Anda di halaman 1dari 13

TREND ISSUE KEPERAWATAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai wujud
kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan preklinik
maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan dituntut untuk peka
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat.

Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari adanya
berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik
intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai trend
dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan.Berdasarkan fenomena diatas,
penulis tertarik untuk membahas Trend dan Isu Keperawatan Medikal Bedah serta Implikasinya
terhadap Perawat di Indonesia.

2. Tujuan.
Adapun Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:
a. Mengidentifikasi trend dalam keperawatan medikal bedah di Indonesia.
b. Mengidentifikasi isu dalam keperawatan medikal bedah di Indonesia.
c. Mengetahui implikasi trend dan isu keperawatan medikal bedah terhadap perawat di Indonesia.

3. Manfaat.
a. Meningkatkan pemahaman perawat terhadap perkembangan trend dan isu keperawatan medikal
bedah di Indonesia.
b. Sebagai dasar dalam mengembangkan ilmu keperawatan medikal bedah.
c. Mengetahui keterkaitan keperawatan medikal bedah dengan trend dan isu yang berkembang
dalam bidang kesehatan.
d. Sebagai landasan dalam melakukan penelitian baik klinik dan preklinik.
BAB II
PEMBAHASAN

ISU ASPEK LEGAL


Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan pasien sama
seperti telehealth secara keseluruhan. Di banyak negara, dan di beberapa negara bagian di Amerika
Serikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang online sebagai koordinator harus
memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat
lokal) guna menghindari malpraktek perawat antar negara bagian. Isu legal aspek seperti
akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih dalam perdebatan dan sulit
pemecahannya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum
kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan
profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan
telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan,
penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang
menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet.
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan
pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental
mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :
1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap
terjaga.
2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko
(seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan
keuntungannya.
3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan
membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email.
4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan
informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.

1. Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia.

Perkembangan trend keperawatan medikal bedah di Indonesia terjadi dalam berbagai bidang yang
meliputi:

A.Definisi.
a. Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)
Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan
tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan
dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat.
Keuntungan dari teknologi ini yaitu mengurangi biaya kesehatan, jangkauan tanpa batas akan
layanan kesehatan, mengurangi kunjungan dan masa hari rawat, meningkatkan pelayanan pasien
sakit kronis, mengembangkan model pendidikan keperawatan berbasis multimedia (Britton, Keehner,
Still & Walden 1999). Tetapi sistem ini justru akan mengurangi intensitas interaksi antara perawat dan
klien dalam menjalin hubungan terapieutik sehingga konsep perawatan secara holistik akan sedikit
tersentuh oleh ners. Sistem ini baru diterapkan dibeberapa rumah sakit di Indonesia, seperti di
Rumah Sakit Internasional. Hal ini disebabkan karena kurang meratanya penguasaan teknik
informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana prasarana yang masih belum memadai.

