Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

Gangguan pada Sistem Endokrin

Disusun oleh:

Dhebi Ramayanti

Junita Cahyuni

Putri Yolanda

Vina Widiya Sari

DOSEN PENGAJAR: Iskandar Markus Sembiring, S.Kep,Ns,M.Kep

PRODI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa
pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen PKK KMB I yang telah
memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami
manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu,
kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini,
sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Lubuk pakam, 12 Maret 2020

Hormat Kami

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan masalah.............................................................................. 2
C. Ruang Lingkup Masalah................................................................ 2
BAB II TINJAUAN TERORITIS................................................................ 3
A.Konsep Dasar Medis......................................................................... 3
1. Pengertian................................................................................... 3
2. Etiologi....................................................................................... 4
3. Patofisologi................................................................................ 5
4. manifestasi klinik....................................................................... 5
5. Pemeriksaan Diagnostik............................................................. 6
6. Penatalaksanaan......................................................................... 7
7. Komplikasi................................................................................. 8
B .Konsep Dasar Asuhan Keperawatan...................................................... 9
A. Kasus................................................................................................ 9
1. Pengkajian ................................................................................. 9
2. Diagnosa Keperawatan.............................................................. 11
3. Intervensi Keperawatan.............................................................. 12
4. Implementasi dan Evaluasi........................................................ 13
BAB III PENUTUP..................................................................................... 18
A. Kesimpulan................................................................................ 18
B. Saran........................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans
untuk digunanakn di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi
yang tetap beredar dan bekerja didalam tubuh. Hormon merupakan senyawa kimia
khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu. terdapat hormon setempat dan
hormon umum. contoh dari hormon setempat adalah: Asetilkolin yang dilepaskan
oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan syaraf rangka. Sekretin yang
dilepaskan oleh dinding duedenum dan diangkut dalam darah menuju penkreas
untuk menimbulkan sekresi pankreas dan kolesistokinin yang dilepaskan diusus
halus, diangkut kekandung empedu sehingga timbul kontraksi kandung empedu
dan pankreas sehingga timbul sekresi enzim.

1
1.2. Rumusan Masalah
a. Pengertian gangguan pada sistem endokrin?
b. Penyebab gangguan pada sistem endokrin?
c. Askep pada gangguan sistem endokrin?

1.3. Tujuan
a. Mengetahui pengertian gangguan pada sistem endokrin
b. Mengetahui penyabab gangguan system
c. Mengetahui askep pada gangguan system endokrin

1.4.  Manfaat
Makalah ini hendaknya dapat bermanfaat guna menambah pengetahuan
mengenai Gangguan Pada Sistem Endokrin sehingga dapat hendaknya
diaplikasikan dalam pemberian asuhan keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAAN

2.1 Pengertian Gangguan Sistem Endokrin


Gangguan endokrin adalah penyakit yang terkait dengan kelenjar endokrin pada
tubuh. Sistem endokrin adalah jaringan kelenjar yang menghasilkan hormon yang
merupakan sinyal kimia yang dikeluarkan melalui aliran darah.
 
Faktor Risiko Gangguan Sistem Endokrin
Ada banyak faktor risiko yang membuat seseorang mengalami gangguan
endokrin, yaitu:
 Meningkatnya kadar kolesterol.
 Riwayat keluarga dengan gangguan endokrin.
 Inaktivitas.
 Riwayat penyakit terhadap gangguan autoimun.
 Pola makan yang tidak baik.
 Kehamilan (pada kasus seperti hipotiroidisme).
 Operasi, trauma, infeksi, atau cedera serius yang baru saja terjadi.
 
2.2 Penyebab Gangguan Sistem Endokrin
Gangguan endokrin biasanya dikelompokkan dalam dua kategori,
meliputi:
1. Kelenjar menghasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon endokrin
yang disebut ketidakseimbangan hormon.
2. Pembentukan luka (seperti bintil atau tumor) pada sistem endokrin yang
dapat atau tidak memengaruhi kadar hormon.
 
Gejala Gangguan Sistem Endokrin
1. Diabetes
Gangguan endokrin yang paling umum adalah diabetes mellitus yang terjadi
ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat

3
menggunakan insulin yang tersedia dengan optimal. Gejala diabetes dapat
meliputi:
 Haus atau lapar yang berlebih.
 Kelelahan.
 Sering buang air kecil.
 Mual dan muntah.
 Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak disertai alasan.
 Perubahan pada penglihatan.
2. Akromegali
Akromegali adalah gangguan ketika kelenjar pituitari menghasilkan hormon
pertumbuhan yang berlebih. Ini menyebabkan pertumbuhan yang berlebih,
terutama pada tangan dan kaki. Gejala akromegali biasanya meliputi:
 Ukuran bibir, hidung, atau lidah yang terlalu besar.
 Tangan atau kaki yang terlalu besar atau bengkak.
 Perubahan struktur tulang muka.
 Nyeri pada tubuh dan sendi.
 Suara yang dalam.
 Kelelahan dan kelemahan.
 Sakit kepala.
 Pertumbuhan tulang dan kartilago yang berlebih serta penebalan kulit.
 Disfungsi seksual, termasuk penurunan libido.
 Sleep apnea.
 Gangguan pada penglihatan.
3. Penyakit Addison
Penyakit Addison ditandai dengan penurunan produksi kortisol dan aldosteron
akibat kerusakan kelenjar adrenal. Gejala penyakit Addison biasanya meliputi:
 Depresi.
 Diare.
 Kelelahan.
 Sakit kepala.
 Hiperpigmentasi pada kulit.

