Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 
         
Dalam profesi kebidanan, standar praktik kebidanan merupakan suatu acuan atau
pedoman bagi seorang bidan dalam melakukan sebuah tindakan. Namun, seringkali kita
temukan bidan yang tidak memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar praktik
kebidanan yang telah ditetapkan. Hal ini menimbulkan penurunan kualitas suatu pelayanan
yang diberikan oleh bidan. Oleh sebab itu tim penulis membahas mengenai standar praktik
kebidanan, sehingga calon-calon tenaga bidan yang akan datang dapat bekerja sesuai dengan
standar praktik kebidanan yang telah ditetapkan. 
Standar adalah ukuran atau parameter yang digunakan sebagai dasar untuk menilai
tingkat kualitas yang telah disepakati dan mampu dicapai dengan ukuran yang telah
ditetapkan.Penentuan standar profesi selalu berkaitan erat dengan situasi dan kondisi dari
tempat standar profesi itu berlaku. Sebagai tenaga kesehatan yang profesional maka bidan
dalam melakukan tugasnya wajib memenuhi standar profesi sesuai dengan apa yang
dinyatakan dalam UU No. 23/92 Tentang Kesehatan, bahwa tenaga kesehatan dalam
melakukan tugasnya berkewajiban untuk memenuhi standar profesi dan menghormati hak
pasien. 
        Sesuai Pasal 53 UU No. 23/92 menetapkan sebagai berikut : Standar profesi adalah
pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik.
Tenaga kesehatan yang berhadapan dengan pasien seperti dokter, bidan, dan perawat dalam
melaksanakan tugasnya harus menghormati hak pasien. Standar praktik kebidanan dibuat dan
disusun oleh organisasi profesi bidan      ( PP IBI ) berdasarkan kompetensi inti bidan,
dimana kompetensi ini lahir sebagai bukti bahwa bidan telah menguasai pengetahuan,
keterampilan, dan sikap minimal yang harus dimiliki bidan sebagai hasil belajar dalam
pendidikan. Karena latar belakang pendidikan kebidanan sangat bervariasi maka organisasi
profesi IBI membuat standar praktik bidan berdasarkan kompetensi inti sehingga dengan
adanya standar praktik kebidanan, bidan mempunyai suatu ukuran yang sama untuk semua
bidan dalam melaksanakan tugasnya walaupun latar belakang pendidikannya berbeda-beda.
Dalam profesi kebidanan, standar praktik kebidanan merupakan suatu acuan atau pedoman
bagi seorang bidan dalam melakukan sebuah tindakan. Namun, seringkali kita temukan bidan
yang tidak memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar praktik kebidanan yang telah
ditetapkan. Hal ini menimbulkan penurunan kualitas suatu pelayanan yang diberikan oleh
bidan.

B. Rumusan Masalah 
     Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah,
“Bagaimanakah penerapan standar praktik kebidanan dan apa hubugannya dengan hukum
dan perundang-undangan? ”.  

C. Tujuan Penulisan 

1.     Tujuan umum 


Dapat diketahuinya penerapan standar praktik kebidanan dan  hubugannya dengan hukum
dan perundang-undangan. 

2.     Tujuan khusus  


        Untuk memenuhi tugas mata kuliah etika profesi dan hukum kesahatan. 
        Untuk menambah wawasan pembaca terutama mahasiswa kebidanan.

