iii
Risda Hayani (20211440121080)
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin”.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran
(ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui
aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak
sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel
dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut
menjadi suatu tindakan (referensi?: nama akhir, tahun).
Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti
kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam
saluran gastroinstestin. Cabang kedokteran yang mempelajari kelainan
pada kelenjar endokrin disebut endokrinologi, suatu cabang ilmu
kedokteran yang cakupannya lebih luas dibandingkan dengan penyakit
dalam.
Sistem endokrin, dalam kaitanya dengan system syaraf, mengontrol
dan mendukung fungsi tubuh. Kedua system ini bersama-sama bekerja
untuk mempertahankan homeostatis tubu. Fungsi mereka satu sama lain
saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu. Misalnya, medulla aderenal dan kelenjar hipofise posterior
yang mempunyai asal dari syaraf ( neural). Jika keduanya dihancurkan
atau diangkat, maka funfsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih
oleh system syaraf. Bila umumnya system endokrin bekerja melalui
hormon, maka system syaraf bekerja melalui neuro transmitter yang
dihasilkan oleh ujung-ujung syraf.
Struktur terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin.
Kelenjar eksokrin melepas sekresinya ke dalam duktus pada permukaan
tubuh, seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus intestinal.
Kelenjar endokrin termasuk hepar, pancreas ( kelenjar endokrin dan
eksokrin), payudaara , kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya,
kelenjar endokrin melepaskan sekresinya lengsung ke dalaam darah.
1
Kelenjar endokrin termasuk: 1) Pulau Langerhans pada pancreas, 2)
Gonad (ovarium dan testias), 3)Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan
paratiroid, serta timus.
1.3 Tujuan
Sebagaimana rumusan masalah diatas, penulis mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk memahami anatomi dan fisiologi dari sistem sistem endokrin.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Gambar 2.1 anatomi (referensi)
4
polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik
(ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis.,dopamin,norepinefrin,
epinefrin).
2. Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis., estrogen,
progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin
(mis., tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem
mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat menembus
membran sel dengan bebas.
Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu
hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas,
ovarium, dan testis.
1. Kelenjar pinealis
Kelenjar pienalis atau kelenjar epifise terdapat di dalam ventrikel
otak. Kelenjar ini menonjol dari mesensefalon ke atas dan ke
belakang kolikus superior. Kelenjar ini berukuran kecil dan
berwarna merah seperti cemara.
5
Gambar 2.4 Kelenjar Pineal
6
2. Hipofisis
7
Gambar 2.6 Kelenjar Hipofisis dan fungsinya
a. Lobus Anterior/Adenohypophysis
Secara embirologis, hipofisis anterior merupakan bagian hipofisis
yang berasal dari kantong rathke. Kantung ranthke merupakan suatu
invaginasi epitel faring sewaktu pembentukan embrio. Hal ini
berbeda dengan hipofisis posterior (Guyton, A. C., & Hall, J. E.,
2012).
8
Gambar 2.7 kelenjar Hipofisis Anterior
9
ataupun tulang hidung
yang disebut akromegali.
2 Sel carminophil Hormon Merangsang pertumbuhan
(epsilon prolaktin payudara wanita dan
acidophil/sel (luteotropic memproduksi air susu
mammotrope) hormone/
LTH).
3 Sel beta basophil thyrotropic Menstimulasi sintesis dan
(sel thyrotropic) hormon/thyroi sekresi hormon tiroid
d stimulating (tiroksin dan
hormone/TSH triiodotironin)
4 Sel 1. Follic 1. Merangsang
gonadothropic le pematangan
- Sel Stimulati folikel dalam
gonadothr ng ovarium dan
opic pada Hormon menghasilkan
wanita e (FSH) estrogen
2. Lutei 2. Mempengaruhi
nizing pematangan
Hormon folikel dalam
e (LH) ovarium dan
menghasilkan
progestron
- Sel 1. Follic 1. Merangsang
gonadothr le terjadinya
opic pada Stimulati spermatogenesi
pria ng s (proses
Hormon pematangan
e (FSH) sperma)
2. Interst 2. Merangsang
itial Cell sel-sel
Stimulati interstitial testis
10
ng untuk
Hormon memproduksi
e (ICSH) testosteron dan
androgen
5 Sel corticotrophic ACTH Menstimulasi sintesis dan
(Adenocorticot sekresi hormon
ropic adenokortikal (kortisol,
Hormone). androgen dan aldosterone).
6 Sel pada pars Melanocyte- Mempengaruhi kondisi
intermedia stimulating kulit, membantu proses
hormone pigmentasi
(MSH).
