Anda di halaman 1dari 28

CHAPTER REPORT

SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN,

ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN,

EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen

Dosen pengampu: Dr. Umi Zulfa, M.Pd

Oleh:

Fatmah
NIM. 214120500001

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SAIFUDDIN ZUHRI

PURWOKERTO

2021
SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN,

ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN, EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu

manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata

cara penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah

yang berkaitan dengan manajer.

Mempelajari sejarah manajemen sangat penting bagi kita untuk dapat

memperoleh gambaran tentang bagaimana manajemen itu telah berlangsung pada

masa lalu, bagaimana kemudian manajemen tersebut berkembang, prinsip-prinsip

apa yang dikembangkan pada masa lalu dan bagaimana manajemen tersebut

berlangsung dewasa ini.

Demikian halnya dengan administrasi juga sudah ada sejak zaman dahulu

kala, yaitu sejak adanya dua orang manusia yang bekerja sama untuk mencapai

tujuan yang mereka sepakati, namun belumlah berarti bahwa administrasi pada

zaman itu sudah merupakan ilmu. Administrasi dan manajemen lahir pertama kali

sebagai seni yang kemudian berkembang menjadi ilmu.

2. Tujuan Pembahasan

Dalam chapter report ini akan mengulas tentang sejarah perkembangan

manajemen, administrasi dan manajemen, serta perkembangan administrasi dan

1
manajemen dengan membandingkan dua buku, yaitu buku “Management: An

Introduction” yang ditulis oleh Dr. Umi Zulfa, M.Pd. sebagai buku utama dan

buku “Pengantar Manajemen” karya Priyono sebagai buku pembanding.

Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang sejarah

perkembangan manajemen, serta melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari

informasi yang diberikan dari buku utama dan buku pembanding, sehingga kita

dapat memberikan rekomendasi kepada pembaca yang lain.

3. Gambaran Isi Chapter

Chapter ini membandingkan antara dua buku berikut:

a. Identitas buku:

Buku Utama

1) Judul : Management An Introduction

2) Penulis : Dr. Umi Zulfa, M.Pd

3) Editor : Nani Kurniasih, M.Si

4) Penerbit : Ihya Media

5) Tahun Terbit : 2020

6) Jumlah Halaman : 300 halaman

7) ISBN : 978-602-6753-36-6

8) Bab yang direport : Bab III : Sejarah Perkembangan Manajemen

Buku Pembanding

1) Judul : Pengantar Manajemen

2) Penulis : Priyono

2
3) Editor : Teddy Chandra

4) Penerbit : Zifatama Publisher

5) Tahun Terbit : 2007

6) Jumlah Halaman : 129 halaman

7) Bab yang direport : Bab I : Sejarah dan Teori Manajemen

Dari kedua buku di atas akan dibandingkan mengenai cara pemaparan

tentang sejarah perkembangan manajemen, administrasi dan manajemen, serta

perkembangan manajemen.

B. Pembahasan

1. Pengertian Administrasi dan Manajemen

Sebelum membahas lebih jauh tentang sejarah perkembangan administrasi

dan manajemen, mencermati batasan atau definisi tentang administrasi dan

manajemen menjadi sangat penting untuk mengetahui batasan dan perbedaan

antara keduanya.

Administrasi secara etimologi berasal dari kata administration (Inggris)

yang bentuk infinitifnya adalah to administer yang diartikan sama to manage

(mengelola) atau to direct (menggerakkan). Jika ditelusuri dari bahasa Belanda

berasal dari kata administrie yang bisa bermakna bestuur (manajemen dari

kegiatan organisasi), stelselmatige verkrijiging en verweking van gegeven

(tatausaha) (Silalahi, 2007). Dari bahasa inggris dan bahasa Belanda inilah maka

administrasi ada yang menyamakan dengan manajemen, dan ada juga yang

membedakannya menjadi lebih sempit yaitu tata usaha.1


1 Umi Zulfa, 2020. Management an Introduction. Cilacap: Ihya Media, hlm. 67

3
Adapun secara terminologi, administrasi memiliki beberapa definisi dari

para ahli, diantaranya:2

a. The Liang Gie. Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan

terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam

Kerjasama mencapai tujuan tertentu.

b. Sthephen P. Robbins. Administrasi adalah keseluruhan proses dari

aktivitasaktivitas pencapaian tujuan secara efisien dengan dan melalui orang lain

c. John M. Pfiffner. Administrasi bisa didefinisikan sebagai mengorganisasikan

dan menggerakkan sumber daya manusia dan material untuk mencapai tujuan

yang diinginkan.

d. Ulbert Silalahi. Administrasi adalah kegiatan kerjasama yang dilakukan

sekelompok orang berdasarkan pembagian kerja sebagaimana ditentukan dalam

struktur dengan mendayagunakan sumberdaya -sumberdaya untuk mencapai

tujuan secara efektif dan efisien.

