Anda di halaman 1dari 21

A.

Pengertian Perikarditis
Penyakit perikarditiperadangan yang terjadi pada pericardium. Pericardium itu
sendiri merupakan selaput yang membungkus jantung dan berfungsi untuk
menahan jantung agar agar tetap berada posisinya. Fungsi pericardium tidak
memiliki kaitan dengan aktivitas normal jantung, namun bekerja sebagai
pelindung organ tersebut.
Perikardiuum dapat mengalami
B. Penyebab
C. Diagnosis
D. Gejala
E. Pengobatan
F. Pencegahan

Pengertian Perikarditis

Perikarditis merupakan suatu peradangan yang terjadi pada selaput pembungkus


jantung (perikardium). Pada keadaan sehat, perikardium berfungsi untuk menjaga
jantung agar tidak berpindah posisi, melindungi jantung dari gesekan, dan
melindungi jantung dari penyebaran infeksi jaringan lain. Perikarditis lebih
banyak dialami oleh laki-laki dan pada usia 20 hingga 50 tahun. Diagnosis dan
penanganan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko komplikasi dari
perikarditis.

Pengertian Perikarditis

Perikarditis merupakan suatu peradangan yang terjadi pada selaput pembungkus


jantung (perikardium). Pada keadaan sehat, perikardium berfungsi untuk menjaga
jantung agar tidak berpindah posisi, melindungi jantung dari gesekan, dan
melindungi jantung dari penyebaran infeksi jaringan lain. Perikarditis lebih
banyak dialami oleh laki-laki dan pada usia 20 hingga 50 tahun. Diagnosis dan
penanganan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko komplikasi dari
perikarditis.
Faktor Risiko Perikarditis

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap perikarditis,


antara lain:

 Berjenis kelamin laki-laki.


 Berusia 20 hingga 50 tahun.
 Riwayat mengalami serangan jantung dan operasi jantung.
 Riwayat menjalani radioterapi.
 Riwayat mengalami cedera kecelakaan.
 Pengidap gagal ginjal, HIV/AIDS, penyakit kanker, atau TBC.
 Pengguna obat tertentu, seperti phenytoin, warfarin, heparin, atau
procainamide.

Penyebab Perikarditis

Penyebab pasti dari perikarditis tidak diketahui pada sebagian besar kasus. Namun
demikian, terdapat beberapa hal yang diduga menjadi penyebab perikarditis,
seperti:

 Infeksi bakteri.
 Infeksi virus.
 Kanker dari organ lain yang menyebar ke perikardium.
 Serangan jantung.
 Cedera pada daerah dada.
 Pasca operasi jantung.
 Penyakit autoimun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
 Radioterapi di daerah dada, terutama pada terapi kanker payudara dan
paru-paru.

Gejala Perikarditis

Gejala perikarditis umumnya dapat dirasakan pengidap selama kurang lebih 3


minggu. Namun demikian, perikarditis dapat menjadi kronis jika gejala menetap
selama lebih dari 3 bulan. Beberapa gejala umum dari perikarditis yang dirasakan
pengidap, antara lain:
 Nyeri dada, seperti tertusuk di bagian tengah atau sisi kiri dada.
 Sesak napas, terutama saat posisi berbaring.
 Batuk yang tidak kunjung membaik.
 Demam.
 Jantung berdebar-debar.
 Lemas dan cepat lelah.
 Tungkai atau perut membengkak.

Diagnosis Perikarditis

Dokter akan mendiagnosis perikarditis diawali dengan suatu wawancara medis


lengkap. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh
untuk menemukan abnormalitas fisik yang mengarah pada perikarditis. Untuk
membantu menentukan diagnosis, dokter akan meminta untuk dilakukan beberapa
pemeriksaan penunjang, seperti:

 Pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya infeksi atau peradangan.


 Foto Rontgen dada untuk menilai kondisi jantung, paru-paru, dan
pembuluh darah.
 Elektrokardiografi (EKG) untuk mendeteksi kelainan pada aktivitas listrik
jantung yang mengarah pada perikarditis.
 Echocardiografi (USG jantung) untuk mengetahui gambaran jantung dan
mendeteksi cairan yang terkumpul dalam ruang perikardium.
 CT scan dan MRI dada untuk mendapatkan gambaran jantung dengan
lebih jelas, serta untuk mendeteksi adanya perubahan pada perikardium.

Komplikasi Perikarditis

Beberapa komplikasi yang dapat diakibatkan oleh perikarditis, antara lain


tamponade jantung dan perikarditis konstriktif.

Pengobatan Perikarditis
Pada perikarditis ringan, pengidap umumnya dapat sembuh dengan mengonsumsi
obat-obatan yang diresepkan dokter serta cukup beristirahat. Dokter akan
menganjurkan agar pengidap menghindari aktifitas fisik berlebihan, karena dapat
memicu kambuhnya perikarditis. Obat-obatan yang umum diberikan dokter,
antara lain:

 Antiinflamasi nonsteroid (OAINS) untuk mengurangi peradangan


perikardium dan meredakan nyeri dada, contohnya seperti ibuprofen dan
aspirin.
 Colchicine untuk mengurangi peradangan, dengan membunuh sel radang
tertentu.
 Kortikosteroid untuk perikarditis yang tidak membaik dengan OAINS dan
colchicine, contohnya adalah prednisone.
 Antibiotik untuk mengatasi perikarditis yang disebabkan oleh infeksi
bakteri.

Sedangkan pada perikarditis yang parah dan mengalami komplikasi, pengidap


perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit. Dokter akan melakukan beberapa
tindakan medis untuk mengatasi kondisi ini, seperti:

 Pericardiocentesis, yaitu suatu tindakan untuk mengeluarkan timbunan


cairan dari ruang perikardium. Pada prosedur ini, jarum dan selang kecil
digunakan untuk mengeluarkan cairan yang terdapat pada ruang
perikardium.
 Pericardiectomy, yaitu suatu tindakan untuk memotong bagian
perikardium yang mengalami kekakuan, agar fungsi jantung dapat kembali
normal.

Pencegahan Perikarditis

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah perikarditis, antara lain:

 Melakukan pemeriksaan rutin terkait kondisi kesehatan jantung.


 Mengikuti anjuran dokter jika sedang menjalani pengobatan jantung.
 Menghindari aktivitas dan pekerjaan berat yang dapat memicu perikarditis.

https://www.halodoc.com/kesehatan/perikarditis
Perlu Tahu, Penanganan Tepat untuk Atasi Perikarditis
Ditinjau oleh: dr. Rizal Fadli.

Perikarditis

Halodoc, Jakarta – Bagaimana penanganan untuk mengatasi kondisi perikarditis?


Dokter kemungkinan akan mencari tahu riwayat medismu dan mengajukan
pertanyaan tentang nyeri dada dan gejala lainnya.

Sebagai bagian dari evaluasi awal akan dilakukan pemeriksaan fisik untuk
mengetahui denyut jantungmu. Saat mendengarkan denyut jantung, dokter akan
menempatkan stetoskop di dada untuk memeriksa suara karakteristik perikarditis,
yang terjadi ketika lapisan perikardium saling bergesekan. Lantas, bagaimana
penanganan selanjutnya? Baca ulasan lengkapnya di sini!

Pemeriksaan Perikarditis
Dokter akan meminta kamu menjalani tes yang dapat membantu menentukan
apakah kamu pernah mengalami serangan jantung, apakah cairan telah terkumpul
di kantung perikardial atau apakah ada tanda-tanda peradangan.

Baca juga: Cara Efektif untuk Cegah Perikarditis

Kemudian, akan dilakukan tes darah untuk menentukan apakah ada infeksi bakteri
atau jenis lainnya. Kamu juga dapat menjalani satu atau lebih dari prosedur
diagnostik berikut ini:

1. Elektrokardiogram (EKG)

Dalam tes ini, tambalan dengan kabel (elektroda) melekat pada kulit untuk
mengukur impuls listrik yang dikeluarkan oleh jantung. Impuls direkam sebagai
gelombang yang ditampilkan pada monitor atau dicetak di atas kertas. Hasil EKG
tertentu dapat mengindikasikan perikarditis, sedangkan yang lain dapat
mengindikasikan serangan jantung.

2. Rontgen Dada

Dengan rontgen dada, dokter dapat mempelajari ukuran dan bentuk jantung.
Gambar jantung mungkin menunjukkan pembesaran jantung jika kelebihan cairan
menumpuk di perikardium.

