Anda di halaman 1dari 47

MODUL 9

ILMU BIOMEDIK
DASAR

ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM PERSARAFAN

Editor:
Herlis Agustina Buana
Hiqmah Purnama Lubis
Ihzan Nahlul Mahmudi
Imega Haning Praja Hastuti
Melisa Atia

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PRODI KEPERAWATAN CURUP
2018
Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas Modul mengenai Sistem Persarafan ini.
Modul ini dibuat untuk membantu mahasiswa mencapai kemampuan keterampilan dan
kompetitif.
Dalam penulisan Modul ini kami ingin mengucapkan terima kasih. Keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan penulis dalam penyusunan modul ini sehingga banyak kekurangan atau jauh
dari kesempurnaan. untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan siapa saja yang membacanya.

Curup, 31 Desember 2018

Penulis

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Standar kompetensi..................................................................................................4

1.2 Kompetensi Dasar....................................................................................................4

1.3 Deskripsi..................................................................................................................4

1.4 Waktu.......................................................................................................................4

1.5 Manfaat....................................................................................................................4

1.6 Petunjuk belajar.......................................................................................................5

1.7 Tujuan akhir pembelajaran......................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6

Bagian I ; Organisasi, Sel, dan Implus saraf..............................................................................6

2.1 Pendahuluan.............................................................................................................6

2.2 Sel-Sel pada sistem saraf.........................................................................................7

2.3 implus saraf............................................................................................................13

2.4 Refleks...................................................................................................................16

Bagian II ; Sistem Saraf Pusat dan Sistem Saraf Perifer......................................................18

3.1 Otak........................................................................................................................18

3.2 Medula spinalis......................................................................................................25

3.3 Saraf perifer............................................................................................................27

Bagian III ; Reseptor Sensorik.................................................................................................33

4.1 Klasifikasi reseptor sensorik..................................................................................33

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 3
4.2 Mata dan indera penglihatan...........................................................................39

4.3 Telinga : Indera pendengaran dan ekuilibrium.............................................40

4.4 Gustasi : Indera pengecap................................................................................40

4.5 Olfaktori : Indera penciuman...........................................................................41

Latihan..............................................................................................................................46

Daftar Pustaka.................................................................................................................47

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 4
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Standar Kompetensi

a) Mampu menjelaskan tentang anatomi fisiologi sistem persarafan


b) Mampu menjelaskan tentang sistem persarafan
c) Mampu menjelaskan tentang anatomi susunan saraf pusat
d) Mampu menjelaskan anatomi susunan saraf tepi
e) Mampu menjelaskan fisiologi otak medula spinalis
f) Mampu menjelaskan proses stimulasi respon
1.2 Kompetensi Dasar
a) Mampu menjelaskan tentang anatomi fisiologi sistem persarafan
b) Mampu menjelaskan tentang sistem persarafan
c) Mampu menjelaskan tentang anatomi susunan saraf pusat
d) Mampu menjelaskan anatomi susunan saraf tepi
e) Mampu menjelaskan fisiologi otak medula spinalis
f) Mampu menjelaskan proses stimulasi respon

1.3 Deskripsi

Materi yang akan diberikan dalam modul ini dikhususkan pada anatomi fisiologi
persarafan, anatomi susunan saraf pusat, anatomi susuna saraf tepi, fisiologi otak
medulla spinalis, proses stimulasi respon.

1.4 Waktu

Teori : TM : 150 menit

PT : 180 menit

BM : 180 menit

Praktek : 170 menit

1.5 Manfaat
a) Mahasiswa dapat mengetahui tentang anatomi fisiologi sistem persarafan
b) Mahasiswa dapat memahami anatomi susunan saraf pusat
c) Mahasiswa dapat memahami anatomi saraf tepi

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 5
d) Sehingga Mahasiswa dapat memahami fisiologi otak medulla spinalis
e) Mahasiswa dapat memahami proses stimulasi respon

1.6 Petunjuk Belajar


a) Bacalah pendahuluan silabus sehingga mahasiswa benar-benar mengerti isi,
kegunaan, kompetensi atau kemampuan yang akan di capai dan cara
mempelajari materi ini.
b) Apabila mahasiswa kesulitan memahami konsep yang harus dipahami dari
modul ini, cobalah diskusi dengan teman kelompok belajar atau kepada orang
yang mahasiswa anggap tahu !
c) Perbanyak referensi sebagai bahan bacaan mahasiswa agar mudah memahami
anatomi fisiologi sistem persarafan.

1.7 Tujuan Akhir Pembelajaran


a) Setelah melakukan pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami
tentang anatomi fisiologi sistem persarafan dan aspek-aspek yang ada
didalamnya.

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 6
BAB II PEMBAHASAN

SISTEM SARAF

Hampir semua fungsi pengendalian tubuh manusia dilakukan oleh sistem saraf dan sistem
endokrin. Secara umum sistem saraf mengendalikan aktivitas tubuh yang cepat seperti
kontraksi otot, perubahan viseral yang cepat, kecepatan sekresi kelenjar endokrin dan
terutama mengatur fungsi metabolisme.

Daya kepekaan dan daya hantaran merupakan sifat utama dari makhluk hidup dalam bereaksi
terhadap perubahan sekitarnya, rangsangan ini dinamakan stimulus, sedangkan reaksi yang
dihasilkan dinamakan respons. Alat penghantar stimulus yang berfungsi menerima
rangsangan tersebut disebut reseptor, sedangkan yang menjawab stimulus dinamakan efektor
seperti otot, sel dan kelenjar.

BAGIAN 1 : ORGANISASI, SEL DAN IMPULS SARAF

2.1 PENDAHULUAN

A. Sistem saraf
adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama
dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus
eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitifitas
terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu
respon terhadap stimulasi diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama :

a. Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui


reseptor, yang terletak ditubuh baik ekternal (reseptor somatik) maupun internal
(reseptor viseral).

b. Aktivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi inplus listrik


yang menjalar disepanjang saraf sampai ke otak dan medula spinalis, yang kemudian
akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap
informasi bisa terjadi.

c. Output motorik Implus dari otak dan medula spinalis memperoleh respon
yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh, yang disebut efektor.

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 7
B. Organisasi struktural sistem saraf

1. Sistem Saraf Pusat (SSP) terdiri dari otak dan medula spinalis yang dilindungi tulang
kranium dan kanal vertebral.

2. Sistem Saraf Perifer meliputi jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri dari saraf
kranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medula spinalis dengan reseptor dan
efektor. Secara fungsional sistem saraf perifel terbagi menjadi sistem aferen dan sistem
eferen.

a. Saraf Arefen (Sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sorik ke SSP.

b. Saraf Eferen (Motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar.
Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua subdivisi.

1. Divisi Somatik (Volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan ekternal dan


pembentukan respon motorik volunter pada otot rangka.

2. Divisi Otonom (Involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada otot polos,
otot jantung, dan kelenjar dengan cara mentransmisi implus saraf melalui dua jalur.

a. Saraf Simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medula spinalis.

b. Saraf Parasimpatis berasal dari area otak dan sakral pada medula spinalis.

c. Sebagian besar organ internal dibawah kendali otonom memiliki inervas simpatis
dan parasimpatis.

2.2 SEL-SEL PADA SISTEM SARAF

Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan
sitoplasma.

1. Badan sel atau perikarion. Suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan


neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut :

Satu Nukleus tunggal, Nukleolus yang menonjol, dan organel lain seperti kompleks golgi
dan mitokondria, tetapi nukleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.

a. Badan Nissl. Terdiri dari retikulum endoplasma kasar dan riboson-ribosom bebas
serta berperan dalam sintesis protein.

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 8
b. Neurofibril. Yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui
mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.

2. Dendrit. Perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek, serta berfungsi
untuk menghantar implus ke sel tubuh.

a. Permukaan dendrit penuh dengan spinal dendrit yang dikhususkan untuk


berhubungan ada dengan neuron lain.
b. Neurofibril dan badanNissl memanjang ke dalam dendrit.

3. Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrit.
Bagian ini menghantar implus menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau
kelenjar), atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.

a. Origo akson. Akson berasal dari badan sel pada hillock akson, yaitu regia yang tidak
mengandung badan Nissl.
b. Ukuran akson. Panjang akson mungkin berukuran kurang dari 1 mm sampai 1m
lebih ( 1 mm = 0,04 inci ; 1 m = 3.28 kaki). Di bagian ujungnya, sebuah akson dapat
bercabang banyak.
1) Percabangan akhir memiliki suatu pembesaran yang disebut kenop sinaptik,
terminal presinaptik, atau terminal bouton.
2) Sisi percabangan (kolateral), yang berujung pada akhir yang sama dengan
pembesaran, dapat terjadi di sisi distal.

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 9
Gambar 1 : struktur khas neuron multipolar. Anak panah menunjukkan ke arah implus
(Buku Anatomi dan fisiologi untuk pemula hal : 155)

c. Pelapisan akson

1) Semua akson dalam sistem perifer dibungkus oleh lapisan Schwann, disebut juga
Neurilema, yang dihasilkan sel Schwann.
a. Akson besar (diameter diatas 2 µm), memiliki lapisan dalam yang disebut mielin,
suatu kompleks lipoprotein yang dibentuk oleh membran plasma sel-sel Schawnn.
Akson ini, yang tampak berwarna putih disebut serabut termielinisasi.
b. Pada saraf perifer, sel-sel Schawn memielinisasi akson dengan cara melingkarinya
dalam bentuk gulungan jelly.
c. Mielin berfungsi sebagai insulator listrik dan mempercepat penghantaran implus
saraf.
d. Nodus Ranvier menunjukkan celah antara sel-sel Schwann yang berdekatan. Celah
ini merupakan tempat pada akson yang mana mielin dan lapisan Schwann terputus,
sehingga hanya melapisi sebagai akson.
e. Akson yang berdiameter kecil biasanya tidak termielinisasi dan tertanam pada
sitoplasma sel Schwann.
2) Akson dalam SPP tidak memiliki lapisan neurilema.
a. Serabut termielinisasi tanpa neurilema terdapat di bagian putih otak dan medulla
spinalis.
i. Dalam SSP, mielin dihasilkan dari oligodendrosit bukan dari sel Schwann
ii. Mielin bertanggung jawab untuk tampilan putih pada substansi putih.
b. Serabut tidak Termielinisasi tanpa neurilema terdapat dalam substansi abu-abu otak
dan medulla spinalis.
3) Terminal akhir dari semua serabut saraf tidak memiliki neurilema dan mielin.
4) Regenerasi neuron yang rusak memerlukan neurilema.

(a) Neuron tidak dapat membelah secara mitosis, tetapi serabut dapat beregenerasi jika
badan selnya masih utuh.

(b) Jika akson mengalami kerusakan berat, maka neurilema (lapisan sel-sel Schwann)
yang melapisinya melakukan pembelahan mitosis untuk menutup luka.

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 10
(c) Jika bagian distal akson rusak, bagian akson terdekat dengan badan sel akan membuat
percabangan baru.

(d) Lapisan neurilema kosong menjadi semacam tubulus selular untuk mengarahkan akson
yang teregenerasi; setiap percabangan akson tambahan yang masuk lapisan celah akan
terdisintegrasi.

5) Neuron dalam SSP tidak memiliki neurilema dan tidak beregenerasi.

B. Klasifikasi neuron

1. Fungsi. Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan arah transmisi


impulsnya.

a. Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit,
organ indra atau suatu organ internal ke SPP.

b. Neuron motorik menyampaikan impuls dari SPP ke efektor.

c. Interneuron (neuron yang berhubungan) ditemukan seluruhnya dalam SPP.


Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan
informasi ke interneuron lain.

2. Struktur. Neuron diklasifikasi secara struktural berdasarkan jumlah prosesusnya.

a. Neuron multipolar memiliki satu akson dan dua dendrit atau lebih. Sebagian besar
neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis, masuk dalam
golongan ini.

b. Neuron bipollar memiliki satu akson dan satu dendrit. Neuron ini ditemukan pada
organ indera, seperti mata, telinga, dan hidung.

c. Neuron unipolar (pseudounipolar) kelihatannya memiliki sebuah prosesus


tunggal, tetapi neuron ini sebenarnya bipolar.

(1) Kedua prosesus ( akson dan dendrit) berfusi selama perkembangan menjadi satu
batang tunggal yang bercabang untuk membuat bentuk Y.

(2) Semua neuron sensorik (aferen) pada ganglia spinal termasuk dalam pseudounipolar.

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 11
(3) Prosesus neuron preudounipolar yang membawa pesan sensasi ke badan sel terlihat
secara struktural seperti akson, tetapi secara fungsional berperan seperti dendrit.

(4) Neuron unipolar memiliki sebuah prosesus tunggal. Neuron ini terdapat pada embrio
dan dalam fotoreseptor mata.

C. SEL NEUROGLIAL. biasanya disebut glia. Sel neuroglial adalah sel penunjang
tambahan pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat. Tidak seperti neuron, sel glia dapat
menjalani mitosis selama rentang kehidupannya dan bertanggung jawab atas terjadinya tumor
sistem saraf

1. Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang, sebagian
besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau “kaki vaskular” .

a. Sel ini memberikan penopang sruktural dan mengatur transpor materi di antara
darah dan neuron.

b. Kaki vaskular dipercaya berkontribusi terhadap barier darah-otak , atau tingkat


kesulitan makromolekul tertentu pada plasma darah untuk masuk kejaringan otak.

c. Astrosit fibrosa terletak di subtansi putih otak dan medulla spinalis; astrosit
protoplasma ditemukan pada subtansi abu-abu.

2. Obligodendroglia (oligodendrosit) menyerupai astrosit, tetapi badan sel nya kecil dan
jumlah prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.

a.Oligodendrosit dalam SSP analog dengan sel Schwan pada saraf perifer.

b.Bagian ini membentuk lapisan mielin untuk melapisi akson dalam SSP.

3. Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki peran
fagositik. Sel glia berukuran kecil dan prosesusnya lebih sedikit dari jenis sel glia lain.

4. Sel ependimal membentuk membran epitelial yang melapisi rongga serebral (otak ) dan
rongga medulla spinalis.

D. KELOMPOK NEURON

1. Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam SSP.

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 12
2. Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian luar SSP dalam saraf
perifer.

3. Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak di luar SSP.serabut ini
disatukan dan ditunjang oleh jaringan ikat, yang membawa pembuluh darah dan pembuluh
limfatik.

a. Endoneurium melapisi serabut saraf individual .

b. Perineurium melapisi sekelompok serabut yang menyatu dalam berkas fasikel

c.Epineurium, lapisan terluar, melapisi beberapa kelompok fasikel, yang membentuk


saraf atau batang saraf.

4.Saraf gabungan, sebagian besar saraf ferifer adalah saraf gabungan; saraf ini mengandung
serabut aferen dan eferen yang termielinisasi dan yang tidak termielinisasi .

5.Traktus adalah kumpulan serabut saraf dalam otak atau medulla spinalis yang memiliki
origo dan tujuan yang sama

6.Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubungkan sisi-sisi yang berlawanan pada
otak atau medulla spinalis

2.3 IMPLUS SARAF

A. Potensial istirahat (potensial membran). sel saraf yang sedang beristirahat,


seperti sel lain dalam tubuh, mempertahankan perbedaan potensial listrik (voltase) pada
membran sel di antara bagian dalam sel dan cairan ekstraselular di sekeliling sel. voltase
dalam sel relatif pada keadaan istirahat berkisar antara -50 milivolts (mV) sampai -80 mV
terhadap voltase diluar, bergantung pada kondisi neuron dan ekstraselular yang mengelilingi
sel.

