Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KONSEP DASAR MANAJEMEN DAN PERKEMBANGAN


KEWIRAUSAHAAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Manajemen dan


Kewirausahaan
Dosen pengampu:
Chumi Zahroul Fitriyah. M.Pd
Dyah Ayu Puspitaningrum, S.E., M.Si.

Disusun oleh
Kelompok 2/ Kelas B
Ainur Rochmatur Rigasari (200210204182)
Alfida Noora Imaniar (200210204082)
Fawwaz Maharani Antoro (200210204219)
Rif’atul Vaizah (200210204134)
Ryan Tammi Maninggih (200210204176)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kepada Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Konsep Dasar Manajemen dan Perkembangan Kewirausahaan” dengan
baik. Tugas ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas Mata Kuliah Pengantar
Manajemen dan Kewirausahaan progam studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Jember.

Dalam penyusunan makalah ini penulis mengalami banyak hambatan, akan


tetapi dengan bantuan beberapa pihak penyusun bisa meyelesaikan makalah ini
dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi wawasan, khususnya


untuk mahasiswa Program Studi Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Jember. Apabila makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,
kritik, dan saran kami terima agar dapat menyusun yang lebih baik di waktu
mendatang, terimakasih.

Jember, 11 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................4
Latar Belakang.....................................................................................................4
Rumusan Masalah................................................................................................5
Tujuan...................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................6
2.1 Konsep Dasar Manajemen..............................................................................6
2.2 Konsep dasar kewirausahaan dan wirausaha..................................................9
2.3 Pengembangan dunia usaha..........................................................................17
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................21
3.1 Kesimpulan...................................................................................................21
3.2 Saran.............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23

3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara etimologi, manajemen berasal dari kata manajege yang berarti
mangatur. Sedangkan menurut terminologi banyak ahli dan pakar pendidikan
telah menguraikan terkait definisi dari kata manajemen yakni pada umumnya
manajemen berkaitan dengan aktivitas-aktivitas penempatan, pengarahan,
pemotivasian, perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, komunikasi, serta
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan maksud
untuk mengorganisasikan berbagai sumber daya yang miliki oleh perusahaan
sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.

Berbagai pemikiran dan penelitian telah menghasilkan berbagai klasifikasi


fungsi-fungsi manajerial. Para ilmuan sepakat bahwa fungsi-fungsi manajemen
manajerial dapat digolongkan kepada dua jenis utama yaitu, fungsi organik dan
fungsi penunjang. Kemudian terdapat prinsip-prinsip manajemen yang
dikemukakan oleh Henry Fayol, antara lain terdapat 14 prinsip: pembagian kerja,
kewenangan serta tanggung jawab, disiplin, kesatuan perintah, kesatuan arah,
meletakkan kepentingan, balas jasa/pemberian upah kompensasi, sentralisasi atau
pemusatan, hierarki/hierarchi, keteraturan, keadilan dan kejujuran, stabilitas
kondisi karyawan, inisiatif, dan semangat korps.

Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam
usaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan
pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu, kewirausahaan ialah
kemampuan kreatif dan inovatif yang diterbitkan dasar, kiat, dan sumber daya
untuk mencari peluang menuju sukses. Kewirausahaan juga mempunyai
karakterisitik, diantaranya: motif berprestasi tinggi; selalu perspektif; memiliki
kreativitas tinggi; memiliki perilaku inovatif tinggi; selalu komitmen dalam
pekerjaan, memiliki etos kerja dan tanggung jawab; mandiri atau tidak
ketergantungan; berani mengambil risiko; selalu mencari peluang; memiliki jiwa
kepemimpinan; dan memiliki kemampuan manajerial.

4
Pengembangan usaha adalah suatu proses untuk meningkatkan pekerjaan
sekarang dan yang akan datang dengan meningkatkan perluasan usaha dan
kualitas serta kuantitas keluaran dari kegiatan ekonomi dengan mengerahkan
kekuatan pikiran, fisik dan mental untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Terdapat
dua unsur penting dalam mengembangkan usaha, yakni unsur dari pihak luar
(eksternal) dan pihak dalam (internal). Kemudian strategi perkembangan dalam
dunia usaha diantaranya: strategi pengembangan, tingkat komersial, tingkat
korporasi, dan tingkat keamanan dalam proses penjualan barang

1.2 Rumusan Masalah


1.1.1 Bagaimana konsep dasar manajemen?
1.1.2 Bagaimana konsep dasar kewirausahaan dan wirausaha?
1.1.3 Bagaimana pengembangan dunia usaha?

1.3 Tujuan
1.1.4 Untuk mengetahui tentang konsep dasar manajemen
1.1.5 Untuk mengetahui tentang konsep dasar kewirausahaan dan wirausaha
1.1.6 Untuk mengetahui tentang pengembangan dunia usaha

5
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Manajemen
Secara etimologi, manajemen berasal dari kata manajege yang berarti
mangatur. Sedangkan menurut terminologi banyak ahli dan pakar pendidikan
telah menguraikan terkait definisi dari kata manajemen yakni pada umumnya
manajemen berkaitan dengan aktivitas-aktivitas penempatan, pengarahan,
pemotivasian, perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, komunikasi,
serta pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan
maksud untuk mengorganisasikan berbagai sumber daya yang miliki oleh
perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.
Manajemen merupakan sebuah proses yang dilakukan dalam mewujudkan
tujuan organisasi dengan melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan,
organisasian, pengarahan dan pengendalian orang-orang dan sumberdaya
organisasi lainnya, Menurut Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah
(2005:6).
Menurut Paul Harsey dan Kenneth H. Blanchard manajemen ini juga
merupakan suatu proses sosial yang direncanakan untuk menjamin
berpartisipasi, intervensi, kerjasama, dan keterlibatan orang lain dalam
mencapai suatu sasaran tertentu yang ditetapkan dengan efektif.
Pengertian dari manajemen ialah usaha mengatur organisasi untuk
mencapai suatu tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien agar tujuan
suatu organisasi dapat terwujud dengan baik, maka dengan adanya manajemen
menjadi sangat penting. Manajemen juga merupakan suatu proses sosial yang
berhubungan dengan keseluruhan usaha manusia dengan manusia lain serta
sumber sumber lainnya dengan menggunakan metode yang efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya (Oemar Hamalik, 2006)
Dari definisi diatas tersebut secara semantik bahasa terdapat perbedaan hal
ini merupakan suatu konsekuensi ilmu sosial yang memiliki banyak
paradigma, kerana para ahli mengamati fenomina masyarakat yang berada
dalam rentang waktu yang berada pula. Dari pendapat para ahli tentang
definisi menejemen tersebut dapat dikasimpulkan bahwasannya manajemen

6
merupakan usaha atau kegiatan mengatur sebuah organisasi atau orang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara yang efektif dan efisien.
Berbagai pemikiran dan penelitian telah menghasilkan berbagai klasifikasi
fungsi-fungsi manajerial. Para ilmuan sepakat bahwa fungsi-fungsi
manajemen manajerial dapat digolongkan kepada dua jenis utama yaitu:
a. Fungsi organik. Fungsi organik seluruhan fungsi utama yang mutlak
perlu dilakukan oleh para manajer untuk mencapai tujuan dan sasaran
serta rencana yang kalau ditetapkan sebelumnya.
b. Fungsi penunjang. Fungsi menunjang adalah berbagai kegiatan yang
diselenggarakan oleh orang-orang atau satuan-satuan kerja dalam
organisasi dan dimaksudkan mendukung semua fungsi organik para
menejer

Prinsip-prinsip manajemen menurut Henry Fayol mengemukakan 14


prinsip manajemen, yaitu sebagai berikut:

a. Pembagian kerja
Pembagian kerja (spesialisasi) ini untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan kerja seseorang pada suatu
organisasi/instansi/perusahaan. Pembagian kerja harus disesuaikan
dengan kemampuan dan keahliannya, dan didasarkan pada prinsip the
right man in the right place, bukan atas dasar like and dislike.
b. Kewenangan serta tanggung jawab
Kewenangan meliputi hak untuk memberi perintah serta dipatuhi,
umumnya dari atasan ke bawahan. Wewenang ini harus diikuti dengan
pertanggungjawaban pada pihak yang menyampaikan perintah.
c. Disiplin
Disiplin mencakup rasa hormat dan taat pada peranandan tujuan
organisasi.
d. Kesatuan perintah
Setiap karyawan hanya mendapatkan instruksi ihwal aktivitas tertentu
hanya dari satu atasan.

7
e. Kesatuan arah
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan
harus diarahkan sang seseorang manajer dengan penggunaan satu
planning.
f. Meletakkan kepentingan
Meletakkan kepentinganorganisasi daripada kepentingan sendiri
g. Balas jasa/pemberian upah kompensasi
Untuk pekerjaan yang dilakukan haruslah adil, baik bagi karyawan
maupun pemilik.
h. Sentralisasi/pemusatan
Dalam pengambilan keputusan, harus terdapat keseimbanganyang
sempurna antara sentralisasi serta desentralisasi.
i. Hierarki/hierarchi
Garis perintah dan wewenang harus jelas. Sehingga setiap karyawan
akan mengetahui kepada siapa dia harus bertanggungjawab dan dari
siapa dia mendapatkan perintah.
j. Keteraturan
Bahan-bahan serta orang-orang harus ada pada kawasan danwaktu yg
tepat.
k. Keadilan dan kejujuran
Keadilan dan kejujuran merupakan keliru satu kondisi buat mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini harus ada perlakuan yang
sama dalam sebuah organisasi.
l. Stabilitas kondisi karyawan
Kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala
pekerjaan berjalan menggunakan lancar. Taraf perputaran energi kerja
yang tinggi tidak baik bagi suatu organisasi maupun perusahaan.
m. Inisiatif
Bawahan wajib diberi kebebasan buat menjalankan dan menyelesaikan
rencananya meskipun beberapa kesalahan mungkin terjadi.
n. Semangat korps

8
Setiap karyawan harus memiliki semangat kesatuan (espritde corps)
yakni rasa senasib serta sepenanggungan, karyawan memiliki
kebanggaan, kesetiaan, serta rasa memiliki terhadap perusahaan

Manajemen mempunyai unsur yang harus dipadukan secara harmonis,


agar tujuan bisa tercapai secara efektif dan efisien. Adapun unsur-unsur
manajemen tersebut ialah: man (insan), money (uang), machine (mesin),
material (material), method (metode), market (pasar), minute (time), serta
moral. Penjelasan dari unsur-unsur tersebut artinya man sebagai unsur sentral
yang harus ada dalam manajemen adanya karena adanya manusia. Money,
mesin, material, artinya unsur sarana serta prasarana pada dalam sebuah
manajemen supaya sebuah organisasi dapat selenggarakan dan dijalankan.
Methode, adalah suatu cara yang didapatkan manusia agar manajemen bisa
tercapai secara efektif serta efisien. Sedangkan, moral artinya unsur yang
melekat pada manusia si pelaku manajemen yang utama

2.2 Konsep dasar kewirausahaan dan wirausaha


Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif
dalam usaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya
meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu,
kewirausahaan ialah kemampuan kreatif dan inovatif yang diterbitkan dasar,
kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sedangkan,
menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku Entrepreneurship
(1999), kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun
suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang
banyak.
Dari beberapa konsep yang ada di atas, ada enam hakikat penting
kewirausahaan sebagai berikut (Suryana, 2003: 13).
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku
yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat, proses, dan hasil bisnis (Acad Sanusi, 1994)

9
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda (Drucker, 1959)
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan (Zimmerer, 1996)
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai
suatu usaha dan perkembangan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang
baru dan sesuatu yang berbeda yang bermanfaat member nilai lebih
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan
berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat
diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan
pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang
dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa
yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan
kepuasan baru kepada konsumen.

Selain itu kewirausahaan memiliki karakteristik, diantaranya adalah:

1. Motif Berprestasi Tinggi


Seseorang mempunyai minat berwirausaha lantaran terdapat motif
tertentu, yakni motif berprestasi. Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial
yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna
mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya ialah kebutuhan yang
harus dipenuhi. (Gede Anggun Suhada dalam Suryana, 2003: 32). Maslow
(1943) mengemukakan mengenai teori motivasi yang dipengaruhi oleh
tingkatan kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan tingkatan pemuasannya.
Suryana (2003: 33-34), wirausaha yang mempunyai motif berprestasi
awamnya memiliki ciri-ciri seperti berikut:
1) ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang
timbul pada dirinya

10
2) selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat
keberhasilan dan kegagalan
3) Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi
4) Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan
5) Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang. Jika
tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa
kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang
paling sulit yang memungkinkan pecapaian keberhasilan sangat
rendah
2. Selalu Perspektif
Seorang wirausaha hendaknya seseorang yang bermaksud menatap masa
depan dengan optimis, mengamati ke depan dengan berpikir dan berusaha.
Berusaha memanfaatkan peluang dengan berbagai perhitungan. Orang
yang mempunyai perspektif serta pandangan ke masa depan tentunya
orang yang juga berorientasi ke masa depan. Karena memiliki pandangan
jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan
berkarya (Suryana, 2003: 23). Pusatnya pada kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dari sebelumnya serta
berbeda dengan yang sudah ada. Meskipun, dengan risiko yang barangkali
akan terjadi, seorang yang berperspektif ke depan mesti konsisten tenang
dalam mencari peluang serta menghadapi tantangan dan rintangan demi
pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan juga
menyebabkan wirausaha tidak mudah cepat puas dengan karya atau hasil
yang sudah ada, oleh sebab itu ia perlu mempersiapkan berbagai macam
pemikiran guna mendapatkan suatu peluang.
3. Memiliki Kreativitas Tinggi
Teodore Levit mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan
untuk berpikir yang baru dan berbeda. Oleh karena itu, kewirausahaan
ialah berpikir dan bertindak sesuatu yaang baru atau berpikir sesuatu yang
dalam dengan cara-cara baru. Menurut Zimmere dalam Suryana (2003:
24), menyatakan bahwa ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha

11
melihat sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu yang baru dan berbeda.
Oleh sebab itu, kreativitas merupakan kemampuan menciptakan sesuatu
yang baru serta tidak ada asalnya. Karakteristik kewirausahaan ini penting
dimiliki oleh wirausaha karena dengan kreativitas tinggi maka dapat
menciptakan hal yang baru untuk kemajuan dari usaha yang ia jalani serta
mampu mengkombinasikan berbagai macam sumber dan cara baru serta
berbeda untuk mempertahankan usaha yang ia miliki.
4. Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi
Menjadi wirausaha memang tidak mudah, namun tidaklah serumit yang
dibayangkan kebanyakan orang. Banyak wirausaha yang berhasil dan
berjaya meskipun pada dasarnya hanyalah manusia biasa. Mampu
berinovasi merupakan kunci penting keberhasilan dari usaha. Memiliki
perilaku inovatif tinggi dalam memecahkan berbagai permasalahan dan
persoalan yang ada baik di dalam usaha maupun di luar usaha juga mampu
menemukan berbagai peluang dan mampung menginovasikan perluang
tersebut. Hal tersebut daapat berpengaruh dalam mengembangkan berbgai
macam ide dan cara baru untuk menghasilkan hal yang baru yang lebih
efisien, memperbaiki usaha yang telah dijalani, dan menemukan cara baru
untuk memberikan kenyamanan serta kepuasan kepada konsumen.
5. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung
Jawab
Dalam menjalankan usahanya, wirausaha harus memiliki tekad kuat dan
membara untuk sukses dalam mengembangkan usaha. Wirausaha juga
harus mampu berkomitmen terhadap apa yang ia usahakan, berani
menghadapi berbagai risiko, rintangan, dan tantangan yang nantinya
mampu mempengaruhi usahanya. Tanpa adanya usaha yang sungguh-
sungguh terhadap pekerjaan dari usaha yang ia geluti maka wirausaha pun
dapat menemui dan mengalami kegagalan dalam usahanya. Oleh sebab itu,
berharga bagi wirausaha untuk mampu berkomitmen, memiliki etos kerja
dan bertanggung jawab dalam usaha dan pekerjaannya.
6. Mandiri atau Tidak Ketergantungan

12
Seorang wirausaha mesti dituntut untuk selalu menemukan hal yang baru
dengan menggabungkan berbagai sumber serta berbeda dengan berpikir
kreatif dan berperilaku inovatif. Ia dapat mandiri dalam usaha yang ia
jalani tanpa harus bergantung dengan orang lain jika ia dapat
mengembangkan pemikirannya, dengan begitu wirausaha dapat menjalani
usahanya tanpa beban karena ia mandiri atau tidak ketergantungan
terhadap sesuatu.
7. Berani Mengambil Risiko
Keberanian risiko yang didukung komitmen yang kuat, mendorong
wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh
hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas dan objektif, dan merupakan
umpan balik bagi kelancaran kegiatannya (Suryana, 2003: 14-15). Dalam
mengambil tindakan, wirausaha sebaiknya tidak didasari oleh perilaku
spekulasi, namun dengan perhitungan yang matang. Tentunya jika
wirausaha sudah berani mengambil risiko dalam pekerjaannya, maka ia
sudah memikirkan serta memperhitungkan apa yang akan ia hadapi
selanjutnya.
8. Selalu Mencari Peluang
Sejatinya, dalam kewirausahaan hal yang berkaitan dengan mencari
peluang akan memperoleh keuntungan baik untuk diri sendiri maupun
pelayanan kepada konsumen dengan berbagai cara yang tepat dan
produktif untuk mencapai tujuan serta sikap mental untuk menjadikan
kenyataan tanggapan positif yang dihasilkan dari peluang-peluang yang
telah dicari.
9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Seorang wirausahawan berhasil pastinya ia juga merupakan sosok
pemimpin yang berjiwa kuat. Mereka daapt disebut pemimpin karena
mereka jugalah yang harus mencari peluang-peluang, mengumpulkan
sumber daya (manusia, bahan, teknologi, serta modal) yang dibutuhkan
untuk melakukan kegiatan usaha, menentukan arah tujuan usaha baik
untuk usaha mereka sendiri maupun hasilnya untuk orang lain dan/atau

13
konsumen. Wirausahawan selain memimpin, haruslah sosok yang mampu
membimbing orang lain yang nantinya berusaha untuk mencapai tujuan.
10. Memiliki Kemampuan Manajerial
Kemampuan manajerial merupakan kemampuan yang wajib dimiliki
wirausahawan gune merencanakan usaha, mengkoordinasi usaha,
mengelola usaha serta sumber daya, mengontrol usaha, dan mampu
mengintegrasikan operasional perusahaannya. Tanpa kemampuan tersebut,
maka keberhasilan yang seharusnya didapatkan akan berkurang
peluangnya dan memperbesar peluang kegagalan usaha yang akan
diperoleh.

Wirausaha merupakan seeseorang yang melakukan usaha dalam proses


kewirausahaan. Dengan begitu, jika membahas wirausaha berarti kita bahas orang,
proses, dan objek. Dalam wirausaha, dibutuhkan orang yang melakukan usaha
(baik di bidang barang, jasa, maupun keduanya). Maka, tidak ada wiraudaha tanpa
orang, tanpa usaha, atau tanpa proses. (Andriani, 2016: 1.6).

Wirausaha sama artinya dengan entrepreneurship dalam bahasa Inggris.


Kata entrepreneurship sendiri bermula dari bahasa Prancis, entreprendre yang
memiliki makna to undertake (mengerjakan atau berusaha melakukan sebuah
pekerjaan). Secara etimologis, dalam bahasa Indonesia, wirausaha berasal dari
kata wira dan swasta. Wira memiliki arti berani, gagah, teladan, perkasa, utama.
Sedangkan ‘swasta’ merupakan gabungan kata ‘swa’ dan ‘ta’. ‘Swa’ berarti
sendiri dan ‘ta’ memiliki makna berdiri. Lain dari makna etimologis tersebut,
Soemarno (1984: 43) memberikan definisi wiraswasta sebagai “... keberanian,
keutamaan, serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan
permasalahan hidup dengan kekkuatan yang ada pada diri sendiri”. Pengertian
yang seirama dikemukakan juga oleh Pusat Latihan Koperasi dan Pembinaan
Penguusaha Kecil (1995) yang mendefinisikan wirausaha sebagai:

“... pejuang yang gagah, luhur, berani, dan pantas menjadi teladan dalam
bidang usaha. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang yang
mempunyai sifat-sifat kewirausahaan dan keteladanan dalam menangani

14
usaha atau perusahaan dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan
sendiri.”

Tabel 2.2.1 Definisi Wirausaha dari Pakar Dunia

Nama Definisi Wirausaha


Richard Cantillon Seorang pengusaha adalah orang yang membayar
harga tertentu untuk produk toresell itu dengan
harga pasti, sehingga membuat keputusan tentang
mendapatkan dan menggunakan theresources
sementara akibatnya mengakui risiko perusahaan.
Schumpeter Segala tindakan yang pada umumnya tidak
dilakukan pada kegiatan bisnis secara rutin,
melainkan merupakan sebuah fenomena yang
muncul dalam aspek -aspek kepemimpinan.
J.B. Say Agen ekonomi yang menyatukan segala sumber
daya (lahan produksi satu, tenaga kerja) untuk
menghasilkan barang dan/atau jasa. Wirausaha
mampu menggeser sumber daya ekonomi dari
daerah yang lebih rendah produktivitasnya ke
daerah yang lebih tinggi produktivitasnya sehingga
mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih
tinggi dan hasil yang lebih besar.
Albert Shapero Di dalam kewirausahaan terdapat kesepakatan
bahwa kita sedang membicarakan tentang perilaku
yang mencakup (1) pengambilan inisiatif, (2)
pengorganisasian atau pengorganisasian kembali
mekanisme sosial ekonomi untuk mengubah situasi
dan sumber daya menjadi sesuatu yang
menguntungkan, dan (3) penerimaan risiko atau
kegagalan.
Robert C Ronstadt Suatu proses dinamis untuk meningkatkan

15
kesejahteraan. Kesejahteraan ini diciptakan oleh
individu-individu yang bersedia mengambil risiko
besar dalam hal ekuitas, waktu, dan/atau
berkomitmen untuk menyediakan manfaat bagi
barang dan/atau jasa yang dihasilkan. Barang dan
jasa itu sendiri tidak selalu harus baru atau unik,
tetapi harus mengandung nilai yang diperkenalkan
wirausaha melalui penjaminan dan alokasi
keterampilan dan sumber daya yang diperlukan.
(Sumber: Durri Andriani.____. Modul 1 Konsep Dasar Wirausaha. Universitas
Terbuka)

Dari berbagai definisi wirausaha ini dapat dibentuk karakteristik yang perlu
dimiliki wirausaha. Di bawah ini ialah susunan karakteristik wirausaha yang
dipaparkan dari beberapa pakar.

Tabel 2.2.2 Karakteristik Wirausaha

Tahun Pakar Karakteristik


1848 Mill Keberanian menanggung risiko
1917 Weber Memiliki kekuasaan dan kewajiban.
1934 Schumpeter Inovatif dan memiliki inisiatif.
1954 Sutton Memiliki hasrat untuk bertanggung jawab
1959 Hartman Memiliki kekuasaan dan kewajiban.
1961 McLelland Memperhitungkan risiko, memiliki kebutuhan
berprestasi.
1963 Davids Berambisi, tidak tergantung, percaya diri,
bertanggung jawab.
1964 Pickle Memiliki keinginan untuk maju, mampu
menjalin hubungan personal, mampu
berkomunikasi, memiliki kecakapan teknis.
1971 Palmer Mengukur dan memperhitungkan risiko

16
1973 Winner Memiliki kebutuhan terhadap kekuasaan.
1974 Liles Memiliki kebutuhan berprestasi.
1977 Gasse Berorientasi pada nilai-nilai yang bersifat
personal.
1978 Timmons Percaya diri, berorientasi pada pencapaian
sasaran, bersedia mengambil risiko, kreatif,
inovatif
1980 Sextons Energik, ambisius, bersikap positif atas
kegagalan.
1981 Welsh & While Bertanggung jawab, percaya diri menyukai
tantangan, bersedia mengambil risiko.
1982 Dunkelberg & Berorientasi pada pertumbuhan, independen,
Cooper memiliki keterampilan teknik

2.3 Pengembangan dunia usaha


Pengembangan usaha adalah suatu proses untuk meningkatkan pekerjaan
sekarang dan yang akan datang dengan meningkatkan perluasan usaha dan
kualitas serta kuantitas keluaran dari kegiatan ekonomi dengan mengerahkan
kekuatan pikiran, fisik dan mental untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Perkembangan suatu usaha merupakan tanggung jawab setiap pemimpin usaha
atau wirausaha yang membutuhkan kejelian, dorongan dan kreativitas. Pada
umumnya pemilik usaha dalam mengembangkan usahanya harus mampu melihat
suatu peluang dimana orang lain tidak mampu melihatnya, menangkap peluang
dan memulai usaha (bisnis), dan menjalankan bisnis dengan berhasil.

Ada dua unsur – unsur penting dalam mengembangkan usaha, yaitu :

1. Unsur yang berasal dari dalam (pihak internal) :


a) Adanya niat dari si pengusaha/wirausaha untuk mengembangkan
usahanya menjadi lebih besar.

17
b) Mengetahui teknik produksi barang, seperti jumlah barang yang
akan diproduksi, metode yang digunakan untuk
mengembangkan barang/produk, dll.
c) Membuat anggaran untuk menargetkan berapa pendapatan dan
pengeluaran produk .
2. Unsur dari pihak luar (Pihak eksternal) :
a) Mengikuti perkembangan informasi dari luar usaha.
b) Perolehan modal tidak hanya mengandalkan sumber internal
seperti pinjaman eksternal.
c) Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik/kondusif untuk
usaha
Strategi perkembangan dalam dunia usaha diantaranya:
1. Strategi Pengembangan
a) Startegi Pengembangan Pasar
Strategi pengembangan pasar merupakan strategi yang memasarkan
produk atau jasa saat ini kepada konsumen di sehmen pasar yang baru
maupun di wilayah area geografis pasar yang baru.
b) Strategi Pengembangan Produk
Perusahaan berusaha bertaruh, memperkuat posisi, dan memperluas pasar
yang lebih besar dengan menggunakan tambahan pilihan produk atau jasa
baru.
c) Strategi inovasi
Strategi inovasi merupakan yang ditujukan untuk mencapai tingkat
pengembalian yang tinggi berkaitan dengan penciptaan dan penerimaan
pelanggan atas produk atau jasa baru.
Dalam perkembangan usaha ada beberapa tingkatan diantaranya :
1. Tingkat Produk.
Pada level produk pengembangan usaha berarti mengembangkan produk
atau teknologi baru. Meskipun perkembangan dapat bervariasi dari perusahaan
ke perusahaan. Pengembangan tingkat komersial, juga dikenal sebagai

18
pengembangan inkremental, adalah pengembangan yang meningkatkan
fungsionalitas platform atau teknologi yang ada.
2. Tingkat Komersial
Tujuan dari level ini adalah untuk mengejar pelanggan baru di segmen
pasar yang baru. Karena itu, pekerjaan ini membutuhkan orang yang kuat
secara mental dan bermotivasi tinggi yang dapat menangani banyak masalah.
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan saluran atau setup organisasi
penjualan. Saluran dapat mencakup dari mitra, agen seperti distributor,
pemegang lisensi, franchisee, atau cabang sendiri. Dan terakhir dengan
mengembangkan penawaran produk secara keseluruhan yang terdiri dari
beberapa/ gabungan teknologi untuk membuatnya menjadi hidup serta
bertujuan untuk menghemat waktu dalam proses usaha .
3. Tingkat Korporasi
Tahap ini dilakukan saat memutuskan untuk memperoleh kompetensi
organisasi tertentu untuk tujuan kerjasama di tingkatan usaha.
4. Tingkat keamanan dalam proses penjualan barang
Selain menjual produk dengan harga yang terjangkau dan memiliki
kualitas yang baik, pengawasan terhadap penjualan juga harus dilakukan demi
menghindari kejadian-kejadian yang tidak terduga.
Adapun analisa masalah yang biasanya terjadi dalam mengembangkan
bisnis adalah:
1. Faktor kurangnya permodalan
Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk
mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM, oleh karena
pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau
perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan modal dari si pemilik
yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau
lembaga keuangan lainnya sangat sulit diperoleh karena persyaratan secara
administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi
2. Kesulitan dalam pemasaran produk

19
Kesulitan memasarkan produk dapat mengakibatkan berlebihnya
penyimpanan produk di gudang. Sehingga tidak ada pemasukkan bagi si
pengusaha.
3. Persaingan usaha yang semakin ketat
Persaingan usaha yang semakin ketat mendesak para pengusaha bersaing
dengan pengusaha lainnya , hal ini jika tidak diantisipasi maka pengusaha
yang kalah bersaing akan mengalami gagal produk .
4. Kesulitan bahan baku .
Kesulitan bahan baku merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkembangan usaha. Tanpa bahan baku, dapat dipastikan perusahaan tidak
akan dapat menjalankan kegiatan komersialnya.
5. Kurangnya keahlian teknis dan tenaga ahli.
Seorang entrepreneur membutuhkan tim kerja dan spesialisasi untuk
mengembangkan perusahaannya. Untuk itu, seorang entrepreneur harus terus
berinvestasi pada manusia untuk membesarkan perusahaannya.

20
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen merupakan sebuah proses yang dilakukan dalam mewujudkan
tujuan organisasi dengan melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan,
organisasian, pengarahan dan pengendalian orang-orang dan sumberdaya
organisasi lainnya. Fungsi-fungsi manajemen manajerial yakni fungsi organic
dan fungsi penunjang. Adapun prinsip dari manajemen yaitu pembagian kerja,
kewenangan serta tanggung jawab, disiplin, Kesatuan perintah, kesatuan arah,
meletakkan kepentingan, balas jasa, sentralisasi, hierarki atau hierarchi,
keteraturan, keadilan dan kejujuran, stabilitas kondisi karyawan, inisiatif, dan
semangat korps.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif
dalam usaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya
meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Karakteristik
kewiraushaan yakni Motif berprestasi tinggi, selalu perspektif memiliki
kreativitas tinggi, memiliki perilaku inovatif tinggi, komitmen, mandiri, berani
ngambil resiko, selalu mencari peluang, berjiwa kepemimpinan, dan
berkemampuan manajeral. Wirausaha sama artinya dengan entrepreneurship
dalam bahasa Inggris. Kata entrepreneurship sendiri bermula dari bahasa
Prancis, entreprendre yang memiliki makna to undertake (mengerjakan atau
berusaha melakukan sebuah pekerjaan). Beberapa karakteristik yang perlu
dimiliki wirausaha yakni berani mengambul resiko, memiliki kekuasaan dan
kewajiban, inovatif dan memiliki inisiatif, dan lain-lain.
Pengembangan usaha adalah suatu proses untuk meningkatkan pekerjaan
sekarang dan yang akan datang dengan meningkatkan perluasan usaha dan
kualitas serta kuantitas keluaran dari kegiatan ekonomi dengan mengerahkan
kekuatan pikiran, fisik dan mental untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dua
unsur penting dalam mengembangkan usaha yaitu unsur yang berasal dari
pihak dalam (pihak internal), dan unsur dari pihak luar (pihak eksternal).
Strategi perkembangan dunia usaha diantaranya strategi pengembangan,
tingkat kemersial, tingkat korporasi, dan tingkat keamanan dalam proses

21
penjualan barang. Terdapat analisi masalah yang biasanya terjadi dalam
mengembangkan bisnis yakni factor kurangnya permodalan, kesulitan dalam
pemasaran produk, persaingan usaha yang semakin ketat, kesulitan bahan
baku, dan kurangnya kehalian teknis dan tenaga ahli.

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa harus mengetahui konsep dasar manejemn dan
perkembangan kewirausahan agar nantinya jika akan menjadi seorang
wirausahawan kita tahu apa yang perlu disiapkan dan kita mengerti apa yang
harus disiapkan sehingga usaha yang dibangun akan menjadi baik. Sebagai
pendidik kita dapat mengarahkan siswa dalam melakukan wirausaha yang baik
sehingga nantinya tercipta seorang wirausahawan yang sukses.

22
DAFTAR PUSTAKA

Darojat, O., dan Sumiyati, S. ____. Modul 1 Konsep-konsep Dasar


Kewirausahaan/Entrepreneurship. Universitas Terbuka.

Kurniadin, D. dan Machali. 2012. Manajemen Pendidikan:konsep , prinsip


pengelolaan pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Hal 29.
Wwahyudin, D. 2015. Manajemen kurikulum. Bandung: PT remaja
rosdakarya. Hal 5.
Estirahayu, D. P., dkk. 2012. Konsep Dasar Kewirausahaan dan Proses
Kewirausahaan. Malang: Universitas Brawijaya.

Syukur, F. 2011. Manajemen Pendidikan. Semarang; pustakaan Rizki


Putra. Hal 7.
Usman, H. 2013. Manajemen (Teorim Pratik dan Riset Pendidikan).
Jakarta: Bumi Aksara. Ed 4 Hal 22.
Sukiswa, I. 1986. Dasar-dasar Umum Manajemen Pendidikan. Bandung:
TARSITO. Hal 13.
Izzah. 2020. Pengembangan Bisnis.
https://id.scribd.com/document/458373634/PENGEMBANGAN-
BISNIS. [Diakses pada 8 Maret].
James W. Cartland, et al. 1984. “Differentiating Entrepreneurship from
Small Business Owners: A Conceptualization”. Academic of
Management Review. Dalam Durri Andriani “Modul 1 Konsep
Dasar Wirausaha)
Mustagfiroh, M. 2017. Pengembangan usaha adalah tugas dan proses
persiapan. http://repository.iainkudus.ac.id/1011/5/5.%20BAB
%20II.pdf. [Diakses pada 8 Maret].
Hamalik, O. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung; PT.
Reneka Rosdakarya. Hal 16.
Siagian, S.P. 2007. Fungsi-fungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara. Hal
33.

23

Anda mungkin juga menyukai