4
 Hipoglikemia.
 Nafsu makan rendah.
 Tekanan darah rendah.
 Periode menstruasi yang terlewat.
 Mual dengan atau tanpa muntah.
 Ingin mengonsumsi garam.
 Penurunan berat badan.
 Kelemahan.

4. Sindrom Cushing
Sindrom cushing disebabkan oleh kelebihan kortisol yang dihasilkan oleh kelenjar
adrenal. Gejala dari sindrom cushing biasanya, meliputi:
 Buffalo hump (lemak di antara bahu, seperti punuk).
 Diskolorasi kulit seperti memar.
 Kelelahan.
 Merasa sangat haus.
 Penipisan dan melemahnya tulang (osteoporosis).
 Sering buang air kecil.
 Gula darah tinggi (hiperglikemia).
 Tekanan darah tinggi (hipertensi).
 Mudah marah dan perubahan mood.
 Obesitas pada bagian atas tubuh.
 Wajah bundar.
 Kelemahan.

5. Penyakit Graves
Penyakit graves merupakan salah satu jenis hipertiroidisme yang mengakibatkan
produksi hormon tiroid. Gejala penyakit graves biasanya meliputi:
 Mata menonjol.
 Diare.
 Kesulitan tidur.

5
 Kelelahan dan kelemahan.
 Goiter (pembesaran kelenjar tiroid).
 Intoleransi terhadap panas.
 Detak jantung yang tidak teratur.
 Mudah marah dan perubahan mood.
 Detak jantung berdebar cepat (takikardia).
 Kulit yang tebal atau merah pada betis.
 Tremor.
 Penurunan berat badan.

6. Hashimoto’s Thyroiditis
Hashimoto’s thyroiditis  adalah suatu kondisi ketika tiroid diserang oleh sistem
imun yang menyebabkan hipotiroidisme dan produksi hormon tiroid yang rendah.
Gejalanya meliputi:
 Intoleransi terhadap dingin.
 Konstipasi.
 Rambut kering dan rontok.
 Kelelahan.
 Goiter (pembesaran kelenjar tiroid).
 Nyeri sendi dan otot.
 Periode menstruasi yang terlewat.
 Detak jantung yang melambat.
 Pertambahan berat badan.

7. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah kondisi yang ditandai dengan kelenjar tiroid yang
overaktif. Gejala umum dari hipertiroidisme meliputi:
 Diare.
 Kesulitan tidur.
 Kelelahan.
 Goiter.

6
 Intoleransi terhadap panas.
 Mudah marah dan perubahan mood.
 Detak jantung yang cepat (takikardia).
 Tremor.
 Penurunan berat badan tanpa penyebab.
 Kelemahan.

8. Hipotiroidisme
Hipotiroidisme merupakan kondisi ketika tiroid underaktif dan menghasilkan
terlalu sedikit hormon tiroid. Gejala umum dari hipotiroidisme meliputi:
 Intoleransi terhadap dingin.
 Sembelit.
 Menurunnya produksi keringat.
 Rambut kering.
 Kelelahan.
 Goiter.
 Nyeri pada sendi dan otot.
 Periode menstruasi yang terlewat.
 Detak jantung yang melambat.
 Muka membengkak.
 Kenaikan berat badan.

9. Prolaktinoma
Prolaktinoma muncul apabila kelenjar pituitari yang disfungsional menghasilkan
hormon prolaktin berlebih yang berguna dalam produksi ASI. Prolaktin berlebih
dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti:
 Disfungsi ereksi.
 Kemandulan.
 Kehilangan libido.
 Periode menstruasi yang terlewat.
 Produksi ASI tanpa penyebab.

7
 

Diagnosis Gangguan Sistem Endokrin


Tes darah dan urine untuk memeriksa kadar hormon dapat membantu dokter untuk
menentukan apakah seseorang memiliki gangguan endokrin. Tes imaging juga
dapat dilakukan untuk membantu menunjukkan lokasi bintil atau tumor.
 
Komplikasi Gangguan Sistem Endokrin
Terdapat beberapa komplikasi gangguan endokrin tertentu, meliputi:
 Kegelisahan atau insomnia (pada banyak kondisi tiroid)
 Koma (pada hipotiroidisme)
 Depresi (pada banyak kondisi tiroid)
 Penyakit jantung
 Kerusakan saraf
 Kerusakan atau gagal pada organ
 Kualitas hidup yang tidak baik.
 
Pengobatan dan Efek Samping Gangguan Sistem Endokrin
Apabila gejala gangguan sistem endokrin mulai mengganggu, gejala tersebut
umumnya dapat diatasi dengan memperbaiki ketidakseimbangan hormon. Ini
sering dilakukan melalui pemberian hormon sintesis. Pada kasus prolaktinoma
(ketika tumor non-kanker menyebabkan gejala) operasi atau terapi radiasi dapat
dilakukan untuk mengatasinya. Tidak jarang diagnosis dan perawatan penyebab
gangguan endokrin dapat mengatasi gejala.
 
