PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Valvular Heart Disease atau Penyakit katup jantung merupakan penyakit yang cukup
tinggi insidensinya terutama di negara-negara yang berkembang seperti indonesia. Namun
akhir-akhir ini prevalensi penyakit katup jantung ada kecenderungan makin menurun,
sedangkan penyakit jantung koroner cenderung meningkat. Berdasarkan penelitian ditemukan
diberbagai tempat di indonesia, penyakit katup jantung ini menduduki urutan ke 2 atau ke 3
sesudah penyakit jantung koroner dari seluruh jenis penyebaran penyakit jantung. katup
jantungbekerja mengatur aliran darah melalui jantung ke arteri pulmonal dan aorta dengan
cara membuka serta menutup pada saat yang tepat ketika jantung berkontraksidan berelaksasi
selama siklus jantung.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 LAPORAN PENDAHULUAN
2.1.1 KONSEP DASAR
2.1.1.1 PENGERTIAN PENYAKIT
Valvular heart disease adalah penyakit yang terjadi bila katup-katup jantung tidak
mampu membuka secara penuh atau dikenal dengan istilah stenosis katup atau tidak mampu
menutup secara penuh dikenal dengan istilah insufisiensi katup atau regurgitasi katup.
Disfungsi katup didapat (aquired) paling sering melibatkan bagian kiri jantung, terutama
katup mitral. Adapun urutan kejadiannya adalah mitral stenosis ( MS) mitral insufisiensi
(MI), mitral prolapse (MP), Stenosis aorta ( SA), dan insufisiensi aorta ( IA) (Wajan juni
udjianti, 2010 )
Penyakit katup jantung ( Valvular Heart Disease) adalah penyakit yang diakibatkan
kerusakan mekanik katup jantung, dan bisa kongenital atau didapat, dapat mengakibatkan
penyempitan pembukaan katup (stenosis) atau penutupan tak lengkap dari katup. Juga dapat
mengganggu curah jantung. tipe utama adalah stenosis aortik (SA), insufisiensi (IA), stenosis
mitral (SM), Insufisiensi (IM), prolaps (MVP), stenosis triskupid (ST), Insufisiensi (IT),
stenosis pulmonik (SP), insufisiensi ( IP). ( Dongoes, 1999: hal 105 )
Valvular Heart Disease adalah penyakit yang terjadi akibat disfungsi katup. kelainan
atau disfungsi katup diklasifikasikan dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Insufisiensi katup, adalah daun katup tidak dapat menutup dengan rapat sehingga darah
dapat mengalir atau akan mengalami kebocoran.
2. Stenosis katup, adalah lubang katup mengalami penyempitan sehingga aliran darah
mengalami hambatan atau aliran darah mengalami katup tersebut akan berkurang. ( Arif
Mutaqqin, 2009: hal 113 )
3
Jadi, valvular heart disease ( penyakit katup jantung ) adalah penyakit yang disebabkan oleh
disfungsi katup jantung yaitu katup katup jantung tidak mampu membuka secara penuh atau
dikenal dengan istilah stenosis katup atau tidak mampu menutup secara penuh dikenal dengan
istilah insufisiensi katup.
2.1.1.2 ETIOLOGI
1) Mitral Stenosis
Penyebab tersering mitral stenosis adalah RHD, meskipun kadang-kadang riwayat
RHD juga sering tidak ditemukan pada klien. Penyebab non reumatik pada ganguan ini
meliputi Atrial Myxoma, akumulasi kalsium dan trombos.
2) Mitral Insufisiensi
(RHD merupakan faktor penyebab predominan. Bila MI sebagai hasil RHD biasanya
berkaitan dengan beberapa level MS . Penyebab non RHD adalah disfungsi / ruftur muskulus
papilaris sebagai dampak iskemik jantung (cepat menimbulkan edema paru akut dan syok),
endokarditis infektif, dan anomali kongenital.
3) Stenosis Aotra
1. kelainan kongenital ( berupa katup yang bikuspid/ unikuspid) pada klien dengan
usia < 30 tahun.
2. RHD
3. Arterosklerotik dan klasifikasi degeneratif pada klien berusia > 70 tahun.
Menghalangi aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta pada waktu sistolik ventrikel.