Definisi :
1. Telenursing (pelayanan Asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan tehnologi komunikasi
dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Yang menggunakan saluran
elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi
suara, data dan video. Atau dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan
transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau computer.
2. Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi
informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana
ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai
bagian dari telehealth, dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-medis,
seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.
3. Telenursing is defined as the practice of nursing over distance using telecommunications
technology (National Council of State Boards of Nursing).
4. Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan
pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk
menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video
conference (bagian integral dari telemedicine atau telehealth).
B. Bagaimana aplikasi dan keuntungan telenursing.
Aplikasi telenursing tersedia di rumah, rumah sakit, melalui telenursing centre dan melalui unit mobile.
Telepon triage dan home care saat ini merupakan aplikasi yang tumbuh yang paling cepat. Perawat
home care menggunakan sistem yang memberikan ijin untuk melakukan monitoring parameter
fisiologi di rumah, seperti tekanan darah, glukosa darah, pernapasan, dan menimbang berat badan,
via internet. Melalui sistem video interaktif, pasien menghubungi perawat bertugas dan menyusun
suatu konsultasi melalui video untuk menunjukkan permasalahan yang dihadapi; sebagai contoh,
bagaimana cara mengganti balutan luka, memberi suntikan hormon insulin atau mendiskusikan
peningkatan nafas pendek (sesak nafas). Hal ini sangat membantu orang dewasa dan anak-anak
dengan kondisi-kondisi kronis dan macam-macam penyakit yang melemahkan, terutama sekali
mereka yang mempunyai cardiopulmonary diseases.
Telenursing membantu pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan, terutama
sekali untuk self management pada penyakit kronis. Hal itu memungkinkan perawat untuk
menyediakan informasi secara akurat dan tepat waktu dan memberikan dukungan secara langsung
(online). Kesinambungan pelayanan ditingkatkan dengan memberi kesempatan kontak yang sering
antara penyedia pelayanan kesehatan dan pasien dan keluarga-keluarga merek
Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan beberapa faktor
seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya
mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, rural, dan daerah yang penyebaran
pelayanan kesehatan belum merata. Dan keuntungannya, telenursing dapat menjadi jalan keluar
kurangnya jumlah perawat (terutama di negara maju), mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu
tempuh menuju pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah pasien di RS, serta
menghambat infeksi nosokomial. 5)
Sama seperti telemedicine yang saat ini berkembang sangat luas yang telah diaplikasikan di Amerika,
Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia. 7).
Telenursing telah lama diaplikasikan di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Inggris. Di Amerika
Serikat sendiri ANA (American Nurses Association) dalam dialog nasional telemedicine/telehealth
Agustus 1999, telah menganjurkan pengembangan analisa komprehensif penggunaaan
telehealth/telemedicine termasuk didalamnya telenursing.
Di Amerika Serikat 36% peningkatan kebutuhan perawat home care dalam 7 tahun mendatang, dapat
ditanggulangi oleh telenursing. Sedangkan di Inggris sendiri 15% pasien yang dirawat di rumah
(home care) dilaporkan memerlukan tehnologi telekomunikasi, dan sejumlah studi di Eropa
memperlihatkan sejumlah besar pasien mendapatkan pelayanan telekomunikasi di rumah dengan
telenursing 4). Pasien tirah baring, pasien dengan penyakit kronik seperti COPD/PPOM, DM, gagal
jantung kongestif, cacat bawaan, penyakit degeneratif persyarafan (Parkinson, Alzheimer,
Amyothropic lateral sclerosis) dll, yang dirawat di rumah dapat berkunjung dan dirawat secara rutin
oleh perawat melalui videoconference, internet, videophone, dsb. Atau pasien post op yang
memerlukan perawatan luka, ostomi, dan pasien keterbelakangan mental. Yang dalam keadaan
normal seorang perawat home care hanya dapat berkunjung maksimal 5 – 7 pasien perhari, maka
dengan menggunakan telenursing dapat ditingkatkan menjadi 12 – 16 pasien seharinya 5).
Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS, peningkatan jumlah
cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dan meningkatkan mutu
pelayanan perawatan di rumah (home care). Aplikasi telenursing di Denmark pada perawat yang
bekerja di poliklinik (OPD – outpatient) yang mempertahankan kontak dengan pasien melalui telepon,
maka jumlah kunjungan ke RS, dan hari rawat berkurang setengahnya. Di Islandia, dengan penduduk
yang terpencar, pelayanan asuhan keperawatan berbasis telepon dapat mensuport ibu yang
kelelahan dan stress merawat bayinya. Dan beberapa program telenursing dapat membantu
mengurangi hipertensi pada ibu bersalin dengan eklamsia. Bahkan di Irlandia utara telenursing untuk
perawatan luka diabetik telah menjadi alternatif pelayanan keperawatan untuk pasien penderita
diabetik ulcer. 4)
Aplikasi telenursing juga dapat diterapkan dalam model hotline/call centre yang dikelola organisasi
keperawatan, untuk melakukan triage pasien, dengan memberikan informasi dan konseling dalam
mengatur kunjungan RS dan mengurangi kedatangan pasien di ruang gawat darurat. Telenursing
juga dapat digunakan dalam aktifitas penyuluhan kesehatan, telekonsultasi keperawatan,
pemeriksaan hasil lab dan uji diagnostik, dan membantu dokter dalam mengimplementasikan protokol
penanganan medis.8.)
Telenursing melalui telepon triage dan home care merupakan bentuk aplikasi yang berkembang
pesat saat ini. Dalam perawatan pasien di rumah, maka perawat dapat memonitor tanda-tanda vital
pasien seperti tekanan darah, gula darah, berat badan, peak flow pernapasan pasien melalui internet.
Dengan melakukan video conference, pasien dapat berkonsultasi dalam perawatan luka, injeksi
insulin dan penatalaksanaan sesak napas.

Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien dan keluarga, terutama dalam
manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat memberikan pelayanan akurat, cepat dan dukungan
online, perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara perawat dan pasien yang tidak terbatas.
2. Menurut Britton, Keehner, Still & Walden 1999 ada beberapa keuntungan telenursing adalah yaitu :
1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke
pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawat darurat, RS dan nursing home).
2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis.
3. Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS.
4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan
pemanfaatan tehnologi.
5. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan
perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat pula digunakan
dalam pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online dan multimedia distance
learning. Ketrampilan klinik keperawatan dapat dipelajari dan dipraktekkan melalui model simulasi
lewat secara interaktif.
KEUNTUNGAN
Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS, peningkatan jumlah
cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dan meningkatkan mutu
pelayanan perawatan di rumah (home care).

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan.
a. Trend Keperawatan Medikal Bedal Bedah dan Dampaknya di Indonesia.
Beberapa trend yang terjadi dalam Keperawatan Medikal Bedah di Indonesia, diantaranya adalah:
telenursing, Prinsip Moisture Balance dalam Perawatan Luka, Pencegahan HIV-AIDS pada Remaja
dengan Peer Group, Program sertifikasi perawat keahlian khusus, Hospice Home Care, One Day
Care, Klinik HIV, Klinik Rawat Luka, Berdirinya organisasi profesi keperawatan kekhususan,
Pengembangan Evidence Based Nursing Practice di Lingkungan Rumah Sakit dalam Lingkup
Keperawatan Medikal Bedah. Disadari bahwa semua trend tersebut belum seutuhnya diterapkan
dalam pelayanan keperawatan di seluruh Indonesia.
b. Isu dalam Keperawatan Medikal Bedah dan Dampaknya di Indonesia
Beberapa isue yang berkembang dalam Keperawatan Medikal Bedah di Indonesia, antara lain:
Pemakaian tap water (air keran) dan betadine yang diencerkan pada luka, Belum ada dokumentasi
keperawatan yang baku sehingga setiap institusi rumah sakit mengunakan versi atau modelnya
sendiri-sendiri, Prosedur rawat luka adalah kewenangan dokter, Euthanasia: suatu issue kontemporer
dalam keperawatan, Pengaturan sistem tenaga kesehatan, Lulusan D3 Keperawatan lebih banyak
terserap di Rumah sakit pemerintah dibandingkan S1, dan Peran dan tanggung jawab yang belum
ditetapkan sesuai dengan jenjang pendidikan sehingga implikasi di rs antara DIII, S1 dan Spesialis
belum jelas terlihat.

2. Saran.

a. Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai trend dan isu keperawatan
medikal bedah di Indonesia sehingga dapat dikembeangkan dalam tatanan layanan keperawatan.
b. Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti trend dan isu tersebut melalui kegiatan riset sebagai
dasar untuk pengembangan Evidence Based Nursing Practice di Lingkungan Rumah Sakit dalam
Lingkup Keperawatan Medikal Bedah.

Daftar Pustaka

Ditjen PPM dan PPL Depkes RI (2008). Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia .
http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf, diakses Selasa, 23 september 2008, pukul 11.00 WIB
Dian Roslan Hidayat S.Kep M.KesDirektur Utama Intan Nursing Center Garut.TREN DAN ISU
MUTAKHIR PRAKTEK PERAWAT,diakses Selasa, 23 september 2008, pukul 11.00 WIB
Dr. Erik Tapan MHA,Telenursing ,diakses Selasa, 23 september 2008, pukul 11.00 WIB

Britton, Keehner, Still & Walden 1999


The Telecommunications Reform Act of 1996 charged
TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN
Browse » Home » Artikel » TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN

Trend dan isue keperawatan

Definisi Trend & Issue


Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan
fakta.
Definisi issue
Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya.

Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas pelayanan kesehatan yang
dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru
lahir. (May & Mahlmeister, 1990)
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana perawat berkolaborasi
dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan
masa interpartal. (Auvenshine & Enriquez, 1990)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang difokuskan pada kebutuhan
adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan
bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede, 1997)
Upaya menghadapi Trend Keperawatan Maternitas
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk meningkatkan
pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap
hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan
dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang
rofesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat
memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki
kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya,
memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek. .
1. Trend dan Issue Keperawatan Maternitas
1. Masalah
a. Penyebab angka kematian bayi masih tinggi
kematian pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti radang paru-paru, diare dan malaria,
Penyakit yang merenggut paling banyak korban jiwa adalah radang paru-paru 18 persen, atau sebanyak
1,58 juta anak diare (15 persen, 1,34 juta) dan malaria 8 persen, 0.73 juta anak.
b. Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi
Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi adalah pelayanan kesehatan yang semakin meningkat,
kurangnya pengetahuan masyarakat progam KB
c. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes RI,Dirjen Binkesmas, 2004)
Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor- factor reproduksi, komplikasi
obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosio-ekonomi. Penyebab komplikasi obstetrik langsung telah banyak
diketahui dan dapat ditangani, meskipun pencegahannya terbukti sulit. Perdarahan sebagai penyebab
kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum
merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya masih banyak dari semua persalinan, penyebabnya
antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya (Chalik TMA,
1997). Secara sempit, risiko obstetrik diartikan sebagai probabilitas kematian dari seorang perempuan atau
ibu apabila ia hamil. Indikator yang lebih kompleks adalah adalah risiko seumur hidup (lifetime risk) yang
mengukur probabilitas kematian perempuan atau ibu sebagai akibat kehamilan dan persalinan yang
dialaminya selama hidup. Bila istilah pertama hanya mencantumkan kehamilan maka yang kedua
mempunyai dimensi yang lebih lebar yaitu kemampuan dan jumlah fertilitas.
Tingginya kematian ibu sebagian besar disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat
segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu. Keterlambatan merujuk disebabkan berbagai
faktor seperti masalah keuangan, transportasi dsb. (Depkes RI, Dirjen Yanmedik, 2005)
d. Penyakit menular seksual
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang
yang lain melalui kontak seksual.. Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok
umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari
kelompok ini. Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore
telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan
kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak dapat disembuhkan. Beberapa
dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis,
AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai
penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang
Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai
penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan
2. Penemuan Teknologi Terbaru
a. alat Kontrasepsi Implan Terbaru
UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk KB generasi ke tiga yang dinamakan
Gestplan. Kelebihan alat kontresepsi ini bias bertahan hingga 7 tahun di badingkan implant saat ini yang
ber umur 5 tahun. Penemuan ini hasil dari penelitian dari jurusan Farmatologi dan Toksikologi UGM.
b. Water Birth
Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air, manfaaatnya ibu akan merasakan
lebih relaks karena semua otot yang berkaitan dengan proses persalinan menjadi lebih elastic. Metode ini
juga akan mempermudah proses mengejar sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan,
di dalam air proses proses pembukaan jalan lahir akan lebih cepat.
c. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D
Alat USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang berkemampuan menampilkan gambar 3 dan
4 dimensi di teknologi ini janin dapat terlihat utuh dan jelas seperti layaknya bayi yang sesungguhnya (
DrJudi Januadi Endjun S.pog
Alat USG ini bahkan dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi berikut gerak- geriknya teknologi 3 dan 4
dimensimenjadi pelengkap bila di duga janin dalam keadaan tidak normal dan perlu di cari kelainan
bawaannya seperti bibir sumbing, kelaina pada jantung dan sebagainya. Secara lebih detail kelebihan
USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D ini pada janin dapat terbaca secara lebih akurat, karena teknologi ini
dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan diagnosa.
d. Pil KB Terbaru
Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang memberikan perlindungan kontrasepsi yang
dapat diandalkan, dengan berbagai manfaat tambahan dalam suatu kombinasi yang unik Pil Kb dengan
dorspirenone adalah pil yang membuat seseorang merasa lebih nyaman. Mengandung progestin baru
dorspirenone yaitu homon yang sangat menyerupai progesteron salah satu hormon dalam tubuh.
Dorspirenone mempunyai profil farmakologis yang sangat mirip dengan progesteron alami dengan
karateristik memiliki efek antimineralokortoid dan antiandrogenik tidak memiliki aktifitas ekstrogenik,
androgenik, glukortikoid dengan sifat antineralokortikoid. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan
manfaat tambahan yaitu tidak menaikkan berat badan, mengurangi gejala kembung, Haid menjadi teratur,
mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid, tidak menaikan tekanan darah dengan
androgennya. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu mengurangi
jerawat, dan mempercantik rambut dan kulit.
e. Robot akan digunakan untuk mengobati orang sakit
Diagnostik ini robot akan menggunakan penelitian global untuk memberikan pendapat ahli, beberapa
dokter yang akan berani untuk diabaikan. Pelatihan medis akan beralih dari apa yang orang tahu, untuk
mendapatkan data yang akurat yang robot bisa membuat keputusan, dan menyediakan “high-touch”
dukungan emosional. Ahli bedah akan selalu berada pada premium, bersama-sama dengan tangan-on
wali yang akan semakin berbasis masyarakat, dengan kualifikasi yang sangat khusus. Operasi remote
akan menjadi bagian rutin setiap pusat spesialis rutin. Batas antara dokter dan perawat akan terus kabur
sebagai perawat berwenang untuk membuat lebih banyak keputusan. Akibatnya pelatihan perawat akan
semakin panjang dan perawat kelas atas akan lebih mahal)
2. Trend dan issue dalam keperawatan anak (senam otak)
Beberapa riset menunjukkan bahwa keberuntungan dan peluang bermula dari cara berpikir seseorang
yang menentukan pola tindakannya, Banyak orang sukses di Indonesia dan negara Timur lainnya,
menggunakan intuisi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Di pihak lain, orang yang juga sukses
di Barat justru lebih banyak menggunakan rasionya. Berarti kesuksesan akan lebih mudah diperoleh bila
kita mampu menggunakan intuisi (otak kanan) dan rasio (otak kiri). Sayangnya, menurut riset yang pernah
dilaporkan, hanya 3% penduduk dunia yang menggunakan otaknya secara seimbang (Olivia F, 2008)
Berikut adalah cara melatih agar otak kiri dan otak kanan anak berkembang sama baiknya dan menjadi
seimbang. Seimbang antara kecerdasan emosional (EQ) dan Intelektual (IQ) sehingga munculah
kecedasan spritual (SQ) yang baik juga. Latihan yang bisa dilakukan adalah :
1. Tangan kanan menepuk-nepuk kepala, tangan kiri melakukan gerakan memutar di atas perut. Lakukan
dalam 8 hitungan, lalu lakukan yang sebaliknya.
2. Kepalkan tangan kanan dan lakukan gerakan seperti menumbuk pada paha kanan, sementara tangan
kiri melakukan mengelus paha kiri. Lakukan dalam 8 hitungan, lalu lakukan yang sebaliknya.

3. Trend dan issue dalam keperawatan dewasa (palliative dan hospice care)
Hospice adalah suatu sistem asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien sakit kronis atau terminal
bersama keluarganya. Sistem ini khusus didesign untuk memenuhi tujuan perawatan yang berpusat pada
keluarga dan dapat melibatkan perawatan dirumah. Perawatan pada unit day care dan tempat hospice
yang sebenarnya (unit perawatan terminal).
Hospice care telah mengembangkan filosofi yang menyatakan bahwakematian adalah sebuah proses
alami yang tidak boleh dipercepat atau ditunda dan bahwa orang tersebut harus tetap dalam keadaan
nyaman.
Hospice care adalah:
§ Perawatan yang diberikan pada orang-oranng penderita penyakit terminal yang harapan hidupnya enam
bulan atau kurang.
§ Jika diperlukan,melibatkan perawatan fisik langsung. Bersifat mendukung keluerga pasien.
§ Diberikan difasilitasi khusus hospic, di fasilitasi peerawatan lain di rumah. Lebih banyak dilakukan oleh
asisten perawatan rumah atau asisten keperawatan dibawah arahan pemberi asuhan kesehatan
profesional.
§ Dilakukan konseling kehilangan untuk membantu orang-orang yang masih hidup agar menerima
kematian orang yang dicintainya.
§ Sebuah program di mana sukarelawan memainkan peran penting, melakukan kunjungan pribadi yang
teratur ke pasien dan keluarga.
Hospice care diberikan oleh tim yang bekerja sama dengan Penderit penyakit terminal dan keluarganya.
Tim tersebut biasanya terdiri dari dokter, perawat profesional, asisten keperawatan, dan profesional lain
seperti pekerja sosial dan pemuka agama jika dibutuhkan dan diinginkan.
Tujuan hospice care antara lain:
1. Pengendalian nyeri sehingga individudapat tetap berpartisipasi aktif dalam hidup sampai ia meninggal.
2. Mengkoordinasikan layanan dukungan psikologis, spiritual dan sosial untuk pasien dan keluarga.
3. Mengadakan konseling hukumdan finansial untuk pasien dan keluarga.
Karena hospice care bersifat filosofi, hal tersebut menjadi bagian dari panduan tindakan perawat ketika
merawat orang yang berpenyakit terminal. Perawatan ini diberikan sebagai mana perawat memberikan
perawatan yang biasa. Tetapi ada beberapa hal yang harus diingat:
o Melaporkan nyeri dengan segera dan memberi perhatian ketat untuk tindakan yang memberi rasa
nyaman.
o Menganjurkan orang tersebut untuk melakukan sendiri perawatan diri sebanyak mungkin.
o Siap sedia untuk mendengarkan. Habiskan waktu bersama pasien sebanyak mungkin dan sebanyak
yang di iginkannya.
o Mengenal keluarga dan mendukungnya.
o Memberi perawatan yang sama dengan yang akan diberikan jika diagnosa terminal belum di putuskan.
o Melakukan semua aktivitas dengan hormat dan menghargai.
perawatan paliatif adalah perawatan yang di lakukan secara aktif pada penderita yang sedang sekarat atau
dalam fase terminalakibat penyakit yang di deritanya. Pasien sudah tidak memiliki respon terhadap terapi
kuratif yang di sebabkan oleh keganasan ginekologis. Perawatan ini mencakup penderita serta melibatkan
keluarganya.
Menurut WHO pada 2005 perawatan palliative adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup, dengancara merigankan rasa nyeri dan penderitaan lain, memberikan
dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnosa di tegakkan sampai akhir hayat dan dukungan
terhadap keluarga yang kehilangan/ berduka.
Lebih lanjut, organisasi kesehatan dunia (WHO) menekankan lagi bahwa pelayanan palliative berpijak
pada pola dasar berikut ini:
1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal.
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu
4. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual
5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya.
6. Berusaha membantu mengatasi suasana duka cita pad keluarga.
Tujuannya adalah meningkatkan kualitas hidup penderita kanker pada stadium terminal. Upayanya dengan
pencegahan, deteksi dini, serta mengatasi gejala dan masalah psikososial
4. Trend dan issue dalam keperawatan jiwa (psikososial)
Ada beberapa trend penting yang menjadi perhatian dalam keperawatan jiwa diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
Dahulu bila berbicara masalah kesehatan jiwa biasanya dimulai pada saat onsetterjadinya sampai klien
mengalami gejala-gejala. Di Indonesia banyak gangguan jiwaterjadi mulai pada usia 19 tahun dan kita
jarang sekali melihat fenomena masalahsebelum anak lahir. Perkembangan terkini menyimpulkan bahwa
berbicara masalahkesehatan jiwa harus dimulai dari masa konsepsi atau bahkan harus dimulai dari masa
pranikah. Banyak penelitian yang menunjukkan adanya keterkaitan masa dalamkandungan dengan
kesehatan fisik dan mental seseorang di masa yang akan datang.Penelitian-penelitian berikut
membuktikan bahwa kesehatan mental seseorang dimulai pada masa konsepsi
2) Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa
Masalah jiwa akan meningkat di era globalisasi. Sebagai contoh jumlah penderitasakit jiwa di provinsi lain
dan Daerah Istimewa Yogyakarta terus meningkat.Penderita tidak lagi didominasi masyarakat kelas
bawah, kalangan pejabat danmasyarakat lapisan menengah ke atas juga tersentuh gangguan psikotik dan
depresif.Kasus-kasus gangguan kejiwaan yang ditangani oleh para psikiater dan dokter di
RSJmenunjukkan bahwa penyakit jiwa tidak mengenal baik strata sosial maupun usia.
3) Kecenderungan faktor penyebab gangguan jiwa
Terjadinya perang, konflik, lilitan krisis ekonomi berkepanjangan merupakan salah satu pemicu yang
memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia. Menurut data World
Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi
masalah yangsangat serius. WHO (2001) menyataan, paling tidak ada satu dari empat orang didunia
mengalami masalah mental.
4) Kecenderungan situasi di era globalisasi
Perkembangan IPTEK yang begitu cepat dan perdagangan bebas sebagai ciriglobalisasi, akan berdampak
pada semua faktor termasuk kesehatan. Perawat dituntutmampu memberikan askep yang profesional dan
dapat mempertanggung jawabkansecara ilmiah. Perawat dituntut senantiasa mengembangkan ilmu dan
teknologi di bidang keperawatan khususnya keperawatan jiwa. Perawat jiwa dalam era globalharus
membekali diri dengan bahasa internasional, kemampuan komunikasi dan pemanfaatan teknologi
komunikasi, skill yang tinggi dan jiwa entrepreneurship.
5) Perubahan Orientasi Sehat
Pengaruh globalisasi terhadap perkembangan pelayanan kesehatan termasuk keperawatan adalah
tersedianya alternatif pelayanan dan persaingan penyelenggaraan pelayanan.(persaingan kualitas).tenaga
kesehatan(perawat “jiwa”) harusmempunyai standar global dalam memberikan pelayanan kesehatan, jika
tidak ingin ketinggalan. Fenomena masalah kesehatan jiwa, indicator kesehatan jiwa di masa mendatang
bukan lagi masalah klinis seperti prevalensi gangguan jiwa. melainkan berorientasi pada konteks
kehidupan sosial. Fokus kesehatan jiwa bukan hanya menangani orang sakit, melainkan pada peningkatan
kualitas hidup. Jadi konsepkesehatan jiwa buka lagi sehat atau sakit, tetapi kondisi optimal yang ideal
dalam perilaku dan kemampuan fungsi social Paradigma sehat Depkes, lebih menekankanupaya proaktif
untuk pencegahan daripada menunggu di RS, orientasi upayakesehatan jiwa lebih pada pencegahan