D. Manfaat Penulisan

1.      Bagi Dinas Kesehatan


Hasil penulisan makalah ini bisa dijadikan sebagai masukan yang dapat digunakan untuk
evaluasi dan sebagai tindak lanjut dalam praktik kebidanan sehingga pelayanan yang
diberikan oleh bidan sesuai dengan standar praktik  yang ditetapkan.
2.      Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan keilmuan dimasa
yang akan datang terutama pada pelayanan kebidanan .
3.      Bagi Tim Penulis
Penulisan makalah  yang dilakukan diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam praktik  kebidanan yang diberikan serta dapat mengaplikasikan ilmu
yang didapat selama mengikuti perkuliahan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pembahasan 
         
Berikut ini adalah Standar Praktik Kebidanan yang ditetapkan oleh Pimpinan Pusat
Ikatan Bidan Indonesia.
1.      Standar I : Metode Asuhan
Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan
langkah: pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnosa perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan dokumentasi.
Difinisi Operasional:
 Ada format manajemen kebidanan yang sudah terdaftar pada catatan medis.
 Format manajemen kebidanan terdiri dari: format pengumpulan data, rencana format
pengawasan resume dan tindak lanjut catatan kegiatan dan evaluasi.
2.      Standar II : Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.
Difinisi Operasional:
1.      Ada format pengumpulan data
2.      Pengumpulan data dilakukan secara sistimatis, terfokus, yang meliputi data:
 Demografi identitas klien
 Riwayat penyakit terdahulu
 Riwayat kesehatan reproduksi
 Keadaan kesehatan saat ini termasuk kesehatan reproduksi
 Analisis data
3.      Data dikumpulkan dari:
 Klien/pasien, keluarga dan sumber lain
 Tenaga kesehatan
 Individu dalam lingkungan terdekat
4.      Data diperoleh dengan cara:
 Wawancara
 Observasi
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang
3.      Standar III : Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang telah
dikumpulan.
Difinisi Operasional:
 Diagnosa kebidanan dibuat sesuai dengan kesenjangan yang dihadapi oleh klien atau
suatu keadaan psikologis yang ada pada tindakan kebidanan sesuai dengan wewenang
bidan dan kebutuhan klien.
 Diagnosa kebidanan dirumuskan dengan padat, jelas sistimatis mengarah pada asuhan
kebidanan yang diperlukan oleh klien.
4.      Standar IV : Rencana Asuhan
Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan.
Difinisi Operasional:
 Ada format rencana asuhan kebidanan
 Format rencana asuhan kebidanan terdiri dari diagnosa, rencana tindakan dan
evaluasi. 
5.      Standar V : Tindakan
Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan
keadaan klien: tindakan kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi keadaan klien.
Difinisi Operasional :
 Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi
 Format tindakan kebidanan terdiri dari tindakan dan evaluasi
 Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan perkembangan klien
 Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang bidan
atau tugas kolaborasi
 Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik kebidanan etika
kebidanan serta mempertimbangkan hak klien aman dan nyaman
 Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersedia
6.      Standar VI : Partisipasi Klien
Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama/partisipasi klien dan keluarga
dalam rangka peningkatan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan.
Difinisi Operasional :
1.      Klien/keluarga mendapatkan informasi tentang:
 Status kesehatan saat ini
 Rencana tindakan yang akan dilaksanakan
 Peranan klien/keluarga dalam tindakan kebidanan
 Peranan petugas kesehatandalam tindakan kebidanan
 Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan
2.      Klien dan keluarga bersama-sama dengan petugas melaksanakan tindak kegiatan
7.      Standar VII : Pengawasa
Monitor/pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus menerus dengan
tujuan untuk mengetahui perkembangan klien.
Difinisi Operasional :
 Adanya format pengawasan klien
 Pengawasan dilaksanakan secara terus menerus sistimatis untuk mengetahui keadaan
perkembangan klien
 Pengawasan yang dilaksanakan selalu dicatat pada catatan yang telah disediakan.
8.      Standar VIII : Evaluasi
Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus seiring dengan tindak
kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah dirumuskan.
Difinisi Operasional :
 Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakan tindakan kebidanan. Sesuai dengan
standar ukuran yang telah ditetapkan
 Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang telah dirumuskan
 Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah disediakan
9.      Standar IX : Dokumentasi
Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi asuh
kebidanan yang diberikan.
Difinisi Operasional :
 Dokumentasi dilaksanakan untuk disetiap langkah manajemen kebidanan
 Dokumentasi dilaksanakan secara jujur sistimatis jelas dan ada yang bertanggung
jawab
 Dokumentasi merupakan bukti legal dari pelaksanaan asuhan Kebidanan
B. Standar Profesi Kebidanan

