Disusun oleh:
Dhebi Ramayanti
Junita Cahyuni
Putri Yolanda
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa
pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen PKK KMB I yang telah
memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami
manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu,
kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini,
sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Hormat Kami
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan masalah.............................................................................. 2
C. Ruang Lingkup Masalah................................................................ 2
BAB II TINJAUAN TERORITIS................................................................ 3
A.Konsep Dasar Medis......................................................................... 3
1. Pengertian................................................................................... 3
2. Etiologi....................................................................................... 4
3. Patofisologi................................................................................ 5
4. manifestasi klinik....................................................................... 5
5. Pemeriksaan Diagnostik............................................................. 6
6. Penatalaksanaan......................................................................... 7
7. Komplikasi................................................................................. 8
B .Konsep Dasar Asuhan Keperawatan...................................................... 9
A. Kasus................................................................................................ 9
1. Pengkajian ................................................................................. 9
2. Diagnosa Keperawatan.............................................................. 11
3. Intervensi Keperawatan.............................................................. 12
4. Implementasi dan Evaluasi........................................................ 13
BAB III PENUTUP..................................................................................... 18
A. Kesimpulan................................................................................ 18
B. Saran........................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans
untuk digunanakn di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi
yang tetap beredar dan bekerja didalam tubuh. Hormon merupakan senyawa kimia
khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu. terdapat hormon setempat dan
hormon umum. contoh dari hormon setempat adalah: Asetilkolin yang dilepaskan
oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan syaraf rangka. Sekretin yang
dilepaskan oleh dinding duedenum dan diangkut dalam darah menuju penkreas
untuk menimbulkan sekresi pankreas dan kolesistokinin yang dilepaskan diusus
halus, diangkut kekandung empedu sehingga timbul kontraksi kandung empedu
dan pankreas sehingga timbul sekresi enzim.
1
1.2. Rumusan Masalah
a. Pengertian gangguan pada sistem endokrin?
b. Penyebab gangguan pada sistem endokrin?
c. Askep pada gangguan sistem endokrin?
1.3. Tujuan
a. Mengetahui pengertian gangguan pada sistem endokrin
b. Mengetahui penyabab gangguan system
c. Mengetahui askep pada gangguan system endokrin
1.4. Manfaat
Makalah ini hendaknya dapat bermanfaat guna menambah pengetahuan
mengenai Gangguan Pada Sistem Endokrin sehingga dapat hendaknya
diaplikasikan dalam pemberian asuhan keperawatan.
2
BAB II
PEMBAHASAAN
3
menggunakan insulin yang tersedia dengan optimal. Gejala diabetes dapat
meliputi:
Haus atau lapar yang berlebih.
Kelelahan.
Sering buang air kecil.
Mual dan muntah.
Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak disertai alasan.
Perubahan pada penglihatan.
2. Akromegali
Akromegali adalah gangguan ketika kelenjar pituitari menghasilkan hormon
pertumbuhan yang berlebih. Ini menyebabkan pertumbuhan yang berlebih,
terutama pada tangan dan kaki. Gejala akromegali biasanya meliputi:
Ukuran bibir, hidung, atau lidah yang terlalu besar.
Tangan atau kaki yang terlalu besar atau bengkak.
Perubahan struktur tulang muka.
Nyeri pada tubuh dan sendi.
Suara yang dalam.
Kelelahan dan kelemahan.
Sakit kepala.
Pertumbuhan tulang dan kartilago yang berlebih serta penebalan kulit.
Disfungsi seksual, termasuk penurunan libido.
Sleep apnea.
Gangguan pada penglihatan.
3. Penyakit Addison
Penyakit Addison ditandai dengan penurunan produksi kortisol dan aldosteron
akibat kerusakan kelenjar adrenal. Gejala penyakit Addison biasanya meliputi:
Depresi.
Diare.
Kelelahan.
Sakit kepala.
Hiperpigmentasi pada kulit.
4
Hipoglikemia.
Nafsu makan rendah.
Tekanan darah rendah.
Periode menstruasi yang terlewat.
Mual dengan atau tanpa muntah.
Ingin mengonsumsi garam.
Penurunan berat badan.
Kelemahan.