Pencegahan Gangguan Sistem Endokrin
Beberapa cara untuk mencegah munculnya gangguan sistem endokrin:
 Tetap menjaga berat badan yang sehat, mengonsumsi makanan sehat, dan
banyak berolahraga.

8
 Sertakan yodium dalam diet. Ini dapat membantu mencegah masalah
tiroid.

 ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MILLITUS

1. Pengkajian Keperawatan

1.      Identitas klien
Klien bernama Ny. L umur 57 tahun. Sudah menikah, beragama islam, suku
bangsa betawi. Pendidikan terakhir SLTP, bahasa yang digunakan sehari-hari
adalah bahasa indonesia, pekerjaan ibu di rumah  tangga, Alamat CBA Rt 03/Rw
03 No.126, sumber biaya dirumah sakit adalah ASKES.

2.      Resume
Klien tiba di ruang SYIFA  kamar 5 dari Intalasi Gawat Darurat pada tanggal 14
februari 2020 pukul 13.00 WIB dengan diagnosa Diabetes Militus. Keadaan
umum lemah kesadaran compos mentis, klien mengeluh lemas, mual,dan muntah
serta ada luka di kaki sebelah kanan. Dilakukan pemeriksasan tanda – tanda vital,
hasil TD 150/60 mmhg, ND 100x/ menit. Rr: 20 x/ menit, S 39 C, pemeriksaan
labolatorium
Hb :6,8 Gr/ dl (12-14 gr/dl), laekusit 18.600/ul (5000- 10 000./ ul), hematokrit : 21
% (37-43 %), Trombosit : 397.000 (150.000- 450.000/ul), ureum : 66 mg/dl (10-
50 mg/dl ), creatinin : 1,5 mg/dl       ( 0,5- 1,5 mg/dl ), GDS : 524 mg/dl (<200
mg/dl) terapi yang di berikan adalah  IV asering 16 tetes/ menis sesuai intruksi
dari dokter . inj Ceftriakson 2x1 gr. PCT 3x500 mg, inj rantin 2x1 amp, antasid
sirup 3x1 , cek GDS, diet DM :1700 kal. Masalah keperawatan yang timbul adalah
gangguan keseimbangan cairan dan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh. Tindakan keperawatan yang yang telah di lakukan
adalah Obs. Tanda- tanda vital, mengkaji intake dan Output, kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian obat dan pemberian cairan pariental. Evaluasi
keperawatan, tujuan belum tercapai, tindakan keperawatan di lanjutkan.

9
3.      Riwayat keperawatan :

1.      Riwayat kesehatan sekarang


Klien di rawat dengan keluhan lemas, dan ada luka pada kaki sebalah kanan,
faktor pencetusnya peningkatan glukosa dalam darah. timbulnya keluhan
bertahap kurang lebih selama 5 tahun (DM) . Upaya mangatasi adalah dengan
pergi kerumah sakit.
2.      Riwayat Kesehatan Masa lalu.
Klien tidak memiliki masalah alergi. Pernah dirawat di rumah sakit sebelum ini.
Klien mempunyai riwayat penyakit diabetes sejak 5 tahun yang lalu.
 4.      Riwayat fisikososial dan spiritual.
Orang yang terdekat dengan klien adalah anak-anak klien dan suami klien.
Interaksi dalam keluarga baik, klien mengikuti kegiatan kemasyarakatan, jika
klien mempuyai maslah, hal yang dilakukan klien adalah mencoba untuk
menyelesaikannya dampak penyakit klien terhadap keluarga adalah keluarga
menjadi cemas. Dan klien ingin cepat sembuh.
5.      Persepsi klien terhadap penyakitnya.
Klien mengerti dengan panyakit yang di derita. Hal dirasakan saat ini klien
merasa lemas. Makaanisme kopping terhadap stres dengan cara memecahkan
maslah. Dan klien optimis ingin cepet pulang.
6.      Sistem nilai kepercayaan.
Tidak ada nilai- nilai yang berkesehatan pada klien aktivitas agama yang di
lakukan klien, klien banyak- banyak berdoa.
7.      Kondisi rumah klien.
Klien saat ini tenggal di lingkungan yang baik dan bersih.
8.      Pola kebiasaan sehari-hari sebalum sakit.