1. Membran sel dalam keaadaan istirahat dianggap bermuatan listrik, atau tempolarisasi.
Keadaan tempolarisasi ini dapat dibuktikan dengan menempatkan elektroda menit didalam
dan diluar membran.

2. Polarisasi (potensial istirahat) disebabkan oleh konsentrasi ion natrium (na+) dan kalium
(k+) yang tidak seimbang di dalam dan di luar sel, serta perbedaan permeabilitas membran
terhadap ion ini dan ion lain.

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 13
3. Difusi dan transport aktif (pompa natrium-kalium) bertanggungjawab untuk
pergerakan ion melewati membran plasma.

a. Difusi terjadi melalui saluran dalam membran sel bergantung pada gradien
konsentrasi ion siap unsur.

b. Transpor aktif ion na+ dan ka+ melawan gradien konsentrasinya dapat
mempertahankan kondisi potensial beristirahat.

B. Potensial aksi

Gambar 2 : Siklus umpan balik positif bertanggung jawab terhadap pembukaan


gerbang Na+ tambahan setelah depolarisasi pada tingkat ambang ( Buku Anatomi dan
fisiologi untuk pemula hal : 159)

1. Jika serabut saraf cukup terstimulasi, maka gerbang na+ akan terbuka

2. Ion natrium bermuatan positif bergerak dalam sel.

3. Potensial aksi sangat singkat

4. Gerbang natrium kemudian menutup

5. Repolisasi

6. Respon all-or–none

7. Periode refraktori

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 14
C. Perambatan impuls saraf

1. Setelah inisiasi, potensial aksi menjalar disepanjang serabut saraf dengan kecepatan dan
amplitudo tetap.

2. Arus listrik menyebar ke area membran yang berdekatan. Hal ini menyebabkan gerbang
natrium membuka dan mengakibatkan gelombang depolarisasi menjalar disepanjang saraf.

3. Dengan cara ini, sinyal, atau implus saraf, ditransmisi dari suatu sisi dalam suatu sistem
saraf kesisi-sisi lain.

D. Velositas implus saraf. Kecepatan hantaran disesuaikan dengan besar diameter


aksonnya.

1. Serabut tidak termielinisasi (Kelompok C)

2. Serabut termielinisasi

3. Serabut termielinisasi kelompok A

4. Serabut teremielinisasi kelompok B

E. Sinaps

1. transmisi sinaptik. Sinaps adalah sisi (penghubung (junction) yang tidak berdekatan)
tempat berlangsungnya pemindahan implus dari ujung akson suatu neuron ke neuron lain,
atau ke otot atau kalenjar.

2. sinapsis kimiawi

a. pada sinapsis kimiawi, suatu neurontranmister (zat kimia) dilepas terminal akson
presinaptik, mengalir menyebrangi celah sinaptik, dan melekat pada reseptor membran
posinaptik.

b. waktu tunda sinaptik adalah waktu yang dibutukahkan untuk menyebrangi suatu
sinapsis kimiawi.

c. sinapsis exsitatoris. Bebrapa neurotransmiter mengeksitasi neuron posineptik,


menyebabkan depolarisasi, dan mengakibatkan terbentuknya potensial-potensila possinaptik
eksitatoris.

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 15
d. sinaps inhibitoris. Neuron transmitter yang menyebabkan potensial istirahat neuron
posinaptik bersifat inhibitorik :neuron transmiter ingin membuat possinpsis lebih bermuatan
negatif akibat penurunan permeabilitas membran.

e. somasi Efek transmisi pada neuron posinapsik adalah penambahan jumlah dan jenis
neuro transmiter yang mencapat membran posinapstik.

f. inaktivasi. Molekul neurotransmiter yang dilepas kedalam celah sinaptik harus


segera diinaptivasi agar repolarisasi neuron posinaptik dapat terjadi untuk lintasan implus
selanjutnya.

g. keletihan sinaptik. Sebuah sinap merupakan subjek keletihan setelah stimulasi


berulang dengan kecepatan tinggi.

h. sinaps sangat rentan terhadap perubahan kondisi fisiologis.

i. neuromodulasi. Zat kimia seperti hormon yang dapat meningkatkan atau


mengurangi respon sinapstik disebut neuron odulator.

3. sinaps listrik. Jika dua sel yang dapat terresitasi berhubungan melalui aliran arus listrik
langsung pada suatu area dengan tahanan listrik rendah maka sinap disebut sebagai sinap
listrik.

4. neurotransmitera.

a. asetilkolin (ach) dilepas oleh neuron motorik yang berakhir diotot rangka
(sambungan neuron muskula)

b. katekolamin meliputi norepunefrin (NE), epinefrin (E), dan dopamin (DA)

c. seratonin termasuk monoamina tetapi tidak mengandung nukleus katekol

d. bebrapa asam amino seperti glisin, asam glutamat, asam aspartat dan asam amino
butiran gamma, berfungsi sebagai neuro transmiter

e. sejumlah neuro peptida, berkisar dari 2 sampai 40 asam amino dalam setiap rantai
panjang, telah diidentifikasi dalam organ tubuh

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 16
2.4 POOL NEURONAL DAN SIRKUIT

A. neuron dalam sspi tersusun dala ribuan pool neuronal sebagai kelompok ghanya
berisi sedikit neuron.

B. pool neuronal disusun dalam pola-pola yang disebuat sirkuit tempat memproses
sinyal

2.5 REFLEKS

Gambar 3 : Refleks sentakan, suatu lengkungan refleks polisinaptik (buku Anatomi


dan Fisiologi untuk pemula hal : 165)

a. refleks adalah respon otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute yang
disebut lengkung refleks

b. semua lengkung ( jalur ) refleks terdiri dari komponen yang sama

c. refleks yang paling simple adalah lengkung refleks ipsilateral monosinaptik, atau dua
neuron, disebut juga reflek perenggangan.

d. sebagaian besar reflek (selain refelek perenggangan) adalah reflek polisinaptik atau
multisinaptik

e. pada reflek yang lebih komplek sinyal sensorik yang diterima dari mata, telinga, kullit atau
reseptor sensorik lainnya dinteraksikan dengan unsur integratif dan unsur motorik lainnya

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 17
Gambar 4: Refleks exstensor bersilangan. Jika refleks fleksor berlangsung di satu
sisi, otot exstensor pada anggota gerak yang berlawanan akan terstimulasi untuk mengadakan
kontraksi (Buku Anatomi dan fisiologi tubuh untuk pemula hal : 165)

BAGIAN II: SISTEM SARAF PUSAT DAN SISTEM SARAF PERIFER

3.1 OTAK. Otak mencapai 2 % dari keseluruhan berat tubuh, mengkonsumsi 25% oksigen
dan menerima 1,5% curah jantung.

A. pertumbuhan embrionik

1. sistem syaraf primitif muali terbentuk dalam minggu ke-3 kehidupan embrionik

2. penebalan, lempeng syaraf, terlihat pada garis tengah bagian dorsal aksis embrio

3. lempeng syaraf berinvaginasi utnuk membentuk ceruk syaraf dan dua lipatan syaraf

4. tabung syaraf merupakan asal otak dan medula spinalis

5. bagian kranial pada tabung syaraf membentuk tiga pembesaran (vesikel) yang
berdiferensiasi untuk membentuk otak: otak depan, otak tengah dan otak belakang

B. lapisan pelindung otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan jaringan
ikat yang disebut meninges

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 18
1. pia mater adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, serta melekat erat pada otak.

2. lapisan aragnoid (tengah) terletak dibagian exsternal pia mater dan mengandung sedikit
pembuluh darah

3. duramater lapisan terluar, adalah lapisan yang tebal yg terdiri dari dua lapisan.

