Anda di halaman 1dari 7

HORMON YANG BERHUBUNGAN DENGAN GAMETOGENESIS

DAN FUNGSI REPRODUKSI

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat :

1. Mampu menjelaskan pengertian hormon.

2. Mampu menjelaskan hormon yang berhubungan dengan


gametogenesis dan fungsi reproduks.

3. Mampu menjelaskan tentang kontrol hormon terhadap sistem


reproduksi.

4. Mampu memjelaskan tentang kelenjar endokrin dan sistem


hormonal

Pengertian Hormon :

1. Senyawa yang merangsang. Molekul yang dihasilkan oleh


jaringan tertentu, yang dikeluarkan langsung ke darah(sebagai
pembawa dan secara khas mengubah kegiatan suatu jaringan
tertentu yang menerimanya.

2. hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar


endokrin yang dialirkan ke dalam peredaran dan
mempengaruhi organ tertentu (organ target)

HORMON YANG BERHUBUNGAN DENGAN GAMETOGENESIS


DAN FUNGSI REPRODUKSI

Hormon pada hipofisis

Terdapat dua lobus anterior dan posterior, lobus anterior


menyekresi hormon gonadotropin  yang terdiri atas :

1. FSH (folikel Stimulating hormone)

a. Dihasilkan oleh sel-sel basofilik (afinitas terhadap bas

b. Mempengaruhi ovarium yang berkembang dan berfungsi saat


puberitas
c. Folikel primer yang mengandung oosit primer, oleh FSH
dikembangkan dari keadaan yang padat menjadi folikel yg
vesikule

d. Selanjutnya folikel tersebut menyekresi hormon estrogen

2. LH (liuteizing Hormon)

a. Dihasilkan oleh sel-sel asidofik

b. Bersama FSH berfungsi mematangkan folikel dan sel telur


serta merangsang terjadinya ovulasi

c. Folikel yang telah terlepas ovum selama ovulasi disebut korpus


rubrum menjadi korpus luteum

Hormon pada Ovarium

Terdiri dari estrogen dan progesteron. Estrogen terutama


meningkatkan proliferasi dan pertumbuhan sel-sel spesifik pada
tubuh dan tanggung jawab pada perkembangan sifat seksual
sekunder wanita.sebaliknya, progesteron hampir seluruhnya
bekaitan dengan dengan persiapan akhir uterus untuk kehamilan
dan kelenjar mamae untuk laktasi

1.Estrogen ( hormon ini dihasilkan oleh teka interna folikel)

a. Pada fase pubertas mempengaruhi perkembangan tuba, dan


kelenjar mamae, serta perkembangan seks sekunder wanita

b. Pada fase proliferasi lapisan endometrium berkembang lebih


tebal lebih banyak kelenjar-kelenjar , pembuluh darah arteri
dan vena

2. progesteron (hormon ini dihasilkan oleh korpus leteum)

a. Pada fase sekresi mempersiapkan endometrium mencapai


optimal. Kelenjar-kelenjar menyekkresi zat-zat yang berguna
untuk makanan dan untuk proteksi terhadap embrio yang
akan berimplementas

b. Pembuluh darah lebih panjang dan lebar


HORMON PLESENTA

Selama kehamilan, plesenta pada mamalia berfungsi sebagai


organ endokrin. Plesenta tidak lagi tergantung pada hormon-
hormon ibu tetapi sudah berdikari. Setelah bulan kedua kehamilan
fungsi ovarium diambil alih plasenta. Estriol adalah estrogen
plasenta yang menumbuhkan uterus dan merangsang kontraksi otot
polos. Pregnadiol adalah progesteron plasenta, berkembangnya sel-
sel otot uterus mnghambat kontraks. Kedua hormon ini bertambah
terus selama khmln tjdi kedua hormon ini bertambah terus selama
kehamilan terjadi dan mencapai maksimum beberapa hari sebelum
melahirkan.

KONTROL HORMON TERHADAP SIKLUS REPRODUKSI

Hormon mempengaruhi produksi sistem reproduksi, berpebgaruh


terhadap hipofisis sabagai suatu mekanisme kontrol
hormonal( mekanisme umpan balik)

SIKLUS OVARIUM

1. FSH mempengaruhi folikel yang masih berkembang, folikel


yang vesikuler membesar dan menyekresi estrogen.

2. bertambahnya estrogen menstimulasi LH dan hipofisi

3. FSH yang maksimal akan diikuti oleh meningkatnya LH yang


menyebabkan folikel akan peca

4. LH akan mengubah korpus rubrum menjadi luteum yg


menstimulasi krpus luteum u/untuk menyekresi progesteron

5. Baik estrogen dan progesteronberfungsi menghabisi FSH di


hipofisis.

6. dengan represi yang kuat FSH akanberkurang yang diikuti


meningkatnya LH sehingga merangsang korpus luteum untuk
berfungsi.

7. dengan menurunya FSHlama kelamaan fungsi korpus luteum


juga akan menurun, estrogen dan progesteron pada akhirnya
akan menurun
8. keadaan yg rendah ini berarti resepsi hipofisis berkurang. FSH
akan aktif pd siklus berikutnya

SIKLUS UTERUS

Siklus uterus dipengaruhi oleh hormon ovarium. Estrogen


menyebabkan stadium proliferasi. Progesteron berkaitan dengan
stadium sekresi. Apabila tidak terjadi kehamilan korpus luteum akan
mengecil dan menghilang dan siklus uterus akan berulang kembali.
Pada kehamilan, korpus luteum akan tetap dipertahankan karena
pengaruh hCG untuk sementara waktu, yang kemudian diambil alih
oleh plasenta

pada hewan primata, siklus uterus ini diikuti oleh perdarahn


pervagina yg disebut menstruasi. Pada siklus anovulasi,lapisa 
endometrium tidak terlalu tebal sehingga perdaraha tidak banyak.
Pada siklus ovulasi, endometrium berkembang akibat pengaruh
estrogen yg dilanjutkan menjadi stadium sekresi akibat pengaruh
progesteron. Setelah korpus luteum mengecil, progesteron juga
berkurang dan endometrium yang cukup tebal ini terlepas dengan
diikuti perdarahan yang banyak

SIKLUS VAGINA

Pertumbuhan epitel vagina sangat dipengeruhi oleh estrogen.