Sedangkan manajemen secara etimologi berasal dari bahasa Latin

managere yang berarti menangani yang berasal dari dua kata yaitu manus (tangan)

dan agere (melakukan). Jika manajemen didasarkan pada kata ini, maka

manajemen berarti menangani; menangani segala sesuatu.3

Pengertian manajemen secara terminologi dapat dilihat melalui lima

perspektif yang dirujuk oleh para ahli, yaitu:

2 Ibid., hlm. 69
3 Ibid., hlm. 2

4
a. Pertama, perspektif seni. Menurut Mary Parket Follet, management is the art of

getting things done trought the others. Jadi manajemen adalah seni memperoleh/

melaksanakan/menyelesaikan sesuatu pekerjaan melalui orang lain.

b. Kedua, manajemen sebagai ilmu. Menurut Malayu Hasibuan, manajemen

adalah ILMU dan SENI mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.

c. Ketiga, manajemen sebagai profesi. Menurut ahli administrasi Pendidikan

Nanang Fattah, manajemen merupakan suatu profesi dengan alasan sebagai

berikut:

• Manajemen lahir sebagai ilmu yang memenuhi aspek-aspek keilmuan

yang berkontribusi untuk menjadi alternatif solusi atas berbagai persoalan

kehidupan manusia

• Manajemen memiliki ciri untuk memberikan kesempatan bagi para

anggota organisasi/individu utnuk meningkatkan pengetahuan,

ketrampilan dan kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan yang

dilaksanakan baik secara periodic maupun kontinyu. Bahkan pada aspek

ini melahirkan manajemen khusus seperti sekilas manajemen yang di

dalamnya terdapat fungsi training and development dan atau manajemen

pelatihan secara khusus.

• Manajemen juga memberikan kesempatan yang sangat luas untuk selalu

melakukan penelitian dan pengembangan, bahkan jika hanya mau

melakukan sebuah kegiatan seperti pelatihan bagi para staf atau pimpinan

5
pun harus didasarkan kepada kebutuhan (training need analysis /TNA)

yang notabene-nya adalah penyelidikan sederhana.

• Para manager/staf professional bekerja menggunakan prinsip-prinsip

manajemen

• Pengakuan/status para manager/staf yag professional dicapai karena

prestasi kerja/kinerja

• Para manager/staf yang professional bekerja dalam bingkai kode etik

profesi mereka.

d. Keempat, manajemen sebagai proses. George R. Terry merupakan salah satu

ahli yang mendefinsikan istilah manajemen dari kacamata proses. “Management

is a distinct process consisting of planning, actuating, and kontrolling, performed

to determine and accomplish stated objectives, by using of human being and other

resources”. Jadi, manajemen adalah suatu proses khas (berbeda) yang terdiri dari

tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan

yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dengan menggunakan tenaga manusia dan sumber daya lainnya.

e. Kelima, manajemen sebagai kolektivitas. Menurut Permadi, manajemen sebagai

kolektivitas orang yang melakukan aktivitas adalah “semua orang melakukan

kegiatan pengelolaan di tubuh yang ditentukan, atau dengan kata lain orang-orang

yang terlibat dalam satu kesatuan aktivitas”.4

4 Ibid., hlm. 3-5

6
2. Sejarah Perkembangan Manajemen

Sejarah perkembangan manajemen tidak jauh berbeda dengan

perkembangan manusia itu sendiri. Artinya, bahwa manajemen telah berlangsung

sejak manusia itu berada di bumi ini, seiring dengan perkembangan dan tuntutan

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada zaman purba atau zaman

batu, manusia juga menggunakan ketrampilan dan keahliannya untuk membuat

alat-alat dari batu guna merealisasikan tujuan hidupnya. Manajemen kemudian

berkembang sesuai dengan perkembangan keahlian serta pengetahuan dan

keterampilan yang diperoleh oleh manusia itu. Pengetahuan serta teknologi

(IPTEK) terus tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan itu sekaligus juga

mengembangkan keterampilan manajemen umat manusia.5

Pembicaraan tentang sejarah perkembangan manajemen memiliki banyak

perspektif, beragam pendapat, yang masing-masing memiliki derajat tingkat

akurasi tertentu, di antaranya:6

Pertama. Membagi perkembangan manajemen menjadi tiga periode, yaitu;

1) perkembangan awal manajemen (1200an sM) yang ditandai dengan adanya

praktik manajemen seumur peradaban manusia,

2) manajemen ilmiah (1900an1920) yang ditandai munculnya Federick Winslow

Taylor ( 1856-1915) sebagai Bapak Manajemen Ilmiah dan

3) manajemen modern yang ditandai dengan munculnya Bapak Manajemen

Modern yaitu Henry Fayol) (Wijaya dan Rifa'i, 2016: 11-14). Pembagian ini

5 Priyono. 2007. Pengantar Manajemen. Sidoarjo: Zifatama Publisher. Hlm. 1


6 Umi Zulfa, Management…, hlm. 72-73

7
hanya berhenti sampai kemunculan manajemen modern awal. Artinya pasca

hingga saat ini, dalam perspektif pendapat ini masuk ke masa manajemen modern.