3. Ekokardiogram

Tes ini menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk membuat gambar
jantung dan strukturnya, termasuk akumulasi cairan di perikardium. Dokter dapat
melihat dan menganalisis gambar ini di monitor.

4. Computerized Tomography (CT)

Teknik sinar-X ini dapat menghasilkan gambar jantung dan perikardium yang
lebih terperinci daripada yang dapat dipelajari oleh sinar-X konvensional.
Pemindaian CT dapat dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain nyeri dada
akut, seperti gumpalan darah di arteri paru-paru (pulmonary embolus) atau
robekan di aorta (diseksi aorta).

Pemindaian CT juga dapat digunakan untuk mencari penebalan perikardium yang


mungkin mengindikasikan perikarditis konstriktif.

5. Cardiac Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Teknik ini menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk membuat
gambar penampang jantung yang dapat menunjukkan mengungkapkan penebalan,
peradangan, atau perubahan lain dalam perikardium.
Perawatan dan Penanganan Perikarditis
Perawatan untuk perikarditis tergantung pada penyebabnya serta keparahannya.
Kasus perikarditis ringan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Penggunaan obat-obatan untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan yang
terkait dengan perikarditis, termasuk penghilang rasa sakit.

Baca juga: Pola Hidup Sehat untuk Pengidap Perikarditis

Sebagian besar rasa sakit yang terkait dengan perikarditis berespons baik terhadap
pengobatan dengan penghilang rasa sakit yang tersedia tanpa resep, seperti aspirin
atau ibuprofen (Advil, Motrin IB, lain-lain).

Obat-obatan ini juga membantu mengurangi peradangan. Obat pereda nyeri


dengan kekuatan resep juga dapat digunakan. Kolkisin (Colcrys, Mitigare). Obat
ini, yang mengurangi peradangan dalam tubuh, dapat diresepkan untuk
perikarditis akut atau sebagai pengobatan untuk gejala berulang.

Episode akut perikarditis biasanya berlangsung beberapa minggu, tetapi episode


mendatang dapat terjadi. Beberapa orang dengan perikarditis kambuh dalam
beberapa bulan setelah episode aslinya.

Ketika infeksi bakteri adalah penyebab utama perikarditis, kamu akan diobati
dengan antibiotik dan drainase jika perlu. Ingin tahu lebih lanjut mengenai
penanganan perikarditis, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter yang ahli di
bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup
download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur
Contact Doctor kamu bisa kapan dan di mana saja memilih mengobrol lewat
Video/Voice Call atau Chat.

https://www.halodoc.com/perlu-tahu-penanganan-tepat-untuk-atasi-
perikarditis

Cara Efektif untuk Cegah Perikarditis


Ditinjau oleh: dr. Fadhli Rizal Makarim

30 September 2019
Perikarditis

Halodoc, Jakarta - Selaput kantung yang berada di sekitar jantung dan berfungsi
sebagai pelumas dan penahan jantung agar tetap pada posisi yang semestinya
disebut perikardium. Jika terjadi iritasi atau peradangan, maka perikarditis bisa
mengakibatkan perikardium menebal dan luka. Jika tidak ditangani, jantung bisa
mengerut.

Perikarditis harus segera mendapatkan penanganan. Pasalnya, komplikasi yang


muncul berbahaya, salah satunya adalah cardiac tamponade atau aliran darah yang
berasal dari jantung berkurang. Kondisi ini terjadi perikardium berisi terlalu
banyak cairan, sementara tekanan pada jantung yang berlebihan menyebabkan
cairan tidak mengisi dengan benar. Cardiac tamponade bisa menyebabkan
kematian jika tidak segera mendapatkan pertolongan.

Adakah Cara Mencegah Perikarditis?


Nyeri dada yang sangat tajam di belakang tulang dada adalah gejala utama dari
perikarditis. Nyeri ini bisa menyebar hingga ke bagian leher dan pundak. Pada
beberapa orang, rasa nyeri yang timbul diikuti dengan pegal-pegal. Rasa sakit
lebih buruk apabila kamu berganti posisi atau menarik napas dalam-dalam.
Demam, sesak napas, dan jantung berdebar cepat menjadi gejala lain dari
perikarditis.

