1[1]http://www.majalahpendidikan.com/2011/10/fungsi-perencanaan-dalam-manajemen.html, (Diakses, 5
November 2015).
2[2] Sondang P Siagian, Filsafah Administrasi, (CV Masaagung, Jakarta : 1990), hlm, 5
Dari pemaparan beberapa definisi di atas pada dasarnya memiliki titik kesamaan yang sama,
sehingga dapat disimpulkan menjadi beberapa hal yang oleh Marno dan Triyo Supriyatno di
simpulkan sebagai berikut :
a. Manajemen merupakan suatu usaha atau tindakan ke arah pencapaian tujuan melalui sebuah
proses.
b. Manajemen merupakan system kerja sama dengan pembagian peran yang jelas.
c. Manajemen melibatkan secara optimal konstribusi orang-orang, dana, fisik dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efisien. (Marno, 2008 : 1-2)
Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah
manajemen mengandung tiga pengertian yaitu:
a. Manajemen sebagai suatu proses.
b. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
c. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, mengandung makna
bahwa diperlukan pengetahuan tentang fungsi-fungsi manajemen dan hubungan antar fungsi-
fungsi manajemen.
Fungsi-funsi manajemen (akan dibahas selanjutnya) sangat banyak dan berbeda-beda antara satu
penulis dengan penulis lain. Namun, pada intinya tidak akan lepas dari istilah yang sudah
masyhur di dunia manajemen yaitu POAC-D yang merupakan kepanjangan dari: Planing,
Organizing, Actuating, Controlling, and Directing.
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen yang satu dengan yang lain adalah saling bertautan.
Dengan kata lain antara fungsi manajemen yang satu dengan yang lain adalah saling pengaruh-
mempengaruhi. Meskipun demikian fungsi perencanaan merupakan landasan dari fungsi-sungsi
manajemen yang lain.
Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan
aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas
manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.
Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan.
Manajemen dianggap sebagai ilmu dan seni dikarenakan prinsip-prinsipnya saat ini memang
sudah dapat dipelajari, tetapi dalam penerapannya hasilnya masih sangat dipengaruhi pada bakat-
bakat perseorangan (Nitisemito, 1989: 16). Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai
hasil yang diinginkan atau dalam kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari
pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan
manajemen.
Mengapa di dalam manajemen diperlukan bakat-bakat tertentu? Hal ini disebabkan karena
pekerjaan memimpin agar lebih berhasil memerlukan kewibawaan, kemampuan untuk
mengambil keputusan cepat, human relation dan sebagainya, padahal sebagaimana kita tahu hal-
hal tadi sampai saat ini kesemuanya itu terletak pada diri seseorang tersebut yang merupakan
bakat yang “agak” sulit untuk dipelajari.3[3]
2. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah segala upaya, latihan dan sebagainya untuk menumbuh kembangkan segala
potensi yang ada dalam diri manusia baik secara mental, moral dan fisik untuk menghasilkan
manusia yang dewasa dan bertanggung jawab sebagai makhluk yang berbudi luhur.
Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan peribadi manusia dari aspek-aspek
rohaniah dan jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena suatu kematangan
yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan/pertumbuhan, baru dapat tercapai bilamana
berlangsung melalui peroses demi peroses kearah tujuah akhir perkembangan atau
pertumbuhannya.4[4]
Dalam studi pendidikan, sebutan “ pendidikan Islam” pada umumnya dipahami sebagai suatu ciri
khas, yaitu jenis pendidikan yang berlatar belakang keagamaan. Dapat juga di ilustrasikan bahwa
pendidikan yang mampu membentuk “manusia yang unggul secara intelektual, kaya dalam amal,
dan anggung dalam moral”. Menurut cita-citanya pendidikan Islam meperoyeksi diri untuk
memperoleh “insan kamil”, yaitu manusia yang sempurna dalam segala hal, sekalipun di yakini
baru hanya Nabi Muhammad SAW yang telah mencapai kualitasnya. Lapangan pendidikan
Islam diidentik dengan ruang lingkup pendidikan Islam yaitu bukan sekedar peroses pengajaran
(face to face), tapi mencakup segala usaha penanaman (internalisasi) nilai-nilai Islam kedalam
diri subyek didik.
3. Manajemen Pendidikan Islam
3[3] http://ferigramesa.blogspot.co.id/2011/12/konsep-manajemen-pendidika-islam.html,
(Diakses, 5 November 2015).