C. cairan sereprospinalis mengelilingi ruang subarabnoid disekitar otak dan medula spinalis

1. komposisi cairan serebrospinalis menyerupai plasma darah dan cairan intertisial

2. produksi cairan serebrospinalis dihasilkan oleh plektus koroid dan sekresi

3. sirkulasi cairan sereprospinalis

4. fungsi cairan serebrospinalis adalah sebagai bantalan untuk jaringan luar otak dan medula
spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan
otak serta medula spinalis

5. secara klinis cairan serebropinalis dapat diambil untuk pemeriksaan melalui prosedur
fungsi lumbal (spinal tap), yaitu jarum beronggga diinsersi dalam ruang sub-araknoid
diantara lengkung saraf vertebra lumbal ketiga dan keempat.

Gambar 5 : sisi lateral ventrikel otak (buku Anatomi dan fisiologi hal : 168)

D. otak dan medula spinalis mengandung substansi abu-abu dan substansi putih

1. substansi abu-abu membentuk bagian luar otak (disebut korteks )dan bagian dalam
medula spinalis. Substansi ini mengandung badan sel neuron, serabut tereminielisasi
dan tidak termielinisasi, astrosidprotoplasma, oligodentrosid dan mitrokolia.

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 19
2. substansi putih membentuk bagian dalam otak dan bagian luar medula spinalis
kandungan pada substansi ini didominasi olehserabut tereminelisasi ( tetapi juga oleh
serabut tidak tereminelisasi), oligodetrosi, astrosit fibrosa dan mikroglia.

Gambar 6 : sisi lateral hemisfer serebral kanan (buku Anatomi dan fisiologi hal : 169)

E. struktur sereblum. Sereblum tersusun dari dua hemisfer serebral, yang membentuk
bagian terbesar otak

1. korteks serebral

2. ventrikel 1 dan 2 (ventrikel lateral)

3. korpus calosum

4. fisura dan sulkus

5. girus

F. area fungsional korteks serebral meliputi area motorik perimer, area sensorik primer
dan area asosiasi atau sekunder yang berdekatan dengan area primer dan berfungsi untuk
integrasi dan interpretasi tingkat tinggi.

1. area motorik primer

2. area sensorik korteks

3.area asosiasi

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 20
4.lateralisasi otak dan dominansi

5.traktus serebral

6. ganglia basal

Gambar 7 : permukaan lateral hemisfer serebral kanan memperlihatkan beberapa area


fungsional dan beberapa area asosiasi brodman (Buku Anatomi dan fisiologi untuk pemula
hal : 170)

G. Diensafalon berarti “diantara otak” terletak di antara serebrum dan otak tenggah serta
tersembunyi di balik hemisfer serebral

1.talamus masing-masing massa menonjol keluar untuk membentuk sisi dinding fentrikela.

a.banyak nukleus sensorik dan motorik yang terletak di talamus

b.talamus merupakan stasiun pemancar sensorik utama untuk serabut aferen dari
medulla spinalis ke serebrum

2.hipotalamus terletak di sisi inferior talamus dan membentuk dasar serta bagian bawah sisi
dinding ventrikel ke tiga

a.struktur

bagian anterior hipotalamus adalah subtansi abu-abu yang menyelubungi kiasma optik yang
merupakan persilangan pada saraf optik.

b.fungsi

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 21
1. hipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktifitas sso yang melakukan fungsi
vegetatif penting untuk kehidupan ,seperti pengaturan frekuensi jantung,tekanan darah,suhu
tubuh,keseimbangan air,selera makan,saluran pencernaan,dan aktivitas seksual.

2. hipotalamus juga berperan sebagai pusat oatak untuk emosi seperti


kesenangan,nyeri,kegembiraan,dan kemarahan.

3. hipotalamus memproduksi hormon yang mengatur pelepasan atau inhibisi hormon kelenjar
hifofisis,sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem endokrin

3.epitalamus membentuk langit-langit tipis ventrikel ketiga.suatu massa berukuran


kecil,badan pineal,yang mungkin memiliki fungsi endokrin,menjulur dari posterior
epitalamus.

H. Sistem limbik terdiri dari sekelompok struktur dalam serebrum dan diensefalon yang
terlibat dalam aktifitas emosional dan terutama aktifitas perilaku tidak sadar

1.girus singulum,girus hipokamus dan lobus piriformis merupakan bagian sistem limbik
dalam korteks serebral

2.forniks dan area septum pada bagian frontal otak dekat bagian radiks bulbus olfaktori
adalah sub-kortikal sistem limbik

3.bagian-bagian hipotalamus,badan mamilari,nukleus amigdaloid,dan beberapa nukleus


talamus anterior tertentu juga termasuk sistem limbik.

I. otak tengah adalah bagian otak pendek dan terkontriksi yang menghubungkan pons dan
serebelum dengan serebrum dan berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks.otak
tengah,pons dan medulla oblonggata disebut batang otak.

1. Korpora kuadrigemina, adalah empat tonjolan bulat yang disebut kolikuli yang
menyusun langit-langit otak tengah.

a. Dua kolikulus superior berkaitan dengan refleks visual.

b. Dua kolikulus inferior berkaitan dengan refleks auditori.

2. Pedunkulus serebral adalah dua berkas serabut silindris yang terbentuk dari traktus
asenden dan desenden untuk membentuk bagian dasar otak tengah.

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 22
3. Otak tengah mengandung aquaductus Sylvius, yaitu saluran yang menghubungkan
ventrikel ketiga dan ventrikel keempat.

4. Nuklei pada saraf kranial III, IV dan sebagai saraf kranial V berada dalam otak
tengah.

5. Substansi nigra adalah area neuron berpigmen yang penting dalam fungsi motorik.

6. Nukleus merah adalah massa neuron merah muda berbentuk oval berperan dalam tonus
otot dan postur.

J. Pons (berarti jembatan) hampir semuanya terdiri dari substansi putih. Pons
menghubungkan medulla, yang panjang, dengan berbagai bagian otak melalui pedunkulus
serebral.

1. Pusat respiratorik terletak dalam pons dan mengatur frekuensi dan kedalaman
pernapasan.

2. Nuklei saraf kranial V,VI dan VII terletak dalam pons, yang juga menerima informasi
dari saraf kranial VIII.

K. Serebelum, serebelum terdiri dari berbagai sentral terkontraksi, vermis, dan dua massa
lateral, hemisfer serebelar.

a. Seperti pada serebrum, substansi abu-abu membentuk korteks di bagian permukaan, yang
kemudian terdorong menjadi lipatan (folia) yang dipisahkan oleh fisura.

b. Potongan melintang pada serebelum dengan substansi abu-abu di bagian luar dan substansi
putih di bagian dalamnya terlihat seperti sebuah pohon dan disebut sebagai arbor vitae, atau
pohon kehidupan.

Fungsi. Serebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan


ketepatan gerakan otot dengan baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang
dicetuskan di suatu tempat di SSP berlangsung dengan halus bukannya mendadak dan tidak
terkoordinasi.

a. Serebelum juga berfungsi untuk mempertahankan postur.

b. Bagian ini membantu mempertahankan ekuilibrium tubuh. Informasi sensorik dari telinga
dalam dibawa ke lobus serebelum.

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 23
L. Medulla oblongata, panjangnya sekitar 2.5 cm dan menjulur dari pons sampai medulla
spinalis dan terus memanjang. Bagian iniberakhir pada area foramen megnum tengkorak.

1. Medulla anterior atau ventral terdiri dari tonjolan substansi putih disebut piramid, yang
merupakan lanjutan dari akson pada pedunkulus serebral.

a. Dekusasi piramid. Tepat di area superior medulla spinalis, fisura yang terletak di antara
kedua piramid menonjol sedikit ke luar karena sekitar 85% serabut piramida bersilangan ke
sisi lain medulla spinalis.

b. Traktus piramidal (traktus kortikospinal lateral) adalah jalur motorik utama dari
serebrum ke medulla spinalis.

c. Dekusasi terjadi di sisi kanan otak yang mengendalikan sisi kiri tubuh dan sebaliknya

d. sisa 15 % akson kemudian memanjang pada traktus kortikospinal lateral dan bersilangan
dalam medulla spinalis

2. medulla dorsal atau posterior terdiri dari sebagian dari lanjutan traktus sensorik.

