SISTEM ENDOKRIN
OLEH :
Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Endokrin”
tepat pada waktunya.
Makalah ini penulis susun untuk melengkapi tugas Ilmu Dasar Keperawatan, selain itu untuk
mengetahui dan memahami Sistem Endokrin Manusia.
Penulis mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang
Sistem endokrin dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik vertebrata maupun
invertebrata. Sistem endokrin (hormon) dari sistem saraf secara bersama lebih dikenal
sebagai super sistem neuroendokrin yang bekerja sama secara kooperatif untuk
menyelenggarakan fungsi kendali dan koordinasi pada tubuh hewan. Pada umumnya, sistem
endokrin bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi fisiologi tubuh, antara lain aktivitas
metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, regulasi osmotik, dan regulasi ionik.
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah nama organ
endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjar melalui satu saluran, tetapi
langsung masuk ke dalam darahyang beredar di dalam kelenjar. Kata “endokrin” berasal dari
bahasa Yunani yang berarti “sekresi ke dalam”; zat aktif utama dari sekresi internal ini
disebut hormon, dari kataYunani yang berarti “merangsang”. Beberapa dari organ endokrin
menghasilkan satu hormon tunggal, sedangkan yang lain lagi dua atau beberapa jenis
hormon: misalnya kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa jenis hormon yang
mengendalikan kegiatan banyak organ lain, karena itulah maka kelenjar hipofisis dilukiskan
sebagai ”kelenjar pemimpin tubuh”.
Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fisiologi sistem endokrin
pada berbaga jenis hewa vertebrata dan invertebrata maka dibuatlah makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah:
1. Apa itu sistem endokrin?
2. Apa fungsi sistem endokrin ?
3. Apa Klasifikasi dalam hal Struktur Kiminya?
4. Apa itu Pengendalian Endokrin?
5. Apa Kelenjar Endokrin?
6. Apa Pengaturan Fungsi Endokrin Oleh Otak?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu sistem endokrin
2. Untuk mengetahui fungsi sistem endokrin ?
3. Untuk mengetahui klasifikasi dalam hal Struktur Kiminya?
4. Untuk mengetahui itu Pengendalian Endokrin?
5. Untuk mengetahui kelenjar Endokrin?
6. Untuk mengetahui pengaturan Fungsi Endokrin Oleh Otak?h
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem Endoktrin
Terdiri atas kelenjar, kumpulan sel dengan spesialisasi khusus, hormon, dan jaringan yang
menjadi sasaran (jaringan target).
Kelenjar dan kumpulan sel menyekresi hormon dan transmiter kimia.
Setiap jaringan target memiliki reseptor untuk hormon-hormon
Hormon berikatan dengan reseptor dan kompleks hormon-reseptor memicu respons sel target
Bersama sistem saraf, sistem endokrin mengatur serta mengintegrasi berbagai aktivitas
metabolik tubuh dan mempertahankan homeostasis internal. Sistem endokrin memungkinkan
satu sel mempengaruhi fungsi sel lain yang terletak berjauhan melalui sekresi atau inhibisi
sekresi hormon ke dalam aliran darah.
Perubahan Patofisiologi:
Perubahan pada kadar hormon yang secara signifikan tinggi atau rendah dapat terjadi karena:
sistem umpan balik yang mungkin tidak berfungsi dengan baik disfungsi kelenjar endokrin
sehingga gagal memproduksi hormon aktif dengan jumlah yang memadaiantibodi yang
mengubah dan menghilangkan kecepatan aktivitas hormon sebelum mencapai sel target
respon sel target yang abnormal
Kelebihan kortisol akan menimbulkan efek inflamasi dan katabolisme protein serta lemak
perifer yang berlebihan untuk mendukung produksi glukosa oleh hati. Mekanisme tersebut
dapat bergantung kortikotropin (kenaikan kadar kortikotropin plasma menstimulasi korteks
adrenal untuk menghasilkan kortisol secara berlebihan) atau tidak bergantung kortikotropin
(kortisol yang berlebihan diproduksi oleh korteks adrenal atau diberikan secara eksogen).
Korteks yang berlebihan akan menekan poros hipotalamus-hipofisis-adrenal dan juga
ditemukan pada tumor yang menyekresi kortikotropin secara ektopik.
2. Hipertiroidisme
Disebut juga tirotoksikosis
Merupakan suatu ketidakseimbangan metabolisme yang terjadi karena produksi berlebihan
hormon tiroid. Terjadi peningkatan produksi T3 dan T4
Bentuk yang paling umum adalah penyakit Graves, terjadi meningkatkan produksi hormon
tiroksin (T4), pembesaran kelenjar tiroid (goiter) disebut juga eksoftalmus goiter, bersifat
herediter dan autoimun.
Dapat disebabkan penyakit pada tiroid atau penyakit dari luar tiroid
Patofisiologi:
Adanya gangguan autoimun yang ditandai dengan produksi autoantibodi dalam kelenjar
tiroid kemudian menstimulasi reseptor hormon tiroid. Terjadi peningkatan stimulasi
mengakibatkan pembesaran tiroid menjadi goiter yang menyekresikan hormone tiroid secara
berlebihan
3. Diabetes Mellitus
Keadaan dimana tubuh tidak menghasilkan atau memakai insulin sebagaimana mestinya.
Insulin adalah hormon yang membawa glukosa darah ke dalam sel-sel dan menyimpannya
sebagai glikogen. Karena insulin mengalami gangguan, berkurangnya hormon insulin disertai
menurunnya efek insulin, maka kadar glukosa darah tidak terdeteksi sehingga terjadi
penumpukan glikogen dalam darah yang disebut hiperglikemia (kenaikan kadar glukosa
serum) yang menimbulkan gangguan metabolik
Kadar glukosa darah yang tinggi mengganggu sirkulasi dan dapat merusak saraf berakibat
nyeri pada tungkai, kebutaan, gagal ginjal dan kematian
Meningkatkan risiko timbulnya aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah
Patofisiologi:
Untuk DMT1, adanya faktor genetik dan autoimun disertai faktor pemicu yakni kemungkinan
infeksi virus akan menimbulkan produksi autoantibodi terhadap sel-sel beta di pankreas
mengakibatkan destruksi sel beta yang menimbulkan penurunan sekresi insulin dan akhirnya
terjadi kekurangan hormon insulin. Defiensi insulin mengakibatkan keadaan hiperglikemia,
peningkatan lipofisis (penguraian lemak), dan katabolisme protein. Karakteristik ini terjadi
ketika sel-sel beta yang mengalami destruksi melebihi 90%
Untuk DMT2, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh satu atau lebih faktor berikut
ini: kerusakan sekresi insulin, produksi glukosa yang tidak tepat di dalam hati, atau
penurunan sensitivitas reseptor insulin perifer. Faktor genetik merupakan hal yang signifikan,
dana witan diabetes dipercepat oleh obesitas serta gaya hidup sedentary (sering duduk).
Sekali lagi, stress tambahan dapat menjadi faktor penting.
Untuk diabetes gestasional, terjadi ketika seorang wanita yang sebelumnya tidak didiagnosis
sebagai penyandang diabetes memperlihatkan intoleransi glukosa selama kehamilannya. Hal
ini dapat terjadi jika hormon-hormon plasenta melawan balik kerja insulin sehingga timbul
resistensi insulin. Diabetes kehamilan merupakan faktor risiko yang signifikan bagi
terjadinya diabetes mellitus tipe 2 di kemudian hari.
Aktivasi autoimunitas. Perubahan pada permukaan sel-sel beta, sehingga oleh sistem
imun dikenali sebagai “non-self” (asing) / konversi sel beta dari self ke non self
Timbul respons imun. Antibodi sitotoksik menyerang sel beta (lebih dari 90%)
DM (aktivasi sistem imun) dan (destruksi sel-sel beta)
DM
PATHWAY PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan makalah ini antara lain:
1. Sistem endokrin dan sistem saraf bekerja sama secara kooperatif untuk mengatur aktivitas
dalam tubuh hewan, dengan cara menghasilkan hormon yang kan mempengaruhi sel sasaran.
Hormon dapat dihasilkan oleh organ endokrin sejati atapun oleh neurosekretori. Hormon
dapat diklasifikasi menjadi 3 yaitu steroid, peptida, dan turunan tirosin.
2. Timbulnya tanggapan hayati pada sel target akibat rangsang hormon relatif lebih lambat
jika dibandingkan dengan tanggapan yang timbul akibat rangsang saraf. Hormon
mempengaruhi sel target secara spesifik. Pengaruh tersebut berkaitan erat dengan adanya
reseptor hormon pada sel target yang sesuai dengan hormon tetentu. Reseptor hormon ada
yang terdapat di membran sel.
DAFTAR PUSTAKA
Helfman, G. S.., B. C. Collete dan D. E. Facey. 1997. The Diversity of Fishes. Blackwell Science,
UK.