21042294
Perkembangan Teori Manajemen SDM
Mengenai paradigma sumber daya manusia secara historis berawal dari sekitar pertengahan
abad ke 19 berkembang anggapan bahwa manusia kerja atau pekerja dianggap sebagai
barang dagangan. Pekerja diperlakukan sebagai salah satu faktor produksi yang dapat
diperjualbelikan untuk dijadikan alat produksi dalam hal tersebut seperti perdagangan budak
yang disahkan pada waktu itu. Kemudian paradigma SDM berubah dengan munculnya
manajemen ilmiah pada akhir abad 19 dan lebih mengutamakan pencapaian produktivitas
pekerja. Kemudian muncul pandangan yang memiliki kecenderungan lebih manusiawi.
Sejarah manajemen ialah merupakan sebuah perkembangan dan bertumbuhnya manajemen
tersebut hingga kita semua dapat menjadikan diri kita dengan cara belajar berbagai keahilan
yang akan diperlukaan pada masa yang akan datang yang berdasar pada konsep manajemen
itu sendiri. Kegiatan pada manajemen sumber daya manusia yang bersifat klerikal hingga pada
fungsi yang sangat strategis dalam pengembangan rencana strategi pada sebuah organisasi
yang merupakan peranan serta perkembangan fungsi manajemen sumber daya manusia itu
sendiri. Adanya penekanan pada kepentingan sub-sub fungsi kepala model sistem manajemen
yang terdapat korelasi antara fungsi yang satu dan yang lainnya merupakan pergeseran
pendekatan pada proses pengelolaan sumber daya manusia. Tidak hanya itu, adanya
penekanan kembali pada model manajemen personalia secara tradisional.
Perkembangan teori manajemen sumber daya manusia secara filosofis dapat dibagi
menjadi lima fase yaitu:
Tantangan Eksternal
Tantangan Internal
- Teori tindak tutur (speech act), yaitu dalam teori ini menyatakan bahwa makna sebuah
percakapan tidak terbatas pada makna kata-kata. Kata-kata dapat menambah makna baru
bergantung pada situasi dan bagaimana kata-kata digunakan. Bahasa sebagai alat komunikasi
adalah sebuah tindakan lebih dari sekedar berbagi informasi.
- Teori interaksi simbolik, yaitu teori ini memiliki pengaruh dalam sosiologi yang mengenalkan
berbagai tindakan manusia yang dipandu oleh bagaimana mereka menilai berbagai hal yang
pada akhirnya dipengaruhi oleh masyarakat mereka.
- Teori sistem, yaitu sebuah studi lintas disiplin tentang berbagai fenomena organisasi.
Teori manajemen koordinasi makna, memiliki beberapa asumsi dasar, yaitu :
Asumsi pertama teori manajemen koordinasi makna ini adalah inti komunikasi. Karenanya
manusia hidup dalam komunikasi. Teori manajemen koordinasi makna menggambarkan
bagaimana kita berkomunikasi dalam upaya untuk memahami dunia atau untuk menemukan
makna. Komunikasi menciptakan dunia sosial di sekitarnya. Menciptakan makna bergantung
pada koherensi, koordinasi, dan misteri yang dialami seseorang, baik secara sadar atau tidak
sadar, sendiri atau dalam kombinasi. Variabel ini membantu menentukan bagaimana kita
menciptakan realitas sosial melalui percakapan yang dilakukan.
Para ahli teori manajemen koordinasi makna mengusulkan gagasan bahwa situasi sosial
diciptakan oleh interaksi. Keyakinan bahwa orang-orang dalam percakapan membangun
realitas sosial mereka disebut dengan konstruksi sosialisme. Hal ini sesuai dengan asumsi teori
interaksi simbolik, teori kontruksi sosisal atau kontruksi realitas sosial yang menyatakan bahwa
realitas dibentuk secara sosial.
3. Transaksi informasi tergantung pada makna pribadi dan makna interpersonal.
Asumsi ketiga teori manajemen koordinasi makna berkaitan dengan cara orang mengendalikan
percakapan melalui makna pribadi dan makna interpersonal. Arti makna pribadi mengacu pada
makna yang dicapai ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain dan membawanya ke
dalam interaksi pengalaman uniknya. Sementara itu, makna interpersonal akan tercapai
manakala dua orang sepakat tentang penafsiran masing-masing. Makna dalam percakapan
tercapai tanpa berpikir apa-apa. Jika tidak ada satupun jenis makna yang tercapai, maka dapat
dikatakan bahwa ada kekurangan komunikasi.
Implikasi Model Terhadap Peran Manager Dalam Organisasi
1. Peran interpersonal
- Peran seorang kepala, sebagai symbol pemimpin organisasi dengan pekerjaan - pekerjaan
rutin organisasi
- Peran seorang pemimpin, yaitu bertanggung jawab untuk memberi motivasi dan mengaktifkan
anggotanya.
2. Peran informasional
- Peran monitor, yaitu mencari informasi dan menerima berbagai informasi untuk
mengembangkan organisasi, merupakan pusat syarat informasi internal dan eksternal.
- Peran desiminator, yaitu menginterpresikan dan menstranformasikan informasi-informasi yang
diperboleh dari luar maupun dalam organisasi kepada anggota-anggotanya.
3. Peran pembicara
Meneruskan informasi kepada orang lain tentang rencana organisasi
policy,pekerjaan,hasil dll.
4. Peran decisional
Yaitu mengambil keputusan untuk mengatasi permasalahan.
Thanks