3. pusat medulla (vital) adalah nuklei yang berperan dalam pengendalian fungsi seperti
frekuensi jantung, tekanan darah, pernapasan, batuk, menelan dan muntah

4. nuklei yang merupakan asal saraf kranial IX, X, XI dan XII, terletak dalam medulla

M. formasi retikular atau sistem aktivasi retikular, adalah jaring-jaring serabut saraf dan
badan sel yang tersebar dikeseluruhan bagian medulla oblongata, pons, dan otak tengah.
Sistem ini penting untuk memicu dan mempertahankan kewaspadaan serta kesadaran.

3.2 MEDULLA SPINALIS

Korda jaringan saraf yang terbungkus dalam kolumna vertebra yang memanjang dari medulla
batang otak sampai ke area vertebra lumbal pertama disebut medulla spinalis.

A. Fungsi medulla spinalis

1) Medulla spinalis mengendalikan berbagai aktivitas refleks dalam tubuh.


2) Bagian ini mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden dan
desenden.

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 24
3) Medulla spinalis sebagai pusat saraf mengintegrasikan sinyal sensoris yang datang
dan mengaktifkan respons motorik secara langsung tanpa campur tangan dengan otak
4) Sebagai pusat perantara, antara susunan saraf tepi dan otak (susunan saraf pusat)

A. Struktur umum medulla spinalis


1) Medulla spinalis berbentuk silinder berongga dan agak pipih. Walaupun diameter
medulla spinalis bervariasi, diameter struktur ini biasanya sekitar ukuran jari
kelingking. Panjang rata-rata 42 cm.
2) Dua pembesaran, pembesaran lumba dan serviks, menandai sisi keluar saraf spinal
besar yang mensuplai lengan dan tungkai.
3) Tiga puluh satu pasang saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina
intervertebral.
4) Korda berakhir di bagian bawah vertebra lumbal pertama atau kedua. Saraf spinal
bagian bawah yang keluar sebelum ujung korda mengarah ke bawah, disebut korda
ekuina, muncul dari kolumna spinalis pada foramina intervertebral lumbal dan saklar
yang tepat.
5) meninges (dura mater, araknoid, dan pia mater) yang melapisi otak, juga melapisi
korda.
6) fisura median anterior (ventral) dalam dan fisura posterior (dorsal) yang lebih dangkal
menjalar di sepanjang korda dan membaginya menjadi bagian kanan dan kiri

C. Struktur internal medulla spinalis terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang
diselubungi substansi putih.

1) Kanal sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu bentuknya seperti
huruf H
2) Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk, atau kolumna dan mengandung badan
sel, dendrit asosiasi, dan neuron eferen serta akson tidak-termielinisasi
a. Tanduk abu-abu posterior (dorsal) adalah batang vertikal atas substansi
abu-abu.
b. Tanduk abu-abu anterior (ventral) adalah batang vertikal bawah
c. Tanduk lateral adalah protrusi diantara tanduk posterior dan anterior
pada area toraks dan lumbal sistem saraf perifer
d. Komisura abu-abu menghubungkan substansi abu-abu disisi kiri dan
kanan medulla spinalis

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 25
D. Setiap saraf spinal memiliki satu radiks ventral. Radiks dorsal terdiri dari kelompok-
kelompok serabut sensorik yang memasuki korda. Radiks ventral dalah penghubung ventral
dan membawa serabut motorik dan korda.

1) Setiap radiks yang memasuki atau meninggalkan korda membentuk tujuh sampai
sepuluh cabang radiks (rootlet)
2) Radiks dorsal dan ventral pada setiap sisi segmen medulla spinalis menyatu untuk
membentuk saraf spinal
3) Radiks dorsal ganglia adalah pembesaran radiks dorsal yang mengandung sel neuron
sensorik

E. Traktus spinal. Substansi putih korda, yang terdiri dari akson termielinisasi. Dibagi
menjadi funikulus anterior, posterior dan lateral.

1) Traktus sensorik atau asenden membawa informasi dari tubuh ke otak. Bagian penting
traktus asenden meliputi :

a. Fasikulus grasilis dan fasikulus kuneatus

b. Traktus spinoserebelar ventral (anterior) (berpasangan)

c. Traktus spinoserebelar dorsal (posterior)

d.Traktus spinotalamik ventral (anterior)

2) Traktus motorik (desenden) membawa implus motorik dari otak ke medulla spinalis
dan saraf spinal menuju tubuh. Fungsi traktus motorik yang penting meliputi:

a. Traktus kortikospinal lateral (piramida)

b. Traktus kortikospinal (piramida) ventral (anterior)

c. Traktus exstrapiramidal. Serabut dalam sistem ini berasal dari pusat lain; misalnya,
nuklei motorik dalam korteks serebral dan area subkortikal diotak.

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 26
BAGIAN III SARAF PERIFER

Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada dibagian luar otak dan medulla spinalis.
Sistem ini juga mencangkup sistem kranial yang berasal dari otak: saraf spinal, yang berasal
dari medulla spinalis dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.

A. Saraf kranial duabelas pasang saraf kranial


Yang disusun dalam nama dan angka romawi, muncul dari berbagai bagian batang
otak. Klarifikasi saraf ini meliputi :

Gambar 8 : saraf kranial : asal dan tujuan (Buku Anatomi dan fisiologi untuk pemula hal :
180)

1. saraf olfactori adalah saraf sensorik. Saraf ini berasal dari epitelium olfactori mukosa
masal.

2. saraf optik

a. Implus dari batang dan kerucut retina mata dibawa ke badan sel akson yang membentuk
saraf optik.

b. Serabut dari bagian masal pada setiap mata menyilang di bagian anterior hipotalamus
untuk membentuk kiasma optik

c. Seluruh serabut memanjang saat traktus optik, bersinapsis pada sisi lateral nuklei
genikulasi

3. saraf akulomotorik merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf
motorik.

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 27
a. Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa implus ke seluruh otot bola mata,
ke otot yang membuka kelopak mata, dan ke otot polos tertentu pada mata

b. Serabut sensorik membawa informasi indera otot dari otot mata yang terinervasi ke otak

4. saraf troklear merupakan saraf terkecil dalam saraf kranial

a. Neuron motorik berasal dari langit-langit otak tengah dan membawa implus ke otot oblik
superior bola mata

b. Serabut sensorik dari spindel otot menyampaikan informasi indera otot dari otot oblik
superior ke otak

5. saraf trigeminal, saraf kranial terbesar merupakan saraf gabungan tetapi sebagian tetapi
sebagian besar terdiri dari saraf sensorik.

6. saraf abdusen merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.

7. saraf fasial

8. saraf vestibulokoklear, hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua divisi.

a. Cabang koklear atau auditori menyampaikan informasi dari resptor untuk indra
pendengaran dalam organ corti telinga dalam ke nukleus koklear pada medula, ke kolikulli
inferior, ke bagian medial nukleus genikulasi pada talamus dan kemudian ke area auditori
pada lobus temporal

b. Cabang vestibular membawa informasi yang berkaitan dengan ekuilibrium dan


orientasi kepala terhadap ruang yang diterima dari reseptor sensorik pada telinga dalam.

9. saraf glosofaringeal

a. Neuron motorik berawal dari medulla dan meginervasi otot untuk wicara dan menelan
serta kelenjar saliva parotid

b. Neuron sensorik membawa informasi yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga bagian
posterior lidah dan sensasi umum dari faring dan laring

10. saraf vagus

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 28
a. Neuron motorik berasal dari dalam medulla dan menginervasi hampir semua organ toraks
dan abdomen

b. Neuron sensorik membawa informasi dari faring, laring, trakea, esofagus, jantung, dan
visera abdominal ke medulla dan pons.

11. saraf aksesoris spinal adalah saraf gabungan tetapi sebagian besar merupakan saraf
motorik

12. saraf hipoglosal termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf
motorik

a. Neuron motorik berawal dari medulla dan mesuplai otot lidah

b. Neuron sensorik membawa informasi dari spindel otot lidah

B. Saraf spinal

Tigapuluh satu pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior)

Dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks bergabung
membentuk satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan
sensorik), membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda
melalui neuron eferen.