Kedua. Faletehan (2010) membagi periodesasi perkembangan manajemen dalam

dua masa:

1) Praktik manajemen sebelum Abad Masehi (Manajemen Alamiah) atau

Manajemen Tradisional,

2) Manajemen sebagai ilmu (Manajemen Modern), yang terbagi menjadi:

a) manajemen ilmiah (scientific management),

b) teori organisasi klasik (classical theory); manajemen dengan orientasi tugas,

c) manajemen dengan orientasi hubungan manusia (behavioral school).

Klasifikasi ini juga hanya berhenti di manajemen modern, walaupun di dalamnya

masih dibedakan lagi tetapi juga sama, sudah berhenti sampai dengan manajemen

hubungan manusia.

Ketiga. Pendapat yang ketiga ini membagi sejarah perkembangan manajemen

menjadi tiga tahapan, yaitu:

a) tahapan pra sejarah,

b) tahapan sejarah

c) zaman modern.

Ketiga pendapat di atas mengakui bahwa sejarah perkembangan

manajemen dimulai dari praktik manajemen dalam kehidupan manusia. Pada

tahap pertama ini manajemen bisa diartikan sebagai praktik/seni/empirik

8
manajemen. Manajemen pada waktu itu memang belum memenuhi seluruh unsur

ilmu, tetapi baru satu unsur yang ada yaitu realitas empirik.7

Berdasarkan kajian dan beberapa sumber yang ada, sejarah perkembangan

manajemen bisa dikelompokan menjadi dua periode besar, yaitu:

1) periode I. Periode manajemen sebagai praktik/seni

Banyak bukti-bukti yang menunjukkan bahwa prinsip-prinsip administrasi

telah dilaksanakan pada fase sejarah ini, meskipun mungkin masyarakat purba

pada masa itu tidak secara sadar melaksanakannya.

Beberapa peradaban yang dapat digunakan untuk melacak fenomena-

fenomena administrasi dan manajemen serta prinsip-prinsip yang telah dijalankan

sebagai bukti perkembangan administrasi dan manajemen dalam kurun waktu fase

pra sejarah adalah sebagai berikut :

a. Peradaban Mesopotamia

Pada zaman Mesopotamia ini telah dijalankan prinsip-prinsip administrasi

dan manajemen terutama di bidang pertanian, perdagangan, komunikasi,

pengangkutan terutama pengangkutan sungai, bahkan masyarakat Mesopotamia

telah menggunakan logam sebagai alat tukar menukar yang memperlancar

jalannya perdagangan.

b. Peradaban Babilonia

Peradaban Babilonia telah berhasil pula membina suatu sistem

administrasi dan manajemen dibidang teknologi, yaitu dengan adanya taman

7 Ibid., hlm. 73

9
gantung yang sampai saat ini belum dapat ditandingi oleh teknologi manusia

modern.

c. Mesir kuno

Analisis terhadap peninggalan-peninggalan zaman pra sejarah,

membuktikan bahwa di Mesir kuno aspek administrasi dan manajemen yang

sangat berkembang ialah penataan usaha kerja sama di bidang pemerintahan,

militer, perpajakan dan pertanian (termasuk irigasi). Piramida di Mesir juga

merupakan pembuktian bahwa dalam pembangunan peninggalan sejarah itu telah

melibatkan ratusan ribu orang yang bekerjasama, dan tentunya didasari dengan

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan atau pengerahan tenaga, dan

pengawasan yang sifatnya formal. Di Mesir juga ditemukan bukti-bukti bahwa

orang-orang Mesir telah menerapkan system desentralisasi dan penggunaan staf

penasehat 2000 tahun sebelum masehi.

d. Tingkok kuno

Yang paling menonjol dan merupakan perkembangan yang belum pernah

terjadi sebelumnya ialah bahwa masyarakat dan pemerintahan Tiongkok Kuno

telah berhasil menciptakan suatu sistem Administrasi kepegawaian yang sangat

baik. Demikian baiknya ciptaan itu sehingga banyak prinsip-prinsip administrasi

kepegawaian modern yang terkenal dengan istilah “Merit System” itu dipinjam

dari prinsip-prinsip Administrasi kepegawaian Tiongkok Kuno.

