
13
gula pasir 5g 19.3 kcal
susu dancow 5g 23.2 kcal
agar-agar 5g 0.0 kcal
telur ayam 60 g 93.1 kcal
sayur bayam wortel 5g 0.9 kcal
==========================================================
Result
==========================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
__________________________________________________________________
energy 763.1 kcal 2036.3 kcal 37 %
water 0.0 g 2700.0 g 0%
protein 21.6 g(11%) 60.1 g(12 %) 36 %
fat 16.6 g(19%) 69.1 g(< 30 %) 24 %
carbohydr. 137.1 g(70%) 290.7 g(> 55 %) 47 %
dietary fiber 8.1 g 30.0 g 27 %
alcohol 0.0 g - -
PUFA 2.1 g 10.0 g 21 %
cholesterol 255.6 mg - -
Vit. A 1337.8 µg 800.0 µg 167 %
carotene 0.0 mg - -
Vit. E (eq.) 3.8 mg 12.0 mg 32 %
Vit. B1 0.5 mg 1.0 mg 49 %
Vit. B2 0.7 mg 1.2 mg 57 %
Vit. B6 0.6 mg 1.2 mg 52 %
tot. fol.acid 181.9 µg 400.0 µg 45 %
Vit. C 74.0 mg 100.0 mg 74 %
sodium 153.6 mg 2000.0 mg 8%
potassium 1019.3 mg 3500.0 mg 29 %
calcium 166.1 mg 1000.0 mg 17 %
magnesium 141.5 mg 310.0 mg 46 %
phosphorus 404.5 mg 700.0 mg 58 %
iron 4.7 mg 15.0 mg 31 %
zinc 3.0 mg 7.0 mg 43 %
4.6Pembahasan
Menu untuk penderita gout artritis adalah menu yang di pilih berdasarkan
manfaat dalam menurunkan risiko penyakit gout artritis. Adapun manfaat dari
bahan makanan yang kami gunakan:
1. Beras
14
Sumber energi yang hebat .beras mengandung karbohidrat yang bertindak
sebagai bahan bakar bagi tubuh dan membantu dalam fungsi normal otak.
2. Telur ayam
Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang mempunyai manfaat
sebagai menurunkan trigliserida dalam darah, meningkatkan kolestrol baik.
3. Bayam
Bayam kaya akan berbagai vitamin termasuk vitamin K yang sangat baik
untuk tulang karena bertindak sebagai pengubah protein matriks tulang.
4. Jagung
Jagung manis kaya akan vitamin dan asam folat yang dapat membantu
mengoptimalkan perkembangan sistem saraf dan bermanfaat untuk
mengoptimalkan daya ingat.
5. Mangga
Mangga kaya akan vitamin c pottasium dan juga magnesium yang dapat
membantu pencernaan, meningkatkan kekebalan tubuh serta tinggi zat besi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Gout artritis atau yang dikenal dengan istilah asam urat merupakan
peradangan persendian yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat
dalam tubuh (hiperurisemia), sehingga terakumulasinya endapan kristal
monosodium urat yang terkumpul di dalam persendian, hal ini terjadi
karena tubuh mengalami gangguan metabolisme purin. Selain hal tersebut,
konsumsi purin yang tinggi juga dapat meningkatkan kadar asam urat
dalam darah (Huda Nurarif & Kusuma, 2015). Rentang kadar asam urat
pada pria yaitu 3,5-8,0 mg/dL sedangkan wanita yaitu 2,8-6,8 mg/dL.
2. Diagnosis Gizi
a. Domain asupan
15
Pola makan yang salah berkaitan dengan kebiasaan makanan yang
mengandung tinggi purin ditandai kadar asam urat 19 mg/dL
b. Domain klinis
Perubahan nilai lab gizi berkaitan dengan pasien sering mengeluh dan
lelah dengan pembekakan tungkai kaki dan terasa panas ditandai
kadar asam urat 19 mg/dL.
c. Domain lingkungan
Kurangnya pengetahuan tentang pola makan berkaitan makan jeroan,
hati ditandai nyeri di persendian, bengkak tungkai kaki dan terasa
panas karena sakit yang luar biasa.
5.2 Saran
Dalam melakukan asuhan gizi, sebaiknya memperhatikan menu yang akan
di berikan kepada pasien sesuai dengan jenis penyakit yang di deritanya. Selalu
memperhatikan jenis dan jumlah zat gizi yang di berikan terutama jenis makanan
yang dibatasi maupun makanan yang di hindari serta rekomendasi diet yang
diberikan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
16
17