Dengan meningkatnya resistensi terhadap ejeksi ventrikel, maka beban tekanan ventrikel kiri
meningkat. Sebagai akibatnya, ventrikel kiri menjadi hipertrofi agar dapat menghasilkan
tekanan yang lebih tinggiuntuk mempertahankan perfusi perifer, sehingga timbul selisih
tekanan antara ventrikel kiri dan aorta mencolok. Hipertrofi mengurangi daya regang dinding
ventrikel dan dinding relatif menjadi kaku. Jadi, meskipun curah jantung dan volume
ventrikel dapat dipertahankan dalam batas-batas normal,namun tekanan akhir diatolik
ventrikelakan sedikit meningkat.
4
4) Insufisiensi Aorta
1. RHD ( jarang)
2. Non RHD : endokarditis infektif, kelainan kongenital, hipertensi, sindrom Marfans
( penyakit sistemik dari jaringan peghubung).
Insufisiensi aorta menimbulkan refluks darah dari aorta kedalam ventrikel sewaktu
relaksasi ventrikel. Pada prinsipnya, jaringan perifer dan ventrikel kiri bersaing
untukmendapatkan darah yang keluar dari dari ventrikel selama sistolik. Besarnya
aliran darah kedepan ke perifer terhadap aliran retrograd ke ventrikel bergantung pada
derajat penutupan katup dan resistensi relatif terhadap darah antar perifer dan
ventrikel.
5) Stenosis Triskupidalis
1. kelainan kongenital
2. RHD ( bersama-sama katup mitral / aorta )
6). Triskupidalis Insufisiensi
1. Gagal jantung kiri kronis
2. Hipertensi pulmonal kronis
2.1.1.3 Patofisiologi
Rheumatic Heart Disease (RHD) dapat menyebabkan penebalan katup karena fibrosis
dan klasifikasi. Daun-daun katup menyatu dan menjadi kaku, Chorda tendinea mengerut dan
memendek. Annulus katup menyempit, menghambat aliran darah normal dari atrium kiri ke
ventrikel kiri akibat hambatan aliran darah ventrikel kiri menerima volume darah akhir
diatolik (EDV) yang tidak adekuat dan mengakibatkan penurunan curah jantung.
(RHD) merupakan faktor penyebab predominan.
Bila MI sebagai hasil RHD biasanya berkaitan dengan beberapa level MS . Penyebab
non RHD adalah disfungsi / ruftur muskulus papilaris sebagai dampak iskemik jantung (cepat
menimbulkan edema paru akut dan syok), endokarditis infektif, dan anomali kongenital.
Pathway
1. Mitral Stenosis
Endokarditis rematik
trombus, klasifikasi
Ctenosis mitral
Takikardia
Waktu diastolik
Volume sekuncup
Curah jantung
Dilatasi/hipertrofi
kongesti paru
Fibrilasi atrium
Hiper tensi
Resistensi ejeksis
ventrikel kanan
Peningkatan beban
tekanan ventrikel kanan
Cepat lelah
Gangguan aktivitas
Sehari - hari
Batuk
sesak nafas
Jalan nafas
Tidak efektif
pola nafas
tidak efektif
Pembesaran vena
sistemis, hematomegali,
edema parifer, dan
asites.
Stenosis aorta
Curah jantung
Hipotensi sistemik
Hipertensi
ventrikel
TD
Infark
Nyeri
miokardium
dada
Insufisiensi aorta
Volume sekuncup
Curah jantung
LVEDY
Tekanan dinding ventrikel kiri
Dilatasi ventrikel kiri
Hipertrofi ventrikel kiri
Kebutuhan oksigen
Hipoksia miokardium
7
Vasodilatasi saat aktifitas fisik
Pola nafas
Tidak
efektif
Gangguan
Perasaan
lelahaktifitas
dan lemah
sehari - hari
Gagal
Dekopensasi
jantung kiri
Nyeri dada
Infark miokardium
8. Kateterisasi jantung
a. Peningkatan selisih tekanan atrium dan ventrikel kiri, tekanan baji kapiler
dan tekanan arteri pulmonalis.
b. penurunan curah jantung dan penyempitan lubang katup ( 1,5 cm)
9. Echocardiografi
a. Klasifikasi dan kekakuan katup mitral
b. Dilatasi atrium kiri
b. Mitral Insufisiensi
1. kelemahan, dispnea saat aktivitas.
2. Orthopnea (akibat penurunan curah jantung)
3. Palpitasi / berdebar-debar
4. peningkatan JVP, hepatomegali, pitting edema ( akibat gagal jantung kanan)
5. Auskultasi.
a. Holosistolik murmur/bising sepanjang sistolik di apeks yang menjalar ke aksila.
b. BJ 3 terdengar (bila MI berat)
6. EKG
a. Premature atria Contraction (PAC); Atria Fibrilation (AF)
b. Gelombang P mitral.
c. Hipertrofi atrium dan ventrikel kiri .
d. Kelainan gelombang T dan segmen ST yang non sfesifik
e. Right Axis Deviation (RAD)
7. Rontgen toraks
a. Hipertrofi atrium dan ventrikel kiri
b. Hipertensi pulmonal dan kongesti pembuluh darah paru
8. Kateter cor
a. Refluks zat kontras melalui mitral selama sistolik
b. Peningkatan gelombang V pada pulmonary Capillary wedge pressure.
c. Peningkatan tekanan arteri pulmonalis atrium kiri, PWP
9. Echokardiografi
a. Dilatasi atrium dan ventrikel kiri
b. prolaps sebagian katup mitral ke atrium kiri.
3. Stenosis Aorta
a. dispnea, angina, dan pinsan dan pingsan saat aktivitas ( akibat penurunan curah jantung)
b. kelemahan dan sianosis perifer ( bila penurunan CO berat)
1. Orthopnea dan PND ( bila terjadi edema paru )
d. Auskultasi
1. systolic ejection click.
2. BJ2 tunggal, intensitas lemah / tak terdengar.
3. murmur sistolik
e. palpasi
1.pulsus alternan
2. penurunan tekanan denyut.
9
f. EKG
1. hipertrofi ventrikel kiri
2. AV block derajat 1
Left anterior hemiblock.
g. Rontgen Toraks
1. dilatasi aorta post stenotik
2. klasifikasi daun katup
h. Kateterisasi Jantung
1. perbedaan tekanan aorta 80-100 mmHg
2. peningkatan tekanan diastolik ventrikel
3. tekanan atrium kiri dan pulmonal normal.
i. Echocardiogram
1. gerakan katup aorta menyempit
2. peningkatan gema / suara gerak katup.
2.2 MANAJEMEN KEPERAWATAN
2.2.1 PENGKAJIAN
I. Dasar data pengkajian Pasien :
a) Aktivitas / Istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan.
Pusing, rasa berdenyut.
Dispnea karena kerja, palpitasi.
Gangguan tidur (orthopnea, dispnea proksimal nokturia, keringat malam
Tanda
hari).
: Takikardi, Gangguan pada TD.
Pingsan Karena kerja
Takipnea, dispnea.
b) Sirkulasi
Gejala : Riwayat kondisi pencetus, contoh demam reumatik, endokarditis bakterial
subakut, infeksi streptolokokal; hipertensi, kondisi kongenital ( contoh
kerusakan atrial-septam, sindrom Marfan) trauma dada, hipertensi
Tanda
pulmonal.
Riwayat murmur jantung, palpitasi.
Serak, hemoptisis.
Batuk, dengan/tanpa produk sputum
: Sistolik TD menurun ( As lambat).
10
i) Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala
: Penggunaan obat IV ( terlarang) baru/kronis
Pertimbangan
: DRG menunjukan rerata lama dirawat : 4,9 hari
rencana pemulangan
Bantuan dengan kebutuhan perawatan diri, tugas-tugas rumah
tangga/pemeliharaan
Perubahan dalam terapi obat.
susunan perabot rumah.
j) Pemeriksaan Diagnostik
Radionuclide studies ( MUGA); menentukan fraksi ejeksi ventrikel istirahat dan latihan.
kateterisasi jantung : memberikan informasi diagnostik sebagai berikut :
SM : gradien tekanan (pada diastole) antara atrium kiri dan ventrikel kiri melewati
katup mitral, penurunan orifisium katup (1,2 cm) Peninggian tekanan atrium kiri, arteri
pulmonal, dan ventrikel kanan : penurunan curah jantung
IM : aliran balik media kontras melalui katup mitralselama sistole, peninggian tekanan
atrium kiri dan arteri pulmonal.
SA: peningkatan gradien tekanan pada sistole melewati katup aortik , peningkatan
LVEDP.
