Anda di halaman 1dari 28

KONSEP ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Disusun Oleh : Kelompok 6

1. Syafira Faradila (1130122009)


2. Nabella Kusdya Ningtyas (1130122028)
3. Puput Sumarlin (1130122029)

Dosen Pembimbing : Erika Martining Wardani, S.Kep.,Ns.,M.Ked.Trop

PROGRAM STUDI LINTAS JALUR S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 2

1.3. Tujuan ..................................................................................................... 2

1.4. Manfaat ................................................................................................... 2


BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3
2.1. Anatomi dan Fisisologi Sistem Endokrin ............................................... 3
2.2. Fungsi Sistem Endokrin ......................................................................... 4
2.3. Klasifikasi Dalam hal struktur Kimianya ............................................... 4
2.4. Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan .................................. 5
2.5. Karakteristik Sistem Endokrin.............................................................. 19
2.6. Pengendalian Endokrin ......................................................................... 20
2.7. Klasifikasi hormone.............................................................................. 20
2.8. Hormon Utama ..................................................................................... 21
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 24

3.1. Kesimpulan ........................................................................................... 24

3.2. Saran ..................................................................................................... 24


DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Endokrin berasal dari bahasa Yunani yang artinya “sekret ke


dalam”.masuk sirkulasi ke dalam darah yaitu hormon (merangsang). Sistem
endokrin adalah control kelenjar tanpa saluran (ductiess) yang menghasilkan
hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi
organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai “pembawa pesan” dan di bawa
oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh yang selanjutnya akan
menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi suatu tindakan. (Luwita, 2014)
Sistem endokrin merupakan sistem yang unik karena terdiri dari
kelompok berbagai kelenjar atau jaringan yang tersebar di seluruh tubuh.
Kelenjar tubuh memiliki fungsi baik eksokrin atau endokrin. Kelenjar
eksokrin, termasuk kelenjar keringat dan kelenjar lakrimal, bertanggung jawab
untuk mengeluarkan zat langsung ke saluran yang mengarah ke daerah
sasaran. Endokrin Istilah (endo-dalam, Crin-mensekresikan) ini menunjukkan
bahwa sekresi dibentuk oleh kelenjar secara langsung masuk ke darah atau
limfa sirkulasi dan perjalanan ke jaringan target, dan bukan diangkut melalui
tuba atau duktus. Sekresi ini, disebut hormon, yang merupakan bahan kimia
yang memicu atau mengontrol aktivitas organ, sistem, atau kelenjar lain di
bagian tubuh lain. Hormon juga memainkan peran penting dalam mengatur
proses homeostasis seperti: metabolism, tumbang, keseimbangan cairan dan
elektrolit, proses reproduksi, dan siklus bangun dan tidur (Nugroho, Setyo Adi,
2018).
Sistem endokrin, dalam kaitanya dengan system syaraf, mengontrol
dan mendukung fungsi tubuh. Kedua system ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostatis tubu. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla aderenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari
syaraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka funfsi dari
kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh system syaraf. Bila umumnya

1
system endokrin bekerja melalui hormon, maka system syaraf bekerja melalui
neuro transmitter yang dihasilkan oleh ujung-ujung syraf.
Struktur terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin.
Kelenjar eksokrin melepas sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh,
seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar
endokrin termasuk hepar, pancreas (kelenjar endokrin dan eksokrin),
payudaara , kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin
melepaskan sekresinya lengsung ke dalaam darah.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Menjelaskan Anatomi Sistem Endokrin.
1.2.2. Menjelaskan Fisiologis System Endokrin.

1.3. Tujuan
Sebagaimana rumusan masalah diatas, penulis mempunyai tujuan sebagai
berikut:
1.3.1. Mampu Menjelaskan Mengenai Anatomi Sistem Endokrin.
1.3.2. Mampu Menjelaskan Fisiologis System Endokrin.

