”HIPOGLIKEMIA”
DAN
PENANGANAN ‘‘CHOCKING’’( SESAK)
Di Susun
Oleh :
1. Kiki fatmalasari
2. Maryani
3. Wulandari gildams
4. Wa ode lestari nurasnan
5. Waode umayyana
6. Hasriani
7. Jusmawati
1
Kata Pengantar
Bismillahirahmanirahim
Assalamualaikum WR.WB
Tim Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................... i
Daftar Isi .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 4
A. Pengertian Sistem Endokrin ....................................................... 4
B. Kelenjar Dalam Sistem Endokrin ............................................... 5
C. Kegawatdaruratan Sistem Endokrin ........................................... 8
D. Pengertian Hipoglikemia ............................................................ 9
E. Klasifikasi Hipoglikemia .......................................................... 10
F. Penyebab Faktor Predisposisi Hipoglekimia ............................ 11
G. Tanda Dan Gejala ..................................................................... 12
H. Pemeriksaan Penunjang ............................................................ 14
I. Dampak / Akibat Hipoglekimia ................................................ 15
J. Penatalaksanaan Dan Konsep Asuhan Kegawatdaruratan
Hipoglekemia ............................................................................ 16
K. Pengertian dan penanganan pasien chocking...........................20
BAB III PENUTUP ........................................................................... 21
A. Kesimpulan ............................................................................... 22
B. Saran ......................................................................................... 22
Daftar Pustaka...................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
Gawat darurat endokrin adalah keadaan gawat darurat yang
diakibatkan gangguan dari sistem endokrin, sehingga terjadi kondisi
mengancam jiwa seseorang yang memerlukan pertolongan segera agar
tidak terjadi kematian.
Keadaan gawat darurat endokrin bisa diakibatkan oleh karena
terganggunya produksi horman baik kelebihan maupun kekurangan
produksi hormon oleh suatu kelenjar endokrin. Kondisi gawat darurat
sistem endokrin antara lain :
1. Miksedema / koma miksedema
2. Krisis Tirotosik (Tyroid storm)
3. Krisis Addison
4. Hipoglikemia.
Karena itu diperlukan suatu pengetahuan bagi perawat untuk dapat
menilai dan mengambil suatu tindakan tertentu untuk dapat
menyelamatkan jiwa.
B. Rumusan Masalah
Adapn rumusan masalah dari makalah yang berjudul
“Kegawatdaruratan Sistem Endokrin” ini adalah:
1. Pengertian sistem endokrin?
2. Kelenjar kelenjar dalam sistem endokrin?
3. Kegawartdaruratan sistem endokrin?
4. Penegertisn hipoglikemia?
5. Klasifikasi hipoglkemia?
6. Apa penyebab dan fakto prediposisi hipoglikemia?
7. Tanda tanda dan gejala hipoglikemia?
8. Pemeriksaan penunjang hipoglikemia?
9. Dampak/akibat hipoglikemia?
10. Penatalaksanaan dan konsep kegawatdaruratan hipoglikemia?
11. pengertian dan penanganan pasien pada penderita chocking?
2
C. Tujuan Penelitian
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah sistem kelenjar yang bekerja pada tubuh
manusia yang hasil sekresinya langsung ke dalam darah tanpa
melewati duktus atau saluran dan dari sekresi tersebut adalah
hormon. Hormon adalah zat kimia yang dibawa dalam aliran darah ke
jaringan dan organ kemudian merangsang hormon untuk melakukan
tindakan tertentu. Sistem endokrin sangat berpengaruh pada banyak
proses kehidupan yang melibatkan reproduksi, pertumbuhan,
kekebalan tubuh, dan menjaga keseimbangan fungsi internal tubuh.
Kelenjar dari sistem endokrin meliputi hipofisis, pineal, tiroid,
paratiroid, timus, pankreas, adrenal, dan ovarium atau testis.
Meskipun berperan sangat penting dalam tubuh, ada banyak
gangguan kelenjar endokrin yang belum diketahui. Salah satu
gangguan pada kelenjar endokrin adalah Diabetes Melitus.
