Anda di halaman 1dari 12

Asuhan keperawat jiwa

remaja dengan napza


oleh:
lia purniasari
Pembahasan :
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Jenis – jenis NAPZA
D. tanda gejala
E. pathway
F. pemeriksaan penunjang
G. penatalaksanaan
H. Asuhan Keperawatan
A. pengertian
Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus bahkan
sampai setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan kondisi yang
parah dan sering dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya merujuk pada
perilaku psikososial yang berhubungan dengan ketergantungan zat. Gejala putus zat
terjadi karena kebutuhan biologik terhadap obat.

Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan


terpadu melalui pendekatan non medis, psikologis, sosial dan religi agar pengguna
NAPZA yang menderita sindroma ketergantungan dapat mencapai kemampuan
fungsional seoptimal mungkin. Tujuannya pemulihan dan pengembangan pasien
baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
B. Etiologi
1. Faktor internal
a. Faktor Kepribadian

Kepribadian seseorang turut berperan dalam perilaku ini. Hal ini lebih
cenderung terjadi pada usia remaja. Remaja yang menjadi pecandu biasanya memiliki
konsep diri yang negatif dan harga diriyang rendah. Perkembangan emosi yang
terhambat, dengan di tandai oleh ketidak mampuan mengekspresikan emosinya secara
wajar,mudah cemas, pasif, marah, agresif, dan cenderung depresi.

b. Inteligensia

c. Usia

d. Dorongan Kenikmatan dan Perasaan Ingin Tahu

e. Pemecahan masalah
2. Faktor eksternal
a. Keluarga merupakan faktor yang paling sering menjadi
penyebab seseorang menjadi pengguna narkoba.
B. Faktor Kelompok Teman Sebaya (Peer Group)
Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok
yaitu cara teman-teman atau orang orang seumur untuk
mempengaruhi seseorang agar berperilaku seperti kelompok itu
Peer group terlibat lebih banyak dalam delinquent dan
penggunaan obat-obatan.
C. Faktor Kesempetan
Ketersediaan narkoba dan kemudahan memperolehnya juga
dapat disebut sebagai pemicu seseorang menjadi pecandu.
c. Jenis – jenis NAPZA

1. Narkotika : Heroin, Kokain, Ganja. Codein.

2. Psikotropika : Ekstasi, Amphetamine, Phenobarbital,

Diazepam.

3. Zat adiktif lainnya : bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif

diluar Narkotika: Alkohol, tembakau.


D. Tanda dan gejala

a. Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel ), apatis (
acuh tak acuh ), mengantuk, agresif.

b. Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi
lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.

c. Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair, menguap terus, diare,
rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.

d. Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap kesehatan
dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.

e. Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas atau
tempat kerja.

f. Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin.
g. Sering mengurung diri, berlama lama di kamar mandi, menghidar bertemu
dengan anggota keluarga yang lain.
h. Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota
keluarga yang lain.
i. Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas
penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau
keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi.
j. Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan
pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.
f. Pemeriksaan penunjang
a. Analisa urine
b. Penunjang lain
Laboratorium rutin darah,
EKG, EEG
Foto toraks
Dan lain-lain sesuai kebutuhan (HbsAg, HIV, Tes
fungsi hati, Evaluasi Psikologik, Evaluasi Sosial)
G. Penatalaksanaan
Melepaskan diri dari kecanduan NAPZA atau
narkoba bukanlah perkara mudah. Pasien harus memantapkan
niat dan memperkuat usaha dalam memperoleh hasil yang
diinginkan Dengan mengajukan rehabilitasi atas kemauan dan
kehendak sendiri akan membantu penyembuhani.
Di Indonesia, rehabilitasi memiliki tiga tahap, yakni:
a. Detoksifikasi.
b. Terapi perilaku kognitif.
c. Bina lanjut.
H. Pathway

I. ASKEP
a. Pengkajian
b. Diagnosa
c. Intervensi
d. Implementasi dan evaluasi
SEKIAN TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai