Dosen Pengampu:
Dr. Hadi Suyono, S.Psi., M.Si
Oleh :
FERIHANA
21070440009
HALAMAN JUDUL......................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................2
ABSTRAK.....................................................................................................3
KATA PENGANTAR....................................................................................4
METODE PENELITIAN...............................................................................6
DESKRIPSI TEORITIK................................................................................7
A. Inovasi Sosial.....................................................................................7
B. Social Entrepreneurship.....................................................................8
LITERATURE REVIEW.............................................................................15
SOCIAL INTREPRENEURSHIP SEBAGAI
WUJUD INOVASI SOSIAL.......................................................................17
KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................21
2
Abstrak
Kewirausahaan sosial sebagai sesuatu yang relatif baru fokus pada pemberdayaan
masyarakat dalam upaya memecahkan berbagai persoalan sosial. Secara garis
besarnya, kewirausahaan sosial membawa dua prinsip dalam kegiatannya, yaitu
menciptakan inovasi sosial yang dapat mengubah sistem yang telah ada di tengah
masyarakat, dan orang-orang yang mempunyai visi dan senantiasa kreatif. Tujuan
artikel ini adalah untuk membahas kewirausahaan sosial sebagai wujud inovasi
sosial. Setelah dilakukan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan sosial merupakan salah satu bentuk inovasi sosial dengan tujuan
utama memberikan solusi penyelesaian masalah sosial terutama kemiskinan.
Abstract
Abstract. Social entrepreneurship as something relatively new focuses on
community empowerment in an effort to solve various social problems. Broadly
speaking, social entrepreneurship carries two principles in its activities, namely
creating social innovations that can change the existing system in society, and
people who have a vision and are always creative. The purpose of this article is to
discuss social entrepreneurship as a form of social innovation. After discussing it,
it can be concluded that social entrepreneurship is a form of social innovation
with the main objective of providing solutions to social problems, especially
poverty.
3
KATA PENGANTAR
4
kesehatan (healthcare) (Cukier, Trenholm, Carl, & Gekas, 2011). Wirausaha
sosial melihat masalah sebagai peluang untuk membentuk sebuah model bisnis
baru yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat sekitar. Hibbert, Hogg, and
Quinn (2005), mengungkapkan bahwa kewirausahaan sosial adalah pemanfaatan
perilaku kewirausahaan yang lebih berorientasi untuk pencapaian tujuan sosial
dan tidak mengutamakan perolehan keuntungan, atau profit yang diperoleh
dimanfaatkan untuk kepentingan sosial.
Setiap tahunnya, jumlah angkatan kerja mengalami peningkatan karena
banyaknya Jumlah lulusan dari perguruan tinggi yang memburu lapangan
pekerjaan. Tidak mengherankan, akhirnya angka pengangguran terus meningkat.
Sebagaimana dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS, 2021), Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Agustus 2021 mengalami peningkatan
jika dibandingkan dengan Agustus 2020. TPAK pada Agustus 2021 sebesar 67,80
persen, naik 0,03 persen poin dibanding Agustus 2020. TPAK merupakan
persentase jumlah angkatan kerja terhadap banyaknya penduduk usia kerja. TPAK
memberikan gambaran secara persentase jumlah penduduk usia kerja yang aktif
secara ekonomi di suatu negara atau wilayah. Sedangkan Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) pada Agustus 2021 sebesar 6,49 persen. Berangkat dari angka
yang dirilis BPS tersebut, terlihat bahwa jumlah pengangguran yang cukup besar.
Tingginya angka pengangguran dipengaruhi oleh banyaknya pencari kerja, namun
di satu sisi jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia tidak mampu menampung
besarnya jumlah pencari kerja. Akibatnya, angka pengangguran di Indonesia
semakin meningkat yang pada akhirnya akan menambah angka kemiskinan.
Sebagai salah satu alternatif yang dapat mengatasi permasalahan sosial
tersebut adalah dengan menumbuhkan dan mengembangkan kewirausahaan
sosial. Kewirausahaan sosial diharapkan menjadi salah satu sumber yang dapat
memacu perkembangan ekonomi masyarakat. Namun, kewirausahaan sosial
sebagai bagian dari aspek ekonomi yang relatif masih baru di tengah masyarakat,
maka terkadang masih terdapat perbedaan pendapat. Maka, bertolak dari uraian di
atas, dapat dirumuskan bahwa tujuan tulisan ini adalah membahas mengenai
5
kewirausahaan sosial sebagai wujud inovasi sosial, apa itu kewirausahaan sosial,
tujuan, karakteristik, indikator, inovasi sosial.
METODE PENELITIAN
Artikel ini merupakan studi literatur yang dengan jenis penelitian library
research,
karena dalam mengumpulkan, menganalisis, dan mengolah data pada artikel ini
diambil dari studi literatur yang tertulis dan juga relevan dalam mengumpulkan
data yang fokus pada kajian artikel mengenai kewirausahaan sosial sebagai wujud
inovasi sosial. Digunakan data sekunder yaitu berupa data-data yang bersumber
dari data yang tersedia, berupa dokumen, catatan-catatan, publikasi terbitan
pemerintah, dan sumber lainnya. Berbagai data yang diperooleh dirangkum
kemudian dipaparkan secara deskriptif dan kemudian dibuat suatu kesimpulan.
6
DESKRIPSI TEORITIS
A. Inovasi Sosial
7
adalah sosial. Definisi lain tentang inovasi social oleh Standford Social
Innovation Review (2008) adalah sebuah proses menemukan, menjamin
dukungan dan mengimplementasikan solusi baru (novel solution),
permasalahan social (social problem) yang ada di masyarakat dan menciptakan
solusi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat (social need).
B. Social Entrepreneurship
8
Lebih lanjutnya Dhewanto (2013) berpendapat bahwa kewirausahaan sosial
dengan merumuskan masalah sosial tertentu dilanjutkan dengan mengatur,
menciptakan dan mengelola bisnis sosial dalam upaya mencapai perubahan
yang diharapkan. Pemahaman yang sama dikemukakan oleh Alvord (2004)
bahwa kewirausahaan sosial merupakan suatu konsep, dikembangkan
dengan ‘berjalan keluar’ dari yang umum berlaku, dimana usaha penemuan
solusi yang dianggap efektif dan ada kelanjutan sebagai bentuk penyelesaian
masalah sosial, dan solusi yang ditawarkan tersebut memerlukan berbagai
komponen yang saling berkaitan dengan inovasi bisnis untuk keberhasilan
usaha.
9
senantiasa terlibat dalam aktivitas inovasi, beradaptasi, selalu belajar dan
berbuat dengan mengesampingkan berbagai halangan atau keterbatasan
yang ditemuinya serta mempunyai akuntabilitas untuk bertanggungjawab
terhadap hasil yang diraihnya kepada masyarakat.
10
wilayah konflik, membantu petani meningkatkan taraf hidupnya dan masih
banyak lagi. Beragam keluaran aktivitas kewirausahaan sosial, dapat
dibagikan ke dalam beberapa sektor, yaitu sebagai berikut:
a. Adanya layanan dan produk yang mana pasar atau sektor publik lainnya
tidak mau atau tidak dapat menyediakan.
b. Menciptakan keterampilan
11
c. Inovasi. Upaya memecahkan beragam permasalahan sosial dengan cara
yang inovatif seperti dengan menggabungkan kearifan lokal dan inovasi
sosial di tengah masyarakat.
12
dengan insting merupakan aktivitas menilai peluang. Dalam hal ini
dianggap sebagai ilmu dan seni. Mengumpulkan beragam informasi
yang dibutuhkan, sesuai dengan ukuran, cakupan, serta waktu yang
tersedia. Sehingga akhirnya, pada setiap proses pengambilan keputusan
peran insting sangat diperlukan.
13
usaha yang dijalankannya. Harus mampu membuat keputusan
bagaimana mereka mampu memperoleh dana untuk
keberlangsungan usaha. Dalam hal ini, akan terasa lebih sulit bagi
social entrepreneur bila dibandingkan business entrepreneurs
(pengusaha) pada umumnya. Terdapat beberapa peluang
mendapatkan dukungan penyandang dana dari pihak ketiga (seperti
misalnya, lembaga pemerintah atau perusahaan) yang merupakan
alternatif untuk menanggulangi biaya operasional. Akan tetapi,
dalam sebagian lembaga, hasil dari usaha yang diperoleh dari
layanan atau barang yang diberikan jumlahnya seringkali lebih kecil
untuk menutupi biaya operasional yang diperlukan. Dalam hal ini,
dana segar relawan dapat manfaatkan untuk mengisi kekurangan,
untuk itu diperlukan perencanaan penggalangan dana disusun secara
matang dan tidak berlebihan. Tantangan besar bagi pelaku social
entrepreneur adalah bahwa mereka harus selektif ketika menyusun
rencana aliran pendapatan tunai (arus kas) agar kegiatannya tidak
keluar dari yang sudha menjadi tujuan.
14
LITERATURE REVIEW
Artikel dari Hery Wibowo dkk. yang berjudul Inovasi Sosial Pada Praktik
Kewirausahaan Sosial Di Yayasan Al-Barokah Kota Banjar disebutkan bahwa
Inovasi sosial merupakan proses dan hasil dari kegiatan yang dilakukan dalam
kewirausahaan. Lembaga atau Yayasan AL-Barokah memiliki inovasi sosial
dalam praktik kewirausahaan sosial untuk mempertahankan dan mengembangkan
kelembagaannya. Yayasan AL-Barokah telah mampu menjalankan kegiatan
operasional lembaga dengan menggunakan prinsip-prinsip kewirausahaan sosial,
pengelolaan berbasis inovasi, melakukan upaya penciptaan nilai dan membangun
usaha mandiri untuk mendukung operasional aktivitas lembaga (Wibowo et al.,
2021).
15
Artikel dari Indri Murniawaty dkk yang berjudul Determinasi
Pengetahuan Kewirausahaan, Self Efficacy, Inovasi terhadap Social
Entrepreneurship Mahasiswa Wirausaha ditemukan bahwa Kaitannya inovasi
dengan teori konsep social entrepreneruship yaitu pada faktor latar belakang
pengetahuan. Inovasi termasuk dalam faktor pengetahuan yaitu inovasi dapat
memberikan solusi dalam menciptakan ide baru yang didalamnya meliputi:
mengadakan perubahan-perubahan melalui pengetahuannya dengan tujuan untuk
mempertinggi efesiensi dalam berwirausaha, misalnya dengan tidak hanya
berbisnis secara individu namun bergerak bersama dengan masyarakat untuk
mengembangkan kewirausahaan yang sesuai dengan peluang yang ada di
lingkungannya (social entrepreneurship). Dengan inovasi, maka seseorang dapat
menambahkan nilai dari produk, pelayanan, dan proses kerja, pemasaran, sistem
pengiriman, dan kebijakan tidak hanya bagi perusahaan tapi juga masyarakat.
Social entrepreneruship memecahkan masalah sosial dengan cara-cara inovatif
antara lain dengan memadukan kearifan lokal dan inovasi.
16
SOCIAL ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI WUJUD INOVASI SOSIAL
1. Nilai Sosial. Dalam hal ini, nilai sosial merupakan suatu terminologi
yang agak sulit untuk diberikan definisi. Dewey (1939) menyatakan
bahwa secara umum penciptaan nilai sosial adalah hal-hal yang dapat
meningkatan kesejahteraan secara umum. Istilah nilai sosial digunakan
untuk membedakannya dengan istilah peningkatan nilai ekonomi
(economic value creation), yang yang kecenderungannya membatasi diri
pada ukuran pendapatan finansial.
17
Sosial Menurut Dees (2002), cara terbaik untuk menentukan keberhasilan
kewirausahaan sosial adalah bukan dengan cara menghitung jumlah
keuntungan yang diperoleh, akan tetapi melihat pada tingkat dimana mereka
telah mewujudkan nilai-nilai sosial (social value). Wirausaha sosial bertindak
sebagai agen perubahan dalam bidang sosial dapat dilihat sebagai berikut:
1. Wujudnya inovasi sosial yang mampu mengubah sistem yang ada dalam
masyarakat.
18
sehingga menghasilkan sebuah gagasan atau ide yang lebih konprehensif
dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan sosial yang ada. Diantaranya
kemiskinan, pendidikan dan pengangguran. Melalui terbentukya agen-agen
perubahan yang melakukan percobaan terus-menerus dan berkelanjutan
diharapkan dapat memberikan solusi terhadap masalah sosial. Seorang
wirausaha sosial berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para
pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja diharapkan mampu
mengurangi tingkat pengangguran serta memberikan pengaruh positif pada
peningkatan pendapatan perkapita.
19
SIMPULAN DAN SARAN
3. Inovasi sosial dapat dimulai kapan saja dan di mana saja pada sektor ekonomi,
tidak hanya di sektor non-profit, juga dapat di sektor publik dan swasta. Inovasi
sosial tidak hanya terbatas pada masalah kesejahteraan tetapi juga dapat
berkaitan dengan berbagai isu-isu seperti perlindungan lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan. Sehingga inovasi sosial dianggap sangat berkaitan
dengan social entrepreneurship.
20
DAFTAR PUSTAKA
Alvord, S. H., Brown, L. D., & Letts, C. W. (2004). Social entrepreneurship and
societal transformation: An exploratory study. The journal of applied
behavioral science, 40(3), 260-282.
Bonini, S., & Oppenheim, J. (2008). Cultivating the green consumer. Stanford
Social Innovation Review, 6(4), 56-61.
Cukier, W., Trenholm, S., Carl, D., & Gekas, G. (2011). Social entrepreneurship:
A content analysis. Journal of Strategic Innovation and Sustainability, 7(1),
99-119.
Dees, J. G., Emerson, J., & Economy, P. (2002). Enterprising nonprofits: A
toolkit for social entrepreneurs. John Wiley & Sons.
Dewey, J., Schilpp, P. A., & Hahn, L. E. (1939). The Philosophy of John Dewey.
Drucker, P. F. (2006). Classic Drucker: essential wisdom of Peter Drucker from
the pages of Harvard Business Review. Harvard Business Press.
Hibbert, S. A., Hogg, G., & Quinn, T. (2005). Social entrepreneurship:
Understanding consumer motives for buying The Big Issue. Journal of
Consumer Behaviour: An International Research Review, 4(3), 159-172.
Germak, A. J., & Singh, K. K. (2009). Social entrepreneurship: Changing the way
social workers do business. Administration in Social Work, 34(1), 79-95.
Luthfihadi, M., & Dhewanto, W. (2013). Technology Acceptance of E-commerce
in Indonesia. International Journal of Engineering Innovation and
Management, 3(1), 9-18.
Kesavan, L., Tiruvalam, R., Rahim, M. H. A., bin Saiman, M. I., Enache, D. I.,
Jenkins, R. L., ... & Hutchings, G. J. (2011). Solvent-free oxidation of
primary carbon-hydrogen bonds in toluene using Au-Pd alloy nanoparticles.
Science, 331(6014), 195-199.
Lumpkin, G. T., Moss, T. W., Gras, D. M., Kato, S., & Amezcua, A. S. (2013).
Entrepreneurial processes in social contexts: how are they different, if at all?.
Small Business Economics, 40(3), 761-783.
Moulaert, F. (Ed.). (2013). The international handbook on social innovation:
collective action, social learning and transdisciplinary research. Edward
Elgar Publishing.
21
Mulgan, G., Tucker, S., Ali, R., & Sanders, B. (2007). Social Innovation: what it
is, why it matters, how it can be accelerated.
Nicholls, A., & Cho, A. H. (2006). Social entrepreneurship: The structuration of a
field. Social entrepreneurship: New models of sustainable social change,
34(4), 99-118.
Nurfalah, Y. (2016). Apa itu kewirausahaan? seri 1 modul pelatihan:
kewirausahaan sosial berbasis masalah lingkungan bagi kelompok usia
produktif.
Palesangi, M. (2012). Pemuda indonesia dan kewirausahaan sosial. Prosiding
Seminas, 1(2).
Ratna Widiastuti, M. M. (2011). TINJAUAN TEORI DAN PERANNYA SOCIO
ENTREPRENEUR.pdf. Jurnal Manajemen, 11(1), 1–8.
Rijal, A. (2019). Kewirausahaan Sosial di Indonesia ( Apa , Mengapa , Kapan ,
Siapa Dan Bagaimana ). Meraja Journal, 2(3), 25–40.
Saragih, R. (2017). MEMBANGUN USAHA KREATIF, INOVATIF DAN
BERMANFAAT MELALUI PENERAPAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL.
Jurnal Kewirausahaan, 3, 27.
Skoll, G. (2009). Contemporary criminology and criminal justice theory:
Evaluating justice systems in capitalist societies. Springer.
Smallbone, D., & Welter, F. (2001). The distinctiveness of entrepreneurship in
transition economies. Small business economics, 16(4), 249-262.
Sullivan Mort, G., Weerawardena, J., & Carnegie, K. (2003). Social
entrepreneurship: Towards conceptualisation. International journal of
nonprofit and voluntary sector marketing, 8(1), 76-88.
Śledzik, K. (2013). Schumpeter’s view on innovation and entrepreneurship.
Management Trends in Theory and Practice,(ed.) Stefan Hittmar, Faculty of
Management Science and Informatics, University of Zilina & Institute of
Management by University of Zilina.
Ubaidillah, M. F., Maulana, A., & Firmansyah, I. (2021). Peluang Membangun
Potensi Usaha Kreatif, Inovatif. Jumanis-Baja, 03(02), 227–239.
Wibowo, H., Santoso, M. B., & Setiawan, S. A. (2021). Inovasi Sosial Pada
Praktik Kewirausahaan Sosial Di Yayasan Al-Barokah Kota Banjar. Jurnal
Kolaborasi Resolusi Konflik, 3(2), 210–218.
http://jurnal.unpad.ac.id/jkrk/article/view/35154
Wibowo, E. (2010). Implementasi good corporate governance di Indonesia.
Jurnal ekonomi dan Kewirausahaan, 10(2).
22
23