10
a. Pola nutrisi baik makan 3x sehari, nafsu makan baik, tidak ada alergi
terhadap makanan atau pantangan. Dan tidak ada makann yang tidak di
sukai.

b. Pola eleminasi.
c. Pola buang air kecil 7x/ hari, berwarna kuning jernih. Todak ada keluhan
menggunakan dan tidak menggunakan alat bantu.
d. Pola istirahat tidur.
e. Sebelum saklin klien biasa tidur siang 1 jam/ hari. Tidur malam kurang
lebih 8 jam/ hari
f. Pola aktivitas
g. Klien adalah ibu rumah tangga, klien tidak pernah barolahraga.
Dan  kegiatan waktu luang klien adalah beristirahat.
h.  Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
i. Klien tidak pernah merokok dan minum-minuman keras.serta tidak
tergantung obat.
9.      Pola kabiasaan di rumah sakit
a. Pola nurtrisi tidak baik. Makan 3x sehari nafsu makan tidak baik makan
habis 1/2  posri, tidak ada makan yang tidak di sukai, tidak ada alergi
terhadap makanan atau pantangan.diet DM makan biasa 1700 kalori.
b. Pola personal hygiene
c. Klien mandi 1 kali sehari di pagi hari oral hygiene 1x/ hari dibantu oleh
anak-anaknya.
d. Pola istirahat dan tidur.
e. Lama tidur kurang lebih 8 jam klien melakukan tidur siang kurang lebih 1
jam.
f. Pola aktifitas.
g. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti buang air kecilklien dibantu
oleh anaknya.

4.      Pengkajian fisik

11
a. Pola pemeriksaan fisik umum tidak di temukan kelainan. Berat badan klien
59 kg. Tinggi badan klien 155 cm.  Keadaan umum sakit sedang dan tidak
ada pembesaran kelenjar getah bening.
b. Sistem penglihatan
c. Posisi mata simetris. Kelopakmata normal, pergerakan mata normal
konjungtiva  ananemis. Skela mata anikterik. Pupil isokor. Otot mata tidak
ada kelainan, fungsi penglihatan kurang baik, klien tidak manggunakan
kaca mata.
d. Sistem pendengaran
e. Daun telinga normal tidak sakit, cairan dalam telinga  tidak ada darah,
perasaan penuh dalam telinga tidak ada tinitus tidak ada pendengaran
normal. Tidak menggunakan alat bantu dengar.
f. Sistem pernapasan
g. Tidak ada kelainan dalam pola napas. Frekwensi napas 20 x/ menit. Irama
teratur,kadalaman dalam, suara napas vesikuler. Keadaan dada simetris.

h. Sistem kadiovaskular.
i. Tekanan darah : 180/110 mmhg, iram Teratur, nadi : 88 x/ menit.
Tempratur kulit hangat, pengisian kapiler 3 detik. Klien mengalami edema
di area wajah. Tangan dan kaki tidak ada kelainan. pada sirkulasi jantung.
Kecepatan denyut apikal 80 x / menit.irama teratur. Tidak ada kelainan
bunyi jantung, klien tidak mengeluh sakit pada dada.
j. Klien tidak pucat dan tidak mengalami perdarahan. Hasil labolatorium :
Hb 11,0 g/dl. Leukosit 11.500 /ul (5000- 10000/ul) hematokrit 35 % (37
-43%) trombosit 370.000 (150.000- 450.000 /ul).
k. Kesadaran klien kompos mentis ( GCS =15) E :  4. M : 6 V: 5
l. Reflek fisiologis tidak normal. Kaki klien sering merasa kesemutan.

m. Napas tidak berbau keton tidak terjadi poliuri, polidipsi dan poliphagi,
terdapat luka ulkus di kaki kanan.warna kulit sekitar luka terlihat
kehitaman.

12
n. Sistem integument, turgor kulit buruk, temperature hangat, warna kulit
kehitaman, keadaan  adanya ulkus di kaki sebelah  kanan kondisi cukup
baik, kondisi kulit di daerah pemasangan infuse baik dan tidak ada tanda –
tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor, fungsiolesa), infuse dipasang
datangan sebelah kanan RL 20 tetes/menit sejak dua hari yang lalu, tekstur
rambut baik, kebersihan rambut kurang.

5.      Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium darah, Hb : 11,0 g/dl (N 12 – 14 g/dl), leukosit :
11.500 / µl ( N 5000 – 1000 /µl ), Hematokrit : 35 % ( 37 – 43 % ) Trombosit :
370.000
( 150.000 -450.000). dalakukan pemeriksaan GDS hasilnya GDS : 289
(<200mg/dl)
6.      Penatalaksanaan
Terapi yang didapatkan IV RL 20 tetes/menit dilengan sebelah kanan,
Paracetamol 3x500 mg, Antacid syrup 3x1, Captropil 3x12,5 mg, OMZ
2x1Capsul, Clindamycin 2x300 mg, diit DM makan biasa 1700 kalori

7.      Data fokus

Data subyektif Data Obyektif


          klien mengatakan bengkak pada           kesadaran composmetis
wajah serta kedua tangan dan kaki           observasi TTV : TD : 180/110
          klien mengatakan mual mmHg, ND : 88X/menit, SH : 37,5◦C,
Rr : 20x/menit
          tampak mukosa bibir kering
          tampak ada luka dikaki sebelah
kanan
          kondisi luka basa
          luka terdapat pus
          warna merah dan putih pada jaringan

13
          diameter luka 3 cm
          kedalaman luka 1 cm
          terdapat oedema pada wajah
          tangan dan kaki
          waenakulit sekitar luka kehitaman
          temperature kulit hangat
          suara nafas vesikuler
          diet DM makan biasa 1700 kalori
          makan habis ⅟₂ porsi
          berat badan sebelum sakit 53 kg
          lingkar perut 114 cm
          therapy yang diberikan  IVFD RL 16
tets/menit
          paracetamol 3x500 mg
          Antacid syrup 3x1
          Captropil 3x12,5 mg
          OMZ 2X1 Caps
          Clindamycin 2x300 mg
          Hasil pemeriksaan laboratorium
darah :  Hb 11.0 g/dl,(N 12-14 g/dl),
          Leukosit : 11.50 /µl ( N 5000-
10000/µl),
          Hematokrit : 35% (37-43 %),
          Trombosit : 370.000 (150.000-
450.000).
          dilakukan pemeriksaan GSD
hasilnya GSD : 289 (<200 mg/dl).

