Anda di halaman 1dari 19

Tugas : Elektif I

Dosen : Eva Arna Abrar., S.Kep.,Ns.,M.Kep

ANATOMI BEKAM

OLEH :
KELOMPOK I
NURFADILLAH NH0117107
NURSYAHIDAH NH0117113
RION NH0117126
RISDANIAR NH0117128
RITAYULIANTI NH0117131
SALMAWATI NH0117135
WA ODE SARIDEWI MULYAINUNINGSIH NH0117149
WANHASLINDA NH0117150
WILKI MUSDI NH0117152

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESAHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Makalah dengan judul ”Anatomi Bekam”. Makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kulia Elektif I.
Dalam pembuatan makalah ini, kami tidak lepas dari bantuan dan dukungan
dari pihak-pihak terkait serta kecanggihan teknologi untuk memperoleh
informasinya.Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu
hasil makalah kami ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Kami senantiasa
mengharapkan konstribusi pemikiran anda sehingga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.

PENULIS

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar ................................................................................................ i
Daftar Isi .......................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
1. Tujuan umum ......................................................................................... 2
2. Tujuan khusus ........................................................................................ 2
BAB II Pembahasan ......................................................................................... 3
A. Anatomi Kulit ............................................................................................ 3
B. Patofisiologi Bekam .................................................................................. 5
C. Mikrotrauma ............................................................................................... 10
D. Darah Bekam ............................................................................................. 11
BAB III Penutup ............................................................................................. 15
A. Kesimpulan ............................................................................................... 15
B. Saran .......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi hijamah menurut bahasa adalah ungkapan tentang mengisap darah
dan mengeluarkannya dari permukaan kulit, yang kemudian ditampung di
dalam gelas mihjamah, yang menyebabkan pemusatan dan penarikan darah di
sana, lalu dilakukan penyayatan permukaan kulit dengan pisau bedah, guna
untuk mengeluarkan darah.Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara
mengeluarkan darah kotordari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Hijamah
adalah pengobatan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun sebelum masehi.
Nama lainnya adalah bekam, canduk, canthuk, kop, mambakan, di Eropa
dikenal dengan istilah”cuping therapeutic method” dalam bahasa mandarin
disebut Pa Hou Kuan.
Dalam ilmu kedokteran Islam, bekam tidak boleh sembarang dilakukan.
Bekam hanya boleh dilakukan pada pembekuan/penyumbatan dalam
pembuluh darah, karena fungsi bekam yang sesungguhnya adalah untuk
mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh. Hijamah/bekam merupakan
metode paling unggul dan sangat berkhasiat untukmengatasi berbagai macam
penyakit. Bekam juga merupakan preventive medicine (metode pencegahan)
selain juga sangat efektif untuk curative medicine (metode
penyembuhan).Hijamah bukanlah pengobatan alternatif.
Namun ia merupakan pengobatan berdasarkan wahyu (sunnah Rasul), maka
ia mempunyai satu hikmah yang luar biasa darisisi khasiatnya, dan yang
menyembuhkannya tetap adalah Allah SWT.Oleh sebab itu, penulis berharap
dengan dibuatnya makalah ini kita bisa sama-sama membangun dan
menghidupkan sunnah-sunnah Rasul.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi pada kulit ?
2. Bagaimana patofisiologi bekam ?
3. Apa yang dimaksud dengan mikrotrauma ?

1
4. Bagaimana darah bekam ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu
mengetahui dan memahami anatomi bekam.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui anatomi Kulit
b. Untuk mengetahui patofisiologi bekam
c. Untuk mengetahui microtrauma
d. Untuk mengetahui darah bekam

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Kulit
Dalam (Rospa, 2010), Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling
luar dan membatasi tubuh dari lingkungan luar, kulit tidak bisa terpisah dari
kehidupan manusia yang merupakan organ essensial dan vital, kulit juga
merupakan cermin kesehatan dari kehidupan seseorang.
Keadaan kulit sangat kompleks, elastis, sensitive dan bervariasi dan
dipengaruhi oleh :
 Iklim
 Umur
 Seks
 Ras
Kulit berfungsi mengeluarkan jenis toksin yang sama dikeluarkan oleh
ginjal. Bilamana usus, paru-paru, ginjal, system limfa, system pencernaan
tersumbat dan tidak lancer, banyak toksin yang harus dikeluarkan melalui kulit.
Epidermis tidak berisi sesuatu pembuluh darah. Saluran kelenjar keringat
menembus epidermis dan mendapingi rambut. (Zaki, 2012)
Kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :
 Lapisan epidermis (kutikel)
 Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin)
 Lapisan subkutis (hypodermis).

1. Lapian Epidermis terdiri atas :


 Stratum korneum (lapisan tanduk) adalah : lapisan kulit yang paling luar
dan terdiri atas sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya
berubah menjadi keratin (zat tanduk).
 Stratum lusidum terdapat langsung dibawah lapisan korneum, yang
merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang
berubah menjai protein yang disebut eleidin. Lapisan ini tampak/nyata
pada telapak tangan dan kaki.

3
 Stratum glanulosum (lapisan keratohialin) merupakan 2 atau 3 lapisan
sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar serta terdapat inti
diantaranya dan terdapat jelas pada telapak tangan dan kaki.
 Stratum spinosum (stratum Malphigi) disebut juga Picle Cell Layer
(lapisan akanta). Sel stratum spinosum mengandung banyak glikogen.
Stratu basale terdiri dari sel yang berbentuk kubus (kolumnar) yang
tersusun vertical pada pebatasan dermo epidermal seperti pagar
(palisade) dan merupakan lapisan epidermis yang paling bawah, sel
basal ini mengadakan mitosis yang berfungsih reproduktif.
Lapisan ini terdiri dari dua jenis sel yaitu :
1) Sel-sel ini berbentuk kolumnar dengan protoplasma terbentuk inti
lonjong dan besar berhubungan satu dengan yang lain oleh jembatan
antar sel.
2) Sel pembentuk melamin (melanosit) atau clear cell merupakan sel
berwarna merah muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap
yang mengandung butir pigmen (melanosomes)
2. Lapisan Dermis
Lapisan ini lebih tepatnya dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada
epidermis dan terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa padat. Secara garis
besar elemen seluler dan folikel rambut dibagi dua yaitu :
 Pars papilare adalah bagian yag menonjol ke epidermis yang berisi
ujung serabut saraf dan pembuluh darah.
 Pars retikulare adalah bagian yang dibawahnya menonjol kearah
subkutan terdiri dari serabut-serabut penunjang, misalnya serabut
(kolagen, elastin, dan retikulin). Dasar (matriks) lapisan ini terdiri atas
cairan kental, asam hialuronat dan kondroitin sulfat yang terdapat pula
fibroblast.
Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblast, membentuk ikatan (bundle) yang
mengandung hidroksipolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat lentur
(dengan bertambah umur menjadi kurang larut sehingga stabil)

4
Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf, mudah
mengembang dan lebih elastis.
3. Lapisan subkutis
Lapisan ini adalah kelanjutan dari dermis dan terdiri dari jaringan ikat
longgar berisi sel-sel lemak didalamnya lapisan sel-sel lemak disebut
panikulus adipose yang berfungsi sebagai cadangan makanan.
Bagian lain yang terdapat pada lapisan subkutis adalah :
 Ujung-ujung saraf tepi
 Pembuluh darah
 Getah bening
Vaskularisasi dikulit diatur oleh 2 pleksus yaitu :
 Pleksus yang terletak di bagian atas dermis (pleksus superficial) dan
mengadakan anastomosis dipapil dermis.
 Pleksus yang terletak disubkutis (plektus profunda) mengadakan
anastomosis. (Rospa, 2010)
Efek bekam terhadap kulit yaitu bekam berperan menstimulasi folikel
rambut dengan meningkatkan sirkulasi darah ke kulit sehingga meningkatkan
suplai nutrisi yang baik untuk rambut dan akar rambut. Suhu kulit meningkat
dan sebuah kawasan berwarna merah terbentuk. ini menunjukkan terjadinya
peningkatan metabolisme makanan di kulit dan kemanfaatan yang diperoleh
sel kulit dari darah yang sampai kepadanya. Aktivitas kelenjar keringat dan
kelenjar lemak meningkat, pori-pori kulit membuka setelah dilakukan
pembekaman. Sayatan/perlukaan yang dilakukan saat bekam berada pada
lapisan kulit ketiga yaitu pada lapisan subkutis dimana lapisan sub kutis ini
terdiri dari jaringan ikat.