4[4] M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. III, (Jakarta ; Bumi Aksara, 1993), hlm. 11
Istilah ini (Manajemen Pendidikan Islam) menimbulkan beberapa pandangan yang menurut
Marno dan Triyo Supriyatno dalam Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam ada tiga
asumsi yang terbentuk karena istilah Manajemen Pendidikan Islam yaitu: pertama, pendidikan
Islam yang dalam proses penyelenggaraannya memakai prinsip-prinsip, konsep-konsep, dan
teori-teori manajemen yang berkembang dalam dunia bisnis. Kedua, pendidikan Islam yang
dalam proses penyelenggaraannya menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep manajemen
yang digali dari sumber dan khazanah keislaman. Ketiga, pendidikan Islam yang dalam proses
penyelenggaraannya memakai prinsip-prinsip, konsep-konsep, dan teori-teori manajemen yang
berkembang dalam dunia bisnis dengan menjadikan Islam sebagai nilai yang memandu dalam
proses penyelenggaraannya (Marno, 2008:3).
Dari ketiga asumsi diatas Marno dan Triyo Supriyatno memberikan kesimpulan bahwa
manajemen pendidikan Islam didefinisikan sebagai sebentuk kerjasama untuk melaksanakan
fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia
atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan
(controlling) terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber
daya manusia, financial, fisik, dan lainnya dengan menjadikan Islam sebagai landasan dan
pemandu dalam praktek operasionalnya untuk mencapai tujuan organisasi (pendidikan Islam)
dalam berbagai jenis dan bentuknya yang intinya berusaha membantu seseorang atau
sekelompok siswa dala menanamkan ajaran dan/atau menumbuhkembangkan nilai-nilai Islam
(Marno, 2008:5)5[5]
Dengan demikian manajemen pendidikan Islam adalah proses pemanfaatan semua sumber daya
yang dimiliki (ummat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya) baik perangkat keras maupun
lunak. Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan orang lain secara efektif,
efisien, dan produktif untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun di
akhirat.6[6]
5[5] http://ferigramesa.blogspot.co.id/2011/12/konsep-manajemen-pendidika-islam.html,
(Diakses, 5 November 2015).
6[6] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,2008) hlm, 260
Dalam membicarakan ruang lingkup Manajemen Pendidikan ini akan dilihat dar 4 sudut
pandang, yaitu dari sudut wilayah kerja, obyek garapan, fungsi atau urutan kegiatan dan
pelaksana.
1. Ruang Lingkup Menurut Wilayah Kerja
a. Manajemen Pendidikan Seluruh Negara, yaitu manajemen pendidikan untuk urusan nasional.
Yang ditangani dalam lingkup ini bukan hanya pelaksanaan pendidikan di sekolah saja tetapi
juga pendidikan di luar sekolah, pendiidkan pekkkkmuda, penyelenggaraan latihan, penelitian,
pengembangan masalah-masalah pendidikan serta meliputi pula kebudayaan dan kesenian
b. Manajemen Pendidikan Satu Propinsi, yaitu manajemen pendidikan yang meliputi wailayah
kerja satu propinsi yang pelaksanaannya dibantu lebih lanjut oleh petugas manajemen
pendidikan di kabupaten dan kecamatan
c. Manajemen Pendidikan satu kabupaten/kota, yaitu manajemen pendidikan yang meliputi
wilayah kerja satu kabupaten/kota, meliputi semua urusan pendidikan memuat jenjang dan jenis
d. Manajemen Pendidikan Satu Unit Kerja. Pengertian dalam manajemen unit ini lebih menitik
beratkan pada suatu unit kerja yang langsung menangani pekerjaab mendidik, misalnya; Sekolah,
Pusat Latihan, Pusat Pendidikan, dan kursus-kursus. Dengan demikian, maka ciri dari unit ini
adalah adanya (1) pemberi pelajaran, (2) bahan yang diajarkan, (3) penerima pelajaran, ditambah
semua sarana penunjangnya.
e. Manajemen Kelas, sebagai suatu kesatuan kegiatan terkecil dalam usaha pendidikan yang justru
merupakan ”dapur inti” dari seluruh jenis manajemen pendidikan. Dalam manajemen kelas inilah
kemudia terdapat istilah ”pengelolaan kelas” baik yang bersifat instruksional maupun manajerial.
2. Ruang Lingkup Menurut Objek Garapan, yaitu:
Semua jenis kegiatan manajemen yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam
kegiatan mendidik di sekolah.
a. Manajemen siswa
b. Manajemen personil sekolah (baik tenaga kependidikan maupun tenaga manajemen.
c. Manajemen kurikulum
d. Manajemen sarana atau material
e. Manajemen tatalaksana pendidikan atau ketatausahaan sekolah
f. Manajemen pembiayaan atau manajemen anggaran
g. Manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan
h. Manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan.