Dasar hukum penerapan SPK Undang-undang kesehatan Nomor 23 tahun 1992


Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomer 23 tahum 1992 kewajiban tenaga kesehatan
adalah mematuhi standar profesi tenaga kesehatan, menghormati hak pasien, menjaga
kerahasiaan identitas dan kesehatan pasien, memberikan informasi dan meminta persetujuan
(Informed consent), dan membuat serta memelihara rekam medik.
 Ruang Lingkup SPK meliputi 24 standar yaitu :
1.      Standar pelayanan (2 standar)
2.      Standar pelayanan antenatal (6 standar)
3.      Standar pertolongan persalinan (4 standar)
4.       Standar pelayanan nifas (3 standar)
5.      standar penanganan kegawatdaruratan obstetri neonatal (9 standar) (Depkes RI, 2001:3).

1.   Standar Pelayanan Umum


1.      Standar I : Persiapan Untuk Kehidupan Keluarga Sehat
Persyaratan standar : Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada
perorangan, keluarga dan masyarakat terhadap segala halyang berkaitan dengan kehamilan,
termasuk penyuluhan umum, gizi, KB, kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi
calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan baik.
2.      Standar II : Pencatatan Dan Pelaporan
Persyaratan standar : Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang
dilakukan, yaitu registrasi. Semua ibu hamil diwilayah kerja, rincian yang diberikan kepada
setiap ibu hamil/bersalin/nifas dan BBL, semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada
masyarakat. Disamping itu bidan hendaknya mengikut sertakan kader untuk mencatat semua
ibu hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu dan BBL. Bidan
meninjau secara teratur catatan tersebut untuk menilai kinerja dan penyusunan rencana
kegiatan untuk meningkatkan pelayanannya.
2.      Standar Pelayanan Antenatal
1.      Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
Persyaratan standar : Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi
dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami
dan anggota masyarakat agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilan sejak dini
secara teratur.
2.      Standar 4 : Pemeriksaan Dan Pemantauan Antenatal
Persyaratan standar : Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelyanan antenatal.
Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk
menilai apakah perkembangan berlangung normal. Bidan juga harus mengenal resti/kelainan,
khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV;memberikan pelayanan
imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh
puskesman. Bidan harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan Bila ditemukan
kelainan, bidan harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuk untuk
tindakan selanjutnya.
3.      Standar 5 : Palpasi Abdomen
Persyaratan standar : Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama
melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, dan bila umur kehamilan
bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam
rongga panggul, untuk mencari kelaianan serta melakukan rujukan tepat waktu.

4.      Standar 6 : Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan


Persyaratan standar : Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan
dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5.      Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan


Persyaratan standar : Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah
pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil
tindakan yang tepat dan merujuknnya

6.      Standar 8 : Persiapan Persalian


Pernyataan standar : Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami
serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang
bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di
samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat
darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.
3.      Standar Pelayanan Kebidanan
Terdapat empat standar dalam standar pertolongan persalinan :
1.      Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I
Pernyataan standar : Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah
mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan
memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung.

2.      Standar 10 : Persalinan Kala II Yang Aman


Pernyataan standar : Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap
sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.

3.      Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga


Pernyataan standar : Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.

4.      Standar 12 : Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomy


Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang
lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti
dengan penjahitan perineum.

4.      Standar Pelayanan Nifas


Terdapat tiga standar dalam standar pelayanan nifas :
1.   Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
Pernyataan standar : Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk
memastikan pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan
melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau
menangani hipotermia.
2.   Standar 14 : Penanganan Pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan
Pernyataan standar : Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap
terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang
diperlukan. Di samping itu, bidan memberikan penjelasan tentangan hal-hal mempercepat
pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI.
3.   Standar 15 : Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi Pada Masa Nifas
Pernyataan standar : Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui
kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan,
untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar;
penemuanan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas;
serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan,
makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
5.      Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatal
1.      Standar 16 : Penanganan Perdarahan Dalam Kehamilan, Pada Tri-mester III
Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan,
serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.
2.      Standar 17 : Penanganan Kegawatan Pada Eklamsia
Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklamsia erta
merujuk dan atau memberikan pertolongan pertama.
3.      Standar 18 : Penanganan Kegawatan Pada Partus Lama/Macet
Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus
lama/macet serta melakukan penanganan yang memadai dan tepat waktu atau
merujuknya.
4.      Standar 19 : Persalinan dg penggunaaan Vakum Ekstraktor
Pernyataan standar : Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi
vakum,melakukannya secara benar dalammemberikan pertolongan persalinan
dengan memastikan keamnannya bagi ibu dan janin
5.      Standar 20 : Penanganan Retensio Plasenta
Pernyataan standar : Bidan mampu mengenali retensio placenta dan memberikan
pertolongan pertama termasuk plasenta manual dan penangan perdarahan sesuai
dengan kebutuhan
6.      Standar 21 : Penangan Perdarahan Postpartum Primer
Pernyataan standar : Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam
24 pertama setelah persalinan (perdarahan postpartum primer) dan segera
melakukan pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan.
7.      Standar 22 : Penanganan Perdarahan Postpartum Sekunder
Pernyataan standar: Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta
gejala perdarahan postpartum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk
penyelamatan jiwa ibu dan atau merujuknya.
8.      Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis
Pernyataan standar: Bidan mampu mengenali secara tepat tanda dan gejala sepsis
puerperalis, serta melakukan pertolongan pertama atau merujuknya
9.      Standar 24 : Penanganan Asiexsia Neonatorum
Pelayanan standar : Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan
asfeksia, serta melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan bantuan medis yang
diperlukan dan memberikan perawatan lanjutan.

C. Hubungan Standar Praktek Kebidanan Dengan Hukum dan


Perundang-undangan 
           
Bidan merupakan suatu profesi yang selalu mempunyai ukuran atau standar
profesi.Standar profesi bidan yang terbaru adalah diatur dalam PERMENKES RI No.
HK.02.02/MENKES/149/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan.
1.      Lingkup Praktek KebidananLingkup prakek kebidanan yang digunakan meliputi asuhan
mandiri/ otonomi pada anak-anak perem, remaja putri dan wanita desa sebelum, selama
kehamilan dan selanjutnya.
Hal ini berarti bidan memberikan pengawasan yang diperlukan asuhan serta nasehat bagi
wanita selama masa hamil, bersalin dan nifas.
1. Standar Praktek Kebidanan
 Standar I : Metode asuhan.
Metode asuhan Meliputi :Pengumpulan data, penentuan diagnosa perencanan,
pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.
 Standar II      :   Pengkajian Pengumpulan data tentang status kesehatan klien
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.
 Standar III    :   Diagnosa Kebidanan Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan
analisis data yang telah dikumpulkan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan 
Standar praktek bidan dibagi atas :
o Standar I : Metode Asuhan
o Standar II : Pengkajian
o Standar III : Diagnosa Kebidanan
o Standar IV : Rencana Asuhan
o Standar V : Tindakan
o Standar VI : Partisipasi Klien
o Standar VII : Pengawasan
o Standar VIII : Evaluasi
o Standar IX : Dokumentasi 

B. Saran
Bagi Mahasiswa diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa
dalam memberikan pelayanan kebidanan yang sesuai dengan standar praktek bidan.
Bagi Petugas – petugas Kesehatan diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita
untuk memberikan health education dalam perawatan pada klien sesuai dengan standar
praktek bidan.
DAFTAR PUSTAKA

http://nurannisa2865.wordpress.com/2013/08/21/standar-praktik-kebidanan/ 

Anda mungkin juga menyukai