10
e. Yunani kuno

Sumbangan terkenal dari Yunani Kuno yang mempengaruhi jalannya

proses administrasi ialah pengembangan konsep demokrasi. Meskipun konsep

demokrasi pada zaman Yunani Kuno berbeda dengan konsep yang kini umum

belaku di dunia. Sebagaimana diketahui, demokrasi dalam bahasa Yunani terdiri

dari 2 kata yaitu “demos” yang berarti rakyat dan “krato” yang berarti kekuasaan.

Jadi kekuasaan rakyat. Letak perbedaan konsep demokrasi di kala itu dan

sekarang ialah terletak pada perbedaan interpretasi tentang “rakyat”.

f. Romawi kuno

Pekembangan Administrasi pada zaman Romawi Kuno dibuktikan dengan

adanya ahli filsafat terkenal yaitu CICERO, terutama dalam 2 bukunya yang

masing-masing berjudul “ De Office ” dan “ De Legibus (The Low)”. Dalam buku

tersebut dijelaskan bahwa pemerintah Romawi Kuno telah berhasil memerintah

daerah yang sangat luas dengan penggunaan apa yang dikenal sekarang dengan

istilah “System Approach”.

Tugas-tugas pemerintah dibagi dalam departemen-departemen yang

disebut “Magistrates” yang dipimpin oleh seorang magistrator. Disamping itu,

pemerintah Romawi Kuno telah berhasil pula mengembangkan Administrasi

Militer, Administrasi Pajak, Administrasi Perhubungan lebih dari zaman-zaman

sebelumnya.

11
2) periode II. Periode manajemen sebagai Ilmu

Masa ini secara waktu dimulai di fase sejarah atau tepatnya ketika ada

gerakan manajemen ilmiahnya Taylor di tahun 1886 M dan Fayol sebagai

Manajemen Modern atau Teori Administrasi sampai dengan sekarang di mana

manajemen semakin berkembang menjadi banyak ilmu manajemen terutama

manajemen terapan. Di periode ini pula mulai bermunculan berbagai aliran atau

madzhab manajemen, dengan kata lain periode II ini terbagi menjadi:

1) Manajemen Klasik (1886-1945an), yang terbagi menjadi 2:

a) manajemen ilmiah (scientific management) dan

b) manajemen modern atau manajemen administratif (administrative

management).

Pada bagian pertama dimulai dari Frederich W Taylor (1856-1915) dengan

Time and Motion Studies, Piecework pay sistem, Empat Prinsip dasar Manajemen

Ilmiah, kemudian Frank Gilberth (1868-1924) dan Lilian Gilberth (1878-1972)

dengan Efisiensi dalam Produksi, Psikologi Industri, dan Manajemen SDM,

dilanjut Henry L Gant (1861-1919) dengan Empat Gagasan Peningkatan

Manajemen,Gantt Chart nya dan Harrington Emerson (1853-1931) dengan 14

Prinsip Efisiensinya. Selanjutnya pada bagian periode Perspektif Manajemen

Administrasi dimulai dari tokoh utamanya yaitu Henry Fayol (1841-1925) dengan

14 Prinsip Manajemen modern, Lyndall Urwick (1891-1983) dengan Panduan

Manajemen (Managerial Guidelines) dan Max Weber (1864-1920) dengan teori

Birokrasi dalam Organisasi.

12
2) Manajemen Human Relation (1945an-1959an).

Masa ini dimulai dari Howthorne Studi (Elton Mayo: perilaku manusia

dalam situasi kerja), HUGO MUNSTERBERG (penerapan psikologi dalam

peningkatan produksi: Mendapatkan orang yg cocok, Menciptakan kondisi kerja

yg baik, dan Memotivasi karyawan) dan Teori Relasi Manusia (Hirarki Kebutuhan

dari Abraham Maslow dan Teori X dan Y dari Douglas Mc Gregor)

3) Manajemen behaviorist (1959an) atau manajemen perilaku.

Pengembangan human relation, seperti dan Teori Perilaku Kontemporer

seperti Perhatian pada perilaku pekerja yang disebabkan oleh faktor psikologis,

sosiologis, antropologis, dan lan sebagainya serta melahirkan konsentrasi ilmu

Perilaku Organisasi.

4) Manajemen Kuantitatif (1940-1960an) (Griffin, 2004).

Manajemen ini, terbagi dalam Manajemen Sains dan Manajemen Operasi.

Pada manejemen sains Pengenalan penggunaan model matematis dalam kegiatan

bisnis dan industri, seperti penentuan jumlah Teller dalam sebuah Bank (kasus

Bank of England), peramalan atas volume penjualan, dan lain sebagainya. Adapun

pada manajemen operasi sebagai lanjutan dari manajemen sain menfokuskan pada

pada pendekatan kuantitatif untuk peningkatan efisiensi dan dikenalnya

pendekatan Analisa Break Even, Queuing Theory, dan lain -lain.