1.4. Manfaat
Kami sebagai penulis makalah ini, semoga makalah kami dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan juga bermanfaat bagi penulis, diharapkan pembaca
semakin memahafi lagi tentang Anatomi dan Fisiologi System Endokrin.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisisologi Sistem Endokrin

Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang


mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari
deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus
yang banyak mengandung pembuluh kapiler.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua
kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan
tidak melaui saluran, tapi dari sel-sel endokrin langsung masuk ke pmbuluh
darah. Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells)
tempat terjadinya efek hormon. Sedangkan ekresi kelenjar eksokrin keluar dari
tubuh kita melalui saluran khusus, seperti uretra dan saluran kelenjar ludah.

3. Gambar 2.2 Sistem Endokrin


4.

3
Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-
kelenjar tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya
hormon tersebut hanya menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal,
kelenjar hipofisis / pituitary, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar
adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus. Selain itu ada beberapa organ
endokrin yang menghasilkan zat lain selain hormon yakni:
Kelenjar Hormon Zat lain yang
dihasilkan
Pankreas Insulin, glukagon Enzim pencernaan
Testis Testosteron Sel sperma
Ovarium Estrogen, Sel telur / ovum
progesteron

2.2. Fungsi Sistem Endokrin


Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :
2.2.1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang
sedang berkembang.
2.2.2. Menstimulasi urutan perkembangan.
2.2.3. Mengkoordinasi sistem reproduktif.
2.2.4. Memelihara lingkungan internal optimal.
2.2.5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.

2.3. Klasifikasi Dalam hal struktur Kimianya


2.3.1. Hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau
yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk
polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik
(ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis.,dopamin,norepinefrin,
epinefrin).
2.3.2. Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis.,estrogen,
progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin
(mis.,tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem

4
messenger-kedua, sementara hormon steroid dapat menembus
membran sel dengan bebas.

2.4. Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan

Gambar 2.3 Kelenjar-kelenjar endokrin dalam tubuh manusia

Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu
hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas,
ovarium, dan testis.
2.4.1. Kelenjar pinealis
Kelenjar pienalis atau kelenjar epifise terdapat di dalam
ventrikel otak. Kelenjar ini menonjol dari mesensefalon ke atas dan
ke belakang kolikus superior. Kelenjar ini berukuran kecil dan
berwarna merah seperti cemara.

Gambar 2.4 Kelenjar Pineal

5
Dari segi struktur, kelenjar pienalis dibungkus jaringan ikat piamater.
Elemen-elemen jaringan ikat membentuk septasi dan lobulasi.
Komponen seluler utama dari kelenjar ini adalah astrosit dan
pienalisosit (sel epiteloid). Sel-sel jaringan ikat (sel plasma, fibroblas,
sel mast, makrofag) juga sering ditemukan. Fungsi dari kelenjar
pienalis ini belum diketahui secara jelas. Kelenjar ini menghasilkan
sekresi interna yang berfungsi untuk membantu pankreas serta
kelenjar kelamin yang penting untuk mengatur aktivitas seksual serta
reproduksi manusia. Dalam menjalankan fungsinya, kelenjar pienalis
diatur oleh syarat syaraf yang ditimbulkan cahaya oleh mata.
Kelenjar ini menyekresikan melatonin.
1. Hormon melatonin : Pada remaja hormon ini dihasilkan lebih
banyak bila dibandingkan dengan orang dewasa. Melatonin
merupakan hormon yang berfungsi untuk mengatur irama
sirkandian manusia. Hormon ini berperan untuk mengatur rasa
kantuk pada diri seseorang.
2.4.2. Hipofisis

Hipofisis dibedakan menjadi dua bagian, yaitu hipofisis


anterior (adenohipofisis) serta hipofisis posterior (neurohipofisis).
Antara hipofisis anterior dan hipofisis posterior, terdapat suatu
daerah kecil yang disebut sebagai pars intermedia.

6
Gambar 2.6 Kelenjar Hipofisis dan fungsinya

1. Lobus Anterior/Adenohypophysis
Secara embirologis, hipofisis anterior merupakan bagian hipofisis
yang berasal dari kantong rathke. Kantung ranthke merupakan
suatu invaginasi epitel faring sewaktu pembentukan embrio. Hal
ini berbeda dengan hipofisis posterior (Guyton, 2012).

