Anda di halaman 1dari 8

NAMA: Bagus Syuhada Ginting

NIM: 170906063
MATA KULIAH: Kewirausahaan

Definisi Kewirausahaan Sosial

Sebelum kita membahas definisi kewirausahaan sosial, ada baiknya kita


mengetahui definisi dari kewirausahaan. Menurut Peter Drucker, istilah
entrepreneur telah digunakan lebih dari 200 tahun. Entrepreneurship berasal dari kata
Perancil “ Entreprendre”, yang artinya adalah“between” and “to undertake”atau“to
take” (melaksanakan/menjalankan, melakukan/mengerjakan sesuatupekerjaan).
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu proses membelai bisnis
baru,mengorganisasikan sumberdaya-sumberdaya seperti; sumberdaya manusia (tenga
kerja),s u m b e r d a y a a l a m ( b a h a n b a k u ) y a n g d i p e r l u k a n u n t u k k e g i a t a n
p e m b e r i a n n i l a i t a m b a h ekonomis (Economic Value Addded ) yang akan
menghasilkan produk, baik barang maupun jasadengan mempertimbangkan
risiko yang terkait dan balas jasa yang akan diterimadari aktivitaspenjualan produk
barang maupun jasa

Kewirausahaan sosial berasal dari definisi wirausaha sebagai kegiatan ekonomi,


yang berlandaskan pada falsafah dasar manusia sebagai mahluk ekonomi. Ide ini
sudah diungkapkan jauh sebelum adanya definisi kewirausahaan sosial. Jean-Baptiste
Say (1767–1832), ekonom asal Prancis, salah satu yang mendefisisikan kegiatan
wirausaha sebagai sebuah implementasi kegiatan ekonomi dari ide wirausaha yang
berdampak sosial. Dalam evolusinya, ide atau gagasan kewirausahaan sosial lebih
didorong oleh pencarian pengembangan implementasi program CSR (corporate
social responsibility) yang efektif.
Secara teori definisi kewirausahaan sosial masih menjadi perdebatan.
Pendefinisian kewirausahaan sosial terbelah menjadi dua kelompok, 1) definisi
kewirausahaan sosial secara luas, 2) definisi kewirausahaan secara spesifik. Definisi
kewirausahaan sosial sebagai implementasi wirausaha yang mempunyai dampak
sosial, apapun bentuk organisasinya dalam praktik lebih diterima di kalangan luas.
Aspek-aspek kewirausahaan sosial meliputi, social entrepreneur, sebagai pelaku
wirausaha sosial, social enterprise, sebgai bentuk organisasi/kelembagaan usaha
sosial, dan social innovation sebagai inovasi yang berdampak sosial.

Bill Drayton sender mendefinisikan wirausaha sosial sebagai berikut, “Social


entrepreneurs are not content just to give a fish or teach how to fish. They will not
rest until they have revolutionized the fishing industry”. Dari Bill Drayton kita bisa
belajar bahwa wirausaha sosial berperan menyelesaikan permasalahan di masyarakat
bukan hanya dengan social charity, tapi jauh lebih dari itu. Wirausaha sosial
melakukan perubahan besar pada tatanan yang ada untuk menyelesaikan masalah
tersebut.

Nicholls (2006:103) menyatakan kewirausahaan sosial memiliki dimensi:


socialibity, market orientation, dan innovation. Ketiga dimensi ini merupakan satu
kesatuan dalam konsep kewirausahaan sosial. Dimensi sosial mengandung makna
bahwa aktivitas wirausahaan sosial tidak lepas dari kegiatan yang terkait dengan
konteks kehidupan sosial misalnya terkait dengan pengentasan kemiskinan,
pengangguran, peningkatan kesehatan masyarakat, dsb., melibatkan berbagai pihak
dalam operasionalnya, dan mengandung makna bahwa aktivitas kewirausahaan ini
dimaksudkan untuk mencapai kesejahteraan sosial. Orientasi pasar menunjukkan
bahwa aktivitas kewirausahaan sosial dilakukan dalam bentuk kegiatan
pengembangan masyarakat melalui usaha sosial (social entreprise).

Inisiatif tentang kewirausahaan sosial telah muncul dengan berbagai alternatif


model. Uni Eropa secara penuh mendukung inisiatif kewirausahaan sosial dengan
model negara sejahtera (welfare state) (Defourny dan Nyssens, 2010). Sementara,
model kedermawanan usaha (venture philanthropy) merupakan model yang populer di
Amerika Serikat. Di Amerika Latin, kewirausahaan sosial seringkali dikaitkan dengan
model koperasi (cooperation). Model integrasi antara negara sejahtera dan masyarakat
sejahtera (civil society and welfare state) menjadi model yang disukai di Asia
(Nicholls, 2006; Defourny dan Kim, 2011).