IA : Aliran balik mediakontras melalui katup aortik selama sistole , peningkatan
LVEDP.
ST :Peningkatan gradien tekanan melewati katup, peningkatan tekanan atrium kanan,
penurunan curah jantung.
12
IT : Aliran balik media kontras melalui katip triskupid, Peningkatan tekanan atrium
kanan, curah jantung normal atau menurun.
SP : Penurunan orifisium katu, peningkatan ventrikel kanan, penurunan tekanan arteri
pulmonal.
IP : Peningkatan tekanan ventrikel kanan, aliran balik media kontras melalui katup.
Ventrikulografi kiri : digunakan untuk mendemostrasikan prolaps katup mitral (MVP)
EKG :
IM : Hipertrofi atrium dan ventrikel kiri: sinus takikardia, kontraksi atrium prematur,
fibrilasi atrium.
MVP : abnormalitas glombang T
SM : Pembesaran atrium kiri, hipertrofi ventrikel kanan, fibrilasi atrium kronis.
SA : Aritmia atrium dan ventrikel : hipertrofi ventrikel kanan, deviasi aksis kanan,
perubahan gelombang ST/T, defek konduksi ( Blok AV Derajat pertama, blok cabang
berkas kiri).
IA : hipertrofi ventrikel kiri: ada fibrilasi atrium bila gagal ginjal kongesif berat.
ST: Hipertropi atrium kanan, hipertrofi ventrikel kiri atau kanan ; fibrilasi atrium
IT : hipertrofi ventrikel dan atrium kanan, fibrilasi jantung.
SP : hipertrofi ventrikel dan atrium kanan, deviasi aksis kanan, fibrilasi atrium
IP : Dilatasi ventrikel kanan dan mungkin atrium kanan
sinar x dada :
SM : pembesaran ventrikel kanan dan atrium kiri, peningkatan vaskulatur, tanda-tanda
kongesti/edema pulmonal.
IM : klasifikasi analus mitral, dilatasi serambi jantung, peningkatan vaskularitas pada
13
IM : Pembesaran atrium kiri, hiperdinamik ventrikel kiri, prolaps daun katup mitral.
SA : pembatasan gerakan katup aortik.
IA : Dilatasi ventrikel kiri klasifikasi atau vegetasi pada katup aortik. Pembesaran pada
akar aortik dari aorta desenden.
MVP : penonjolan daun-daun katup secaa posterior dalam atrium kiri selama sistole
ventrikel
ST : dilatasi atrium kanan, perubahan gerakan daun-daun katup triskupid.
IT : dilatasi atrium kanan, prolaps daun katup triskupid.
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Pantau TD, nadi apikal, nadi perifer
terhadap dekompensasi.
Disritmia umum pada pasien dengan penyakit
kaup. disritmia atrium paling umum. bekenaan
dengan peningkatan tekanan dan volume atrium.
Abnormalitas konduksi dapat juga terjadi. mis.,
pada penyakit katup aortik, karena penurunan
darah
yang
yang
memungkinkan
derajat
(preload),
kembali
Bantu
misdengan
aktivitas
jantung
sesuai Melakukan kembali kembali aktivitas secara
jantung .
sesuai Memberikan oksigen untuk ambilan miokard
dalam
upaya
mengkompensasi
kebutuhan oksigen.
Berikan obat-obatan sesuai indikasi, Pengobatab disritmia
atrial
dan
peningkatan
ventrikuler
meningkatkan
curah
jantung
atau
menunjukan keseimbangan masukan dan haluaran, berat badan stabil, tanda vital
RASIONAL
Mandiri
Pantau pemasukan dan pengeluaran, catat Penting pada pengkajian jantung dan
keseimbangan cairan (positif tau negatif), fungsi
timbang berat badan tiap hari.
ginjal
diuretik.
dan
keefektifan
kesemibangan
cairan
terapi
positif
satu
temuan
klinik
pertama
adanya
distensi
vena
katup berat).
jugularis/ Indkator klinik gagal jantung sisi kanan
peninggian CVP.
Pantau TD
contoh
peninggian
TD
stenosi
diatas
aorta.
normal
Namun
dapat
terapi.
Jelaskan tujuan pebatasan cairan/natrium Dapat meningkatkan kerja sama pasien.
pada pasien orang terdekat. libatkan dalam Memberikan beberapa rasa kontrol dalam
rencana jadwal pemasukan/ pilihan diet yang menghadapi upaya pembatasan.
tepat.
