Anda di halaman 1dari 8

PERILAKU ABNORMAL

KELOMPOK 11 :
 NUR AMIRAH
 - NUR MAULI
 - NURIZA
 - RAHMA KUMALASARI
PENGERTIAN
Perilaku abnormal adalah kekalutan mental &
melampaui titik kepatahan mental atau dikenal sebagai
nervous breakdown. (get mental breakdown).
Sepanjang sejarah budaya barat, konsep perilaku
abnormal telah dibentuk, dalam beberapa hal, oleh
pandangan dunia waktu itu. Contohnya, masyarakat
purba menghubungkan perilaku abnormal dengan
kekuatan supranatural atau yang bersifat ketuhanan.
PENDAPAT MENGENAI PERILAKU ABNORMAL
 Perspektif biologis: Seorang dokter Jerman, Wilhelm Griesinger (1817-1868)
menyatakan bahwa perilaku abnormal berakar pada penyakit di otak. Pandangan ini
cukup memengaruhi dokter Jerman lainnya, seperti Emil Kraepelin (1856-1926)
yang menulis buku teks penting dalam bidang psikiatri pada tahun 1883. Ia
meyakini bahwa gangguan mental berhubungan dengan penyakit fisik.
 Perspektif psikologis: Sigmund Freud, seorang dokter muda Austria (1856-1939)
berpikir bahwa penyebab perilaku abnormal terletak pada interaksi antara kekuatan-
kekuatan di dalam pikiran bawah sadar.
 Perspektif sosiokultural: Pandangan ini meyakini bahwa kita harus
mempertimbangkan konteks-konteks sosial yang lebih luas di mana suatu perilaku
muncul untuk memahami akar dari perilaku abnormal.
 Perspektif biopsikososial: Pandangan ini meyakini bahwa perilaku abnormal terlalu
kompleks untuk dapat dipahami hanya dari salah satu model atau perspektif. Mereka
mendukung pandangan bahwa perilaku abnormal dapat dipahami dengan paling
baik bila memperhitungkan interaksi antara berbagai macam penyebab yang
mewakili bidang biologis, psikologis, dan sosiokultural.
Kriteria Perilaku Abnormal
Kriteria Statistik. Seorang individu dikatakan berperilaku abnormal apabila
menunjukkan karakteristik perilaku yang yang tidak lazim alias menyimpang
secara signifikan dari rata-rata, Dilihat dalam kurve distribusi normal (kurve Bell),
jika seorang individu yang menunjukkan karakteristik perilaku berada pada
wilayah ekstrem kiri (-) maupun kanan (+), melampaui nilai dua simpangan baku,
bisa digolongkan ke dalam perilaku abnormal.
Kriteria Norma. Banyak ditentukan oleh norma-norma yng berlaku di
masyarakat,ekspektasi kultural tentang benar-salah suatu tindakan, yang bersumber
dari ajaran agama maupun kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat , misalkan
dalam berpakaian, berbicara, bergaul, dan berbagai kehidupan lainnya. Apabila
seorang individu kerapkali menunjukkan perilaku yang melanggar terhadap aturan
tak tertulis ini bisa dianggap sebagai bentuk perilaku abnormal.
Personal distress. Perilaku dianggap abnormal jika hal itu menimbulkan
penderitaan dan kesengsaraan bagi individu. Tidak semua gangguan (disorder)
menyebabkan distress. Misalnya psikopat yang mengancam atau melukai orang
lain tanpa menunjukkan suatu rasa bersalah atau kecemasan. Juga tidak semua
penderitaan atau kesakitan merupakan abnormal. Misalnya seseorang yang sakit
karena disuntik. Kriteria ini bersifat subjektif karena susah untuk menentukan
setandar tingkat distress seseorang agar dapat diberlakukan secara umum.
MODEL PERILAKU ABNORMAL
a. Model demonologis.
Dasar perilaku abnormal adalah kepercayaan pada unsur-unsur mistik, ghaib (kekuatan
setan, guna2, sihir). Gejala-gejalanya adalah Halusinasi, PL aneh, tanda jasmani khusus
(warna kulit, pigmen, dsb )dianggap sebagai tanda setan. Sementara jenis Gangguan
mental adalah bersifat “jahat” -dianggap berbahaya, bisa merugikan / membunuh orang.
Cara mengatasinya:
Zaman batu: Tengkorak dibor (dibolong), sebagai jalan keluar roh jahat.
Abad pertengahan: Disiksa, dibunuh, dimusnahkan, dipenjara, RSJ
Perkembangan di Gereja: Pendeta yang mengobati (doa, sembahyang, penebusan dosa).
b. Model Naturalistis
Dasar penyebabnya : Proses-proses fisik / jasmani perilaku abnormal selalu berhubungan
dengan fungsi- fungsi jasmani yang abnormal (bukan karena gejala spiritual). Misal :
Hipocrates – Galenus Perilaku abnormal — karena gangguan pada sistem humoral
(cairan dalam tubuh). Cara mengatasi : Perlakuan terhadap penderita lebih
humanistic/manusiawi – lebih lembut, wajar dan menghilangkan bentuk siksaan-siksaan.
c. Model Organis
Dasar perilaku abnormal : Kerusakan pada jaringan syaraf /
gangguan biokimia pada otak karena kerusakan genetic,
disfungsi endokrin, infeksi, luka2, khususnya pada otak.
d. Model Psikologi
Dasar perilaku abnormal : Pola-pola yang patologis,
Pendekatan — Psikoanalisis, Behavioristis, kognitif,
humanistic.
PENEYMBUHAN PERILAKU
ABNORMAL
Kemoterapi(Chemotherapy). Chemotherapy atau Kemoterapi dalam kamus
J.P. Chaplin diartikan sebagai penggunaan obat bius dalam penyembuhan
gangguan atau penyakit-penyakit mental.Adapun penemuan obat-obat ini
dimulai pada awal tahun 1950-an, yaitu ditemukannya obat yang
menghilangkan sebagian gejala Schizophrenia. Beberapa tahun kemudian
ditemukan obat yang dapat meredakan depresi dan sejumlah obat-obatan
dikembangkan untuk menyembuhkan kecemasan.
Electroconvulsive. Terapi elektrokonvulsif (electroconvulsive therapy)
dijelaskan oleh psikiater asal Itali Ugo Carletti pada tahun 1939. Pada
terapi ini dikenal electroschot therapy, yaitu adanya penggunaan arus
listrik kecil yang dialirkan ke otak untuk menghasilkan kejang yang mirip
dengan kejang epileptik. Pada saat ini ECT diberikan pada pasien yang
mengalami depresi yang parah dimana pasien tidak merespon pada terapi
otak.
Psychosurgery. Pada terapi ini, tindakan yang dilakukan adalah
adanya pemotongan serabut saraf dengan penyinaran
ultrasonik. Psychosurgery merupakan metode yang digunakan
untuk pasien yang menunjukan tingkah laku abnormal,
diantaranya pasien yang mengalamai gangguan emosi yang
berat dan kerusakan pada bagian otaknya. Pada pasien yang
mengalami gangguan berat, pembedahan dilakukan terhadap
serabut yang menghubungkan frontal lobe dengan sistim limbik
atau dengan area hipotalamus tertentu. Terapi ini digunakan
untuk mengurangi simptom psikotis, seperti disorganisasi
proses pikiran, gangguan emosionalitas, disorientasi waktu
ruang dan lingkungan, serta halusinasi dan delusi.

Anda mungkin juga menyukai