Baca juga: Kenali Lebih Dalam Tentang Peradangan pada Perikardium

Lalu, adakah cara mencegah perikarditis? Sayangnya, belum ada tindakan yang
bisa mencegah kelainan jantung satu ini. Pengidap disarankan untuk menghindari
penyebabnya. Kamu juga harus disiplin dalam menerapkan pola hidup dan pola
makan yang sehat agar terhindar dari masalah perikarditis.

Infeksi virus menjadi penyebab utama perikarditis. Biasanya, terjadinya adalah


setelah seseorang mengalami infeksi pada saluran pernapasan bagian atas. Tidak
hanya itu, jamur, bakteri, atau infeksi lain bisa menjadi penyebab dari perikarditis.
Tidak sedikit kasus perikarditis kambuhan maupun kronis dianggap kelainan
autoimun, kondisi ketika imun tubuh menyerang sel atau jaringan tubuh yang
sehat dan menyebabkan peradangan.

Sakit pada dada yang kamu alami tidak boleh dianggap remeh. Kondisi ini bisa
mengacu pada kanker darah atau penyakit yang berkaitan dengan jantung. Jadi,
kalau kamu mengalaminya, segera periksakan kondisi kesehatan kamu. Buat janji
langsung dengan dokter ahli jantung di rumah sakit mana saja yang paling dekat
dengan rumah kamu, supaya penanganan bisa segera dilakukan dan komplikasi
dapat dihindari.

Baca juga: 6 Jenis Pemeriksaan untuk Deteksi Pericarditis

Faktor Risiko Perikarditis


Oleh karena belum ada cara mencegah perikarditis yang tepat selain menghindari
penyebab dan menerapkan pola hidup sehat, kamu tentu harus tahu faktor yang
meningkatkan risiko seseorang mengalami perikarditis. Ini termasuk menjalani
pengobatan radiasi dan cedera karena kecelakaan, operasi jantung dan mengalami
serangan jantung, mengalami HIV, TBC, kanker, dan gagal ginjal, dan menjalani
pengobatan tertentu.

Meski kamu tidak berisiko, bukan berarti kamu tidak bisa mengalami perikarditis.
Pola hidup yang kurang baik dan terjadinya infeksi adalah penyebab utamanya.
Jadi, pastikan kamu selalu menjalani hidup sehat. Penuhi nutrisi yang dibutuhkan
tubuh, penuhi asupan cairan tubuh, dan rajinlah berolahraga. Cukuplah
beristirahat dan kurangi aktivitas yang dirasa melelahkan. Pasalnya, semua
aktivitas berat memicu terjadinya gejala perikarditis. Jangan lupa, periksakan
kondisi kesehatan secara rutin.
https://www.halodoc.com/cara-efektif-untuk-cegah-perikarditis

Waspada, Ini 2 Komplikasi dari Kondisi Perikarditis


Ditinjau oleh: dr. Fadhli Rizal Makarim

13 August 2019

Perikarditis

Halodoc, Jakarta - Perikardium merupakan selaput kantong yang berada di area


sekitar jantung, berfungsi sebagai penahan jantung agar tidak mengalami
pergeseran sekaligus menjadi pelumas dari organ tersebut. Nah, penyakit
perikarditis ini terjadi ketika perikardium mengalami peradangan atau iritasi.
Umumnya, perikarditis banyak menyerang orang-orang di usia muda produktif
hingga paruh baya, atau antara 20 hingga 50 tahun.

Penyakit yang menyerang organ jantung menjadi momok yang ditakuti sebagian
besar orang. Pasalnya, tidak sedikit dari komplikasi penyakit jantung berujung
pada kematian. Gejalanya sering muncul hingga akhirnya memasuki tahapan yang
lebih akut dan keterlambatan penanganan sering terjadi. Tidak mengherankan
kalau kamu perlu waspada pada penyakit-penyakit yang berkaitan dengan
jantung.

Apa Saja Komplikasi Perikarditis?

Ada dua komplikasi perikarditis yang terjadi jika kelainan jantung ini tidak segera
mendapatkan penanganan. Apa saja?

