Anda di halaman 1dari 6

Business Model Canvas

A. Mengapa pentingnya Wirausaha Sosial

Pengertian Wirausaha Sosial


Wirausaha sosial melihat masalah sebagai peluang untuk membentuk
sebuah model bisnis baru yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat
sekitar. Hasil yang ingin dicapai bukan keuntungan materi atau kepuasan
pelanggan, melainkan bagaimana gagasan yang diajukan dapat memberikan
dampak baik bagi masyarakat. Mereka seperti seseorang yang sedang menabung
dalam jangka panjang karena usaha mereka memerlukan waktu dan proses yang
lama untuk dapat terlihat hasilnya.
Wirausaha sosial menjadi fenomena sangat menarik saat ini karena
perbedaan-perbedaannya dengan wirausaha tradisional yang hanya fokus terhadap
keuntungan materi dan kepuasan pelanggan  serta signifikansinya terhadap
kehidupan masyarakat.  Kajian mengenai kewirausahaan sosial melibatkan
berbagai ilmu pengetahuan dalam pengembangan serta praktiknya di lapangan.
[7]
 Lintas ilmu pengetahuan yang diadopsi kajian kewirausahaan sosial merupakan
hal penting untuk menjelaskan serta membuat pemikiran-pemikiran baru.
Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan

Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang


memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri
seorang wirausaha adalah:

 Percaya diri
 Berorientasikan tugas dan hasil
 Pengambil risiko
 Kepemimpinan
 Keorisinilan
 Berorientasi ke masa depan
 Jujur dan tekun

Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:

 Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.


 Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan
dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan
memiliki inisiatif.
 Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
 Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka
terhadap saran dan kritik yang membangun.
 Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki
jaringan bisnis yang luas.
 Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
 Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

Karakteristik Kewirausahaan Sosial

Hal ini pada dasarnya terdiri dari hal-hal yang tidak umum untuk dilakukan dalam
kegiatan usaha yang biasanya berjalan secara rutin. Austin Stevenson dan Wei-
Skillern berpendapat bahwa pengusaha sosial dan tradisional berbeda dengan
pengusahanya sendiri, metode, situasi, dan peluang. Tujuan utama dari pengusaha
sosial adalah melayani kebutuhan dasar masyarakat, sementara pengusaha
tradisional adalah untuk meraih pasar yang besar kesenjangan dan memperoleh
keuntungan, dalam proses bertaraf minimum untuk kepentingan
masyarakatnya. Paul C Light mengamati berbagai definisi yang ada pengusaha
sosial dan memberikan definisi yang luas yang menganggap bahwa pengusaha
sosial adalah individu, kelompok, jaringan, organisasi atau aliansi. Tapi berupaya
secara berkelanjutan melalui ide-ide yang berbeda untuk mengatasi masalah-
masalah sosial yang signifikan. Lynn Barendsen dan Howard Gardeber
menjelaskan bahwa Pemimpin yang baru sebagai pemimpin yang sadar akan
kewajiban mereka. Mereka memiliki kemampuan untuk melihat hal-hal yang
sifatnya positif. Gillian et al. berpendapat bahwa hanya keterampilan saja tidak
membuat kewirausahaan dapat dikatakan sebagai seorang pengusaha
sosial. Sebaliknya seorang pengusaha sosial juga memerlukan
persimpangan virtuousness, kesempatan sosial, pengakuan, dapat menghakimi,
bersifat toleransi, dan inovasi. Robert Ronstadt kewirausahaan didefinisikan
sebagai proses yang sifatnya dinamis namun dapat menciptakan kekayaan yang
sifatnya penting.

