ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
system endokrin bekerja melalui hormon, maka system syaraf bekerja melalui
neuro transmitter yang dihasilkan oleh ujung-ujung syraf.
Struktur terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin.
Kelenjar eksokrin melepas sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh,
seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar
endokrin termasuk hepar, pancreas (kelenjar endokrin dan eksokrin),
payudaara , kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin
melepaskan sekresinya lengsung ke dalaam darah.
1.3. Tujuan
Sebagaimana rumusan masalah diatas, penulis mempunyai tujuan sebagai
berikut:
1.3.1. Mampu Menjelaskan Mengenai Anatomi Sistem Endokrin.
1.3.2. Mampu Menjelaskan Fisiologis System Endokrin.
1.4. Manfaat
Kami sebagai penulis makalah ini, semoga makalah kami dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan juga bermanfaat bagi penulis, diharapkan pembaca
semakin memahafi lagi tentang Anatomi dan Fisiologi System Endokrin.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-
kelenjar tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya
hormon tersebut hanya menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal,
kelenjar hipofisis / pituitary, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar
adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus. Selain itu ada beberapa organ
endokrin yang menghasilkan zat lain selain hormon yakni:
Kelenjar Hormon Zat lain yang
dihasilkan
Pankreas Insulin, glukagon Enzim pencernaan
Testis Testosteron Sel sperma
Ovarium Estrogen, Sel telur / ovum
progesteron
4
messenger-kedua, sementara hormon steroid dapat menembus
membran sel dengan bebas.
Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu
hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas,
ovarium, dan testis.
2.4.1. Kelenjar pinealis
Kelenjar pienalis atau kelenjar epifise terdapat di dalam
ventrikel otak. Kelenjar ini menonjol dari mesensefalon ke atas dan
ke belakang kolikus superior. Kelenjar ini berukuran kecil dan
berwarna merah seperti cemara.
5
Dari segi struktur, kelenjar pienalis dibungkus jaringan ikat piamater.
Elemen-elemen jaringan ikat membentuk septasi dan lobulasi.
Komponen seluler utama dari kelenjar ini adalah astrosit dan
pienalisosit (sel epiteloid). Sel-sel jaringan ikat (sel plasma, fibroblas,
sel mast, makrofag) juga sering ditemukan. Fungsi dari kelenjar
pienalis ini belum diketahui secara jelas. Kelenjar ini menghasilkan
sekresi interna yang berfungsi untuk membantu pankreas serta
kelenjar kelamin yang penting untuk mengatur aktivitas seksual serta
reproduksi manusia. Dalam menjalankan fungsinya, kelenjar pienalis
diatur oleh syarat syaraf yang ditimbulkan cahaya oleh mata.
Kelenjar ini menyekresikan melatonin.
1. Hormon melatonin : Pada remaja hormon ini dihasilkan lebih
banyak bila dibandingkan dengan orang dewasa. Melatonin
merupakan hormon yang berfungsi untuk mengatur irama
sirkandian manusia. Hormon ini berperan untuk mengatur rasa
kantuk pada diri seseorang.
2.4.2. Hipofisis
6
Gambar 2.6 Kelenjar Hipofisis dan fungsinya
1. Lobus Anterior/Adenohypophysis
Secara embirologis, hipofisis anterior merupakan bagian hipofisis
yang berasal dari kantong rathke. Kantung ranthke merupakan
suatu invaginasi epitel faring sewaktu pembentukan embrio. Hal
ini berbeda dengan hipofisis posterior (Guyton, 2012).
7
No. Sel yang Hormon Fungsi
Menghasilkan
1 Sel orangeophil GH (Growth Hormon yang
(alpha Hormone) berfungsi merangsang
acidophil/sel pertumbuhan tulang,
somatotrope) jaringan lemak, serta
visera penting pada
individu yang masih
muda. Selain itu,
hormon ini berfungsi
mengatur metabolisme
protein, elektrolit,
karbohidrat dan lemak.
kekurangan hormon
ini pada anak-anak-
anak menyebabkan
pertumbuhannya
terhambat /kerdil
(kretinisme), jika
kelebihan akan
menyebabkan
pertumbuhan raksasa
(gigantisme). Jika
kelebihan terjadi pada
saat dewasa, akan
menyebabkan
pertumbuhan tidak
seimbang pada tulang
jari tangan, kaki,
rahang, ataupun
tulang hidung yang
disebut akromegali.
