Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar manajemen

Dosen Pembimbing :
Dr. Jajang Sugiat SE. M.Pd. MM

Disusun oleh :
Sheilla Handayani Rodin ( 22110007 )
Aldy Firmansyah ( 221100015 )
Risa Maulidina( 221100002 )

Prodi : Manajemen S1 Reg A / 1A

SEKOLAH TINGGI EKONOMI (STIE) YASA ANGGANA GARUT


Jl Otista No. 278 A, Sukagalih, Kec. Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44151

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Mahaesa atas nikmat dan rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan kesempatan yang telah diberikan kepada kami yaitu kesempatan
untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang Perkembangan Ilmu
Manajemen.

Sekaligus pula, kami menyampaikan rasa terimakasih sebanyak-banyaknya untuk


Bapak Dr. Jajang Sugiat SE, M.Pd. MM selaku dosen mata kuliah Pengantar
Manajemen yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Kami juga berharap dengan adanya makalah ini mampu berguna serta bermanfaat
dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait dengan sejarah
pengembangan dasar-dasar manajemen yakni kita dapat mengetahui sejarah dan
perkembangan manajemen di Indonesia.

Selain itu kami sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami siap menerima kritik
dan saran untuk kemudian hari sehingga kami dapat revisi dan tulis kembali serta kami
juga berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih
mengutamakan kualitas makalah dimasa selanjutnya .

Garut, 14 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................3
D. Metode pengumpulan data.......................................................................4
E. Sistematika penulisan...............................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Penjelasan Manajemen..........................................................................6
B. Fungsi - Fungsi manajemen....................................................................7
C. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Fungsinya................................8
D. Pengertian Kompensasi……………………………………………….....................9

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen...........................................................................6
B. Sejarah Manajemen................................................................................7
C. Perkembangan Teori Manajemen di Indonesia.......................................8
D. Teoi-Teori Manajemen………………………………………………...............9

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan....................................................................................................10
Saran...............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sejarah perkembangan manajemen tidak jauh beda dengan perkembangan


manusia, karena manajemen itu sudah ada bersamaan dengan adanya manusia. Bisa
dikatakan manajemen itu ada saat manusia tercipta. Oleh karena itu, manajemen dan
manusia sangat berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan. Memang hakikatnya
manusia tidak bisa terlepas dari manajamen, dari prinsip-prinsip manajemen, baik
secara langsung ataupun tidak langsung, baik yang disari ataupun yang tidak
didasari.Seiring perkembangan dan tuntutan hidup manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, manajemen pun berkembang sesuai keahlian, pengetahuan, dan
kemampuan yang dimiliki oleh manusia itu sendiri.

Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen
memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting
dalam rneneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan manajer. IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada
tahun 1886 Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study
dengan teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas.
Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific Management (1911)
yang merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu. Di samping itu ilmu
manajemen sebagai ilmu penegtahuan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang atau
lebih.
2. Adanya kerja sama dari kelompok tersebut.
3. Adanya kegiatan/proses/usaha.
4. Adanya tujuan.

Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang


mempelajari dan melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modem.
Dimana fenomena masyarakat modem itu merupakan gejala sosial yang membawa
perubahan terhadap organisasi. Pada kenyataannya manajemen sulit dedifenisikan
karena tidak ada defenisi manajemen yang diterima secara universal. Mary Parker
Follet mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Defenisi ini rnengandung arti bahwa para manajer untuk mencapai
tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas
yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga
mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada
defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Stoner mengemukakan
suatu defenisi yang lebih kompleks yaitu sebagaiberikut: “Manajemen adalah suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi
lainnya agar rnencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.

Dari defenisi di atas terlihat bahwa Stoner telah rnenggunakan kata “proses”, bukan
“seni”. Mengartikan manajernen sebagai “seni” mengandung arti bahwa hal itu adalah
kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu “proses” adalah cara
sistematis untuk rnelakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses
karena semua manajer tanpa harus rnemperhatikan kecakapan atau ketrampilan
khusus, harus melaksanakan kegiatan- kegiatan yang saling berkaitan dalam
pencapaian tujuan yang diinginkan. Setiap pandangan mungkin berguna untuk
berbagai masalah yang berbeda-beda. Ada tiga aliran pemikiran manajemen yaitu :
a. Aliran klasik
b. Aliran hubungan manusiawi
c. Aliran manajemen modern

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud manajemen ?
2. Bagaimana proses sejarah perkembangan manajemen di Indonesia ?
3. Apa saja teori-teori manajemen ?

C. Maksud dan Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen
2. Untuk mengetahui tentang sejarah dan perkembangan yang terjadi di Indonesia
3. Untuk mengetahui tentang teori-teori manajemen

D. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
rangka mencapai tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel
ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Metode pengumpulan
data yang umum digunakan dalam suatu penelitian adalah : kuesioner, observasi,
wawancara.

E. Sistematika Penulisan

BAB 2
LANDASAN TEORI

A. Manajemen

Manajemen merupakan proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan,


pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai
tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya, (Terry dan
Leslie, 2010). Manajemen merupakan proses untuk mewujudkan keinginan yang
hendak yang hendak dicapai atau yang diinginkan oleh sebuah organisasi bisnis,
organisasi sosial, organisasi pemerintahan dan sebagainya, (Effendi, 2014). Sedangkan
menurut, (Hasibuan, 2008), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif
dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian ini menjelaskan bahwa
manajemen merupakan suatu ilmu dan seni dimana dalam pelaksanaannya seorang
manajer perlu mencari cara dalam memberdayakan sumber daya yang dimiliki secara
efektif dan efisien guna mencapai tujuan perusahaan.