(preventif) dan promotif. Penangan kesehatan jiwa bergeser dari hospital base menjad community
base.Empat Ciri Pembentuk Struktur Masyarakat Yang Sehat :
a) Suatu masyarakat yang di dalamnya tak ada seorang manusia pun yg diperalatoleh orang lain. Oleh
karena itu seharusnya tidak ada yang diperalat/ memperalatdiri sendiri, dimana manusia itu menjadi pusat
dari semua aktivitas ekonomimaupun politik diturunkan pada tujuan perkembangan diri manusia.
b) Mendorong aktivitas produktif setiap warganya dalam pekerjaannya, merangsang perkembangan akal
budi dan lebih jauh lagi, mampu membuat manusia untuk mengungkapkan kebutuhan batinnya berupa
seni dan perilaku normatif kolektif.
c) Masyarakat terhindar dari sifat-sifat rakus, eksploitatif, pemilikan berlebihan,narsisme, tidak
mendapatkan kesempatan meraup keuntungan material tanpa batas.
d) Kondisi masyarakat yang memungkinkan orang bertindak dalam dimensi-dimensiyang dapat dipimpin
dan diobservasi. Partisipasi aktif dan bertanggung jawabdalam kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan
struktur masyarakat sehat,kuncinya : Setiap orang harus meningkatkan kualitas hidup yang dapat
menjaminterciptanya kondisi sehat yang sesungguhnya. Mandiri dan tidak bergantung padaorang lain
merupakan orientasi paradigma kesehatan jiwa
6) Kecenderungan Penyakit
Masalah kesehatan jiwa akan menjadi “The global burdan of disease“ (Michard &Chaterina, 1999). Hal ini
akan menjadi tantangan bagi ”Public Health Policy” yang secara tradisional memberi perhatian yang lebih
pada penyakit infeksi. Standar pengukuran untuk kebutuhan kesehatan global secara tradisional adalah
angka kematian akibat penyakit. Ini telah menyebabkan gangguan jiwa seolah-olah bukan masalah.
Dengan adanya indikator baru, yaitu DALY (Disabilitty Adjusted Lfe Year)diketahuilah bahwa gangguan
jiwa merupakan masalah kesehatan utama secara internasional. Perubahan sosial ekonomi yang amat
cepat dan situasi sosial politik yang tidak menentu menyebabkan semakin tigginya angka pengangguran,
kemiskinan, dankejahatan, situasi ini dapat meningkatkan angka kejadian krisis dan gangguan jiwadalam
kehidupan manusia ( Antai Otong, 1994).
7) Meningkatknya Post Traumatic Syndrome Disorder
Trauma yang katastropik, yaitu trauma di luar rentang pengalaman trauma yangumum di alami manusia
dlm kejadian sehari-hari. Mengakibatkan keadaan stress berkepanjangan dan berusaha untuk tidak
mengalami stress yang demikian. Merekamenjdi manusia yang invalid dlam kondisi kejiwaan dengan
akibat akhir menjaditidak produktif. Trauma bukan semata2 gejala kejiwaan yang bersifat individual,trauma
muncul sebagai akibat saling keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan pribadi tentang peristiwa yang
mengguncang eksistensi kejiwaan.
8) Meningkatnya Masalah Psikososial
Lingkup masalah kesehatan jiwa, sangat luas dan kompeks juga saling berhubungandengan segala aspek
kehidupan manusia. Mengacu pada undang-undang Nomor 23Tahun 1992 tentang Kesehatan dan Ilmu
Kedokteran Jiwa (psychitri), secara garis besar masalah kesehatan jiwa digolongkan menjadi :
i. Masalah perkembangan manusia yang harmonis dan peningkatan kualitas, hidupyaitu masalah kejiwaan
yang berkait dengan makna dan nilai-nilai kehidupanmanusia, misalnya:
• Masalah kesehatan jiwa yang berkaitan dengan lifecycle kehidupan manusia,mulai dari persiapan
pranikah, anak dalam kandungan, balita, anak, remaja,dewasa, usia lanjut.
• Dampak dari menderita penyakit menahun yang menimbulkan disabilitas.
• Pemukiman yang sehat.
• Pemindahan tempat tinggal

Anda mungkin juga menyukai