Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perikarditis adalah peradangan perikardium yang
disebabkan oleh berbagai macam penyebab (rheuma
55%, septic 28%, tuberculosis, virus, dan jamur)
Gangguan pada proses fisiologis perikardium dapat
menginduksi kelainan hemodinamika
Gejala tidak khas  berkembang progresif efusi
perikardium  tamponade jantung mengancam
nyawa
Definisi
Perikarditis adalah peradangan perikardium viseralis
dan parietalis dengan atau tanpa disertai timbulnya
cairan dalam rongga perikardium baik bersifat
transudat atau eksudat maupun serasanguinous atau
purulen dan disebabkan oleh berbagai macam
penyebab (Schneider, 2007).
Perikarditis didefinisikan sebagai proses reaksi
inflamasi pada pericardium, yang diakibatkan oleh
infeksi bakterial, viral, post pericardiotomi, dan
demam rematik akut (Bratincsak, 2013)
Etiologi dan insidensi
Rheuma (55%)
Purulenta (28%) Staphylococcus aureus, Diplococcus
pneumonie dan Streptococcus hemolyticus
Viral (Coxsackie B virus, echoviruses, adenoviruses,
and influenza virus)
Tuberkulosis
Uremia, Trauma, dan Idiopatik
Anatomi perikardium
Klasifikasi
Manifestasi klinis
Gejala pertama penyakit perikardium yang sering
adalah nyeri perikordium (memberat terutama saat
tidur terlentang, dan lebih ringan saat duduk, terutama
bila membungkuk kedepan)
Pada pemeriksaan fisik, banyak tanda yang berkaitan
dengan tingkat pengumpulan cairan yang di kavitas
perikardial.
Nadi yang sempit, takikardia, distensi vena jugularis,
dan bertambahnya pulsus paradoksus
Diagnosis
Anamnesis
Nyeri dada (pada 60% kasus)  pleuritik dan khas
Timbunan cairan (Sesak napas)
Anak <5th : tidak khas (sangat pemarah atau tidak sabaran, hilangnya
nafsu makan, dan rasa lelah yang berlebihan hingga tidak mau bermain)
Etiologi bakterial : nyeri dada berat, demam tinggi, nadi cepat, napas
cepat
Perikarditis konstriktif : bergantung pada berat, distribusi, dan
kecepatan terjadinya sikatriks : dispnea, edema perifer, pembesaran
perut, gangguan abdominal, lelah, ortopnea, palpitasi, batuk, nausea,
dan PND
Viral?
Tuberkulosa?
Rheuma?
Pemeriksaan Fisik
Tampak sakit berat
Dispnea
Takikardia
Nyeri dada dipengaruhi posisi
Pulsus paradoksus (1)
Inspeksi iktus cordis yang tidak terlihat
Palpasi, iktus cordis sukar ditentukan.
Perkusi, batas jantung melebar ke kanan dan kiri.
Auskultasi bunyi jantung melemah dan friction rub (menghilang
jika efusi luas), pericardial knock
Hepatomegali, edema, dan asites yang diakibatkan kongesti vena
cava inferior
Pemeriksaan Penunjang

Foto Thorax

Efusi perikardium >250cc bayangan jantung yang


membesar (water bottle).
Konstriktiva  efusi minimal, gambaran klasifikasi

EKG

Elevasi segmen ST kecuali di V1 dan aVR akut


Kelainan gelombang T lebih menetap hingga 3 bulan
Amplitudo QRS dan T akan mengecil (low voltage)
Fibrilasi atrium
Ekokardiografi

M-mode  menggambarkan efusi perikardium


Pendataran gerakan sekat dan kolaps aliran keluar ventrikel
kanan selama diastole merupakan tanda tamponade
perikardium

Laboratorium

Peningkatan LED
Leukositosis (bakterial)

perikarditis rheumatoid
Cairan pericard (transudat
dan uremik. Eksudat serosanguinous  perikarditis
tuberkulosa. Purulen  infeksi banal
Kultur  tb dan bakterial
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pericarditis terutama ditujukan pada


penyakit dasarnya, yaitu apakah reuma, infeksi
piogenik, atau tuberkulosis.
OAINS (Indomethacin, ibuprofen, atau acetylsalicylic
acid (aspirin))
Kortikosteroid (prednisone dalam dosis 5 sampai 10
mg per hari s/d 2 minggu)
Rawat inap jika  pulsus paradoksus, EKG alternans,
efusi perikardial masif, hipotensi, kontrol nyeri yang
buruk, dan tingkat enzim jantung meningkat
kontrol laju ventrikel dengan menggunakan calcium
channel blockers (verapamil atau diltiazem) atau beta
blocker (propanolol, atau bisoprolol)
Pada kasus perikarditis refrakter, pericardiectomi dapat
dipertimbangkan.
Efusi perikardial yang mengakibatkan tamponade
jantung membutuhkan tatalaksana drainage cairan
pericardial.
Komplikasi
Tamponade cordis merupakan komplikasi serius yang
banyak terjadi pada kasus pericarditis
Tamponade jantung adalah kondisi yang berpotensi
mengancam jiwa dan harus segera dilakukan
pericardiocentesis
Prognosis
Prognosis dari pericarditis bergantung pada penyebabnya.
Pada perikarditis reumatik ditentukan oleh berat
ringannya miokarditis yang menyertainya. Prognosis
Perikarditis bakterial ditentukan oleh cepatnya
pengobatan antibiotik dan tindakan bedah yang dilakukan.
Kematian pada perikarditis tuberkulosa menjadi sangat
menurun dengan ditemukannya tuberkulostatikum yang
lebih poten. Pada pericarditis viral, prognosis cenderung
baik dan dapat sembuh sempurna dalam waktu 3 sampai 4
minggu dengan daya tahan tubuh yang baikl. Pada kasus
perikarditis konstriktiva tanpa tindakan pembedahan,
prognosis cenderung buruk
Perikarditis adalah peradangan perikardium viseralis dan
parietalis dengan atau tanpa disertai timbulnya cairan dalam
rongga perikardium yang disebabkan oleh berbagai macam
penyebab.
Patofisiologi yang mendasari manifestasi klinis dari pericarditis
adalah adanya cairan dalam rongga pericardium yang
mengakibatkan peningkatan tekanan pericardial, dan menghambat
pengisian jantung.
Diagnosis dapat digali pada anamnesis, dan dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisik, namun karena gejala yang muncul dapat
berjalan lambat, maka penggunaan pemeriksaan penunjang
seperti EKG, Ekokardiografi, doppler, dan laboratoris sangat
dibutuhkan pada kasus ini.
Penatalaksanaan pericarditis dapat dilakukan dengan pembedahan
dan non pembedahan.
Prognosis pericarditis sesuai dengan etiologi dan penatalaksanaan
yang dilakukan

Anda mungkin juga menyukai