Tentang :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
KELAS A
1. Heryanto Slamet
2. Muhammad Rafi’ As Sayyid
3. Sacharissa Davita
4. Savira Yuni Syahana
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
Jakarta
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ilmiah tentang Anatomi dan Fisiologi manusia.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai refrensi buku sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Jakarta, 21 November2018
Penyusun
2
DAFTAR ISI
1.Kata Pengantar......................................................................................................1
2. Daftar Isi..............................................................................................................2
5.1 Kesimpulan.............................................................................................19
5.2 Saran.......................................................................................................19
6. Daftar Pustaka.................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
Anatomi dan fisiologi manusia merupakan ilmu yang sangat penting di dalam
ilmu kefarmasian . Besarnya peranan ilmu anatomi dan Fisiologi bersumber pada
penelitian yang dilakukan para ahli anatomi dan fisiologi yang ahli
dibidangnya.Tetapi, disamping itu masih ada minimnya pengetahuan mengenai
Sistem endokrinadalah kelenjar yang nengirimkan hasil sekresinya langsung ke
dalam darah ang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau
saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.
Secara umum sistem endokrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi
hormon yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar
hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal,
kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu. Beberapa dari organ endokrin ada yang
menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal) disamping itu juga ada yang
menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda misalnya
kelenjar hipofisis sebagai pengatur kelenjar yang lain.
4
sekresinya kedalam duktus pada permukaan tubuh, sepertikulit, atau organ
internal, seperti lapisan traktusintestinal.
3.2.Rumusan Masalah
6. Apa penyebabnya?
3.3.Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Anatomi adalah ilmu tentang tubuh. Dalam anatomi dipelajari strukur yang akan
menjadi dasar morfologis untuk fungsi. Melalui kombinasi antara metode
morfologi yang moderen, melaluipendekatan biologi
molekuler,biokimia,biomekanika,bioinformatika dan teknik elektroisiologi,maka
saat ini anatomi menjadi ilmu yang berorientasi fungsi, klinis dan penelitian
struktur. Tanpa pemahaman anatomi, tidak akan ada pengetahuan tentang struktur
dan fungsi serta kelainan patologi yang dapat dikenali dengan baik.
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar endokrin tanpa duktus yang tersebar
di seluruh jaringan tubuh. Meskipun kelenjar kelenjar secara onatomis tidak
berhubungan, secara fungsional mereka membentuk sesuatu sistem. Semua
kelenjar endokrin melaksanakan fungsi mereka dengan mengeluarkan hormon ke
dalam darah dan terdapat banyak interaksi fungsional di antara berbagai kelenjar
endokrin. Setelah dikeluarkan, hormon mengalir dalam darah ke sel sasaran di
tempat jauh, tempat bahan ini mengatur atau mengarahkan fungsi tertentu.
Endokrinologi adalah ilmu tentang penyesuaian-penyesuaian kimiawi homeostatik
dan berbagai aktivitas lain yang dilaksanakan oleh hormon.
6
1. Mengatur metabolisme nutrien serta keseimbangan H2O dan elektrolit,
yang secara kolektif penting dalam mempertahankan lingkungan internal
yang konstan
2. Menginduksi perubahan adaptif untuk membantu tubuh menghadapi
situasi stress
3. Mendorong tumbuh kembang yang lancar dan berurutan
4. Mengontrol reproduksi
5. Mengatur produksi sel darah merah
6. Bersama sistem saraf otonom, mengontrol dan mengintregasikan aktivitas
sistem sirkulasi dan pencernaan
7
4.4. Hormon Hormon yang Dihasilkan Berbagai kelenjar
1. Hipotalamus
8
Hormon: Kalsitonin
7. Korteks adrenal
Zona glomerulosa
Hormon: Aldosteron (mineralkortikoid)
Zona fasikulata dan zona retikularis
Hormon: Kortisol (glukokortikoid), Androgen (dehidroepiandrosteron),
Epinefrin dan norepinefrin
8. Pankreas endokrin (pulau Langerhans)
Hormon: Insulin (sel β), Glukagon (sel α), Somatostatin (sel D)
9. Kelenjar paratiroid
Hormon: Hormon paratiroid (PTH)
10. Gonad wanita: Ovarium
Hormon: Estrogen (estradiol), Progesteron
11. Gonad pria: Testis
Hormon: Testosteron
12. Testis dan ovarium
Hormon: Testis : testosterone
Ovarium : progesterone dan estrogen
4.5. Fungsi dan Sel Lokasi Target
1. Hipotalamus
2. Hipofisis posterior
9
- Menyebabkan ejeksi susu (oksitosin pada kelenjar mamaria)
3. Hipofisis anterior
Sel sasaran: Sel folikel tiroid (hormon TSH), zona fasikulata dan zona
retikularis korteks adrenal (hormon ACTH), tulang dan jaringan lunak
(hormon GH), hati (hormon GH), folikel ovarium (hormon FSH dan LH),
korpus luteum (hormon LH), dan kelenjar mamaria (hormon PRL) pada
wanita, tubulus seminiferosa (hormon FSH) dan sel interstisium Leydig
(hormon LH) di testis pada pria.
Fungsi Utama
- Merangsang sekresi T3 dan T4 (TSH pada sel folikel tiroid)
- Merangsang sekresi kortisol (ACTH pada zona fasikulata dan zona
retikularis korteks adrenal)
- Esensial, tetapi tidak satu-satunya yang berperan pada pertumbuhan,
melalui IGF-1, secara tidak langsung merangsang anabolisme protein dan
pertumbuhan tulang dan jaringan lunak; efek metabolik langsung
mencakup mobilisasi lemak dan penghematan glukosa (GH pada tulang
dan jaringan lunak)
- Merangsang sekresi IGF-1 (GH pada hati)
- Mendorong pertumbuhan dan perkembangan folikel, merangsang sekresi
estrogen (FSH pada folikel ovarium wanita)
- Merangsang produksi sperma (FSH pada tubulus seminiferosa pada testis
pria)
- Merangsang ovulasi, perkembangan korpus luteum, serta sekresi
estrogen dan progesteron (LH pada folikel ovarium dan korpus luteum
wanita)
- Merangsang sekresi testosteron (LH pada sel interstisium Leydig pada
testis pria)
- Mendorong perkembangan payudara; merangsang sekresi susu (PRL
pada kelenjar mamaria wanita)
4. Kelenjar pineal
10
Sel sasaran: Otak, hipofisis anterior, organ reproduksi, sistem imun, dan
kemungkinan lainnya
Fungsi utama: Menyesuaikan irama biologis tubuh dengan petunjuk
eksternal; menghambat gonadotropin; penurunannya mungkin memicu
pubertas; bekerja sebagai antioksidan; meningkatkan imunitas.
8. Medula adrenal
Sel sasaran: Sebagian besar sel (hormon insulin/ sel β dan glukagon/sel α),
sistem pencernaan (hormon somatostatin/ sel D)
11
Fungsi utama:
- Mendorong penyerapan, pemakaian, dan penyimpanan nutrien oleh sel
( insulin pada sebagian besar sel)
- Penting untuk mempertahankan kadar nutrien dalam darah selama
masa pasca-absorpsi (glukagon pada sebagian besar sel)
- Menghambat pencernaan dan penyerapan nutrien (somatostatin pada
sistem pencernaan)
Sel sasaran: Organ seks wanita dan tubuh secara keseluruhan, tulang
(hormon estrogen) dan uterus (progesteron)
Fungsi utama:
- Mendorong perkembangan folikel, mengatur perkembangan
karakteristik seks sekunder wanita, merangsang pertumbuhan
uterus dan payudara (estrogen pada organ seks wanita dan tubuh
secara keseluruhan)
- Mendorong penutupan lempeng epifisis (estrogen pada tulang)
- Mempersiapkan untuk kehamilan (progesteron pada uterus)
Sel sasaran: Organ seks pria dan tubuh secara keseluruhan dan tulang
Fungsi utama:
- Merangsang produksi sperma, mengatur perkembangan
karakteristik seks sekunder pria, dan menimbulkan dorongan seks
(testosteron pada organ seks pria dan tubuh secara keseluruhan)
- Meningkatkan lonjakan pertumbuhan masa pubertas dan
mendorong penutupan lempeng epifisis
12
13. Testis dan ovarium
Kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel yang dibatasi epitel
silindris, mendapat persediaan darah berlimpah dan yang disatukan jaringan ikat.
Sel itu mengeluarkan sekret cairan yang bersifat lekat yaitu koloida tiroid, yang
mengandung zat senyawa iodium; zat aktif yang utama dari senyawa iodium ini
adalah hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan ndari sini berjalan ke aliran
darah, baik langsung maupun melalui saluran limfe.
13
3. Mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormone. Banyak hormon-hormon
yang ada di dalam tubuh manusia, hal ini adalah salah satu fungsi dari
kelenjar tiroid, karena kelenjar tiroid akan mengatur tinggi rendahnya
hormon yang masuk sehingga tidak berbahaya untuk kesehatan tubuh
Grave Syndrome
Penyakit Graves adalah salah satu jenis gangguan pada sistem kekebalan
tubuh yang menjadi penyebab umum hipertiroidisme atau produksi hormon tiroid
berlebih. Pada penderita Graves, sistem kekebalan tubuh yang seharusnya
melindungi tubuh malah menyerang kelenjar tiroid (autoimun). Hal ini membuat
kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah yang lebih banyak dari
yang dibutuhkan tubuh
14
Siapa pun dapat terserang penyakit Graves. Namun, beberapa faktor berikut
ini dapat membuat seseorang lebih berisiko mengalami penyakit Graves:
Hashimoto
15
Mengalami pembengkakan pada wajah.
Rambut rontok.
Sulit mengingat.
Depresi.
Menorrhagia (menstruasi berlebihan atau berkepanjangan).
Otot menjadi lemah.
Kuku menjadi rapuh.
Kulit kering.
Sembelit.
Pembengkakan lidah.
Nyeri otot yang diikuti dengan pengerasan atau kaku pada otot.
Peningkatan berat badan.
Sendi terasa nyeri dan kaku.
16
Pengobatan penyakit Graves bertujuan untuk mengurangi kelebihan produksi
hormon tiroid dan dampaknya bagi tubuh. Pilihan pengobatan meliputi:
Pengobatan Hashimoto
17
Sebelum dilakukan pegobatan penyakit Hashimoto, dokter akan
melakukan observasi terkait kondisi pasien serta untuk menentukan obat yang
akan digunakan. Jika tidak terdapat tanda terjadinya hipotiroidisme dan
kekurangan hormon, dokter tidak akan memberikan pengobatan hormon sintesis
bagi penderita.
Hormon sintesis yang digunakan untuk pengobatan penyakit Hashimoto adalah
levotiroksin sebagai pengganti hormon T4, dan diberikan kepada penderita
penyakit Hashimoto yang mengalami hipotiroidisme. Pengobatan penyakit
Hashimoto umumnya adalah pengobatan jangka panjang. Dosis obat-obatan yang
diberikan kepada pasien dapat berubah sesuai dengan kondisi. Untuk menentukan
dosis levotiroksin yang tepat, dokter akan mengukur kadar hormon TSH dalam
darah hingga beberapa minggu setelah pengobatan dimulai.
Overdosis levotiroksin dapat membahayakan bagi pasien karena dapat
menyebabkan gangguan irama jantung. Khusus pada penderita penyakit
Hashimoto yang juga memiliki penyakit jantung koroner, pemberian levotiroksin
akan dilakukan dalam dosis kecil pada fase awal pengobatan kemudian
ditingkatkan hingga mencapai dosis optimal. Tujuan metode tersebut adalah untuk
membiasakan jantung terhadap peningkatan kadar hormon tiroksin yang
memengaruhi denyut jantung. Jika lupa untuk mengonsumsi levotiroksin, segera
konsumsi untuk mencegah gejala-gejala hipotiroidisme kembali muncul.
Levotiroksin dan hormon sintesis lain umumnya diberikan secara oral. Oleh
karena itu, pada pasien yang menjalani pengobatan levotiroksin, perlu
memperhatikan obat-obatan berikut karena dapat memengaruhi penyerapan
levotiroksin yaitu:
Cholestyramine.
Besi sulfate (ferrous sulphate).
Sukralfat.
Alumnium hidroksida dan antasida lainnya.
Multivitamin mengandung zat besi.
18
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hormon tiroid (bahasa Inggris: thyroid hormone, TH) adalah
klasifikasi hormon yang mengacu pada turunan senyawa asam amino tirosina
yang disintesis oleh kelenjar tiroid dengan menggunakan yodium. Terdapat
dua jenis hormon dari klasifikasi ini yaitu tetra-iodotironina dan tri-
iodotironina. Kedua jenis hormon ini mempunyai peran yang sangat vital di
dalam metabolisme tubuh.
Istilah hormon tiroid juga sering digunakan untuk merujuk pada asupan
senyawa organik pada terapi hormonal berupa levotikroksin, atau isoform
terkait; meskipun terhadap dua hormon tiroid yang lain yaitu CT, dan PTH.
1. Fungsi utama hormon tiroid adalah meningkatkan aktivitas metabolik
seluler, sebagai hormon pertumbuhan, dan mempengaruhi mekanisme
tubuh yang spesifik seperti sistem kardiovaskuler dan regulasi hormon lain.
2. Diagnosis hipertiroidisme mengacu pada hasil pemeriksaan TSH, FT4,
FT3, TSI, dan indeks Wayne dan indeks New Castle berdasarkan gejala
klinis yang timbul.
3. Penyebab terjadinya hipertiroidisme adalah TSI yang mengambil alih
regulasi yang seharusnya dilaksanakan oleh TSH.]
4. Efek samping pembedahan yang mungkin timbul bisa saja terjadi
akibat letak kedua kelenjar yang berdekatan dan fungsinya yang antagonis.
5. Penatalaksanaan hipertiroidisme meliputi tindakan bedah dan
pemberian bahan penghambat sintesis tiroid, seperti antitiroid, penghambat
ion iodida, yodium konsentrasi tinggi, dan yodium radioaktif.
5.2 Saran
19
mengkonsumsi makanan, contohnya kasus gangguan pada kelenjar tiroid,
yaitugrave syndrome dan hashimoto. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar
selalu dapat beraktivitas dengan baik.
20
DAFTAR PUSTAKA
Waschke, Böckers, Paulsen. 2018. Buku Ajar Anatomi Sobotta. Gunardi, Santoso
dan Isabella Kurnia Liem (Eds.). München:Elsevier
21