Gambar 2.7 kelenjar Hipofisis Anterior


Macam-macam fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis
lobus anterior :

7
No. Sel yang Hormon Fungsi
Menghasilkan
1 Sel orangeophil GH (Growth Hormon yang
(alpha Hormone) berfungsi merangsang
acidophil/sel pertumbuhan tulang,
somatotrope) jaringan lemak, serta
visera penting pada
individu yang masih
muda. Selain itu,
hormon ini berfungsi
mengatur metabolisme
protein, elektrolit,
karbohidrat dan lemak.
kekurangan hormon
ini pada anak-anak-
anak menyebabkan
pertumbuhannya
terhambat /kerdil
(kretinisme), jika
kelebihan akan
menyebabkan
pertumbuhan raksasa
(gigantisme). Jika
kelebihan terjadi pada
saat dewasa, akan
menyebabkan
pertumbuhan tidak
seimbang pada tulang
jari tangan, kaki,
rahang, ataupun
tulang hidung yang
disebut akromegali.
2 Sel carminophil Hormon prolaktin Merangsang
(epsilon (luteotropic pertumbuhan payudara
acidophil/sel hormone/ LTH). wanita dan
mammotrope) memproduksi air susu
3 Sel beta basophil thyrotropic Menstimulasi sintesis
(sel thyrotropic) hormon/thyroid dan sekresi hormon
stimulating tiroid (tiroksin dan
hormone/TSH triiodotironin)
4 Sel 1. Follicle 1. Merangsang
gonadothropic Stimulating pematangan
- Sel Hormone folikel dalam
gonadothropic (FSH) ovarium dan
pada wanita 2. Luteinizing menghasilkan
Hormone (LH) estrogen
2. Mempengaruhi
pematangan

8
folikel dalam
ovarium dan
menghasilkan
progestron
- Sel 1. Follicle 1. Merangsang
gonadothropic Stimulating terjadinya
pada pria Hormone (FSH) spermatogenesis
2. Interstitial Cell (proses
Stimulating pematangan
Hormone sperma)
(ICSH) 2. Merangsang sel-
sel interstitial
testis untuk
memproduksi
testosteron dan
androgen
5 Sel corticotrophic ACTH Menstimulasi sintesis
(Adenocorticotropic dan sekresi hormon
Hormone). adenokortikal
(kortisol, androgen dan
aldosterone).
6 Sel pada pars Melanocyte- Mempengaruhi
intermedia stimulating kondisi kulit,
hormone (MSH). membantu proses
pigmentasi

2. Lobus Posterior/Neurohipophyisis

Gambar 2.8 kelenjar Hipofisis Posterior

Hipofisis posterior merupakan bagian hipofisis yang berasal


dari evagianasi atau penonjolan jaringan saraf dari hipotalamus.
Macam-macam fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis
lobus posterior :

9
No. Hormon Fungsi
1 Antidiuretic hormone Meningkatkan reabsorbsi air oleh
(ADH/vasopressin) ginjal dan menimbulkan
vasokontriksi serta meningkatkan
tekanan darah
2 Oksitosin Merangsang ejeksi air susu dari
payudara dan merangsang
kontraksi uterus
(Guyton, 2012).
2.4.3. Kelenjar Thyroid
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin terbesar di
dalam tubuh. Secara normal, kelenjar ini memiliki berat 15-20 gram
pada manusia dewasa. Kelenjar tiroid terletak tepat dibawah laring
pada kedua sisi dan sebelah anterior trakea, serta terdiri dari dua lobus,
yaitu lobus dekstra dan sinistra. Kedua lobus ini saling berhubungan.
Masing-masing lobus memiliki tebal 2 cm, panjang 4 cm, dan lebar
2,5 cm. Secara mikroskopis, struktur kelenjar tiroid ini terdiri dari
banyak folikel-folikel tertutup yang dipenuhi oleh bahan sekretorik
yang disebut koloid. Koloid ini dibatasi oleh sel-sel epitel kuboid
yang berperan mengeluarkan hormonnya ke bagian folikel.

Gambar 2. 9 Kelenjar Tiroid dan kelenjar Paratiroid

Unsur Secara fisiologis, kelenjar tiroid ini berfungsi untuk


menyesekresikan dua hormon utama, yaitu tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3).