B. Fungsi-fungsi Manajemen
Planning (Perencanaan)
Menetapkan terlebih dahuu tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dan bagaimana
cara mencapai tujuan tersebut. Untuk seorang manajer personalia perencanaan berarti
menetapkan terlebih dahulu program personalia yang akan membantu tujuan
perusahaan.

Organizing (Pengorganisasian)
Mengadakan pembagian tugas atau struktur hubungan antara pekerjaan
pengkelompokan tenaga kerja sehingga tercapai suatu oraganisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Actuating (Pengarahan)
Setelah perencanaan dan pengorganisasian telah ditetapkan, maka fungsi ini adalah
sebagai pelaksananya seperti karyawan, melatih memikirkan suatu perangsang, hadiah
atau sanksi kepada karyawan sesuai dengan prestasi kerja yang mereka raih.
Controlling (Pengendalian)
Tindakan atau aktivitas yang dilakukan manajer untuk melakukan pengamatan,
penelitian, serta penilaian dari pelaksana seluruh kegiatan oraganisasi yang sedang
atau telah berjalan untuk mencapai tujuan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.

C. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Fungsinya


Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang
dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya,
sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya,
(Hasibuan, 2014). Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu sistem yang
bertujuan untuk mempengaruhi sikap, perilaku, dan kinerja karyawan agar mampu
memberikan kontribusi yang optimal dalam rangka mencapai sasaran - sasaran
perusahaan, (Suparyadi, 2015).

Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan,


pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-
tujuan individu maupun organisasi, (Handoko, 2012). Manajemen sumber daya manusia
memfokuskan kepada manusia baik sebagai subjek atau pelaku sekaligus sebagai
objek dari pelaku. Jadi, manajemen sumber daya mansusia akan mengelola, melalui
proses perencanaan (Planning), organisasi (Organizing), pengamatan (Directing), dan
pengendalian (Controlling), agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan hasil yang
maksimal, efisien, dan efektif, (Subekhi dan Jauhar, 2012).

Menurut, (Sutrisno, 2012), terdapat beberapa fungsi manajemen sumber daya


nmanusiayaitu :

1. Perencanaan
Kegiatan memperkirakan tentang keadaan tenaga kerja, agar sesuai dengan kebutuhan
organisasi secara efektif dan efisien, dalam membantu terwujudnya tujuan.
Komponen-komponen perencanaan sumber daya manusia antara lain (Hasibuan2012)
:
 Tujuan
Perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan kepentingan individu,
organisasi dan kepentingan nasional. Tujuan perencanaan SDM adalah
menghubungkan SDM yang ada untuk kebutuhan perusahaan pasa masa yang akan
datang untuk menghindari mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan
tugas.
 Perencanaan Organisasi
Perencanaan organisasi merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk
mengadakan perubahan yang positif bagi perkembangan organisasi. Peramalan SDM
dipengaruhi secara drastis oelh tingkat produksi. Tingkat produksi dari perusahaan
penyedia (suplier) maupun pesaing dapat juga berpengaruh. Meramalkan SDM, perlu
memperhitungkan perubahaan teknologi, kondisi permintaan dan penawaran dan
perencanaan karir.
2. Pengadaan
Pengadaan merupakan proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi
untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Menurut, (Hasibuan, 2012) Recruitment adalah proses penarikan, seleksi,
penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyaan yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan.
Tujuan pengadaan sumber daya manusia adalah :
a. Menyediakan sekumpulan calon tenaga kerja/karyawan yang memenuhi syarat.
b. Agar konsisten dengan strategi, wawasan dan nilai perusahaan.
c. Untuk membantu mengurangi kemungkinan keluarnya karyawan yang belum
lama kerja.
d. Untuk mengordinasikan upaya perekrutan dengan progam seleksi dan
pelatihan.
e. Untuk memenuhi tanggung jawab perusahaan dalam upaya menciptakan
kesempatan kerja.
Menurut, (Handoko, 2008) proses rekrutmen memiliki bebrapa istilah populer
uraiannya sebagai berikut :
a. Job Analysis (Analisis Jabatan). Merupakan prosedur untuk menentukan tanggung
jawab dan persyaratan, ketrampilan dari sebuah pekerjaan dan jenis orang yang
akan dipekerjakan.
b. Job Description (Uraian Jabatan). Uraian jabatan adalah mengihktisarkan fakta-
fakta yang diberikan oleh analisis jabatan dalam susunan yang sistematis. Uraian
jabatan merupakan garis-garis besar yang ditulis dan dimaksudkan untuk
memberikan keterangan tentang fakta-fakta yang penting dari jabatan yang
diperlukan.
c. Job Specification (Persyaratan Jabatan). Merupakan catatan mengenai syarat-
syarat minimum yang harus dimiliki untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan
baik.
d. Job Evaluation (Penilaian Jabatan). Menurut, (Moekijat, 2010) penilaian jabatan
adalah kegiatan yang dilakukan guna membandingkan nilai dari suatu jabatan
dengan nilai dari jabatan dengan jabatan lainnya.
e. Job Classification (Penggolongan jabatan). Penggolongan jabatan adalah
pengelompokan jabatan-jabatan yang memiliki nilai yang sama, (Moekijat, 2010).