Kolaborasi
Berikan diauretik contoh furosemid ( Lazix) Menghambat reabsorpsi natrium/klorida,
asam etakrinik ( Edecrin) sesuai indikasi.
da edema paru.
Pantau elektrolit serum, khususnya kalium. Nilai elektrolit berubah sebagai respon
berikan
kalium
pada
diet
dan
kalium diuresis
dan
ganggan
oksigenisasidan
metabolisme.
Pompa IV mencegah kelebihan pemberian
cairan.
Batasi cairan sesuai indikasi (oral dan Dapat diperlukan
intravena)
Berikan batasan diet natrium sesuai indikasi
untuk
menurunkan
17
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Selidiki laporan nyeri dada dan bandingkan Perbedaan
gejala
dan
berubah,
peningkatan
untuk
penyebab
perubahan
menentukan
perlu
tanda
derajat/
pasien
nyeri.
vital
adanya
khususnyabila
menunjukan
MVP,
berhubungan
banyak,
menurunkan
angina (contoh behenti aktivitas yang kebutuhan oksigen dan kerja jantung /
menyebabalan angina, istirahat, dan minum menghentikan angina
obat anti angina yang tepat)
Kolaborasi
4. Intoleran Aktivitas
Dapat dihubungkan dengan :
Ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan (penurunan/ perbatasan curah
jantung)
Kemungkinan Di buktikan oleh :
laporan verbal kelemahan atau kelelahan
kecepatan jantung abnormal atau TD berespon terhadap aktivitas.
ketidaknyamanan kerja atau dispnea.
Kriteria Hasil :
menunjukan peningkatan yang dapat diukur dalam toleransi aktivitas
18
RASIONAL
Parameter menunjukan respons fisiologis
Mandiri
Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas pasien terhadap stres aktivitas dan indikator
menggunakan parameter berikut : frekuensi derajat pengaruh kelebihan kerja/jantung.
nadi 20 per menit diatas frekuensi isrirahat,
catat peningkatan TD, dispnea,atau nyeri
dada, kelelahan berat dan kelemahan,
berkeringan, pusing, atau pingsan.
Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas Stabilitas fisiologis pada istirahat penting
contoh penurunan kelemahan/ kelelahan, untuk
menunjukan
tingkat
aktivitas
ada.
kemajun
aktivitas
bertahap
jadwal
peningkatan
toleransi
20
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Valvular heart disease adalah penyakit yang terjadi bila katup-katup jantung tidak
mampu membuka secara penuh atau dikenal dengan istilah stenosis katup atau tidak mampu
menutup secara penuh dikenal dengan istilah insufisiensi katup atau regurgitasi katup.
Disfungsi katup didapat (aquired) paling sering melibatkan bagian kiri jantung, terutama
katup mitral. Adapun urutan kejadiannya adalah mitral stenosis ( MS) mitral insufisiensi
(MI), mitral prolapse (MP), Stenosis aorta ( SA), dan insufisiensi aorta ( IA)
Penyebab tersering valvular heart disease adalah RHD, meskipun kadang-kadang
riwayat RHD juga sering tidak ditemukan pada klien. Penyebab non reumatik pada ganguan
ini meliputi Atrial Myxoma, akumulasi kalsium dan trombos
Rheumatic Heart Disease (RHD) dapat menyebabkan penebalan katup karena fibrosis
dan klasifikasi. Daun-daun katup menyatu dan menjadi kaku, Chorda tendinea mengerut dan
memendek. Annulus katup menyempit, menghambat aliran darah normal dari atrium kiri ke
ventrikel kiri akibat hambatan aliran darah ventrikel kiri menerima volume darah akhir
diatolik (EDV) yang tidak adekuat dan mengakibatkan penurunan curah jantung.
21
3.2 SARAN
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan diatas maka diharapkan :
1. Apabila para pembaca ingin membuat makalah semacam ini, maka diharapkan memiliki
referensi buku yang lebih banyak lagi. Karena buku merupakan bahan penunjang agar
hasil yang diperoleh menjadi lebih maksimal.
2. Semoga makalah ini bermanfaat di masa sekarang dan masa yang akan datang.
22
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqi Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................
ii
23
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................
3.1 KESIMPULAN..........................................................................
3.2 SARAN......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
24