OLEH :
C1B117058
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas Buku
Penerbit :-
B. Penejelasan Buku
Buku dengan judul Manajamen Public Relation yang ditulis oleh La Ode
Herman Halika, S.Ip.M.I.Kom, Merupakan buku ajar yang ditujukan untuk
mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Halu Oleo Kendari.
Total keseluruhan halaman buku ini berjumlah 172 halaman dengan berisikan
IX Bab di dalamnya.Sampul atau cover buku ini berwarna merah dengan
bahan yang bagus namun mudah terlepas, sehingga harus dijaga dengan
baik.
BAB II
BAB I
Manajemen
Pada bab ini juga dibahas mengenai Fungsi – fungsi manajemen seperti
Planning, Organizing, Leading, Directing, Motivating, Coordinating,
Controlling, Reporting, Staffing, dan juga Forecasting.
BAB II
Pada bab II buku ini saya dapat menarik garis besar dalam hal
pengertian dan definisi public relation.
1. Pengertian Umum
2. Pengertian Khusus
Public Relations (PR) as profession or art (PR sebagai profesi atau seni)
adalah sebuah profesi bidang PR, seperti halnya dokter, pengacara, akuntan
publik, insinyur, arsitektur dan lain sebagainya. Sebagai pakar PR dari
Inggris, Frank Jefkins , dalam sejumlah bukunya menulis persyaratan atau
kualifikasi dasar untuk menjalan profesi PR dalam suatu
perusahaan/lembaga atau sebagai konsultan PR yakni :
BAB IV
KONSEP HUMAS
A. Defenisi Humas
B. Fungsi Humas
C. Tujuan Humas
Tujuan utama Public Relation dapat diringkas sesuai tujuan utama yang
diatas sebagai berikut:
Dari sekian banyak hal yang bisa dijadikanya prioritas kegiatan humas
sebuah perusahaan, berapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut:
4. Humas pemerintahan
A. Manajemen Humas
Manajemen humas adalah proses penelitian, perencanaan,
pelaksanaan, dan pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang
disponsori oleh organisasi.humas biasa dilakukan oleh seorang praktisi
dalam kegiatan humas.untuk mencapai tujuan khusus, yaitu pengertian
bersama. Kemunculan manajemen humas ditandai dengan kegagalan profesi
kehumasan dalam menghadapi krisis pada tahun 1906. Dalam
melaksanakan manajemen humas, menurut geoorge R. terry, seorang
praktisi humas perlu mempersiapkan unsur-unsur yang diperlukan demi
tercapainya tujuan yang maksimal, yakni:
1. Manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
2. Alat-alat yang diperlukan
3. Sarana yang digunakan
4. Metode yang dipakai
5. Dana
6. Pasar atau khalayak yang akan dituju
BAB VII
Pengorganisasian Humas (PR)
BAB VIII
Bertindak Dan Berkomunikasi
2.Nilai Berita
Dengan demikian, suatu nilai berita ditentukan oleh kepentingan publik
yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Dampak (impact), yaitu sberapa besar jumlah orang yang terpengaruh
dari suatu pesan atau informasi.
b. Kedekatan (proximity), yaitu jarak antara khalayak dengan masalah
atau isu yang tengah menjadi perhatian.
c. Kecepatan (timeliness), ini berarti berita mudah using atau mudah
basi.
d. Terkenal (prominence), yaitu orang yang di akui keunggulannya atau
orang terkenal sehingga menghasilkan berita.
e. Hal-hal baru (novely), khalayak media massa selalu tertarik dengan
hal-hal baru, tidak biasa, aneh, menyimpang dan sebagainya.
f. Konflik, berita-berita pemogokan buruh/karyawan, pertarungan
kepentingan, perseteruan, perang, kejahatan dan sebagainya sering
sekali merupakan berita yang memiliki muatan konflik.
3.Semiotika
Semiotika atau semantik adalah ilmu mengenai tanda yang sangat
terkait dengan arti atau makna yang ingin disampaikan.Bagi praktisi humas
ilmu yang mengenai arti atau makna kata ini memiliki fungsi penting karena
sebagian besar pekerjaan praktisi humas adalah berkomunikasi dengan
menggunakan kata-kata dan karena alasan inilah praktisi humas harus betul-
betul menguasai makna kata-kata.
4.Simbol
Simbol memainkan peran penting dalam bidang kehumasan. Berbagai
perusahaan, baik yang bertujuan profit ataupun nonprofit, menggunakan
simbol yang mereka buat guna menciptakan citra atau presepsi dikalangan
khalayak. Simbol tunjukan agar masyarakat dapat langsung mengenal
perusahaan atau organisasi yang di wakili oleh simbol itu. Beberapa
perusahaan menggunakan simbol “daur ulang” (recycle) pada produknya
untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka memiliki perhatian
terhadap pelestarian lingkungan.
5.Stereotip
Menurut Lippmann (1922), hambatan untuk memahami pesan yang
dikirim terjadi karena setiap orang hidup seperti seekor ulat yang tinggal
dalam kepompong yang berfungsi sebagai benteng pelindung dari berbagai
serbuan informasi yang tidak pernah berhenti bahkan cenderung terus
meningkat. Hambatan mucncul dalam berbagai bentuk mulai dari hambatan
sosial, hambatan umur, hambatan bahasa, hambatan perbendaharaan kata,
hambatan politik dan ekonomi.
1. Siaran Pers
Beberapa yang perlu diperhatikan praktisi humas, khususnya mereka yang
mengelola siaran pers:
a. Mulailah menuliskan informai yang paling penting yang harus menjawab
seluruh pertanyaan penting mengenai apa, siapa, dimana, mengapa
dan kapan (what, where, why, when) pada paragraf pertama (lead
berita).
b. Paragraf kedua dan seterusnya disebtu dengan badan (ody) berita.
Badan berita dalam siaran pers harus memberikan penjelasan
mengenai “How”. Strategi penulisan semacam ini (butir 1 dan 2) dikenal
dengan rumus: 5W + 1H. Ingat unsur 5W hanya terdapat pada paragraf
pertama.Janganmemasukan unsur how pada paragraf pertama karena
kalimat menjadi terlalupanjang.
c. Paragraf, kalimat dan kata-kata yang digunakan harus sesingkat dan
sepadat mungkin.
d. Penulis kalimat diusahakan untuk mengikuti pola:
subjek+objek+predikat+keterangan.
e. Subjek pada judul siaran pers atau paragraf pertama sebaiknya tidak
menyebtukan nama organisasi atau perusahaan.
f. Hindari gaya bahasa superlatif atau yang cenderung berlebihan atau
memuji-muji diri sendiri baik secara terang-terangan maupun tersirat
seperti “terbesar di dunia”, “pelopor pertama dibidangnya” dan
seterusnya.
g. Hindari generalisasi yang tidak jelas dan kecenderungan untuk
menjelaskan segala sesuatu yang bisa berakibat keluarnya tulsan dari
konteks aslinya.
h. Khusus siaran pers terkait hasil laporan keungan yang menyajikan
angka, maka penulisannya harus disertai dengan perbandingan
(komparasi).
2.Mengundang Pers
BAB IX
EVALUASI HUMAS
1. Formula flesch
Formula yang diciptakan oleh Dr. Rudolf Flesch ini dapat memberikan
indikasi mengenai tingkat kesulitan suatu materi bacaan dan tingkat
pendidikan yang diperlukan untuk dapat memahami materi suatu bacaan.
Prosedur untuk melakukan metode ini sebagai berikut:
a. Hitung kalimat, suku kata, kata, angka singkatan, simbol serta kata yang
menggunakan tanda sambung (‘-‘) yang dihitung sebagai satu kata.
b. Hitung panjang kalimat dengan rata-rata dengan cara membagi jumlah
kata-kata dengan jumlah kalimat.
c. Hitung panjang kata rata-rata dengan cara membagi jumlah suku kata
dengan jumlah kata-kata.
d. Masukkan hasil perhitungan pada point 2 dan 3 pada rumus. Kalikan
panjang kalimat rata-rata dengan 1.015 kemudian kalikan anjang rata-
rata dengan 84,6. Jumlah kedua angka dari nilai dasar tersebut
dikurangi 206.835.
2. Formula gunning
Robert Gunning mengemukakan suatu indeks untuk mengukur tingkat
kesulitan dari suatu bacaan yang didasarkan atas panjang kalimat rata-rata
dan persentase kata-kata dengan tiga atau lebih suku kata. Indeks Gurning
disebut juga dengan fox index.masukkan perhitungan kedalam format berikut:
Fox index=0,04 x (rata-rata jumlah kata per kalimat + jumlah kata-kata
panjang per 100 kata).
3. Formula fry
Cara perhitungan formula ini adalah sebagai berikut:
a. Pililah suatu bacan dan tentukan tiga segmen dari bacaan bersangkutan
sebagai sampel (dipilih secara acak) yang mana masing-masing segmen
harus memiliki 100 kata. Adapun yang dimaksud dengan “kata” menurut
formula fry adalah seluruh kata benda atau nama, singkatan dan angka.
Dengan demikian, menurut formula ini yang dimaksud dengan kata
adalah setiap kelompok huruf yang memiliki spasi sebelum dan
sesudahnya.
b. Hitung jumlah kalimat pada masing-masing sampel.
c. Hitung jumlah suku kata pada setiap sampel bacaan.
d. Gunakan grafik fry dengan terlebih dahulu menentukan nilai panjang
kalimat rata-rata (sumbu vertikal) dan jumlah suku kata rata-rata (sumbu
horizontal).
Alat Pemantau
Suatu alat pemantau (meter) yang dipasang di televisi dapat mencatat
informasi mengenai program tayang yang ditonton suatu rumah tangga
secara lengkap dan menyeluruh.A. C. Nielsen sebagai pelopor pengguna
peralatan ini mengembangkan suatu sistem pemantauan dan pelaporan yang
dapat memberikan laporan yang bersifat seketika.
Telephone Recall
Wawancara Langsung