Menurut, (Hasibuan, 2008) dasar penarikan calon karyawan harus ditetapkan lebih
dahulu supaya para pelamar yang akan memasukkan lamarannya sesuai dengan
pekerjaan atau jabatan yang diminatinya. Dasar penarikan harus berpedoman pada
spesifikasi pekerjaan yang telah ditentukan untuk menduduki jabatan tersebut. Job
Specification harus diuraikan secara terperinci dan jelas agar para pelamar
mengetahui kualifikasi yang dituntut oleh lowongan kerja tersebut. Jika spesifikasi
pekerjaan dijadikan dasar dan pedoman penarikan, maka karyawan yang diterima
akan sesuai dengan uraian pekerjaan dari jabatan yang diperlukan oleh perusahaan.
3. Pengendalian
Pengendalian merupakan kegiatan mengendalikan pegawai agar menaati peraturan
organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana.
4. Pengembangan
Menurut pengembangan merupakan proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis,
konseptual, dan moral pegawai melalui pendidikan dan pelatihan
5. Pengintegrasian.
Merupakan kegiatan untuk mempersatukan kepentingan organisasi dan kebutuhan
pegawai, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan
6. Pemeliharaan
Merupakan kegiatan pemeliharaan atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan
lloyalitas agar mereka tetap mau bekerja sampai pensiun.

7. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang terpenting dan
kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang
maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati perturan–
peraturan perusahaan dan norma–norma sosial.
8. Pemberhentian.
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan.
Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan,
kontrak kerja berakhir, pension, dan sebab-sebab lainnya.
D. Kompensasi

Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa
untuk kerja mereka. Kompensasi penting bagi karyawan sebagi individu karena
besarnya kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya mereka diantara para
karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, nila para karyawan
memandang kompensasi mereka tidak memadai, prestasi kerja, motivasi dan
kepuasan kerja mereka bisa turun secara dramatis, (Handoko, 2012). Kompensasi
adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung ataupun tidak
langsung yang diterima oleh karyawan sebagai imbalan atas yang diberikan kepada
perusahaan, (Hasibuan, 2013). Kompensasi adalah setiap bentuk penghargaan yang
didapatkan karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada
organisasi, (Subekhi dan Jauhar, 2012).
1. Tujuan Kompenasi
Kompensasi memiliki beberapa tujuan lainnya sebagai berikut, (Kadarisman, 2012) :
 Ikatan Kerja Sama
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara majikan dan
karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan biak, sedangkan
pengusaha atau majikan wajib membayar kompensasi dengan perjanjian yang telah
disepakati.

 Kepuasan Kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status
sosial, dan egoistiknya shingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.

 Pengadaan Efektif
Jika program kompensasi diterapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified
untuk pengusaha akan lebih mudah dalam persaingan lingkungan bisnis yang makin
ketat.

 Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan lebih mudah memotivasi
bawahannya.

 Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi
yang kompetitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turn-over relative kecil.

 Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin baik.
Mereka akan menyadari serta menaati peraturan-peraturan yag berlaku. Kompensasi
juga memiliki beberapa tujuan lainnya sebagai berikut, (Suparyadi, 2015).

 Menghargai Kinerja
Pemberian kompensasi kepada karyawan harus mampu memperkuat perilaku kerja
mereka yang diingkan oleh perusahaan, seperti tanggung jawab dan komitmen, serta
berperan sebagai perangsang untuk memperbaiki perilaku kerja pada waktu yang akan
datang.

 Memperoleh SDM yang Berkualitas


Kompensasi yang ditetapkan oleh perusahaan harus mampu bersaing di pasar tenaga
kerja, sehingga dapat menarik pelamar kerja secara luas, terutama dari mereka yang
memiliki kompetensi tinggi yang sesuai dengan spesifikasi jenis pekerjaan yang lowong.
 Mempertahankan Karyawan
Karyawan yang memiliki kinerja unggul merupakan human capital yang sangat
berharga untuk mempertahankan eksistensi dan memajukan perusahaan dalam
persaingan lingkungan bisnis yang makin ketat.

 Menjamin Keadilan
Pemberian kompensasi yang disarankan tidak adil oleh karyawan akan dapat
menimbulkan keirihatian, yang mana hal ini dapat berakibat pada terjadinya
ketidakpuasan kerja, ataupun adanya karyawan yang keluar dari perusahaan.

 Mengendalikan Biaya
Kompensasi merupakan komponen biaya yang cukup besar, sehingga memiliki
pengaruh cukup besar pula terhadap biaya produksi secara keseluruhan.

 Mengikuti Peraturan Pemerintah


Perwujudan kesejahteraan para karyawan oleh pemerintah dilakukan memalui
penetapan peraturn perundang-undangan, yaitu mengatur besar gaji atau upah minimal
yang harus diberikan oleh perusahaan kepada karyawan.