B. Patofisiologi Bekam
Terapi bekam dalam Islam dikenal dengan istilah Hijamah. Sedangkan
dalam bahasa Inggris Blood Cupping atau Cupping Therapy . Dalam bahasa
Mandarin disebut Pa Hou Kuan . Untuk Indonesia sendiri tetap menggunakan
istilah Bekam.

5
Hijamah sudah dikenal sejak zaman dulu, yaitu kerajaan Sumeria, kemudian
terus berkembang sampai Babilonia, Mesir, Saba, dan Persia. Pada zaman
Rasulullah, beliau menggunakan kaca berupa cawan atau mangkuk tinggi.
Teknik pengobatan bekam adalah suatu proses membuang darah kotor
(toksin/racun)dalam tubuh yang berbahaya melalui permukaan kulit dengan
pisau penyayat atau jarum (lancer) di titik-titik tertentu.
 Toksin adalah endapan racun/ zat kimia yang tidak bias diurai oleh tubuh.
Sedangkan darah kotor adalah darah yang mengandung toksin/racun atau
darah statis yang menyumbat peredaran darah. Sehingga system peredaran
darah tidak dapat berjalan dengan lancer. Timbunan racun (toxin) yang
terdapat dalam darah menyebabkan tidak berfungsinya mekanisme
pertahanan tubuh (system immune tubuh).
 Toksin yang berada didalam tubuh manusia berasal dari:
1. Pencemaran udar, seperti asap kendaraan, pabrik, pembuangan limbah
kimia, dan lain-lain
2. Makanan siap saji (fas food) karena mengandung zat kimia yang tidak
baik untuk tubuh, seperti zat pengawet, zat pewarna, zat aroma
(essense), penyedap rasa.
3. Hasil pertanian, seperti pestisida, insektisida, fungisida, herbisida.
4. Kebiasaan buruk, seperti merokok, makan tidak teratur/ bersih, makan
tidak seimbang, terlalu panas atau dingin, terlalu asam.
5. Obat-obatan kimia.
Gejala banyak toksin :
 Mudah mengantuk dan mudah letih
 Sering mengeluh kurang sehat atau tidak fit
 Sembelit (BAB lama/sulit)
 Cepat marah, emosi, tertekan, depresi, dan stress.
 Sering pusing/ sakit kepala.
 Sakit persendian/otot.
 Darah tinggi, gula darah tinggi, asam urat tinggi.

6
 Terjadinya kerusakan sel spermatozoid dan sel telur(ovum). Sehingga
tidak subur/mandul.
 Menurunnya system immmunitas (kekebalan) tubuh.

Teknik hijamah/ bekam adalah membuang racun/toksin melalui permukaan


kulit, karena kulit adalah organ yang terbesar didalam tubuh manusia, karena
banyak toksin/racun berkumpul di daerah kulit.
Rasulullah saw., menyunahkan umatnya berhijamah (bekam) dalam setiap
bulan , yaitu sejak tanggal 15 sampai dengan 21 setiap bulan atau sekurang-
kurangnya satu kali dalam seumur hidup. Dengan demikian insya Allah akan
mendpatkan syafaat dari Rasulullah saw., disamping memperoleh kesehatan
lahir batin.
Tujuan bekam adalah :
 Mengamalkan sunah rasul dalam hal pengoatan
 Peningkatan daya tahan tubuh (promotif)
 Pencegahan penyakit (preventif)
 Penyembuhan penyakit (kuratif)
 Perawatan pasca penyakit ( rehabilitative)

Adapun manfaat bekam adalah :


 Mengeluarkan angin, toksin, dan kolesterol yang berbahaya dari dalam
tubuh.
 Menghilangkan rasa sakit.
 Memulihkan fungsi tubuh.
 Melancarkan peredaran darah.
 Menajamkan penglihatan.
 Meningkatkan daya ingat dan kecerdasan.
 Meningkatkan system imunitas. (Zaki, 2012)

7
Bekam merupakan metode pengobatan komplementer dilakukan
menggunakan vacuum cups. Titik bekam berada di permukaan kulit, bisa
merupakan titik akupuntur, akupresur, refleksi, titik tung, tho’ dan sebagainya.
Namun yang sedang berkembang di Indonesia adalah membekam dititik
meredian akupuntur dan titik bekam Nabi (Prophet Potent Point).
Terapi komplementer bekam basah terbukti dapat menurunkan kolesterol
LDL laki-laki normal. Pengaruh bekam basah terhadap penurunan kolesterol
pada pasien dengan sindrom metabolic. Penatalaksanaan hiperlipidemia non
farmakologis diantaranya dengan bekam basah. Titik yang direkomendasikan
adalah antara dua skapula. T1-T3 skapula tulang belakang tepatnya titik
dimaksud adalah Al kahil terletak disekitar tonjolan tulang leher belakang
nomer 7 ( processus spinosus vertebrae cervicalis VII), antara bahu (acromion)
kanan dan kiri, setinggi pundak. Pada titik ini merupakan bagian paling lemah
dari seluruh peredaran darah tuuh sehingga menjadi tempat yang cocok untuk
pengendapan zat berahaya serta sel rusak dan tua di dalam tubuh. Terdapat satu
titik akupungtur yang sangat penting yaitu titik DU. (Amin, 2013)
Setiap prosedur membutuhkan waktu sekitar 20 menit dan dilakukan dalam
5 tahap. Terapi komplementer Bekam Basah setelah penghisapan kulit akan
dilanjutkan dengan pengeluaran darah, maka suhu kulit area lokal akan
meningkat, disertai dilatasi kapiler, peningkatan permeabilitas pembuluh
darah, sehingga menghasilkan perbaikan metabolisme. Proses ini
mengakibatkan perbaikan sirkulasi darah, membuang stasis darah, membuang
patogen angin, dan patogen basah, melancarkan chi dan darah, membuang
patogen dingin. Efek penghisapan dan penarikan kulit karena tekanan negatif
ini, akan terjadi proses penekanan titik-titik tadi tepat dibawah kulit di
sepanjang meredian. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa efek terapi
bekam ini akan bekerja sepanjang meredian, dari permukaan tubuh ke organ,
organ ke organ, organ ke jaringan penunjang, ke bagian tubuh kanan dan kiri,
atas dan bawah, keempat anggota gerak, ke jaringan penunjang yang satu
dengan lainnya dan seterusnya. (Umar W.A 2008). (Amin, 2013)

8
Terapi komplementer bekam basah terbukti dapat menurunkan trigliserid
laki-laki normal. Pengaruh bekam basah terhadap penurunan kolesterol pada
pasien dengan sindrom metabolic. Penelitian perbedaan profil lipid pada darah
vena dan darah dari cup pada laki-laki normal didapatkan hasil kadar trigliserid
lebih tinggi dibandingkan kadarnya dalam vena. Bekam basah efektif untuk
menurunkan kadar LDL sehingga mencegah terjadinya arterosklerosis. Sampel
darah dari bekam menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan (p <0,001)
kadar kolesterol, HDL, LDL dan trigliserida dibandingkan dengan sampel
darah vena. (Amin, 2013)
Penurunan kadar estradiol secara spontan sangat berhubungan dengan
peningkatan proinflamatori sitokin seperti tumor necrosis factor (TNF) α dan
interleukin (IL)-1β. Proses ini secara tidak langsung berperan dalam inisiasi
proses imun tubuh, sehingga ROS dibentuk. Akibat meningkatnya stres
oksidatif dan meningkatnya ROS dalam darah, terjadi peroksidasi lipid pada
membran sel endotel mengakibatkan perlukaan pada lapisan endotel. Pada
keadaan ini didapati LDL teroksidasi mengakibatkan disfungsi endotel yang
pada akhirnya dapat bermanifestasi menjadi penyakit jantung coroner.
Sel endotel pembuluh darah sesungguhnya mempunyai peranan paling
penting dalam merespon setiap invasi molekul antigen. Barangkali sel endotel-
lah yang bersifat paling dinamik dalam menjaga dan memelihara
keseimbangan tubuh kita. Setiap faktor yang menyebabkan perubahan pada
permukaan membran sel endotel – fenomena ini dikenal sebagai stres oksidatif,
dan menyebabkan terjadinya lesi endotel atau disfungsi endotel – dan secara
otomatis akan direspons oleh sel endotel dalam upaya untuk mengembalikan
atau mempertahankan keseimbangan itu kembali. Yang dominan dan paling
dini dalam respon imunologik akut adalah fenomena trombosis akut untuk
menutupi lesi, yang bisa terjadi sewaktu waktu. Apabila respon imunologik
akut terjadi secara berulang dan berkelanjutan, dapat menyebabkan terjadinya
proses aterosklerosis yang kronik pada dinding sebelah dalam pembuluh darah.
(Amin, 2013)

9
Bekam mungkin dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh melalui 3
jalur:
1) Iritasi pada sistem kekebalan tubuh dengan membuat peradangan lokal
buatan, dan kemudian mengaktifkan sistem komplementer dan
meningkatkan tingkat produk kekebalan tubuh seperti interferon dan TNF
(Tumor Faktor nekrosis),
2) Efek timus, dan
3) kontrol lalu lintas getah bening dan meningkatkan aliran getah bening
dalam pembuluh getah bening (Ahmadi, et al., 2008).
Penelitian ini dilakukan pada 56 relawan pria sehat berusia antara 20 dan 40
tahun yang dipilih secara acak. Semua sampel dikumpulkan pada bulan Mei
dan Juni 2008 Dan tidak ada riwayat penyakit kronis pada para relawan.
Sampel darah diambil dari vena dan darah pada Cup. Hasil penelitian untuk
membandingkan respon TH1/TH2 dalam sampel darah vena dan bekam
mengevaluasi kadar IFN-γ dan IL-4 dalam supernatan pembuluh darah dan
kultur darah bekam dengan atau tanpa kehadiran HPA mitogen. Hasil
penelitian menunjukkan kadar IFN-γ dan IL-4 dalam sampel darah bekam
dibandingkan dengan sampel darah vena tanpa presentasi mitogen, limfosit
dalam sampel darah bekam memainkan peran penting dalam pembuangan
IFN-γ dan IL-4. Namun hasil utama dari penelitian adalah bahwa HPA
mitogen, kadar IFN-γ dan IL-4 di sampel darah bekam yang kurang dari
sampel darah vena, dan kita dianggap bahwa limfosit dalam sampel darah
bekam mungkin tidak memiliki fungsi alami mereka, sehingga mereka tidak
benar merespon stimulasi mitogen. Selain itu, 2 minggu setelah bekam kita
tidak melihat perbedaan dalam konsentrasi IFN-γ dan IL-4 dalam darah vena,
tampaknya reduplikasi bekam respon kekebalan akan terpengaruh dan kadar
IFN-γ dan IL-4 akan meningkat (Amin, 2013).
Jadi kesimpulannya yaitu Bekam basah mempengaruhi Kadar trigliserid dan
respon imun pada hiperlipidemia. (Amin, 2013)