 Perikarditis konstriktif. Ini disebabkan karena peradangan pada


perikardium yang berlangsung dalam waktu lama dengan kondisi hilang
timbul yang mengakibatkan munculnya jaringan parut. Akibatnya,
perikardium menjadi kaku dan tidak bisa meregang dengan normal dan
menghambat kerja jantung dan menghalangi gerakan jantung.
 Tamponade jantung atau cardiac tamponade. Komplikasi perikarditis
ini terjadi ketika ada banyak cairan di dalam kantong perikardium.
Akibatnya, jantung mengalami penekanan dan aliran darah ke jantung pun
terhalangi. Tamponade jantung adalah kondisi yang serius dan harus
segera ditangani.

Baca juga: Kenali Lebih Dalam tentang Peradangan pada Perikardium

Kenali Gejala Perikarditis Sedini Mungkin


Supaya komplikasi perikarditis tidak terjadi, tentu kamu harus tahu gejala awal
dari perikarditis. Penanganan yang tepat mengurangi dampak negatif terjadinya
akibat yang fatal, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan. Kamu bisa
memilih sendiri dokter ahli jantung yang terbaik dan membuat janji di rumah sakit
yang terdekat dengan lokasi tempat tinggalmu untuk memeriksakan kondisi
kesehatanmu.

Lalu, apa saja gejala dari perikarditis? Tanda pertama yang bisa dikenali adalah
rasa nyeri pada dada yang begitu tajam. Rasa nyeri ini bisa menyebar hingga ke
bagian pundak dan leher. Kamu juga merasa bahwa tubuh kamu pegal-pegal
sepanjang hari meski kamu sudah banyak beristirahat. Rasa sakit lebih parah
ketika kamu menarik napas dalam atau berganti posisi. Tidak hanya sakit, kamu
juga mengalami sesak napas dan jantung berdebar tidak normal.

https://www.halodoc.com/cara-efektif-untuk-cegah-perikarditis
Pola Hidup Sehat untuk Pengidap Perikarditis
Ditinjau oleh: dr. Fadhli Rizal Makarim

13 August 2019

Perikarditis
Halodoc, Jakarta – Saat ini, penyakit jantung masih menduduki peringkat
pertama yang paling mematikan di dunia. Karena alasan tersebut, banyak
orang yang takut dan waspada terhadap penyakit ini. Fakta lain, penyakit
jantung memiliki berbagai jenis, salah satunya perikarditis. Kamu mungkin
lebih sering mendengar penyakit jantung koroner ketimbang perikarditis.
Perikarditis memang jenis penyakit jantung yang lebih jarang ketimbang
yang lain.

Baca Juga: Perikarditis Dapat Sebabkan Tamponade Jantung

Perikarditis terjadi ketika perikardium, yaitu kantong tipis yang mengelilingi


jantung mengalami pembengkakan dan iritasi. Akibatnya, pengidap perikarditis
mengalami nyeri dada dan kadang-kadang gejala lainnya. Nyeri dada yang tajam
terkait dengan perikarditis terjadi ketika lapisan perikardium yang teriritasi saling
bergesekan.

Nyeri Dada adalah Gejala Utamanya

Perikarditis dibedakan atas dua jenis, akut dan kronis. Pengidap perikarditis akut
cenderung mengalami nyeri dada yang terasa seperti menusuk tajam ke belakang
tulang atau sisi kiri dada. Namun, pengidap lainnya justru merasa nyeri dada
terasa tumpul, pegal, dan seperti ditekan. Bukan hanya nyeri dada, rasa sakit
perikarditis akut dapat merambat ke bahu dan leher kiri. Rasa sakit seringkali
menjadi intensif ketika batuk, berbaring atau menarik napas dalam-dalam.

Perikarditis kronis biasanya dipicu oleh peradangan kronis yang menyebabkan


masuknya cairan di sekitar jantung (efusi perikardial). Gejala perikarditis kronis
yang paling umum adalah nyeri dada. Gejala perikarditis secara umum dapat
berupa :

 Napas pendek saat berbaring;


 Palpitasi jantung;
 Demam ringan;
 Rasa lemah, lelah, atau sakit secara keseluruhan;
 Batuk;
 Pembengkakan perut atau kaki.

Baca Juga: 6 Gejala Awal Perikarditis yang Harus Diwaspadai

Perikarditis akut berlangsung sekitar 4-6 minggu. Apabila gejala berlangsung


selama lebih dari tiga bulan, bisa dikatakan orang tersebut mengalami perikarditis
kronis. Jika kamu mengalami ciri-ciri diatas, segera periksakan ke dokter untuk
ditangani. Sekarang, kamu bisa membuat janji dengan dokter di rumah sakit
pilihan lewat aplikasi Halodoc. Lewat Halodoc, periksa ke dokter tidak lagi harus
menunggu lama di rumah sakit.
Berbagai Penyebab Perikarditis
Penyebab perikarditis sering dipicu oleh infeksi menular maupun tidak menular.
Infeksi menular dapat disebabkan oleh virus, jamur, bakteri, atau parasit.
Sedangkan untuk kasus tidak menular, perikarditis bisa disebabkan karena
penyakit kardiovaskular, tumor, penyakit autoimun, asam urat, gagal ginjal
sampai masalah genetik

Tidak cuma itu, seseorang yang mengalami cedera, telah menjalankan pengobatan
radiasi atau konsumsi obat tertentu ternyata dapat memicu perikarditis. Adapun
penyebab perikarditis tidak yang tidak dapat diketahui. Kondisi tersebut disebut
dengan perikarditis idiopatik.

Tips Pola Hidup Sehat untuk Pengidap Perikarditis


Kasus perikarditis ringan biasanya tidak memerlukan perawatan khusus karena
dapat membaik sendiri. Perawatan untuk kasus yang lebih parah mungkin
termasuk pemberian obat-obatan datau pembedahan. Diagnosis dan pengobatan
dini dapat membantu mengurangi risiko komplikasi jangka panjang dari
perikarditis. Selama masa perawatan, pengidap perikarditis juga perlu menerapkan
pola hidup sehat.

Baca Juga: Kenali Lebih Dalam tentang Peradangan pada Perikardium

Meski dapat hilang dengan sendirinya, beberapa kasus perikarditis yang tidak
diobati bisa berkembang menjadi perikarditis kronis dan masalah serius yang
memengaruhi jantung. Diperlukan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan
untuk pulih dari perikarditis. Selama masa pemulihan, pengidap disarankan untuk
tetap beristirahat dan disiplin menjalankan perawatan berkelanjutan. Pola hidup
ini membantu mengurangi risiko penyakit semakin parah.

https://www.halodoc.com/cara-efektif-untuk-cegah-perikarditis

Perikarditis Dapat Sebabkan Tamponade Jantung


Ditinjau oleh: dr. Gabriella Florencia

08 August 2019
Perikarditis

Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu merasakan sesak napas ketika kamu sedang
berbaring? Jangan sepelekan sesak napas yang disertai kondisi nyeri pada dada
karena itu bisa jadi gejala dari penyakit perikarditis.

Perikarditis adalah kondisi iritasi maupun peradangan yang terjadi pada bagian
lapisan tipis berbentuk kantong dan menyelimuti jantung. Lapisan tipis pada
jantung memiliki fungsi untuk menjaga posisi jantung agar tidak berpindah posisi.
Ternyata, kondisi perikarditis dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya
bagi tubuh.

Baca juga: Ketahui Pencegahan Perikarditis Sejak Dini

Ketahui Komplikasi yang Disebabkan Perikarditis


Gejala yang dialami oleh pengidap pericarditis hampir mirip dengan penyakit
paru-paru serta penyakit jantung lainnya. Biasanya, gejala umumnya adalah rasa
nyeri yang muncul pada bagian dada sebelah kiri. Rasa nyeri yang muncul
dirasakan seperti nyeri tusukan pada dada.

Pengidap perikarditis juga mengalami sesak napas ketika pengidap berbaring.


Kondisi lemas dan cepat lelah, jantung berdebar, demam, dan disertai batuk dapat
dialami oleh pengidap perikarditis.

Infeksi bakteri atau virus bisa menjadi salah satu penyebab penyakit perikarditis
meskipun penyebab utamanya belum diketahui. Tidak hanya itu, cedera pada
bagian dada juga dapat menjadi salah satu penyebab penyakit ini.

Segera periksakan kondisi kesehatan pada rumah sakit terdekat ketika kamu
mengalami beberapa gejala yang menjadi tanda utama dari penyakit perikarditis.
Perikarditis yang tidak segera diatasi menyebabkan komplikasi kesehatan, seperti:

1. Tamponade Jantung

Kondisi ini biasanya terjadi ketika terdapat cairan berlebihan pada bagian lapisan
tipis yang mengantongi jantung. Cairan yang berlebihan menyebabkan penekanan
pada jantung dan menghalangi aliran darah menuju jantung. Kondisi ini nyatanya
sangat berbahaya ketika tidak segera diatasi.

2. Perikarditis Konstriktif

Peradangan yang terjadi dalam waktu lama membentuk jaringan parut pada
jantung. Jaringan parut pada jantung akan menyebabkan fleksibilitas jantung
berkurang dan menjadi kaku. Kondisi ini juga dapat menghambat fungsi kerja
jantung.

Baca juga: Ini 7 Penyakit Penyebab Dada Sakit

Ketahui Pengobatan dari Kondisi Perikarditis


Penyakit perikarditis dapat diatasi dengan melakukan pengobatan yang tepat.
Sebelum melakukan pengobatan, sebaiknya lakukan pemeriksaan agar tim medis
memastikan kondisi kesehatan kamu. Ada beberapa pemeriksaan yang bisa
dilakukan, yaitu:

1. Tes Darah

Tes darah digunakan untuk memastikan adanya infeksi dalam tubuh pengidap
pericarditis.
2. Rontgen Dada

Rontgen dada dilakukan untuk melihat kondisi jantung serta paru-paru. Ketika
seseorang mengalami perikarditis, jantung akan terlihat sedikit membesar.

3. Echo Jantung

Pemeriksaan dengan echo jantung dilakukan menggunakan gelombang suara


untuk mendapatkan gambaran dari kondisi jantung.

4. MRI

Prosedur ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran jantung secara detail.

5. Elektrokardiogram

Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya perubahan aktivitas
listrik pada jantung akibat penyakit perikarditis.

Pengidap perikarditis dapat pulih dengan istirahat total dan konsumsi obat-obatan.
Namun, ada beberapa tindakan pengobatan lainnya yang membantu kondisi
perikarditis, seperti perikardiosentesis. Perikardiosentesis dilakukan untuk
mengeluarkan cairan yang pada lapisan tipis jantung.

Selain itu, dokter dapat melakukan tindakan pericardiectomy. Tindakan ini


dilakukan ketika pada jantung muncul jaringan parut yang menyebabkan bagian
jantung mengalami kaku. Proses pengambilan bagian jantung yang kaku dapat
membantu fungsi kerja jantung kembali normal seperti biasa.

https://www.halodoc.com/cara-efektif-untuk-cegah-perikarditis

Perikarditis adalah iritasi dan peradangan pada lapisan tipis berbentuk


kantong yang melapisi jantung (perikardium). Perikardium berfungsi untuk
menjaga agar jantung tidak berpindah posisi, serta melindungi jantung dari
gesekan atau penyebaran infeksi dari jaringan lain.

Penyakit yang menimbulkan gejala berupa rasa nyeri dada ini dapat terjadi di
segala usia. Meski demikian, kasus perikarditis paling banyak terjadi di usia 20
sampai 50 tahun, terutama pada pria.
Gejala Perikarditis

Ada beberapa gejala yang umum dirasakan oleh penderita perikarditis, antara lain:

 Nyeri dada, seperti tertusuk di bagian tengah atau sisi kiri.


 Sesak napas, terutama saat berbaring.
 Lemas dan cepat lelah.
 Jantung berdebar.
 Tungkai atau perut mem
 Demam.
 Batuk.

Gejala perikarditis dapat berlangsung selama kurang dari 3 minggu, atau menjadi
kronis bila bertahan lebih dari 3 bulan.

Kapan harus ke dokter

Gejala perikarditis mirip dengan penyakit paru-paru dan penyakit jantung lainnya.
Oleh karena itu, ketika mengalami gejala-gejala di atas, segera pergi ke dokter
untuk mendapatkan diagnosis agar dapat diobati dengan tepat.
Segera kunjungi dokter jika dada terasa nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan gejalanya
semakin parah ketika Anda menarik napas atau berbaring. Apalagi bila gejala
tersebut muncul setelah Anda terkena infeksi virus, seperti flu atau sakit
tenggorokan.

Penyebab Perikarditis

Sebagian besar kasus perikarditis tidak diketahui penyebabnya, namun ada


beberapa hal yang diduga dapat menjadi penyebab perikarditis, yaitu:

 Infeksi bakteri.
 Infeksi virus.
 Kanker dari organ lain yang menyebar ke perikardium.
 Serangan jantung.
 Cedera pada dada.
 Pasca operasi jantung.
 Penyakit peradangan, seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
 Paparan radiasi dalam radioterapi, khususnya pada terapi kanker payudara dan
kanker paru.

Diagnosis Perikarditis

Diagnosis perikarditis ditetapkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik, dan


hasil pemeriksaan penunjang. Ada beberapa tes penunjang yang dilakukan untuk
memastikan perikarditis dan penyebabnya, antara lain:

 Tes darah
Tes darah perlu dilakukan untuk mengetahui adanya infeksi atau peradangan.
 Pemeriksaan foto Rontgen dada
Foto Rontgen dada dilakukan untuk melihat kondisi jantung, paru-paru, dan
pembuluh darah. Apabila terdapat efusi perikardium yang terjadi pada
perikarditis, maka jantung akan tampak membesar.
 Echo jantung
Echo jantung dilakukan menggunakan gelombang suara untuk mendapatkan
gambaran jantung dan melihat adanya cairan yang terkumpul dalam ruang
perikardium.
 EKG (elektrokardiogram)
EKG bertujuan untuk mendeteksi dan merekam aktivitas listrik jantung yang
dapat berubah saat terjadi perikarditits.
 CT scan
Pemindaian dengan sinar-X ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran jantung
lebih detail.
 MRI
Prosedur ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran jantung secara detail,
menggunakan media gelombang magnet. Dari hasil pemeriksaan, dapat terlihat
apabila ada penebalan, peradangan, maupun perubahan lain pada perikardium.
Pengobatan Perikarditis

Penderita perikarditis ringan bisa sembuh hanya dengan beristirahat dan


mengonsumsi obat-obat pereda nyeri. Selama masa penyembuhan, penderita perlu
menghindari aktivitas fisik yang berlebihan karena dapat memicu kekambuhan.

Di samping obat pereda nyeri, dokter juga mungkin akan memberikan:

 Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)


Obat antiinflamasi nonsteroid berfungsi untuk mengurangi peradangan
perikardium dan meredakan nyeri dada. Obat yang dapat diberikan adalah
ibuprofen dan aspirin.
 Colchicine
Colchicine berfungsi untuk mengurangi peradangan dengan cara membunuh sel
radang tertentu. Obat ini dapat dikombinasikan dengan OAINS, atau diberikan
sebagai alternatif dari OAINS.
 Kortikosteroid
Obat kortikosteroid hanya diberikan apabila perikarditis tidak membaik dengan
OAINS dan colchicine. Salah satu contohnya adalah prednisone.
 Antibiotik
Obat antibiotik hanya diberikan jika perikarditis disebabkan oleh infeksi bakteri.

Penderita perikarditis yang tergolong parah dan mengalami komplikasi perlu


dirawat di rumah sakit. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan dokter untuk
mengatasi kondisi ini adalah:

 Pericardiocentesis
Pericardiocentesis dilakukan untuk mengeluarkan timbunan cairan dari ruang
perikardium. Dalam prosedur ini, akan dilakukan penyedotan cairan
menggunakan jarum dan selang kecil.
 Pericardiectomy
Prosedur operasi ini perlu dilakukan apabila perikardium mengalami kekakuan.
Pericardiectomy bertujuan untuk mengambil bagian yang kaku tersebut,
sehingga pompa jantung dapat kembali normal.

Komplikasi Perikarditis

Terdapat dua komplikasi yang dapat muncul akibat perikarditis, yaitu:

 Tamponade jantung (cardiac tamponade)


Kondisi ini terjadi jika jumlah cairan di dalam kantong perikardium terlalu
banyak, sehingga menekan jantung dan menghalangi aliran darah ke jantung.
Tamponade jantung bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
 Perikarditis konstriktif
Peradangan perikardium yang berlangsung lama dan hilang-timbul akan
menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada perikardium. Jaringan parut ini
membuat perikardium menjadi kaku dan tidak dapat meregang dengan normal,
sehingga menghalangi gerakan jantung dan menghambat fungsi jantung.

Terakhir diperbarui: 13 Juni 2019

https://www.alodokter.com/perikarditis

Anda mungkin juga menyukai