Konsep Kewirausahaan

Konsep kewirausahaan sosial berkembang dengan spektrum yang cukup luas


dari berbagai tokoh, diantaranya Profesor Klaus Scwab (Komisaris World Economic
Forum) yang mendirikan Scwab Foundation for Social Entrepreneurship di tahun
1998 dan Muhammad Yunus yang mengembangkan Grameen Bank di tahun 1974.
Selama 1 dekade terakhir, kewirausahaan sosial tumbuh pesat karena didorong oleh
gerakan dari orang-orang yang inovatif, pragmatis, visioner, dan memiliki jaringan
yang kuat (Nicholls, 2006).

Kewirausahaan sosial menjadi salah satu konsep global alternatif untuk mengkaji
aktivitas dengan tujuan yang tidak hanya ekonomi semata, tetapi juga mencakup
kajian sosial dan lingkungan. Literatur tentang kewirausahaan sosial sedang ‘naik
daun’ dewasa ini dikarenakan mampu mengakomodasi kegagalan pasar dan kegagalan
pemerintah, yang tidak dapat dilakukan oleh literature ekonomi utama (mainstream
economics). Asumsi bahwa pasar dapat mengoreksi distorsi (seperti yang
dikemukakan oleh ahli ekonomi Klasik) dan bahwa campurtangan pemerintah dapat
mengembalikan perekonomian ke kondisi yang ekuilibrium (seperti yang
dikemukakan oleh ahli ekonomi Keynesian) ternyata tidak sepenuhnya
memcerminkan kenyataan. Di negara dengan pendapatan menengah ke bawah,
kegagalan pasar dan kegagalan pemerintah sering sekali ditemukan. Karena itu,
sebuah pemikiran baru seperti kewirausahaan sosial, sangat diperlukan untuk
menganalisis secara mendalam aktivitas ekonomi, khususnya organisasi nirlaba dan
koperasi.

Pada konteks kewirausahaan sosial, paling tidak akan ditemukan tiga istilah yang
saling berkaitan yaitu social enterpreneurship (kewirausahaan sosial), social
enterpreneur (wirausaha sosial atau orang yang melakukannya) dan social enterprise
(lembaga/institusi atau perusahaan sosial yang menaungi aktivitas kewirausahaan
sosial). Berikut ini masing-masing terminologi akan dijelaskan lebih lanjut

Menurut kelompok peneliti EMES (Spear & Binet 2003 dalam Alex Nicholls. 2008:
15) definisi/makna dari elemen sosial pada kewirausahaan sosial adalah:

(a) An activity launched by a group of citizen

(b)Decision making power not based on capital ownership

(c) A participatory nature involving those affected by nature

(d) Limited profit distribution

(e) An explicit aim to benefit the community

Berdasarkan paparan diatas, elemen sosial dalam kewirausahaan sosial mengacu


pada sebuah aktivitas yang diinisiasi dan dilakukan oleh warga, tingkat pengambilan
keputusan yang tidak didasarkan pada kepemilikan modal, serta tujuan dan target
yang jelas untuk menjadi bermanfaat bagi masyarakat.

Kewirausahaan sosial memiliki konsep sebagai solusi menyelesaikan


permasalahan sosial dengan kewirausahaan. Oleh karena itu, kewirausahaan sosial
dianggap sebagai alternatif pemberdayaan masyarakat yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari penulisan Studi Pustaka ini ialah agar dapat
mengetahui gambaran mengenai kegiatan kewirausahaan sosial berdasarkan
perspektif pemberdayaan masyarakat, selanjutnya mengetahui pengaruh kegiatan
kewirausahaan sosial terhadap tingkat keberdayaan masyarakat. Laporan studi
pustaka ini disusun dengan metode studi literatur kemudian menyimpulkan konsep-
konsep yang menjadi fokus pembahasan, hingga diperoleh hasil bahwa kegiatan
kewirausahaan sosial berpengaruh terhadap tingkat keberdayaan masyarakat, sehingga
kewirausahaan sosial dapat dianggap sebagai alternatif pemberdayaan masyarakat
dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Social Mission (Misi Sosial)

Kriteria pertama dan paling penting yang harus dimiliki oleh sebuah SE adalah
misi sosial, yaitu asa masalah sosial yang inging dituntaskan. bisa dikatakan bahwa
kriteria ini menjadi “ the reason and purpose to live” atau motivasi pendirian
sekaligus tujuan bagi sebuah organisasi SE untuk terus ada di tengah masyarakat.
meski belum ada definisi dan kriteria SE yang disepakati dalam literatur social
enterprise, misi sosial selalu muncul sebagai kriteria utama dalam setiap literatur yang
kami temui.

Kebanyakan misi sosial terkait dengan kemiskinan/ekonimi. akan tetapi, ada juga
social enterprise yang bergerak di bidang lingkungan. misi sosial adalah membantu
dunia untuk mencapai green attitude (perilaku hijau) dan green environment
( konservasi lingkungan), serta perkumpulan telapak yang misi sosialnya adalah
melakukan transformasi dari praktik illegal logging menuju community logging.

Karakter Wirausaha Sosial

Menurut Sofia, (2015); Firdaus (2014). Terdapat 5 dimensi untuk melihat karakter
pelaku wirausaha sosial yaitu social value, civil society, innovation, economi activity,
dan dampak sosial (outcome).
1. Social Value

Sebuah konsep dalam strategi bisnis yang menekankan pentingnya memasukkan


masalah dan kebutuhan sosial dalam perancangan strategi perusahaan.

2. Civil Society

Social entrepreneur pada umumnya berasal dari inisiatif dan partisipasi masyarakat
sipil dengan mengoptimalkan modal sosial yang ada di masyarakat.

3. Innovation

Social entrepreneurship memecahkan masalah sosial dengan cara-cara inovatif antara


lain dengan memadukan kearifan lokal dan inovasi sosial.

4. Economy Activity

Social entrepreneurship yang berhasil pada umumnya dengan menyeimbangkan


antara aktivitas sosial dan aktivitas bisnis. Aktivitas bisnis dikembangkan untuk
menjamin kemandirian dan keberlanjutan misi sosial organisasi.

5. Dampak Sosial (Outcome)

Kehadiran dan peranan entrepreneur akan memberikan pengaruh terhadap kemajuan


perekonomian dan perbaikan pada keadaan ekonomi, terutama social entrepreneur
yang dapat memberikan dampak sosial (outcome) dalam meningkatkan kapasitas
ekonomi masyarakat serta meningkatkan keberdayaan masyarakat.

Bentuk-Bentuk Kewirausahaan Sosial

Ada beberapa bentuk wirausaha sosial menurut Tan (2005) dalam Akmalur Rijal, dkk.
(2018) adalah :
1. Organisasi berbasis komunitas; Organisasi semacam ini biasanya dibuat untuk
mengatasi masalah tertentu dalam komunitas (kelompok masyarakat), misalnya
menyediakan fasilitas pendidikan untuk anak-anak miskin, panti sosial untuk anak
terlantar dsb.

2. Socially responsible enterprises; Wirausaha sosial ini berbentuk perusahaan yang


melakukan usaha komersial untuk mendukung/ membiayai usaha sosialnya. Sebagian
keuntungan yang didapatkan dari organisasi profit ditujukan untuk mendukung/
membiayai usaha sosialnya.

3. Social Service Industry Profesionals, bentuk usaha ini sedikit berbeda, yaitu
pengusaha yang menjadikan jasa sosial sebagai konsumennya. Usaha ini
menggandeng organisasi yang bergerak di bidang sosial sebagai konsumennya.

4. Socio-economic atau dualistic enterprises; Wirausaha sosial ini berbentuk


perusahaan komersial yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip sosial.
Misalnya perusahaan yang melakukan daur ulang sampah rumah tangga, organisasi
yang mempekerjakan orang cacat, kredit mikro untuk masyarakat pedesaaan.
didedikasikan untuk mendukung layanan sosialnya (Juwaini: 2011).

Jadi apa itu wirausaha sosial? Karena masih menjadi perdebatan, kerancuan dan
masih dikembangkan baiknya masing-masing menyimpulkan sendiri untuk memberi
arti wirausaha sosial baik secara praktik maupun secara teori.

Yang pasti, manusia tidak bias lepas dari dedikasi. “Sekecil” apapun, dedikasi setiap
manusia akan ditagih oleh kehidupan. Termasuk kehidupan sosial, dan alam yang
menunggu inovasi yang ramah padanya, yang juga sebagai individu, manusia tidak
lepas dari ego keindividuan. 
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Internet
Kewirausahaan Sosial, Perkembangan, Definisi, dan Kesimpulan, 2018, 19.00
(diakses 21 November 2020)
https://genagraris.id/post/kewirausahaan-sosial-perkembangan-definisi-dan-
kesimpulan
Apa Itu Wirausaha Sosial, 12 Juli 2019, 19.24 (diakses 21 November 2020)
https://www.impactindonesia.id/apa-itu-wirausaha-sosial/

Sumber Jurnal
Yanuar, Rian Rahmad. Anggadwita, Grisna. (2019). Identifikasi Karakter Sosial Pada
Wirausaha Sosial. SOSIOHUMANITAS. Volume 21. Edisi 2
Tenrinippi. (2019). Kewirausahaan Sosial Di Indonesia. Meraja Journal. Volume 2
Nomor 3
Wildan, Muhamad Aziz. (2018). Kewirausahaan Sosial Sebagai Alternatif
Pemberdayaan Masyarakat. Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Mayarakat.Volume 6 Nomor 5
Suyanto. Pratono, Aluisius Heri. Gunawan (April 2015). Kewirausahaan Sosial dan
Transformasi Lingkungan di Jawa Timur. Surabaya. Universitas Surabaya

Sumber Buku
Haryanti, D.M. Hati, Sri Rahayu. Wirastuti, Astari. Susanto, Kumala. (2015). Berani
Jadi Wirausaha Sosial?. Depok: DBS Foundation
Nicholls, A. (2006). Social entrepreneurship: New model of sustainable social change.
New York: Oxford University Press
Wibowo, Henry. Nulhaqim, Soni. (2015). Kewirausahaan Sosial. Bandung. UNPAD
Press
Takdir,Dedy. Mahmudin. Zaid, Sudirman. (2015). Kewirausahaan. Yogyakarta.
Wijana Mahadi Karya

Anda mungkin juga menyukai