Anda di halaman 1dari 18

KEPEMIMPINAN (PENDEKATAN DARI SEGI CIRI KHAS, PERILAKU

PERORANGAN, DAN SEGI SIFAT)

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi


Dosen: Dr. Drs. Edy Suwasono, M.M

Disusun Oleh:
1. Ardina Putri Berliana R. (21130210210)
2. Dila Damayani (21130210217)
3. Dian Shevira Putri (21130210228)
4. Lensy Permata Sari (21130210231)
5. Latansya Ardiawan (21130210246)
6. Abdul Basit Ahmad (21130210254)
7. Diki Kurnia Raya (21130210270)
Kelas: 2 A6
Program Studi: Manajemen

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI


FAKULTAS EKONOMI
KEDIRI
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas

rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah

mata kuliah Perilaku Organisasi tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam

tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “Kepemimpinan (pendekatan dari segi ciri

khas, perilaku perorangan, dan segi sifat)” dapat diselesaikan karena bantuan

banyak pihak. Kami berharap makalah tentang kepemimpinan ini dapat menjadi

referensi bagi berbagai pihak Selain itu, kami juga berharap agar pembaca

mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah bertema kepemimpinan ini masih memerlukan

penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik

dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak

kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf. Kami berharap semoga

makalah ini dapat bermanfaat.

Kediri, 12 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul..................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.....................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian...............................................................................2

BAB II : LANDASAN TEORI


2.1. Definisi Kepemimpinan.......................................................................4
2.2. Sumber dan Dasar Kekuasaan Kepemimpinan...................................6
2.3. Teori Kepemimpinan...........................................................................9

BAB III : PENUTUP


3.1. Kesimpulan..........................................................................................14
3.2. Saran....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam sebuah organisasi, baik yang dibentuk secara formal maupun

informal membutuhkan sebuah kepemimpinan untuk dapat mencapai tujuan dari

organisasi tersebut. Kepemimpinan adalah proses pengarahan dan mempengaruhi

aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari anggota kelompok. Untuk lebih

mempermudah dalam memahami kepemimpinan tersebut perlu digunakan

beberapa pendekatan. Peran seorang pemimpin begitu sangat urgensi. Karena

pada dasarnya, manajemen atau administrasi organisasi tentunya akan sangat

dipengaruhi oleh tindakan pemimpin. Terkait kepemimpinan, sesungguhnya baru

dapat berjalan jika seorang pemimpin berusaha untuk mempengaruhi orang lain,

baik lewat arahan, himbauan, saran, bimbingan, dan sebagainya. Kepemimpinan

yang sangat diharapkan tentunya yang bersifat efektif.

Guna mencapainya, maka sudah selayaknya sifat kepemimpinan harus

berubah jika terjadi perubahan pada tugas kelompok, komposisi orang dalam

kelompok atau pada situasi kelompok. Selain itu, untuk menjalankan

kepemimpinan secara efektif perlu adanya pemahaman terkait pendekatan-

pendekatan apa saja yang ada di dalam sebuah teori kepemimpinan. Pendekatan-

pendekatan tersebut diantaranya, pendekatan segi ciri khas, perilaku, sifat pada

kepemimpinan.

Dengan pengetahuan dan pemahaman yang baik terkait berbagai

pendekatan kepemimpinan tersebut, harapannya kita dapat memilih dan

iv
mengaplikasikan mana pendekatan yang menurut kita sesuai dengan apa yang kita

butuhkan. Hingga dalam implementasinya, terwujud suatu sistem kepemimpinan

yang efektif dan efisien serta mampu membawa organisasi menuju perubahan

yang lebih baik lagi. Oleh karena itu, kepemimpinan sangat diperlukan bila suatu

organisasi ingin sukses. Terlebih lagi pekerja-pekerja yang baik selalu ingin tahu

bagaimana mereka dapat menyumbang dalam pencapaian tujuan organisasi, dan

paling tidak, gairah para pekerja memerlukan kepemimpinan sebagai dasar

motivasi eksternal untuk menjaga tujuan-tujuan mereka tetap harmonis dengan

tujuan organisasi.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apa definisi dari kepemimpinan?

2. Apa saja sumber dan dasar kekuasaan kepemimpinan?

3. Apa saja teori kepemimpinan?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui definisi kepemimpinan.

2. Untuk mengetahui sumber dan dasar kekuasaan kepemimpinan.

3. Untuk mengetahui teori kepemimpinan.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Operasional

Manfaat operasional dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

dengan baik terkait definisi kepemimpinan, sumber dan dasar kekuasaan

v
kepemimpinan, serta teori kepemimpinan. Sehingga nantinya dapat digunakan

dalam kehidupan sehari-hari.

1.4.2. Manfaat Akademik

Manfaat akademik dalam penelitian ini adalah sebagai media referensi

bagi peneliti selanjutnya yang nantinya menggunakan konsep dan dasar penelitian

yang sama, yaitu mengenai kepemimpinan (pendekatan dari segi ciri khas,

perilaku perorangan, dan segi sifat).

vi
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses pengarahan dan mempengaruhi aktivitas

yang berkaitan dengan tugas dari anggota kelompok. Untuk lebih mempermudah

dalam memahami kepemimpinan tersebut perlu digunakan beberapa pendekatan

dan bisa juga diartikan kemampuan untuk mempengaruhi sebuah kelompok

kearah pencapaian tujuan.

Berhasil tidaknya suatu usaha pencapaian tujuan yang telah ditentukan itu

sebagian besar akan ditentukan oleh kemampuan pemimpin, yang memegang

peranan penting dalam rangka menggerakkan orang-orang/bawahannya.

Keterampilan kepemimpinan (leadership skill) yang baik dan efektif sangat

penting untuk membangun, mendorong dan mempromosikan kualitas bukan

kuantitas produksi dalam perusahaan yang kuat dan akhirnya meraih keberhasilan.

Oleh karena itu, keahlian dalam memimpin sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan eisiensi dan mencapai tujuan organisasi.

Kepemimpinan memiliki arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut

pandang atau perspektif-perspektif dari para peneliti yang bersangkutan, misalnya

dari perspektif individu dan aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian

mereka. Stogdill (1974: 259) menyimpulkan bahwa hampir sama banyak definisi

tentang kepemimpinan dengan jumlah orang yang telah mencoba

mendefinisikannya. Lebih lanjut, Stogdill (1974: 7-17) menyatakan bahwa

kepemimpinan sebagai konsep manajemen dapat dirumuskan dalam berbagai

vii
macam definisi, tergantung dari mana titik pemikirannya. Misalnya, dengan

mengutip beberapa ahli, Paul Hersey dan Kenneth H Blanchard (1977: 83-84)

mengemukakan beberapa definisi kepemimpinan, antara lain:

1. Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja

keras dengan kemauan untuk kelompok. (George P Terry)

2. Kepemimpinan adalah kegiatan yang mempengaruhi orang lain agar ikut serta

dalam mencapai tujuan umum. (H.Koontz dan C.O'Donnell)

3. Kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan

dan diarahkan melalui proses komunikasi ke arah tercapainya sesuatu tujuan.

(R. Tannenbaum, Irving R, F. Massarik) .

Untuk memahami definisi kepemimpinan secara lebih dalam, terdapat juga

beberapa definisi kepemimpinan lainnya yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu :

1. Menurut Ordway Tead dalam Kartoni (2011: 80), kepemimpinan adalah

kegiatan memengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Soekanto (2002: 163) menyatakan bahwa kepemimpinan (Leadership) adalah

kemampuan seseorang (yaitu pemimpin atau leader) untuk memengaruhi

orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya) sehingga orang

lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin

tersebut.

3. Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge (2009) menyatakan bahwa "

Leadership as the ability to influence a group toward the achievement of a

viii
vision or set of goals” (Kepemimpinan sebagai kemampuan untuk

mempengaruhi suatu kelompok ke arah prestasi dari suatu visi atau sasaran.

4. Robert P. Vecchio (2006) dalam bukunya Organizational Behavior; Core

Concept; menyatakan bahwa: "Leadership can be defined as a process through

wich a person tries to get organizational members to do something that the

person desires" (Kepemimpinan dapat digambarkan sebagai suatu proses

seseorang untuk mencoba sampai kepada anggota organisasi dalam melakukan

sesuatu yang orang menginginkannya).

Dari beberapa definisi kepemimpinan diatas diketahui bahwa

kepemimpinan adalah proses oleh seseorang atau kelompok yang mencoba untuk

mempengaruhi tugas-tugas dan sikap-sikap orang lain terhadap sebuah akhir dari

hasil yang dikehendaki. Mempengaruhi merupakan inti dari kepemimpinan. Agar

seseorang dapat menjadi pemimpin yang efektif, dia harus mampu mempengaruhi

orang ain agar mau menjalankan permintaan, mendukung proposal, dan

mngimplementasikan kebijakan. Dalam organisasi besar efektivitas manajer

tergantung pada kekuatan pengaruhnyanterhadap atasan dan rekan sejawat dan

juga pengaruhnya terhadap bawahan.

2.2. Sumber dan Dasar Kekuasaan Kepemimpinan

Kekuasaan (power) seringkali diartikan sebagai pengaruh (influence) atau

otoritas (authority). Seseorang memiliki kekuasaan dikatakan sebagai seseorang

yang berpengaruh atau seseorang mempunyai otoritas/wewenang untuk

melakukan sesuatu. Pengertian kekuasaan seperti yang dikemukakan oleh Walter

Nord (Thoha, 2010) adalah kemampuan untuk memengaruhi aliran, energi, dan

ix
dana yang tersedia untuk suatu tujuan yang berbeda secara jelas dengan tujuan

lainnya. Definisi kekuasaan juga banyak dikemukakan oleh para ahli lainnya

seperti Bierstedt yang mengemukakan kekuasaan adalah kemampuan untuk

menggunakan kekuatan, Roger mengemukakan kekuasaan adalah suatu potensi

dari suatu pengaruh.

Secara sederhana, kepemimpinan adalah setiap usaha untuk memengaruhi,

sementara itu kekuasaan dapat diartikan sebagai suatu potensi pengaruh dari

seorang pemimpin. Jadi kekuasaan merupakan salah satu sumber seorang

pemimpin untuk mendapatkan hak untuk mengajak atau memengaruhi orang lain.

Sedangkan otoritas dapat dirumuskan sebagai suatu bentuk khusus dari kekuasaan

yang biasanya melekat pada jabatan yang ditempati oleh pemimpin. Dengan

demikian, otoritas adalah kekuasaan yang disahkan (legitimatized) oleh suatu

peranan formal seseorang dalam suatu organisasi. otoritas tanpa kekuasaan atau

kekuasaan tanpa otoritas akan menyebabkan konflik dalam organisasi.

Sumber kekuasaan dapat ditelusuri dari pernyataan Machiavelli pada abad

ke-16 yang menyatakan bahwa hubungan yang baik itu tercipta dari rasa cinta

(kekuasaan pribadi) dan rasa takut (kekuasaan jabatan). Dari hal tersebut lah

Amitai Etziomi membahas sumber kekuasaan, yaitu

1. Kekuasaan Jabatan (position power) yaitu kekuasaan yang didapat dari otoritas

organisasi formal.

2. Kekuasaan Pribadi (personal power) yaitu kekuasaan yang didapat dari para

pengikut dan berdasarkan pada pengikut besar yang mengagumi, percaya dan

percaya pada pemimpin.

x
Dari sekian banyaknya pernyataan yang menyatakan sumber kekuasaan,

pandangan John French dan Bertram Raven (Thoha, 2010) mendapat perhatian

yang cukup luas. Mereka membagi sumber kekuasaan menjadi lima, yaitu:

1. Kekuasaan Keahlian (Expert Power)

Kekuasaan ini ada sebagai akibat dari keahlian atau kepakaran yang

dimiliki oleh seorang pemimpin. Kekuasaan ini didasarkan pada pengetahuan,

keahlian, kecakapan dan kemampuan seseorang dalam suatu bidang tertentu.

2. Kekuasaan Legitimasi (Legitimate Power)

Seseorang akan memiliki kekuasaan legitimasi bila orang tersebut

memiliki jabatan tertentu. Semakin tinggi jabatan yang dimiliki, maka semakin

besar kekuasaan atau pengaruh yang dimilikinya. Seorang pemimpin yang

memiliki kekuasaan legitimasi tinggi akan cenderung untuk memengaruhi orang

lain karena dia merasakan memiliki hak atau wewenang yang diperoleh dari

jabatan dalam suatu organisasi.

3. Kekuasaan Referensi (Referent Power)

Kekuasaan referensi adalah kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau

kelompok yang didasarkan pada indentifikasi pemberi pengaruh yang menjadi

contoh atau panutan yang mempengaruhi. Atau dapat diartikan kekuasaan yang

dimiliki oleh pemimpin karena pemimpin tersebut memiliki karisma atau

kepribadian yang menarik. Dengan demikian pemimpin yang memiliki

kepribadian menarik akan mampu memengaruhi bawahannya.

xi
4. Kekuasaan Penghargaan (Reward Power)

Kekuasaan penghargaan adalah kekuasaan yang dimiliki pemimpin

bersumber dari kemampuan pemimpin untuk memberikan hadiah, penghargaan

atau upah kepada bawahannya sehingga semangat kerja bawahannya bisa

meningkat.

5. Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)

Kekuasaan paksaan adalah kekuasaan yang dimiliki oleh seorang

pemimpin karena pemimpin tersebut memiliki posisi yang sangat kuat. Kekuasaan

ini bertentangan dengan kekuasaan penghargaan karena kekuasaan penghargaan

memberikan hadiah atau penghargaan sedangkan kekuasaan paksaan memberikan

hukuman (punishment) atas kinerja yang buruk dari bawahannya. Setiap

pemimpin tentu harus berhati-hati dalam menggunakan kekuasaan ini karena pada

prinsipnya tidak ada orang yang menginginkan mendapatkan hukuman.

Pada perkembangan pemikiran selanjutnya, Raven menambahkan sumber

kekuasaan yang keenam, yaitu kekuasaan informasi (information power).

Kemudian pada tahun 1979, Hersey dan Goldsmith menambahkan sumber

kekuasaan yang ketujuh yaitu kekuasaan koneksi (connection power).

2.3. Teori Kepemimpinan

Teori kepemimpinan sendiri merupakan suatu generalisasi dari perilaku

pemimpin dan konsep kepemimpinannya dengan menitikberatkan pada latar

belakang historis, sebab akibat dan sifat-sifat utama kepemimpinan. Kartono

(2005: 51) mendefinisikan bahwa teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian

suatu perilaku pemimpin beserta konsep-konsep kepemimpinannya.

xii
Teori Kepemimpinan dapat dibedakan menjadi empat yaitu teori

sifat/karakter, teori perilaku, teori situasional dan teori atribusi.

1. Teori Karakter/Sifat

Adalah suatu teori yang berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik

atau sifat-sifat yang khas yang dihubungkan dengan keberhasilan seorang

pemimpin. Karakteristik yang dapat diperhatikan seperti intelegensia, kepribadian,

karakter fisik, kemampuan pengawasan dan sebagainya.

Intelegensia, seorang pemimpin lebih cerdas dari pengikut. Namun perbedaan

intelegensia dapat menimbulkan masalah antara pemimpin dan pengikut.

Kelebihan kecerdasan pemimpin mampu membuat kepemimpinan lebih efektif.

Kepribadian, seorang pemimpin memiliki sifat siaga, integritas pribadi, percaya

diri, dan penuh inisiatif.

Pada prinsipnya ada kepribadian tertentu yang membedakan pemimpin

dan bukan pemimpin. Karakteristik fisik, seorang pemimpin dapat terlihat dari

karakteristik fisik. Dengan pengertian lain menganggap sifat-sifat fisik

membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin (penampilan). Akan tetapi

anggapan ini menimbulkan diskusi yang cukup tajam. Kenyataan banyak

menunjukkan sulit melihat efektifitas pemimpin dari penampilan fisik.

Kemampuan pengawasan. Ghiselli (dalam Rasimin, 2004) menemukan bahwa

terdapat hubungan yang positif antara tingkat pengawasan dengan tingkat hirarki.

Krikpatrick dan Locke menambahkan bahwa pemimpin tidak harus memiliki

intelegensi yang tinggi akan tetapi harus memiliki “hal-hal yang tepat atau

karakter/sifat untuk menjadi efektif.

xiii
Ada suatu riset yang menyatakan bahwa ambisi dan energi, hasrat untuk

memimpin, kejujuran dan integritas, percaya diri, kecerdasan, dan pengentahuan

yang relevan terhadap pekerjaan merupakan enam karakter yang cenderung dapat

membedakan pemimpin dan bukan pemimpin. Riset lainnya menyatakan bahwa

sifat pemantauan diri yang tinggi (sangat luwes dalam menyesuaikan perilaku

pada situasi yang berlainan), mempunyai kemungkinan yang lebih besar muncul

sebagai pemimpin kelompok daripada pemantauan dirinya rendah.

2. Teori Perilaku

Adalah teori yang mengemukakan bahwa perilaku spesifik membedakan

pemimpin dari bukan pemimpin. Perbedaan yang paling mendasar antara teori

karakter dan teori perilaku adalah terletak pada asumsi yang mendasarinya. Jika

teori karakter yang benar, maka pada dasarnya kepemimpinan dibawa dari lahir.

Sedangkan jika teori perilaku yang benar, maka kepemimpinan bisa diajarkan atau

ditanamkan. Dasar pemikiran teori ini adalah perilaku seorang individu ketika

melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah tujuan. Dalam hal ini,

pemimpin memiliki deskripsi perilaku:

 Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan

memiliki ciri ramah tamah, mau, mendukung, membela, mendengarkan,

menerima usul dan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya

mengatur dirinya sendiri. Di samping itu terdapat pula kecenderungan

perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.

 Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang

ditujukan kepada bawahan yang ditandai oleh penekanan pada hubungan

xiv
bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan

serta menerima perbedaan komunikasi, kemampuan dan perilaku bawahan.

Sedangkan pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki fokus

yang sama pada hal teknis pekerjaan, pelaksanaan dan penyelesaian tugas

serta tujuan.

3. Teori Situasional

Teori kepemimpinan situasional, dikembangkan oleh Hersey dan

Blanchard. Teori ini berusaha memberikan pemahaman kepada pemimpin tentang

kaitan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan dari

para pengikutnya. Hersey dan Blanchard berpendapat bahwa bawahan merupakan

faktor yang sangat penting dalam situasi kepemimpinan. Tingkat kematangan dari

para bawahan menentukan gaya efektif dari pemimpin.

Dengan demikian konsep dari teori kepemimpinan situasional

menekankan bahwa seorang pemimpin hendaknya menganalisa secara cermat

tingkat kematangan anggota di dalam melaksanakan tugasnya. Misalnya anggota

yang sudah bisa memotivasi dirinya sendiri akan sangat sesuai bila ia dipimpin

dengan cara delegasi. Artinya ia dipercaya penuh mengerjakan tugas-tugasnya

secara mandiri tanpa perlu adanya pengawasan melekat. Jadi dalam hal ini

pemimpinlah yang harus menyesuaikan dirinya dengan tuntutan situasi.

4. Teori Keatribusian

Menurut model ini, bahwa pemimpin pada dasarnya adalah pengolah

informasi. Dengan demikian pemimpin akan mencari berbagai informasi tentang

xv
mengapa sesuatu itu terjadi, dan mencoba mencari penyebabnya yang akan

dipergunakan sebagai pedoman perilaku pemimpin.

xvi
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan adalah proses oleh seseorang atau kelompok yang mencoba

untuk mempengaruhi tugas-tugas dan sikap-sikap orang lain terhadap sebuah

akhir dari hasil yang dikehendaki.

2. Terdapat lima sumber dan dasar kekuasaan kepemimpian menurut John French

dan Bertram Raven, yaitu kekuasaan keahlian (expert power), kekuasaan

legitimasi (legitimate power), kekuasaan referensi (referent power), kekuasaan

penghargaan (reward power), dan kekuasaan paksaan (coercive power).

3. Terdapat empat teori kepemimpinan, yaitu teori karakter/sifat, teori perilaku,

teori situasional, dan teori keatribusian.

3.2. Saran

Kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dalam situasi apapun.

Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Dibutuhkan sebuah keahlian, kerja

keras, dan tekad yang kuat. Menjadi pemimpin juga harus memiliki rasa keadilan

yang besar terhadap para pegawai dengan tidak membanding-bandingkannya.

Maka dari itu, sebelum terlambat lebih baiknya kita mempelajari hal tentang

kepemimpinan mulai dari yang dasar. Sehinnga, nantinya jika kita ditunjuk

sebagai pemimpin maka kita sudah mempunyai wawasan.

xvii
DAFTAR PUSTAKA

Yudiatmaja, F. (2013). Kepemimpinan: Konsep, Teori dan Karakternya. Media


Komunikasi FIS. (12). Hlm. 31-32

Arifah, Zanuba. Makalah “Kepemimpinan, Pendekatan Dari Segi Ciri Khas,


Perilaku Perorangan, dan Segi Sifat”.
https://zanubaarifah12.blogspot.com/2021/01/makalah-kepemimpinan-
pendekatan-dari.html (diakses tanggal 13 Maret 2022)

xviii

Anda mungkin juga menyukai