Analisa Data

No Data Masalah Etiologi


.
1 DS.: Kelebihan Penurunan
DO : - Terdapat oedem  volume plasma protein

14
          Intake : 2855 ml cairan
          Output 2495 ml
          Balance : 360 ml
          Lingkar perut : 114 cm
          Hasil lab:
          289 mg/ dl (<200 mg/dl)
          Hasil Lab Albumin : 2,5 (3,5 -5,2 g/dl)
          Hasil Lab 03 Juni 2010                       Haemoglobin
: 11,0 g/dl(N 12-14 )  Leukosit : 11.500 /µl (N 5000 –
10000 /µl ),                                         Hematokrit :
35% (37 -43 % )           Trombosit :
370.000             (150.000 –
450.000)                           Obs.
TTV                                              TD : 180/110
mmHg                         ND :
88X/menit                                 SH :
37,5◦C                                           RR : 20 x/menit
 

2 DS : Penurunan Kontraktilitas
DO : - Obs.TTV Curah Tekanan darah
         -TD : 180/110 mmHg                                 Jantung Meningkat
         -ND : 88 x/menit
         -SH : 37,5◦C                                                  
        - RR : 20 x/menit
                                                                                        
3 DS : Klien mengeluh mual Perubahan nutrisi Penurunan mas
DO : - Tampak makan habis ⅟₂ porsi kurang dari oral, ketidak
         -BB sebelum sakit : 59 kg kebutuhan tubuh cukupan insulin
         -BB ideal : 49,5 kg atau status
         - Tinggi badan  : 155 cm hipermetabolik

15
4 DS : Klien mengatakan ada luka pada kaki kanan Resiko tinggi Peningkatan ka
yang belum sembuh perluasan Luka Glukosa
DO : - Tampak Ulkus pada kaki sebelah kanan Infeksi
          Diameter luka : 3 cm
          Kedalaman luka : 1 cm
          Keadadn luka basah terdapat pus
          Warna merah dan putih pada jaringan
          Hasil pemeriksaan laboratorium darah
          Hb : 11.0 g/dl                                       Leukosit :
11.500 /µl                            Hematokrit :
35%                                 Trombosit : 370.000
          dilakukanpemeriksaan GDS
Hasilnya                                                 GDS : 289
(<200 mg/dl )     

B.     Diagnosa Keperawatan ( sesuai prioritas )

Bardasarkan data di atas maka dapat di rumuskan diagnosa keperawatan sebagai


berikut :

1.      Kelebihan volume cairan barhubungan dengan penurunan plasma protein


2.      Penurunan curah jantung  berhubungan dengan kontraktilitas tekanan
darah  meningkat
3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
masukan oral. Kecukupan insulin atau status hipermetabolik
4.      Resiko tinngi perluasan luka infeksi berhubungan dengan peningkatan kadar
glukosa
 

16
C.     Perencanaan, Pelaksanaan

1.      Kelebihan  volume cairan berhubungan dengan penurunan plasma protein

Data subyektif       :  -
a Data objek     :        terdapat oedem, intake 2885 ml, output 2495ml, balance 360 ml, lingkar
perut 114 cm . hasil lab gds 289 mg/dl (<200 mg/dl),hasil lab albumin 2,5 g/dl
(3,5- 5,2 g/dl) hasil lab Hb 11,0 g/dl (N 12- 14 g/dl ) leukosit 11.500/ul (N 5000-
10.000/ul ) Ht 35 % (37-43 %) Tr 370.000 (150.000-450.000)
Tujuan :        setelah di lakukan tindakan keperawatan 3x 24jam di harapkan volume cairan
seimbang.
Kriteria hasil :  intak output seimbang,Gds normal tidak ada oedem lingkar perut normal,
albumin dalam batas normal.
Intaervensi            :
a.       Observasi tanda-tanda vital
b.      Monitor intake output
c.       Kaji turgor kulit
d.      Ukur lingkar perut setiap hari
e.       Monitor hasil labolatorium.
f.       Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena.

Pelaksanaan Keperawatan
Tanggal 15 Februari 2012
Pukul 09.00 Melakukan observasi tanda-tanda vital.
Hasil : TD : 180/110 mmhg , Nadi : 88x/menit , Suhu : 37,5◦C , Rr : 24x/menit.
Pukul 10.30 Mengkaji intake dan output.
Hasil : Intake 2855 ml , output 2495 ml, balance 360 ml.
Pukul 11.00 Mengukur lingkar perut.

17
Hasil : 114 cm.
Pukul 11.40 Mengkaji turgor kulit.
Hasil : turgor kulit buruk
Tanggal 16 Februari 2012
Pukul 07.40 Melakukan observasi tanda – tanda vital .
Hasil : TD : 150/180 mmhg , Nadi : 80x/menit , Suhu : 38◦C, Rr : 22x/ Menit .
Pukul 08.20 Memonitor hasil Lab.
Hasil : GDS : 197 mg/dl
Pukul 09.00 Mengkaji intake dan output.
Hasil : Intake : 2855 , Output : 2295, balance 560ml.
Pukul 10.00 Mengambil darah vena sebanyak 5 cc untuk pemeriksaan protein,
globulin, albumin.
Hasil : Darah terambil sebanyak 5 cc.
Tanggal 17 Februari 2012
Pukul 09.00 Melakukan observasi tanda – tanda vital .
Hasil : TD : 130/80 mmhg , Nadi : 80x/ menit, Suhu : 37◦C , Rr : 20x/ menit.
Pukul 10.00 Memonitor hasil Lab.
Hasil : Protein 5,7 (6,0-8,7 g/dl), Albumin 2,5 (3,5-5,2 g/dl), Globulin 3,2 (2,5-3,1
mg/dl), GDS : 197 (<200 mg/dl).
Pukul 11.00 Mengukur Lingkar perut .
Hasil : Lingkar perut  103 cm.

2.      Penurunan curah jantung berhubungan dengan kontraktilitas tekanan


darah meningkat
Data Subyektif      :
Data Obyektif       : Obs. TTV TD 180/110 mmhg, Nadi 88x/menit, Suhu  37,5◦C, Rr     20x/menit
Tujuan                   : Setelah dilakukan tindakan Keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
Penurunan  curah jantung tidak terjadi.
Kriteria Hasil         : TTV Normal
Intervensi              : a. Observasi TTV
                                                  b. Ciptakan lingkungan nyaman

18
                                                c. Motivasi dan dukung klien untuk menghilangkan
stress
                                                  d.Berikan captopryl 3x12,5 mg
                  Pelaksanaan Keperawatan       
Tanggal 15 Februari 2012
Pukul 09.00 Melakukan observasi tanda-tanda vital
Hasil : TD 180/110 mmhg, Suhu 37,5◦C, Rr 24x/menit
Pukul 11.30 Menganjurkan klien untuk banyak istrahat
Hasil : Klien mengikuti anjuran perawat
Pukul 12.10 Memberikan obat Catopril 12,5 mg
Hasil : Obat diminum sesuai pengobatan
Tanggal 16 Februari 2012 
Pukul 07.40 Melakukan observasi tanda-tanda vital
Hasil : TD 150/180 mmhg , Nadi 80x/menit, Suhu 38◦C ,Rr 22x/menit
Pukul 11.30 Menganjurkan klien untuk banyak istrahat
Hasil : Klien mengikuti anjuran perawat
Pukul 12.20 Memberikan obat Catopril 12,5 mg
Hasil : Obat diminum sesuai pengobatan
Tanggal 17 Februari 2012
Pukul 09.00 Melakukan observasi tanda-tanda vital
Hasil : TD 130/80mmhg, Nadi 80x/menit, Suhu 37◦C, Rr 20x/menit
Pukul 11.30 Menganjurkan klien untuk banyak istrahat
Hasil : Klien mengikuti anjuran perawat
Pukul 12.10 Memberikan obat Catopril 12,5 mg
Hasil : Obat diminum sesuai pengobatan

3.      Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


penurunan masukkan oral,ketidakcukupan insulin atau status
hipermetabolik
Data Subyektif      : Klien mengeluh mual
Data Obyektif       : Tampak makan habis ½ porsi, BB sebelum sakit 59 kg, setelah sakit menjadi 53
kg, BB ideal 49,5 kg

19
Tujuan                   : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kebutuhan
nutrisi teratasi.
Kriteria Hasil         : Mual hilang , BB normal, Makan habis 1 porsi
Intervensi              :
-          Sajikan makanan dalam keadaan hangat
-          Beri makan porsi kecil tetapi sering
-          Sajikan makanan dalam bentuk bervariasi sesuai dietnya
-          Motivasi klien untuk menghabiskan makanannya
-          Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet DM (MB 1700 kalori)
    Pelaksanaan Keperawatan
Tanggal 15 februari 2012
Pukul 12.00 Menyajikan makanan dalam keadaan hangat.
Hasil : klien habis makan ½ porsi
Pukul 12.05 Memotivasi klien untuk menghabiskan makanannya
Hasil : klien makan ½  porsi

Tanggal 16 Februari 2012


Pukul 11.50 Menyajikan makanan dalam keadaan hangat
Hasil : klien makan habis ¼ porsi
Pukul 11.55 Memotivasi klien untuk menghabiskan makanannya
Hasil : klien makan ¼ porsi

Tanggal 17 Februari 2012


Pukul 12.10 Menyajikan makanan dalam keadaan hangat
Hasil : klien makan ½ porsi
Pukul 12.15 Memotivasi klien untuk menghabiskan makanannya
Hasil : klien makanan setengah porsi

4.      Resiko tinggi perluasan luka infeksi berhubungan dengan peningkatan


kadar glukosa
Data Subyektif  : Klien mengatakan ada luka pada kaki kanan yang belum sembuh

20
Data Obyektif :  Ada Ulkus pada kaki kanan, Diameter luka : 3 cm,   Kedalaman
luka : 1 cm,Keadaan luka : basah,Terdapat  pus,Warna merah dan putih pada
jaringan, Hasil pemeriksaan laboratorium darah pada tanggal  3 februari 2012 , Hb
: 11,0 g/dl, leukosit : 11.500/ul, Hematokrit : 35%, Trombosit : 370.000. Pada
tanggal 15 februari 2012 dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu, hasilnya :
GDS : 289(<200 mg/dl).
Tujuan  : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam         diharapkan infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil : Infeksi tidak terjadi, luka sembuh .
Intervensi :
a.       Observasi tanda-tanda vital
b.      Kaji tanda perluasan infeksi
c.       Lakukan perawatan luka 2x/hari
d.      Pertahankan tehnik Aseptic dan antiseptic pada perawatan luka
e.       Berikan terapi sesuai program Clindamycin 2x300mg

Pelaksanaan Keperawatan
Tanggal 15 Februari 2012
Pukul 09.00 Melakukan observasi tanda-tanda vital.
Hasil : TD : 180/110 mmhg , Nadi: 88x/menit, Suhu : 37,5◦C, Rr :
20x/menit
Pukul 10.00 Melakukan perawatan luka.
Hasil : Luka bersih tertutup perban.
Pukul 12.10 Memberikan obat Clindamycin 300 mg.
Hasil : Obat diminum sesuai program pengobatan

Tanggal 16 Februari 2012


Pukul 07.40 Melakukan observasii tanda-tanda vital
Hasil : TD :150/80 mmhg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 38◦C, Rr : 20x/menit
Pukul 10.30 Melakukan perawatan luka
Hasil : Luka bersih tertutup perban.
Pukul 12.20 Memberikan obat Clindamycin 300 mg.

21
Hasil : Obat diminum sesuai program pengobatan

Tanggal 17 Februari 2012


Pukul 09.00 Melakukan observasii tanda-tanda vital
Hasil : TD :130/80 mmhg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 37◦C, Rr : 20x/menit
Pukul 10.30 Melakukan perawatan luka
Hasil : Luka bersih tertutup perban.
Pukul 12.20 Memberikan obat Clindamycin 300 mg.
Hasil : Obat diminum sesuai program pengobatan

D.     EVALUASI ( Catatn Perkembangan )

1.      Kelebihan  volume cairan berhubungan dengan penurunan plasma protein


Tanggal 18 Februari 2012 Pukul 14.00 WIB
Subyektif          :
Obyektif : Observasi TTV TD 130/80 mmhg, Nadi 80x/ menit , Rr 20x/ menit,
Suhu  37◦C, hasil Lab Protein 5,7(6,0-8,7g/dl), Albumin 2,5(3,5-5,2 g/dl),
Globulin 3,2(2,5-3,1 mg/dl). GDS 197(<200 mg/dl), lingkar perut 103 cm.
Analisa              : Tujuan Keperawatan tercapai sebagian
Perencanaan      : Tindakan Keperawatan dilanjutkan
-          Observasi Tanda-tanda vital
-          Monitor Intake dan Output
-          Kaji turgor kulit
-          Ukur lingkar perut setiap hari
-          Monitor hasil lab
-          Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena

2.      Penurunan curah jantung berhubungan dengan kontraktilitas tekanan


darah meningkat
Tanggal 18 Februari 2012 14.00 WIB
Subyektif        :

22
Obyektif : obs. TTV TD:130/80 mmhg , Nadi 80x/menit , Suhu 37◦C, Rr
20x/menit
Analisa            : Tujuan Keperawatan tercapai sebagian
Perencanaan    : Tindakan Keperawatan dilanjutkan
-          Observasi tanda-tanda vital
-          Anjurkan klien untuk banyak istirahat
-          Ciptakan lingkungan yang nyaman
-          Motivasi dan dukung klien untuk menghilangkan stress
-          Berikan catopril 3x12,5 mg

3.      Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


penurunan masukkan oral,ketidakcukupan insulin atau status
hipermetabolik

Tanggal 18 Februari 2012 Pukul 14.00 WIB


Subyektif                    : Klien mengatakan tidak nafsu makan
Obyektif                      : Tampak makan habis ½ porsi
Analisa                        : Tujuan Keperawatan belum tercapai
Perencanaan                : Tindakan keperawatan dilanjutkan
-          Sajikan makanan dalam keadaan hangat
-          Beri makan dalam porsi kecil tetapi sering
-          Sajikan makanan dalam bentuk bervariasi sesuai dietnya
-          Motivasi klien untuk menghabiskan makanannya
-          Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet DM (MB: 1700 Kal)