4. Sindrom Cushing
Sindrom cushing disebabkan oleh kelebihan kortisol yang dihasilkan oleh kelenjar
adrenal. Gejala dari sindrom cushing biasanya, meliputi:
Buffalo hump (lemak di antara bahu, seperti punuk).
Diskolorasi kulit seperti memar.
Kelelahan.
Merasa sangat haus.
Penipisan dan melemahnya tulang (osteoporosis).
Sering buang air kecil.
Gula darah tinggi (hiperglikemia).
Tekanan darah tinggi (hipertensi).
Mudah marah dan perubahan mood.
Obesitas pada bagian atas tubuh.
Wajah bundar.
Kelemahan.
5. Penyakit Graves
Penyakit graves merupakan salah satu jenis hipertiroidisme yang mengakibatkan
produksi hormon tiroid. Gejala penyakit graves biasanya meliputi:
Mata menonjol.
Diare.
Kesulitan tidur.
5
Kelelahan dan kelemahan.
Goiter (pembesaran kelenjar tiroid).
Intoleransi terhadap panas.
Detak jantung yang tidak teratur.
Mudah marah dan perubahan mood.
Detak jantung berdebar cepat (takikardia).
Kulit yang tebal atau merah pada betis.
Tremor.
Penurunan berat badan.
6. Hashimoto’s Thyroiditis
Hashimoto’s thyroiditis adalah suatu kondisi ketika tiroid diserang oleh sistem
imun yang menyebabkan hipotiroidisme dan produksi hormon tiroid yang rendah.
Gejalanya meliputi:
Intoleransi terhadap dingin.
Konstipasi.
Rambut kering dan rontok.
Kelelahan.
Goiter (pembesaran kelenjar tiroid).
Nyeri sendi dan otot.
Periode menstruasi yang terlewat.
Detak jantung yang melambat.
Pertambahan berat badan.
7. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah kondisi yang ditandai dengan kelenjar tiroid yang
overaktif. Gejala umum dari hipertiroidisme meliputi:
Diare.
Kesulitan tidur.
Kelelahan.
Goiter.
6
Intoleransi terhadap panas.
Mudah marah dan perubahan mood.
Detak jantung yang cepat (takikardia).
Tremor.
Penurunan berat badan tanpa penyebab.
Kelemahan.
8. Hipotiroidisme
Hipotiroidisme merupakan kondisi ketika tiroid underaktif dan menghasilkan
terlalu sedikit hormon tiroid. Gejala umum dari hipotiroidisme meliputi:
Intoleransi terhadap dingin.
Sembelit.
Menurunnya produksi keringat.
Rambut kering.
Kelelahan.
Goiter.
Nyeri pada sendi dan otot.
Periode menstruasi yang terlewat.
Detak jantung yang melambat.
Muka membengkak.
Kenaikan berat badan.
9. Prolaktinoma
Prolaktinoma muncul apabila kelenjar pituitari yang disfungsional menghasilkan
hormon prolaktin berlebih yang berguna dalam produksi ASI. Prolaktin berlebih
dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti:
Disfungsi ereksi.
Kemandulan.
Kehilangan libido.
Periode menstruasi yang terlewat.
Produksi ASI tanpa penyebab.
7
8
Sertakan yodium dalam diet. Ini dapat membantu mencegah masalah
tiroid.
1. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas klien
Klien bernama Ny. L umur 57 tahun. Sudah menikah, beragama islam, suku
bangsa betawi. Pendidikan terakhir SLTP, bahasa yang digunakan sehari-hari
adalah bahasa indonesia, pekerjaan ibu di rumah tangga, Alamat CBA Rt 03/Rw
03 No.126, sumber biaya dirumah sakit adalah ASKES.
2. Resume
Klien tiba di ruang SYIFA kamar 5 dari Intalasi Gawat Darurat pada tanggal 14
februari 2020 pukul 13.00 WIB dengan diagnosa Diabetes Militus. Keadaan
umum lemah kesadaran compos mentis, klien mengeluh lemas, mual,dan muntah
serta ada luka di kaki sebelah kanan. Dilakukan pemeriksasan tanda – tanda vital,
hasil TD 150/60 mmhg, ND 100x/ menit. Rr: 20 x/ menit, S 39 C, pemeriksaan
labolatorium
Hb :6,8 Gr/ dl (12-14 gr/dl), laekusit 18.600/ul (5000- 10 000./ ul), hematokrit : 21
% (37-43 %), Trombosit : 397.000 (150.000- 450.000/ul), ureum : 66 mg/dl (10-
50 mg/dl ), creatinin : 1,5 mg/dl ( 0,5- 1,5 mg/dl ), GDS : 524 mg/dl (<200
mg/dl) terapi yang di berikan adalah IV asering 16 tetes/ menis sesuai intruksi
dari dokter . inj Ceftriakson 2x1 gr. PCT 3x500 mg, inj rantin 2x1 amp, antasid
sirup 3x1 , cek GDS, diet DM :1700 kal. Masalah keperawatan yang timbul adalah
gangguan keseimbangan cairan dan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh. Tindakan keperawatan yang yang telah di lakukan
adalah Obs. Tanda- tanda vital, mengkaji intake dan Output, kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian obat dan pemberian cairan pariental. Evaluasi
keperawatan, tujuan belum tercapai, tindakan keperawatan di lanjutkan.
9
3. Riwayat keperawatan :
10
a. Pola nutrisi baik makan 3x sehari, nafsu makan baik, tidak ada alergi
terhadap makanan atau pantangan. Dan tidak ada makann yang tidak di
sukai.
b. Pola eleminasi.
c. Pola buang air kecil 7x/ hari, berwarna kuning jernih. Todak ada keluhan
menggunakan dan tidak menggunakan alat bantu.
d. Pola istirahat tidur.
e. Sebelum saklin klien biasa tidur siang 1 jam/ hari. Tidur malam kurang
lebih 8 jam/ hari
f. Pola aktivitas
g. Klien adalah ibu rumah tangga, klien tidak pernah barolahraga.
Dan kegiatan waktu luang klien adalah beristirahat.
h. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
i. Klien tidak pernah merokok dan minum-minuman keras.serta tidak
tergantung obat.
9. Pola kabiasaan di rumah sakit
a. Pola nurtrisi tidak baik. Makan 3x sehari nafsu makan tidak baik makan
habis 1/2 posri, tidak ada makan yang tidak di sukai, tidak ada alergi
terhadap makanan atau pantangan.diet DM makan biasa 1700 kalori.
b. Pola personal hygiene
c. Klien mandi 1 kali sehari di pagi hari oral hygiene 1x/ hari dibantu oleh
anak-anaknya.
d. Pola istirahat dan tidur.
e. Lama tidur kurang lebih 8 jam klien melakukan tidur siang kurang lebih 1
jam.
f. Pola aktifitas.
g. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti buang air kecilklien dibantu
oleh anaknya.
4. Pengkajian fisik
11
a. Pola pemeriksaan fisik umum tidak di temukan kelainan. Berat badan klien
59 kg. Tinggi badan klien 155 cm. Keadaan umum sakit sedang dan tidak
ada pembesaran kelenjar getah bening.
b. Sistem penglihatan
c. Posisi mata simetris. Kelopakmata normal, pergerakan mata normal
konjungtiva ananemis. Skela mata anikterik. Pupil isokor. Otot mata tidak
ada kelainan, fungsi penglihatan kurang baik, klien tidak manggunakan
kaca mata.
d. Sistem pendengaran
e. Daun telinga normal tidak sakit, cairan dalam telinga tidak ada darah,
perasaan penuh dalam telinga tidak ada tinitus tidak ada pendengaran
normal. Tidak menggunakan alat bantu dengar.
f. Sistem pernapasan
g. Tidak ada kelainan dalam pola napas. Frekwensi napas 20 x/ menit. Irama
teratur,kadalaman dalam, suara napas vesikuler. Keadaan dada simetris.
h. Sistem kadiovaskular.
i. Tekanan darah : 180/110 mmhg, iram Teratur, nadi : 88 x/ menit.
Tempratur kulit hangat, pengisian kapiler 3 detik. Klien mengalami edema
di area wajah. Tangan dan kaki tidak ada kelainan. pada sirkulasi jantung.
Kecepatan denyut apikal 80 x / menit.irama teratur. Tidak ada kelainan
bunyi jantung, klien tidak mengeluh sakit pada dada.
j. Klien tidak pucat dan tidak mengalami perdarahan. Hasil labolatorium :
Hb 11,0 g/dl. Leukosit 11.500 /ul (5000- 10000/ul) hematokrit 35 % (37
-43%) trombosit 370.000 (150.000- 450.000 /ul).
k. Kesadaran klien kompos mentis ( GCS =15) E : 4. M : 6 V: 5
l. Reflek fisiologis tidak normal. Kaki klien sering merasa kesemutan.
m. Napas tidak berbau keton tidak terjadi poliuri, polidipsi dan poliphagi,
terdapat luka ulkus di kaki kanan.warna kulit sekitar luka terlihat
kehitaman.
12
n. Sistem integument, turgor kulit buruk, temperature hangat, warna kulit
kehitaman, keadaan adanya ulkus di kaki sebelah kanan kondisi cukup
baik, kondisi kulit di daerah pemasangan infuse baik dan tidak ada tanda –
tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor, fungsiolesa), infuse dipasang
datangan sebelah kanan RL 20 tetes/menit sejak dua hari yang lalu, tekstur
rambut baik, kebersihan rambut kurang.
5. Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium darah, Hb : 11,0 g/dl (N 12 – 14 g/dl), leukosit :
11.500 / µl ( N 5000 – 1000 /µl ), Hematokrit : 35 % ( 37 – 43 % ) Trombosit :
370.000
( 150.000 -450.000). dalakukan pemeriksaan GDS hasilnya GDS : 289
(<200mg/dl)
6. Penatalaksanaan
Terapi yang didapatkan IV RL 20 tetes/menit dilengan sebelah kanan,
Paracetamol 3x500 mg, Antacid syrup 3x1, Captropil 3x12,5 mg, OMZ
2x1Capsul, Clindamycin 2x300 mg, diit DM makan biasa 1700 kalori
7. Data fokus
13
diameter luka 3 cm
kedalaman luka 1 cm
terdapat oedema pada wajah
tangan dan kaki
waenakulit sekitar luka kehitaman
temperature kulit hangat
suara nafas vesikuler
diet DM makan biasa 1700 kalori
makan habis ⅟₂ porsi
berat badan sebelum sakit 53 kg
lingkar perut 114 cm
therapy yang diberikan IVFD RL 16
tets/menit
paracetamol 3x500 mg
Antacid syrup 3x1
Captropil 3x12,5 mg
OMZ 2X1 Caps
Clindamycin 2x300 mg
Hasil pemeriksaan laboratorium
darah : Hb 11.0 g/dl,(N 12-14 g/dl),
Leukosit : 11.50 /µl ( N 5000-
10000/µl),
Hematokrit : 35% (37-43 %),
Trombosit : 370.000 (150.000-
450.000).
dilakukan pemeriksaan GSD
hasilnya GSD : 289 (<200 mg/dl).
Analisa Data
14
Intake : 2855 ml cairan
Output 2495 ml
Balance : 360 ml
Lingkar perut : 114 cm
Hasil lab:
289 mg/ dl (<200 mg/dl)
Hasil Lab Albumin : 2,5 (3,5 -5,2 g/dl)
Hasil Lab 03 Juni 2010 Haemoglobin
: 11,0 g/dl(N 12-14 ) Leukosit : 11.500 /µl (N 5000 –
10000 /µl ), Hematokrit :
35% (37 -43 % ) Trombosit :
370.000 (150.000 –
450.000) Obs.
