Anda di halaman 1dari 23

REVIEW BUKU

PEMAHAMAN ADMINISTRASI, ORGANISASI, DAN MANAJEMEN

MUHAMMAD NOOR MISHBAHUDDIN


19.115.020.010.060

POLITEKNIK BISNIS KALTARA


2022
BAB I

PENDAHULUAN
A. Identitas Buku
1. Judul Buku
“PEMAHAMAN ADMINISTRASI, ORGANISASI, DAN
MANAJEMEN”.
2. NO. ISBN Buku
Nomor ISBN, “978-602-9324-89-1”.
3. Penulis
Penulis buku ini di tulis oleh 3 orang:
a. Arif Yusuf Hamali, S.S., M.M.
b. Dra. Eka Sari Budihastuti, M.M.
c. Yulia Listianti, A.KS., M.M.
4. Penerbit
Diterbitkan oleh, CAPS (Center for Academic Publishing Service).
5. Tanggal Terbit
Di terbitkan pada tahun 2019.
6. Kategori
Buku Ilmiah.
7. Text Bahasa
Bahasa Indonesia.

B. Biografi Penulis Buku


1. Arif Yusuf Hamali, S.S., M.M
Lahir di Jakarta, 26 Januari 1976, putra ke-11 dari pasangan Bpk.
Hamali Imran (alm.) dan Ibu Suwarni (almh.). Pendidikan formal
dimulai dari SDN 06 Pagi Karet Belakang, Jakarta Selatan; SMPN 58
Setiabudi, Jakarta Selatan; SMAN 3 Setiabudi, Jakarta Selatan.
Pendidikan Serjana (S-1) diselesaikan di Fakultas Ilmu Budaya (dahulu
Fakultas Sastra) Universitas Indonesia, Depok, Jurusan Sastra Rusia.
Pendidikan Pascasarjana diselesaikan di Program Studi Magister
Manajemen Universitas Pancasila, Jakarta.

2. Dra. Eka Sari Budihastuti, M.M.


Lahir di Jakarta, 20 Mei 1964. Pendidikan formal yang dimiliki
adalah Pendidikan sarjana Sastra Inggris dari Universitas Islam
Nusantara (UNINUS), dan Pendidikan Pascasarjana Magister
Manajemen dari STIMA IMMI. Penulis saat ini adalah tenaga Pendidik
di SMKN 1 Kota Bandung, yang aktif mengajar mata pelajaran Bahasa
Inggris. Penulis saat ini aktif mengelola wirausaha catering dan
konveksi di Kota Bandung.
3. Yulia Listianti, A.KS., M.M.

Putri dari pasangan Bpk. H. Achmadi Djasmani dan Ibu Hj.


Marjati S., menyelesaikan Pendidikan Sarjana di Sekolah Tinggi
Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung, Jurusan Ilmu Sosial dan
Pendidikan Pascasarjana di STIMA IMMI, bidang Konsetrasi
Manajemen SDM. Penulis perna bekerja sebagai Sekertaris di World
Bank for PT KAI (Persero); menjabat sebagai Direktur Utama di PT
Wirabumi Global Solusi Bandung; menjabat sebagai Ketua Yayasan
Wirakarya Bhakti Nusantara, Bandung.
BAB II

PEMBAHASAN

BAB I :KONSEP ADMINISTRASI, ORGANISASI, DAN MANAJEMEN


Istilah administrasi secara etimologi berasal dari Bahasa Inggris,
administration, yang berbentuk infinitifnya adalah to administer yang diartika
sebagai to manage artinya mengelola atau to direct artinya menggerakkan.
Sedangkan dalam istilah Administrasi di Indonesia pada mulanya berasal dari
Eropa Barat melalui penjajahan Belanda, yang memperoleh dari bangsa Romawi,
Istilah administrasi yang terdapat di zaman Romawi antara lain, Administer,
Administration, Administro, dan Administrator (Silalahi, 2011: 3), yang dapat
didefinisikan sebagai kegiatan memberi bantuan dalam mengelola informasi,
mengelola manusia, mengelola harta benda kea rah suatu tujuan yang terhimpun
dalam organisasi.

Adapun pengertian Administrasi Menurut Para Ahli


1. The Liang Gie, administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan
terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam
kerja sama mencapai tujuan tertentu.
2. Sondang P. Siagian, administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terlibat dalam
suatu bentuk usaha kerja sama demi tercapainya tujuan yang ditentukan
sebelumnya.
3. Stephen P. Robbins, administrasi adalah keseluruhan dari aktivitas-
aktivitas pencapaian tujuan secara efisien dengan dan melalui orang lain.

Menurut Albert Lepawsky (dalam Silalahi, 2011: 25-26) mengemukakan


peranan administrasi dalam kehidupan dan perkembangan masyarakat, antara lain:

 Peranan Universal (The Universal Importance of Administration).