(Pratiwi, H., 2013) (Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2012) (Syaiffudin,
H., 2006).
b. Lobus Posterior/Neurohipophyisis
11
Hipofisis posterior merupakan bagian hipofisis yang berasal dari
evagianasi atau penonjolan jaringan saraf dari hipotalamus
(Syaiffudin, H., 2006).
Macam-macam fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis
lobus posterior :
2. Kelenjar thyroid
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin terbesar di dalam
tubuh. Secara normal, kelenjar ini memiliki berat 15-20 gram pada
manusia dewasa. Kelenjar tiroid terletak tepat dibawah laring pada
kedua sisi dan sebelah anterior trakea, serta terdiri dari dua lobus,
yaitu lobus dekstra dan sinistra. Kedua lobus ini saling berhubungan.
Masing-masing lobus memiliki tebal 2 cm, panjang 4 cm, dan lebar
2,5 cm. Secara mikroskopis, struktur kelenjar tiroid ini terdiri dari
banyak folikel-folikel tertutup yang dipenuhi oleh bahan sekretorik
yang disebut koloid. Koloid ini dibatasi oleh sel-sel epitel kuboid
yang berperan mengeluarkan hormonnya ke bagian folikel. Unsur
utama dari koloid adalah glikoprotein trigobulin besar, yang
mengandung hormon tiroid dalam molekul-molekulnya.
12
Gambar 2. 9 Kelenjar Tiroid dan kelenjar Paratiroid
3. Kelenjar paratiroid
13
Kelenjar paratiroid merupakan kelenjar yang terletak di atas selaput
yang membungkus kelenjar tiroid. Kelenjar ini terdiri dari 4 buah.
Setiap dua pasang kelenjar ini terletak pada dibelakang tiap lobus
dari kelenjar tiroid. Setiap kelenjar paratiroid berukuran kira-kira
5x5x3 mm, dengan berat sekitar 25-30 mg.
Sel utama dari kelenjar ini terdiri dari sel prinsipal dan sel oksifil.
Sel prinsipal ada 2 macam, yaitu sel prinsipal terang dan sel
prinsipal gelap. Jumlah sel prinsipal lebih banyak dibanding sel
oksifil. Hormone yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid adalah
hormone Paratiroksin.
Paratiroksin merupakan polipeptida produk sekretorik sel-sel
prinsipal kelenjar paratiroid . Hormon ini berfungsi untuk
mengatur konsentrasi ion kalsium serum. Produksi hormon
paratiroksin akan meningkat apabila kadar kalsium dalam plasma
menurun. Hormon ini meningkatkan kadar kalsium dalam darah
dengan meningkatkan absorbsi kalsium pada usus dan ginjal,
serta melepaskan kalsium dari tulang.
4. Kelenjar suprarenalis/adrenal
14
Kelenjar adrenal merupakan kelenjar berbentuk ceper yang terdapat
di bagian atas ginjal. Kelenjar adrenal berjumlah dua buah, terdapat
satu pada masing-masing ginjal. Kelenjar ini memiliki berat kira-kira
5-9 gram. Kelenjar ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian luar
(korteks) serta bagian dalam (medula). Bagian korteks merupakan
bagian kelenjar yang berasal dari sel-sel mesodermal, sedangkan
bagian medula merupakan bagian yang berasal dari sel-sel
ectodermal. Perbatasan korteks-medula interdigitasi atau dapat
terlihat jelas.
a. Bagian Kortex
Bagian korteks adrenal merupakan bagian yang tersusun dari sel-
sel sekretorik berbentuk polihedral tersusun dalam bentuk tali-
tali, biasanya setebal 2 sel. Tali-tali tersebut terorientasi secara
radial dari daerah medula. Bagian ini terbagi menjadi beberapa
zona, yaitu zona gromerulosa (lapisan luar), zona fasikulata
(lapisan tengah yang paling besar), zona retikularis (lapisan
dalam langsung yang mengelilingi medula).
15
No. Hormon Fungsi
1. Aldosteron (salah satu Meningkatkan reabsorbsi natrium
jenis hormon dari ginjal, sekresi kalium, dan sekresi
golongan ion hydrogen
mineralkortikoid)
2. Glukokortikoid (jenis 1. Meningkatkan glikogenesis
hormon yang terutama dan glukogenesis di dalam sel
dilepaskan adalah hati
kortisol) 2. Meningkatkan metabolisme
protein terutama di otot dan
tulang
3. Meningkatkan sintesis DNA
dan RNA dalam sel hati
4. Menahan ion Na dan ion Cl,
meningkatkan sekresi ion K
di dalam ginjal
5. Menurunkan ambang
rangsangan susunan saraf
pusat
6. Menggiatkan sekresi asam
lambung
7. Menguatkan efek
noreadrenalin terhadap
pembuluh darah dan
merendahkan permeabilitas
dinding pembuluh darah
8. Mempunyai efek
antiinflamasi. Hormon ini
menstabilkan membran
lisosom, menurunkan sintesis
kolagen, meninggikan
degradasi kolagen, dan
16
menghambat prolifuasi
fibroblas.
