Anda di halaman 1dari 13

PAB 322

Kewirausahaan Sosial 01

KONSEP DAN PENGERTIAN


KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
Dr. Ir. Ifdal, M.Sc

Program Studi Agribisnis


Fakultas Pertanian Universitas Andalas
Apakah Kewirausahaan Sosial?

Defenisi kewirausahaan sosial berkisar dari luas hingga sempit.


• Secara luas, kewirausahaan sosial mengacu pada aktivitas inovatif
dengan tujuan sosial baik pada sektor yang mencari keuntungan
(seperti usaha komersil yang bertujuan sosial), atau dalam
kewirausahaan sosial perusahaan, atau pada sektor nirlaba, atau
lintas sektor (seperti bentuk struktural hibrid yang menggabungkan
pendekatan keuntungan dan nirlaba).
• Dalam pengertian sempit, kewirausahaan sosial khususnya
mengacu pada fenomena penerapan keahlian bisnis dan
keterampilan berbasis pasar pada sektor nirlaba misalnya ketika
organisasi nirlaba membangun pendekatan inovatif untuk meraih
pendapatan.
Beberapa Defenisi

1. Yayasan Schwab (bergerak dalam upaya mendorong kegiatan


kewirausahaan sosial):
“Wirausahawan sosial menciptakan dan memimpin organisasi ,
untuk menghasilkan laba ataupun tidak, yang ditujukan sebagai
katalisator perubahan sosial dalam tataran sistem melalui gagasan
baru, produk, jasa, metodologi, dan perubahan sikap.
Wirausahawan sosial menciptakan organisasi campuran (hybrid)
yang menggunakan metode-metode bisnis, namun hasil akhirnya
adalah penciptaan nilai sosial.
1. Gregory Dees (Professor di Stanford University dan pakar di
bidang kewirausahaan sosial):
”Kewirausahaan sosial merupakan kombinasi dari semangat besar
dalam misi sosial dengan disiplin, inovasi, dan keteguhan seperti
yang lazim berlaku di dunia bisnis”.
Kegiatan kewirausahaan sosial:
a) Kegiatan yang tidak bertujuan mencari laba,
b) Melakukan bisnis untuk tujuan sosial, dan
c) Campuran dari kedua tujuan itu, yakni tidak untuk mencari laba,
dan mencari laba, namun untuk tujuan sosial.
Apa pentingnya kewirusahaan sosial?

