Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI

“MANAJEMEN PEREKONOMIAN”

Dosen Pembimbing :
ISWAHYUDI, SE, ME

Disusun Oleh :
Angel Febriza 2017122020082
Rosita 2017122020073
Shinta Nurlita R. 2017122020081
Fabriana Puspaning U. 2017122020106
Reffa Khamespan A. 2017122020058
Lusiana Sari 2017122020118
Faisal Hibatullah Iqbal 2017122020072
Krisna Septiawan 2017122020090

STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan anugerah sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Penulisan makalah yang berjudul “MANAJEMEN PEREKONOMIAN” ini.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu dikarenakan
kemampuan penulis yang terbatas. Berkat dukungan dari orang tua kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikaan karya tulis ini.
Penulis berharap dengan penulisan karya tulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis sendiri dan bagi para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen sebagai suatu proses sosial, meletakkan bobotnya pada interaksi orang-orang,
baik orang-orang yang berada di dalam maupun di luar lembaga-lembaga formal, atau yang
berada di atas maupun di bawah posisi operasional seseorang.
Manajemen adalah kosa kata yang berasal dari bahasa Perancis kuno, yaitu menegement
yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Sejauh ini memang belum ada kata yang mapan
dan diterima secara universal sehingga pengertiaanya untuk masing-masing para ahli masih
memiliki banyak perbedaan.
Secara umum manajemen juga dipandang sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengajarkan
tentang proses untuk memperoleh tujuan organisasi melalui upaya bersama dengan sejumlah
orang atau sumber milik organisasi. Dalam hal ini manajemen dibedakan menjadi 3 bentuk
karakteristik, diantaranya adalah: Sebuah proses atau seri dari aktivitas yang berkelanjutan dan
berhubungan, melibatkan dan berkonsentrasi untuk mendapatkan tujuan organisasi, mendapatkan
hasil-hasil ini dengan berkerja sama dengan sejumlah orang dan memanfaatkan sumber-sumber
dimiliki si organisasi.
Manajemen Sumber Daya Manusia terdiri dari kata manajemen dan sumberdaya manusia.
Manajemen adalah seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-sumber
daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujua tertentu.
Unsur manusia yang merupakan salah satu unsur sumberdaya berkembang menjadi suatu
bidang ilmu manajemen yang disebut MSDM yang merupakan terjemahan dari man power
manajemen. Manajemen yang mengatur unsur manusia ini ada yang menyebut manajemen
kepegawaian atau manajemen personalia.
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan
tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat.
Fokus kajian MSDM adalah masalah tenaga kerja manusia yang diatur menurut urutan
fungsi-fungsinya, agar efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat. Karyawan adalah perencana, pelaku dan selalu berperan aktif dalam aktivitas
perusahaan/ bisnis. Dalam makalah ini kami akan membahas lebih lanjut tentang Manajemen
Sumber Daya Manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen
1. Secara Etimologi
Kata manajemen bersal dari bahasa latin , yaitu dari asal kata mantis yang berarti tangan
dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang
artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to
manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan
manajemen. Akhirnya management diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi
manajemen atau pengelolaan.
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni
melaksanakan dan mengatur.” Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima
secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia pada tahun 1561, maneggiare yang
berarti "mengendalikan," terutama dalam konteks mengendalikan kuda, yang berasal dari bahasa
latin manus yang berarti "tangan". Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris
menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.

2. Menurut Para Ahli


Menurut para ahli, manajemen itu sendiri berkaitan erat dengan style, seni dan proses yang
hidup dan dinamis dalam lingkup organisasi dalam upayanya untuk mencapai tujuan serta
bagaimana tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Menurut Luther Gulick, manajemen sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan yang
berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama
untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerja sama ini lebih baik bermanfaat bagi manusia.
Menurut Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan usaha-usaha para anggota-anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya-
sumberdaya organisasi agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Menurut Mary Parker Fallet, manajemen sebagai seni (art) dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan melalui orang lain.
Pada definisi di atas, manajemen dititikberatkan pada usaha memanfaatkan orang lain
dalam pencapaian tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka orang-orang didalam organisasi
harus jelas wewenang, tanggung-jawab dan tugas pekerjaannya.
Menurut Makharita, bahwa : Management is the utilization of available or potentials
resources in achieving a given ends (Manajemen adalah pemanfaatan sumber-sumber yang
tersedia atau yang berpotensial di dalam pencapaian tujuan).
Definisi manajemen tersebut lebih menitikberatkan pada usaha
menggunakan/memanfaatkan sumber yang tersedia atau yang berpotensi dalam pencapaian
tujuan. Adapun sumber-sumber tersebut adalah orang, uang, material, peralatan (mesin), metode,
waktu dan prasarana lainnya.
Menurut G.R. Terry, manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksudmaksud yang nyata.
Menurut Hilman, manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain
dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
Menurut Ricky W. Griffin, manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
(goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Menurut Drs. Oey Liang Lee, manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut William H. Newman, manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan
memperoleh hasil tertentu melalui orang lain.
Menurut Renville Siagian, manajemen adalah suatu bidang usaha yang bergarak dalam
bidang jasa pelayanan dan dikelola oleh para tenaga ahli tyerlatih serta berpengalaman.
Menurut Prof. Eiji Ogawa, manajemen adalah Perencanaan, Pengimplementasian dan
Pengendalian kegiatan-kegiatan termasuk system pembuatan barang yang dilakukan oleh
organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan sasaran-sasaran untuk kerja yang
dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah.
Menurut Federick Winslow Taylor, manajemen adalah Suatu percobaan yang sungguh-
sungguh untuk menghadapi setiap persoalan yang timbul dalam pimpinan perusahaan (dan
organisasi lain)atau setiap system kerjasama manusia dengan sikap dan jiwa seorang sarjana dan
dengan menggunakan alat-alat perumusan.
Menurut Henry Fayol, manajemen mengandung gagasan lima fungsi utama yaitu,
merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan.
Lyndak F. Urwick, manajemen adalah Forecasting (meramalkan), Planning Orga-nizing
(perencanaan Pengorganisiran), Commanding (memerintahklan), Coordinating
(pengkoordinasian) dan Controlling (pengontrolan).

B. Fungsi Manajemen
1. Lima Fungsi Utama Manajemen
Penting untuk diingat, bahwa manajemen adalah suatu bentuk kerja. Manager, dalam
melakukan pekerjaannya, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, yang dinamakan
fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari,
1) Planning- menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan
datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.
2) Organizing- mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan
memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.
3) Staffing- menentukan keperluan-keperluan sumberdaya manusia, pengarahan,
penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja.
4) Motivating- mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia kearah tujuan-tujuan.
Bernard Berelson dalam Siswanto, mendefenisikan motivasi sebagai keadaan jiwa dan sikap
mental manusai yang memberikn energi, mendorong kegiatan, dan mengarah dan menyalurkan
perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberikan kepuasan atau mengurangi
ketidakseimbangan.
5) Controlling- mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-sebab
penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif dimana perlu.

2. Fungsi-Fungsi Manajemen
1) Perencanaan
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam
bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil
yang optimal.
 “Self-audit”- menentukan keadaan organisasi sekarang.
 “Survey” - lingkungan.
 “Objectives”- tujuan.

2) Pengorganisasian
Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala sesuatu
secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran yang tidak terorganisir dengan
rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakan oleh kebathilan yang tersusun rapi.
Menurut Terry pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksnakan
untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan dengan sukses.
Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah, melainkan lebih
menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan secara rapi. Organisasi lebih
menekankan pada pengaturan mekanisme kerja. Dalam sebuah organisasi tentu ada pemimpin
dan bawahan.
 “Identity”- tetapkan dengan teliti dan tentukan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
 “Break work down”- bagi-bagi pekerjaan menjadi tugas-tugas setiap orang.
 Tugas-tugas kelompok menjadi posisi-posisi.
3) Kepegawaian (Fungsi Pengarahan)
Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada rekan kerja sehingga mereka
menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Di dalam fungsi pengarahan terdapat empat komponen, yaitu pengarah, yang diberi
pengarahan, isi pengarahan, dan metode pengarahan. Pengarah adalah orang yang memberikan
pengarahan berupa perintah, larangan, dan bimbingan. Yang diberipengarahan adalah orang yang
diinginkan dapat merealisasikan pengarahan. Isi pengarahan adalah sesuatu yang disampaikan
pengarah baik berupa perintah, larangan, maupun bimbingan. Sedangkan metode pengarahan
adalah sistem komunikasi antara pengarah dan yang diberi pengarahan.
 Tentukan keperluan-keperluan sumber daya
 Kerahkanlah pegawai-pegawai sedapat mungkin
 Saringlah

4) Pemotivasian
mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia kearah tujuan-tujuan. Bernard Berelson
dalam Siswanto, mendefenisikan motivasi sebagai keadaan jiwa dan sikap mental manusai yang
memberikn energi, mendorong kegiatan, dan mengarah dan menyalurkan perilaku ke arah
mencapai kebutuhan yang memberikan kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.
 Berhubungan dengan staf dan jelaskan tujuan-tujuan kepada bawahan.
 Bagi-bagikan ukuran-ukuran pelaksanaan- “performance standards”-
 Latih dan bimbing bawahan untuk memenuhi ukuran-ukuran pelaksanaan itu.

5) Pengawasan
Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna
menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Bahkan Didin dan Hendri menyatakan bahwa dalam pandangan Islam pengawasan dilakukan
untuk meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak.
 Tetapkan ukuran-ukuran.
 Perbaiki penyimpangan-penyimpangan.
 Berhubungan selalu selam proses pengawasan.
Harold Koontz dan Cyril O’ Donnel mengemukakan lima fungsi manajemen, mencakup:
1. Planning (perencanaan);
2. Organizing (pengorganisasian);
3. Staffing (penentuan staf);
4. Directing (pengarahan); dan
5. Controlling (pengawasan).

L. Gullick mengemukakan tujuh fungsi manajemen, yaitu:


1. Planning (perencanaan);
2. Organizing (pengorganisasian);
3. Staffing (penentuan staf);
4. Directing (pengarahan);
5. Coordinating (pengkoordinasian);
6. Reporting (pelaporan); dan
7. Budgeting (penganggaran).

Berbicara tentang fungsi manajemen tidaklah bisa terlepas dari fungsi manajemen secara
umum seperti yang dikemukakan Henry Fayol seorang industriyawan Prancis, dia mengatakan
bahwa fungsi-fungsi manajemen itu adalah merancang, mengorganisasikan, memerintah,
mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai
kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung
hingga sekarang.
Sementara itu Robbin dan Coulter mengatakan bahwa fungsi dasar manajemen yang
paling penting adalah merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan. Senada
dengan itu Mahdi bin Ibrahim menyatakan bahwa fungsi manajemen atau tugas kepemimpinan
dalam pelaksanaannya meliputi berbagai hal, yaitu : Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian.
C. PRINSIP –PRINSIP MANAJEMEN
Setiap orang mempunyai prinsip namun tak selamanya orang itu memahami prinsip dan
melakukanya sebagai pedoman hidup. Hal ini dapat saja terjadi karena tidak adanya kepahaman
yang cukup dalam menerapkan prinsipnya. Beberapa pendapat tentang pengertian prinsip yaitu:
Menurut malayu prinsip adalah suatu pernyataan yang fudamental atau kebenaran umum yang
dapat dijadikan pedoman hidup. Prinsip- prinsip umum manajemen menurut beberapa ilmuan di
antaranya adalah :
1. Henry Fayol
Menurut Henry Fayol prinsip-prinsip manajemen adalah sebagai berikut :
a. Pembagian kerja (Division of work)
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja
berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the
right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif
yang didasarkan atas dasar like and dislike. Dengan adanya prinsip the right man in the right
place akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja.
b. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility) harus seimbang. Setiap pekerjaan
harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu,
makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya. Setiap
karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang
melekat atau diikuti pertanggungjawaban.
c. Disiplin (Discipline)
Disiplin (Discipline) merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak
berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Pemegang wewenang harus
menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap
pekerajaan sesuai dengan weweanng yang ada padanya.
d. Kesatuan perintah (Unity of command)
Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang
diperolehnya. Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan
perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik.
e. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas dari Pembagian kerja
(Division of work), Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility), Disiplin
(Discipline), serta Kesatuan perintah (Unity of command). Oleh karena itu, perlu alur yang jelas
dari mana karyawan mendapat wewenang untuk pelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia
harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Dalam
melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju
sasarannya.
f. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan orgabisasi dapat terwujud, apabila
setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi. Setiap
karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila
memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya
kepentingan organisasi.
g. Penggajian pegawai
Prinsip more pay for more prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama
untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan menimbulkan
ketidak disiplinan dan kemalasan dalam bekerja. Gaji atau upah bagi karyawan merupakan
kompensasi yang menentukan tercapainya tujuan dan keberhasilan dalam suatu pekerjaan.
Dalam prinsip penggajian dipikirkan cara agar karyawan dapat bekerja dengan tenang,
menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja.
h. Pemusatan (Centralization)
Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk
menghindari kesimpang siurang wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga
tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority). Pemusatan
wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung
jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak.
i. Hirarki (tingkatan)
Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya
berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada
siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah. Pembagian kerja
menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup
luas akan menimbulkan hirarki.
j. Ketertiban (Order)
Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun
bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat
dibutuhkan dalam mencapai tujuan. Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat
utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang.
k. Keadilan dan kejujuran
Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat dipisahkan. Keadilan dan
kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki wewenang yang paling
besar. Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
l. Stabilitas kondisi karyawan
Sebagai makhluk sosial manusia yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran.
Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan
menimbulkan goncangan dalam bekerja. Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga
sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud
karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan.
m. Prakarsa (Inisiative)
Prakarsa (inisiative) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia
butuh penghargaan. Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir.
Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian
pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran,
keahlian dan pengalaman seseorang. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan
salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Manajer yang bijak akan menerima dengan
senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.
n. Semangat kesatuan dan semangat korps
Semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap
karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer
yang memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp),
sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan friction de
corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana. Karyawan harus memiliki rasa kesatuan,
yaitu rasa senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik
2. Menurut Taylor
Taylor berusaha menciptakan suatu revolusi mental baik para pekerja maupun para manajer
dengan merumuskan pedoman tegas untuk memperbaiki efisiensi produksi. Taylor dapat
merumuskan empat prisip manajemen dan menegaskan, bahwa dengan mengikuti prinsip itu
akan dihasilkan kemakmuran baik bagi para manajer maupun para pekerja. Para pekerja akan
mendapatkan upah lebih banyak dan para manajer akan mendapatkan laba lebih besar.Keempat
prinsip manajemen Taylor tersebut adalah:
a. Kembangkan sebuah ilmu bagi setiap unsur pekerjaan seseorang yang akan menggantikan
kaidah ibu jari yang sama.
b. Secara ilmiah pilih, latih, ajari dan kembangkan pekerja tersebut sebelum para pekerja
memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri mereka sendiri semampu mereka.
c. Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untuk menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah
dikembangkan.
d. Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara merata antara pimpinan dengan para
pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerja yang lebih sesuai baginya ketimbang
bagi para pekerja.
3. Menurut Hicks
Hicks menambahkan pula beberapa prinsip manajemen umum, yaitu:
a. Kesesuaian tujuan
Semua kegiatan organisasi akan efektif jika semua orang yang terlibat di dalamnya bisa bekerja
ke satu tujuan secara harmonis. Artinya harus muncul kesesuian antara tujuan individu dengan
tujuan organisasinya secara konseptual.
b. Universalitas manajemen
Apapun tugas organisasi dan tingkat manajemenya maka fungsi-fungsi manajemen pada
dasarnya sama karena pada dasarnya keterampilan manajemen itu bersifat transferabel dari satu
organisasi dengan satu organisasi lainya.
c. Mengutamakan tujuan dan perencanaan
Perumusan tujuan sebagai syarat mutlak untuk sebuah organisasi yang ingin mencapai tujuan
secara teratur dan rasional. Sedangkan perencanaan sebagai suatu proses dalam perumusan
beberapa tujuan dan pemilihan beberapa pendekatan untuk mencapai tujuan. Proses tersebut
umumnya meliputi : pembentukan gagasan, pembuatan konsep, produksi dan pelayanan.
Perencanaan ini mendahului fungsi-fungsi manajemen lainya.
d. Pengawasan berdasarkan penyimpangan
Supervisi dan pengawasan korektif dikonsentrasikan terhadap kegiatan yang bersifat
menyimpang (tidak serasi) dengan yang telah direncanakan.
e. Keputusan berdasarkan penyimpangan
Seorang manajer harus bisa membuat keputusan mengenai semua persoalan yang menjadi
perhatianya kecuali terhadap persoalan yang bukan kewenanganya.
f. Keseibangan antara wewenang (authority), kekuasaan (power), tanggung jawab
(responsibility) dan pertanggungjawaban (accountability)
g. Koordinasi.
Berbagai kegiatan usaha yang efektif dapat dicapai jika semua orang dan sumber lain bisa
disinkronkan (diserasikan dan diarahkan). Artinya koordinasi diperlukan untuk menjamin
tercapainya tujuan secara produktif (Siagian, 1982:18-21).

D. BIDANG-BIDANG MANAJEMEN
Manajemen merupakan proses pemanfaatan sumber daya organisasi secara maksimal dalam
mencapai tujuan organisasi. Perilaku administrator menggunakan pengaruhnya terhadap anggota
dalam setiap organisasi untuk mencapai tujuanya. Dengan kata lain organisasi adalah wadah bagi
operasionalisasi aktivitas manajemen.
Setiap unsur manajemen berkembang menjadi bidang manajemen yang menpelajari lebih dalam
peranannya dalam mencapai tujuan yang diinginkannya. Bidang-bidang manajemen tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Manajemen Produksi
Manajemen produksi adalah proses manajemen yang bertanggung jawab terhadap prencanaan
(aktifitas) produksi, distribusi atau manajemen proyek yang dijalankan oleh sebuah organisasi.
Manajemen produksi memiliki peran penting karena bidang ini memanage dan
mengkoordinasikan variabel produksi meliputi alam, karyawan, modal, dan keahlian secara
efektif dan efisien.
Kegiatan ini dilakukan guna menambah fungsi suatu barang dan jasa. Saat ini mutu produk baik
barang dan jasa menjadi faktor utama pada persaingan bisnis. Aktivitas produksi yang buruk
mampu mengakibatkan pemborosan seperti menumpuknya persediaan dan berakibat pada
rendahnya mutu produk yang dihasilkan.
Diantara bidang-bidang manajemen lainnya, manajemen produksi memiliki tujuan untuk
memanage jumlah barang dan jasa, Quality, harga, waktu dan lokasi tertentu yang disesuaikan
dengan keperluan pelanggan.
Banyak perusahaan yang gagal pada hal persaingan dikarenakan kurangnya pengetahuan
mengenai manajemen produksi. Begitu juga sebaliknya, perusahaan yang mampu mengelola
manajemen produksi dengan baik akan lebih mudah menguasai persaingan.
Kegiatan manajemen produksi meliputi :
a. Perencanaan Sistem Produksi
Pada kegiatan perencanaan pada sistem produksi erat kaitannya dengan pembuatan konsep atau
gambaran bagaimana suatu kegiatan akan berlangsung. Perencanaan yang telah disusun akan
menjadi acuan bagaimana kegiatan akan berlangsung.
Merencanakan sistem produksi biasanya meliputi perencanan letak pabrik, infrastruktur pabrik,
sarana dan fasilitas produksi, menentukan jenis produk yang akan dihasilkan, lingkungan kerja,
jumlah produksi, bahan baku yang diperlukan, desain produksi dan cara pengolahan.
Secara singkat berbagai macam hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sistem produksi,
diantaranya :
 Rancangan Produk
Perancangan produk wajib dipahami dan dikuasai oleh bagian produksi untuk memahami
beberapa aspek yang berhubungan dengan aktivitas produksi baik barang ataupun jasa. Sebagai
contoh penggunaan teknologi harus disesuaikan dengan keefektifan dan efisiensi kerja. Apabila
teknologi tidak sesuai maka harus diganti dengan yang lainnya.
 Volume Produksi
Manajemen produksi perlu memperhatikan kapasitas produksi terutama yang berkaitan dengan
fasilitas yang dimilikinya. Target produksi harus disesuaikan dengan fasilitas produksi ataupun
melakukan peningkatan fasilitas produksi sesuai dengan kapasitas produksi yang diinginkan.
Selain itu penetapan target produksi harus sesuai dengan batas yang diperlukan agar tidak terjadi
kelebihan produksi yang mengakibatkan menumpuknya persediaan. Penumpukan persediaan
akan memiliki dampak buruk terhaap keuangan perusahaan.
 Proses Produksi
Perancangan proses produksi harus mempertimbangkan efisiensi selain efektifitas hasil. Sebagai
contoh pada penggunaan teknologi, apakah memerlukan alat baru atau hanya cukup dengan
memodifikasi alat yang telah ada. Selain itu proses produksi harus memenuhi tuntutan dari
rancangan produk supaya produk yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
 Lokasi dan Tata Letak
Setelah semua proses sebelumnya telah dilaksanakan, kemudian langkah berikutnya adalah
menetapkan lokasi dan tata letak yang akan digunakan sebagai proses produksi. Efisiensi
menjadi acuan dalam mendesain lokasi dan tata letak.
Sebagai contoh gudang penyimpanan bahan baku maupun bahan jadi dimana sebaiknya
berdekatan dengan lokasi produksi. Disamping itu keputusan penetapan lokasi dan tata juga
harus memperhatikan peraturan yang berlaku khususnya peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah mengenai lokasi pabrik atau industri.
 Rancangan Pekerjaan
Rancangan pekerjaan dalam kegiatan manajemen produksi merupakan penetapan cara yang
terbaik dalam aplikasi teknis pada pekerjaan beserta para pelaksana dari setiap tugas. Hal yang
ditentukan pada kegiatan ini biasanya adalah menentukan pembagian kerja, membuat standar
kerja, penentuan pelaksana dan sebagainya.

b. Pengendalian Sistem Produksi


Langkah kedua pada aktivitas manajemen produksi adalah pengendalian sistem produksi.
Pengendalian sistem produksi ialah rangkaian prosedur yang ditujukan pada semua elemen
dalam kegiatan produksi.

Beberapa aktivitas yang berkaitan pada pengendalian sistem produksi seperti pengendalian bahan
baku, proses produksi, tenaga kerja, standar kualitas dan sebagainya. Berbagai kegiatan ini
memiliki tujuan memberi hasil secara efisien (sedikit biaya dengan waktu yang cepat).
Pada umumnya pengendalian sistem produksi lebih menekankan pada masalah utama
operasional yaitu pengendalian mutu dan persediaan.

1. Pengendalian Mutu
Quality Control atau pengendalian mutu adalah hal penting yang harus dilaksanakan oleh
perusahaan untuk menjaga kualitas produknya. Beberapa hal yang harus menjadi perhatian
diantaranya :
 Bahan baku : Bahan baku sebagai input harus dipilih dengan kualitas yang baik sehingga
output yang dikeluarkan akan baik pula.
 Penggunaan teknologi : Teknologi digunakan untuk menciptakan dan menjamin kualitas
suatu produk.
 Penetapan lamanya waktu penggunaan produk : Penetapan waktu ini bertujuan untuk
mengetahui batas waktu kapan produk harus berada di pasaran. Ketika produk melebihi
batas waktu edarnya maka harus segera ditarik dari pasaran.
 Pengemasan (packaging) : Pengemasan selain untuk menjaga kualitas produk juga dapat
digunakan untuk menarik minat konsumen.

2. Manajemen Persediaan
Persediaan produk diperlukan untuk mengatasi over order. Sehingga berapapun kuantitas yang
akan dipesan pelanggan, perusahaan selalu siap dengan persediaannya.
Sebaliknya persediaan barang yang terlalu berlebih dapat memberi dampak kepada kerugian
perusahaan. Oleh karena itu perlunya melakukan manajemen persediaan guna memperhitungkan
kejadian tersebut.
Hal ini memerlukan data trafik transaksi yang diperoleh dari bidang pemasaran untuk
memetakan persediaan yang ada.
Sehingga perlu terdapat kerja sama antara bagian persediaan/pergudangan dengan bagian
pemasaran. Langkah terbaik adalah dengan mempertimbangkan jumlah persediaan yang efisien,
peramalan kebutuhan persediaan dan melaksanakan pengontrolan persediaan secara ketat untuk
mengantisipasi kejadian seperti over load dan sejenisnya.
c. Pengawasan Sistem Produksi
Kegiatan ini bertujuan untuk mengontrol dan menjamin terlaksananya langkah dan aktivitas yang
sesuai dengan perencanaan baik dari segi proses, biaya, maupun waktu. Kegiatan pengawasan ini
juga untuk meminimalisir penyimpangan yang terjadi serta mengantisipasi masalah yang terjadi
pada proses produksi sehingga dapat dilakukan langkah antisipasi dan solusi yang tepat.

2. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah suatu rencana kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
berdasarkan analisa situasi dan tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan pemasaran antara lain
menetapkan produk yang diinginkan oleh pasar, harga, promosi dan penempatan jalur distribusi.
Bidang ini adalah satu dari bidang-bidang manajemen yang berhubungan langsung dengan
konsumen. Bidang manajemen pemasaran juga bisa diartikan sebagai proses merencanakan dan
pelaksanaan penentuan harga, promosi, dan pendistribusian barang dan atau jasa yang
memungkinkan terbentuknya pertukaran atau penyampaian barang dan atau jasa dari produsen
ke konsumen. Tujuan dari manajemen pemasaran pada umumnya adalah untuk meningkatkan
volume penjualan dari produk yang telah dihasilkan dan menciptakan kepuasan konsumen.

 Fungsi pemasaran meliputi :


a. Penjualan, fungsi ini merupakan fungsi utama, karena bertujuan untuk menjual
barang/jasa ke konsumen sehingga memperoleh keuntungan.
b. Pembelian, bertujuan memilih barang yang akan dibeli untuk dijual kembali. Misalnya
memilih harga, jenis, bentuk, mutu dan warna yang sekiranya dijual kembali akan
memperoleh keuntungan.
c. Pengangkutan, fungsinya adalah memindahkan barang dari tempat barang dihasilkan ke
tempat barang yanng mengonsumsi. Misalnya menentukan alat, angkut, ongkos dan lain-
lain yang berhubungan dengan distribusi.
d. Penyimpanan, merupakan fungsi untuk menyimpan barng-barang pada saat barang
selesai diproduksi sampai pada saat barang dikonsumsi.
e. Pembelanjaan, fungsi mendapatkan modal baik dari sumber intern (pemilik) maupun
ekstern (bukan pemilik).
f. Penanggungan resiko, adalah fungsi menghindari dan mengurangi resiko yang berkaitan
dengan pemasaran barang, misalnya dengan program asuransi.
g. Standarisasi dan Grading, Standarisasi adalah batas-batas dasar dalam bentuk spesifikasi
barangbarang, seperti ukuran jumlah, kapasitas, fisik dan kekuatan. Grading adalah usaha
menggolong-golongkan barang ke dalam golongan standar kualitas yang telah mendapat
pengakuan dunia perdagangan. Misalnya memeriksa dan menyortir dengan panca indera,
dengan alat, atau melalui contoh.
h. Pengumpulan Informasi Pasar, tentang macam barang yang beredar di pasar, jumlahnya,
barang yang dibutuhkan konsumen, harganya dan sebagainya. Promosi terpadu
(promotional mix) merupakan usaha memperkenalkan produk secara terpadu yang dapat
dilakukan melalui periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan personal selling.

Kegiatan dalam bidang manajemen pemasaran antara lain :

 Riset Pasar
Dewasa ini pada dunia pemasaran, pemenuhan keperluan dan kepuasan konsumen adalah faktor
utama.

Menganalisis kebutuhan, apa yang diinginkan, dan keperluan konsumen dilapangan sangat
dibutuhkan sebagai dasar produk apa yang akan kita ciptakan dan akan disebar di pasaran.
Kesalahan data atau bahkan tidak melakukan riset pasar dapat berakibat sangat fatal terhadap
langkah selanjutnya.

Pelaksanaan riset pasar juga harus dilakukan penelitian dan sebisa mungkin menghindari
hipotesis maupun kesimpulan yang salah atau terlalu terburu-buru.

Riset pasar yang dilakukan pada bidang manajemen pemasaran juga akan berbeda tergantung
jenis pasar yang ada. Hal ini berdampak pada cara riset yang berbeda seperti halnya riset pada
pasar persaingan monopoli dengan pasar persaingan sempurna.
 Perencanaan Pemasaran
Setelah melaksanakan riset pasar maka perencanaan pemasaran perlu disusun untuk menentukan
langkah selanjutnya. Hal yang perlu menjadi fokus adalah menentukan target penjualan,
penentuan segmentasi pasar, metode pemasaran dan memilih alat pemasaran.

Sebagai contoh pada proses segmentasi yang berarti proses identifikasi sekelompok konsumen
yang akan dilayani perusahaan.

Misalkan pada produsen mobil membuat segmentasi terhadap mobil sebagai kendaraan keluarga,
city car, ataupun kendaraan niaga (angkut). Kemudian pada kendaraan keluarga dispesifikan dan
dijabarkan kembali menjadi berbagai kelompok pasar yang homogen seperti keluarga yang
menyukai mobil sedan, atau minibus.

Pengelompokkan segmen pasar menjadi beberapa kelompok pasar yang homogen disebut dengan
targeting. Setelah melakukan targeting, anggaplah perusahaan mobil tersebut fokus pada mobil
sedan keluarga dan memposisikannya sebagai mobil sedan keluarga yang nyaman dan hemat
bahan bakar.

 Analisis Pasar
Bidang manajemen pemasaran juga harus melakukan analisis pasar untuk mengetahui peluang
pasar, tantangan dan ancaman dari pesaing.

Analisis pasar dapat dilakukan dengan beberapa macam metode salah satunya adalah metode
SWOT (Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman).

Setelah mengetahui berbagai macam hal dari analisis SWOT maka perusahaan akan mampu
menentukan strategi yang tepat dalam melakukan strategi pemasaran. Strategi pemasaran dapat
berupa penetrasi pasar maupun pengembangan pasar.
 Promosi
Langkah berikutnya adalah melakukan promosi. Promosi merupakan langkah lanjutan untuk
menarik calon konsumen untuk mengambil keputusan dalam membeli produk yang telah
dihasilkan.
Promosi dapat melalui berbagai macam alat seperti media cetak, media elektronik,
billboard/papan reklame, personal selling, dan publikasi lainnya.
Kegiatan promosi merupakan kegiatan dalam bauran pemasaran (marketing mix). Bauran
pemasaran terdiri dari 4 unsur atau sering disebut dengan 4P yaitu Product, Price, Promotion,
Place. Keempat unsur ini harus dipadukan untuk melakukan promosi yang tepat, yaitu :

1. Product
Menganalisis keperluan, apa yang diinginkan dan kepuasan konsumen merupakan hal utama.
Selain fungsi dari produk, konsumen pada umumnya akan mempertimbangkan aspek lain seperti
kualitas, kemudahan penggunaan, bahkan kemasan yang dirasa menarik.
Secara sederhana, perusahaan harus mampu menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan
pada target marketnya.

2. Price
Penetapan harga sangat memiliki dampak pada pemasaran. Produk dengan kualitas terbaik tidak
akan berarti apabila harga tidak cocok dengan kondisi perekonomian target pasar perusahaan.
Oleh karena itu perusahaan perlu mempertimbangkan daya beli konsumen yang menjadi
sasarannya. Strategi dalam presentasi harga seperti melakukan promo, diskon, obral juga
berdampak signifikan dalam menarik minat konsumen.

3. Promotion
Promosi yang sesuai dan tepat sasaran akan dapat berdampak positif pada konversi keuntungan
perusahaan. Misalkan target marketnya adalah para pemuda maka alat promosi yang dilakukan
dapat berupa sosial media seperti facebook, twitter, youtube ataupun lainnya yang sering
digunakan para kawula muda.

4. Place
Pemilihan tempat pada pendistribusian produk dari perusahaan sebagai pertimbangan bagi para
konsumen untuk memperoleh produk yang diinginkan. Kesesuaian produk, harga dan promosi
yang tepat sasaran akan terganggu apabila proses pendistribusiannya sulit atau lokasi penjualan
yang sulit dijangkau.

 Pengelolaan Usaha
Setelah melakukan beberapa tindakan dalam bidang manajemen pemasaran, yang tidak kalah
penting adalah melakukan pengelolaan usaha dan mempertahankan pangsa pasar.

Pelanggan/konsumen merupakan target pasar yang harus terus dipenuhi kebutuhannya.


Pemenuhan kebutuhan konsumen berdampak pada kepuasan konsumen pada waktu yang lama
dan ini berarti menjadi keuntungan bagi perusahaan dalam jangka panjang pula.

Membuat konsumen puas dalam jangka waktu yang lama bukanlah hal mudah. Salah satu
caranya adalah dengan memberikan pelayanan purna jual.

Pelayanan ini dilaksanakan setelah konsumen membeli produk yang ditawarkan perusahaan dan
diberikan apabila konsumen mengalami kesulitan dalam pemakaian atau terdapat permasalahan
dalam penggunaan produk tersebut. Sehingga konsumen merasa dilayani dan akan berdampak
pada keinginan melakukan pembelian dengan produk dari perusahaan yang sama.

3. Manajemen keuangan
Manajemen keuangan adalah suatu bagian dari manajemen yang fokusnya adalah pengelolaan
dana perusahaan yang efektif dan efisien guna mencapat tujuan yang telah ditetapkan
perusahaan. Bidang ini sering berkaitan pada bidang-bidang manajemen lainnya.
Aktivitas pada manajemen keuangan seperti mengatur keseimbangan antara kebutuhan dana
kegiatan perusahaan di tiap bidang-bidang manajemen dengan ketersediaan dana dari berbagai
sumber untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Manajemen keuangan mempunyai tugas antara lain:
a. memanfaatkan peluang dalam memperoleh dana intern maupun ekstern
b. Pengalokasian dana untuk menunjang kegiatan perusahaan.
c. Penggunaan dana yang dilakukan secara efisien dan efektif.

Aspek-aspek yang termasuk dalam manajemen keuangan diantaranya adalah manajemen sumber
dana, manajemen penggunaan dana, dan pengawasan penggunaan dana.

1. Sumber Dana
Sumber dana bagi pemasukan perusahaan dapat berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar
perusahaan.

a. Dana dari dalam perusahaan


Dana dari perusahaan dapat berasal dari kebijakan perusahaan untuk menahan pembagian
deviden. Deviden yang berasal dari keuntungan dapat dialokasikan untuk pengembangan
perusahaan.

Manajer di bidang manajemen keuangan perlu mampu mengemukakan penjelasan yang logis
kepada pemegang saham supaya keuntungan perusahaan dapat dialokasikan sebagian untuk
pengembangan perusahaan.

Alasan demikian bertujuan agar para pemegang saham menyetujui kebijakan penahanan deviden
pada rapat umum pemegang saham untuk meningkatkan aset perusahaan.

b. Dana dari luar perusahaan


Selain berasal dari dalam perusahaan, dana dapat diperoleh dari luar perusahaan seperti berasal
dari pasar modal, pinjaman bank, dan berbagai sumber lainnya termasuk dari pemiliki
perusahaan. Dana tersebut dapat berupa modal bagi perusahaan ataupun berupa
pinjaman/kewajiban yang harus dilunasi.

Selain itu perusahaan juga dapat menarik dana dengan cara menjual saham yang berarti semakin
banyak jumlah saham yang beredar maka semakin banyak modal yang diperoleh. Namun
demikian pembagian deviden juga harus disesuaikan dengan jumlah pemegang saham.

Dana perusahaan dalam bentuk pinjaman dari lembaga keuangan tidak terlalu memberi pengaruh
kepada keputusan perusahaan. Disamping itu perusahaan tetap harus membayar kewajiban
beserta bunga tanpa terikat dengan laba-rugi yang diterima perusahaan. Oleh karena itu
pemilihan dana dari luar perusahaan membutuhkan banyak pertimbangan.

2. Penggunaan Dana
Perolehan dana bagi perusahaan perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya dan diatur oleh bidang
manajemen keuangan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini mempunyai tujuan supaya
perusahaan semakin berkembang dari waktu ke waktu. Secara umum penggunaan dana bagi
perusahaan dapat dialokasikan untuk penanaman modal jangka pendek dan jangka panjang.

a. Penanaman Modal Jangka Pendek


Perusahaan dapat memanfaatkan dana yang diperoleh untuk penanaman modal dengan jangka
yang relatif singkat. Kegiatan ini diwujudkan dalam usaha-usaha yang bersifat sementara seperti
penanaman modal, pembelian surat berharga, dan simpanan perusahaan. Dikarenakan sifatnya
jangka pendek, maka kegiatan-kegiatan tersebut harus dalam bentuk tabungan di bank dimana
dana tersebut harus mudah dalam pencairannya kapanpun dana tersebut diperlukan.

b. Penanaman Modal Jangka Panjang


Usaha-usaha yang bersifat permanen merupakan bentuk penanaman modal jangka panjang.
Kegiatan penanaman modal ini seperti pemberian pinjaman dengan jangka waktu yang relatif
lama ataupun pembangunan gedung perkantoran/pergudangan/pabrik/gudang dll. Penanaman
modal jangka panjang harus dilakukan dengan penuh pertimbangan karena tingkat kesulitan
dalam perbaikan apabila terjadi kesalahan.

3. Pengawasan Penggunaan Dana


Penggunaan dana dan pemanfaatannya harus selalu diawasi untuk menghindari penyimpangan
anggaran dan ini menjadi fokus utama pada bidang manajemen keuangan.

Dana yang dipergunakan di tiap bidang-bidang manajemen harus diawasi sesuai dengan
perencanaan yang disusun dan tujuan yang telah ditetapkan.

Kerugian dapat diderita oleh perusahaan apabila terjadi kesalahan pada penggunaan dana. Oleh
karena itu untuk lebih memudahkan penagwasan dana secara efektif dan efisien maka
perusahaan diwajibkan menetapkan pola penggunaan dana disertai dengan pola pengawasannya.
Pola tersebut dibentuk menjadi aturan baku yang digunakan oleh masing-masing personil di tiap
bidang-bidang manajemen

4. Manajemen Administrasi

Manajemen administrasi merupakan bagian dari manajemen yang memberikan informasi


layanan bidang administrasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif dan
memberi dampak kelancaran pada bidang lainnya. Kegaitan manajemen administrasi antara lain :
a. Pengadministrasian seluruh kegiatan
b. Menginventarisasi peralatan kantor
c. Penyediaan informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan manajemen.
d. Melakukan pengasrsipan data sehingga mudah untuk diakses oleh yang membutukan

5. Manajemen Sumber Daya Manusia/Personalia


Manajemen personalia adalah bagian dari manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada
faktor produksi tenaga kerja dalam suatu organisasi agar tujuan yant telah ditetapkan dapat
dicapai secara optimal dan sesuai yang diinginkan. Kegiatan manajemen personalia antara lain
1. Pengadaan pegawai
2. Pemilihan tenaga kerja
3. Penyeleksian pegawai untuk menentukan posisi jabatan yang sesuai.
4. Mengadakan pelatihan dan pendidikan untuk pegawai.
5. Menyediakan fasilitas, kesejahteraan dan gaji yang memuaskan.
6. Melakukan rotasi jabatan.
7. Memotivasi pegawai dengan dmemberikan penghargaan kepada pegawai yang
berprestasi.
8. Melakukan pemberhentian dan pesiun pegawai.
E. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

1. Pengertian Sumber Daya

Sumber daya adalah segala sesuatu yang merupakan aset perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikategorikan atas empat tipe sumber daya, seperti
Finansial, Fisik, Manusia dan Kemampuan Teknologi.

Sumber daya finansial merupakan salah satu unsur penting dalam rangka membentuk perusahaan
yang maju dan terus berkembang karena berhubungan dengan saham yang merupakan modal
utama dalam membangun sebuah perusahaan dan mengembangkan serta melanjutkan perusahaan
tersebut.

Sumber daya fisik merupakan sumber daya yang menyangkut penunjang secara fisik berdirinya
suatu perusahaan seperti alat-alat kelengkapannya.

Sumber daya manusia merupakan sektor sentral dan penting dalam rangka pencapaian tujuan di
suatu perusahaan, karena dengan adanya kemampuan skill para pekerja dan kualitas sumber daya
manusia dapat menggerakan perusahaan dengan baik dan benar.

Kemampuan teknologi juga merupakan unsur penunjang penting dalam menggerakan


perusahaan, karena dengan adanya kelengkapan teknologi dan kecanggihan teknologi akan
memudahkan berjalannya suatu perusahaan.

Dari keempat sumber tersebut aspek yang terpenting yaitu manusia, karena manusia merupakan
penggerak terpenting dalam perusahaan. Maju dan tidaknya perusahaan tergantung pada
pengelolaan sumber daya manusia ini dapat dilakukan dalam suatu perusahaan itu atau oleh
suatu departemen tertentu.

2. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Manajemen sumber daya manusia, adalah suatu ilmu atau cara untuk mengatur hubungan dan
peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif,
karyawan. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan
mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa
bidang ilmu seperti psikologi,dll..
Unsur MSDM adalah manusia. Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan
implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan
karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.
Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang
memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.

3. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut Para Ahli


a. Menurut Melayu SP. Hasibuan.

MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

b. Menurut Henry Simamora

MSDM adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa dan
pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja.

MSDM juga menyangkut desain dan implementasi system perencanaan, penyusunan personalia,
pengembangan karyawan, pengeloaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan
perburuhan yang mulus.

c. Menurut Achmad S. Rucky

MSDM adalah penerapan secara tepat dan efektif dalam proses akusis, pendayagunaan,
pengemebangan dan pemeliharaan personil yang dimiliki sebuah organisasi secara efektif untuk
mencapai tingkat pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh organisasi tersebut
dalam mencapai tujuan-tujuannya.

Dengan definisi di atas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut menunjukan demikian
pentingnya manajemen sumber daya manusia di dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan
dan masyarakat. Dalam usaha pencapaian tujuan perusahan permasalahan yang dihadapi
manajemen bukan hanya terdqapat pada bahan mentar, alat-alat kerja, mesin-mesin produksi,
uang dan lingkungan kerja saja, namun juga menyakup karyawan (SDM) yang mengelola faktor-
faktor produksi lainnya tersebut.
4. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya
manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja yang
efektif.

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang
lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang
aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau
unit yang biasanya mengurusi SDM adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa
inggris disebut HRD atau Human Resource Department.

Menurut A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan
yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat
untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.

Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu :

a. Tujuan Organisasional

Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia (MSDM) dalam
memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara formal suatu
departemen sumber daya manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun
demikian para manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan. Departemen sumber
daya manusia membantu para manajer dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan
sumber daya manusia.

b. Tujuan Fungsional

Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika manajemen sumber
daya manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.

c. Tujuan Sosial

Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan tantangan-
tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak negatif terhadap organisasi.
Kegagalan organisasi dalam menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat
menyebabkan hambatan-hambatan.

d. Tujuan Personal

Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal tujuan-tujuan yang
dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan harus
dipertimbangkan jika parakaryawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika
tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun dan
karyawan dapat meninggalkan organisasi.

5. Fungsi – Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Dalam manajemen sumber daya manusia beberapa ahli seperti Edwin B. Flippo, Dale Yoder,
Manullang, Moekijat dan Malayu SP. Hasibuan serta Henry Simamora mengemukakan fungsi
manajemen sumber daya manusia seperti halnya fungsi manajemen yang dikemukakan di atas,
adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja (Preparation and selection). Persiapan. Dalam
proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan
menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan perkiraan/forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain
sebagainya. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor
internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan
lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain
sebagainya.

b. Rekrutmen dan Seleksi

Rekrutmen tenaga kerja/Recruitment. Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau
kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan
sdm oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk
membuat deskripsi pekerjaan/job description dan juga spesifikasi pekerjaan/job specification.
Seleksi tenaga kerja/Selection. Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja
yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan
setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup/cv/curriculum vittae milik
pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil
dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil
kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja/interview dan proses seleksi
lainnya.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Cut Zurnali sebuah departemen SDM merekrut
karyawan-karyawan dengan kualifikasi knowledge worker agar sebuah organisasi atau
perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif dalam jangka panjang, sekaligus memberikan
keuntungan kepada para stake holder organisasi tersebut, tidak hanya pada saat ini tapi juga di
masa depan.

c. Pelatihan, Pengembangan Dan Penilaian Prestasi

Pengembangan dan evaluasi karyawan (Development and evaluation). Tenaga kerja yang bekerja
pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan
tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat
lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada.
Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari
karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi.

Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai (Compensation and protection).


Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau
perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga
kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang
ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat menimbulkan
kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar
dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja
tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu.
d. Promosi, Pemindahan Dan Pengunduran Diri

Promosi adalah sebuah jenis transfer yang meliputi penugasan kembali seorang pegawai pada
sebuah posisi yang kemungkinan besar diberikan pembayaran yang lebih tinggi dan tanggung
jawab, hak dan kesempatan yang lebih besar. Demosi, kadang-kadang disebut transfer ke bawah,
adalah sebuah jenis transfer meliputi pemotongan pembayaran, hak dan kesempatan.

Pemisahan, disebut juga pemberhentian, bahkan sering disebutdownsizing, adalah perpindahan


sementara atau tidak definitif seorang pegawai dari daftar gaji. Umumnya adalah untuk
mengurangi kelebihan beban biaya tenaga kerja dan permasalahan keuangan perusahaan semakin
serius.

Terminasi adalah tindakan manajemen berupa pemisahan pegawai dari organisasi karena
melanggar aturan organisasi atau karena tidak menunjukkan kinerja yang cukup.

Pemberhentian sukarela adalah pemisahan pegawai dari organisasi atas inisiatif organisasi atau
kemauan pegawai sendiri.

Pengunduran diri adalah pemisahan pegawai yang telah menyelesaikan masa kerja maksimalnya
dari organisasi atau umumnya di kenal dengan istilah pensiun.

6. Tanggung Jawab Manajemen Sumber Daya Manusia


Agar perusahaan bisa berjalan dengan baik dan bahkan mengalami perkembangan yang
cukup signifikan, ada beberapa tanggung jawab yang harus diselesaikan oleh tim manajemen
SDM dengan baik, antara lain:

a. Mendesain Struktur dan Tugas dalam Organisasi

Tugas ini dimulai dengan mengidentifikasi masing – masing pekerjaan dalam perusahaan dan
keterampilan serta kompetensi masing – masing tenaga kerja, sehingga mereka dapat
ditempatkan di departemen dan pekejaan yang tepat. Selain itu, meninjau suatu masalah yang
tengah dihadapi perusahaan dan ikut mencarikan pemecahannya. Jika memang dibutuhkan,
mereka juga bertugas dalam perubahan organisasi.
b. Mengorganisasikan Sumber Daya

Dalam tugas ini, tanggung jawab manajemen SDM adalah menganalisa kebutuhan akan
tenaga kerja, pengadaan karyawan baru (termasuk pemasangan pengumuman lowongan kerja,
wawancara, tes dan pengelolaan kontrak kerja) dan juga mengembangkan kemampuan dan
orientasi tenaga kerja, pemberhentian, pensiun dan pengunduran diri.

c. Menilai Kinerja Karyawan

Tugas ini termasuk melakukan monitor dan evaluasi sehingga ditemukan apakah terdapat
kemajuan atau justru kemunduran dalam organisasi karena kinerja tersebut. Jika terdapat
masalah dalam kinerja karyawan; koordinasi dan pendisiplinan perlu dilakukan.

d. Mengembangkan Karyawan

Tanggung jawab yang harus dipenuhi Manajemen SDM dalam hal ini adalah mempersiapkan
dan mengadakan pelatihan, pembinaan dan bahkan pendidikan yang dapat meningkatkan
kemampuan karyawan dan mengembangkan karirnya.

e. Mengatur Penghargaan untuk Karyawan

Tanggung jawab yang diemban oleh Manajemen SDM dalam hal ini adalah bagaimana
departemen ini dapat membangun sistem pemberian upah yang adil dan sesuai dengan apa yang
telah dikejakan karyawan. Sistem penghargaan ini dapat diberikan dengan cara pemberian
insentif tertentu atau pembagian untung yang diberikan berdasarkan kinerja, kontribusi atau
kompetensi. Tanggung jawab ini juga mencakup pemberian bonus hingga insentif pensiun.

7. Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia

Dalam setiap kegiatan atau aktivitas organisasi dari waktu ke waktu selalu timbul masalah-
masalah. Untuk mengatasi masalah–masalah yang timbul ada beberapa pendekatan sesuai
dengan periodenya. Maksudnya pendekatan yang lebih akhir menunjukkan lebih baru ditinjau
dari segi waktunya. Namun sampai sekarang pun masih ada pimpinan perusahaan yang
menggunakan pendekatan lama dalam mengatasi permasalahan. Di bawah ini dikemukakan tiga
pendekatan: Pendekatan Mekanis, Pendekatan Paternalisme, dan, Pendekatan Sistem Sosial.
a. Pendekatan Mekanis

Perkembangan di bidang Industri dengan penggunaan mesin–mesin dan alat–alat elektronika


membawa kemajuan yang sangat pesat dalam efisiensi kerja.
Dalam pendekatan mekanis, apabila ada permasalahan yang berhubungan dengan tenaga kerja,
maka unsur manusia dalam organisasi disamakan dengan faktor produksi lain, sehingga
pimpinan perusahaan cenderung menekan pekerja dengan upah yang minim sehingga biaya
produksi rendah. Pandangan pendekatan ini menunjukkan sikap bahwa tenaga kerja harus
dikelompokkan sebagai modal yang merupakan faktor produksi. Dengan hal ini maka di
usahakan untuk memperoleh tenaga kerja yang murah namun bisa di manfaatkan semaksimal
mungkin dan memperoleh hasil yang lebih besar untuk kepentingan pemberi kerja. Pendekatan
ini cukup dominan di negara–negara industri barat sampai dengan tahun 1920 – an.

b. Pendekatan Paternalisme

Dengan adanya perkembangan pemikiran dari para pekerja yang semakin maju dari para pekerja,
yang menunjukkan mereka dapat melepaskan diri dari ketergantungan manajemen atau pimpinan
perusahaan mengimbangkan dengan kebaikan untuk para pekerja. Paternalisme merupakan suatu
konsep yang menganggap manajemen sebagai pelindung terhadap karyawan, berbagai usaha
telah dilakukan oleh pimpinan perusahaan supaya para pekerja tidak mencari bantuan dari pihak
lain. Pendekatan ini mulai hilang pada waktu periode tahun 1930–an.

c. Pendekatan Sistem Sosial

Manajemen Sumber Daya Manusia atau personalia merupakan proses yang kompleks. Dengan
kekomplekan kegiatan manajemen Sumber Daya Manusia, maka pimpinan perusahaan mulai
mengarah pada pendekatan yang lain yaitu pendidikan sistem sosial yang merupakan suatu
pendekatan yang dalam pemecahan masalah selalu memperhitungkan faktor – faktor lingkungan.
Setiap ada permasalahan, maka diusahakan dipecahkan dengan sebaik mungkin dengan resiko
yang paling kecil, baik bagi pihak tenaga kerja maupun pemberi kerja.

8. Proses Tahapan Manajemen Sumber Daya Manusia


a. Recruitment (pengadaan)

Pengadaan Manajemen Sumber Daya Manusia Recruitment disini diartikan pengadaan, yaitu
suatu proses kegiatan mengisi formasi yang lowong, mulai dari perencanaan, pengumuman,
pelamaran, penyarigan sampai dengan pengangkatan dan penempatan. Pengadaan yang
dimaksud disini lebih luas maknanya, karena pengadaan dapat merupakan salah satu upaya dari
pemanfaatan. Jadi pengadaan disini adalah upaya penemuan calon dari dalam organisasi maupun
dari luar untuk mengisi jabatan yang memerlukan SDM yang berkualitas.

Jadi bisa berupa recruitment from outside dan recruitment from within. Recruitment from within
merupakan bagian dari upaya pemanfatan SDM yang sudah ada, antara lain melalui pemindahan
dengan promosi atau tanpa promosi. Untuk pengadaan pekerja dari luar tahapan seleksi
memegang peran penting. Seleksi yang dianjurkan bersifat terbuka (open competition) yang
didasarkan kepada standar dan mutu yang sifatnya dapat diukur (measurable). Pada seleksi
pekerja baru maupun perpindahan baik promosi dan tanpa promosi, harus memperhatikan unsur-
unsur antara lain; kemampuan, kompetensi, kecakapan, pengetahuan, keterampilan, sikap dan
kepribadian.

Tahapan pemanfaatan SDM ini sangat memegang peranan penting, dan merupakan tugas utama
dari seorang pimpinan. Suatu hal yang penting disini adalah memanfaatkan SDM atau pekerja
secara efisien, atau pemanfaatan SDM secara optimal, artinya pekerja dimanfaatkan sebesar-
besarnya namun dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan batas-batas kemungkinan
pemanfaatan yang wajar. Orang tidak merasa diperas karena secara wajar pula orang tersebut
menikmati kemanfaatannya.

Prinsip pemanfaatan SDM yang terbaik adalah prinsip satisfaction yaitu tingkat kepuasan yang
dirasakan sendiri oleh pekerja yang menjadi pendorong untuk berprestasi lebih tinggi, sehingga
makin bermanfaat bagi organisasi dan pihak-pihak lain. Pemanfaatan SDM dapat dilakukan
dengan berbagai cara, mulai dari yang paling mudah dan sederhana sampai cara yang paling
canggih. Pemanfaatan SDM perlu dimulai dari tahap pengadaan, dengan prinsip the right man on
the right job.
b. Maintenance (pemeliharaan)

Pemeliharaan atau maintenance merupakan tanggung jawab setiap pimpinan. Pemeliharaan SDM
yang disertai dengan ganjaran (reward system) akan berpengaruh terhadap jalannya organisasi.
Tujuan utama dari pemeliharaan adalah untuk membuat orang yang ada dalam organisasi betah
dan bertahan, serta dapat berperan secara optimal. Sumber daya manusia yang tidak terpelihara
dan merasa tidak memperoleh ganjaran atau imbalan yang wajar, dapat mendorong pekerja
tersebut keluar dari organisasi atau bekerja tidak optimal.
Pemeliharaan SDM pada dasarnya untuk memperhatikan dan mempertimbangkan secara
seksama hakikat manusianya. Manusia memiliki persamaan disamping perbedaan, manusia
mempunyai kepribadian, mempunyai rasa, karya, karsa dan cipta. Manusia mempunyai
kepentingan, kebutuhan, keinginan, kehendak dan kemampuan, dan manusia juga mempunyai
harga diri. Hal-hal tersebut di atas harus menjadi perhatian pimpinan dalam manajemen SDM.
Pemeliharaan SDM perlu diimbangi dengan sistem ganjaran (reward system), baik yang berupa
finansial, seperti gaji, tunjangan, maupun yang bersifat material seperti; fasilitas kendaraan,
perubahan, pengobatan, dll dan juga berupa immaterial sepert: kesempatan untuk pendidikan dan
pelatihan, dan lain-lain. Pemeliharaan dengan sistem ganjaran ini diharapkan dapat membawa
pengaruh terhadap tingkat prestasi dan produktitas kerja.

c. Development (pengembangan)

Pengembangan Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang ada didalam suatu organisasi
perlu pengembangan sampai pada taraf tertentu sesuai dengan perkembangan organisasi. Apabila
organisasi ingin berkembang yang diikuti oleh pengembangan sumber daya manusia.
Pengembangan sumber daya manusia ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan
yang berkesinambungan.

Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk pengembangaan SDM, terutama untuk
pengembangan kemampuan intelektual dan kepribadian.
Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang digunakan oleh
suatu organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau
keterampilan pekerja yang sudah menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu.
Untuk pendidikan dan pelatihan ini, langkah awalnya perlu dilakukan analisis kebutuhan atau
need assessment, yang menyangkut tiga aspek, yaitu:

1. Analisis organisasi, untuk menjawab pertanyaan : “Bagaimana organisasi melakukan


pelatihan bagi pekerjanya”,
2. Analisis pekerjaan, dengan pertanyaan : “Apa yang harus diajarkan atau dilatihkan
agar pekerja mampu melaksanakan tugas atau pekerjaannya” dan,
3. Analisis pribadi, menekankan “Siapa membutuhkan pendidikan dan pelatihan apa”.
Hasil analisis ketiga aspek tersebut dapat memberikan gambaran tingkat kemampuan
atau kinerja pegawai yang ada di organisasi tersebut.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan


usaha-usaha para anggota-anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya
organisasi agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Lima fungsi utama manajemen
adalah Planning, Organizing, Staffing, Motivating, danControlling. Karena fungsi-fungsi
tersebut, maka sebuah manajemen sangatlah diperlukan dalam penyelenggaraan sebuah kegiatan
atau untuk mencapai tujuan dari sebuah organisasi.
o Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan pembagian
kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam menyelesaikannya.
o Perusahaan akan dapat berhasil beik, jika manajemen diterapkan dengan baik.
o Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi
yang dimiliki.
o Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan.
o Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.
o Manajemen mangakibatkan pencapaian tujuan secara teratur.
o Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.
o Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerjasama sekelompok orang

Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan perencanaan, pengorganisasian,


pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian
balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai
tujuan organisasi. Sejarah Manajemen Sumber Daya Manusia sebelum permulaan abad ke-20
manusia dipandang sebagai barang, benda mati yang dapat diperlakukan sekehendak oleh
majikan, hingga saat ini peningkatan kualitas sumber daya masih terus dilakukan, karena
meskipun suatu negara tidak mempunyai keunggulan komparatif yang baik, namun mempunyai
keunggulan kompetitif, maka negara tersebut bisa lebih bersaing dengan negara lain.
Pendekatannya Manajemen Sumber Daya Manusia yaitu dilakukan dengan pendekatan mekanis,
pendekatan paternalisme, dan, pendekatan system social. Tahap pelaksanaannya yaitu
recruitment (pengadaan), maintenance (pemeliharaan), dan development (pengembangan).
Fungsi adanya MSDM yaitu perencanaan tenaga kerja, pengembangan tenaga kerja, penilaian
prestasi kerja, pemberian kompensasi, pemeliharaan tenaga kerja, dan pemberhentian. Urgensi
adanya MSDM yaitu karena MSDM berarti mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi
perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimum, staffing dan personalia dalam
organisasi, meningkatkan kinerja, mengembangkan budaya korporasi yang mendukung
penerapan inovasi dan fleksibilitas.

Anda mungkin juga menyukai