Dalam pandangan pengusaha, kekayaan diciptakan oleh orang-orang yang


mengambil risiko besar dalam hal waktu, karier, dan komitmen untuk
memberikan nilai dalam beberapa produk atau layanan.  Nilai diinfuskan dengan
mengamankan dan mengalokasikan keterampilan yang diperlukan dan sumber
daya. Sarah H Alvord membuat analisis komparatif dari tujuh kasus
kewirausahaan sosial yang secara luas telah diakui sebagai sesuatu yang dianggap
sukses. Mereka mengenali perbedaan-perbedaan dalam bentuk tujuh organisasi
yang memperkenalkan inovasi. Thomson mendefinisikan pengusaha sosial
sebagai orang-orang dengan sikap pengusaha bisnis, tetapi beroperasi di
masyarakat. Mereka bertindak lebih sebagai pengasuh dari masyarakat dan bukan
sebagai pengusaha yang dengan mudah menghasilkan uang. Gregory Dees
mengidentifikasikan pengusaha sosial sebagai pengusaha yang langka. Dia
menggambarkan satu set ciri-ciri luar biasa pengusaha sosial dengan menekankan
bahwa masyarakat harus mendorong dan memberi balasan kepada orang dengan
kemampuan yang sifatnya unik.

Hal ini tentunya sangat bergantung kepada bagaimana isi dari gagasan yang kita
tawarkan, pada dasarnya agar gagasan serta ide yang kita tawarkan bisa diterima
oleh masyarakat kita harus memiliki misi sosial di dalamnya semata-mata hanya
untuk membuat masyrakat dapat terbebaskan dari permasalahan yang
terjadi. Dalam pelaksanaan pengimplementasian gagasan tersebut pastinya kita
akan mendapatkan banyak sekali permasalahan, seorang jiwa wirausaha sosial
(social entrepreneur) harus mempunyai kemampuan pengelolaan risiko (risk
management) agar dapat menuntaskan apa yang menjadi idenya
tersebut. Kemampuan mengelola risiko ini merupakan suatu hal yang penting agar
kita dapat memastikan bahwa program yang ditawarkan berjalan secara
berkelanjutan.

Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional

Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara


internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan
terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli
pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan
lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh
kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran
secara nasional menjadi berkurang.

Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap


naiknya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya
perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya
tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena tingginya
pengangguran.

Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha.


Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:

 Menciptakan lapangan kerja


 Mengurangi pengangguran
 Meningkatkan pendapatan masyarakat
 Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan
keahlian)
 Meningkatkan produktivitas nasional
B. Paradigma sosial apa yang anda lihat di lingkungan anda
berada, yang berpotensi memiliki nilai ekonomis
Paradigma sosial merupakan kerangka berpikir dalam masyarakat
yang menjelaskan bagaimana cara pandang terhadap fakta kehidupan
sosial dan perlakuan terhadap ilmu atau teori yang ada. Paradigma ini juga
menjelaskan bagaimana meneliti dan memahami suatu masalah, serta
kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah. Secara
umum, paradigma diklasifikasikan dalam 2 kelompok yaitu kuantitatif dan
kualitatif. Masing-masing paradigma atau pendekatan ini mempunyai
kelebihan dan juga kelemahan, sehingga untuk menentukan pendekatan
atau paradigma yang akan digunakan dalam melakukan penelitian
tergantung pada beberapa hal di antaranya:   jika ingin melakukan suatu
penelitian yang lebih rinci yang menekankan pada aspek detail yang kritis
dan menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan yang sebaiknya
dipakai adalah paradigma kualitatif. Jika penelitian yang dilakukan untuk
mendapat kesimpulan umum dan hasil penelitian didasarkan pada
pengujian secara empiris, maka sebaiknya digunakan paradigma
kuantitatif, dan   jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang
penerapannya luas dengan obyek penelitian yang banyak, maka paradigma
kuantitaif yang lebih tepat, dan jika penelitian ingin menjawab pertanyaan
yang mendalam dan detail khusus untuk satu obyek penelitian saja, maka
pendekatan naturalis lebih baik digunakan.

C. Upaya apa yang akan anda lakukan untuk mengaktifkan


paradigma tersebut menjadi fungsi ekonomis bagi
masyarakat melalui wirausaha sosial.

Pengusaha sosial menghadapi banyak kendala dan tantangan, termasuk


jenis badan hukum apa yang mereka pilih untuk diadopsi, akses terbatas ke
keuangan, biaya yang lebih tinggi, dll. Hal-hal tersebut membatasi potensi
mereka untuk menghasilkan dampak sosial dan ekonomi yang luas dan
berkelanjutan. Dengan berbagai hambatan dan kesulitan yang dihadapi
para pelaku kewirausahaan sosial sampai saat ini mungkin terlalu dini
untuk menyatakan bahwa kewirausahaan sosial adalah katalisator transisi
menuju ekonomi inklusif, tetapi bagaimanapun juga hal ini harus tetap
menjadi tujuan utama kewirausahaan sosial.

Menyadari pentingnya sinergi berbagai pihak dalam


mengembangkan kewirausahaan sosial, berikut kami berikan rekomendasi
beberapa kebijakan atau langkah yang bisa diambil oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam pengembangan kewirausahaan sosial yang berfokus pada
lima topik: komitmen politik, pengukuran dampak sosial, katalis untuk
transformasi ekonomi, model bisnis sosial dan agen perubahan.

 Pertama, kewirausahaan sosial hanya dapat berhasil jika ada


komitmen politik. Penting diingat bahwa komitmen politik dari
pemerintah dalam mengembangan kewirausahaan sosial jangan
sampai digunakan untuk menutupi pemotongan dalam pengeluaran
publik, tetapi untuk mempromosikan kesetaraan, partisipasi warga
negara yang lebih besar dalam perekonomian, dan sektor produktif
skala mikro, kecil, dan menengah. Ini berarti paket insentif tidak
hanya termasuk pengadaan publik, perpajakan, juga legalitas, tetapi
juga regulasi sektor keuangan dan perubahan dalam hukum
perusahaan untuk mengurangi penekanan pada memaksimalkan
keuntungan jangka pendek.

 Kedua, agar usaha sosial berhasil, wiraushawan sosial perlu


mengukur dampak sosialnya, jika tidak mereka tidak dapat belajar
bagaimana meningkatkannya. Namun, banyak wirausahawan sosial
masih belum mengukur dampaknya, padahal mereka sendiri yang
menyatakan bahwa dampak sosial adalah alasan mereka terlibat
dalam kewirausahaan sosial. Mengintegrasikan pengukuran
dampak sosial dalam organisasi dan bersikap transparan tentang
hal itu adalah kunci untuk menjadi lebih berpengaruh.

 Ketiga, untuk model bisnis sosial. Seharusnya ada lebih banyak


penekanan pada model apa yang dapat digunakan perusahaan
sosial untuk menyeimbangkan misi sosial mereka dengan
kebutuhan mereka akan stabilitas keuangan. Model bisnis seperti
itu juga harus mengintegrasikan cara-cara agar layanan dan produk
dapat dipasok secara berkelanjutan, dibayar dengan upah yang
layak, dan kerusakan lingkungan dihindari.

 Keempat, yang dapat membantu wirausahawan sosial untuk


menjadi agen perubahan nyata hanyalah pengukuran dampak sosial
yang lebih baik dan menggunakan model bisnis sosial yang lebih
komprehensif. Seharusnya ada fokus yang lebih besar dalam
mempromosikan perusahaan sosial sebagai pengubah permainan
pada tingkat yang lebih makroekonomi. Memang ada banyak
tantangan, untuk itu diperlukan pemahaman yang lebih mengenai
potensi kewirausahaan sosial untuk membawa perubahan ekonomi.

Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan_sosial

https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/beritasosial/article/view/1141

https://chub.fisipol.ugm.ac.id/2019/12/17/mengembangkan-kewirausahaan-sosial-
beberapa-rekomendasi/

Anda mungkin juga menyukai