Sistem Endokrin adalah sistem yang terdiri dari kelenjar
endokrin buntu atau tanpa saluran yang tersebar pada bagian tubuh
(Sherwood, 2010). Kelenjar endokrin ini melaksanakan fungisnya
dari dalam tubuh dengan cara memproduksi hormon yang hasil
sekresinya langsung ke dalam darah tanpa melalui saluran. Sementara
hormon merupakan zat kimia hasil dari sekresi oleh suatu sel yang
mempengaruhi sel lainya. Hormon hasil sekresi dari kelenjar
endokrin ini pada umumnya berfungsi sebagai homeostasis atau
menyeimbangkan fungsi dari dalam tubuh. Banyak sekali yang
dipengaruhi oleh hormon hasil sekresi dari kelenjar endokrin , antara
lain adalah
• pertumbuhan dan perkembangan
• reproduksi
• fungsi seksual
• mood
• ketahanan tubuh
• pernafasan
4
• suhu tubuh,
• detak jantung
• dan metabolisme.
Peran dari kelenjar endokrin sangatlah vital, sehingga apabila
terserang suatu penyakit akan sangat berbahaya bagi kehidupan, dan
pada sub-bab selanjutnya akan dibahas tentang bagian-bagian
kelenjar endokrin dan juga penyakit pada kelenjar endokrin.
5
− Antidiuretik Hormone (ADH), mencegah
pembentukan urin dalam jumlah banyak.
6
• Medula, menghasilkan hormon:
− Adrenalin, untuk mengubah glikogen dalam otot menjadi
glukosa dalam darah.
7
C.Kegawatdaruratan Sistem Endokrin
D. Pengertian Hipoglikemia
8
Adapun batasan hipoglikemia adalah:
a. Hipoglikemia murni : ada gejala hipoglikemi , glukosa darah <
60 mg/dl
b.Reaksi hipoglikemia : gejala hipoglikemi bila gula darah turun
mendadak, misalnya dari 400 mg/dl
menjadi 150 mg/dl
c. Koma hipoglikemi : koma akibat gula darah < 30 mg/dl
d.Hipoglikemi reaktif : gejala hipoglikemi yang terjadi 3-5 jam
sesudah makan.
E.Klasifikasi Hipoglikemia
9
Dalam praktek sehari-hari maka klasifikasi hipoglikemia yang
sering digunakan adalah berdasarkan karakteristik dan kondisi klinis
serta penampilan pasien yaitu pasien yang nampak sehat (healthy
appearing patients), pasien yang nampak sakit (ill appearing patients) dan
hipoglikemia yang terjadi pada pasien rawat jalan (outpatients
setting)ataupun yang dirawat dirumah sakit (hypoglycemia in
hospitalized patients).
1. Klasifikasi hipoglikemia pada pasien non-diabetes
Secara klasik hipoglikemia pada pasien non-diabetes dikelompokkan
dalam dua kelompok utama yaitu:
a. Post-prandial (reactive) hipoglikemia: hipoglikemia yang terjadi
dalam waktu hingga 4-5 jam setelah makan
b. Fasting (post-absorbtive) hipoglikemia: Menurunnya kadar
glukosa darah <70 mg/dl yang disertai dengan gejala dan
keluhan hipoglikemia yang dialami >4 jam setelah makan.
Beberapa ahli melaporkan temuan adanya pasien yang mengalami
hipoglikemia post prandial dan juga hipoglikemia puasa, bahkan dapat
dijumpai pasien yang mengalami hipoglikemia yang tidak tergantung
pada waktu makan.
2. Klasifikasi hipoglikemia pada pasien diabetes
Hipoglikemia pada pasien diabetes dapat diklasifikasikan ke dalam
beberapa kelompok, diantaranya: Derajat keparahan, kadar glukosa
darah dan manifestasi klinik dan kemampuan untuk menolong diri
sendiri.Klasifikasi standar untuk hipoglikemia pada pasien diabetes
adalah klasifikasi yang banyak digunakan untuk evaluasi terapi dan
outcomes dari berbagai penelitian klinik yaitu:
a. Confirmed hypoglycemia adalah kejadian hasil pengukuran
kadar glukosa darah yang rendah.
b. Severe hypoglycemia adalah kejadian dimana pasien
membutuhkan pertolongan orang lain untuk mengatasi
hipoglikemianya.
c. Nocturnal hypoglycemia adalah kejadian hipoglikemia yang
dialami pada waktu malam hari. Secara umum periode waktu
untuk kejadian nocturnal hypoglycemia adalah pada saat bed
time hingga waktu bangun dipagi hari.
10
F. Penyebab Faktor Predisposisi hipoglekimia
11
G.Tanda Dan Gejala
12
sedang, penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-sel otak
tidak memperoleh cukup bahn bakar untuk bekerja dengan baik.
Tanda-tanda gangguan fungsi pada sistem saraf pusat
mencakup ketidakmampan berkonsentrasi, sakit kepala, vertigo,
konfusi, penurunn daya ingat, matirasa didaerah bibir serta lidah,
bicara pelo, gerakan tidak terkoordinasi, perubahan emosional,
penglihatan ganda, dan perasaan ingin pingsan.
Pada hipoglikmia berat, fungsi sistem saraf pusat mengalami
gangguan yang sangat berat sehingga pasien memerlukan
pertolongan orang lain untuk mengatasi hipoglikemia yang
dideritanya. Gejala dapat mencakup perilaku yang mengalami
disorientasiserangan kejang, sulit dibangunkan dari tidur atau bahkan
kehilangan kesadaran.
Gejala hipoglikemia dapat mendadak dan tanpa terduga
sebelumnya. Kombinasi semua gejala tersebut dapat bervariasi antara
pasien yang satu dengan pasien yang lainnya.
H.Pemeriksaan Penunjang
13
Selain itu, pada pemeriksaan CT atau MRI juga dapat ditemukan adanya
pembengkakan pada kelenjar penghasil insulin yang dapat menyebabkan
hipoglikemia. Pemeriksaan rontgen dada, urinalisis, atau kultur darah
juga dapat dilakukan untuk menyingkirkan infeksi tersembunyi yang
dapat menjadi penyebab kondisi hipoglikemia.
14
Hipoglikemia akan menurunkan sekresi insulin dan meningkatkan
respon glukagon, mengaktivasi respon simpato-adrenal,
meningkatkan sekresi epinefrin dan glukokortikoid. Hipoglikemia
juga akan menginduksi kerusakan endotel , gangguan koagulasi dan
peningkatan marker-marker inflamasi seperti C-reactive protein,
interleukin-6, interleukin-8, TNF alfa dan endotelin (15).
4. Mata.
Hipoglikemia dapat menyebabkan gangguan visual terutama pada
penderita diabetes melitus. Kelainan mata pada hipoglikemia dapat
berupa diplopia, penglihatan kabur, dan kehilangan sensitivitas
kontras serta gangguan pada retina.
1) Penatalaksanaan
Pengobatan harus cpat dilakukan. Bila pasienmasi sadar tindakan
dapat dilakukan oleh pasien itu sendii dengan minum larutan gula 10-30
g. pada pasien tidk sadar diberikan bolus dekstrosa 15-25g. bila tindakan
tersebut belum dapat dilakukan, oleskan mdu atau sirup kemukosa pipi.
Bila hipoglikemia terjadi pada pasien yang mendapatkan terapi
insulin, maka selain dekstrosa dapat juga digunakan suntikan glucagon
1mg im, lebih-lebih bila suntikan dekstrosa iv sulit dilakukan.
Bila koma hipoglikmia terjadi pada pasien yang mendapat
sulfomilure sebaiknya pasien tersebut dirawat dirumah sakit, karena ada
resiko jatuh koma lagi setelah suntikan dekstrosa. Pemberian dektrosa
diteruskan dengan infuse dekstrosa 10 % selama ± 3 hari. Monitr glukoa
darah setiap 3-6 jam sekali dan kadarnya diertahankan 90-180mg%.
hipoglikemia karena sulfonylurea ini idak efektif dngan pemberian
glucagon.
Sebagian kecil pasien tidak berespon terhadap pengobatan diatas
dan tetap tidak sadar walaupun kadar glukosa darah sudah diatas normal.
Pada pasien ini biasanya terjadi edema serebri dan perlu pengobatan
dengan manitol atau teksametasol. Dosis manitol 1,5-2g/kg BB dibrika
setiap6-8 jam. Dosis awal destrametason 10mg bolus dilanjutkan 2mg
15
setiap 6 jam. Pasien tetap mendapat infus dekstosa 10% dan glukosa
darah dipertahankan sekitar 180mg%, disamping dicari penyebab koma
yan lain. Hindari fruktuasi kadar glikosa yang besar karena akan
memperberat edema serebri. Bila koma berlangsung lama, perlu
diberikan insulin alam dosis kecil. (Mansjoer A, 2000:604)
Menurut Baughman dan Hackley (2000 :230), penatalaksanaan
pada hipoglikemia berat, yaitu:
a.Glukagon img subkutan atau intramuskular untuk pasien yang
tidak mampu menelan, atau menolak pengobatan.
b.Instruksikanpasien untuk mengingatkan dokter setelah terjadi
hipoglikemia berat.
c.Berikn dekstrosa 50% dalam air 25-50 ml melalui intra vena
untuk pasien yang tidak sadar atau tidak mampu untuk menelan
dalam limgkungan rumah sakit.