4.      Resiko tinggi perluasan luka infeksi berhubungan dengan peningkatan


kadar glukosa

23
Tanggal 18 Februari 2012 Pukul 14.00 WIB
Data Subyektif : Klien mengatakan ada luka pada kaki kanan yang belum  sembuh
Data Obyektif : Ada Ulkus pada kaki kanan, Diameter luka : 3 cm, Kedalaman
luka : 1 cm,Keadaan luka : basah,Terdapat pus,Warna merah dan putih pada
jaringan.
Analisa                        : Tujuan keperawatan belum tercapai
Perencanaan                : Tindakan keperawatan dilanjutkan
-          Observasi tanda-tanda vital
-          Kaji tanda perluasan infeksi
-          Lakukan perawatan luka 2x/hari
-          Pertahankan tehnik Aseptic dan antiseptic pada perawatan luka
-          Berikan terapi sesuai program
( Clindamycin 2x300 mg )

BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapat di peroleh dari asuhan keperawatan pada Ny. L
dengan diabetes militus  adalah.
1.      Pengkajian keperawatan
Dalam tahap pengkajian klien dengan diabetes militus tipe Iipada manisfestasi
klinis di dapat poli uria, poliphagia, polidisi, penurunan berat badan, kesemutan

24
sedangkan pada kasus hal ini tidak terjadi, klien tidak memperlihat kan danya
polidipsi karena pada saat pengkajian klien hanya minum 800 cc, klien juga tidak
memperlihatkan adanya poliphagiakarena pada saat dilakukan pengkajian klien
mengatakan mual, makan klien hanya habis ½ porsi
2.      Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ada pada kasusu sesuai teori  diagnosa yaitu,
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
masa oral, ketidak adekuatan insulin atau setatus hipermetabolik,resiko tinggi
perluasan luka infeksi barhubungan dengan kadar glukosa tinggi. Sedangkan ada
diagnosa yang ada pada kasus tapi tidak terdapat pada teori.kelebihan volume
cairan berhubungan dengan penurunan protein plasma. Penurunan curah jantung
berhubungan kontraktilitas tekanan darah tinggi.
3.      Perencanaan Keperawatan
Prioritas masalah keperawatan pada kasus Ny. L. Sesuai dengan prioritas pada
masalah yang ada pada  teori dan sesuai dengan kondisi klien saat dilakukan
pengkajian.
4.      Pelaksanaan  Peperawatan
Tidakan keperawatan dilakukan berdasrkan rencana tindakan yang telah dibuat
antara lain mengobsevasi tanda- tanda vital. Menciptakan lingkungan yang
nyaman.melakukan perawatan luka,menghidangkan makanan dalam keadaan yang
hangat. Karena  tebatas oleh waktu.dalam melakukan asuhan keperawatan yang
belum terlaksanan maka penulis mempalidasi dengan senior ruangan
 .
5.      Evaluasi
kami memuliskan hasil evaluasi dalam asuhan ini didasarkan oleh waktu selama 3
hari dan di mengevaluasi pada hari ke 4. Berdasarkan hasil dari intervensi yang
telah di laksanakan

25
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1.   Hospitalisasi adalah suatu proses yang harus dilalui anak akibat adanya suatu
alasan sehingga mengharuskan anak untuk menjalani perawatan di rumah sakit.
2.   Hospitalisasi dapat dipengaruhi oleh kepribadian seseorang, pemberi pelayanan,
suasana bagian pelayanan, dan hilangnya kontak dengan dunia luar.
3.   Bagi anak yang menganggap bahwa dunia rumah sakit merupakan dunia baru
baginya, orang tua bersama tenaga kesehatan harus mempersiapkan anak sebelum
mendapatkan pelayanan kesehatan.
4.   Saat dirawat di rumah sakit atau tengah menjalani proses hospitalisasi, klien
(dalam hal ini adalah anak), tentu akan mengalami stress akibat dari segala macam
bentuk perubahan yang ia alami, seperti perubahan lingkungan, suasana, dan lain
sebagainya. Stressor dan reaksi hospitalisasi sesuai dengan tumbuh kembang pada
anak.
5.   Selain pada diri anak/pasien (seperti perubahan gaya hidup, hilangnya privasi dan
otonomi, dan lain sebaginya), dampak dari hospitalisasi juga akan dirasakan oleh
orang tua, yaitu orang tua akan merasa stress, frustasi, serta merasa bersalah
karena ia tidak dapat memberikan pemenuhan kebutuhan kesehatan yang baik
untuk anaknya.Apalagi bila mendengan kabar buruk mengenai kondisi anak.
6.   Manfaat dari hospitalisasi ini dapat dimaksimalkan dengan cara memberikan
kesempatan kepada anak ataupun orang tua untuk mengetahui dan terlibat dalam
proses perawatan walaupun tidak terlibat secara menyeluruh.

3.2. Saran
Dampak dari hospitalisasi yang sering kita lihat saat ini tentu dapat memacu
tingkat stress pasien/anak ataupun keluarga/orang tua. Oleh karena itu, konsep
hospitalisasi yang benar seharusnya dapat ditekankan lagi oleh tenaga kesehatan
(perawat dan dokter) sehingga manfaat dari hospitalisasi itu sendiri dapat
dimaksimalkan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (20). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.


Stevens, P.J.M. dkk (1997). Ilmu Keperawatan.2(1).Jakarta; EGC.
Supartini, Y. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:EGC.

27
28

Anda mungkin juga menyukai