Ciri utama dari manajemen kuantitatif adalah empat aspek yang terkait,

yaitu:

(a) aplikasi statistik,

13
(b) optimalisasi model,

(c) sistem informasi dan

(d) simulasi komputer.

5) Manajemen Kontemporer (1990an sd sekarang).

Manajemen kontemporer adalah pengetahuan manajemen (management

knowledge) yang dibangun pas dengan paradigma yang mencerminkan

karakteristik lingkungan bisnis terkini.

Manajemen kontemporer terbagi dalam system approach dan contingency

approach. Manajemen dipandang sebagai sistem terbuka yang berinteraksi dengan

lingkungannya dalam proses mengubah input (sumber daya manajemen) menjadi

output (barang dan jasa). Sedangkan dalam pendekatan kontingensi dimaknai

sebagai situasi itu berbeda sehingga harus dipergunakan cara yang berbeda untuk

mengatasi masalah manajemen dan manager perlu memahami situasi-situasi yang

berbeda dan menetapkan cara yang tepat untuk mengatasinya.

Berbeda dengan pendapat Mulyadi, adalah Griffin, ia mengklasifikan

sendiri manajemen perspektif sistem dan muncul di tahun 1950 sd 1960an,

sedangkan manajemen perspektif kontingensi di tahun 1960 sd 1980an.

Sedangkan manajemen kontemporernya di tahun 1990an sd sekarang dengan

tokoh Senge, Covey, Peter, Porter, Adams, Kotler dan Hamel.

3. Evolusi Teori Manajemen

Proses perkembangan (evolusi) atas teori manajemen hingga saat ini bisa

dilihat dari lima sisi yaitu:

14
a. Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari

masing-masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori

manajemen.

b. Divergensi, yaitu dimana ketika aliran masing-masing berkembang

sendirisendiri tanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.

c. Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sama sehingga

batas antara aliran menjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah terjadi

sekalipun bentuk pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihat bentuk

dominan dari satu mazhab terhadap yang lain.

d. Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari

aliran-aliran seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan

kontingensi.

e. Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan

munculnya teori-teori manajemen yang baru yang memusatkan perhatian kepada

satu permasalahan manajemen tertentu8.

Berdasarkan pendekatan waktu, evolusi teori manajemen dapat dibagi

menjadi 5 fase, yaitu:

1) Teori Aliran klasik (1770 -1860)

Tokoh yang berkontribusi dalam teori ini adalah:

a. Robert Owen (1771-1858)

8 Umi Zulfa. Management…, hlm. 78

15
Ia adalah seorang manajer beberapa pabrik pemintal kapas di New Lanark

Scotlandia semenjak tahun 1800-an. Dalam teorinya la menekankan tentang

peranan sumber daya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan.

Robert Owen merintis manajemen ilmiah, karena digerakkan oleh

kenyataan kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai; di mana kondisi

kerja sebelumnya dan kehidupan pada pekerja pada saat itu sangat buruk. Ia

menentukan prosedur-prosedur kerja yang dapat meningkatkan produktivitas

kerja. Dengan perbaikan-perbaikan kondisi kerja, pelayanan kesejahteraan bagi

karyawannya, maupun prosedur kerja yang dibuat, ia berharap agar produktivitas

tenaga kerja dapat lebih ditingkatkan lagi9.

b. Charles Babbage (1792-1971)

Ia adalah seorang profesor matematika yang telah banyak mencurahkan

perhatiannya bagi cara-cara kerja di pabrik supaya lebih efisien. Ia percaya bahwa

penerapan prinsip-prinsip ilmiah dalam proses kerja akan dapat meningkatkan

produktivitas kerja dan dapat menekan biaya-biaya. Babbage menganjurkan untuk

mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian

pekerjaan10.

2). Teori Manajemen Ilmiah (1870 -1930)

Tokoh yang berkontribusi dalam teori ini adalah:

a. Frederick W. Taylor

9 Priyono, Pengantar…, hlm. 4


10 Ibid., hlm. 5

16
Mula-mula yang menjadi titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah

berasal dari hasil penelitian F.W Taylor tentang studi waktu kerja (time and

motion studies) pada bagian produksi di mana dia bekerja, di perusahaan

Midvales Stell. Dengan penelitian waktu sebagai dasarnya ia dapat memecahkan

setiap pekerjaan ke dalam komponenkomponennya dan merancang cara

pengerjaannya yang tercepat dan terbaik untuk setiap pekerjaan11.

b. Henry L. Gantt (1861-1919)

Gagasan Henry L Gantt mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, antara lain:

a) kerja sama yang saling menguntungkan antar manajer dan karyawan,

b) mengenai metode seleksi yang ilmiah untuk menentukan tenaga kerja yang

benar -benar tepat,

c) sistem bonus dan penggunaan intruksi dalam pengaturan kerja.

Tetapi dalam penentuan bonus ia menolak sistem upah differensial, karena

menurutnya justru akan berdampak terlalu kecil motivasi kerja bagi tenaga kerja.

Dia mengemukakan gagasan bahwa bagi tiap-tiap pekerja yang dapat

menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya untuk suatu hari, maka ia

berhak menerima bonus sebesar 50 sen dollar untuk hari itu. Selain itu, Henry

mengembangkan gagasan Owen dalam metode penilaian atas pekerjaan karyawan,

yakni dengan mengadakan metode pencatatan atas hasil pekerjaan karyawan di

dalam kartu pribadi. Dia juga mengemukakan gagasannya dalam membuat sistem

11 Ibid., hlm. 6

17
baru tentang penggambaran jadwal produksi sebagai alat untuk instruksi dan

pengawasan bagi manajer perusahaan.12

c. Frank B(1968-1424) dan Lillian M Gilbreth (1878-1972)

Kedua tokoh ini mendasarkan gagasannya pada hasil penelitian tentang

hubungan gerakan dan kelelahan dalam pekerjaan. Menurut Frank B, bahwa

antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan, setiap gerakan yang dihilangkan

juga menimbulkan kelelahan. Sementara, itu menurut M. Gilbreth dalam

pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat mengurangi kelelahan,

maka akan mepunyai pengaruh terhadap upaya untuk mengoptimalkan

kemampuan pekerja sebagai manusia.13

d. Herrington Emerson (1853-1931)

Herrington Emerson mencetuskan ide-ide yang terformulasikan dalam 12

prinsip, karena melihat bahwa penyakit yang menggangu sistem manajemen di

dalam industri ialah adanya masalah pemborosan dan in-efisiensi. Prinsip-

prinsipnya sebagai berikut:

• Perumusan tujuan dengan jelas

• Kegiatan yang dilaksanakan masuk akal

• Tersedianya staf yang cakap

• Terciptanya disiplin kerja

• Pemberian balas jasa yang adil

• Laporan terpecaya, cepat, tepat, dan kontinu

12 Ibid., hlm. 7
13 Ibid., hlm. 8

18
• Pemberian instruksi - perencanaan dari urutan-urutan kerja

• Adanya standar-standar dan skedul, metode dan waktu setiap kegiatan

• Kondisi yang standar

• Operasi yang standar

• Intruksi-intruksi praktis tertulis standar.

• Balas jasa efisien - rencana insentif.14

3). Teori Organisasi Klasik

Tokoh yang berkontribusi dalam teori ini adalah:

a. Henry Fayol (1841-1925)

Henry Fayol adalah seorang industriawan Perancis yang kemudian

terkenal sebagai bapak manajemen operasional. Ia mengembangkan manajemen

sebagaimana yang dikemukakannya dalam bukunya yang terkenal yang berjudul

Administration Industrielle et generale. Fayol berpendapat bahwa dalam

perusahaan industri kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan manajemen dapat dibagi

ke dalam beberapa kelompok tugas, yaitu:

• Technical. Merupakan kegiatan memproduksi dan membuat produk.

• Commercial. Meliputi kegiatan membeli bahan-bahan yang dibutuhkan

dan menjual barang (hasil produksi).

• Finacial. Kegiatan pembelanjaan, yakni meliputi kegiatan mencari modal

dan bagaimana menggunakan modal tersebut.

• Security. Yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga keamanan

(keselamatan kerja dan harta benda yang dimilki perusahaan).


14 Ibid., hlm.8-9

19
• Akuntansi. Meliputi kegiatan yang terdiri dari mencatat, menghitung,

mengkalkulasi biaya yang dilaksanakan, menghitung dan menentukan

keuntungan yang diperoleh, mengetahui hutang-hutang yang menjadi

kewajiban perusahaan menyajikan neraca, laporan rugi laba, dan

mengumpulkan datadata dalam bentuk statistik.

• Tugas manajerial. Melaksanakan fungsi-fungsi yang ada dalam

manajemen15

b. James D. Mooney

Menurut James D. Mooney, kaidah-kaidah yang diperlukan untuk

menetapkan organisasi manajemen adalah sebagai berikut:

• Koordinasi, merupakan kaidah yang menghendaki adanya wewenang,

saling melayani, perumusan tujuan dan kedisiplinan yang tinggi.

• Prinsip skalar, yaitu suatu prinsip yang mendefinisikan tentang hubungan

kepemimpinan, pendelegasian dan antar fungsi-fungsi tertentu yang

dibutuhkan.

• Prinsip fungsional, merupakan suatu prinsip yang mendefinisikan berbagai

macam tugas yang harus diselesaikan serta dalam usaha mencapai tujuan

bersama.

• Prinsip staf, merupakan prinsip yang membedakannya sebagai manajer

staf dan lini lainnya.16

c. Mary Parker Follet (1868-1933)

15 Ibid., hlm. 10-11


16 Ibid., hlm. 11

20
Dalam tulisannya, Follet mengulas pemahaman tentang kelompok dan

tentang komitmen yang tinggi terhadap kerja sama antar manusia. Menurutnya,

kelompok merupakan suatu mekanisme di mana individu yang beraneka ragam

dapat menggabungkan bakat-bakat yang dimiliki untuk mencapai sesuatu yang

lebih baik. Organisasi dianggapnya sebagai sesuatu komunitas tempat manajer

dan karyawan bekerja secara harmonis, tanpa salah satu pihak menguasai pihak

yang lain, serta mampu menyelesaikan segala perbedaan dan pertentangan yang

ada melalui diskusi. Dia juga menganggap bahwa tugas manajer adalah membantu

karyawan dalam organisasi untuk saling bekerja bersama mencapai kepentingan-

kepentingan yang terintegrasi.

Arti penting yang lebih jauh dari pandangan Follet terlihat dalam Dynamic

Administration: The Collected Papers of Mary Parker Follet. Follet berpendapat

bahwa dengan membuat karyawan merasa memiliki perusahaan akan tercipta rasa

tanggung jawab kolektif. Follet juga berpendapat bahwa permasalahan dalam

bisnis melibatkan berbagai macam faktor yang harus dipertimbangkan dalam

kaitannya dengan hubungan antar masing-masing faktor.17

d. Chaster I. Barnard (1886-1961)

Chaster memandang organisasi sebagai sistem kegiatan yang diarahkan

pada tujuan. Fungsi-fungsi utama manajemen, menurut pandangan Bernard adalah

perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan

untuk mencapai tujuan. Barnard menekankan pentingnya peralatan komunikasi

untuk pencapaian tujuan kelompok. Dia juga mengemukakan teori penerimaan


17 Ibid., hlm. 12

21
pada wewenang. Menurut teorinya, bawahan akan menerima perintah hanya bila

mereka memahami dan mampu serta berkeinginan untuk menuruti atasan. Barnard

adalah pelopor dalam penggunan pendekatan sistem untuk pengelolaan

organisasi.18

4). Teori Hubungan Manusia (1930-1940)

Tokoh yang berkontribusi dalam teori ini adalah Elton Mayo dan F.

Roethlisberger. Elton Mayo adalah pemimpin kelompok yang melakukan studi

Hawthorne. Mayo dan rekan-rekannya menyimpulkan bahwa kondisi sosial baru

yang diciptakan bagi pekerja di ruang tes mempunyai peranan besar dalam

peningkatkan produktivitas. Terdapat dua faktor yang dianggap mempunyai arti

penting. Pertama, adalah suasana kelompok, di mana para pekerja saling

menciptakan hubungan sosial yang mendukung serta bersama-sama ingin

melakukan pekerjaan dengan baik. Kedua, adalah pengawasan yang lebih

partisipasif.19

5). Teori manajemen modern (1940-sekarang)

Tokoh yang berkontribusi dalam teori ini adalah Masloew, Mc Gregor,

Shien, Mc Clelland, Dale, Drucker, W. Edward Deming, Joseph Juran dll.

Manajemen modern pada dasarnya dibangun atas dua konsep utama, yaitu teori

tentang perilaku organiasai (organizational behaviour) dan manajemen kuantitatif

(management science).

a. Teori Perilaku

18 Ibid., hlm. 13
19 Ibid., hlm. 13-14

22
Beberapa nama yang menganut teori ini antara lain:

• Douglas McGregor melalui teori X dan Y nya.

• Abraham Maslow yang mengembangkan adanya hierarki kebutuhan dalam

penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.

• Frederich Herzberg yang menguraikan teori motivasi hiegenis atau teori

dua faktor.

• Robert Blake dan Jane Mouton yang mejelaskan lima gaya kepemimpinan

dengan kondisi manajerial (managerial grid).

• Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai sistem social atau

sistem antar hubungan budaya.

• Edgar Schein yang bayak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi

dan sebagainya.

• Rensis Likert yang telah mengidentifikasikan dan melakukan

penelitiannya secara intensif mengenai empat sistem manajemen.

• Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi

kepemimpinan.

b. Teori Kuantitatif (management scince)

Teori kuantitatif memfokuskan perhitungan manajemen didasarkan atas

perhitungan-perhitungan yang dapat dipertanggung jawabkan keilmiahannya.

Dalam setiap pemecahan masalah harus terlebih dahulu diketahui masalahnya

dengan melakukan kegiatan-kegiatan riset ilmiah, riset operasional, teknik-teknik

ilmiah seperti kegiatan penganggaran modal, manajemen aliran kas,

23
pengembangan strategi produk, perencanaan program, pengembangan sumber

daya manusia dan sebagainya.

Pemecahan masalah manajemen dan pengambilan keputusan manajemen

yang didasarkan atas pendekatan kuantitatif ini harus memberikan dasar kepada

manajer menyangkut dasardasar pendekatan yang rasional.

4. Kemutakhiran

Pembahasan yang disuguhkan pada buku utama maupun buku pembanding

dinilai masih memiliki kemutakhiran atau hubungan yang erat, karena

pembahasannya masih sesuai dan saling melengkapi. Pemaparan keduanya

tentang sejarah manajemen dan perkembangan (evolusi) manajemen sama-sama

luas dan terperinci, yang membedakan hanyalah sudut pandang yang digunakan

untuk memaparkannya. Pada buku Management an Introduction, pemaparan

diawali dengan menjelaskan perbedaan antara manajemen dan administrasi, baik

dari segi pengertiannya maupun dari cakupannya. Kemudian, baru masuk

pemaparan tentang sejarahnya yang dipaparkan secara rinci dari berbagai

pendapat para ahli.

Adapun di buku Pengantar Manajemen, pemaparan tentang sejarahnya

hanya secara umum saja. Buku ini lebih fokus terhadap teori-teori manajemen dari

berbagai tokoh sesuai dengan urutan masanya.

Pada kemutakhiran isi buku utama maupun buku pembanding kami juga

menganggap bahwa buku ini masih sangat layak dan mutakhir untuk dipakai

dalam mempelajari sejarah perkembangan manajemen.

24
5. Kejelasan

Bahasa yang digunakan dalam buku utama dan buku pembanding sama-

sama mudah dimengerti, pemaparannya juga sistematis sehingga memudahkan

pembaca untuk memahami apa yang disampaikan dalam buku tersebut.

6. Kelengkapan

Dilihat dari isinya, buku utama lebih lengkap penjelasannya, karena ia

memaparkan dengan sangat detail sejarah perkembangan manajemen dimulai dari

pengertian administrasi, perbedaan antara administrasi dan manajemen, dan

sejarahnya juga disajikan dengan runtut dari berbagai pendapat para ahli.

Di buku pembanding sejarahnya tidak disampaikan secara detail, dalam

buku ini lebih fokus menyajikan pendapat para ahli terkait evolusi teori

manajemen.

7. Keterbacaan

Dari segi keterbacaan, buku pembanding lebih mudah untuk dibaca dan

dipahami karena penulisan teks kalimatnya tidak terlalu panjang, pilihan kata juga

sangat mudah untuk dipahami serta tata letak atau sistematika penulisan lebih rapi

dan font yang digunakan juga jelas, sehingga membuat pembaca dapat lebih

mudah memahami dalam mencermati isi bukunya dengan baik.

Buku utama juga mudah difahami, sayangnya penggunaan fontnya kurang

jelas dan sistematika penulisannya juga terlalu padat, sehingga membutuhkan

konsentrasi lebih untuk dapat memahami isinya dengan baik.

25
C. Penutup

1. Kesimpulan

Dari pembahasan hasil analisa diatas dapat disimpulkan bahwa buku

utama dan buku pembanding dapat saling melangkapi dari kekurangan yang

dimiliki sehingga dapat memenuhi kebutuhan ilmu dan wawasan tentang sejarah

manajemen, administrasi dan manajemen, serta evolusi teori manajemen.

2. Implikasi

Dari hasil penulisan chapter report ini dapat diimplikasikan sebagai berikut:

a. Dengan membaca chapter report tentang sejarah manajemen dapat menambah

wawasan bagi para pembaca.

b. Analisa tentang sejarah manajemen dalam buku utama dan buku pembanding

dapat memberi masukan kepada pembaca untuk memilih buku yang akan

digunakan sebagai referensi bacaan yang sesuai dengan kebutuhan.

3. Rekomendasi

Dari pembahasan diatas penulis dapat memberi rekomendasi sebagai

berikut:

a. Buku utama dan buku pembanding layak untuk dibaca oleh seluruh mahasiswa

yang akan mengajukan proposal penelitian, dan melakukan penelitian.

b. Buku utama dan buku pembanding juga sangat sesuai untuk dibaca oleh

masyarakat umum untuk menambah wawasan keilmuan tentang sejarah

manajemen, administrasi dan manajemen, serta evolusi teori manajemen sebagai

langkah awal untuk memahami tentang manajemen.

26
Daftar Pustaka

Priyono. 2007. Pengantar Manajemen. Sidoarjo: Zifatama Publisher.

Zulfa, Umi. 2020. Management An Introduction. Cilacap: Ihya Media.

27

Anda mungkin juga menyukai