Pengertian Perikarditis
Penyakit perikarditiperadangan yang terjadi pada pericardium. Pericardium itu
sendiri merupakan selaput yang membungkus jantung dan berfungsi untuk
menahan jantung agar agar tetap berada posisinya. Fungsi pericardium tidak
memiliki kaitan dengan aktivitas normal jantung, namun bekerja sebagai
pelindung organ tersebut.
Perikardiuum dapat mengalami
B. Penyebab
C. Diagnosis
D. Gejala
E. Pengobatan
F. Pencegahan
Pengertian Perikarditis
Pengertian Perikarditis
Penyebab Perikarditis
Penyebab pasti dari perikarditis tidak diketahui pada sebagian besar kasus. Namun
demikian, terdapat beberapa hal yang diduga menjadi penyebab perikarditis,
seperti:
Infeksi bakteri.
Infeksi virus.
Kanker dari organ lain yang menyebar ke perikardium.
Serangan jantung.
Cedera pada daerah dada.
Pasca operasi jantung.
Penyakit autoimun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
Radioterapi di daerah dada, terutama pada terapi kanker payudara dan
paru-paru.
Gejala Perikarditis
Diagnosis Perikarditis
Komplikasi Perikarditis
Pengobatan Perikarditis
Pada perikarditis ringan, pengidap umumnya dapat sembuh dengan mengonsumsi
obat-obatan yang diresepkan dokter serta cukup beristirahat. Dokter akan
menganjurkan agar pengidap menghindari aktifitas fisik berlebihan, karena dapat
memicu kambuhnya perikarditis. Obat-obatan yang umum diberikan dokter,
antara lain:
Pencegahan Perikarditis
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah perikarditis, antara lain:
https://www.halodoc.com/kesehatan/perikarditis
Perlu Tahu, Penanganan Tepat untuk Atasi Perikarditis
Ditinjau oleh: dr. Rizal Fadli.
Perikarditis
Sebagai bagian dari evaluasi awal akan dilakukan pemeriksaan fisik untuk
mengetahui denyut jantungmu. Saat mendengarkan denyut jantung, dokter akan
menempatkan stetoskop di dada untuk memeriksa suara karakteristik perikarditis,
yang terjadi ketika lapisan perikardium saling bergesekan. Lantas, bagaimana
penanganan selanjutnya? Baca ulasan lengkapnya di sini!
Pemeriksaan Perikarditis
Dokter akan meminta kamu menjalani tes yang dapat membantu menentukan
apakah kamu pernah mengalami serangan jantung, apakah cairan telah terkumpul
di kantung perikardial atau apakah ada tanda-tanda peradangan.
Kemudian, akan dilakukan tes darah untuk menentukan apakah ada infeksi bakteri
atau jenis lainnya. Kamu juga dapat menjalani satu atau lebih dari prosedur
diagnostik berikut ini:
1. Elektrokardiogram (EKG)
Dalam tes ini, tambalan dengan kabel (elektroda) melekat pada kulit untuk
mengukur impuls listrik yang dikeluarkan oleh jantung. Impuls direkam sebagai
gelombang yang ditampilkan pada monitor atau dicetak di atas kertas. Hasil EKG
tertentu dapat mengindikasikan perikarditis, sedangkan yang lain dapat
mengindikasikan serangan jantung.
2. Rontgen Dada
Dengan rontgen dada, dokter dapat mempelajari ukuran dan bentuk jantung.
Gambar jantung mungkin menunjukkan pembesaran jantung jika kelebihan cairan
menumpuk di perikardium.
3. Ekokardiogram
Tes ini menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk membuat gambar
jantung dan strukturnya, termasuk akumulasi cairan di perikardium. Dokter dapat
melihat dan menganalisis gambar ini di monitor.
Teknik sinar-X ini dapat menghasilkan gambar jantung dan perikardium yang
lebih terperinci daripada yang dapat dipelajari oleh sinar-X konvensional.
Pemindaian CT dapat dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain nyeri dada
akut, seperti gumpalan darah di arteri paru-paru (pulmonary embolus) atau
robekan di aorta (diseksi aorta).
