Anda di halaman 1dari 3

KEWIRAUSAHAAN DALAM KEPERAWATAN

Dalam melakukan kewirausahaan terdapat factor-faktor yang dapat meningkatkan


motivasi dalam membentuk kerja dan ada juga yang dapat menghalangi terbentuknya sifat
kewirausahaan dalam pribadi seseorang. Factor-faktor ini bisa saja dalam dalam keluarga
maupun dalam lingkungan seseorang. Entrepreneurship merupakan kemungkinan untuk
mendapatkan dorongan khusnya pada nilai-nilai social budaya masyarakat manusia, agama
(kepercayaan), adat istiadat yang dapat mempengaruhi perilaku individu dalam masyarakat.
Pengusaha social adalah individu dengan inovasi untuk masyarakat pada masalah social yang
paling terkini. Mereka ambisius dan gigih dalam menanggulangi masalah social dan menawarkan
ide-ide baru untuk perubahan. Juga memecahkan masalah dengan mengubah system,
menyebarkan solusi dan membujuk seluruh masyarakat mamengambil lompatan baru.

Setiap pengusaha social menyajikan ide-ide yang mudah dimengerti dan melibatkan
dukungan yang luas untuk memaksimalkan jumlah orang local yang akan diberdayakan.
Pengusaha social bertindak sebagai agen perubahan bagi masyarakat, memanfaatkan peluang,
perbaikan system, memunculkan pendekat baru, dan menciptakan solusi untuk mengubah
masyarakat. Sosiologi memfokuskan pada teori yang ditujukan ada peran, norma-norma social,
legitimasi, serta mobilitas social. Dalam memahami kewirausahaan dalam masyarakat.
Kewirausahaan merupakan produk budaya. Wirausaha berasal dari nilai-nilai budaya dan
system budaya yang telah tertanam dalam lingkungan masyarakat. Menurut teori Hoselistz
pasokan kewirausaahaan diatur oleh factor budaya, dan kelompok budaya minoritas dari
kewirausahaan dan ekonomi pembangunan. Di banyak Negara pengusaha telah muncul dari
social ekonomi kelas tertentu. Teori nilai budaya dikemukakan oleh Cochran Thomas—
Pengusaha itu adalah bukan individu super normal tetapi mereka adalah anggota masyarakat
yang memiliki modal kepribadian. Kinerja pengusaha dipengaruhi oleh tiga factor :
1. Sikap diri terhadap pekerjaan
2. Keutuhan Operasional kerja
3. Harapan peran yang dimintai oleh kepuasan kelompok
Dimensi budaya memberikan landasan pengembangan nilai-nilai individu yang tercermin
dalam sifat dan prilakunya. Dalam studi baru-baru ini kewirausahaan dan kebudayaan telah
dikaitkan di tingkat makro dan miokro sebagai contoh kebudayaan nasional mempengaruhi
pembentukan aliansi teknologi oleh perusahaan kewirausahaan ( steensmaet al 2000).  Atau
bentuk manifestasi dari prilaku kewirausahaan, seperti perjuangan dalam organisasi ( shane
1994). Pada tingkat mikro pengaruh nilai budaya tentang kewirausahaan telah ikut mengambil
andil. Beberapa studi menunjukan bahwa pengusaha memiliki daya jarak yang lebih tinggi,
individualism, maskulinitas dan menghindari ketidakpastian lebih rendah, dibandingkan dengan
manajer (Mc.Grathet Al, 1992;.Busenitz dan Lau,1996). Disisi lain, studi yang dilakukan
diportugal (Al Morriset, 1994) atau Israel (al Baumet.,1993) menemukan tidak adanya hubungan
antara individualism dan kewirausahaan.
Inkonsistensi ini menunjukkan kebutuhan untuk mengeksplorasi kemungkinan efek
mediasi atau moderasi. Nilai – nilai budaya yang dianggap memiliki pengaruh yang signifikjan
terhadap sikap-sikap kepribadian (Hofstede dan Mc Crae,2004) sehingga memberikan kita
dengan mediator potensial yang penting. Secara khusus, mengandaikan bahwa budaya individu
mempengaruhi kecenderungan nilai kewirausahaan individu, tidak secara langsung tetapi melalui
kognisi individu.
Kewirausahaan mengalami perubahan seiring dengan kemajuan teknologi, agama, dan
perubahan system nilai social. Pembelajaran untuk mencapai kesuksesan menurut Murphy
seseorang harus bias membuat komitmen, mampu menemukan masalah dan menyelesaikannya,
berfikir luas, up date, keyakinan pada diri sendiri, berani mengambil resiko, belajar memimpin,
bertahan, dan siap untuk menang.
Faktor-faktor social yang menghambat kewirausahaan. Kegiatan kewirausahaan tidak
terbatas dan harus diperluas ke berbagai konteks. Ada banyak peluang antara lain :
1. Bidang pendidikan : Merupakan sector yang sudah menunggu pengusaha untuk
mengeksploitasi berbagai kemungkinan. Pendidikan yang belum merata dan
banyaknya sekolah-sekolah yang tidak memiliki insfrastruktur yang lengkap.
2. Bidang kesehatan : Pengadaan alat-alat kesehatan, pengelolaan ketenagakerjaan dan
lain-lain.
3. Bidang Pertanian : Inovasi metode-metode pertanian, irigasi, teknologi pertanian,
4. Bidang pariwisata
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Entrepreneurship merupakan kemungkinan
untuk mendapatkan dorongan khusnya pada nilai-nilai social budaya masyarakat
manusia, agama (kepercayaan), adat istiadat yang dapat mempengaruhi perilaku individu
dalam masyarakat. Pengusaha social adalah individu dengan inovasi untuk masyarakat
pada masalah social yang paling terkini. Kewirausahaan merupakan produk budaya.
Wirausaha berasal dari nilai-nilai budaya dan system budaya yang telah tertanam dalam
lingkungan masyarakat. Menurut teori Hoselistz pasokan kewirausaahaan diatur oleh
factor budaya, dan kelompok budaya minoritas dari kewirausahaan dan ekonomi
pembangunan. Di banyak Negara pengusaha telah muncul dari social ekonomi kelas
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai