III GOUT
Puji syukur atas penyertaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami
telah menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Makalah
Asuhan Keperawatan Gout”. Penyusunan makalah ini untuk tugas
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III, melalui makalah ini kami
berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Metode yang
kami ambil dalam penyusunan makalah ini adalah berdasarkan data –
data dari dari buku dan internet.
Kelompok 4
i
DAFATAR PUSTAKA
KATA PENGATAR........................................................................i
DAFTRA ISI....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................2
C. Tujuan Penelitian.......................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................4
a) Definisi Gout.........................................................................4
b) Etiologi..................................................................................5
c) Klasifikasi Gout.....................................................................6
d) Manifestasi Kilis....................................................................7
e) Patofisiologi...........................................................................8
f) Pathway ................................................................................10
g) Penataklasanaan.....................................................................11
h) Pengaturan Diet.....................................................................13
i) Pemeriksaan Diagnostik.........................................................15
j) Komplikasi ...........................................................................15
ii
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN GOUT........................16
a) Pengkajian.............................................................................................16
b) Pemeriksaan Fisik.................................................................................18
c) Diagnosa Keperawatan.........................................................................19
d) Intervensi Keperawatan........................................................................20
A. Kesimpulan...........................................................................................27
B. Saran.....................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................28
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
ini tanpa perhitungan, jumlah purin dalam tubuhnya dapatmelewati
ambang batas normal.
Beberapa jenis makanan dan minuman yang diketahui bisa
meningkatkankadar asam urat adalah alkohol, ikan hearing, telur, dan
jeroan. Ikan hearing atausejenisnya (sarden), dan jeroan merupakan
sumber senyawa sangat potensial.Yang tergolong jeroan bukan saja
usus melainkan semua bagian lain yang terdapatdalam perut hewan ±
seperti hati, jantung, babat, dan limfa.
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 1.1
4
b) Etiologi
5
ginjal,misalnya glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
c) Klasifikasi
a. Gout primer.
Gout primer dipengaruhii oleh faktor genetic. Terdapat
produksi/sekresi asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui
penyebabnya.
b. Gout sekunder
Gout sekunder dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu :
1) Produksi asam urat yang berlebihan, misalnya pada :
a) Kelainan mieloproliferatif (polisitema, leukemia,
myeloma retikularis)
6
d) Manifestasi klinis
1. Atritis gout akut. Serangan timbul secara tiba-tiba pada malam hari
selama 2-10 hari. Pada penyakit ini ditemukan panas, kemerahan,
nyeri, kekeringan pada kulit akibat pelebaran vena pada sendi
yang kemudian menjadi normal jika klien beristirahat. Kadang-
kadang timbul anoreksia, pireksia, dan malaise yang menyertai
gejala di atas.Kelainan pada sendi metatarsofalangeal terjadi pada
50-70 % dari serangan pertama dan sebagian kecil mengenai sendi
besar (panggul dan bahu) serta sendi-sendi lainnya.
2. Gout tofus kronis. Terjadi karena remisi yang tidak sempurna dari
penyakit. Pada fase ini, frekuensi serangan makin meningkat, nyeri
sendi makin sering terasa, ada pembengkakan yang ireguler, serta
sedikit deformitas. Ukuran tofus mula-mula kecil dan lunak yang
kemudian menjadi keras dan dapat sebesar 7 cm. Bila terjadi
ulserasi, akan terlihat cairan putih (menyerupai kapur) dengan
konsistensi seperti pasta gigi. Tofus terdiri atas monosodium urat
yang mengandung sedikit kolesterol, kalsium, dan oksalat.
Keadaan yang sama dapat pula terjadi pada heliks dan anti-heliks
telinga, bursa olekranon, sekitar sendi dan tendo serta jari-jari.
3. Gout atipik. Gambaran klinis poli-artikular adalah sebagai berikut.
7
e) Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan
yang mengandung asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam
urat yang tidak ada kuat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang
berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga
mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini
menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi.
Hiperurecemia merupakan hasil :
1. Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine
abnormal.
3. Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh
lain,maka asam urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk
garam-garam uratyang akan berakumulasi atau menumpuk di jaringan
konectiv diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi.. Adanya kristal
akan memicu respon inflamasi akutdan netrofil melepaskan lisosomnya.
Lisosom tidak hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan
inflamasi.
Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul.
Serum uratmaningkat tapi tidak akan menimbulkan gejala. Lama kelamaan
penyakit ini akanmenyebabkan hipertensi karena adanya penumpukan
asam urat pada ginjal.
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat
memuncak.Serangan ini meliputi hanya satu tulang sendi.
Serangan pertama ini sangat nyeriyang menyebabkan tulang sendi
menjadi lunak dan terasa panas, merah. Tulangsendi metatarsophalangeal
8
biasanya yang paling pertama terinflamasi, kemudianmata kaki, tumit,
lutut, dan tulang sendi pinggang. Kadang-kadang gejalanyadisertai dengan
demam ringan. Biasanya berlangsung cepat tetapi cenderung berulang dan
dengan interval yang tidak teratur.
Periode intercritical adalah periode dimana tidak ada gejala
selamaserangan gout. Kebanyakan pasien mengalami serangan kedua
pada bulan ke-6sampai 2 tahun setelah serangan pertama. Serangan
berikutnya disebut dengan polyarticular yang tanpa kecuali menyerang
tulang sendi kaki maupun lenganyang biasanya disertai dengan
demam. Tahap akhir serangan gout atau goutkronik ditandai dengan
polyarthritis yang berlangsung sakit dengan tofi yang besar pada kartilago,
membrane synovial, tendon dan jaringan halus. Tofiterbentuk di jari,
tangan, lutut, kaki, ulnar, helices pada telinga, tendon achiles dan organ
internal seperti ginjal. Kulit luar mengalami ulcerasi dan
mengeluarkan pengapuran, eksudat yang terdiri dari Kristal asam
urat.Banyak faktor yng berperan dalam mekanisme serangan gout.
Salah satunya yang telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam
urat dalam darah.
9
f) Pathway
10
g) Penatalaksanaan
11
Tujuan : untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin,
mencegahserangan berulang, dan pencegahan komplikasi.
1. Pengobatan serangan akut dengan Colchicine 0,6 mg(pemberian
oral), Colchicine 1,0-3,0 mg (dalam NaCl intravena),
phenilbutazon, Indomethacin.
a. Colchicine
12
atau terapi pencegahan. Alopurinol dapat mengurangi
pembentukan asam urat. Dosis 100-400 mg per hari dapat
menurunkan kadar asam urat serum. Probenesid dan
Sulfinpirazin merupakan agen urikosurik, artinya mereka
dapat menghambat proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan
dengan dernikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan
kadar asam urat serum berguna untuk menentukan etektivitas
suatu terapi.
Mungkin dianjurkan untuk menghindari makanan yang
mengandung kadar purin yang tinggi. Di antara jenis makanan ini
termasuk jerohan seperti hati, ginjal, roti manis dan otak.
Sardin dan anchovy (ikan kecfi semacam scharing) sebaiknya
dibatasi.
3. Kompres dingin
13
9. Uricosuric (Probenecid dan Sulfinpyrazone) untuk
meningkatkanekskresi asam urat dan menghambat akumulasi asam
urat(jumlahnya dibatasi pada pasien dengan gagal ginjal).
h) Pengaturan diet
Selain jeroan, makanan kaya protein dan lemak merupakan sumber
purin. Padahal walau tinggi kolesterol dan purin, makanan tersebut
sangat berguna bagi tubuh, terutama bagi anak-anak pada usia
pertumbuhan. Kolesterol penting bagi prekusor vitamin D, bahan
pembentuk otak, jaringan saraf, hormon steroid, garam- garaman empendu
dan membran sel.Orang yang kesehatannya baik hendaknya tidak
makan berlebihan. Sedangkan bagi yang telah menderita gangguan
asam urat, sebaiknya membatasi diri terhadap hal-hal yang bisa
memperburuk keadaan. Misalnya, membatasi makanan tinggi purin dan
memilih yang rendah purin.
Makanan yang sebaiknya dihindari adalah makanan yang banyak
mengandung purin tinggi.
Penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin:
14
A, daging sapi, kerang-kerangan, kacang-kacangan kering, kembang
kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya,
kangkung.
15
penyakit jantung koroner.
Perbanyak minum air, minimal 30-50 ml/kg BB atau sekitar 2,5
liter air (10 gelas). Air minum ini bisa berupa air putih masak, teh atau
kopi. Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan
segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan
adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu
air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh
dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-
buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian, karena
keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
Dan yang pasti alkohol sebaiknya dihindari karena alkohol
menghambat pengeluaran asam urat. Apabila dengan pengaturan diet
masih terdapat gejala-gejala peninggian asam urat darah, sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter terdekat untuk penanganan lebih lanjut.
Hal yang juga perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu berat, cepat
tanggap dan rutin memeriksakan diri ke dokter. Karena sekali menderita,
biasanya gangguan asam urat akan terus berlanjut.
i) Pemeriksaan Diagnostik
a. asam urat
d. Urine
e. Rontgen
j) Komplikasi
1. Deformitas (perubahan bentuk) sendi yang terjadi akibat serangan
berulang yang akhirnya merusak kartilago artikuler (Tulang yang berada
16
pada sekitar sendi).
2. Batu ginjal
3. Gagal ginjal kronis
4. Hipertensi
1. Anamnesis
1) Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada
wanita ), usia ( terutama pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa
yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi
kesehatan, golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah
sakit, dan diagnosis medis.
2) Keluhan utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu
jari kaki (sendi lain).
17
mendukung terjadinya gout (mis. Penypernahkahakit gagal
ginjal kronis, leukemia, hiperparatiroidisme). Masalah lain yang
perlu ditanyakan adalah pernahkah klien dirawat dengan
masalah yang sama. Kaji adanya pemakaian alkohol yang
berlebihan, penggunaan obat diuretik.