10
C. Mikrotrauma
Pembekaman pada titik sunnah pada area bekam dapat menimbulkan
mirotrauma (peradangan) pada kulit dan jaringan dibawah kulit. Setiap
mikrotrauma atau perlukaan pastinya akan menghasilkan reaksi peradangan.
Inflamasi (peradangan) merupakan respon lokal tubuh terhadap infeksi atau
perlukaan. Tidak spesifik hanya untuk infeksi mikroba tetapi respons yang
sama juga terjadi pada perlukaan akibat suhu dingin, panas, atau trauma.
Mikrotrauma dapat berupa robekan mikro pada serat otot, pada selubung
pembungkus otot, atau pada jaringan ikat. Robekan mikro ini juga dapat berupa
tarikan pada tendon dan tulang. Tidak diketahui apakah ligamen dapat
beradaptasi seperti ini. Mikrotrauma pada kulit (tekanan, benturan, gesekan)
juga dapat menyebabkan semakin tebalnya kulit. Seperti terlihat dari kalus atau
kapalan yang terbentuk karena berjalan tanpa alas kaki, atau kalus pada tangan
yang dihasilkan dari panjat tebing atau latihan beban. Ini mungkin disebabkan
oleh peningkatan penggandaan sel kulit pada bagian-bagian tubuh, di mana sel-
sel cepat mengelupas atau mengalami tekanan atau gesekan.
Kebanyakan mikrotrauma mengakibatkan peradangan rendah, yang tidak
dapat dilihat atau dirasakan. Cedera ini dapat timbul pada otot, ligamen, tulang
punggung, dan cakram sendi, baik secara tunggal atau pun kombinasi.
Mikrotrauma berulang yang tidak diberikan cukup waktu untuk pulih, dapat
mengakibatkan perkembangan kondisi yang lebih serius.
Microtrauma pada bekam ini sendiri didapatkan dari perlukaan kecil yang
tujuannya untuk mengeluarkan darah kotor yang ada.

D. Darah Bekam
Darah bekam telah diperiksa dengan mikroskop dan diemukan adanya
bentuk-bentuk sel darah merah yang abnormal, dalam (Ahmad, 2012) sebagai
berikut :
1. Anisocytosis (perbedaan ukuran sel darah merah) dimana ditemukan
banyak sekali sel yang membesar melebihi ukuran sel normal.

11
2. Pikilosytosis (pebedaan bentuk sel darah merah) di mana ditemukan sel-
sel berbentuk kawat dan buah pir.
3. Hypochromia (kekurangan hemoglobin) yaitu kekurangan warna sel darah
merah. Ini bias disaksikan pada kasus penderita anemia.
4. Target cells (sel-sel target) menunjukkan kekurangan hemoglobin dan
gangguan mekanisme produksi darah.
5. Schisocytes (sel-sel darah pecah)
6. Acathocytes (sel-sel berduri)
7. Spherocytes ( sel darah merah berbentuk bola).
8. Teardrop cells (sel darah merah berbentuk tetesan air).

Setelah memasuki berbagai analisis dan penelitian, tim penelitian


menegeluarkan laporan berikut .
1. Bentuk sel darah merah dalam bekam dalam semua kasus selalu abnormal,
dengan catatan bahwa darah tersebut di ambil darah tempatnya sayatan
langsung sebelum diletakan gelas bekam agar tekanan gelas tidak
berpengaruh terhadap sel-sel tersebut
2. Penurunan drastic jumlah sel darah putih pada darah bekam. Itu terjadi
dalam seluruh kasus, karena jumlah hanya sekitar antara 525- 950 sel
perliter
3. Penurunan kadar neutrophil dalam darah bekam
4. Peningkatan kadar limposit dalam darah bekam pada seluruh kasus dimana
jumlah bersekitar antara 58-88% dalam keadaan normal, kadarnya nda
boleh lebih dari 35%
5. Kapasitas ikat besi total( total iron binding capacity) tinggi sekali bersekitar
antara 422-1057, sementara dalam dalam normal harus berisar antara 250-
400
6. Tingginya kadar kreatinin dalam darah bekam.