10
1. Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3). Sekeresi hormon tiroid ini
memerlukan bantuan TSH untuk endosistosis koloid pada
mikrovili, enzim proteolitik untuk memecahkan tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3) dari trigobulin. Selanjutnya tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3) akan dilepaskan ke dalam darah. Kedua
hormon berfungsi untuk meningkatkan kecepatan metabolisme
tubuh dengan meningkatkan kecepatan reaksi kimia di sebagian
besar sel (Guyton, 2012).
2. Kalsitonin. Selain tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3), kelenjar ini
juga menyesekresikan kalsitonin. Hormon kalsitonin merupakan
hormon yang berfungsi untuk menambah deposit kalsium di
tulang. Selain itu, hormon ini berfungsi untuk mengurangi
konsentrasi kalsium di cairan ekstrasel (Guyton, 2012).
Jenis penyakit tiroid yang utama:
a. Hipertiroidisme / Tirotoksikosis
Hyperthyroidism / thyrotoxicosis, hormon tiroid T3 dan T4
didapati lebih tinggi daripada orang biasa.
b. Hipotiroidisme
2.4.4. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid merupakan kelenjar yang terletak di atas
selaput yang membungkus kelenjar tiroid. Kelenjar ini terdiri dari 4
buah. Setiap dua pasang kelenjar ini terletak pada dibelakang tiap
lobus dari kelenjar tiroid. Setiap kelenjar paratiroid berukuran kira-
kira 5x5x3 mm, dengan berat sekitar 25-30 mg.

11
Gambar 2. 10 Kelenjar Parathiroid
Sel utama dari kelenjar ini terdiri dari sel prinsipal dan sel
oksifil. Sel prinsipal ada 2 macam, yaitu sel prinsipal terang dan sel
prinsipal gelap. Jumlah sel prinsipal lebih banyak dibanding sel
oksifil. Hormone yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid adalah
hormone Paratiroksin.

Paratiroksin merupakan polipeptida produk sekretorik sel-sel


prinsipal kelenjar paratiroid . Hormon ini berfungsi untuk mengatur
konsentrasi ion kalsium serum. Produksi hormon paratiroksin akan
meningkat apabila kadar kalsium dalam plasma menurun. Hormon ini
meningkatkan kadar kalsium dalam darah dengan meningkatkan
absorbsi kalsium pada usus dan ginjal, serta melepaskan kalsium dari
tulang.

2.4.5. Kelenjar suprarenalis/adrenal


Kelenjar adrenal merupakan kelenjar berbentuk ceper yang
terdapat di bagian atas ginjal. Kelenjar adrenal berjumlah dua buah,
terdapat satu pada masing-masing ginjal. Kelenjar ini memiliki berat
kira-kira 5-9 gram. Kelenjar ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian
luar (korteks) serta bagian dalam (medula). Bagian korteks
merupakan bagian kelenjar yang berasal dari sel-sel mesodermal,
sedangkan bagian medula merupakan bagian yang berasal dari sel-sel
ectodermal. Perbatasan korteks-medula interdigitasi atau dapat
terlihat jelas.

12
Gambar 2.11 Kelenjar Adrena
1. Bagian Kortex
Bagian korteks adrenal merupakan bagian yang tersusun
dari sel-sel sekretorik berbentuk polihedral tersusun dalam bentuk
tali-tali, biasanya setebal 2 sel. Tali-tali tersebut terorientasi
secara radial dari daerah medula. Bagian ini terbagi menjadi
beberapa zona, yaitu zona gromerulosa (lapisan luar), zona
fasikulata (lapisan tengah yang paling besar), zona retikularis
(lapisan dalam langsung yang mengelilingi medula).
No. Hormon Fungsi
1. Aldosteron (salah satu Meningkatkan reabsorbsi
jenis hormon dari natrium ginjal, sekresi kalium,
golongan dan sekresi ion hidrogen
mineralkortikoid)
2. Glukokortikoid (jenis 1. Meningkatkan glikogenesis
hormon yang terutama dan glukogenesis di dalam
dilepaskan adalah sel hati
kortisol) 2. Meningkatkan metabolisme
protein terutama di otot dan
tulang
3. Meningkatkan sintesis
DNA dan RNA dalam sel
hati
4. Menahan ion Na dan ion Cl,
meningkatkan sekresi ion K
di dalam ginjal
5. Menurunkan ambang
rangsangan susunan saraf
pusat
6. Menggiatkan sekresi asam
lambung
7. Menguatkan efek
noreadrenalin terhadap