Penjelasan lebih lanjut Ruang Lingkup MP Menurut Objek Garapan adalah sebagai berikut:
a. Manajemen Peserta Didik (siswa) adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam
lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar (PBM)
secara efektif dan efisien, demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Secara
kronologis operasional, rentangan kegiatannya mulai dari penerimaan peserta didik baru sampai
mereka meninggalkan sekolah (eksit), karena telah tamat, meninggal dunia, putus sekolah atau
karena sebab-sebab lain sehingga ia tidak terdaftar lagi sebagai peserta didik sekolah.
b. Manajemen Personel merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diuahakaan
secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu para pegawai di
sekolah, sehinggga mereka dapat memabntu/menunjang kegiaatan-kegiatan sekolah (khususnya
PBM) secara efektif dan eisien demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Para
personel harus dikelola dengan baik agar mereka senantiasa aktif dan bergairaah dalam
menjalankan tugasnya sehari-hari.
c. Manajemen kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan
secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara komntinu terhadap situasi
belajar mengajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang
etalah ditetapkan. Secara operasional kegiatan manajemen kurikulum meiputi 3 pokok kegiatan,
yakni kegiatan yang behubungan dengan guru, peserta didik, dan seluruh civitas Akademika
(warga sekolah).
d. Manajemen Sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh proseskegiatan yang
direncanakan dn diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara
kontinu tehadap benda-benda pendidikan, agar senantiasa siap paki (ready or usea0 dalam PBM
sehingga PBM semakin efektif dan efisein guna membantu tercapainya tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.
e. Manajemen biaya perndidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
dilaksnakan/diusahakan secar sengaja dan besungguh-sungguh, serta pembinaan scar kontinu
terhadap beya operasional sekolah/pendidikan, sehingga kegiatan operasional pendidikan smakin
efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Kegiatannya meliputi pengumpulan/penerimaan dana yang sah (dana utun, SPP, sumbangan
BP3, donasi, dan usaha-usaha halal lainnya), penggunaan dana, dan pertanggungjawaban dana
kepada pihak-pihak terkaityang berwenang.
f. Manajemen Tata laksana/Tata usaha sekolah/pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan
yang direncanakan dan dilaksanakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta membina
kegiatan-kegiatan yang bersifat tulis-menulis (clerical work) dis ekolah, agar PBM semakin
efektif dan efisien untuk membantu tercapainya tujuan epndidikan yang tealah ditetapkan.
Manajemen tata laksana merupakan serangakian kegiatan mencatat, menyimpan, menggandakan,
menghimpun, mengolah, dan mengirim benda-benda trertulis serta warkat yang pada hakikatnya
menunjang seluruh garapan manajemen sekolah.
g. Manajemen Organisasi Pendidikan merupakan seluruh proseskegitan yang direncanakan dan
dilaksanakan/diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara
kontinu terhadap pembagian kerja dan tata kerja sekolah, sehingga kegiatan operasional
pendidikan semakin efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
h. Manajemen Hubungan Masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan
dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu untuk
mendapatkan simapati dari masyarakat pada umumnya serta publiknya pada khususnya,
sehingga kegiatan operasional sekolah/pendidikan secara efektif dan efisien, demi membantu
tercapainya tujuah pendidikan yang telah ditetapkan.
3. Menurut Fungsi atau urutan kegiatan
a) merencanakan, b) mengorganisasikan, c) mengarahkan, d) mengkoordinasikan,
mengkomunikasikan, dan mengawasi atau mengevaluasi. Apabila diambil kata-kata intinya,
maka dapat dipakai untuk mempermudah mengingat-ingat yaitu regarah kormus, yaitu:
re = rencana
ga = organisasi
rah = pengarahanan
kor = koordinasi
mu = komunikasi
si = mengawasi atau mengevaluasi
4. Menurut Pelaksana
Kepala sekolah, staf tata usaha, guru dan orang-orang yang bekerja di kantor-kantor pendidikan
dan pusat-pusat latihan atau kursus. Pelaksana manajemen di pusat-pusat latihan mempunyai
peranan dan tugas seperti pelaksana di sekolah. Tetapi pelaksanaan manajemen di kantor-kantor
pendidikan agak berbeda dengan manajemen di sekolah. Pelaksana manajemen di kantor-kantor
pendidikan merupakan pelayanan tidak langsung terhadap kegiatan belajar mengajar.
Kegiatannya adalah mengurus kurkulum, sarana, personil, siswa, biaya dll kegiatan yang bersifat
memperlancar pekerjaan guru dan siswa yang terlibat langsung dalam kegiatan mendidik.7[7]
7[7] http://muhmasruri-burhan-unnes.blogspot.co.id/2014/01/pengertian-ruang-lingkup-dan-
fungsi.htm, (Diakses, 5 November 2015).
9[9] Ibid.