C. Sistem saraf otonom

1. Gambaran

a. SSO adalah sistem motorik eferen viseral

b. SSO tidak memiliki input volunter, walaupun demikian, sistem ini dikendalikan oleh pusat
dalam hipotalamus

c. Serabut aferen viseral (sensorik) menyampaikan sensasi nyeri atau rasa kenyang dan
pesan-pesan yang berkaitan dengan frekuensi jantung, tekanan darah dan pernapasan

2. Divisi

a. SSO memiliki dua divisi: sistem simpatis dan sistem parasimpatis

b. Sebagian besar organ diinervasi oleh SSO

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 29
a. Divisi simpatis dan parasimpatis pada SSO

b. Kedua divisi memiliki dua neuron diantara SSP dan efektor, pertama atau neuron
preganglionik, terletak dalam SSP, kedua atau neuron postganglionik, terletak diluar SSP.

Gambar 9 : sistem saraf otonom. Divisiparasimpatis terdapat pada sisi kiri dan divisi
simpatis pada sisi kanan (Buku Anatomi dan Fisiologi untuk pemula hal : 180)

3. Divisi simpatis atau divisi torakolumbal, memiliki satu neuron preganglionik pendek dan
satu neuron postganglionik panjang

a. Badan sel neuron preganglionik terletak pada tanduk lateral substansi abu-abu dalam
segmen toraks dan lumbal bagian atas medulla spinalis

b. Akson termielinisasi

c. Serabut preganglionik

d. Satu-satunya pengecualian dari sistem dua-neuron ini adalah intervensi pada kalenjar
medulla adrenal

4. Divisi Parasimpatis atau divisi kraniosakral memiliki neuron preganglioniknpanjang yang


menjulur mendekati organ yang terinervasi dan memiliki serabut postganglionik pendek

5. Neurotransmiter

a. Asetikolin dilepas oleh serabut preganglionik simpatis dan serabut preganglionik dan
postganglionik parasimpatis yang disebut serabut kolinergik

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 30
b. Norepinefrin (noradrenalin) dilepas oleh serabut postganglionik simpatis, yang disebut
serabut adrenergik

6. Efek fisiologis sistem simpatis dan parasimpatis

a. Pada dasarnya, fungsi dari sistem simpatis adalah untuk memobilisasi energi dalam situasi
yang membuat stress melalui peningkatan frekuensi jantung, tekanan darah, konsentrasi gula
datah dan aliran darah ke otot rangka

b. Sistem parasimpatis bekerja berlawanan dengan sistem simpatis

c. Kedua sistem ini bekerja dibawah sadar untuk mempertahankan lingkungan internal atau
homeostatis

BAGIAN III: RESEPTOR SENSORIK

4.1 KLASIFIKASI RESEPTOR SENSORIK

Berperan untuk mentraduksi stimulus lingkungan menjadi implus saraf.

A. Sumber (lokasi) sensasi

1. Exteroseptor sensitif terhadap stimulus exsternal terhadap tubuh dan terletak pada atau
didekat permukaan tubuh; misalnya, sentuhan, tekanan, nyeri pada kulit dan suhu,
penciuman, penglihatan serta pendengaran

2. proprioseptor terletak pada tubuh dalam otot, tendon, dan persendian, juga mencakup
reseptor ekuilibrium pada area telinga

3. interoseptor dipengaruhi oleh stimulus yang muncul dalam organ viseral dan pembuluh
darah yang memiliki intervasi motorik dari SSO

B. Jenis sensasi yang terdeteksi

1. mekanoreseptor sensitif terhadap regangan, vibrasi, tekanan

2. termoreseptor sensitif terhadap perubahan suhu

3. reseptor nyeri sensitif terhadap kerusakan jaringan

4. fotoreseptor mendeteksi energi cahaya

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 31
5. kemoreseptor sensitif terhadap perubahan konsentrasi ion, pH, kadar gas darah dan glukosa
darah

C. Distribusi reseptor

1. penginderaan umum mengacu pada informasi dari tubuh sebagai satu kesatuan

2. penginderaan khusus mengacu pada organ indera yang terletak dalam kepala

D. Ujung reseptor sensorik

1. ujung saraf bebas

2. ujung saraf berkapsul, terdiri dari:

a. Korpuskel pacinian

b. Korpuskel meissner

c. Korpuskel ruffini

d. Ujung bulbus krause

e. Spindel neuromuskula

4.2 MATA DAN INDERA PENGLIHATAN

Mata adalah adalah sistem optik yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor, yang
mengubah energi cahaya menjadi implus saraf

Gambar 10 : potongan midsagital melalui mata ( Buku Anatomi dan Fisiologi untuk pemula
hal : 185)

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 32
A. Struktur aksesori mata

1. Orbita adalah lengkungan tulang yang berisi bola mata

a. Hanya seperlima rongga orbita yang terisi bola mata; sisa rongga berisi jaringan ikat dan
adiposa, serta otot mata extrinsik yang berasal dari orbita dan menginsersi bola mata

b. Ada dua lubang pada orbit; foramen optik berfungsi untuk lintasan saraf optik dan arteri
optalmilk dan fisura orbital superior berfungsi untuk lintasan saraf dan arteri yang berkaitan
dengan otot mata

2. Tiga pasang otot mata (dua pasang otot rektus dan satu pasang otot oblik) memungkinkan
mata untuk bergerak bebas ke arah vertikal, horizontal dan menyilang

3. Alis mata melindungi mata dari keringat; kelopak mata (palpebrae) atas dan bawah
melindungi mata dari kekeringan dan debu

4. Fisura palpebral, atau ruang antara kelopak mata atas dan bawah ukurannya bervariasi di
antara individu dan menentukan penampakan pada mata

5. Kantus medial terbentuk dari sambungan (junction) medial kelopak mata atas dan bawah;
kantus lateral terbentuk dari sambungan lateral kelopak mata atas dan bawah

6. Karunkel adalah elevasi kecil pada sambungan medial

7. Konjungtiva adalah lapisan pelindung tipis epitelium yang melapisi setiap kelopak
(konjungtiva palpebral) dan terlihat kembali di atas permukaan anterior bola mata (bulbar,
atau okular, konjungtiva)

8. Lempeng tarsal pada setiap kelopak mata adalah bubungan jaringan ikat yang rapat;
kalenjar melboiminan, yang merupakan pembesaran kalenjar sebasea pada lempeng tarsal,
mensekresi barier berminyak untuk mencegah air mata yang berlebihanpadakelopak mata
bagian bawah

9. Aparatus lakrimal penting untuk produksi dan pengaliran air mata

a. Air mata mengandung garam, mukosa, dan lisozim, suatu bakteriosida Berfungsi sebagai
cairan yang membasahi permukaan mata dan mempertahankan kelembabannya

b. Berkedip menekan kalenjar lakrimal dan menyebabkan produksi air mata

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 33
c. Air mata keluar melalui pungtum papila lakrimal yang menyambung kantong lakrimal.
Kantong membuka ke dalam duktus nasolakrimal yang pada gilirannya akan masuk ke
rongga nasal

B. Struktur Mata

1. Lapisan terluar yang keras pada bola mataadalah tunika fibrosa. Bagian posterior tunika
fibrosa adalah sklera opaque yang berisi jaringan ikat fibrosa putih

a. Sklera memberi bentuk pada bola mata dan memberikan tempat perletakaan untuk otot
extrinsik

b. Kornea adalah perpanjangan anterior yang transparan pada sklera di bagian depan mata

2. Lapisan tengah bola mata disebut tuniks vaskular (uvea) dan tersusun dari koroid,
badan siliaris dan iris

a. Lapisan koroid adalah bagian yang sangat terpigmentasi untuk mencegah refleksi internal
berkas cahaya

b. Badan siliaris suatu penebalan dibagian anterior lapisan koroid, mengandung pembuluh
darah dan otot siliaris

c. Iris perpanjangan sisi anterior koroid, merupakan bagian mata yang berwarna bening

d. Pupil adalah ruang terbuka yang bulat pada iris yang harus dilalui cahaya untuk dapat
masuk ke interior mata

3. Lensa adalah struktur bikonveks yang bening tepat di belakang pupil.elastisitasnya tinggi
suatu sifat yang akan menurun seiiring proses penuaan

4. Rongga mata. Lensa memisah interior mata menjadi dua rongga : rongga anterior dan
posterior

a. Rongga anterior terletak di belakang kornea dan di depan iris, ruang posterior terletak
didepan lensa dan di belakang iris

b. Rongga posterior terletak diantara lensa dan retina dan berisi viterus humor, semacam
gel transparan yang juga berperan untuk mempertahankan bentuk bola mata dan
mempertahankan posisi retina terhadap kornea

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 34
5. Retina, lapisan terdalam mata adalah lapisan yang tipis dan transparan lapisan ini
terdiri dari lapisan terpigmentasi luar, dan lapisan jaringan saraf dalam.

a. Lapisan terpigmental luar pada retina melekat pada lapisan koroid

b. Lapisan jaringan saraf dalam (optikal), yang terletak bersebelahan dengan lapisan
terpigmentasi, adalah struktur kompleks yang terdiri dari berbagai jenis neuron yang tersusun
dalam sedikitnya sepuluh lapisan terpisah

c. Bintik buta (diakus optik) adalah titik keluar saraf optik

d. Lutea makula adalah area kekuningan yang terletak agak lateral terhadap pusat

e. Fovea adalah pelekukan sentral makula lutea yang tidak memiliki sel batang dan hanya
mengandung sel kerucut

f. Jalur visual ke otak

C. Karakteristik optik mata

1. Refraksi adalah defleksi, atau pembelokan, berkas sinar saat melewati salah satu medium

a. Kornea bertanggung jawab untuk Sekitar 70% daya retraktif dan merupakan alat
“penyesuaian kasar”pada mata

b. Lensa berperan dalam sebagian besar aktvitas refraksi yang tersisa dan merupakan alat
“penyesuaian halus”pada mata

c. Cairan aquosus dan vitreus yang bertanggung jawab untuk refraksi minimal

2. Akomodasi adalah proses penyesuaian otomatis pada lensa untuk memfokuskan objek
secara jelas pada jarak yang beragam

3. Defek visual

a. Miopia (rabun dekat)

Bola mata yang memiliki daya refraktif terlalu panjang atau sistem lensa yang terlalu kuat,
menyebabkan fokus bayangan jatuh pada titik di depan retina

b. Hiperopia (rabun jauh)

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 35
Bola mata dengan sistem lensa yang terlalu pendek arau terlalu lemah mengakibatkan
bayangan jatuh dibelakang retina

c. Astigmatisme

Jika lengkungan kornea atau lensa tidak seimbang, berkas cahaya yang melewati juga tidak
terinfeksi dengan merata sehingga bayangan menjadi buram di salah satu lempeng

D. Fisiologi penglihatan

1. Rodopsin (visual ungu) adalah pigmen yang terkandung dalam sel batang yang memiliki
sub-unit

2. Pemutihan rodopsin dari ungu menjadi merah muda terjadi saat cahaya masuk ke retina

3. Resistensis rodopsin terjadi di dalam gelap, yaitu saat semua all-trans retinal diubah
kembali menjadi 11 cis- retinal dan berkaitan dengan optsin

4. Sel batang berfungsi dalam intesitas cahaya rendah karenanya reaksi pemutihan hanya
membutuhkan sedikit cahaya

5. Adaptasi terhadap gelap dan terang adalah penyesuaian penglihatan secara otomatis
terhadap intensitas cahaya yang memasuki retina saat bergerak dari tempat gelap ke tempat
terang atau sebaliknya

6. Penglihatan warna setiap mata mengandung 6-7 juta sel kerucut bipolar yang
bertanggung jawab untuk kejelasan pandangan dan penglihatan warna

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 36
4.3 TELINGA : INDERA PENDENGARAN DAN EKUILIBRUM

Gambar 11 : Struktur telinga (Buku Anatomi dan Fisiologi untuk pemula hal : 189)

A. Struktur telinga, telinga terbagi menjadi bagian luar, tengah dan dalam

1. Telinga luar terdiri dari pinna atau aurikula yaitu dengan kartilago yang menangkap
gelombang bunyi dan menjalarkannya ke kanal auditori exsternal (meatus). Suatu lintasan
sempit yang panjangnya 2.5 cm yang merentang dari aurikula sampai membran timpani

2. Membran timpani (gendang telinga) adalah Perbatasan telinga tengah, membran timpani
berbentuk kerucut dan dilapisi kulit pada permukaan exsternal dan membran mukosa pada
permukaan internal

3. Telinga tengah terletak di ronggga berisi udara dalam bagian petrosus tulang temporal.
Terdapat Tuba eustachius yang menghubungkan telinga tengah dan faring

4. Osikel auditori, dinamakan sesuai bentuknya, terdiri dari maleus (martil), inkus (anvill)
dan stapes (sanggurdi). Tulang-tulang ini mengarahkan getaran dari membran timpani ke
fenestra vestibuli, yang memisahkan telinga tengah dari telinga dalam

5. Telinga dalam (internal) berisi cairan dan terletak dalam tulang temporal di sisi medial
telinga tengah. Telinga dalam terdiri dari dua bagian labirin tulang dan labirin membranosa di
dalam labirin tulang

B. Koklea dan fisiologi pendengaran

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 37
1. Koklea membentuk dua setengah putaran di sekita inti tulang sentral, modiolus yang
mengandung pembuluh darah dan serabut saraf cabang koklear dari saraf vestibulokoklear,
sekat membagi koklea menjadi tiga saluran terpisah

2. Gelombang bunyi (getaran) memasuki meatus auditori external dan membentuk getaran
dalam membran timpani

3. Gelombang tekanan dalam skala vestibuli menjalar sampai ke skala timpani dan
menyebabkan fenestra cochleae menonjol ke luar

4. Getaran yang dihantarkan cairan juga menyebabkan gelombang getar pada membran
basiliar, dengan luas gerakan yang berbeda sesuai dengan amplitudo dan frekuensi (kekuatan)
getaran

5. Sel-sel rambut melengkung akibat gerakan membran basiliar; hal ini kemudian akan
memicu implus saraf

6. Jalur saraf, serabut saraf koklear bersinapsis dalam medula dan dalam

otak tengah untuk berasenden menuju korteks auditori, yang terletak jauh di dalam fisura
lateral hemisfer serebral

4.4 GUSTASI: INDERA PENGECAP

A. Struktur kuncup pengecap

1. Reseptor untuk pengecapan adalah kuncup pengecap, suatu kemoreseptor yang terletak
terutama di lidah, tetapi juga terdapat pada palatum lunak dan epiglotis

2. Kucup pengecap terdapat dalam tonjolan mukosa lidah yang disebut papila

3. Masing-masing kuncup pengecap merupakan sekumpulan sel penunjang dan sel motorik
yang memiliki rambut dan menonjol membentuk pori-pori pengecap sentral, serta dibasahi
dengan saliva

B. Fungsi kuncup pengecap

1. Substansi yang dirasakan harus berbentuk cairan atau larut dalam saliva

2. kuncup pengecap bekerja sama dengan reseptor pada rambut pengecap. Hal tersebut akan
menstimulasi dendrit sensorik yang berpilin di sekitar sel-sel sensorik dan mengakibatkan

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 38
implus saraf, yang kemudian di transmisi di sepanjang saraf fasial dan saraf glosofaringeal
melalui jalur pengecap menuju insula korteks sereblar