Menurut, (Samsudin, 2010) mengemukakan fungsi pemberian kompensasi, yaitu:


1. Pengalokasian sumber daya manusia secara efisien
Fungsi ini menunjukkan pemberian kompensasi pada karyawan yang berprestasi
akan mendorong mereka untuk bekerja lebih baik.
2. Penggunaan sumber daya manusia secara lebih efisien dan efektif

Dengan pemberian kompensasi kepada karyawan mengandung implikasi bahwa


organisasi akan menggunakan tenaga karyawan dengan seefisien dan seefektif
mungkin.

3. Mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi

Sistem pemberian kompensasi dapat membantu stabilisasi organisasi dan mendorong


pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

2. Jenis - jenis Kompensasi


Kompensasi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu kompensasi finansial dan
kompensasi nonfinansial, (Suparyadi, 2015).

a. Kompensasi Finansial
Kompensasi finansial merupakan imbalan yang diberikan kepada karyawan selama
karyawan tersebut masih aktif melaksanakan tugas atau pekerjaan dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Kompensasi finansial dapat diberikan menjadi dua macam,
yaitu kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung.

1. Kompensasi Langsung

a. Gaji
Gaji adalah sejumlah uang yang diberikan kepada karyawan secara tetap sebagi bals
jasa atas kontribusinya kepada organisasi atau perusahaan, yaitu dengan melakukan
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Upah
Upah dalah imbalan finansial yang diberikan secara langsung kepada karyawan yang
didasarkan pada jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan, atau banyaknya pelayanan
yang diberikan.

c. Tunjangan
Tunjangan merupakan kompensasi yang diberikan kepada karyawan tertentu sebagi
imbalan atas pengorbanannya sebagai tuntutan pekerjaan yang melebihi karyawan lain,
baik pikiran, tenaga, dan psikologi.

d. Insentif
Insentif merupakan imbalan finansial yang diberikan secara langsung kepada karyawan
yang kinerjanya melebihi standar yang ditentukan.

e. Kompensasi Nonfinansial
Kompensasi nonfinansial merupakan imbalan yang diberikan kepada karyawan yang
sudah mengakhiri masa baktinya di organisasi atau perusahaan karena pensiun atau
meninggal dunia, sebagai penghargaan atas kompensisi tidak langsung dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu kompensasi langsung dan kompensasi tidak
langsung.

2. Kompensasi Tidak Langsung

Kompensasi tidak langsung merupakan imbalan dalam bentuk fasilitas yang diberikan
kepada karyawan selama mereka aktif melaksanakan tugas atau pekerjaan dalam
organisasi atau perusahaan. Kompensasi tidak langsung diberikan sebagai imbalan
kepada karyawan tertentu atau seluruh karyawan, seperti mobil atau bus dinas,
perumahan atau mess, balai kesehatan atau asuransi tenaga kerja, atau saham.

3. Hukuman (Punishment)
Punishment (hukuman) adalah menghadirkan atau memberikan sebuah situasi yang
ingin dihindari untuk menurunkan tingkah laku. Mengenai hukuman itu, ada beberapa
pandangan filsafat atau kepercayaan yang menganggap bahwa hidup ini termasuk
sebagai suatu hukuman, karena kehidupan ini identik dengan penderitaan. Pandangan
hidup yang demikian menganjurkan agar manusia menghindari diri dari hukuman atau
penderitaan yang ada di dalam kehidupan ini. Hukuman suatu tindakan yang kurang
menyenangkan, yaituberupa penderitaan yang diberikan kepada siswaatau anak secara
sadar dan sengaja, sehingga siswa atau anak tidak mengulagi kesalahannya
lagi.Hukuman diberikan sebagai akibat dari pelanggaran, (Baharuddin, 2010).
BAB 3
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Italia (1561) yaitu “Menaggiare” yang berarti
“mengendalikan”,terutamanya “mengendalikan kuda” atau berasal dari bahasa Perancis
Kuno yaitu “ Menagement” yang mempunyai arti “seni melaksanakan dan mengatur”
atau atau juga dari bahasa Latin “Manus” yang memeiliiki arti “tangan” kata ini
mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manege yang berarti “kepemilikan kuda”
( yang berasal bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda ), dimana istilah
Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Kemudian bahasa Perancis mengadopsi kata
ini dari bahasa Inggris menjadi menagement yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur.
Seiring dengan perkembangannya banyak para ilmuwan dan professor memberikan
pendapat mereka mengenai apa itu manajemen. Seperti pada beberapa tokoh terkenal
berikut ini.
1. Ensiclopedia of The Social Sciences Dalam Ensiclopedia of The Social
Sciences, manajemen diartikan sebagai proses pelaksanaan suatu tujuan
tertentu yang diselenggarakan dan diawasi.
2. Ricky W. Griffin, Mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti
bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal.
3. Prof. Drs. Oei Liang Lie, Manajeman adalah ilmu dan seni perencanaan,
pengorganisasian , pengerahan, pengkoordinasian, dan pengawasan sumber
daya manusia dan alam , terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
4. Mary Parker Follet, Mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi.
5. G.R. Terry Menurut pendapat beliau manajemen diartiakan sebagai suatu
proses yang khas yang teerdiri atas perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan usaha
mencapai sasaran-sasaran dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya.

Sebagai mana yang telah kita baca dari definisi-definsi para ilmuwan kita dapat menarik
beberapa pokok pikiran penting, sebagai berikut.

 Menyelenggarakan
 Mengawasi
 Perencanaan
 Pengorganisasian
 Pengontrolan dan Pengkoordinasian
B. SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN
Keberadaan manajemen telah ada dari ribuan tahun yang lalu hanya saja sangat sulit
untuk menemukan dan melacak sejarah manajemen tersebut apalagi di negara
indonesia yang masih belum terbentuk ketika awal mula manajemen. Manajemen
sendiri telah dipelajari dan diajarkan sejak awalabad 20.
Berikut beberapa contoh yang membuktikan bahwa ilmu manajemen sudah ada sejak
dahulu:
1. Bangunan Piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000
orang selama 20 tahun. Piramida tak akan berhasil dibangun jika tidak ada
seseorang yang memperdulikan apa sebutan untuk manajer atau leader ketika
itu. Dialah orang yang merencanakan apa saja yang harus dilakukan,
mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan
mengkoordinasikan para pekerja.
2. Pada jaman Nabi Musa As telah ada pemikiran manajemen. Ini terlihat pada
waktu perjalanan Nabi Musa meninggalkan Mesir menuju Shiftim, yang mana
jaraknya kurang lebih 380 mil. Perjalanan sepanjang itu dilakukan bersama
dengan ribuan pengikutnya. Semula persoalan yang timbul diputuskan oleh Nabi
Musa sendiri, sehingga selama 39 tahun perjalanan tersebut hanya mencapai
240 mil saja. Kemudian Jethro ( Mertua Nabi Musa) memberikan nasihat agar
perjalanan lebih cepat dan masalah Nabi Musa menjadi ringan, maka Nabi Musa
disuruh mendelegasikan tugas dan wewenang kepada orang-orang
kepercayaanya dengan kelompok-kelompok: 10, 50, 100, 500, dan 1.000 orang
tiap kelompok. Dengan tugas dan pendelegasian wewenang tersebut, sisa
perjalanan dengan jarak 140 mil dapat diselesaikan dengan waktu cuma 9 bulan
saja.
3. Pada jaman Yunani Kuno. Yaitu cara mereka memerintah juga sudah memakai
pemikiran manajemen . pemakaian pemikiran manajemen yang digunakan ialah
membagi lembaga – lembaga pemerintah seperti councils ( Dewan-dewan),
courts ( Pengadilan – pengadilan ), pejabat administrasi, Board of General.
Dengan demikian lembaga-lembaga ini menunjukkan pentingnya manajemen
pada waktu itu.
4. Tembok besar di Cina, Candi Borobudur di Indonesia.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa tersebut mencetuskan pemikiran-pemikiran


baru tentang adanya manajemen. Beberapa kejadian-kejadian penting yang terjadi,
sebagai berikut.

1. Ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of
Nation pada tahuun 1776 M. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan
ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor),
yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang.
Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh. Smith mengatakan
bahwa dengan sepuluh orang masing-masing melakukan pekerjaan khusus dari
perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari.
Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri. menyelesaikan tiap-tiap bagian
pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti
sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan
produktivitas diantaranya yaitu :
a. Meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja,
b. Menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan
c. Menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga
kerja.
2. Penggunaan mesin yang menggantikan tenaga dari manusia pada masa revolusi
industri menciptakan perpindahan dari produksi rumah tangga ke dalam bentuk
pabrik. Perpindahan itu menyebabkan makin menjamurnya manajer-manajer yang
mengarahkan pekerjaan didalam pabrik sehingga pekerjaan tersebut menjadi lebih
efektif dan efisien.

Setelah dua kejadian diatas, ilmu manajemen semakin berkembang dengan pesat.
Banyak ilmu-ilmu manajemen yang mulai digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik
dalam keluarga, mansyarakat ,negara maupun didalam dunia. Sehingga semakin
bermunculan istilah mengenai Era modern yang ditandai dengan adanya konsep
manajemen total seperti W. Edwards Deming (1900-1993).
Manajemen sebenarnya sudah ada sejak manusia ada. Hal ini dibuktikan dengan
keberhasilan arsitek Mesir Kuno mewujudkan karyanya berupa
piramid Cheops. Pembangunan piramid yang melibatkan ratusan ribu tenaga kerja tidak
akan terwujud tanpa adanya manajemen yang baik. Hanya saja istilah manajemen baru
muncul pada tahun 1886. Di Indonesia, manajemen sudah dipraktikkan pada masa pra
sejarah. Adanya Candi Borobudur pada abad ke-8 dan Candi Prambanan pada abad
ke-9 merupakan bukti bahwa manajemen sudah lama dipraktikkan di Indonesia.
Pertumbuhan manajemen meliputi tiga fase yaitu :
1. Fase pra sejarah, yang berakhir pada tahun 1
2. Fase sejarah, yang berakhir pada tahun 1886
3. Fase modern, mulai 1886 sampai sekarang

Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah ada perkembangan sistem


manajemen indonesia?. Bagaimanakah perkembangan manajemen di Indonesia?.
Pertanyaan-pertanyaan ini akan mendapatkan jawaban yang tidak pasti. Ada yang
mengatakan bahwa Indonesia punya sistem manajemen yang ada sejak zaman dahulu
kala, sebagai warisan akar budaya bangsa oleh Raja-Raja Nusantara yang dapat kita
sebut dengan sistem manajemen partisipatif; salah satu contohnya adalah gotong
royong. Ada juga yang mengatakan bahwa sistem manajemen Indonesia sangat
dipengaruhi oleh negara-negara yang pernah menjajah; Belanda dan Jepang.

sistem pemerintahan dengan DPR dalam perumusan kebijakan publik adalah salah
satu contoh dari birokrasi top-down yang dianut oleh VOC. Jepang sejak menduduki
Indonesia telah membuat sistem pengklusteran dengan sistem manejemen bottom-up
contohnya dengan membentuk organisasi masyarakat dari tingkat bawah hingga tingkat
atas.
Penulis empat periode atau aliran sejarah perkembangan manajemen mengatakan
bahwa dimulai dari aliran manajemen klasik, behavioristik, model sistem, dan hubungan
manusia atau neo-klasik.
Peter F. Drucker (1977: 7),manajemen menyandang fungsi sosial. Manajemen tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat atau bagian dari masyarakat yang dilayaninya,
sehingga tak terlepasdari kaitan budaya (kultur) yang disandang oleh masyarakat yang
dilayaninya.
Merujuk dari pemikiran Peter F. Drucker di atas, sesuatu yang pasti bahwa
Indonesia punya budaya (cultur) oleh karena itu ‘pasti’ punya nilai-nilai dasar
manajemen. Sehingga menjadi sangat mendesak (urgent) untuk mengembangkan
kekuatan imbangan yang ada pada nilai-nilai budaya bangsaIndonesia, yaitu
pengembangan manajemen yang berciri khas Indonesia. Karena bangsa Indonesia
sedang menghadapi banyak masalah akibat ‘salah urus’ (mis-management) dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, ditandai oleh merajalelanya kolusi, korupsi dan
nepotisme (KKN) di hampir semua segi. Pada saat yang sama, Indonesia juga harus
berkompetisi dengan negara-negara lain dalam upaya menghadapi peradaban atau
tuntutan global.
Namun ada juga pendapat beberapa ahli manajemen yang menyatakan bahwa tak
ada satu sistem pun yang paling baik. Jauh lebih efektif bila anda menggunakan
beberapa sistem manajemen, dimana sistem itu disebut dengan “manajemen
situasional”. Dalam implementasinya oleh para leadership, pendekatan ini dikenal
dengan “situational leadership” atau kepemimpinan situasional.
Sebagaimana dikemukakan oleh Fiedler dalam Budi Paramita (1992), “tampaknya
akan lebih memenuhi harapan apabila kita senantiasa belajar mengetahui situasi
dimana kita dapat menunjukkan prestasi terbaik, yaitu dengan memodifikasi situasi
untuk menyesuaikan sistem kepemimpinan kita”. Oleh karena itu Fiedler tertarik untuk
mengembangkan falsafah perekayasaan organisasi (organizational engineering)
didalam manajemen, dengan prinsip “lebih mudah mengubah lingkungan kerja
seseorang ketimbang mengubah kepribadian atau sistem seseorang dalam
berhubungan dengan orang lain”.

Manajemen situasional yang diterapkan dalam pendekatan sistem kepemimpinan


situasional terdiri dari empat macam sistem:
1. Directing atau pengarahan,
2. Cosultative atau coaching atau konsultasi/ bimbingan,
3. Supporting/dukungan, dan
4. Delegating/ delegasi.

C. PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN


Aliran hubungan manusiawi dan ilmu manajemen memberikan pendekatan yang
penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah
manajemen. Demikian pula aliran klasik yang telah berkembang ke arah pemanfaatan
hasil-hasil penelitian dari aliran lain dan terus tumbuh menjadi pendekatan baru yang
disebut pendekatan sistem dan kontingensi. Aliran klasik dikenal dengan pendekatan
proses dan operasi manajemen. Dengan terjadinya proses perkembangan yang saling
berkaitan di antara berbagai aliran ini, maka kemudian sudah sulit untuk terlalu
membedakan dan memisahkan antara aliran-aliran ini. Proses perkembangan teori
manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat dari lima sisi yaitu:
1. Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari
masing- masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori
manajemen.
2. Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkemabng sendiri-sendiri
tanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.
3. Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga
batas antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah terjadi
sekalipun bentuk pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihat bentuk
dominan dari satu rnazhab terhadap yang lain.
4. Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari
aliran- aliran seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan
kontingensi.
5. Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan
munculnya teori-teori manajenlen yang baru yang memusatkan perhatian kepada
satu permasalahan manajenlen tertentu.
Seperti kita ketahui hingga saat organisasi bisnis merupakan penciptaan
pengetahuan dan menjadi sumber inovasi yang penting bagi manajemen. Hal ini dapat
dilihat bagaimana perusahaan-perusahaan Jepang dan perusahaan besar lain di
belahan dunia ini berhasil dan berkembang karena keahlian danpengalaman dari para
manajer dan perusahaan secara keseluruhan menciptakan pengetahuan baru, service,
system, produk. Adanya inovasi yang terus menerus sebenarnya rnerupakan inisiatif
dari individual dan interaksi dalam kelompok sehingga perubahan terns teljadi
merupakan hasil dari pengalaman, penyatuan, diskusi, dialog yang menciptakan
pengetahuan baru.

D. TEORI-TEORI MANAJEMEN
1. Teori Manajemen Klasik
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen, yaitu :

 Robert Owen

Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Mnajer Pabrik Pemintalan Kapas di New
Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor
produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan
bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan
memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja,
apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik
kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan
akan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa
kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari
pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen
Personalia.

 Charles Babbage (1792-1871)

Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh
perhatian dan minat pada bidang manajemen. Dia dipercaya bahwa aplikasi prinsip-
prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja
menurunkan biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien.
Dia menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan
prinsip-prinsip manajemen. Pembagian kerja (devision of labour), mempunyai beberapa
keunggulan, yaitu :
1. Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
2. Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke
pekerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu
diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
3. Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja
terus menerus dalam tugasnya.
4. Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena
perhatiannya pada itu-itu saja.
2. Teori Manajeman Ilmiah
 Frederick Winslow Taylor
Pertama kali manajemen ilmiah atau manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan
dibahas, pada sekitar tahun 1900an. Taylor adalah manajer dan penasihat perusahaan
dan merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor dikenal sebagai
bapak manajemen ilmiah (scientifick management).
Hasil penelitian dan analisanya ditetapkan beberapa prinsip yang menggantikan
prinsip lama yaitu sistem coba-coba atau yang lebih dikenal dengan nama sistem trial
and error.

Hakekat pertama daripada manajemen ilmiah yaitu A great mental revolution,


karena hal ini menyangkut manajer dan karyawan. Hakekat yang ke dua yaitu
penerapan ilmu pengetahuan untuk menghilangkan sistem coba-coba dalam setiap
unsur pekerjaan. Taylor mengemukakan empat prinsip Scientific Management, yaitu :
1. Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu
pengetahuan disetiap unsur-unsur kegiatan.
2. Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan
latihan dan pendidikan kepada pekerja.
3. Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam
menjalankan tugasnya.
4. Harus dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dengan pekerja.

Hal yang menarik dari pendapat taylor salah satunya adalah mengenai posisi
manajer. Dimana manajer adalah pelayan bagi bahwahannya yang bertentangan
dengan pendapat sebelumnya yang mengatakan bahwa bawahan adalah pelayan
manajer. Oleh taylor ini dinamakan studi gerak dan waktu (time and a motion study).

 Henry Laurance Gantt ( 1861-1919 )


Henry merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan,
dimana titik perhatiannya pada unsur manusia dalam menaikkan produktivitas kerjanya.
Adapun gagasan yang dicetuskannya yaitu :
1. Kerja sama yang saling menguntungkan antara manajer dan tenaga kerja untuk
mencapai tujuan bersama.
2. Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
3. Pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
4. Penggunaan instruksi kerja yang terperinci.

3. Teori Administrasi Umum


Pendekatan ini dikenal sebagai teori administrasi umum (general administrative
theory). Teori ini lebih menitik beratkan apa yang dikerjakan seseorang manajer dan
praktikpraktik manajemen yang baik,. Beberapa figure yang paling menonjol dibalik
perkembangan teori ini yaitu :

 Mary Parker Folett ( 1868-1933 )


Mari percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara karyawan dan
manajemen brdasar persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk
memisahkan atasan sebagai pemberi perintah dengan bawahan sebagai penerima
perintah. Beliau menganjurkan kedudukan kepemimpinan dalam organisasi, bukan
hanya karena kekuasaan yang bersumber dari kewenangan formil, tapi haruslah
berasal dari pada pengetahuan dan keahliannya sebagai manajer..
 Oliver Sheldon ( 1894 -1951 )
Filsafat rnanajemen yang pertama kali ditulis dalam bukunya pada tahun 1923, yang
menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial dalam dunia , usaha, sehingga
etika sarna pentingnya dengan ekonomi alam manajemen, dalam arti melakukan
pelayanan barang dan jasa yang tepat dengan harga yang wajar kepada masyarakat.
Manajemen juga harus memperlakukan pekerja dengan adil dan jujur. Beliau
menggabungkan nilainilai efisiensi manajemen ilmiah dengan etika pelayanan kepada
masyarakat.
Ada 3 prinsip dari Oliver, yaitu :
1. Kebijakan, keadaan dan metoda industri haruslah sejalan dengan kesejahteraan
masyarakat.
2. Manajemen seharusnyalah mampu menafsirkan sangsi moral tertinggi masyarakat
sebagai keseluruhan yang memberi makna praktis terhadap gagasan keadilan
sosial yang diterima tanpa prasangka oleh masyarakat.
3. Manajemen dapat mengambil prakarsa guna meningkatkan standar etika yang
umum dan konsep keadilan sosial.

 Max Webber
Seorang sosiolog berkebangsaan Jerman yang mendalami bidang organisasi. Ia
menulis gagasan – gagasannya pada awal 1990an, dan mengembangkan ssebuah
teori mengenai struktur otoritas dan hubungan-hubungan kewenangan berdasarkan
sebuah model organisasi yang ideal, yang dinamakan birokrasi atau sebuah organisasi
yang dicirikan oleh adanya pembagian kerja yang jelas, hierarki kepemimpinan yang
tegas, arahan-arahan dan aturan-aturan yang lugas, serta hubungan antar individu
yang tidak bersifat pribadi ( alias professional ).

4. Teori Manajemen Konteporer


Sebagaimana telah kita pelajari dimakalah ini, berbagai unsur teori teori manajemen
masa lalu masih tetap digunakan oleh para manajer masa kini, atau setidaknya
mempengaruhi mereka dalam menjalankan pekerjaan mereka. Sebagaian besar teori
terdahulu ini berfokus pada urusan-urusan manajer didalam organisasi. Dimulai pada
era 1960-an, para peneliti ilmu manajemen mulai mengalihkan perhatiannya ke hal-hal
yang terjadi dilingkungan di luar batas - batas organisasi. Dua teori pendekatan
kontenporer yaitu : Kesisteman dan situasional, merupakan bagian dari arus perubahan
tersebut, Mari kita tinjau masing masing teori pendekatan ini.
5. Teori Situasional
Para pakar manajemen teoritis dimasa-masa awal perkembangan bidang ini dahulu
mengemukakan prinsip-prinsip manajemen yang mereka anggap dapat diterapkan
secara universal. Penelitian-penelitian sesudahnya mengungkapkan adanya banyak
pengecualian diantara prinsip-prinsiip tersebut. Sebagai contoh, prinsip pembagian
kerja memang berharga dan telah digunakan secara luas, namun pekerjaanpekerjaan
dapat berubah menjadi terlalu sempit dan terkhususkan ( spesifik ).
Birokrasi memang dibutuhkan didalam banyak situasi, namun dalam berbagai situasi
lainya, bentuk-bentuk struktur yang lebih lues dapat lebih berfungsi efektif. Manajemen
tidak (dan memang tidak dapat) didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang kaku yang
berlaku sama didalam segala hal keadaan. Situasi –situasi yang berbeda dan cepat
berubah mengharuskan para manajer menggunakan beragam pendekatan dan teknik.
Pendekatan situasional (contingency approach) menyatakan bahwa setiap organisasi
bersifat unik, menghadapi situasi-situasi yang berlainan (contingencies), dan
membutuhkan cara pengelolaan yang berbeda-beda.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal
abad 19 Masehi.Memilih sistem yang tepat bukan hal yang mudah. Bila anda
menggunakan sistem yang keliru anda akan menciptakan masalah produktivitas dan
moral. Ada baiknya menjadi perhatian 3 (tiga) hal berikut:
1. Teruslah mengubah sistem manajemen anda seiring dengan perkembangan
kemampuan dan kepercayaan diri karyawan, atau anda akan membuat karyawan
anda tetap terkungkung dalam tingkat pengembangan diri yang terlalu rendah.
2. Bersiap-siaplah untuk menggunakan sistem yang berbeda pada orang yang sama
karena mungkin ia memiliki kecapakan pada suatu tugas, tetapi pada tugas-tugas
baru ia membutuhkan sistem yang lain.
3. Harus senantiasa bertujuan meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri
karyawan, meski tidak semua karyawan anda akan berhasil mendapatkan sistem
“delegating”.

Perkembangan teori manajemen dimulai dari teori manajemen klasik dengan pemikiran
manajemen ilmiah dari Taylor dan teori organisasi klasik dari Mayo. Manajemen ilmiah
menekankan pada upaya menemukan metode terbaik untuk melakukan tugas
manajemen secara ilmiah. Sedangkan teori organisasi klasik menekankan pada
kebutuhan mengelola organisasi yang kompleks yang mefokuskan pada upaya
menetapkan dan menerapkan prinsip dan ketrampilan yang mendasari manajemen
yang efektif dan efisien . perkembangan yang memberik focus yang sangat berbeda
dari teori manajemen klasik disebut teori manajemen neoklasik yang ditandai dengan
perubahan fokus manajemen yang lebih menekankan pada perilaku baik pada perilaku
manusia maupun perilaku organisasi. Manajemen yang baik menurut teori neo klasik ini
adalah manajemen yang mefokuskan diri pada pengelolaan staf secara efektif yang
didasari akan pemahaman yang mendalam dari segi sosiologis maupun psikologis.
Perkembangan selanjutnya yaitu dengan menekankan pendekatan sistem yang
dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling
berkaitan. Namun saat ini penerapan manajemen didasarkan pada pendekatan
kontingensi yang memadukan antara aliran ilmiah dengan perilaku dalam suatu sistem
yang diterapkan menurut situasi dan lingkungan yang dihadapai.

B. Saran
Akhirnya peaper yang berjudul “Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen” dapat kami
selesaikan. kami menyadari peaper ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan saran dari berbagai pihak:
Dari pihak dosen,kami mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan peaper.
Untuk para mahasiswa, kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan
berguna sebagai pelengkap belajar. Kami juga mengharapkan kritik dan saran demi
hasil peaper yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sabardi, Agus, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta, STIE, 1992.


2. Julitriarsa, Djati, Drs. Dan Suprihanto, John, Drs., M.I.M., Manajemen Umum, Edisi
Pertama,Yogyakarta, BPFE,1988.

3. Pidarta, Made, DR. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina
Aksara.

4. Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar


Manajemen,Jakarta:MediaGroup.

5. Robbins, Stephen P dan Coulter, Mery, Manajemen, Edisi Kesepuluh, Jakarta,


Penerbit Erlangga,2010.

6. Mukhyi, Muhammad Abdul., Imam Hadi Saputro. Pengantar Manajemen Umum


(Untuk STIE). Jakarta: Universitas Gunadarma.1995.

7. Amirullah, Haris Budoyono 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

8. Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta:


Prenada Media Group.

9. Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009.


Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

10. Pidarta Made DR. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aks

Anda mungkin juga menyukai