12
Terdapat banyak factor penyebab terjadinya statis darah,menurut (Zaki,
2012) yaitu:
1. Statis darah yang bersumber dari trauma dan cedera fisik, seperti
kecelakaan, terseleo, memar, dan sebagainya.
2. Statis darah akibat perbuatan sendiri, seperti mengangkat beban yang berat,
pakaian ketat dan sebagainya.
3. Statis darah bersumber dari emosi (marah, takut, sedih, risau) sehingga
menyebabkan terjadinya proses biokimia yang menghasilkan efek samping
toksin/ racun di dalam darah.
4. Statis darah diakibatkan oleh diet tidak seimbang, makanan tidak
sehat/teratur, kegemukan, sembelit, organ tidak berfungsi, dan pencemaran
alam sekitar.

Dengan demikian statis darah harus dikeluarkan dengan cara dibekam.


Kerena bekam salah satu system pengobatan yang paling berkesan dan
disinergikan dengan obat-obatan alamiah dari herba tempatan atau herba yang
biasa digunakan Rasulullah saw,. Seperti madu, habbatusauda, kurma, zaitun,
buah tin, dan sebagainya.
Dalam (Fatahillah, 2013), ada empat cara pengeluaran darah yang dilakukan
1. Pembedahan melalui Arteri
Pembedahan arteri adalah pengeluaran darah bersih yang diproduksi
jantung untuk dialirkan ke seluruh. Pembedahan ini sangat baik membantu
metabolism tubuh, karena memberi rangsangan kepada tubuh untuk
memproduksi sel darah baru.
2. Pembedahan Melalui Vena
Pembedahan vena adalah pengeluaran darah bersih yang akan mengalir
balik ke jantung. Hal ini sangat membantu kerja jantung dalam proses
pembersihan darah
3. Pembedahan Permukaan Kulit
Kulit merupakan organ tersebar dalam tubuh manusia dan paling banyak
berkumpulnya toksid/racun. Maka cara inilah yang paling popular dalam

13
pengeluaran toksid. Endapan endapan racun yang berasal dari makanan
yang mengandung zat pewarna, penyedap, pengawet, pemanis serta
pencemaran udara dan pestisida untuk menyemprot hama bagi
tanaman/sayuran.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :
 Lapisan epidermis (kutikel)
 Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin)
 Lapisan subkutis (hypodermis).
Terapi bekam dalam Islam dikenal dengan istilah Hijamah. Sedangkan
dalam bahasa Inggris Blood Cupping atau Cupping Therapy . Dalam bahasa
Mandarin disebut Pa Hou Kuan . Untuk Indonesia sendiri tetap menggunakan
istilah Bekam.
Hijamah sudah dikenal sejak zaman dulu, yaitu kerajaan Sumeria, kemudian
terus berkembang sampai Babilonia, Mesir, Saba, dan Persia. Pada zaman
Rasulullah, beliau menggunakan kaca berupa cawan atau mangkuk tinggi.
Berdasarkan hasil penenelitian yang didapatkan, bekam basah
mempengaruhi Kadar trigliserid dan respon imun pada hyperlipidemia.
Mikrotrauma dapat berupa robekan mikro pada serat otot, pada selubung
pembungkus otot, atau pada jaringan ikat. Microtrauma pada bekam ini sendiri
didapatkan dari perlukaan kecil yang tujuannya untuk mengeluarkan darah
kotor yang ada.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, R. S. (2012). Penyakit dan Terapi Bekamnya Dasar-Dasar Terapi
Bekamnya. Surakarta: Thibbia.

Amin, S. (2013). Peluang Bekam Basah Mencegah Penyakit Jantung Koroner. -,


187-192.

Fatahillah, A. (2013). Pencegahan & Penyembuhan Penyakit Warisan Rasulullah.


Jakarta Selatan: Qulltum Media .

Rospa, H. (2010). Asuhan Keperawatan Gangguan SIstem Integumen. Jakarta: CV.


Trans Info Media .

Zaki, M. (2012). 5 Terapi Sehat. Jakarta: PT. Elex Media Komputido.

16

Anda mungkin juga menyukai