Teknik ini menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk membuat
gambar penampang jantung yang dapat menunjukkan mengungkapkan penebalan,
peradangan, atau perubahan lain dalam perikardium.
Perawatan dan Penanganan Perikarditis
Perawatan untuk perikarditis tergantung pada penyebabnya serta keparahannya.
Kasus perikarditis ringan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Penggunaan obat-obatan untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan yang
terkait dengan perikarditis, termasuk penghilang rasa sakit.
Sebagian besar rasa sakit yang terkait dengan perikarditis berespons baik terhadap
pengobatan dengan penghilang rasa sakit yang tersedia tanpa resep, seperti aspirin
atau ibuprofen (Advil, Motrin IB, lain-lain).
Ketika infeksi bakteri adalah penyebab utama perikarditis, kamu akan diobati
dengan antibiotik dan drainase jika perlu. Ingin tahu lebih lanjut mengenai
penanganan perikarditis, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter yang ahli di
bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup
download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur
Contact Doctor kamu bisa kapan dan di mana saja memilih mengobrol lewat
Video/Voice Call atau Chat.
https://www.halodoc.com/perlu-tahu-penanganan-tepat-untuk-atasi-
perikarditis
30 September 2019
Perikarditis
Halodoc, Jakarta - Selaput kantung yang berada di sekitar jantung dan berfungsi
sebagai pelumas dan penahan jantung agar tetap pada posisi yang semestinya
disebut perikardium. Jika terjadi iritasi atau peradangan, maka perikarditis bisa
mengakibatkan perikardium menebal dan luka. Jika tidak ditangani, jantung bisa
mengerut.
Lalu, adakah cara mencegah perikarditis? Sayangnya, belum ada tindakan yang
bisa mencegah kelainan jantung satu ini. Pengidap disarankan untuk menghindari
penyebabnya. Kamu juga harus disiplin dalam menerapkan pola hidup dan pola
makan yang sehat agar terhindar dari masalah perikarditis.
Sakit pada dada yang kamu alami tidak boleh dianggap remeh. Kondisi ini bisa
mengacu pada kanker darah atau penyakit yang berkaitan dengan jantung. Jadi,
kalau kamu mengalaminya, segera periksakan kondisi kesehatan kamu. Buat janji
langsung dengan dokter ahli jantung di rumah sakit mana saja yang paling dekat
dengan rumah kamu, supaya penanganan bisa segera dilakukan dan komplikasi
dapat dihindari.
Meski kamu tidak berisiko, bukan berarti kamu tidak bisa mengalami perikarditis.
Pola hidup yang kurang baik dan terjadinya infeksi adalah penyebab utamanya.
Jadi, pastikan kamu selalu menjalani hidup sehat. Penuhi nutrisi yang dibutuhkan
tubuh, penuhi asupan cairan tubuh, dan rajinlah berolahraga. Cukuplah
beristirahat dan kurangi aktivitas yang dirasa melelahkan. Pasalnya, semua
aktivitas berat memicu terjadinya gejala perikarditis. Jangan lupa, periksakan
kondisi kesehatan secara rutin.
https://www.halodoc.com/cara-efektif-untuk-cegah-perikarditis
13 August 2019
Perikarditis
Penyakit yang menyerang organ jantung menjadi momok yang ditakuti sebagian
besar orang. Pasalnya, tidak sedikit dari komplikasi penyakit jantung berujung
pada kematian. Gejalanya sering muncul hingga akhirnya memasuki tahapan yang
lebih akut dan keterlambatan penanganan sering terjadi. Tidak mengherankan
kalau kamu perlu waspada pada penyakit-penyakit yang berkaitan dengan
jantung.
Ada dua komplikasi perikarditis yang terjadi jika kelainan jantung ini tidak segera
mendapatkan penanganan. Apa saja?