Meningginya estrogen menyebabkan terjadinya proliferasi epitel.

Siklus mamae

Sebelum pubertas, kelenjar mammae rudimenter, saluran


kelenjarnya sangat pendek dan sedikit cabang. Pada pubertas
estrogen meningkat didalam darah, menstimulasi puting susu
menjadi besar, saluran kelenjar membesar dan bercabang-
cabang. pada kehamilan pertumbuhan kelenjar mammae
sedemikian rupa, ujung saluran membesar dan menghasilkan
sekresinya berupa ASI akibat pengaruh  hormon prolaktin yaitu
hormon yaitu hormon yang dihasilkan hipofise anterior.

SIKLUS MENSTRUSI

1. fase menstruasi

a.Fase ini lamanya 3-5 hari b.Hari pertamanya permulaan dari siklus
menstruasi. Yaitu terlepasnya lapisan fungsional dari endometrium
bersama eritrosit, leukosit, kelenjar, kuman dan atau tanpa sel telur
yang keluar dari vagina secara spontan

2. Fase proliferasi/ folikuler

a. Fase ini lamanya kurang lebih 9 hari(dari hari kelima


sampai dengan hari ke empat belas).

b. Endometrium mulai terjadi regenerasi epitel

c. Kelenjar-kelenjar endometrium memanjang

d. Jumlah sel-sel jaringan ikat bertambah

3. Fase sekresi /luteum

a. a.Fase ini berlangsung pada hari ke 14 sampai 2

b. b.Progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum


menginduksi kelenjar-kelenjar endometrium menjadi lebih
lebar, berkelok kelok dan membuat sekret disamping jaringan
ikat endometriumnya sendiri membengkak

4. Fase askemik

a. fase ini berlangsung dari hari 27-2

b. bila sel ini tidak dibuahi, korpus luteum akan mengalami


degenerasi, reproduksi progesteron menurun akibatnya
terjadi fasokontriksi pada pembuluh darah endometriu,
lapisan endometrium mengerut dan pucat

c. dari fase iskemik ini selanjutnya diikuti oleh fase


menstruasi lagi.

d. FSH yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise menginduksi


ovarium dan folikel-falikel yang lebih muda akan
berkembang. Dengan demikian terjadi siklus
ovarium, ketika pada folikel-folikel ini dihasilkan hormon
estrogen.

e. Estrogen merangsang pertumbuhan regenerasi dan


endometrium.
f. Bila tidak terjadi kehamilan maka siklus-siklus ini
berlangsung terus menerus

Hormon yang berpengaruh pada Spermatogenesis

Sel sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melalui


sebuah proses rumit yang disebut dengan spermatogenesis. Dibentuk di
dalam tubulus seminiferus. Dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :
a. Hormon GnRH
Hormon ini berfungsi untuk merangsang lobus hipofisa
anterior untuk produksi hormon gonadotropin, FSH (Follicle Stimulating
Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone)
b. Testosterone
Hormon ini berfungsi untuk membentuk sperma, terutama
pembentukan spermatosit sekunder
c. Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Hormon ini berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma
secara langsung. Serta merangsang sel sertoli untuk meghasilkan ABP
(Androgen Binding Protein) untuk memacu spermatogonium untuk
melakukan spermatogenesis
d. Hormon LH (Luteinizing Hormone)
Hormon ini berfungsi merangsang sel Leydig untuk memperoleh
sekresi testosteron (yaitu suatu hormon kelamin yang penting untuk
perkembangan sperma).

Secara sederhana proses memproduksi sperma dapat diuraikan melalui


langkah-langkah sebagai berikut ini:
1. Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14
tahun, sel induk sperma (spermatogonium) menjadi diaktifkan oleh sekresi
hormon testosteron.
2. Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis beberapa kali
untuk menghasilkan lebih banyak spermatogonium yang masing-masing
berisi 46 kromosom (diploid (2n)) lengkap.
3. Masing-masing spermatongonium terus melakukan
pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak, sedangkan sebagian
lagi membesar menjadi spermatosit primer dan bergerak ke dalam
lumen tubulus seminiferus. Oleh karena pembelahan terjadi secara mitosis
maka spermatogonium dan spermatosit primer mempunyai 2n kromosom
(diploid). 
4. Spermatosit primer melakukan meiosis (tahap I) untuk menghasilkan
dua spermatosit sekunder yang berukuran lebih kecil dari spermatosit
primer, oleh karena membelah secara meiosis maka spermatosit
sekunder mempunyai 23 kromosom (haploid (n)).Spermatosit sekunder ini
masing-masing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom
tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).
5. Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan miosis (tahap II) untuk
menghasilkan dua sel lagi yang juga haploid, hasil pembelahan ini
disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom, dan diperoleh empat
spermatid.
6. Spermatid kemudian akan mengalami perubahan bentuk (deferensiasi)
menjadispermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan dan bersifat
haploid (n) 23 kromosom. Perubahan bentuk ini
dinamakan spermiogenesis. Keseluruhan proses spermatogenesis ini
berlangsung sekitar 64 hari.

Anda mungkin juga menyukai