13
pembuluh darah dan
merendahkan permeabilitas
dinding pembuluh darah
8. Mempunyai efek
antiinflamasi. Hormon ini
menstabilkan membran
lisosom, menurunkan
sintesis kolagen,
meninggikan degradasi
kolagen, dan menghambat
prolifuasi fibroblas.
9. Menurunkan daya tahan
terhadap infeksi dan
menghambat pembentukan
antibody
10. Menghambat
pelepasan histamin dan
reaksi alergi
3. Androgen (terutama Hormon yang terkait dengan
ketosteroid maskulinisasi yang memacu
dehidroepialdosteron) anabolisme protein dan
merangsang pertumbuhan.
4. Estrogen Memacu pertumbuhan dan
perkembangan sistem
reproduksi wanita, payudara
wanita dan ciri seksual
sekunder wanita.
(Guyton, 2012)
2. Bagian Medulla
Medula adrenal memiliki beberapa komponen utama
medula, yaitu sel kelenjar, sel ganglion, venula, dan kapiler. Sel
kelenjar dari medula adrenal berukuran besar, berbentuk
kolumner atau polihedral, nukleusnya besar dan vesikuler. Sel
kelenjar ini terpolarisasi, satu kutub menghadap venula, kutub
yang lain menghadap kapiler. Sitoplasmanya basofil serta
memiliki granula yang tercat kromafin yang sering disebut
adrenokron. Sel-selnya disebut sel kromafin atau feokrom. Ini
berkaitan dengan sistem saraf simpatis yang menyekresikan
epinefrin dan norepinefrin sebagai respon terhadap rangsang
simpatis. Sel kelenjar dapat memproduksi efinefrin disamping

14
norefrinefrin yang diubah oleh enzim yang dirangsang oleh
kortisol.
No. Hormon Fungsi
1. Norefinefrin Pada sistem kardiovaskuler, hormon
ini menyebabkan vasokonstriksi
sehingga hormon ini berperan dalam
meningkatkan tekanan darah.
Tekanan darah yang meningkat
berperan untuk memperbaiki
keadaan syok yang bukan disebabkan
oleh pendarahan.
2. Efinefrin 1. Pada sistem kardiovaskuler,
hormon ini berfungsi untuk
memvasodilatasi arteriole dari otot
tulang serta memvasokontriksi
arteriole pada kulit. Pada jantung,
efinefrin berfungsi menambah
atau meningkatkan kontraksi otot
jantung, serta memperbesar curah
jantung.
2. Hormon ini juga dapat berdampak
terhadap metabolisme. Terkait
dengan metabolisme tubuh,
hormon ini berfungsi untuk:
- Mestimulasi pemecahan
glikogen oleh hepar dan otot.
Aksi iniberfungsi untuk
menaikkan tekanan darah
melalui penambahan AMP
(Adenosin monofosfat).
- Menyebabkan efek lipolisis
dalam jaringan lemak. Efek
lipolisis menyebabkan
pelepasan amino dan gliserol
dalam darah. Asam lemak
sebagai pemicu dalam otot dan
hati untuk proses
glukoneogenesis.
- Menghalangi pelepasan insulin
dalam pancreas.
- Dalam keadaan darurat,
efinefrin digunakan untuk
melepas asam lemak dari
jaringan untuk pembakar dalam
otot, meningkatkan mobilisasi
glukosa dengan menambah
glukoneogenolisis serta

15
glukogenesis, mengurangi
uptake glukosa dalam otot,
mengurangi pelepasan insulin,
sehingga glukosa digunakan
oleh sistem saraf sentral.
3. Hormon ini juga berdampak
terhadap otot polos dari vicera.
Efinefrin dapat menyebabka
relaksasi otot polos gaster, usus,
vesica urinaria serta otot polos
bronkus.