Lalu, apa saja gejala dari perikarditis? Tanda pertama yang bisa dikenali adalah
rasa nyeri pada dada yang begitu tajam. Rasa nyeri ini bisa menyebar hingga ke
bagian pundak dan leher. Kamu juga merasa bahwa tubuh kamu pegal-pegal
sepanjang hari meski kamu sudah banyak beristirahat. Rasa sakit lebih parah
ketika kamu menarik napas dalam atau berganti posisi. Tidak hanya sakit, kamu
juga mengalami sesak napas dan jantung berdebar tidak normal.
https://www.halodoc.com/cara-efektif-untuk-cegah-perikarditis
Pola Hidup Sehat untuk Pengidap Perikarditis
Ditinjau oleh: dr. Fadhli Rizal Makarim
13 August 2019
Perikarditis
Halodoc, Jakarta – Saat ini, penyakit jantung masih menduduki peringkat
pertama yang paling mematikan di dunia. Karena alasan tersebut, banyak
orang yang takut dan waspada terhadap penyakit ini. Fakta lain, penyakit
jantung memiliki berbagai jenis, salah satunya perikarditis. Kamu mungkin
lebih sering mendengar penyakit jantung koroner ketimbang perikarditis.
Perikarditis memang jenis penyakit jantung yang lebih jarang ketimbang
yang lain.
Perikarditis dibedakan atas dua jenis, akut dan kronis. Pengidap perikarditis akut
cenderung mengalami nyeri dada yang terasa seperti menusuk tajam ke belakang
tulang atau sisi kiri dada. Namun, pengidap lainnya justru merasa nyeri dada
terasa tumpul, pegal, dan seperti ditekan. Bukan hanya nyeri dada, rasa sakit
perikarditis akut dapat merambat ke bahu dan leher kiri. Rasa sakit seringkali
menjadi intensif ketika batuk, berbaring atau menarik napas dalam-dalam.
Tidak cuma itu, seseorang yang mengalami cedera, telah menjalankan pengobatan
radiasi atau konsumsi obat tertentu ternyata dapat memicu perikarditis. Adapun
penyebab perikarditis tidak yang tidak dapat diketahui. Kondisi tersebut disebut
dengan perikarditis idiopatik.
Meski dapat hilang dengan sendirinya, beberapa kasus perikarditis yang tidak
diobati bisa berkembang menjadi perikarditis kronis dan masalah serius yang
memengaruhi jantung. Diperlukan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan
untuk pulih dari perikarditis. Selama masa pemulihan, pengidap disarankan untuk
tetap beristirahat dan disiplin menjalankan perawatan berkelanjutan. Pola hidup
ini membantu mengurangi risiko penyakit semakin parah.
https://www.halodoc.com/cara-efektif-untuk-cegah-perikarditis
08 August 2019
Perikarditis
Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu merasakan sesak napas ketika kamu sedang
berbaring? Jangan sepelekan sesak napas yang disertai kondisi nyeri pada dada
karena itu bisa jadi gejala dari penyakit perikarditis.
Perikarditis adalah kondisi iritasi maupun peradangan yang terjadi pada bagian
lapisan tipis berbentuk kantong dan menyelimuti jantung. Lapisan tipis pada
jantung memiliki fungsi untuk menjaga posisi jantung agar tidak berpindah posisi.
Ternyata, kondisi perikarditis dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya
bagi tubuh.
Infeksi bakteri atau virus bisa menjadi salah satu penyebab penyakit perikarditis
meskipun penyebab utamanya belum diketahui. Tidak hanya itu, cedera pada
bagian dada juga dapat menjadi salah satu penyebab penyakit ini.
Segera periksakan kondisi kesehatan pada rumah sakit terdekat ketika kamu
mengalami beberapa gejala yang menjadi tanda utama dari penyakit perikarditis.
Perikarditis yang tidak segera diatasi menyebabkan komplikasi kesehatan, seperti:
1. Tamponade Jantung
Kondisi ini biasanya terjadi ketika terdapat cairan berlebihan pada bagian lapisan
tipis yang mengantongi jantung. Cairan yang berlebihan menyebabkan penekanan
pada jantung dan menghalangi aliran darah menuju jantung. Kondisi ini nyatanya
sangat berbahaya ketika tidak segera diatasi.
2. Perikarditis Konstriktif
Peradangan yang terjadi dalam waktu lama membentuk jaringan parut pada
jantung. Jaringan parut pada jantung akan menyebabkan fleksibilitas jantung
berkurang dan menjadi kaku. Kondisi ini juga dapat menghambat fungsi kerja
jantung.