Pemicu munculnya kewirausahaan sosial adalah ketimpangan


pembangunan ekonomi dan keterbatasan kemampuan pemerintah
yang menimbulkan berbagai masalah sosial.
Masalah sosial adalah suatu kondisi yang berdampak tidak
diinginkan terhadap banyak orang, dan terkait dengan itu dirasakan
sesuatu dapat dilakukan melalui tindakan bersama (collective action).
• Suatu kondisi berdampak terhadap banyak orang
• Dampak yang tidak diinginkan
• Sesuatu dapat dilakukan untuk mengatasinya
• Melalui tindakan kolektif
• Kendali yang melandasi kewirausahaan sosial: lebih untuk
menciptakan nilai sosial, daripada keuntungan personal dan
pemegang saham.
• Aktivitas lebih dicirikan oleh inovasi atau penciptaan sesuatu
yang baru daripada hanya mereplikasi usaha atau praktek yang
ada.
• Kewirausahaan sosial tidak ditentukan oleh bentuk legal serta bisa
dicapai dengan berbagai kendaraan mulai dari sektor nirlaba, bisnis,
atau pemerintah.
• Kewirausahaan sosial juga didefenisikan sebagai praktek yang
merespon kegagalan pasar dengan inovasi yang transformatif dan
berkelanjutan secara finansial yang ditujukan untuk mengatasi
masalah sosial.
Memposisikan Kewirausahaan Sosial
Ciri Utama Kewirausahaan Sosial
Siapakah Wirausahawan Sosial?
Wirausahawan sosial adalah individu, grup, jaringan, organisasi, atau aliansi
organisasi yang mencari perubahan yang berkelanjutan, dan skala besar
melalui gagasan-gagasan yang melanggar pola yang ada tentang apa
dan/atau bagaimana organisasi pemerintah, nirlaba, dan bisnis bekerja
mengatasi masalah sosial.
Asumsi dasar tentang sumber, sasaran, dan strategi yang harus dibangun
wiraushawan sosial:
1. Wirasusahawan sosial tidak harus individu (bisa kelompok kecil atau tim
individu, organisasi, jaringan, atau bahkan komunitas yang bersatu untuk
menciptakan perubahan yang melanggar pola yang ada).
2. Wirausahawan sosial mencari perubahan yang berkelanjutan dan berskala
besar.
3. Wirausaha sosial bisa melibatkan gagasan yang merubah pola dalam bagaimana atau apa yang harus dilakukan
untuk mengatasi masalah sosial yang besar. Asumsi ini memperlebar defenisi kewirausahaan sosial yang
melibatkan reformasi organisasi dan administratif.
4. Wirausaha sosial eksis di dalam dan diantara semua sektor. Asumsi ini membuka diskusi tentang wirausaha sosial
melintasi sektor nirlaba dan menyertakan sektor lainnya.
5. Wirausaha sosial perlu terlibat dalam usaha sosial atau menggunakan lat-alat berbasis pasar untuk sukses. This
assumption breaks the necessary-but-not-sufficient relationship between social enterprise and social
entrepreneurship by rendering earned income as one of many possible means to a social-purpose end. As Dees
(2004) recently writes, “Successful social entrepreneurs will use the most effective structures, strategies, and
funding mechanisms to achieve their social objectives. Social entrepreneurship should not be seen as a funding
strategy, and it should not be tied to the idea of business ventures….At its heart, entrepreneurship is about
establishing new and better ways to create value” (p. 17). It is important to note that Dees’ more recent work
suggests that the use of market-driven tools such a micro-finance may be a way of distinguishing between
different types of social innovation (Bryna & Levin, 1991).
• 6. The quantity of social entrepreneurship can vary greatly across individuals and entities. Some social
entrepreneurs will be very entrepreneurial compared to others, while others may restrict their entrepreneurial
activity to a particular program or unit. This assumption allows for comparisons across individuals and entities
that are very, fairly, or only somewhat entrepreneurial, which may yield valuable knowledge on the conditions
that might permit greater activity, as well as the conditions that might make lower levels of entrepreneurship
quite appropriate (Bryna & Levin, 1991). Again, it also embraces Dees and Anderson’s notion of “sector-bending”
organizations that use elements of
Karakteristik Wirausahawan Sosial

Karakteristik kegiatan wirausahawan sosial (Ashoka Fellows yang


didirikan oleh Bill Drayton tahun 1980) sebagai berikut:
1. Tugas wirausahawan sosial ialah mengenali adanya kemacetan
atau kemandegan dalam kehidupan masyarakat dan menyediakan
jalan keluar dari kemacetan atau kemandegan itu. Menemukan
apa yang tidak berfungsi, memecahkan masalah dengan
mengubah sistemnya, menyebarluaskan pemecahannya, dan
meyakinkan seluruh masyarakat untuk berani melakukan
perubahan.
2. Wirausahawan sosial tidak puas hanya memberi “ikan” atau
mengajarkan cara “memancing ikan”. Ia tidak akan diam hingga
“industri perikanan” pun berubah.
Mengapa Kewirausahaan Sosial?

Solusi yang efektif dan berkelanjutan bagi berbagai masalah sosial


memerlukan beberapa resep terkait dengan inovasi bisnis yang
sukses dari konstelasi masalah kemiskinan jangka panjang, dan
masalah seperti itu sering meminta transformasi dasar dalam sistem
politik, ekonomi, dan sosial (Alvord, et.al 2004).
Beberapa kajian dalam literatur pembangunan telah mencoba:
• Menilai karakteristik umum dari program pengentasan kemiskinan
skala besar yang sukses.
• Fokus pada karakteristik organisasi dan kelembagaan dari instansi
pembangunan yang efektif.
• Melihat karakteristik dari pergerakan sosial yang sukses.
* Alvord, Sarah H., L. David Brown and Christine W. Letts. (2004). Social Entrepreneurship and Societal
Transformation: An Exploratory Study. Journal of Applied Behavioral Science, 40, 260.

Anda mungkin juga menyukai