Gambar 2.12 Kelenjar Adrenal bagian korteks dan medulla

2.4.6. Kelenjar Thymus


Kelenjar thymus terletak di rongga dada. Kelenjar ini menghasilkan
hormone somatotrof. Adapun fungsi hormone ini adalah untuk :
1. Mengatur proses pertumbuhan.
2. Kekebalan tubuh/imunitas setelah kelahiran.
3. Memacu pertumbuhan dan pematangan sel Limfosit yang
menghasilkan Lymphocyte cell/T Cell.

Gambar 2.13 Kelenjar Thymus

16
2.4.7. Kelenjar pancreas/langerhans
Kelenjar pancreas/langerhans merupakan merupakan
sekelompok sel yang terletak pada pankreas. Sehingga dikenal
dengan pulau – pulau langerhans. Kelenjar pancreas/langerhans
menghasilkan hormon insulin dan hormon glukagon.
1. Hormon Insulin Bersifat antagonis dengan hormon adrenalin.
Hormon ini berfungsi :
a. Mengatur kadar glukosa dalam darah.
b. Membantu pengubahan glukosa menjadi glikogen dalam hepar
dan otot.
2. Hormon Glukagon Hormon ini mempunyai sifat kerja yang
sinergis dengan hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi
meningkatkan kadar gula dalam darah dan mengubah glikogen
menjadi glukosa dalam peristiwa glikolisis.

Gambar 2.14 anatomi pancreas

2.4.8. Kelenjar kelamin/gonad


Kelenjar kelamin/gonad pada wanita terletak di ovarium di
rongga perut dan pada pria letaknya di testis di rongga perut bawah.
Menghasilkan hormon dan sel kelamin. Macamnya ada 2 sel kelamin
:
1. Sel Testis
Menghasilkan Hormon Androgen, Ex : Hormon Testosteron,
merupakan satu hormon yang terpenting dalam pembentukan sel
spermatozoa. Fungsi Hormon Testosteron :

17
a. Mengatur ciri kelamin sekunder.
b. Mempertahankan proses spermatogenesis.

Gambar 2.15 Sistem reproduksi pria

2. Sel Ovarium
Menghasilkan 3 hormon penting dalam seorang wanita :
a. Hormon Estrogen, hormon ini berfungsi untuk memperlihatkan
ciri-ciri kelamin sekunder wanita.
b. Hormon Progesteron, hormon ini berfungsi mempersiapkan
masa kehamilan dengan menebalkan dinding uterus dan enjaga
kelenjar susu dalam menghasilkan air susu.
c. .Hormon Relaksin, hormon ini berfungsi untuk membantu
proses persalinan dalam kontraksi otot.

Gambar 2.16 Sel ovarium

18
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1) FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone)
yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis
mengeluarkan FSH.
2) LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang
dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis
mengeluarkan LH.
3) PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat
hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin.

2.5. Karakteristik Sistem Endokrin


Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan
struktur tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.
Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:
2.5.1. Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.
Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada
pagi hari dan menurun pada malam hari.
2.5.2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu
tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak
dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.
2.5.3. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada
kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons
terhadap kadar kalsium serum.\
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan
tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon
mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan
biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor
yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.

Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan


hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar
lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain
dan diekskresi oleh ginjal.

19
2.6. Pengendalian Endokrin
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon
di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi
tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon
harus diatur dalam batas-batas yang tepat.
Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih
banyak atau lebih sedikit hormon. Hipotalamus dan kelenjar hipofisa
melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya
yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu
masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target.
Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus
dan kelenjar Hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi
dan mereka berhenti melepaskan hormon.
Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah
kendali hipofisa. Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa
memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus
menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar
hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur
juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya.

Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa


terhadap bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat
bahwa organ memberikan respon terhadap semacam jam biologis.

2.7. Klasifikasi hormone


2.7.1. Hormon perkembangan : hormon yangmemegang peranan di dalam
perkembangandan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar
gonad.
2.7.2. Hormon metabolisme : proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur
oleh bermacam-macam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan
katekolamin.
2.7.3. Hormon tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan
fungsi endokrin yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang

20
pertumbuhan folikel (FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis
(LH).
2.7.4. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral : kalsitonin dihasilkan
oleh kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.

2.8. Hormon Utama


Yang
Hormon menghasilkan Fungsi
Membantu mengatur
keseimbangan garam dan air
Aldosteron Kelenjar adrenal dengan cara menahan garam
dan air serta membuang
kalium
• Menyebabkan ginjal
menahan air
Hormon
• Bersama dengan aldosteron,
antidiuretik Kelenjar hipofisa
membantu mengendalikan
(vasopresin)
tekanan darah

Memiliki efek yang luas di


seluruh tubuh, terutama
sebagai:

• Anti peradangan
Kortikosteroid Kelenjar adrenal • Mempertahankan kadar gula
darah, tekanan darah dan
kekuatan otot
• Membantu mengendalikan
keseimbangan garam dan air

Mengendalikan pembentukan
Kortikotropin Kelenjar hipofisa dan pelepasan hormon oleh
korteks adrenal
Merangsang pembentukan sel
Eritropoietin Ginjal
darah merah
Mengendalikan
Estrogen Indung telur perkembangan ciri seksual
dan sistem reproduksi wanita
Meningkatkan kadar gula
Glukagon Pankreas
darah
• Mengendalikan
Hormon
Kelenjar hipofisa pertumbuhan dan
pertumbuhan
perkembangan

21
• Meningkatkan pembentukan
protein

• Menurunkan kadar gula


darah
• Mempengaruhi metabolisme
Insulin Pankreas
glukosa, protein dan lemak
di seluruh tubuh

• Mengendalikan fungsi
reproduksi (pembentukan
sperma dan sementum,
LH pematangan sel telur, siklus
(luteinizing menstruasi
hormone) • Mengendalikan ciri seksual
Kelenjar hipofisa
FSH (follicle- pria dan wanita (penyebaran
stimulating rambut, pembentukan otot,
hormone) tekstur dan ketebalan kulit,
suara dan bahkan mungkin
sifat kepribadian)

Menyebabkan kontraksi otot


Oksitosin Kelenjar hipofisa rahim dan saluran susu di
payudara
• Mengendalikan
pembentukan tulang
Hormon
Kelenjar paratiroid • Mengendalikan pelepasan
paratiroid
kalsium dan fosfat

• Mempersiapkan lapisan
rahim untuk penanaman sel
telur yang telah dibuahi
Progesteron Indung telur • Mempersiapkan kelenjar
susu untuk menghasilkan
susu

Memulai dan
mempertahankan
Polaktin Kelenjar hipofisa
pembentukan susu di kelenjar
susu
Renin dan
Ginjal Mengendalikan tekanan darah
angiotensin
Mengatur pertumbuhan,
Hormon tiroid Kelenjar tiroid pematangan dan kecepatan
metabolism
Merangsang pembentukan dan
TSH
Kelenjar hipofisa pelepasan hormon oleh
(tyroid-
kelenjar tiroid

22
stimulating
hormone)

23
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol
dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja
untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain
saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.
Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan
hemoestatis, membatu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam
sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan
kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.

3.2. Saran

Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan


kelainan, baik karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau
kesalahan mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar
selalu dapat beraktivitas dengan baik.

24
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A. C. (2012). Fisiologi Kedokteran (Textbook of Medical Physicology)


(Edisi 11). Jakarta: EGC.
Luwita, D. S. (2014). Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan Paramedis.
Tangerang Selatan,
file:///C:/Users/AXIO/Downloads/MAKALAH%20KEL.%201%20SISTE
M%20ENDOKRIN%20(1).pdf.
Nugroho, Setyo Adi. (2018, Agustus 28). Medical-Surgical Nursing: An
Integrated. Retrieved 09 kamis, 2022, from Buku Ajar Anatomi dan
Fisiologi Sistem Tubuh: t:
https://www.researchgate.net/publication/353764405

25
26

Anda mungkin juga menyukai