2 Sel carminophil Hormon prolaktin Merangsang
(epsilon (luteotropic pertumbuhan payudara
acidophil/sel hormone/ LTH). wanita dan
mammotrope) memproduksi air susu
3 Sel beta basophil thyrotropic Menstimulasi sintesis
(sel thyrotropic) hormon/thyroid dan sekresi hormon
stimulating tiroid (tiroksin dan
hormone/TSH triiodotironin)
4 Sel 1. Follicle 1. Merangsang
gonadothropic Stimulating pematangan
- Sel Hormone folikel dalam
gonadothropic (FSH) ovarium dan
pada wanita 2. Luteinizing menghasilkan
Hormone (LH) estrogen
2. Mempengaruhi
pematangan
8
folikel dalam
ovarium dan
menghasilkan
progestron
- Sel 1. Follicle 1. Merangsang
gonadothropic Stimulating terjadinya
pada pria Hormone (FSH) spermatogenesis
2. Interstitial Cell (proses
Stimulating pematangan
Hormone sperma)
(ICSH) 2. Merangsang sel-
sel interstitial
testis untuk
memproduksi
testosteron dan
androgen
5 Sel corticotrophic ACTH Menstimulasi sintesis
(Adenocorticotropic dan sekresi hormon
Hormone). adenokortikal
(kortisol, androgen dan
aldosterone).
6 Sel pada pars Melanocyte- Mempengaruhi
intermedia stimulating kondisi kulit,
hormone (MSH). membantu proses
pigmentasi
2. Lobus Posterior/Neurohipophyisis
9
No. Hormon Fungsi
1 Antidiuretic hormone Meningkatkan reabsorbsi air oleh
(ADH/vasopressin) ginjal dan menimbulkan
vasokontriksi serta meningkatkan
tekanan darah
2 Oksitosin Merangsang ejeksi air susu dari
payudara dan merangsang
kontraksi uterus
(Guyton, 2012).
2.4.3. Kelenjar Thyroid
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin terbesar di
dalam tubuh. Secara normal, kelenjar ini memiliki berat 15-20 gram
pada manusia dewasa. Kelenjar tiroid terletak tepat dibawah laring
pada kedua sisi dan sebelah anterior trakea, serta terdiri dari dua lobus,
yaitu lobus dekstra dan sinistra. Kedua lobus ini saling berhubungan.
Masing-masing lobus memiliki tebal 2 cm, panjang 4 cm, dan lebar
2,5 cm. Secara mikroskopis, struktur kelenjar tiroid ini terdiri dari
banyak folikel-folikel tertutup yang dipenuhi oleh bahan sekretorik
yang disebut koloid. Koloid ini dibatasi oleh sel-sel epitel kuboid
yang berperan mengeluarkan hormonnya ke bagian folikel.
10
1. Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3). Sekeresi hormon tiroid ini
memerlukan bantuan TSH untuk endosistosis koloid pada
mikrovili, enzim proteolitik untuk memecahkan tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3) dari trigobulin. Selanjutnya tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3) akan dilepaskan ke dalam darah. Kedua
hormon berfungsi untuk meningkatkan kecepatan metabolisme
tubuh dengan meningkatkan kecepatan reaksi kimia di sebagian
besar sel (Guyton, 2012).
2. Kalsitonin. Selain tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3), kelenjar ini
juga menyesekresikan kalsitonin. Hormon kalsitonin merupakan
hormon yang berfungsi untuk menambah deposit kalsium di
tulang. Selain itu, hormon ini berfungsi untuk mengurangi
konsentrasi kalsium di cairan ekstrasel (Guyton, 2012).
Jenis penyakit tiroid yang utama:
a. Hipertiroidisme / Tirotoksikosis
Hyperthyroidism / thyrotoxicosis, hormon tiroid T3 dan T4
didapati lebih tinggi daripada orang biasa.
b. Hipotiroidisme
2.4.4. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid merupakan kelenjar yang terletak di atas
selaput yang membungkus kelenjar tiroid. Kelenjar ini terdiri dari 4
buah. Setiap dua pasang kelenjar ini terletak pada dibelakang tiap
lobus dari kelenjar tiroid. Setiap kelenjar paratiroid berukuran kira-
kira 5x5x3 mm, dengan berat sekitar 25-30 mg.
11
Gambar 2. 10 Kelenjar Parathiroid
Sel utama dari kelenjar ini terdiri dari sel prinsipal dan sel
oksifil. Sel prinsipal ada 2 macam, yaitu sel prinsipal terang dan sel
prinsipal gelap. Jumlah sel prinsipal lebih banyak dibanding sel
oksifil. Hormone yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid adalah
hormone Paratiroksin.