 Peranan Stabilitas dalam Masyarakat (The Stabilizing Role of
Administration in Society).
 Peranan dalam Tantangan Sosial (The Role of Administration in
Social Change).
 Revolusi Manajerial (managerial Revolution).
 Prospek Evolusi Manajerial (The Prospect of a Managerial
Evolution).
 Kunci menuju Masyarakat Moderen (Administration ad the Key to
Modern Society).
Organisasi berasal dari Bahasa Yunani, Organon, yang berarti alat. Definisi
organisasi menurut Stephen Robbins (dalam Sopiah, 2008:2) adalah suatu sosial
yang terkoordinasi secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih yang berfungsi
atas dasar yang relative untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan
Bersama.
Sumber daya organisasi dikelompokkan menjadi 7 bagian menurut (Solihin,
2009: 19-22):
1. Sumber Daya Manusia
Manusia dengan berbagai keahlian yang dimilikinya sangat dibutuhkan
dalam pencapaian tujuan organisasi. Kemampuan yang dimiliki oleh
karyawan sebagai sumber daya manusia menempati urutan tertinggi sebagai
sumber pembelajaran organisasi yang memungkinkan organisasi
perusahaan dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan meraih
pertumbuhan usaha.
2. Uang
Seorang wirausahawan yang memulai sebuah bisnis baru dapat memulai
usahanya dengan menggunakan modal sendiri atau dengan menggunakan
modal yang berasal dari pinjaman para sahabat dekat / keluarga yang
biasanya dinamakan angel investor.
3. Bahan Baku Produksi
Bahan baku suatu industri merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
keseluruhan nilai suatu produk yang dapat ditawarkan oleh perusahaan
kepada konsumen.
4. Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan berperan sangat besar dalam penciptaan keunggulan
bersaing sebuah perusahaan.
5. Teknologi
Teknologi merupakan pemicu terjadinya perubahan, kehadiran teknologi
baru dapat mengubah peta persaingan usaha kepada suatu wilayah
persaingan yang sama sekali baru.
6. Pasar
Suatu produk dapat ditransaksikan di pasar karena produk tersebut memiliki
nilai.
7. Informasi
Perusahaan akan dapat membangun hubungan yang lebih saling
menguntungkan dengan pelanggan yang potensial dengan memiliki
informasi.
Penerapan prinsip organisasi bertujuan agar organisasi dapat berjalan
dengan baik. Prinsip-prinsip organisasi menurut Manullang (2012: 64-73) terdiri
dari:
1. Perumusan Tujuan dengan Jelas
Tujuan adalah hal-hal yang ingin dicapai baik berupa materi atau non materi
dengan melakukan satu atau lebih kegiatan (aktivitas).
2. Pembagian Kerja
Pembagian kerja menjadi keharusan dalam sebuah organisasi karena tanpa
adanya pembagian kerja kemungkin terjadinya tumpeng tindih tugas
menjadi amat besar.
3. Delegasi Kekuasaan
Kekuasaan atau wewenang merupakan hak seseorang untuk mengambil
Tindakan yang perlu agar tugas dan fungsi-fungsinya dapat dilaksanakan
sebaik-baiknya.
4. Rentangan Kekuasaan
Rentangan kekuasaan dimaksudkan untuk mengetahui jumlah bawahan
seseorang pemimpin sehingga pemimipin itu dapat memimpin,
membimbing, dan mengawasi secara berhasil guna dan berdaya guna.
5. Tingkat-Tingkat Pengawasan
- Dua sampai tiga tingkat, biasa disebut organisasi pipih;
- Empat tingkat, sering disebut struktur organisasi datar;
- Lima tingkat, sering disebut organisasi curam.
6. Kesatuan Perintah dan Tanggung Jawab
Seorang bawahan hanya mempunyai seorang atasan dari siapa bawahan
menerima perintah dan kepada siapa bawahan memberi pertanggung
jawaban atas pelaksanaan tugasnya.
7. Koordinasi
Koordinasi adalah usaha mengarahkan kegiatan seluruh unit-unit organisasi
agar tertuju unutuk memberikan sumbangan semaksimal mungkinuntuk
mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan.

Istilah manajemen telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspetif yang
berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan,
kepemimpinan, pemimpin, ketatapengurusan, administrasi, dan sebagainya.
Menurut John D. Millet mendifinisikan manajemen sebagai suatu proses
pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam
kelompok formal untuk mencapai tujuan.
Dalam sebuah perusahaan terdapat tiga tingkatan manajemen yaitu (Solihin:
2009: 11):
1. Manajemen Puncak
Manajemen puncak yaitu eksekutif tertinggi di perusahaan yang akan
menetapkan tujuan dan strategi perusahaan secara keseluruhan.
2. Manajemen Tingkat Tengah
Manajemen tingkat menegah terdiri pada manajer yang mengepalai
departemen tertentu seperti depertemen keuangan (manajer keuangan),
pemasaran (menejer pemasaran).
3. Manajemen Lini Pertama
Manajemen lini pertama adalah manajemen jenjang pertama yang
memimpin karyawan non manajer dan berada di bawah pengendalian
manajemen menegah.
Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan
dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu
tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaan. Fungsi-fungsi manajemen menurut
Nickes dan McHugh (dalam Sule dan Kurniawan, 2010: 8) terdiri dari empat fungsi,
yaitu:
1. Perencanaan (planning),
2. Pengorganisasian (Organizing),
3. Pengimplementasian (Directing),
4. Pengendalian (Controlling).

Kesimpulan pada bab ini adalah dimana memberikan konsep dan pengertian
dari administrasi, organisasi dan manajemen. Bab ini juga menjelaskan proses dan
tujuan sebagai administrator, organisator, dan juga sebagai seorang manajer.

BAB II: HAKIKAT DAN TUJUAN PERENCANAAN


Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan
menentukan cangkupan pencapaian. Kegiatan merencanakan berarti
mengupayakan penggunaan sumber daya manusia, (human resources), sumber
daya alam (natural resources), dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan.
Perencanaan mencakup banyak variasi yang terdiri dari (Solihin: 2009: 67-
73):

1. Misi
Misi bagi suatu persahaan akan menggambarkan bisnis apa yang sedang dan
akan dijalankan oleh perusahaan serta tujuan kualitatif apa yang ingin
dicapai perusahaan melalui keberadaannya di bidang bisnis tertentu.
2. Visi
Visi yang disusun oleh perusahaan mengacu kepada misi perusahaan, visi
yang jelas akan menjadi landasan bagi pengembangan arah usaha
perusahaan yang komprehensif.
3. Tujuan Spesifik
Tujuan spesifik merupakan hasil akhir yang ingin dicapai perusahaan dalam
jangka waktu tertentu dan dinyatakan secara kuantitatif.
4. Strategi
Konsep strategi didefinisikan sebagai berbagai cara untuk mencapai tujuan.
5. Kebijakan
Kebijakan merupakan suatu panduan umum yang akan mengarahkan
pembuatan keputusan yang akan diambil oleh para pembuat keputusan di
dalam perusahaan.
6. Prosedur dan Aturan
Prosedur adalah metode atau cara yang baku untuk melaksanakan pekerjaan
tertentu, sedangkan aturan adalah keputusan tetap yang diterapkan pada
masalah-masalah yang selalu berulang dan penting bagi suatu komponen
perusahaan.
7. Program
Program adalah serangkaian kegaitan yang memiliki durasi waktu tertentu
serta dibuat untuk mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
8. Anggaran
Anggaran adalah penerjemahan program ke dalam satuan numerik.

Perencanaan berdasarkan jangka waktunya dapat dibagi ke dalam rencana


jangka Panjang (long term plan) dan rencana jangka pendek (short term plan).
Rencana jangka Panjang adalah rencana yang memiliki jangka waktu lima tahun
lebih, sedangkan rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka
waktu sampai tiga tahun.

Perencanaan strategis merupakan penetapan tujuan jangka Panjang


mendasar dari suatu organisasi, dan pemilihan alternatif Tindakan alokasi sumber
daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut (Hanafi, 2003:136). Fokus
rencana ini adalah organisasi keseluruhan. Tujuan stategis biasanya ditetapkan oleh
manajemen puncak, manajemen puncak menentukan kemana organisasi harus
berada dalam jangka Panjang.

Perencanaan oprasional merupakan turunan dari perencanaan taktis, yang


mempunyai dua focus yang lebih sempit, jangka waktu yang lebih pendek, dan
melibatkan manajemen tingkat bawah. Dua jenis rencana oprasional, yaitu rencana
tunggal (sekali pakai) dan standing plan (dapat dipakai berkali-kali).
Tujuan dari perencanaaan adalah jalan atau cara untuk mengatisipasi dan
merekam perubahan. Sasaran kegiatan perencanaan adalah untuk merumuskan dan
menetapkan tujuan yang akan dicapai dan pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan.
Tujuan yang hendak dicapai harus dirumuskan dan diketahui dengan jelas sehingga
rencana yang bersifat oprasional atau kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan dengan mudah dapat dirumuskan.

Kesimpulan pada bab ini menjelaskan pengertian dari perencanaan sebagai


proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cangkupan
pencapaian, perencanaan mencangkup misi, visi, tujuan spesifik, stratigi, kebijakan,
prosedur, program, dan anggaran.

BAB III: KONSEP DASAR DAN TUJUAN PENGORGANISASIAN


Pengorganisasian adalah suatu proses yang dilakukan oleh para manajer
untuk menetapkan hubungan kerja di antara para karyawan agar bisa mencapai
tujuan organisasi secara efektif dan efesien. Tujuan organisasi (perusahaan) yang
ingin dicapai telah ditetapkan terlebih dahulu dalam suatu proses penegembalian
keputusan yang disebut perencanaan (planning).
Stoner, Freeman, dan Gilbert (dalam Sule dan Saefullah, 2010: 152-158)
berpendapat bahwa ada empat pilar (building blocks) yang menjadi dasar untuk
melakukan proses pengorganisasian, yang terdiri dari:

1. Pembagian Kerja (Division of work)


Keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang telah direncanakan tersebut
tentunya perlu disederhanakan guna mempermudah bagaimana
pengimplementasiannya.
2. Pengelompokan Pekerjaan (Deparentalization)
Upaya yang dilakukan setelah pekerjaan dispesifikan adalah
mengelompokkan pekerjaan tersebut berdasarkan kriteria tertentu yang
sejenis.
3. Penentuan Relasi antar Bagian dalam Organisasi (Hierarchy)
Dua konsep penting dalam proses penentuan hirarki ini, yaitu span of
management control adalah terkait dengan jumlah orang atau bagian
dibawah suatu departemen yang bertanggug jawab kepada depertemen atau
bagian tertentu. chain of command menjelaskan bagaimana Batasan
kewenagan dibuat dan siapa dan bagian mana akan melaporkan ke bagian
mana.
4. Koordinasi (coordination)
Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas dari
berbagai departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi
bisa tercapai secara efektif.
Dalam organisasi modern terdapat tiga bentuk struktur organisasi yang
secara formal disusun menurut fungsi, menurut produk atau pasar, dan dalam
bentuk matriks.
1. Struktur Organisasi Fungsional
Struktur organisasi fungsional menghimpun seluruh individu yang terlibat
dalam suatu aktivitas atau beberapa aktivitas yang berkaitan dalam suatu
departemen.

Direktur Utama

Direktur Utama Direktur Utama Direktur Utama Direktur Utama

Gambar 2.1
Strukrur Organisasi Fungsional
Sumber: Siswanto, 2007:92
2. Struktur Organisasi Produk atau Pasar
Struktur organisasi produk atau pasar seringkali dianut oleh perusahaan
besar dan perusahaan multi produk.

Direktur Utama

Direktur Produksi Direktur Direktur SDM Direktur Keuangan


Pemasaran

Manajer Produk Manaje Produk Manajer Produk


Sendiri Perawan Pribadi Keuangan
Gambar 2.2
Struktur Organisasi Produk atau Pasar
Untuk sebuah perusahaan Industri (pembagian menurut produk)
Sumber: Siswanto, 2007: 93
3. Struktur Organisasi Matriks
Pada struktur organisasi matriks memiliki bagian fungsional permanen
memiliki otoritas atas standaran professional.

Direktur Utama

Direktur Produksi Direktur Direktur SDM Direktur Keuangan


Pemasaran

Direktur Produk
Makanan Bergizi

Manajer Produk
Makanan Anak

Manajer Produk
Makanan Keluarga

Gambar 2.3
Struktur Organisasi Matriks
Sumber: Siswanto, 2007: 96
Pada kesimpulan bab ini, menjelaskan pentinya pengorganisasian sebagai
suatu proses yang dilakukan oleh para manajer untuk menetapkan hubungan kerja
di antara para karyawan agar bisa mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efesien. Tujuan organisasi (perusahaan) yang ingin dicapai telah ditetapkan terlebih
dahulu dalam suatu proses penegembalian keputusan yang disebut perencanaan
(planning). ada empat pilar (building blocks) yang menjadi dasar untuk melakukan
proses pengorganisasian, yaitu pembagian kerja, pengelompokan pekerjaan,
penentuan relasi antar bagian dalam organisasi, dankoordinasi. Dalam organisasi
modern terdapat tiga bentuk struktur organisasi, yaitu struktur organisasi
fungsional, struktur organisasi produk dan pasar, dan struktur organisasi matriks.

BAB IV: PERGERAKAN DAN MOTIVASI


Suatu secara umum dapat diberikan Batasan sebagai suatu proses
pembimbingan, pemberian petunjuk, dan intruksi kepada bawahan agar bekerja
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (Siswanto, 2007:111). Tujuan
pengarahan yang ingin dicapai pada setiap sistem perusahaan maupun organisasi.
Motivasi berangkat dari istilah motif yang artinya suatu alas an untuk
melakukan sesuatu. Motivasi berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
seseorang untuk berperilaku dalam cara-cara tertentu (Armstrong, 2006: 252).
Kepemimpinan dan organisasi merupakan dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan antar satu dengan yang lainnya. Istilah kepemimpinan berasal dari kata
dasar “pimpin” yang artinya bimbimng atau tuntun.
Aspek yang terkait dengan fungsi-fungsi yang akan mendukung tercapainya
tim yang efektif sehingga manajemen dapat dijalankan secara efektif dalam
mencapai tujuan. Adapun fungsi kepemimpinan yaitu, Fungsi yang terkait dengan
tugas atau pekerjaan dan fungsi yang terkait dengan hubungan sosial atau
pemeliharaan kelompok.
Gaya kepemimpinan yang paling umum dalam proses perkembangan
memengaruhi perilaku seorang atau kelompok orang dalam mencapai tujuan,
kecenderungan berada di dua ujung garis continuum, yaitu perilaku otoriter (disebut
juga otokratik, direktif), demokratik (disebut juga suportif) dan Laissez Faire
(disebut juga free-rein).
Konflik menurut Robbins (dalam Sopah, 2008: 57) adalah suatu proses yang
dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah memengaruhi secara
negatif atau akan segera memegaruhi secara negatif pihak lain. Ada tiga pandangan
tentang konflik yaitu:
1. Pandangan Tradisional, menyatakan bahwa konflik harus dihindari karena
akan menimbulkan kerugiaan.
2. Pandangan hubungan kemanusiaan, menyatakan bahwa konflik merupakan
sesuatu wajar, alamiah, dan tidak terelakan dalam setiap kelompok manusia.
3. Pandagan interaksionis, menyatakan bahwa konflik bukan sekedar sesuatu
kekuatan positif dalam suatu kekuatan positif dalam suatu kelompok
melaikan juga mutlak perlu untuk suatu kelompo agar dapat berkinerja
positif.
Komusikasi dalam suatu organisasi sangatlah penting, karena komunikasi
dalam organisasi menjadi sistem aliran yang menghubungkan dan membangkitkan
kinerja antar bagian dalam organisasi seingga menghasilkan sinergi.
Ada tiga unsur dalam proses komunikasi yang mutlak harus dipahami,
antaranya yaitu:
1. Komunikator / Sender / Pengirim
Komunikator adalah orang yang menyampaikan isi pernyataan kepada
komunikan.
2. Komunikan / Receiver / Penerima
Komunikan / penerima adalan rekan dari komunikator dalam komunikasi,
komunikan berperan sebagai penerima berita.
3. Channel / Saluran / Media
Channel adalah saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan
komunikayor kepada komunikasi, atau jalan yang dilalui freedback komunikasi
kepada komunikator yang digunakan oleh pengirim pesan.
Kelompok didefinisikan sebgai dua individua tau lebih yang berintraksi dan
saling bergantug untuk mencapai tujuan tertentu. Kelompok dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu:
1. Kelompok Formal
Kelompok formal adalah kelompok yang sengaja dibentuk dengan
keputusan manajer melalui suatu bagan organisasi untuk menyelesaikan
tugas secara efektif dan efesien.
2. Kelompok Informal
Kelompok informal adalah suatu kelompok yang tidak bisa dibentuk secara
formal melalui structural organisasi, tetapi muncul karena adanya kebutuan
akan kontak sosial.
Pada kesimpulan bab ini memberikan pengertian, motivasi yang berangkat
dari istilah motif yang artinya suatu alasan untuk melakukan sesuatu. Dan juga
motivasi berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk
berperilaku dalam cara-cara tertentu. Di bab ini juga menjelaskan sebagimana ada
tiga pandangan tentang konflik yaitu pandangan tradisional, pandangan hubungan
kemanusiaan, dan pandangan interaksionis. Ada tiga unsur dalam proses
komunikasi yang mutlak harus dipahami, antaranya yaitu komunikator, komunikan,
dan cannel.

BAB V: HAKIKAT PENGENDALIAN


Robert J. Mokler (dalam Siswanto) mendefinisikan pengendalian
manajemen sebagai suatu usaha sistematis untuk menetapkan standar kinerja
dengan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi,
membandingkan kinerja actual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan
apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut,
dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sebisa mungkin secara efesien dan
efektif guna mencapai sasaran perusahaan.
Griffin (dalam Sule dan Saefullah,2010: 318) mejelaskan bahwa ada empat
tujuan dai fungsi pengendalian, yaitu:
1. Adaptasi Lingkungan
Tujuan pertama dari fungsi pengendalian adalah perusahaan dapat terus
beradaptasi dengan perubahanyang terjadi dilingkungan perusahaan, baik
limgkungan yang bersifat internal maupun eksternal.
2. Meminimalisir Kegagalan
Tujuan kedua dari fungsi pengendalian adalah untuk menimilasirkan
kegagalan.
3. Meminimalisir Biaya
Tujuan ketiga dari fungsi pengendalian adalah untuk meminimalisir biaya.
4. Antisipasi Kompleksitas Organisasi
Tujuan terakhir dari fungsi pengendalian adalah agar perusahaan dapat
mengantisipasi berbagai kegiatan organisasi yang kompleks.
Pengendalian ditinjau dari sistem pelaksanaan dapat diklasifikasikan
menjadi tiga (Siswanto, 2007: 143-144), yaitu:
1. Sistem Pengendalian Umpan Balik
Sistem pengendalian umpan balik beroprasi dengan pengukuran aspek-
aspek proses yang sedang dikendalikan dan perbaikan proses apabila ukuran
menunjukan bahwa proses menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan.
2. Sistem Pengendalian Umpan Maju
Sistem pengendalian umpan maju hadir dengan maksud mencegah sebelum
penyimpangan terjadi secara berulang.
3. Sistem Pengendalian Pencegahan
Sistem pengendalian pencegahan adalah kebijakan dan prosedur yang
sebenarnya yang merupakan bagi dari proses yang sedang dikendalikan,
memantau operasi, dan terlibat dalam mengambil Tindakan perbaikan
apabila terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan.
Sistem pengendalian yang baik memerlukan akurasi dan kecepatan
informasi sihingga penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat dideteksi
sedini mungkin, sehingga diperlukan sistem informasi manajemen yang efektif dan
efesien.
Efektivitas adalah kemampuan unutuk memilih sasaran yang tepat.
Pengendalian yang efektif secara umum memiliki karekteristik sebagai berikut
(Siswanto, 2007: 149-150):
1. Akurat (Accurate)
2. Tepat Waktu (Timely)
3. Objektif dan Konprehensif (Objective and Comprehensible)
4. Ditempatkan pada Tempat Pengendalian Strategis (Fokused on Strategic
Control Points).
5. Secara Ekonomi Realistik (Economically Realistic)
6. Secara Organisasi Realistis (Organizationally Realistic)
7. Dikoordinasikan dengan Arus Pekerjaan Organisasi (Coordinated with the
Organization Work Flow)
8. Fleksibel (Flexible)
9. Preskriptif dan Operasional (Prescriptive and Operational)
10. Diteima para Anggota Organisasi (Accepted by Organization Members)
Mutu (quality) menurut Goetsch dan Davis (dalam Siswanto, 2007: 195)
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Hensler dan Brunell
(Siswanto, 2007: 196-197) mengemukakan empat prinsip utama dalam manajemen
mutu terpadu:
1. Kepuasan Pelanggan
Pelanggan disini adalah pelanggan internal maupun eksternal.
2. Menaruh Rasa Hormat kepada Setiap Orang
Setiap orang dalam organisasi diperlukan dengan baik dan diberi
kesempatan untuk terlibat serta berpastisipasi dalam tim pengambilan
keputusan.
3. Manajemen berdasarkan Fakta
Setiap keputusan hendaknya selalu didasarkan pada fakta, bukan didasarkan
pada intuisi.
Kesimpulan pada bab ini, mendefinisikan pengendalian manajemen sebagai
suatu usaha sistematis untuk menetapkan standar kinerja dengan sasaran
perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi. Dan mejelaskan bahwa ada
empat tujuan dai fungsi pengendalian, yaitu adaptasi lingkunan, meminimalisir
kegagalan, meminimalisir biaya, dan antisipasi kompleksitas organisasi.
Memberikan juga penjelasan bahwa pengendalian ditinjau dari sistem pelaksanaan
dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu sistem pengendalian umpan balik, sistem
pengendalian umpan maju,dan sistem pengendalian pencegahan.
BAB VI: SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)
Informasi adalah sekempulan data yang telah diorganisasikan dan
memberikan makna tertentu bagi para penggunanya untuk melakukan pengambilan
keputusan. Informasi dapat bermanfaat bagi suatu organisasi atau perusahaan
dengan persyaratan-persyaratan berikut:
1. Relevan
Sebuah data dikatakan sebagai informasi sekiranya memiliki relevansi
terhadap apa yang hendak dilakukan.
2. Akurat
Secara ringkas, informasi yang akurat dapat menimbulkan kesalahan fatal
dalam pengamibilan keputusan.
3. Lengkap dan Komplit
Informasi yang tidak lengkap biasa menyebabkan para manejer hanya
memfokuskan pada salah satu aspek keputusan saja.
4. Cepat secara periodic
Informasi yang lambat bahkan lebih lambat dari kecepatan perubahan data-
data yang terjadi di lapangan akan menyebabkan manajer mengambil
keputusan yang sudah usang.
Informasi sangat menentukan keberhasilan kegiatan perusahaan dan
informasi juga merupakan faktor yang sangat dominan bagi pengembalian
keputusan bisnis. Manajemen informasi didefinisikan sebagai pengelolaan data
dimana di dalamnya mencakup proses mencari, Menyusun, mengklasifikasikan,
serta menyajikan berbagai data yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan
perusahaan sehingga dapat dijadikan landasan dalam pengembalian keputusan oleh
manajemen (Sule dan Saefullah, 2010: 392).
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sebuah sistem yang
menyangkut metode dan upaya terorganisasi dalam melakukan fungsi
pengumpulan data, serta dengan menggunakan komputer data-data yang telah
dikumpulkan tadi diproses untuk menghasilakn dan menyajikan informasi yang
terkini (Sule dan Saefullah, 2010: 398).
Tujuan utama sistem informasi manajemen adalah untuk membantu seluruh
hierarki kepengurusan dalam organisasi dari manajemen hierarki puncak
bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan secara keseluruhan sampai
pada manajemen hierarki pertama yang hanya bertanggung jawab atas operasi
sehari-hari dari departemen tertentu saja.
Jenis-jenis sistem informasi manajemen menurut Mamduh M. Hanafi
(2003: 485-487):
1. Electronic Data Processing (EDP)
Akuntansi dan penagihan (billing) biasanaya merupakan departemen yang
pertama kali menggunakan komputer karena pekerjaan akuntansi cukup
kompleks dan standar.
2. Management Informasi System (MIS)
MIS adalah pengolah data yang yang komprehensif (data basis) dan
meringkas dalam bentuk yang bermanfaat untuk manajer, sehingga dapat
memberikan informasi yang relevan.
3. Decision support System (DSS)
DSS lebih fleksibel dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah-
masalah yang sifatnya nonrutin.
4. Executive Information System (EIS)
EIS didesain untuk manajemen puncak, yang memerlukan jenis informasi
yang berbeda dengan manajer lainnya.
5. Expert System (ES) dan Artificial Intellegence (AI)
ES merupakan subset dari AI atau kecerdasan buatan, sedangkan AI
merupakan istilah yang muncul dari pertemuan di Darmouth College antara
penelitian-penelitian dari IBM dan Bell Lab pada tahun 1956.
Pada kesimpulan bab ini menjelaskan bahwa informasi adalah sekempulan
data yang telah diorganisasikan dan memberikan makna tertentu bagi para
penggunanya untuk melakukan pengambilan keputusan. Informasi dapat
bermanfaat bagi suatu organisasi atau perusahaan dengan persyaratan-persyaratan
yaitu relevan, akurat, lengkap, dan cepat secara periodik. Sistem Informasi
Manajemen (SIM) adalah sebuah sistem yang menyangkut metode dan upaya
terorganisasi dalam melakukan fungsi pengumpulan data, serta dengan
menggunakan komputer data-data yang telah dikumpulkan tadi diproses untuk
menghasilakn dan menyajikan informasi yang terkini (Sule dan Saefullah, 2010:
398). Jenis-jenis sistem informasi manajemen menurut Mamduh M. Hanafi (2003:
485-487) yaitu Electronic Data Processing (EDP), Management Informasi System
(MIS), Decision support System (DSS), Executive Information System (EIS), Expert
System (ES) dan Artificial Intellegence (AI).

BAB VII: PERILAKU ORGANISASI


Perilaku organisasi (organizational behavior) adalah suatu bidang studi
yang mempelajari dampak perseorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku
dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan tentang hal-hal tersebut
demi perbaikan efektivitas organisasi.
Kelompok didefinisikan sebagai dua individua tau lebih yang berintraksi
dan saling bergantung untuk mencapai tujuan tertentu (Umam, 2012: 95).
Kelompok dapat bersifat formal dan informal. Kelompok formal adalah kelompok
yang ditetapkan berdasarkan struktur organisasi dengan penugasan kerja yang
sudah ditentukan. Kelompok informal adalah persekutuan yang tidak terstruktur
secara formal dan tidak ditetapkan secara organisasi.
Konflik dapat diartikan sebagai suatu perselisihan atau perbedaan paham
antara seseorang pada orang lain atau seseorang pada kelompok dan sebaliknya,
sehingga melahirkan ketidakharmonisan dalam komunikasi organisasi (Masmuh,
2013: 293). Ada beberapa faktor yang menyebabkan konflik dalam organisasi
antaranya:
1. Konflik Nilai
Konflik ini terjadi karena dua pihak memberikan nilai yang berbeda atas apa
yang menjadi objek konflik.
2. Kurangnya Komunikasi
Kegagalan komunikasi karena dua pihak tidak dapat menyampaikan
pikiran, perasaan, dan Tindakan.
3. Kepemimpinan
Kepemimpinan yang kurang efektif atau pengambalian keputusan tidak
adil.
4. Ketidakcocokan Peran
Ketidakcocokan peran dengan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang.
5. Produktivitas Rendah
Hasil atau keluaran kedua piha yang tidak bekerja sama.
6. Perubahan Keseimbangan
Organisasi akan mengalami suatu mutase atau rotasi.
7. Konflik yang Belum Terpecahkan
Tidak ada proses saling memaafkan dan saling mengampuni.
Strategi manajemen atau penanganan konflik menurut Abdullah Masmuh
(2013: 311) terdiri dari lima macam:
- Kompetisi
- Kolaborasi
- Penghindaran atau Penolakan
- Akomodasi
- Kompromi
Suatu organisasi dikatakan efektif atau tidaknya dapat dilihat dari implementasi
strategi yang diterapkan pada organisasi tersebut. Implementasi stategis yang dapat
diterapkan demi tercapainya efektivitas organisasi terdiri dari (Purwanto, 2008:
213-232):
1. Analisis Perubahan
Pendekatan startegis perubahan dibagi ke dalam beberapa pola dengan ciri-
ciri berikut:
- Tidak ada perubahan yang signifikan.
- Perubahan rutin.
- Perubahan terbatas.
- Perubahan radikal.
- Organizational redirection.
2. Analisis Struktur Organisasi
Analisis struktur organisasi dapat dipahami dari beberapa arti penting, yaitu:
- Organisasi dalam arti badan.
- Organisasi dalam arti bagan.
- Organisasi dalam arti dinamis.
3. Analisis Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah aspek yang sangat penting dalam implementasi
starategi, karena implementasi strategi perlu dikukuhkan dengan nilai yang
dianut dan gaya kepemimipinan yang tetap.
4. Analisis Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan muncul dalam dua tingkatan, yaitu:
a. Tingkatan yang kurang terlihat beruba nilai-nilai yang dianut oleh
anggota kelompok yang cenderung bertahan meskipun anggotanya
sudah berganti.
b. Tingkatan yang terlihat, adlah berupa pola perilaku organisasi, dimana
orang-orang yang baru masuk terdorong mengikutinya.
5. Evaluasi Implementasi Strategi
Thomas V. Bonoma (Purwanto, 2008: 232) memformalisasikan
kemungkinan keberhasilan implementasi strategi, yaitu:
a. Success, yaitu apabila perusahaan mampu memformalasikan startegi
dengan baik dan mampu mengimplementasikan juga dengan baik dan
benar.
b. Roulette, yaitu apabila perusahaan kurang baik dalam memformulasikan
strategi namun dalam implementasinya dilakukan dengan baik.
c. Trouble, yaitu formulasi strategi yang dilakukan dengan baik namun
tida diimplementasikan dengan baik.
d. Failure, yaitu posisi terburuk karena formulasi strategi dengan
implementasinya buruk.
Kesimpulan di bab, ini memberikan pengertian perilaku organisasi
(organizational behavior) adalah suatu bidang studi yang mempelajari dampak
perseorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan
maksud menerapkan pengetahuan tentang hal-hal tersebut demi perbaikan
efektivitas organisasi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan konflik dalam
organisasi yaitu konflik nilai, kurangnya komunikasi, kepemimpinan,
ketidakcocokan peran, produktivitas rendah, perubahan keseimbangan, dan konflik
yang belum terpecahkan.
BAB VIII: MANAJEMEN BERDASARKAN SASARAN (MANAGEMENT
BY OBJECTIVE)
Management by Objective (MBO) adalah proses yang dialami oleh seorang
manajer atas dan manajer bawahan dari suatu organisasi secara bersama-sama
mengidentifikasi tujuan umum, menentukan bidang tugas pokok dan tanggung
jawab masing-masing secara individu, dalam bentuk perumusan hasil nyata yang
diharapkan tercapai oleh masing-masing unit, dan menggunakan took ukur sebagai
petunjuk operasional unit organisasi dan menetukan peran masing-masing anggota