1. Tes Darah
Tes darah digunakan untuk memastikan adanya infeksi dalam tubuh pengidap
pericarditis.
2. Rontgen Dada
Rontgen dada dilakukan untuk melihat kondisi jantung serta paru-paru. Ketika
seseorang mengalami perikarditis, jantung akan terlihat sedikit membesar.
3. Echo Jantung
4. MRI
5. Elektrokardiogram
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya perubahan aktivitas
listrik pada jantung akibat penyakit perikarditis.
Pengidap perikarditis dapat pulih dengan istirahat total dan konsumsi obat-obatan.
Namun, ada beberapa tindakan pengobatan lainnya yang membantu kondisi
perikarditis, seperti perikardiosentesis. Perikardiosentesis dilakukan untuk
mengeluarkan cairan yang pada lapisan tipis jantung.
https://www.halodoc.com/cara-efektif-untuk-cegah-perikarditis
Penyakit yang menimbulkan gejala berupa rasa nyeri dada ini dapat terjadi di
segala usia. Meski demikian, kasus perikarditis paling banyak terjadi di usia 20
sampai 50 tahun, terutama pada pria.
Gejala Perikarditis
Ada beberapa gejala yang umum dirasakan oleh penderita perikarditis, antara lain:
Gejala perikarditis dapat berlangsung selama kurang dari 3 minggu, atau menjadi
kronis bila bertahan lebih dari 3 bulan.
Gejala perikarditis mirip dengan penyakit paru-paru dan penyakit jantung lainnya.
Oleh karena itu, ketika mengalami gejala-gejala di atas, segera pergi ke dokter
untuk mendapatkan diagnosis agar dapat diobati dengan tepat.
Segera kunjungi dokter jika dada terasa nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan gejalanya
semakin parah ketika Anda menarik napas atau berbaring. Apalagi bila gejala
tersebut muncul setelah Anda terkena infeksi virus, seperti flu atau sakit
tenggorokan.
Penyebab Perikarditis
Infeksi bakteri.
Infeksi virus.
Kanker dari organ lain yang menyebar ke perikardium.
Serangan jantung.
Cedera pada dada.
Pasca operasi jantung.
Penyakit peradangan, seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
Paparan radiasi dalam radioterapi, khususnya pada terapi kanker payudara dan
kanker paru.
Diagnosis Perikarditis
Tes darah
Tes darah perlu dilakukan untuk mengetahui adanya infeksi atau peradangan.
Pemeriksaan foto Rontgen dada
Foto Rontgen dada dilakukan untuk melihat kondisi jantung, paru-paru, dan
pembuluh darah. Apabila terdapat efusi perikardium yang terjadi pada
perikarditis, maka jantung akan tampak membesar.
Echo jantung
Echo jantung dilakukan menggunakan gelombang suara untuk mendapatkan
gambaran jantung dan melihat adanya cairan yang terkumpul dalam ruang
perikardium.
EKG (elektrokardiogram)
EKG bertujuan untuk mendeteksi dan merekam aktivitas listrik jantung yang
dapat berubah saat terjadi perikarditits.
CT scan
Pemindaian dengan sinar-X ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran jantung
lebih detail.
MRI
Prosedur ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran jantung secara detail,
menggunakan media gelombang magnet. Dari hasil pemeriksaan, dapat terlihat
apabila ada penebalan, peradangan, maupun perubahan lain pada perikardium.
Pengobatan Perikarditis
Pericardiocentesis
Pericardiocentesis dilakukan untuk mengeluarkan timbunan cairan dari ruang
perikardium. Dalam prosedur ini, akan dilakukan penyedotan cairan
menggunakan jarum dan selang kecil.
Pericardiectomy
Prosedur operasi ini perlu dilakukan apabila perikardium mengalami kekakuan.
Pericardiectomy bertujuan untuk mengambil bagian yang kaku tersebut,
sehingga pompa jantung dapat kembali normal.
Komplikasi Perikarditis
https://www.alodokter.com/perikarditis