12
Gambar 2.11 Kelenjar Adrena
1. Bagian Kortex
Bagian korteks adrenal merupakan bagian yang tersusun
dari sel-sel sekretorik berbentuk polihedral tersusun dalam bentuk
tali-tali, biasanya setebal 2 sel. Tali-tali tersebut terorientasi
secara radial dari daerah medula. Bagian ini terbagi menjadi
beberapa zona, yaitu zona gromerulosa (lapisan luar), zona
fasikulata (lapisan tengah yang paling besar), zona retikularis
(lapisan dalam langsung yang mengelilingi medula).
No. Hormon Fungsi
1. Aldosteron (salah satu Meningkatkan reabsorbsi
jenis hormon dari natrium ginjal, sekresi kalium,
golongan dan sekresi ion hidrogen
mineralkortikoid)
2. Glukokortikoid (jenis 1. Meningkatkan glikogenesis
hormon yang terutama dan glukogenesis di dalam
dilepaskan adalah sel hati
kortisol) 2. Meningkatkan metabolisme
protein terutama di otot dan
tulang
3. Meningkatkan sintesis
DNA dan RNA dalam sel
hati
4. Menahan ion Na dan ion Cl,
meningkatkan sekresi ion K
di dalam ginjal
5. Menurunkan ambang
rangsangan susunan saraf
pusat
6. Menggiatkan sekresi asam
lambung
7. Menguatkan efek
noreadrenalin terhadap
13
pembuluh darah dan
merendahkan permeabilitas
dinding pembuluh darah
8. Mempunyai efek
antiinflamasi. Hormon ini
menstabilkan membran
lisosom, menurunkan
sintesis kolagen,
meninggikan degradasi
kolagen, dan menghambat
prolifuasi fibroblas.
9. Menurunkan daya tahan
terhadap infeksi dan
menghambat pembentukan
antibody
10. Menghambat
pelepasan histamin dan
reaksi alergi
3. Androgen (terutama Hormon yang terkait dengan
ketosteroid maskulinisasi yang memacu
dehidroepialdosteron) anabolisme protein dan
merangsang pertumbuhan.
4. Estrogen Memacu pertumbuhan dan
perkembangan sistem
reproduksi wanita, payudara
wanita dan ciri seksual
sekunder wanita.
(Guyton, 2012)
2. Bagian Medulla
Medula adrenal memiliki beberapa komponen utama
medula, yaitu sel kelenjar, sel ganglion, venula, dan kapiler. Sel
kelenjar dari medula adrenal berukuran besar, berbentuk
kolumner atau polihedral, nukleusnya besar dan vesikuler. Sel
kelenjar ini terpolarisasi, satu kutub menghadap venula, kutub
yang lain menghadap kapiler. Sitoplasmanya basofil serta
memiliki granula yang tercat kromafin yang sering disebut
adrenokron. Sel-selnya disebut sel kromafin atau feokrom. Ini
berkaitan dengan sistem saraf simpatis yang menyekresikan
epinefrin dan norepinefrin sebagai respon terhadap rangsang
simpatis. Sel kelenjar dapat memproduksi efinefrin disamping
14
norefrinefrin yang diubah oleh enzim yang dirangsang oleh
kortisol.
No. Hormon Fungsi
1. Norefinefrin Pada sistem kardiovaskuler, hormon
ini menyebabkan vasokonstriksi
sehingga hormon ini berperan dalam
meningkatkan tekanan darah.
Tekanan darah yang meningkat
berperan untuk memperbaiki
keadaan syok yang bukan disebabkan
oleh pendarahan.
2. Efinefrin 1. Pada sistem kardiovaskuler,
hormon ini berfungsi untuk
memvasodilatasi arteriole dari otot
tulang serta memvasokontriksi
arteriole pada kulit. Pada jantung,
efinefrin berfungsi menambah
atau meningkatkan kontraksi otot
jantung, serta memperbesar curah
jantung.
2. Hormon ini juga dapat berdampak
terhadap metabolisme. Terkait
dengan metabolisme tubuh,
hormon ini berfungsi untuk:
- Mestimulasi pemecahan
glikogen oleh hepar dan otot.
Aksi iniberfungsi untuk
menaikkan tekanan darah
melalui penambahan AMP
(Adenosin monofosfat).
- Menyebabkan efek lipolisis
dalam jaringan lemak. Efek
lipolisis menyebabkan
pelepasan amino dan gliserol
dalam darah. Asam lemak
sebagai pemicu dalam otot dan
hati untuk proses
glukoneogenesis.
- Menghalangi pelepasan insulin
dalam pancreas.
- Dalam keadaan darurat,
efinefrin digunakan untuk
melepas asam lemak dari
jaringan untuk pembakar dalam
otot, meningkatkan mobilisasi
glukosa dengan menambah
glukoneogenolisis serta
15
glukogenesis, mengurangi
uptake glukosa dalam otot,
mengurangi pelepasan insulin,
sehingga glukosa digunakan
oleh sistem saraf sentral.
3. Hormon ini juga berdampak
terhadap otot polos dari vicera.
Efinefrin dapat menyebabka
relaksasi otot polos gaster, usus,
vesica urinaria serta otot polos
bronkus.
16
2.4.7. Kelenjar pancreas/langerhans
Kelenjar pancreas/langerhans merupakan merupakan
sekelompok sel yang terletak pada pankreas. Sehingga dikenal
dengan pulau – pulau langerhans. Kelenjar pancreas/langerhans
menghasilkan hormon insulin dan hormon glukagon.
1. Hormon Insulin Bersifat antagonis dengan hormon adrenalin.
Hormon ini berfungsi :
a. Mengatur kadar glukosa dalam darah.
b. Membantu pengubahan glukosa menjadi glikogen dalam hepar
dan otot.
2. Hormon Glukagon Hormon ini mempunyai sifat kerja yang
sinergis dengan hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi
meningkatkan kadar gula dalam darah dan mengubah glikogen
menjadi glukosa dalam peristiwa glikolisis.
17
a. Mengatur ciri kelamin sekunder.
b. Mempertahankan proses spermatogenesis.
2. Sel Ovarium
Menghasilkan 3 hormon penting dalam seorang wanita :
a. Hormon Estrogen, hormon ini berfungsi untuk memperlihatkan
ciri-ciri kelamin sekunder wanita.
b. Hormon Progesteron, hormon ini berfungsi mempersiapkan
masa kehamilan dengan menebalkan dinding uterus dan enjaga
kelenjar susu dalam menghasilkan air susu.
c. .Hormon Relaksin, hormon ini berfungsi untuk membantu
proses persalinan dalam kontraksi otot.
18
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1) FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone)
yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis
mengeluarkan FSH.
2) LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang
dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis
mengeluarkan LH.
3) PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat
hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin.
19
2.6. Pengendalian Endokrin
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon
di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi
tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon
harus diatur dalam batas-batas yang tepat.
Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih
banyak atau lebih sedikit hormon. Hipotalamus dan kelenjar hipofisa
melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya
yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu
masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target.
Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus
dan kelenjar Hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi
dan mereka berhenti melepaskan hormon.
Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah
kendali hipofisa. Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa
memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus
menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar
hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur
juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya.
20
pertumbuhan folikel (FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis
(LH).
2.7.4. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral : kalsitonin dihasilkan
oleh kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.
• Anti peradangan
Kortikosteroid Kelenjar adrenal • Mempertahankan kadar gula
darah, tekanan darah dan
kekuatan otot
• Membantu mengendalikan
keseimbangan garam dan air
Mengendalikan pembentukan
Kortikotropin Kelenjar hipofisa dan pelepasan hormon oleh
korteks adrenal
Merangsang pembentukan sel
Eritropoietin Ginjal
darah merah
Mengendalikan
Estrogen Indung telur perkembangan ciri seksual
dan sistem reproduksi wanita
Meningkatkan kadar gula
Glukagon Pankreas
darah
• Mengendalikan
Hormon
Kelenjar hipofisa pertumbuhan dan
pertumbuhan
perkembangan
21
• Meningkatkan pembentukan
protein
• Mengendalikan fungsi
reproduksi (pembentukan
sperma dan sementum,
LH pematangan sel telur, siklus
(luteinizing menstruasi
hormone) • Mengendalikan ciri seksual
Kelenjar hipofisa
FSH (follicle- pria dan wanita (penyebaran
stimulating rambut, pembentukan otot,
hormone) tekstur dan ketebalan kulit,
suara dan bahkan mungkin
sifat kepribadian)
• Mempersiapkan lapisan
rahim untuk penanaman sel
telur yang telah dibuahi
Progesteron Indung telur • Mempersiapkan kelenjar
susu untuk menghasilkan
susu
Memulai dan
mempertahankan
Polaktin Kelenjar hipofisa
pembentukan susu di kelenjar
susu
Renin dan
Ginjal Mengendalikan tekanan darah
angiotensin
Mengatur pertumbuhan,
Hormon tiroid Kelenjar tiroid pematangan dan kecepatan
metabolism
Merangsang pembentukan dan
TSH
Kelenjar hipofisa pelepasan hormon oleh
(tyroid-
kelenjar tiroid
22
stimulating
hormone)
23
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol
dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja
untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain
saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.
Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan
hemoestatis, membatu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam
sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan
kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.
3.2. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
25
26