Anda di halaman 1dari 13

Unsur-Unsur Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam

Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Manajemen


Pengembangan Masyarakat Islam

Dosen Pengampu: Sri Noor Mustaqimatul Hidayah, S.Sos., M.E.

Disusun oleh :

Noor Mukhlis (2240410036)

Umi Maunatun Yulfa (2240410037)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

2023
Kata Pengantar

Puja dan puji syukur hanyalah teruntuk Allah SWT, yang mana telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang sosiologi pedesaan
dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan
kita sebagai umatnya.

Dalam penyusuan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dan serta
informasi dari berbagai sumber. Kami juga mendapat dukungan dan saran-saran
dari banyak pihak. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu. Kami menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, seperti pepatah mengatakan “tak ada
gading yang retak”. Oleh karena itu, saran dan keritik yang bersifat membangun
sangat diharapkan agar dapat ditemukan suatu hasil yang lebih sempurna. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.. ..................................................................................... .i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan penulisan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Apa Pengertian Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam ......... 3
B. Bagaimana Unsur-Unsur Manajemen Pengembangan Masyarakat
Islam .................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 9
DAFTAR PUSAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan masyarakat Islam adalah konsep yang melibatkan
penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam konteks pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam. Dalam
konteks ini, unsur-unsur manajemen dapat diterapkan untuk mencapai sebuah
tujuan dalam Pembangunan dan kemajuan sosial dalam komunitas muslim. Hal
tersebut dimaknai bahwa Pembangunan masyarakat merupakan suatu proses
dimana usaha-usaha dan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat
diintegrasikan dengan kemampuan pemerintah untuk meningkatkan kemajuan
ekonomi, sosial, dan budaya suatu komunitas atau masyarakat agar mereka
mampu berkontribusi penuh dalam kemajuan negaranya.
Pengembangan dan pembaruan merupakan dua hal yang sangat diperlukan.
Rasulullah saw. mendorong umatnya agar selalu meningkatkan kualitas, cara
kerja dan sarana hidup, serta memaksimalkan potensi sumber daya alam
semaksimal mungkin. Dalam dunia manajemen pengembangan ini , proses
pengembangan (organization development) merupakan sebuah usaha yang
dilakukan dalam jangka panjang yang didukung oleh sebuah manajemen puncak
untuk memperbaiki proses pemecahan masalah dan pembaruan organisasi,
terutama lewat diagnosis yang lebih efektif dan kerja sama yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen pengembangan masyarakat Islam?
2. Bagaimana unsur-unsur manajemen pengembangan masyarakat Islam?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen pengembangan masyarakat Islam.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur manajemen pengembangan masyarakat
Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam


Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno menagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Sedangkan secara umum
manajemen pengembangn masyarakat adalah suatu upaya dalam memadukan
ide-ide beserta gagasan-gagasan baru dengan membentuk pengorganisasian,
perencanaan dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk merubah
masyarakat ke keadaan yang lebih baik.1 Ada beberapa pendapat para ahli
mengenai pengertian manajemen pengembangan masyarakat:
a. Mary Parker Follet, mengatakan bahwa manajemen adalah sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa
seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi.
b. Ricky W. Griffin, mengatakan bahwa manajemen adalah sebagai sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti
bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara nebar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal.
c. Drs. Oey Liang Lee, mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan ilmu
perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan
daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d. Prof. Eiji Ogawa, berpendapat bahwa manajemen adalah perencanaan,
pengimplementasian dan pengendalian kegiatan-kegiatan termasuk sistem
pembuatan barang yang dilakukan oleh organisasi usaha dengan terlebih

1
Zulkarnain Lubis, “Manajemen Dakwah Pengembangan Masyarakat”, Jurnal Bina
Ummat, Vol.4 No.1 (2021),8.

3
dahulu telah menetapkan sasaran-sasaran untuk kerja yang dapat
disempurnakan sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah.
Adapun fungsi manajemen pengembangan masyarakat sendiri yaitu
elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses
manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan. Dan prinsip-prinsip dalam manajemen
itu bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan
kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol
seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Prancis, mengatakan
prinsip-prinsip umum manajemen meliputi:2
1. Pembagian kerja (division of work)
Pekerjaan harus dibagi diantara individu dan kelompok untuk memastikan
bahwa usaha dan perhatian difokuskan pada porsi khusus tugas.
2. Wewenang dan tanggungjawab (authority and responsibility)
Konsep wewenang dan tagging jawab ini sangat erat kaitannya. Otoritas
didefinisikan sebagai hak untuk memberi perintah dan kekuatan untuk
ketaatan yang tepat. Sedangkan tanggung jawab melibatkan menjadi
akuntabel, dan karena itu secara alami terkait dengan otoritas.
3. Disiplin
Sebuah organisasi yang sukses membutuhkan upaya bersama para pekerja.
Sanksi harus diterapkan secara bijaksana untuk mendorong upaya bersama.
4. Kesatuan perintah (unity of command)
Dalam hal ini pekerja harus menerima perintah hanya dari seorang manajer.
5. Kesatuan pengarahan (unity of direction)
Seluruh organisasi harus bergerak menuju tujuan umum dalam arah yang
umum.
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
7. Pembayaran upah yang adil (remuneration)

2
Muhtadi, Tantan Hermansah, Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam. (Ciputat:
UIN Syarif Hidayatullah,2013)5.

4
Banyak variabel, seperti biaya hidup, penyediaan personal yang berkualitas,
kondisi bisnis umum, dan keberhasilan usaha harus dipertimbangkan dalam
menentukan tingkat seorang pekerja membayar.
8. Pemusatan
Pemusatan didefinisikan sebagai sentralisasi menurunkan pentingnya peran
bawahan. Dimana sentralisasi atau desentralisasi harus diadopsi tergantung
pada organisasi tertentu dimana manajer tersebut bekerja.
9. Hirarki
Manajer dalam hirarki merupakan bagian dari rantai seperti skala otoritas.
10. Inisiatif
Manajemen harus mengambil Langkah-langkah untuk mendorong inisiatif
pekerja yang didefinisikan sebagai kegiatan baru atau tambahan pekerjaan
dilakukan melalui kemandirian.

B. Unsur-Unsur Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam


a. Pendanaan
Salah satu isu masalah pokok dalam pengembangan masyarakat adalah
keuangan dan permodalan (pendanaan). Dalam pendanaan inilah yang akan
menjadi motor penggerak bagi terwujudnya sebuah pelaksanaan kegiatan
pengembangan masyarakat baik di tingkat makro, mikro maupun mezzo.
Dalam konteks ini, model-model pendanaan untuk kegiatan pengembangan
masyarakat pada umumnya, sebagai berikut:3
1. Grameen Bank
Grameen bank adalah model pendanaan skala kecil untuk
mengembangkan usaha ekonomi yang produktif masyarakat melalui
penyediaan modal, pembinaan usaha secara kontinu dan intensif, dan
pendampingan berkelanjutan yang mandiri.

3
Ibid, hal.57-58.

5
2. Model pembinaan dari Pemerintah, BUMN, swasta
Model pembinaan dari Pemerintah, BUMN, swasta adalah sebuah model
pembinaan dengan memanfaatkan dana dari bagian laba BUMN, dimana
pembinaannya dapat berupa Pendidikan, lingkungan, kesehatan,
kemampuan kewirausahaan, manajemen serta keterampilan teknis
produksi .
3 . Model Kemitraan
Model kemitraan adalah kerjasama antara individua tau masyarakat
dengan pihak-pihak lain yang memiliki komitmen tinggi dalam
pengembangan masyarakat. Dimana yerjadi proses pembinaan dan
pengembangan terhadap individua tau masyarakat oleh pihak-pihak
tertentu dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling
memperkuat dan saling menguntungkan.
Sedangkan sumber pendanaan bagi pengembangan masyarakat Islam berasal
dari:
1. Zakat, infaq, sedekah yang dikumpilkan oleh Lembaga Pengelola Zakat
(BAZNAN) dan lembaga lain sejenisnya.
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Provinsi, serta APBN
Kabupaten atau Kota terutama untuk mendukung pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat.
3. Kontribusi BUMN dan swasta sebagai perwujudan tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responsibility).
4. Swadaya masyarakat (asosiasi profesi, perguruan tinggi, lembaga
swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan individua tau
kelompok peduli lainnya).

6
b. Kinerja Organisasi
Untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai ada tiga hal yang harus
dilakukan , yaitu kebijakan peningkatan motivasi, insentif dan etos kerja.
1. Motivasi
Sumber dari motivasi kerja diantarannya adalah adanya kesempatan
untuk berkembang, jenis pekerjaan yang dilakukan, serta adanya perasaan
bangga menjadi bagian dari organisasi dimana seseorang tersebut bekerja.
Disamping itu motivasi kerja juga dipengaruhi oleh perasaan aman dalam
bekerja, gaji yang adil dan kompetitif, serta lingkungan kerja yang
menyenangkan. Beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh pemimpin
dalam menumbuhkan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja
karyawan, diantarannya:4
a. memberikan kepada karyawan keterangan yang mereka perlukan untuk
melakukan sesuatu pekerjaan yang baik.
b. memberikan kesempatan umpan balik secara teratur.
c. menghargai karyawan karena pekerjaan mereka yang baik secara umum.
d. memastikan apakah karyawan mempunyai sarana kerja yang terbaik.

2. Insentif
Menurut Heidjrahman Ranupandojo dan Suad Husnan mengatakan
bahwa insentif adalah pengupahan yang memberikan imbalan yang
berbeda karena memang adanya prestasi yang berbeda. tujuan dari
pelaksanaan insentif dalam perusahaan khususnya dalam kegiatan
produksi adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan dengan
jalan mendorong atau merangsang agar karyawan bekerja lebih semangat
dan cepat, bekerja lebih disiplin, dan bekerja lebih kreatif.

4
Fajri Dwiyama, “Unsur Manajemen Dalam Lembaga Pendidikan Islam”, Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, Vol.7 No.1 (2018),675.

7
3. Etos kerja
Etos kerja merupakan salah satu faktor penentu produktivitas,
karena etos kerja merupakan pandangan untuk menilai sejauh mana kita
melakukan suatu pekerjaan dan terus berupaya untuk mencapai hasil yang
terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan.
Usaha untuk mengembangkan etos kerja yang produktif pada
dasarnya dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a. Peningkatan produktivitas melalui penumbuhan etos kerja, dapat
dilakukan melalui Pendidikan yang terarah.
b. Sistem Pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan Pembangunan
yang memerlukan serbagai keahlian dan keterampilan serta sekaligus
dapat meningkatkan kreativitas, produktivitas, kualitas dan efisiensi
kerja.
c. Dalam melanjutkan dan meningkatkan Pembangunan sebaiknya nilai
budaya Indonesia terus dikembangkan dan dibina guna mempertebal
rasa harga diri dan kebangsaan dan memperkokoh kesatuan.
d. Menggalakkan partisipasi masyarakat, meningkatkan dan mendorong
agar terjadi perubahan dalam masyarakat tentang tingkah laku, sikap
serta psikologi masyarakat.
e. Menumbuhkan motivasi kerja dari sudut pandang pekerja.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajamen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan dalam mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan yang efektif
dan efisien. Adapun fungsi manajemen pengembangan masyarakat itu dari
sebuah elemen-elemen dasar yang selalu ada dan melekat dalam proses
manajemen yang akan dijadikan sebuah acuan untuk dilaksanakannya kegiatan
dalam mencapai suatu tujuan. Unsur-unsur manajemen pengembangan
masyarakat ada dua: (1.) pendanaan, dan (2) kinerja organisasi. Dalam bidang
pendanaan meliputi: Grameen Bank, Model pembinaan dari Pemerintah BUMN
dan swasta, Model kemitraan. Sedangkan dalam pendanaan Kinerja Organisasi
meliputi: Motivasi, Insentif, dan Etos kerja.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dwiyama, Fajri. “Unsur Manajemen Dalam Pengelolaan Lembaga Pendidikan


Islam”. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. Vol.7.2018,hal.675.
Lubis, Zulkarnain. “Manajemen Dakwah Pengembangan Masyarakat”. Jurnal
Bina Ummat. Vol.4..2021,hal.8.
Hermansah, Muhtadi Tantan. Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam,
Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah, 2013.

10

Anda mungkin juga menyukai