Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TOPIK : TREND dan ISSUE dalam KOMUNIKASI


KEPERAWATAN TELENURSING

Diajukan untuk penugasan mata kuliah :


KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPU :
RIZKY GUMILANG PAHLAWAN, S.Kep., Ners, M.Kep.

DISUSUN OLEH :
1 B KELOMPOK 2

Jemima Aurellia Paulus 1121151 Mita Cahya Nurpitri 1121164


Arie Ananta Fauzi 1121154 Humayroh 1121167
Anggit Erika Noviana 1121155 Alda Lipiyanti Pratiwi 1121168
Agistina Permata Arum 1121157 Putri Apriliani 1121169
Soina Lariva R 1121161 Nopita Nur Salamah 1121173
Nurul Aeni 1121162 Rahma Sukma Dewi 1121175
Anisa Aulia Rahmawati 1121163 Resa Sundari 1121178
Zhafira Zahra 1121166

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah dengan topik “Trend dan Issue dalam
Komunikasi Keperawatan Telenursing .”
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk menambah literatur mengenai
“Trend dan Issue dalam Komunikasi Keperawatan Telenursing.” Selain itu,
penyusunan makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
“Komunikasi dalam Keperawatan.”
Komunikasi adalah salah satu keahlian yang sangat penting untuk dikuasai oleh
individu dalam menjalani hidupnya, khususnya ketika individu tersebut bekerja. Bekerja
sebagai perawat adalah salah satu dari banyaknya pekerjaan yang sangat membutuhkan
keahlian dalam berkomunikasi, khususnya ketika melakukan asuhan keperawatan kepada
pasien.
Ketika melakukan komunikasi dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat
akan dihadapkan dengan trend dan issue yang sedang terjadi dewasa ini. Oleh karena itu,
dibutuhkan literatur yang bisa digunakan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa
fakultas keperawatan ataupun perawat untuk menambah pengetahuannya tentang trend
dan issue dalam komunikasi keperawatan, yang salah satunya adalah makalah ini.
Kami berterimakasih kepada Dosen mata kuliah “Komunikasi dalam
Keperawatan” dan Teman-Teman Kelas 1B-Keperawatan. Karena dengan adanya
mereka, kami turut dibantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami berharap dengan disusunnya makalah ini, dapat menambah pengetahuan
para mahasiswa fakultas keperawatan ataupun perawat tentang trend dan issue
komunikasi dalam keperawatan. Selain itu, kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kami berharap kepada pembaca
untuk dapat memberikan kritik dan saran kepada kami, supaya kedepannya kami dapat
menyusun makalah dengan lebih baik lagi.
Bandung, April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3
2.1 Definisi Trend dan Issue ............................................................ 3
a. Tahapan Issue
b. Proses Manajemen issue
c. Proses pengendalian dan pengelolaan issue
2.2 Manfaat dari Adanya Trend dan Issue dalam Keperawatan ...... 5
2.3 Definisi Komunikasi Terapeutik ................................................ 5
2.4 Definisi Keperawatan ................................................................. 7
2.5 Definisi Telenursing ................................................................... 7
2.6 Yang Menjadi Issue dalam Telenursing..................................... 8
2.7 Aplikasi dan Keuntungan Telenursing...................................... . 9
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ................................................................................ 12
3.2 Saran........................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan
profesional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat
keperawatan, yang berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang
ditunjukkan bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit,
yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia (Lokakarya Keperawatan
Nasional, 1983).1
Dalam keperawatan terdapat layanan kesehatan, dan dalam layanan kesehatan
tersebut terdapat faktor yang sangat penting untuk mewujudkan keberhasilannya yaitu,
komunikasi. Komunikasi sangat penting karena dapat mempengaruhi tingkat kepuasan
pasien. Perawat sebagai salah satu profesi kesehatan yang mempunyai waktu paling lama
berinteraksi dengan klien dituntut mempunyai keterampilan komunikasi yang bermakna
terapeutik. Keterampilan berkomunikasi yang baik dan benar serta efektif yang
berdampak terapeutik merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki oleh semua
tenaga pelayanan kesehatan, terutama perawat.2
Seorang perawat ketika melakukan komunikasi, khususnya ketika sedang
memberikan pelayanan kesehatan berupa asuhan keperawatan kepada pasien, akan
menghadapi trend dan issue yang sedang terjadi dewasa ini bahkan di masa depan. Salah
satu yang sedang menjadi trend dalam komunikasi keperawatan dewasa ini adalah
hadirnya telenursing. Telenursing tidak hanya sebagai trend dalam keperawatan, tetapi
akan berhubungan juga dengan issue keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, teridentifikasi rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan trend dan issue?

1
Asmadi, Konsep Dasar Keperawatan (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2008), hlm. 2-3.
2
Maksimus Ramses Lalongkoe, Komunikasi Keperawatan; Metode Berbicara Asuhan Keperawatan,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 61.

1
2

2. Apa manfaat dari adanya trend dan issue dalam keperawatan?


3. Apa yang dimaksud dengan komunikasi terapeutik?
4. Apa yang dimaksud dengan keperawatan?
5. Apa yang dimaksud dengan telenursing?
6. Apa yang menjadi issue dalam telenursing?
7. Apa saja aplikasi dan keuntungan dalam telenursing ?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas
bertujuan untuk mendeskripsikan:
1. Untuk menjelaskan pengertian dari trend dan issue.
2. Untuk menjelaskan manfaat dari adanya trend dan issue dalam keperawatan.
3. Untuk menjelaskan pengertian dari komunikasi terapeutik.
4. Untuk menjelaskan pengertian dari keperawatan.
5. Untuk menjelaskan pengertian dari telenursing.
6. Untuk menjelaskan apa yang menjadi issue dalam telenursing.

1.4 Manfaat Penulisan


Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan jawaban dari permasalahan-
permasalahan yang telah dirumuskan dan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Kelompok
Sebagai tambahan referensi dan bahan pustaka bagi sekolah tinggi ilmu
kesehatan mengenai trend dan issue komunikasi dalam pelayanan keperawatan.
2. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan dan memberikan informasi kepada mahasiswa lain
dan kepada masyarakat tentang trend dan issue komunikasi dalam pelayanan
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Trend dan Issue
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa atau
salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi dan akan menjadi populer di
masyarakat. Sedangkan issue adalah sesuatu hal yang dibicarakan dan yang akan
dibicarakan yang belum jelas faktanya.

➢ TAHAPAN ISSUE
Menurut Hainswort & Meng isu berada dalam empat tahap, yakni:
a. Tahap Permulaan
Pada tahap ini tidak ada isu yang tampak namun kondisi muncul dengan jelas yang
berpotensi untuk berkembangnya menjadi sesuatu yang penting. Isu terjadi dalam
organisasi ketika kelompok secara signifikan mempunyai permasalahan dalam
perkembangannya secara politik, kebijakan, ekonomi atau tren sosial. Dalam tahap ini
harus diketahui apakah ini termasuk isu yang penting atau tidak.
b. Tahap Mediasi
Pada tahap ini isu telah berkembang dan memberikan pengaruh terhadap organisasi
secara jelas. Organisasi masih dapat menjaga isu tidak berkembang dengan
memperhatikan isu-isu lainnya. Selain itu, organisasi harus mengelola arus informasi
dengan memberikan informasi dua arah yang cukup kepada masyarakat secara aktual dan
benar.
c. Tahap Organisasi
Tahap organisasi adalah dimana isu sedang berkembang dan menjadi topik pembicaraan
yang berkembang menjadi krisis. Publik akan membentuk jaringan untuk mendesak
organisasi melakukan suatu tindakan terhadap isu yang berkembang ini. Organisasi harus
memberikan penanganan yang cepat dan melibatkan stakeholder. Dalam tahap ini media
memiliki peran yang penting karena kemampuan komunikasi massanya. Organisasi perlu
melakukan pemantauan terhadap media. Diperlukan teknik Media Relations yang baik
agar isu dapat mereda dengan cepat.
d. Tahap Resolusi

3
4

Jika telah mencapai tahap ini, berarti adanya anggapan bahwa isu telah selesai. Namun,
organisasi harus terus melakukan pemantauan untuk mencegah isu datang kembali.

➢ PROSES MANAJEMEN ISSUE


a. Identifikasi
Isu Organisasi melakukan identifikasi dalam isu yang terjadi dengan mencari tahu sumber
isu berasal. Isu dapat diklasifikasikan berdasarkan:
o Jenis: Ekonomi, sosial, politik, teknologi
o Sumber respon: sistem bisnis, perusahaan, anak perusahaan, departemen dan
industri Geografi: lokal, regional, daerah, nasional, internasional
o Kepentingan: segera, penting, sangat penting

b. Analisis
Bertujuan untuk menempatkan kepentingan isi isunya. Memanfaatkan pengalaman masa
lalu yang setidaknya memiliki kesamaan terhadap isu saat ini. Dapat dilakukan penelitian
secara kualitatif maupun kuantitatif.

C. Pemilihan Strategi
Tahapan ini organisasi menyiapkan aksi-aksi untuk menghadapi isu. Strategi yang
diambil dapat bersifat reaktif, adaptif dan dinamis.

d. Implementasi
Program Jika organisasi telah memiliki strategi dalam menghadapi isu, implementasikan
program yang telah dibuat dengan segera. Organisasi harus saling bekerjasama untuk
menyediakan dukungan yang maksimal sehingga tujuan dapat dicapai dengan cepat.

e. Evaluasi
Jika program telah dilaksanakan, lakukanlah evaluasi untuk menilai seberapa efektif
program yang telah dilaksanakan. Tetap lakukan monitoring isu untuk mencegah isu
kembali berkembang.
5

➢ PROSES PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ISU


a. Fase Kesadaran Diri Organisasi harus mempelajari isu untuk melakukan penelitian
secara terstruktur.
b. Fase Eksplorasi Dalam fase ini telah adanya kepentingan yang meningkat mengenai
isu. Tanggung jawab khusus telah dibagikan dan pembentukan opini telah dimulai.
c. Fase Pembuat Keputusan Organisasi telah melibatkan top management untuk
mempertimbangkan tindakan dan memutuskan secara tepat alternatif yang telah didapat.
d. Fase Implementasi Fase dimana pengambilan keputusan telah dibuat dan telah
dianggap tepat dimana selanjutnya adalah melaksanakannya sesegera mungkin.
e. Fase Modifikasi Evaluasi terhadap program yang tengah dilaksanakan untuk
kemudian menyiapkan program cadangan sebagai penyesuaian terhadap keadaan yang
akan terjadi f. Fase Penyelesaian Fase relaksasi bagi organisasi dimana adanya anggapan
bahwa isu telah mereda dan dapat menjadi positif jika perencanaan telah dilaksanakan
dengan baik.

2.2 Manfaat dari Adanya Trend dan Issue dalam Keperawatan


Pemanfaatan tekhnologi telehealth mempunyai banyak manfaat dan keuntungan
bagi berbagai pihak diantaranya pasien, petugas kesehatan dan pemerintah. Aspek
kemudahan dan peningkatan jangkauan serta pengurangan biaya menjadi keuntungan
yang bisa terlihat secara langsung. Dengan adanya kontribusi telehealth dalam pelayanan
keperawatan di rumah atau homecare, akan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan
oleh pasien dan keluarga, perawat, instansi pelayanan kesehatan dan termasuk juga
pemerintah dalam hal ini adalah Departemen Kesehatan. Namun demikian untuk bisa
mengaplikasikan telehealth dalam bidang keperawatan banyak sakali tantangan dan
hambatannya misalnya: faktor biaya, sumberdaya manusia, kebijakan dan perilaku.

2.3 Definisi Komunikasi Terapeutik3


Komunikasi sangat penting karena dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien.
Perawat sebagai salah satu profesi kesehatan yang mempunyai waktu paling lama
berinteraksi dengan klien dituntut mempunyai keterampilan komunikasi yang bermakna
terapeutik. Keterampilan berkomunikasi yang baik dan benar serta efektif yang

3
Maksimus Rames Lalongkoe, Op.Cit, hlm. 62-63.
6

berdampak terapeutik merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki oleh semua
tenaga pelayanan kesehatan, terutama perawat.
Kemampuan ini perlu ditumbuhkembangkan sehingga menjadi kebiasaan bagi
perawat dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Upaya untuk membiasakan pola
komunikasi yang terapeutik ini dapat dilakukan dengan cara memperdalam pemahaman
tentang konsep-konsep komunikasi, model-model komunikasi tersebut dan berani
mengaplikasikan konsep-konsep komunikasi tersebut dalam memberi pelayanan
keperawatan.

➢ Pengertian Komunikasi Terapeutik


Terapeutik adalah PENGOBATAN.
1. Purwanto (1994), Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan
secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
2. Stuart & sundeen (1995), Teknik komunikasi terapeutik merupakan cara untuk
membina hubungan yang terapeutik di mana terjadi penyampaian informasi dan
pertukaran perasaan dan pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain.
3. Northouse (1998), komunikasi merupakan kemampuan perawat dalam membantu
klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan psikologi dan belajar
bagaimana berhubungan dengan orang lain.
4. Heri Purwanto, (1994), Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
direncanakan secara sadar dan bertujuan dan kegiatannya difokuskan untuk
“kesembuhan pasien”, dan merupakan komunikasi professional yang mengarah
pada tujuan untuk penyembuhan pasien.
5. Mulyana, (2000), Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal atau
komunikasi antarpribadi yaitu komunikasi antara orang-orang secara tatap muka
yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal dan nonverbal.
6. Budi Ana Keliat dalam Mundakir (2006) komunikasi terapeutik adalah suatu
pengalaman bersama antara perawat-klien yang bertujuan untuk menyelesaikan
persoalan klien. Hubungan perawat-klien tidak akan tercapai tanpa adanya
komunikasi.
7

Dari beberapa definisi yang dikemukan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa,
komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dirancang dan direncanakan
secara sadar oleh perawat dengan maksud membangun hubungan kepercayaan demi
kesembuhan pasien. Melalui pengalaman bersama antara perawat-klien bertujuan
untuk menyelesaikan masalah klien. Maksud komunikasi adalah mempengaruhi
perilaku orang lain.

2.4 Definisi Keperawatan


Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan
professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat
keperawatan, yang berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang
ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit,
yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia (Lokakarya Keperawatan
Nasional, 1983).

2.5 Definisi Telenursing4


Telenursing terjadi ketika perawat menemukan kebutuhan kesehatan klien
melalui penilaian, triage dan ketetapan informasi, menggunakan informasi, komunikasi
dan berbasis jaringan system. Telenursing memudahkan akses ke pelayanan kesehatan
yang berkenaan dengan populasi yang jauh dari pelayanan (under-serviced) dan area
remote seperti halnya memudahkan monitoring pelayanan di rumah atau individu dengan
permasalahan kesehatan kronis (Bauer, 2011).
Telenursing dapat membantu menyelesaikan kekurangan perawat, menurunkan
jarak, waktu kunjungan dan menjaga pasien yang sudah keluar dari rumah sakit. Layanan
kesehatan khususnya keperawatan jarak jauh dengan menggunakan media teknologi
informatika (internet) memberikan kemudahan bagi masyarakat. Masyarakat atau pasien
tidak perlu datang ke rumah sakit, dokter atau perawat untuk mendapatkan layanan

4
Rasi Rahagia, “Telenursing Dalam Upaya Meningkatkan Peran Perawat Indonesia Menghadapi Trend
Keperawatan Indonesia Melalui Bidang Informatika Kesehatan,”
https://stikessurabaya.ac.id/2019/04/09/telenursing-dalam-upaya-meningkatkan-peran-perawat-indonesia-
menghadapi-trend-keperawatan-indonesia-melalui-bidang-informatika-kesehatan/ (diakses pada 6 April
2022, pukul 14.56).
8

kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan juga semakin pendek. Pasien
dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via internet atau melalui video conference
untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan bahkan sampai pengobatan
(Goran, 2010).
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan
informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan
teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua
negara dan memakai peralatan video conference (bagian integral dari telemedicine atau
telehealth). Telenursing terjadi ketika perawat menemukan kebutuhan kesehatan klien
melalui penilaian, triage dan ketetapan informasi, menggunakan informasi, komunikasi
dan berbasis jaringan system. Telenursing memudahkan akses ke pelayanan kesehatan
yang berkenaan dengan populasi yang jauh dari pelayanan (under-serviced) dan area
remote seperti halnya memudahkan monitoring pelayanan di rumah atau individu dengan
permasalahan kesehatan kronis (Zampolini, 2010).

2.6 Yang Menjadi Issue dalam Telenursing5


Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan
pasien sama seperti telehealth secara keseluruhan. Di banyak negara, dan di beberapa
negara bagian di Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang
online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan
pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat
antar negara bagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malpraktek, dsb dalam kaitan
telenursing masih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya. Dalam memberikan asuhan
keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi)
yang mengatur praktek, SOP/standar operasional prosedur, etik dan profesionalisme,
keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing
mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan,
penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan

5
Rasi Rahagia, “Telenursing Dalam Upaya Meningkatkan Peran Perawat Indonesia Menghadapi Trend
Keperawatan Indonesia Melalui Bidang Informatika Kesehatan,”
https://stikessurabaya.ac.id/2019/04/09/telenursing-dalam-upaya-meningkatkan-peran-perawat-indonesia-
menghadapi-trend-keperawatan-indonesia-melalui-bidang-informatika-kesehatan/ (diakses pada 6 April
2022, pukul 23.00).
9

keperawatan yangmenggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet (Binks,


2007).
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan
privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan
isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan teknologi dalam bidang
kesehatan dalam merawat pasien adalah :
1) Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan
harus tetap terjaga.
2) Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial
resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon)
dan keuntungannya.
3) Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol
dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email.
4) Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, kemanan dan peraturan dan penyalah
gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek (Jensen, 2011).

Isu yang terjadi dalam pemberian pelayanan kesehatan dalam bentuk telenursing
yaitu praktek telenursing masih dilarang, sebagai contoh disalah satu negara adidaya yakni
Amerika serikat praktek telenursing dilarang karena perawat yang online sebagai
koordinator harus memiliki izin atau lisensi di setiap negara bagian dan pasien yang
menerima telecare harus bersifat local guna menghindari malpraktek perawat antar negara
bagian. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan
kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi
prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi
yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan
pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan
system Pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi
kesehatan/berbasis internet (Scalvini, 2009).

2.7 Aplikasi dan Keuntungan Telenursing


aplikasi dan keuntungan telenursing Aplikasi telenursing tersedia di rumah, rumah
sakit, melalui telenursing centre dan melalui unit mobile. Telepon triage dan home care
saat ini merupakan aplikasi yang tumbuh yang paling cepat. Perawat home care
10

menggunakan sistem yang memberikan ijin untuk melakukan monitoring parameter


fisiologi di rumah, seperti tekanan darah, glukosa darah, pernapasan, dan menimbang
berat badan, via internet. Melalui sistem video interaktif, pasien menghubungi perawat
bertugas dan menyusun suatu konsultasi melalui video untuk menunjukkan permasalahan
yang dihadapi; sebagai contoh, bagaimana cara mengganti balutan luka, memberi
suntikan hormon insulin atau mendiskusikan peningkatan nafas pendek (sesak nafas). Hal
ini sangat membantu orang dewasa dan anak-anak dengan kondisikondisi kronis dan
macam-macam penyakit yang melemahkan, terutama sekali mereka yang mempunyai
cardiopulmonary diseases. Telenursing membantu pasien dan keluarganya untuk
berpartisipasi aktif dalam perawatan, terutama sekali untuk self management pada
penyakit kronis. Hal itu memungkinkan perawat untuk menyediakan informasi secara
akurat dan tepat waktu dan memberikan dukungan secara langsung (online).
Kesinambungan pelayanan ditingkatkan dengan memberi kesempatan kontak yang sering
antara penyedia pelayanan kesehatan dan pasien dan keluargakeluarga merek Telenursing
saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan beberapa faktor
seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit kronik dan lansia,
sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, rural, dan daerah yang
penyebaran pelayanan kesehatan belum merata.

keuntungannya, telenursing dapat menjadi jalan keluar kurangnya jumlah perawat


(terutama di negara maju), mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu tempuh menuju
pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah pasien di RS, serta
menghambat infeksi nosokomial. Sama seperti telemedicine yang saat ini berkembang
sangat luas yang telah diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark
, Belanda, Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia. Telenursing telah lama
diaplikasikan di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Inggris. Di Amerika Serikat
sendiri ANA (American Nurses Association) dalam dialog nasional
telemedicine/telehealth Agustus 1999, telah menganjurkan pengembangan analisa
komprehensif penggunaaan telehealth/telemedicine termasuk didalamnya telenursing. Di
Amerika Serikat 36% peningkatan kebutuhan perawat home care dalam 7 tahun
mendatang, dapat ditanggulangi oleh telenursing. Sedangkan di Inggris sendiri 15%
pasien yang dirawat di rumah (home care) dilaporkan memerlukan tehnologi
telekomunikasi, dan sejumlah studi di Eropa memperlihatkan sejumlah besar pasien
mendapatkan pelayanan telekomunikasi di rumah dengan telenursing. Pasien tirah baring,
pasien dengan penyakit kronik seperti COPD/PPOM, DM, gagal jantung kongestif, cacat
bawaan, penyakit degeneratif persyarafan (Parkinson, Alzheimer, Amyothropic lateral
sclerosis) dll, yang dirawat di rumah dapat berkunjung dan dirawat secara rutin oleh
perawat melalui videoconference, internet, videophone, dsb. Atau pasien post op yang
memerlukan perawatan luka, ostomi, dan pasien keterbelakangan mental. Yang dalam
keadaan normal seorang perawat home care hanya dapat berkunjung maksimal 5 – 7
pasien perhari, maka dengan menggunakan telenursing dapat ditingkatkan menjadi 12 –
16 pasien seharinya. Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari
rawat di RS, peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang
lebih luas dan merata, dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home
care).

Aplikasi telenursing di Denmark pada perawat yang bekerja di poliklinik (OPD –


outpatient) yang mempertahankan kontak dengan pasien melalui telepon, maka jumlah
11

kunjungan ke RS, dan hari rawat berkurang setengahnya. Di Islandia, dengan penduduk
yang terpencar, pelayanan asuhan keperawatan berbasis telepon dapat mensuport ibu
yang kelelahan dan stress merawat bayinya. Dan beberapa program telenursing dapat
membantu mengurangi hipertensi pada ibu bersalin dengan eklamsia. Bahkan di Irlandia
utara telenursing untuk perawatan luka diabetik telah menjadi alternatif pelayanan
keperawatan untuk pasien penderita diabetik ulcer. Aplikasi telenursing juga dapat
diterapkan dalam model hotline/call centre yang dikelola organisasi keperawatan, untuk
melakukan triage pasien, dengan memberikan informasi dan konseling dalam mengatur
kunjungan RS dan mengurangi kedatangan pasien di ruang gawat darurat. Telenursing
juga dapat digunakan dalam aktifitas penyuluhan kesehatan, telekonsultasi keperawatan,
pemeriksaan hasil lab dan uji diagnostik, dan membantu dokter dalam
mengimplementasikan protokol penanganan medis. Telenursing melalui telepon triage
dan home care merupakan bentuk aplikasi yang berkembang pesat saat ini. Dalam
perawatan pasien di rumah, maka perawat dapat memonitor tanda-tanda vital pasien
seperti tekanan darah, gula darah, berat badan, peak flow pernapasan pasien melalui
internet. Dengan melakukan video conference, pasien dapat berkonsultasi dalam
perawatan luka, injeksi insulin dan penatalaksanaan sesak napas. Pada akhirnya
telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien dan keluarga, terutama dalam
manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat memberikan pelayanan akurat, cepat dan
dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara perawat dan pasien
yang tidak terbatas. Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari
rawat di RS, peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang
lebih luas dan merata, dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home
care).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penerapan telenursing memberikan dampak positif terhadap berbagai pihak
seperti pasien, perawat dan pemerintah. Namun hal ini harus didukung oleh keterampilan
dan pengetahuan perawat itu sendiri. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang
komunikasi yang cukup dalam penerapan telenursing karena dalam pelaksanaannya
perawat akan dihadapkan dengan berbagai tipe pasien yang hanya kita kenal melalui
dunia maya atau komunikasi jarak jauh. Komunikasi yang baik akan berdampak pada
perasaan sehingga setiap perkataan akan mudah untuk didengar dan dipahami. Dengan
demikian klien dan keluarganya akan termotivasi untuk mengikuti saran perawat. Sebuah
komunikasi yang berpusat pada klien adalah teknik pendekatan yang disukai dalam
rangka membina hubungan antara klien dan tenaga professional.
Tujuan dari telenursing tidak untuk membentuk diagnosis medis melainkan lebih
fokus pada informasi, dukungan dan meningkatkan pengetahuan.
Melalui telenursing, perawat mampu melakukan monitoring, memberikan pendidikan
kesehatan, follow up, pengkajian dan pengumpulan data, melakukan intervensi,
memberikan dukungan pada keluarga serta perawatan yang inovatif dan kolaborasi.
Selain itu dalam penerapan telenursing, perawat melakukan pengkajian lanjutan,
perencanaan, intervensi, dan evaluasi terhadap hasil perawatan.
Untuk menerapkan telenursing di Indonesia secara maksimal tentu saja ada
beberapa hal yang harus dipersiapkan antara lain sumber daya manusia kesehatan yang
mengerti teknologi, sarana dan prasarana teknologi informasi yang memadai, tersedianya
panduan dan standar praktek, adanya kode etik dan suatu badan yang akan mengatur
praktek telenursing dengan profesi kesehatan yang lain sebagai bagian dari praktek
telehealth. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat sesuai untuk
pengaplikasian telenursing sebagai jawaban atas permasalahan kurang meratanya
pelayanan kesehatan di wilayah Indonesia, tetapi tentu saja pemerintah dan organisasi
profesi harus membuat regulasi yang akan mengatur praktek telenursing, yaitu membuat
standar praktek, kode etik, protokol dan panduan telenursing di Indonesia

12
13

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini membuat penulis dan pembaca dapat mengetahui
secara mendalam tentang trend dan issue dalam komunikasi keperawatan di masa yang
akan datang. Tetapi dalam makalah ini penulis menyadari bahwa dalam penulisan masih
jauh dari kesempurnaan.
Penulis mengharapkan saran atau kritikan membangun dari pembaca demi
kesempurnaanpenulisan makalah yang lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi 2008, Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Lalongkoe, MR 2013, Komunikasi Keperawatan; Metode Berbicara Asuhan
Keperawatan, Yogyakarta, Graha Ilmu.
Rahagia, R 2019, Telenursing Dalam Upaya Meningkatkan Peran Perawat Indonesia
Menghadapi Trend Keperawatan Melalui Bidang Informatika Kesehatan, dilihat
6 April 2022, <https://stikessurabaya.ac.id/2019/04/09/telenursing-dalam-upaya-
meningkatkan-peran-perawat-indonesia-menghadapi-trend-keperawatan-
indonesia-melalui-bidang-informatika-kesehatan/>.
Asiri, H., & Househ, M. (2016). The Impact of Telenursing on Nursing
George, I. S., Baker, J., Karabatsos, G., Hons, M., Brimble, R., Psych, B.
Ghai, S., & Kalyan, G. (2013). Tele-nursing an emerging innovation in health sector.
Scientific Session. Retrieved from http://www.indus.org/healthcare/Secientific
Sessions/Dr. Sandhya Ghai -Telenursing.pdf Glinkowski, W., Pawlowska, K., &
Kozlowska, L. (2013). Telehealth and telenursing perception and knowledge among
university students of nursing in Poland. Telemedicine and E-Health,
Fanny. 2014. Trend dan isu keperawatan terkini. Semarang

14

Anda mungkin juga menyukai