9. Menurunkan daya tahan
terhadap infeksi dan
menghambat pembentukan
antibody
10. Menghambat pelepasan
histamin dan reaksi alergi
3. Androgen (terutama Hormon yang terkait dengan
ketosteroid maskulinisasi yang memacu
dehidroepialdosteron) anabolisme protein dan merangsang
pertumbuhan.
4. Estrogen Memacu pertumbuhan dan
perkembangan sistem reproduksi
wanita, payudara wanita dan ciri
seksual sekunder wanita.
(Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2012) (Syaiffudin, H., 2006).
b. Bagian Medulla
Medula adrenal memiliki beberapa komponen utama medula,
yaitu sel kelenjar, sel ganglion, venula, dan kapiler. Sel kelenjar
dari medula adrenal berukuran besar, berbentuk kolumner atau
polihedral, nukleusnya besar dan vesikuler. Sel kelenjar ini
terpolarisasi, satu kutub menghadap venula, kutub yang lain
menghadap kapiler. Sitoplasmanya basofil serta memiliki
granula yang tercat kromafin yang sering disebut adrenokron.
Sel-selnya disebut sel kromafin atau feokrom. Ini berkaitan
dengan sistem saraf simpatis yang menyekresikan epinefrin dan
norepinefrin sebagai respon terhadap rangsang simpatis. Sel
kelenjar dapat memproduksi efinefrin disamping norefrinefrin
yang diubah oleh enzim yang dirangsang oleh kortisol.
No. Hormon Fungsi
17
1. Norefinefrin Pada sistem kardiovaskuler, hormon ini
menyebabkan vasokonstriksi sehingga
hormon ini berperan dalam meningkatkan
tekanan darah. Tekanan darah yang
meningkat berperan untuk memperbaiki
keadaan syok yang bukan disebabkan oleh
pendarahan.
2. Efinefrin 1. Pada sistem kardiovaskuler, hormon
ini berfungsi untuk memvasodilatasi
arteriole dari otot tulang serta
memvasokontriksi arteriole pada kulit.
Pada jantung, efinefrin berfungsi
menambah atau meningkatkan
kontraksi otot jantung, serta
memperbesar curah jantung.
2. Hormon ini juga dapat berdampak
terhadap metabolisme. Terkait dengan
metabolisme tubuh, hormon ini
berfungsi untuk:
- Mestimulasi pemecahan glikogen
oleh hepar dan otot. Aksi
iniberfungsi untuk menaikkan
tekanan darah melalui penambahan
AMP (Adenosin monofosfat).
- Menyebabkan efek lipolisis dalam
jaringan lemak. Efek lipolisis
menyebabkan pelepasan amino dan
gliserol dalam darah. Asam lemak
sebagai pemicu dalam otot dan hati
untuk proses glukoneogenesis.
- Menghalangi pelepasan insulin
dalam pancreas.
18
- Dalam keadaan darurat, efinefrin
digunakan untuk melepas asam
lemak dari jaringan untuk
pembakar dalam otot,
meningkatkan mobilisasi glukosa
dengan menambah
glukoneogenolisis serta
glukogenesis, mengurangi uptake
glukosa dalam otot, mengurangi
pelepasan insulin, sehingga glukosa
digunakan oleh sistem saraf sentral.
3. Hormon ini juga berdampak terhadap
otot polos dari vicera. Efinefrin dapat
menyebabkan relaksasi otot polos
gaster, usus, vesica urinaria serta otot
polos bronkus.
19
Gambar 2.12 Kelenjar Adrenal bagian korteks dan medulla
5. Kelenjar Thymus
Kelenjar thymus terletak di rongga dada. Kelenjar ini menghasilkan
hormone somatotrof. Adapun fungsi hormone ini adalah untuk :
a. Mengatur proses pertumbuhan.
b. Kekebalan tubuh/imunitas setelah kelahiran.
c. Memacu pertumbuhan dan pematangan sel Limfosit yang
menghasilkan Lymphocyte cell/T Cell.
6. Kelenjar pancreas/langerhans
Kelenjar pancreas/langerhans merupakan merupakan sekelompok sel
yang terletak pada pankreas. Sehingga dikenal dengan pulau – pulau
langerhans. Kelenjar pancreas/langerhans menghasilkan hormon
insulin dan hormon glukagon.
Hormon Insulin Bersifat antagonis dengan hormon adrenalin.
Hormon ini berfungsi :
- Mengatur kadar glukosa dalam darah.
- Membantu pengubahan glukosa menjadi glikogen dalam
hepar dan otot.
Hormon Glukagon Hormon ini mempunyai sifat kerja yang
sinergis dengan hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi
meningkatkan kadar gula dalam darah dan mengubah glikogen
menjadi glukosa dalam peristiwa glikolisis.
20
Gambar 2.14 anatomi pancreas
7. Kelenjar kelamin/gonad
Kelenjar kelamin/gonad pada wanita terletak di ovarium di rongga
perut dan pada pria letaknya di testis di rongga perut bawah.
Menghasilkan hormon dan sel kelamin. Macamnya ada 2 sel
kelamin :
Sel Testis
Menghasilkan Hormon Androgen, Ex : Hormon Testosteron,
merupakan satu hormon yang terpenting dalam pembentukan sel
spermatozoa. Fungsi Hormon Testosteron :
a. Mengatur ciri kelamin sekunder.
b. Mempertahankan proses spermatogenesis.
21
Sel Ovarium
Menghasilkan 3 hormon penting dalam seorang wanita :
Hormon Estrogen, hormon ini berfungsi untuk
memperlihatkan ciri-ciri kelamin sekunder wanita.
Hormon Progesteron, hormon ini berfungsi mempersiapkan
masa kehamilan dengan menebalkan dinding uterus dan
enjaga kelenjar susu dalam menghasilkan air susu.
Hormon Relaksin, hormon ini berfungsi untuk membantu
proses persalinan dalam kontraksi otot.
22
2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang
waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik
dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.
3. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan
tergantung pada kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid
disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan
tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal.
Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak
mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi
sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan
fungsi spesifik.
23
Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah
kendali hipofisa. Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa
memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus
menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh
kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron
pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya.
Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa
terhadap bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas
terlihat bahwa organ memberikan respon terhadap semacam jam
biologis.
24
membuang kalium
Menyebabkan
ginjal menahan air
Bersama dengan
Hormon
aldosteron,
antidiuretik Kelenjar hipofisa
membantu
(vasopresin)
mengendalikan
tekanan darah
Anti peradangan
Mempertahankan
kadar gula darah,
Kortikosteroid Kelenjar adrenal
tekanan darah dan
kekuatan otot
Membantu
mengendalikan
keseimbangan
garam dan air
Mengendalikan
pembentukan dan
Kortikotropin Kelenjar hipofisa
pelepasan hormon oleh
korteks adrenal
Merangsang pembentukan
Eritropoietin Ginjal
sel darah merah
Mengendalikan
perkembangan ciri
Estrogen Indung telur
seksual dan sistem
reproduksi wanita
25
Meningkatkan kadar gula
Glukagon Pankreas
darah
Mengendalikan
pertumbuhan dan
perkembangan
Hormon
Kelenjar hipofisa Meningkatkan
pertumbuhan
pembentukan
protein
Menurunkan kadar
gula darah
Mempengaruhi
metabolisme
Insulin Pankreas
glukosa, protein
dan lemak di
seluruh tubuh
26
suara dan bahkan
mungkin sifat
kepribadian)
Menyebabkan kontraksi
Oksitosin Kelenjar hipofisa otot rahim dan saluran
susu di payudara
Mengendalikan
pembentukan
tulang
Hormon
Kelenjar paratiroid Mengendalikan
paratiroid
pelepasan kalsium
dan fosfat
Mempersiapkan
lapisan rahim
untuk penanaman
sel telur yang telah
dibuahi
Progesteron Indung telur
Mempersiapkan
kelenjar susu
untuk
menghasilkan susu
Memulai dan
mempertahankan
Polaktin Kelenjar hipofisa
pembentukan susu di
kelenjar susu
Renin dan Mengendalikan tekanan
Ginjal
angiotensin darah
Mengatur pertumbuhan,
Hormon tiroid Kelenjar tiroid pematangan dan
kecepatan metabolism
27
TSH
Merangsang pembentukan
(tyroid-
Kelenjar hipofisa dan pelepasan hormon
stimulating
oleh kelenjar tiroid
hormone)
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol
dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama
bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka
satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan
karakteristik tertentu.
Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan
hemoestatis, membatu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja
dalam sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan
perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.
3.2 Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan
kelainan, baik karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti
virus atau kesalahan mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah
kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.
29
DAFTAR PUSTAKA
30