C. Sensasi mata

1. kuncup pengecap yang sensitif terhadap rasa manis terletak di ujung lidah

2. substansi asam dirasakan terutama di bagian samping lidah

3. substansi asin dapat dirasakan pada hampir seluruh area lidah, tetapi reseptornya terkumpul
di bagian samping lidah

4. substansi pahit akan menstimulasi kuncup pengecap di bagian belakang lidah

4.5 OLFAKSI: INDERA PENCIUMAN

A. Kemoreseptor olfaktori adalah neuron khusus yang terletak pada epitelium olfaktori di
langit-langit rongga nasal

B. Epitelium olfaktori mengandung sel penunjang, sel basal dan sel olfaktori yang
merupakan neuron bipolar dendrit yang berakhir pada rambut halus olfaktori yang menonjol
ke dalam nukleus yang melapisi rongga nasal

C. Mekanisme stimulasi sel-sel olfaktori melalui bau tidak diketahui dengan lengkap.
Depolarisasi terjadi dan mengakibatkan potensial aksi yang dihantarkan di sepanjang serabut
saraf olfaktori sampai ke bulbus olfaktori dan area olfaktori dalam korteks serebral

D. Reseptor olfaktori mengadaptasi bau dengan cepat : ada kemungkinan untuk tidak sadar
terhadap bau yang menyengat setelah satu menit

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 39
SKEMA SUSUNAN SARAF

Susunan Saraf Pusat

1. Saraf Otak
Terdiri dari :
A. Otak besar
1. Meninges
a. Durameter
b. Arakhnoid
c. piameter
2. Korteks serebri
a. Lamina molekularis
b. Lamina granularis ekst
c. Lamina piramidalis
d. Lamina granularis interna
e. Lamina ganglionaris
f. Lamina multiformis
3. Korteks brodman
a. Lobus frontalis
b. Lobus parietalis
c. Lobus oksipitalis
d. Lobus temporalis
4. Fungsi korteks
a. Korteks motorik primer
b. Korteks sensorik primer
c. Korteks visual
d. Korteks auditorik
e. Area asosiasi
f. Sistem limblik
g. Korpus kalosum
5. Basal ganglia
a. Nukleus kaudatus
b. Globus palidus
c. Korpus amigdaloideum

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 40
B. Serebelum
 Bagian – bagian :
1. Lobus quadranglaris
2. Lobus sentralis kulmen
3. Quadrangularis posterior
4. Lobus seminilunaris inf
 Potongan melintang :
1. Akhir serebelum
2. Neoserebelum
 Struktur interna :
1. Nukleus dentatus
2. Nukleus interpolaris
3. Nukleus fastigi
 Substansia alba
1. Pedukulus sereberalis
2. Brakhium pontis
3. Restiform body
 Batang otak :
1. Diesenfalon :
- Talamus
- Nukleus subtalamus
- Epitalamus
- Hipotalamus
2. Mesenfalon :
- Substansia nigra
- Tegmentum
- Nuklei saraf kranial
C. Medula spinalis
 Struktur permukaan
1. Permukaan dorsal
2. Sulkus medialis posterior
 Struktur dalam
1. Substansia grisea

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 41
2. Substansia alba
3. Kommisura grisea anterior
4. Kommisura grisea posterior
5. Kommisura alba anterior
6. Kommisura alba posterior
7. Saraf otak :
 Nukleus olfaktorius
 Nukleus optikus
 Nukleus okulomotorius
 Nukleus troklearis
 Nukleus trigeminus
1. Nukleus optikus
2. Nukleus maksilaris
3. Nukleus mandibularis
8. Nukleus abdusen
9. Nukleus fasialis
10. Nukleus koklea vestibularis
1. Pendengar
2. Kesetimbangan
11. Nukleus faringus
12. Nukleus vagus
13. Nukleus assesorius
14. Nukleus hipoglosus
 Pleksus brakialis
1. Nukleus medianus
2. Saraf servikal
a. Nukeus ulnaris
b. Nukleus assesorius
c. Nukleus radialis
 Pleksus lumbosakralis
1. Nukleus genitofemoralis
2. Nukles obturatorius
3. Nukleus kuntaneus femoralis lateralis

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 42
4. Nukleus tibialis
5. Nukleus peroneus kommunis
6. Nukleus iskiadikus
7. Nukleus fibularis kommunis
a. Nukleus fibularis superfisial
b. Nukleus fibularis profundus
c. Nukleus rekurens artikularis
8. Nukleus fibularis superfisialis
9. Nukleus profundus
D. Sususan saraf tepi
1. Saraf somatik
a. Indra somatik mekano reseptif
b. Indra termoseptor
c. Indra nyeri
2. Saraf otonom
a. Saraf simpatis
- Ganglia stelatum
- Ganglia servikalis media
- Ganglia servikalis superior
- Nukleus spinal
- Nukleus splanknikus mayor
- Nukleus splanknikus minor (pleksus solaris)
- Kornulateralis
b. Parasimpatis
- Nukleus fasialis
- Nukleus petrosus superfisialis mayor
- Nukleus lingualis
- Nukleus faringeus
- Nukleus vagus
- Nukleus splanknikus pelvis

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 43
LATIHAN

Untuk mengetahui pemahaman mahasiswa terhadap isi modul konsep anatomi fisiologi
sistem persarafan, maka lakukanlah kegiatan berikut ini :

1. Sebuah implus eferen dari medulla spinalis ke otot rangka dihantarkan oleh?

2. pukulan terhadap lobus manakah yang dapat mengakibatkan sensasi “berkunang-kunang”?

3. Jelaskan tentang anatomi sistem persarafan ?

4. Jelaskan tentang fisiologi sistem persarafan ?

5. Sel dalam sistem saraf pusat yang fungsinya sama dengan fungsi sel syahwan adalah?

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 44
GAMBAR 1 Struktur khas neuron Buku Anatomi dan fisiologi
multipolar. Anak panah hal : 155
menunjukkan arah implus
saraf
GAMBAR 2 siklus umpan balik positif Buku Anatomi dan Fisiologi
bertanggung jawab terhadap hal : 159
pembukaan gerbang na+
tambahan setelah depolarisasi
pada tingkat ambang
GAMBAR 3 Refleks sentakan suatu Buku Anatomi dan Fisiologi
lengkung refleks polisinaptik hal : 165
GAMBAR 4 Refleks extensor bersilangan. Buku Anatomi dan Fisiologi
Jika refleks fleksor hal :165
berlangsung di satu sisi, otot
exstensor pada anggota gerak
yang berlawanan akan
terstimulasi untuk
mengadakan kontraksi
GAMBAR 5 Sisi lateral ventrikel otak Buku Anatomi dan Fisiologi
hal : 168
GAMBAR 6 Sisi lateral hemisfer serebral Buku Anatomi dan Fisiologi
kanan hal : 169
GAMBAR 7 Permukaan lateral hemisfer Buku Anatomi dan Fisiologi
serebral kanan hal : 170
memperlihatkan beberapa area
fungsional dan beberapa area
asosiasi brodman
GAMBAR 8 potongan midsagital otak Buku Anatomi dan Fisiologi
hal : 172
GAMBAR 9 Saraf kranial asal dan tujuan Buku Anatomi dan Fisiologi
hal : 177
GAMBAR 10 Sistem saraf otonom. Divisi Buku Anatomi dan fisiologi
parasimpatis terdapat pada sisi hal : 180

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 45
kiri dan divisi simpatis pada
sisi kanan
GAMBAR 11 Potongan midsagital melaui Buku Anatomi dan Fisiologi
mata hal : 185

GAMBAR 12 Struktur telinga Buku Anatomi dan Fisiologi


hal : 189

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 46
DAFTAR PUSTAKA

Ethel sloan, 2004, Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, jakarta: EGC.

Syaifuruddin, 2009, Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 2,


Jakarta, Salemba Medika

Syaifuruddin, 2009, Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 2,


Jakarta, Salemba Medika

Modul 9 Sistem Persarafan : Rustam Adji, S.Kp, M.kes Prodi Keperawatan Curup Page 47

Anda mungkin juga menyukai