ASBESTOSIS
BLOK CARDIORESPI
Kelompok Tutorial 1
9. M. Azzibaginda G 1518011137
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
DAFTAR ISI
I. Definisi
II. Etiologi
Penyebabinibiasanyaditemukanpadapekerjapabrik yang
menggunakanbahanbakuatauperalatan yang mengandung
asbestos.
Penyebabinibiasanyaditemukanpadapaparandidalamkeluar
ga.
III. Epidemiologi
4. pekerja perebusan,
5. ahli elektronik,
6. pekerja pabrik,
V. Patogensis Asbestosis
Serat asbes terkumpul di bronkiolus respiratorius dan akan
dibersihkan oleh sistem mukosilier atau ditransportasikan
melalui sel epitel tipe 1 ke jaringan interstisial kemudian
dialirkan ke kelenjar hilus atau pleura.Lesi pertama pada paru
terjadi kerna penumpukan makrovag aveolar dalam duktus
alveolaris dan daerah peribronkial yang berdekatan dengan
bronkiolus terminalis. Jaringan ini menebal karena
penumpukan interstisial dan fibroblast. Serat asbes bersifat
genotoksik yang menyebabkan kerusakan DNA,transkripsi gen
dan expresi protein yang semuanya penting dalam proliferasi
sel,inflamasi dan kematian sel
Proses patofisiologi asbestosis diawali dengan inhalasi serat asbestos.Serat berukuran besar
akan tertahan di hidung dan saluran pernapasan atas dan dapat dikeluarkan oleh sistem
mukosiliaris. Serat berdiameter 0,5-5mikrometer akan tersimpan di bifurcatio saluran,
bronkioli, dan alveoli. Serat asbestos akan menyebabkan cedera sel epitel dan sel makrofag
alveolar yang berusaha memfagosit serat. Beberapa serat akan masuk ke dalam jaringan
intersisium melalui penetrasi yang dibawa oleh makrofag atau epitel. Makrofag yang telah
rusak akan mengeluarkan Reactive Oxygen Species (ROS) yang dapat merusak jaringan dan
beberapa sitokin, termasuk Tumor Necrosis Factor (TNF), nterleukin-1, dan metabolit
asam arakidonat yang akan memulai inflamasi alveoli (alveolitis). Sel epitel yang terganggu
juga mengeluarkan sitokin. Gangguan asbestos berskala kecil tidak akan menimbulkan
gangguan setelah inflamasi terjadi. Namun bila serat terinhalasi dalam kadar lebih tinggi,
alveolitis akan terjadi lebih intens, menyebabkan reaksi jaringan yang lebih hebat. Reaksi
jaringan ini menyebabkan fibrosis yang progresif, yaitu pengeluaran sitokin profibrosis
seperti fibronektin, fibroblast growth factor, platelet-derived growth factor dan insulin-
likegrowth factor yang akan menyebabkan sintesis kolagen.Orang-orang yang terpajan debu
serat-serat asbes dapat tertelan bersama luda atau sputum. Kadangkala air, minuman atau
makanan dapat mengandung sejumlah kecil serat tersebut. Sebagian serat yang tertelan
agaknya menembus dinding usus, tetapi migrasi selanjutnya dalam tubuh tidak diketahui.
Setelah suatu masa laten-jarang di bawah 20 tahun, dapat mencapai 40 tahun atau lebih
setelah pajanan pertama, dapat timbul mesotelioma maligna pleura dan peritoneum.
Mekanisme karsinogenesis tidak diketetahui. Kadang-kadang, serat yang lain, misal talk yang
terbungkus oleh besi berikatan dengan protein, dapat menimbulkan badan asbes.
6. Demam
Semua jenis asbes dapat mengganggu kesehatan, terhirup serat asbes merupakan risiko
kesehatan serius yang dapat menyebabkan timbulnya mesotelioma, kanker paru dan
asbestosis. Mesotelioma merupakan salah satu jenis kanker ganas dimana ditemukan pada
lapisan dada atau perut. Insidensinya meningkat sepanjang berkembangnya dunia industri
sebagai akibat dari paparan yang berkepanjangan terhadap asbes. Kanker paru terbentuk
pada jaringan paru, biasanya pada lapisan sel saluran nafas.
4. Menentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat mengakibatkan
penyakit tersebut.
Jika penyakit yang diderita hanya dapat terjadi pada keadaan pajanan tertentu, maka pajanan
yang dialami pasien di tempat kerja menjadi penting untuk diteliti lebih lanjut dan
membandingkannya dengan kepustakaan yang ada untuk dapat menentukan diagnosis
penyakit akibat kerja.
Asbesitosis merupakan salah satu Penyakit Akibat Kerja dan perlu dilakukan rujukan
bila terjadi keadaan gawatdaruratan, misalnya seperti: hemoptysis, pneumothoraks
ventil, edema paru.
Jika terjadi kondisi asbesitosis kronis dapat diberikan kepada pulmonologist untuk dilakukan
transplantasi paru dan konsultasi kepada pulmonologist atau dokter spesialis paru mengenai
penilaian fungsi paru, dan evaluasi disabilitas.
X. Pengobatan asbestosis:
Sampai saat ini, tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit asbestosis. Tata
laksana pada asbestosis hanya sebatas mengurangi gejala dari penyakit ini dan
meningkatkan kualitas hidup pasien dengan penderita asbestosis. Tatalaksana asbestosis
dibagi menjadi 3, yaitu operasi, obat, dan alternatif. Pemberian oksigen mungkin diperlukan.
Operasi:
Obat-obatan:
Obat-obatan yang diberikan pada asbestosis berupa penghilang atau pereda rasa nyeri,
bronkodilatator, dan antibiotik. Bronkodilatator diberikan untuk meringankan gejala nafas
pendek-pendek dengan cara merelaksasi jalan udara sehingga udara dapat masuk ke paru-
paru. Bronkodilatator yang digunakan sama dengan yang digunakan pada serangan asma,
yang sering digunakan yaitu Salbutamol.
Dosis pemberian Salbutamol berupa: 2-3 puff tiap 1-2 jam saat terjadi serangan napas.
Pereda rasa nyeri yang diberikan untuk asbestosis misalnya Tylenol. Pasien asbesitosis juga
mendapat pengobatan antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder.
Pengobatan alternatif:
Sama seperti yang sudah dijelaskan di atas, pengobatan alternatif tidak dapat
menyembuhkan asbestosis tapi bisa mengurangi gejala yang terjadi. Pengobatan alternatif
yang sering digunakan yaitu, akupuntur dan obat herbal.
Jika penderita asbestosis juga merokok maka peluang terjadinya kanker paru akan semakin
meningkat. Merokok dan asbes merupakan hal yang berkontribusi terhadap terjadinya
kanker paru-paru.
DAFTAR PUSTAKA
anonim. The Leading mesothelioma Cancer Resource. di akses dari asbestos.com pada t
anggal 13 Nov pukul 20.15 WIB
https://docuri.com/download/drdiana_59a7b3d1f581715d508e0
763_pdf
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=428720&v
al=3947&title=PENYAKIT%20AKIBAT%20KERJA%20OLEH%
20KARENA%20PAJANAN%20SERAT%20ASBES )
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=428720&val=3947&title=
PENYAKIT%20AKIBAT%20KERJA%20OLEH%20KARENA%20PAJANA
N%20SERAT%20ASBES )
Robert NJ, Janet MH, Hans Weill. 1996. Asbestose Exposure, Asbestosis, and asbestos-
attributeable lung cancer. Thorax 1996;51 (suppl 2) S9-S15
Salawati, Liza. 2015. Penyakit Akibat Kerja Oleh Karena Pajanan Serat Asbes
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Volume 15.
Sudoyo A W, Setyohadi B, Alwi I dkk. 2009.
BukuAjarIlmuPenyakitDalam. Jilid. III Edisi V. Jakarta: Interna
Publishing.