TTV TD : 180/110
mmHg ND :
88X/menit SH :
37,5◦C RR : 20 x/menit
2 DS : Penurunan Kontraktilitas
DO : - Obs.TTV Curah Tekanan darah
-TD : 180/110 mmHg Jantung Meningkat
-ND : 88 x/menit
-SH : 37,5◦C
- RR : 20 x/menit
3 DS : Klien mengeluh mual Perubahan nutrisi Penurunan mas
DO : - Tampak makan habis ⅟₂ porsi kurang dari oral, ketidak
-BB sebelum sakit : 59 kg kebutuhan tubuh cukupan insulin
-BB ideal : 49,5 kg atau status
- Tinggi badan : 155 cm hipermetabolik
15
4 DS : Klien mengatakan ada luka pada kaki kanan Resiko tinggi Peningkatan ka
yang belum sembuh perluasan Luka Glukosa
DO : - Tampak Ulkus pada kaki sebelah kanan Infeksi
Diameter luka : 3 cm
Kedalaman luka : 1 cm
Keadadn luka basah terdapat pus
Warna merah dan putih pada jaringan
Hasil pemeriksaan laboratorium darah
Hb : 11.0 g/dl Leukosit :
11.500 /µl Hematokrit :
35% Trombosit : 370.000
dilakukanpemeriksaan GDS
Hasilnya GDS : 289
(<200 mg/dl )
16
C. Perencanaan, Pelaksanaan
Data subyektif : -
a Data objek : terdapat oedem, intake 2885 ml, output 2495ml, balance 360 ml, lingkar
perut 114 cm . hasil lab gds 289 mg/dl (<200 mg/dl),hasil lab albumin 2,5 g/dl
(3,5- 5,2 g/dl) hasil lab Hb 11,0 g/dl (N 12- 14 g/dl ) leukosit 11.500/ul (N 5000-
10.000/ul ) Ht 35 % (37-43 %) Tr 370.000 (150.000-450.000)
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan 3x 24jam di harapkan volume cairan
seimbang.
Kriteria hasil : intak output seimbang,Gds normal tidak ada oedem lingkar perut normal,
albumin dalam batas normal.
Intaervensi :
a. Observasi tanda-tanda vital
b. Monitor intake output
c. Kaji turgor kulit
d. Ukur lingkar perut setiap hari
e. Monitor hasil labolatorium.
f. Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena.
Pelaksanaan Keperawatan
Tanggal 15 Februari 2012
Pukul 09.00 Melakukan observasi tanda-tanda vital.
Hasil : TD : 180/110 mmhg , Nadi : 88x/menit , Suhu : 37,5◦C , Rr : 24x/menit.
Pukul 10.30 Mengkaji intake dan output.
Hasil : Intake 2855 ml , output 2495 ml, balance 360 ml.
Pukul 11.00 Mengukur lingkar perut.
17
Hasil : 114 cm.
Pukul 11.40 Mengkaji turgor kulit.
Hasil : turgor kulit buruk
Tanggal 16 Februari 2012
Pukul 07.40 Melakukan observasi tanda – tanda vital .
Hasil : TD : 150/180 mmhg , Nadi : 80x/menit , Suhu : 38◦C, Rr : 22x/ Menit .
Pukul 08.20 Memonitor hasil Lab.
Hasil : GDS : 197 mg/dl
Pukul 09.00 Mengkaji intake dan output.
Hasil : Intake : 2855 , Output : 2295, balance 560ml.
Pukul 10.00 Mengambil darah vena sebanyak 5 cc untuk pemeriksaan protein,
globulin, albumin.
Hasil : Darah terambil sebanyak 5 cc.
Tanggal 17 Februari 2012
Pukul 09.00 Melakukan observasi tanda – tanda vital .
Hasil : TD : 130/80 mmhg , Nadi : 80x/ menit, Suhu : 37◦C , Rr : 20x/ menit.
Pukul 10.00 Memonitor hasil Lab.
Hasil : Protein 5,7 (6,0-8,7 g/dl), Albumin 2,5 (3,5-5,2 g/dl), Globulin 3,2 (2,5-3,1
mg/dl), GDS : 197 (<200 mg/dl).
Pukul 11.00 Mengukur Lingkar perut .
Hasil : Lingkar perut 103 cm.
18
c. Motivasi dan dukung klien untuk menghilangkan
stress
d.Berikan captopryl 3x12,5 mg
Pelaksanaan Keperawatan
Tanggal 15 Februari 2012
Pukul 09.00 Melakukan observasi tanda-tanda vital
Hasil : TD 180/110 mmhg, Suhu 37,5◦C, Rr 24x/menit
Pukul 11.30 Menganjurkan klien untuk banyak istrahat
Hasil : Klien mengikuti anjuran perawat
Pukul 12.10 Memberikan obat Catopril 12,5 mg
Hasil : Obat diminum sesuai pengobatan
Tanggal 16 Februari 2012
Pukul 07.40 Melakukan observasi tanda-tanda vital
Hasil : TD 150/180 mmhg , Nadi 80x/menit, Suhu 38◦C ,Rr 22x/menit
Pukul 11.30 Menganjurkan klien untuk banyak istrahat
Hasil : Klien mengikuti anjuran perawat
Pukul 12.20 Memberikan obat Catopril 12,5 mg
Hasil : Obat diminum sesuai pengobatan
Tanggal 17 Februari 2012
Pukul 09.00 Melakukan observasi tanda-tanda vital
Hasil : TD 130/80mmhg, Nadi 80x/menit, Suhu 37◦C, Rr 20x/menit
Pukul 11.30 Menganjurkan klien untuk banyak istrahat
Hasil : Klien mengikuti anjuran perawat
Pukul 12.10 Memberikan obat Catopril 12,5 mg
Hasil : Obat diminum sesuai pengobatan
19
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kebutuhan
nutrisi teratasi.
Kriteria Hasil : Mual hilang , BB normal, Makan habis 1 porsi
Intervensi :
- Sajikan makanan dalam keadaan hangat
- Beri makan porsi kecil tetapi sering
- Sajikan makanan dalam bentuk bervariasi sesuai dietnya
- Motivasi klien untuk menghabiskan makanannya
- Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet DM (MB 1700 kalori)
Pelaksanaan Keperawatan
Tanggal 15 februari 2012
Pukul 12.00 Menyajikan makanan dalam keadaan hangat.
Hasil : klien habis makan ½ porsi
Pukul 12.05 Memotivasi klien untuk menghabiskan makanannya
Hasil : klien makan ½ porsi
20
Data Obyektif : Ada Ulkus pada kaki kanan, Diameter luka : 3 cm, Kedalaman
luka : 1 cm,Keadaan luka : basah,Terdapat pus,Warna merah dan putih pada
jaringan, Hasil pemeriksaan laboratorium darah pada tanggal 3 februari 2012 , Hb
: 11,0 g/dl, leukosit : 11.500/ul, Hematokrit : 35%, Trombosit : 370.000. Pada
tanggal 15 februari 2012 dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu, hasilnya :
GDS : 289(<200 mg/dl).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam diharapkan infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil : Infeksi tidak terjadi, luka sembuh .
Intervensi :
a. Observasi tanda-tanda vital
b. Kaji tanda perluasan infeksi
c. Lakukan perawatan luka 2x/hari
d. Pertahankan tehnik Aseptic dan antiseptic pada perawatan luka
e. Berikan terapi sesuai program Clindamycin 2x300mg
Pelaksanaan Keperawatan
Tanggal 15 Februari 2012
Pukul 09.00 Melakukan observasi tanda-tanda vital.
Hasil : TD : 180/110 mmhg , Nadi: 88x/menit, Suhu : 37,5◦C, Rr :
20x/menit
Pukul 10.00 Melakukan perawatan luka.
Hasil : Luka bersih tertutup perban.
Pukul 12.10 Memberikan obat Clindamycin 300 mg.
Hasil : Obat diminum sesuai program pengobatan
21
Hasil : Obat diminum sesuai program pengobatan
22
Obyektif : obs. TTV TD:130/80 mmhg , Nadi 80x/menit , Suhu 37◦C, Rr
20x/menit
Analisa : Tujuan Keperawatan tercapai sebagian
Perencanaan : Tindakan Keperawatan dilanjutkan
- Observasi tanda-tanda vital
- Anjurkan klien untuk banyak istirahat
- Ciptakan lingkungan yang nyaman
- Motivasi dan dukung klien untuk menghilangkan stress
- Berikan catopril 3x12,5 mg
23
Tanggal 18 Februari 2012 Pukul 14.00 WIB
Data Subyektif : Klien mengatakan ada luka pada kaki kanan yang belum sembuh
Data Obyektif : Ada Ulkus pada kaki kanan, Diameter luka : 3 cm, Kedalaman
luka : 1 cm,Keadaan luka : basah,Terdapat pus,Warna merah dan putih pada
jaringan.
Analisa : Tujuan keperawatan belum tercapai
Perencanaan : Tindakan keperawatan dilanjutkan
- Observasi tanda-tanda vital
- Kaji tanda perluasan infeksi
- Lakukan perawatan luka 2x/hari
- Pertahankan tehnik Aseptic dan antiseptic pada perawatan luka
- Berikan terapi sesuai program
( Clindamycin 2x300 mg )
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapat di peroleh dari asuhan keperawatan pada Ny. L
dengan diabetes militus adalah.
1. Pengkajian keperawatan
Dalam tahap pengkajian klien dengan diabetes militus tipe Iipada manisfestasi
klinis di dapat poli uria, poliphagia, polidisi, penurunan berat badan, kesemutan
24
sedangkan pada kasus hal ini tidak terjadi, klien tidak memperlihat kan danya
polidipsi karena pada saat pengkajian klien hanya minum 800 cc, klien juga tidak
memperlihatkan adanya poliphagiakarena pada saat dilakukan pengkajian klien
mengatakan mual, makan klien hanya habis ½ porsi
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ada pada kasusu sesuai teori diagnosa yaitu,
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
masa oral, ketidak adekuatan insulin atau setatus hipermetabolik,resiko tinggi
perluasan luka infeksi barhubungan dengan kadar glukosa tinggi. Sedangkan ada
diagnosa yang ada pada kasus tapi tidak terdapat pada teori.kelebihan volume
cairan berhubungan dengan penurunan protein plasma. Penurunan curah jantung
berhubungan kontraktilitas tekanan darah tinggi.
3. Perencanaan Keperawatan
Prioritas masalah keperawatan pada kasus Ny. L. Sesuai dengan prioritas pada
masalah yang ada pada teori dan sesuai dengan kondisi klien saat dilakukan
pengkajian.
4. Pelaksanaan Peperawatan
Tidakan keperawatan dilakukan berdasrkan rencana tindakan yang telah dibuat
antara lain mengobsevasi tanda- tanda vital. Menciptakan lingkungan yang
nyaman.melakukan perawatan luka,menghidangkan makanan dalam keadaan yang
hangat. Karena tebatas oleh waktu.dalam melakukan asuhan keperawatan yang
belum terlaksanan maka penulis mempalidasi dengan senior ruangan
.
5. Evaluasi
kami memuliskan hasil evaluasi dalam asuhan ini didasarkan oleh waktu selama 3
hari dan di mengevaluasi pada hari ke 4. Berdasarkan hasil dari intervensi yang
telah di laksanakan
25
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Hospitalisasi adalah suatu proses yang harus dilalui anak akibat adanya suatu
alasan sehingga mengharuskan anak untuk menjalani perawatan di rumah sakit.
2. Hospitalisasi dapat dipengaruhi oleh kepribadian seseorang, pemberi pelayanan,
suasana bagian pelayanan, dan hilangnya kontak dengan dunia luar.
3. Bagi anak yang menganggap bahwa dunia rumah sakit merupakan dunia baru
baginya, orang tua bersama tenaga kesehatan harus mempersiapkan anak sebelum
mendapatkan pelayanan kesehatan.
4. Saat dirawat di rumah sakit atau tengah menjalani proses hospitalisasi, klien
(dalam hal ini adalah anak), tentu akan mengalami stress akibat dari segala macam
bentuk perubahan yang ia alami, seperti perubahan lingkungan, suasana, dan lain
sebagainya. Stressor dan reaksi hospitalisasi sesuai dengan tumbuh kembang pada
anak.
5. Selain pada diri anak/pasien (seperti perubahan gaya hidup, hilangnya privasi dan
otonomi, dan lain sebaginya), dampak dari hospitalisasi juga akan dirasakan oleh
orang tua, yaitu orang tua akan merasa stress, frustasi, serta merasa bersalah
karena ia tidak dapat memberikan pemenuhan kebutuhan kesehatan yang baik
untuk anaknya.Apalagi bila mendengan kabar buruk mengenai kondisi anak.
6. Manfaat dari hospitalisasi ini dapat dimaksimalkan dengan cara memberikan
kesempatan kepada anak ataupun orang tua untuk mengetahui dan terlibat dalam
proses perawatan walaupun tidak terlibat secara menyeluruh.
3.2. Saran
Dampak dari hospitalisasi yang sering kita lihat saat ini tentu dapat memacu
tingkat stress pasien/anak ataupun keluarga/orang tua. Oleh karena itu, konsep
hospitalisasi yang benar seharusnya dapat ditekankan lagi oleh tenaga kesehatan
(perawat dan dokter) sehingga manfaat dari hospitalisasi itu sendiri dapat
dimaksimalkan.
26
DAFTAR PUSTAKA
27
28