5) Riwayat penyakit keluarga
Kaji adakah keluarga dari generasi terdahulu yang mempunyai
keluhan sama dengan klien karena klien gout dipengaruhi oleh
faktor genetic. Ada produksi/sekresi asam urat berlebihan dan
tidak diketahui penyebabnya.
6) Riwayat psikososial
18
b) Pemeriksaan fisik.
1. B1 (breathing).
Inspeksi : bila tidak melibatkan system pernapasan,
biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada,
klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan
otot bantu pernapasan.
Palpasi : taktil fremitas seimbang kanan dan kiri.
Perkusi : suara napas hilang/ melemah pada sisi yang
sakit, biasanya didapatkan suara ronki atau
mengi.
Auskultrasi : Suara nafas hilang/ melemah pada sisi yang sakit,
biasanya didapatkan suara ronki atau mengi.
2. B2 (blood). Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering
ditemukan keringat dingin dan pusing karena nyeri. Suara S1 dan
S2 tunggal.
3. B3 (brain). Kesadaran biasanya Composmentis.
19
urat, dan gagal ginjal kronis yang akan menimbulkan perubahan
fungsi pada system ini.
5. B5 (bowel). Kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada
gangguan , tetapi tetap perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna,
serta bau feses. Selain itu, perlu dikaji frekuensi, kepekatan, warna,
baud an jumlah urine. Klien biasanya mual, mengalami nyeri
lambung dan tidak nafsu makan, terutama klien yang memakai
obat analgesic dan anti hiperurisemia.
6. B6 (bone) pada pengkajian ini ditemukan :
c) Diagnosa Keperawatan
20
d) Intervensi Keperawatan
21
Berikan teknik meredahkan nyeri
non farmkologis
Memberikan obat
untuk
analgetik
mengurangi rasa
nyeri
Fasilitasi
istirahat dan
tidur
Edukasi
Jelaskan
penyebab
Jelaskan strategi
meredahkan
nyeri
Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
teratur
Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
analgetik
22
Gangguan Setelah dilakukan Dukungan ambulisi Melakukan
mobilitas tindakan identifikasi
Observasi
fisik B.D keperawatan adanya nyeri
penurunan selama ....x24 Identifikasi atau keluhan
rentang jam : adanya nyeri fisik lainnya
gerak atau keluhan
Pergerakan Melakukan
fisik lainnya
ekstremitas identifikasi
sedang Identifikasi intoleransi
intoleransi fisik fisik
Kekuatan otot
melakukan melakukan
cukup
ambulasi ambulasi
meningkat
Monitor kondisi Memberikan
Rentang
umum selama fasilitas
pergerakan
melakukan aktivitas
(ROM ) cukup
ambulasi ambulasi
meningkat
dengan alat
Tarufetik
bantu seperti
Fasilitasi tongkat
aktivitas
Melibatkan
ambulasi
keluarga
dengan alat
untuk
bantu seperti
membantu
tongkat
pasien dalam
Fasilitasi meningkatka
melakkan n ambulasi
mobilisasi fisik
Libatkan
keluarga untuk
23
membantu
pasien dalam
meningkatkan
ambulasi
Edukasi
Jelaskan tujuan
dan prosedur
ambulasi
Anjurkan
melakukan
ambulasi dini
Ajarkan
melakukaan
ambulasi
sederhana
seperti berjalan
dari tempat tidur
ke kursi
Gangguan
Setelah dilakukan Promosi citra tubuh Melakukan
citra tubuh
tindakan identifikasi
berhubunga Obseravsi
keperawatan harapan citra
n dengan
selama ....x24 Identifikasi tubuh
perubahan
jam : harapan citra
bentuk kaki. Memonitor
tubuh
Melihat bagian apaka pasien
tubuh cukup Identifikasi melihat
meningkat budaya, agama, bagian tubuh
jenis kelamin, yang
Menyentuh
24
bagian tubuh umur terkait citra berubah
sedang tubuh
Mendiskusika
Verbalisasi Monitor apakah n perubhana
perasaan pasien bisa fisik tubuh
negatif melihat bagian yang
menurun tubuh yang berubah
berubah
Verbalisasi
khawatir pada Teraufetik
penolakan
Diskusikan
orang lain
perubahan dan
menurun
fungsi tubuh
Verbalisasi yang berubah
menyembuhka
Diskusikan
n tubuh
perbedaan
berlebihan
penampilan fisik
menurun
terhadap harga
Fokus pada diri
penampilan
Diskusikan
masa lalu
persepsi keluarga
menurun
dan pasien
tentang perubhan
citra tubuh
Edukasi
Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan
25
perubahan citra
tubuh
Latih fungsi
tubuh yang
dimiliki
Latih
peningkatan
penampilan diri
26
untuk Mengiformasikan
mengurangi secara aktual
kecemasan
Melakukan teknik
Motivasi relasasi
mengidentifikas
i situasi
memicu
kecemasan
Edukasi
Jelaskan
prosedur
termasuk
sensasi yag
mungkin di
alami
Informasikan
secara aktual
mengenai
diagnosis
Latih teknik
relasasi
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian obat
ansietas
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
29