1. Pengkajian Kegawatdaruratan
a. Primary Survey
1) Pemeriksaan fisik berdasarkan prinsip ABCD
a)(Airway)
Kaji adanya sumbatan jalan nafas dan tanda-tanda bila
terjadi hambatan jalan nafas
b) (Breathing)
Kaji pernafasan klien dengan cara Look, Listen and Feel
· Look : lihat ada pergerakan dada atau tidak
·Listen : dengar jika ada suara nafas tambahan (snoring,
gargling, crowing)
·Feel : rasakan hembusan nafas klien
c)(Circulation)
Pada pemeriksaan fisik circulation data yang diperoleh
adalah detak jantung meningkat serta akral dingin dan pucat
d)(Disability)
Kesadaran menurun sampai koma karena otak kekurangan
suplai glukosa. Untuk menilai kesadaran kita juga dapat
16
menggunakan metode AVPU (Alert, Verbal, Pain,
Unresponsive) dengan cara :
·A : Korban sadar, jika tidak segera lanjutkan dengan
Verbal
·V: Coba memanggil klien dengan keras di dekat telinga
klien, jika tidak ada respon lanjut ke Pain
·P : Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling
mudah adalah menekan bagian putih dari kuku tangan
(di pangkal kuku), selain itu dapat juga dengan
menekan bagian tengah tulang dada (sternum) dan
juga areal diatas mata (supra orbital).
·U: Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak
bereaksi maka pasien berada dalam keadaan
unresponsive
e)(Exposure)
Pada exposure kita melakukan pengkajian secara
menyeluruh, hipoglikemia lebih sering terjadi pada klien
dengan riwayat diabetes mellitus kita harus mengkaji apakah
ada luka/infeksi pada tubuh klien.
17
1.Identitas;Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin,
agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis
kelamin, status perkawinan, dan penanggung biaya.
2. Keluhan Utama;Biasanya pasien mengeluh pusing, lemah dan
penurunan konsentrasi.
3.Riwayat penyakit saat ini;Berisi tentang kapan terjadinya
hipoglikemia, apa yang dirasakan klien dan apa saja yang sudah
dilakukan untuk mengatasi sakitnya.
4.Riwayat penyakit dahulu;Kaji adanya penyakit yag diderita
seperti diabetes mellitus, hepatitis, sirosis hepatis, gagal ginjal
dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan hipoglikemia.
Kaji riwayat penggunaan obat, konsumsi alcohol, aktivitas fisik
yang dilakukan dan asupan makanan.
5.Riwayat penyakit keluarga;Kaji adanya penyakit keluarga yang
bisa menimbulkan hipoglikemia seperti diabetes mellitus,
hepatitis
6 Pengkajian bio-psiko-sosio-spiritual;Berhubungan dengan
perasaan dan emosi yang di alami pasien mengenai kondisinya.
d.Pemeriksaan Diagnostik
Pada pemeriksaan kadar glukosa darah rendah adalah 60mg/dl atau
kurang.
18
• Stadium Lanjut (koma hipoglikemia atau tidak sadar dan curiga
hipoglikemia)
19
− Bila pasien belum sadar, sementara hipoglikemia sudah
teratasi, maka cari penyebab lain atau pertimbangkan sudah
terjadi brain damage akibat hipoglikemia berkepanjangan.
− Rujuk pasien ke SpPD untuk mendapatkan tatalaksana
komprehensif.
• Asma
• Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
• Kanker paru-paru
• Pneumonia, seperti pada infeksi virus Corona (COVID-19)
• Efusi Pleura
• Emboli paru
20
1. Bawa ke tempat yang lebih tenang dan jauh dari keramaian
6. Berikan obat pereda sesak napas& dan bila perlu dui berikan alat
bantu pernafsan seperti tabung oksigen
21
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
B. Saran
22
Daftar Pustaka
23