peserta (Sastrodiningrat,1998: 205).
Proses pola pikir MBO meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Tujuan/Sasaran
Tujuan/sasaran adalah pernyataan khusus dari suatu maksud, yang
ditungkan ke dalam keinginan akhir. Tujuan/sasaran ini mempunyai
masing-masing strata (lapisan) dan mempunyai kategori umum, yaitu:
- Kecocokan (suitability).
- Dapat dilaksanakan (fesibility).
- Kesepakatan (acceptability).
2. Pohon Tujuan
Perumusan tujuan organisasi harus secara bertahap dan bertingkat dari
umum ke khusus, dari proses operasional ke kegiatan, dan harus semakin
jelas dengan menggunakan Bahasa yang apat menterjemahkan
kebijaksanaan ke dalam Bahasa operasional dan kegiatan.
3. Kerja sama antara Atasan dan Bawahan,
Motivasi yang meningkat berarti dapat memajukanprestasi kerja dan
efektivitas kerja yang sangat menguntungkan bagi kemajuan dan
keberhasilan organisasi.
4. Pemberian Tugas
Ada dua macam penyerahan wewenang dalam pembagian tugas, yaitu:
- Desentralisasi,
- Dekonsentrasi.
5. Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu memberi manfaat sebagai berikut:
a. Kapan waktu dimulai kegiatan;
b. Berapa lama waktu yang diperlukan;
c. Bagaiman urutan-urutan yang harus diikuti; dan
d. Kapan berakhirnya.
6. Masalah Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan salah satu syarat bagi seorang manajer yang
efektif, dengan memberikan penjelasan kepada para bawahannya tentang
tanggung jawab dan batas-batas wewenang masing-masing, guna
menghindarkan benturan satu sama lain.
7. Monitoring dan Peninjauan Kembali
Perubahan-perubahan yang normal harus selalu diamati untuk kemudian
dikuasai (monitoring). Pengawasan dan pengendalian ini dapat
dilaksanakan melalui berbagai alat control antara lain:
- Umpan balik (feedback);
- Laporan (reporting);
- Neraca pembayaran;
- Laporan laba-rugi;
- Analisis rasio;
- Bagan, peta, dan statistic;
- Berbagai laporan (produksi, biaya, pemasaran) seperti yang
dijumpai dalam akuntansi;
- Berbagai risalah dan makalah survai dan riset.
Kelemahan-kelemahan dari Management by Objectives adalah sebagai
berikut:
1. Tidak mudah menanamkan pemahaman tentang konsep-konsep dan
pemberian motivasi kepada bawahan untuk mempelajari penggunaan MBO
dengan tepat.
2. Tidak mudah menentukan tujuan dengan memberikan kesempatan kepada
para anggota untuk berpartisipasi.
3. Tidak mudah menilai prestasi kerja, karena tidak setiap prestasi dapat diukur
dengan kuantitatif.
4. Perubahan yang diinginkan MBO dalam perilaku manajer kemungkinan
akan menimbulkan masalah karena dalam proses MBO titik beratnya akan
bergeser dari menilai menjadi membantu karyawan.
Management by Objective (MBO) adalah proses yang dialami oleh seorang
manajer atas dan manajer bawahan dari suatu organisasi secara bersama-sama
mengidentifikasi tujuan umum, menentukan bidang tugas pokok dan tanggung
jawab masing-masing secara individu, dalam bentuk perumusan hasil nyata yang
diharapkan tercapai oleh masing-masing unit, dan menggunakan took ukur sebagai
petunjuk operasional unit organisasi dan menetukan peran masing-masing anggota
peserta (Sastrodiningrat,1998: 205). Proses pola pikir MBO meliputi unsur-unsur
yaitu tujuan/sasaran, pohon tujuan, kerja sama antar antasan dan bawahan,
pemberian tugas, pengendalian waktu, masalah tanggung jawab, dan monitoring
dan peninjauan Kembali.
BAB III
KESIMPULAN
Pentingnya dalam memahami administrasi, organisasi, dan manajemen agar
kiranya tujuan yang diterapkan dapat berjalan dengan baik, dalam menjapai tujuan,
sebagaimana pentingnya ketiga hal ini dikerja samakan. Dimana yang pertama
proses administrasi sebagai pencapai tujuan dari manajemen, dan yang kedua untuk
mencapai sebuah manajemen yang baik dibutuhkan wadah atau struktural untuk
berkerjasama yang disebuah organisasi
Apabila dalam organisasi tidak memiliki sistem administrasi dan
manajemen yang baik, maka organisasi dan perusahhan tersebut tidak dapat
berjalan dengan baik juga.
Dari ketiga hal tersebut di mana administrasi, organisasi, dan manajemen
ada hal yang lebih utama, yaitu sumber daya manusia. Karena manusia yang
membuat sebuah tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai
tujuan tersebut. Tanpa adanya manusia yang tidak ada proses kerja samanya, hal ini
dapat menimbulkan organisasi atau perusahaan tersebut gagal.
Adapun kelebihan dan kekurangan dalam buku ini adalah:
1. Kelebihan
Kelebihan pada buku ini adalah sangat membantu mahasiswa yang
mengambil jurusan manajemen sebagaimana upaya dalam memahami
konsep dasar dari ilmu administrasi, organisasi, dan manajemen. Dibuku ini
juga banyak mengambil pendapat para ahli sehingga pembaca dapat
menyimpulkan dari beberapa pengertian tersebut.
2. Kekurangan
Kekurangan di dalam buku ini menurut saya, tahapan penjelasannya tidak
tersusun sehinggah pembaca terkadang kurang bisa memahami kelanjutan
dari penjelasan yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai