Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

TEORI DAN PRILAKU ORGANISASI


“KEPEMIMPINAN (LADERSHIP)”

Disusun Oleh :
Nama Kelompok : Ayu Nurarifah (1201181018)
: Ega Khaerul Fitrah (1201181020)
: Qholis Widatomo (1201181039)
: Sahlatul Kasbiyah (1201181018)

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS BANTEN JAYA
BANTEN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat serta
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Teori Dan Prilaku Organisasi
“Kepemimpinan (Ladership)
Dalam penulisan tugas ini, kelompok 4 telah mengupayakan dengan sebaik
mungkin untuk mencapai kesempurnaan, bukanlah berarti tanpa kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangatlah dibutuhkan demi menyempurnakan Makalah
ini dan sebagai bekal untuk mencapai yang lebih baik di kegiatan yang akan datang,
untuk itu izinkanlah kelompok mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
Urika, SE, MM
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kesalahan dan
kekurangan dalam menyusun tugas ini, karena penulis masih dalam tahap belajar.
Untuk itu mohon maaf bila banyak kata atau kalimat yang tidak sesuai dan
menyinggung para pembaca.Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Serang, 1 Mei 2019

Penulis

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG ...........................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH .......................................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN .........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4
2.1 PENGERTIAN ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN ................................................4
2.2 KRITERIA PEMIMPIN ........................................................................................5
2.3 TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN ..............................................................................10
2.4 SYARAT-SYARAT PEMIMPIN BAIK DAN BENAR ...............................................14
2.5 KARAKTERISTIK SEORANG PEMIMPIN ............................................................15
2.6 PERILAKU PEMIMPIN .....................................................................................15
2.7 FUNGSI PEMIMPIN DALAM ORGANISASI ..........................................................17
2.8 FUNGSI PEMIMPIN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ..................................17
2.9 GAYA KEPEMIMPINAN....................................................................................18
BAB III PENUTUP ..............................................................................................24
3.1 KESIMPULAN .................................................................................................24
3.2 SARAN ...........................................................................................................24
3.3 PENUTUP ........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu masalah yang paling populer dewasa ini adalah masalah
kepemimpinan. Pentingnya manajemen merupakan salah satu alat dalam kehidupan
suatu organisasi, terutama dalam bidang kehidupan manusia selalu mendapat
perhatian khusus. Dalam hal ini selalu dititik beratkan kepada pimpinan.
Pimpinanlah yang merupakan motor penggerak dari sesuatu usaha atau kegiatan.
Pimpinan tersebut harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, terutama
dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan yang dapat mempermudah
pencapaian tujuan dari organisasi itu secara efektif dan efisien.

Bertitik tolak dari hal-hal tersebut, maka berhasil tidaknya suatu usaha
pencapaian tujuan yang telah ditentukan itu sebagian besar akan ditentukan oleh
kemampuan pimpinan yang memegang peranan penting dalam rangka
menggerakkan orang-orang bawahannya, Keterampilan kepemimpinan
(Leadership Skill) yang baik dan efektif sangat penting untuk membangun,
mendorong dan mempromosikan budaya dalam perusahaan yang kuat dan akhirnya
mencapai kesuksesan. Dengan demikian, keterampilan kepemimpinan diperlukan
untuk memaksimalkan efisiensi dan mencapai tujuan organisasi.

Sebuah organisasi hanya akan berkembang dan maju apabila cepat tanggap
terhadap perubahan yang pasti akan terjadi. Pemimpin masa kini dan masa depan
dituntut untuk tidak sekedar bersikap luwes dan beradaptasi dengan lingkungan
yang bergerak sangat dinamis, akan tetapi juga mampu mengantisipasi berbagai
bentuk perubahan dan secara proaktif menyusun berbagai program perubahan yang
diperlukan. Terdapat pengertian yang lain yaitu; kepemimpinan merupakan
lokomotif organisasi yang selalu menarik dibicarakan. Daya tarik ini didasarkan
pada latar historis yang menunjukkan arti penting keberadaan seorang pemimpin
dalam setiap kegiatan kelompok dan kenyataan bahwa kepemimpinan merupakan
sentrum dalam pola interaksi antar komponen organisasi lebih dari itu,

1
kepemimpinan dan peranan pemimpin menentukan kelahiran, pertumbuhan dan
kedewasaan serta kematian organisasi.Kemampuan dan ketrampilan
kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting effektifitas manajer.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka dapat di katakan bahwa
rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari Organisasi, Pemimpin dan Kepemimpinan ?

2. Apa kriteria pemimpin yang baik ?

3. Bagaimana teori munculnya seorang pemimpin ?

4. Apa saja tipe – tipe kepemimpinan itu dan cirri khusus yang dimilikinya ?

5. Contoh kasus apa yang terjadi saat ini dengan pembahasan makalah ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan ini terbagi atas 2 tujuan :

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui secara jelas definisi kepemimpinan dan organisasi serta


fungsi dan teori-teori yang terdapat di dalam kepemimpinan.

2. Tujuan Khusus

Adapun Tujuan Khusus dari penulisan ini adalah untuk :

1. Bagi Mahasiswa :

Menambah wawasan mahasiswa tentang pentingnya kepemimpinan dalam


berorganisasi dan sebagai pedoman bagi mahasiswa.

D. Manfaat Penulisan

Dalam penulisan arti penting kepemimpinan dalam berorganisasi, diharapkan


dapat memberikan guna dan manfaat, adapun guna dan manfaat yang diharapkan
dapat diambil dari penulisan ini adalah :

2
1 . Manfaat Teoritis

1.1. Hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi
tentang arti penting kepemimpinan dalam berorganisasi.

1.2. Hasil penulisan ini juga diharapkan dapat menambah wawasan, dan dipakai
sebagai referensi bagi penulisan selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi Fakultas, meningkatkan arti penting kepemimpinan dalam berorganisasi

2. Bagi Penulis, untuk lebih meningkatkan pengetahun dan kejelasan dalam arti
penting kepemimpinan dalam berorganisasi .

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Organisasi dan Kepemimpinan

Organisasi adalah alat dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh beberapa
orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka dipilihlah seorang pemimpin sebagai penggerak
atau motivator dalam organisasi. Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk
mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mangerjakan
sesuatu. Terdapat dua hal penting dari kepemimpianan yaitu :

a. Kepemimpinan sangat berkaitan erat dengan hal mempengaruhi.

b. kepemimpinan adalah bagaimana mempengaruhi orang lain tanpa paksaan

tetapi dalam hal merumuskan pengertian dari kepemimpinan ini, tentu berbeda
tergantung dari sudut mana seseorang melihatnya. berikut beberapa definisi dari
kepemimpinan:

1. Koontz & O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses


mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-
sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.
2. Wexley & Yuki [1977], kepemimpinan mengandung arti mempengaruhi
orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau
merubah tingkah laku mereka.
3. Georger R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-
orang untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama.
4. Pendapat lain, kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara
mempengaruhi orang atau sekelompok orang.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya para ahli tersebut
melihat dari sudut pandang bagaimana mempengaruhi orang lain untuk mencapai
tujuan. namun ada pendapat para ahli lain yang melihat kepemimpinan dari sudut
pandang yang berbeda, seperti :

4
1. Fiedler [1967], kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan
antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya
terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai
tujuan
2. John Pfiffner, kepemimpinan adalah kemampuan mengkoordinasikan dan
memotivasi orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan yang di
kehendaki.
3. Davis [1977], mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mengajak orang lain mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan penuh
semangat .
4. Ott [1996], kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan
antar pribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap,
kepercayaan, dan khususnya perilaku orang lain.
5. Locke et.al. [1991], mendefinisikan kepemimpinan merupakan proses
membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran
bersama.

2.2. Kriteria Pemimpin.

Pemimpin sendiri adalah seseorang yang bertanggung jawab atas suatu


organisasi dalam mencapai tujuan tertentu. Pimpinan yang dapat dikatakan
sebagai pemimpin yang baik setidaknya memenuhi beberapa kriteria,yaitu :

1. Pengaruh : Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-


orang yang mendukungnya yang turut membesarkan nama sang
pimpinan.
2. Kekuasaan/power : Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain
karena dia memiliki kekuasaan/power yang membuat orang lain
menghargai keberadaannya.
3. Wewenang : Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang
diberikan kepada pemimpin untuk fnenetapkan sebuah keputusan dalam
melaksanakan suatu hal/kebijakan.
4. 4.Pengikut : Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh,
kekuasaaan/power, dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai

5
pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada di
belakangnya yang memberi dukungan dan mengikuti apa yang
dikatakan sang pemimpin.

Dalam hal ini pemimpin pun harus memiliki pengetahuan yang luas dan
berpendidikan, Bertanggung jawab, dapat dipercaya, tertib dan teratur, dapat
mengatur waktunya dengan baik, keputusan dan dapat memberi contoh terhadap
suatu golongan atau organisasi tertentu dikarenakan adanya kekuasaan untuk
mencapai suatu tujuan bersama.

A. Teori-Teori Kepemimpinan

Beberapa ahli mungkin sudah mekemukakan bagaimana timbulnya


seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Dan isi dari teori yang satu dengan
lainnya pun tidak sama. Dari bebrapa teori yang dikemukakan ada 3 yang sering
dipelajari yaitu:

1. Teori Genetie -> bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang
pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin
2. Teori Sosial -> Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and
not made”, make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu :
“Leaders are made and not born”. Penganut-penganut teori ini berpendapat
bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi
pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3. Teori Ekologis -> Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori
genetis dan teori sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa
seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu
lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian
dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-
pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut
bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.

Didalam Teori Kepemimpinan terdapat :

1. Teori Sifat Kepemimpinan (Traist Theory)

6
Teori ini bertitik tolak dari asumsi bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sisfat-sifatnya. Sifat tersebut dapat berupa sifat fisik maupun sifat
psikologis. Dari hasil penelitian Charles dan David disimpulkan bahwa, ada Lima
sifat yang dapat menyebabkan keberhasilan kepemimpinan, yaitu :

a) Intelegensia : Para pemimpin pada umumnya relatif harus lebih cerdas


dari orang-orang yang dipimpinya.
b) Visioner : Pemimpin harus memiliki kematangag dan keluasan
pandangan sosial. Secara emosional para pemimpin harus mampu
melihat suatu masalah secara utuh dan memiliki control yang baik dalam
mengendalikan kondisi yang kritis.
c) Percaya Diri : Pemimpin harus memiliki kepercayaan diri dan keyakinan
terhadap diri sendiri yang didukung oleh kemampuan untuk menganalisis
potensi, kekuatan, kelemahan dan yang dimiliki sehingga dapat
memaksimalkan potensi dalam dirinya dan mengantisipasi kekurangan
yang dimiliki.
d) Motivasi : Pemimpin memiliki dorongan semangat yang sangat kuat dari
dalam dirinya untuk senantiasa tampil sebagai solusi dari setiap
permasalahan yang ada, dan memiliki konsep problem solving yang jelas
terhadap suatu masalah yang dihadapi.
e) Komunikatif : Pemimpin harus memiliki kemampuan melakukan
hubungan dan komunikasi dengan setiap orang dengan tipe apapun. Hal
yang harus difahami bahwa untuk mencapai suatu tujuan harus didukung
oleh orang lain sehingga seorang pemimpin harus memiliki kemampuan
memahami individu yang dipimpinnya.

B. Teori Situasional (Situasional Theory)

Teori ini berpendapat bahwa keberhasilan seorang pemimpin disebabkan


oleh situasi yang ada disekitarnya, bukan karena sifat-sifatnya, bole dikatakan
bahwa teori ini mengamsusikan bahwa seorang pemimpin dapat berhasil karena “
kebetulan” situasi disekitarnya mendukung. Menurut teori ini, ada beberapa faktor
yang menjadikan seorang pemimpin berhasil secara kebetulan :

7
a) Sejarah organisasi : seorang pemimpin berhasil karena dia
kebetulan memimpin organisasi yang awalnya sudah berhasil dan
memiliki nama besar, bukan karena prestasi dia sebagai pimpinan
di organisasi tersebut.
b) Umur dari Pejabat lama : seorang pemimpin menjadi berhasil
karena adanya “warisan” dari pemimpin sebelumnya yang
kebetulan menjadi seniornya dan karena masa kepemimpinan
pimpinan yang lama telah usai, maka dialah yang berhak mewarisi
kepemimpinan tersebut dengan segala nama besar pemimpin
sebelumnya.
c) Masyarakat Sekitar : Secara kebetulan masyarakat yang
dipimpinnya adalah masyarakat yang turut dan patuh terhadap
apapun yang menjadi keputusannya.
d) Beban Kerja : Seorang pemimpin dinilai berhasil karena kebetulan
beban kerja yang menjadi tanggungjawabnya sangat ringan dan
tidak memiliki tantangan sedikit pun sehingga dengan mudah
diselesaikan tanpa halangan sedikitpun.
e) Susana Psikologis : Pemimpin juga biasanya secara kebetulan
diuntungkan oleh bawahan yang dipimpin, ada kalanya seorang
pemimpin hanya membawahi orang-orang “biasa “ yang menerima
segala sesuatu apa adanya dan sama sekali tidak memiliki daya
kritis sedikit pun terhadap kebijakan yang ada dalam organisasi,
f) Jenis Organisasi : Keberhasilan Pemimpin juga karena kebetulan
organisasi yang dipimpin hanya dalam skala kecil sehingga
masalah yang dihadapi tidak kompleks, bahkan hampir dikatakan
organisasi yang dipimpinnya tidak pernah menemui kendala
sedikitpun.
g) Ketersediaan Waktu : Kepemimpinan seseorang dianggap berhasil
karena kebetulan dia mengambil keputusan yang tepat, ini karena
waktu yang digunakan untuk memutuskan sesuatu sangat luas dan
tidak mendesak sehingga keputusan yang diambil dapat dipikirkan

8
dengan tenang, lain halnya bila waktu yang dibutuhkan untuk
memutuskan sesuatu sangat sempit dan mendesak, pasti hasilnya
tidak maksimal.

2.3 Tipe-Tipe Kepemimpinan

Dalam berorganisasi tentu kita mempunyai seorang pemimpin, dan tentunya


mempunyai cara kepemimpinan yang khas. Berikut tipe-tipe kepemimpinan
tersebut:

A. Tipe Kepemimpinan Kharismatis

Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan


pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia
mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang
bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib
(supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang
diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik
memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri.
Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang
amat besar.

B. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik

Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang


kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut:

a. Mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum


dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan
b. Mereka bersikap terlalu melindungi
c. Mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil
keputusan sendiri
d. Mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk berinisiatif
e. Mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan
pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya
kreativitas mereka sendiri

9
f. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe


kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan
maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu melindungi yang sangat
menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.

C. Tipe Kepemimpinan Militeristik

Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan


otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah:

a. lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat


otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana
b. menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan
c. sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda
kebesaran yang berlebihan
d. menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya
e. tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari
bawahannya
f. komunikasi hanya berlangsung searah.

2. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)

Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:

a. mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi
b. pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal
c. berambisi untuk merajai situasi
d. setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri
e. bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan
tindakan yang akan dilakukan
f. semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas
pertimbangan pribadi
g. adanya sikap eksklusivisme

10
h. selalu ingin berkuasa secara absolute
i. i.sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku
j. pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.

D. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire

Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia


membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin
tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan
tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya
berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai
wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi
kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai
pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem
nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan
kacau balau.

E. Tipe Kepemimpinan Populistis

Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang


tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri.
Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap
nasionalisme.Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif

Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu


menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya
terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu
menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat
tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada
tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi,
indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.

11
F. Tipe Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan


bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan
pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada
diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak
terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap
warga kelompok.

Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan


nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan
bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota
seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.

2.4 Syarat-syarat Pemimpin yang Baik dan Benar


Pengembangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus
menerus dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki ciri-ciri
kepemimpinan.

Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syarat-syarat
ideal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa di antaranya
yang terpenting adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan umum yang luas.


2. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang genoralist yang baik juga.
3. Kemampuan berkembang secara mental
4. Ingin tahu
5. Kemampuan analistis
6. Memiliki daya ingat yang kuat
7. Mempunyai kapasitas integratif
8. Keterampilan berkomunikasi
9. Keterampilan mendidik
10. Personalitas dan objektivitas

12
11. Mempunyai naluri untuk prioritas
12. Sederhana

2.5 Karakteristik Seorang Pemimpin

Didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney):

1. Seorang yang belajar seumur hidup

Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar
melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik
maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada pelayanan

Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip
melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin
seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

3. Membawa energi yang positif

Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif
didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu
dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik.

2.6 Perilaku Pemimpin


1. Kepemimpinan Suportif

Melibatkan perilaku pemimpin yang menunjukkan perhatian terhadap


kesejahteraan dan kebutuhan pribadi para bawahan.Perilaku kepemimpinan
tersebut terbuka, bersahabat, dan ramah.

2. Kepemimpinan Direktif

Muncul ketika pemimpin memberi tahu para bawahan apa yang harus mereka
kerjakan.perilaku pemimpin meliputi perencanaan,pembuatan jadwal,panentuan
tujuan-tujuan kerja dan standar-standar perilaku serta penekanan ketaatan pada
peraturan-peraturan.

13
3. Kepemimpinan Partisipatif

Berarti pemimpin berkonsultasi dengan para bawahannya tentang keputusan-


keputusan. Perilaku pemimpin terdiri atas menanyakan opinidan saran,mendorong
partisipasi dalam pembuatan keputusan ,dan menemui para bawahan di lingkungan
kerja.

4. Kepemimpinan yang Berorientasi pada Pencapaian

Muncul ketika pemimpin menentukan tujuan yang jelas dan menantang bagi para
bawahan. Perilaku pemimpin menekankan kinerja kualitas tinggi dan peningkatan
kinerja saat ini.

2.7. Fungsi Pemimpin dalam Organisasi

Tugas pokok seorang pemimpin pada dasarnya adalah melaksanakan fungsi-


fungsi manajemen yang terdiri dari: merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakkan, dan mengawasi. Terlaksananya tugas-tugas tersebut tidak dapat
dicapai hanya oleh pimpinan seorang diri, tetapi dengan menggerakan orang-orang
yang dipimpinnya. Agar orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara erektif
seorang pemimpin di samping harus memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu
memperhatikan hubungan manusiawi. Secara lebih terperinci tugas-tugas seorang
pemimpin dalam sebuah organisasi meliputi: pengambilan keputusan, menetapkan
sasaran dan menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan menempatkan pekerja,
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan dan atasan)
maupun secara horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan mengawasi
pelaksanaan pekerjaan.

2.8 Fungsi Pemimpin dalam Pengambilan Keputusan


Salah satu fungsi pemimpin dalam manajemen adalah mengambil keputusan secara
efektif. Keberadaan sumber-sumber, biaya, bahan, keahlian, tenaga, pengetahuan,
waktu dan ruang sangat terbatas, oleh karena itu timbulah pengambilan keputusan.

Fungsi kepemimpinan pada dasarnya menyangkut dua hal pokok, yakni:

(1) fungsi yang berkaitan dengan tugas yang berfungsi pemecahan masalah

14
(2) fungsi pemeliharaan kelompok yang disebut fungsi sosial

Langkah pengambilan keputusan bervariasi, demikian secara umum meliputi :

1. Merumuskan masalah
2. Merumuskan hasil yang diharapkan
3. Mengembangkan pilihan penyelesaian
4. Mengetahui apa yang harus dilaksnakan setelah keputusan diambil.
5. Dibawah ini merupakan beberapa contohkasus pemimpin dalam
berorganisasi

2.9 Gaya Kepemimpinan

1. Gaya Kepemimpinan Otokratis

Gaya ini kadang-kadang dikatakan kepemimpinan terpusat pada diri pemimpin


atau gaya direktif. Gaya ini ditandai dengan sangat banyaknya petunjuk yang
datangnya dari pemimpin dan sangat terbatasnya bahkan sama sekali tidak adanya
peran serta anak buah dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Pemimpin
secara sepihak menentukan peran serta apa, bagaimana, kapan, dan bilamana
berbagai tugas harus dikerjakan. Yang menonjol dalam gaya ini adalah pemberian
perintah. Pemimpin otokratis adalah seseorang yang memerintah dan menghendaki
kepatuhan. Ia memerintah berdasarkan kemampuannya untuk memberikan hadiah
serta menjatuhkan hukuman. Gaya kepemimpinan otokratis adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan semata-mata
diputuskan oleh pimpinan.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar


bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara
berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan
bawahan. Gaya ini kadang-kadang disebut juga gaya kepemimpinan yang terpusat
pada anak buah, kepemimpinan dengan kesederajatan, kepemimpinan konsultatif

15
atau partisipatif. Pemimpin kerkonsultasi dengan anak buah untuk merumuskan
tindakan keputusan bersama.

3. Gaya Kepemimpinan Delegatif

Gaya Kepemimpinan delegatif dicirikan dengan jarangnya pemimpin memberikan


arahan, keputusan diserahkan kepada bawahan, dan diharapkan anggota organisasi
dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri (MacGrefor, 2004). Gaya
Kepemimpinan adalah suatu ciri khas prilaku seorang pemimpin dalam
menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Dengan demikian maka gaya
kepemimpinan seorang pemimpin sangat dipengaruhi oleh karakter pribadinya.

Kepemimpinan delegatif adalah sebuah gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh


pimpinan kepada bawahannya yang memiliki kemampuan, agar dapat menjalankan
kegiatannya yang untuk sementara waktu tidak dapat dilakukan oleh pimpinan
dengan berbagai sebab. Gaya kepemimpinan delegatif sangat cocok dilakukan jika
staf yang dimiliki memiliki kemampuan dan motivasi yang tinggi. dengan demikian
pimpinan tidak terlalu banyak memberikan instruksi kepada bawahannya, bahkan
pemimpin lebih banyak memberikan dukungan kepada bawahannya.

4. Gaya Kepemimpinan Birokratis

Gaya ini dapat dilukiskan dengan kalimat “memimpin berdasarkan peraturan”.


Perilaku pemimpin ditandai dengan keketatan pelaksanaan prosedur yang berlaku
bagi pemipin dan anak buahnya. Pemimpin yang birokratis pada umumnya
membuat keputusan-keputusan berdasarkan aturan yang ada secara kaku tanpa
adanya fleksibilitas. Semua kegiatan hampir terpusat pada pimpinan dan sedikit saja
kebebasan orang lain untuk berkreasi dan bertindak, itupun tidak boleh lepas dari
ketentuan yang ada.

16
5. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire

Gaya ini mendorong kemampuan anggota untuk mengambil inisiatif. Kurang


interaksi dan kontrol yang dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya ini hanya bias
berjalan apabila bawahan memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan akan
mengejar tujuan dan sasaran cukup tinggi. Dalam gaya kepemimpinan ini,
pemimpin sedikit sekali menggunakan kekuasaannya atau sama sekali membiarkan
anak buahnya untuk berbuat sesuka hatinya.

6. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian

Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil
dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang
oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan
tugas yang telah diberikan. Tipe kepemimpinan yang otoriter biasanya berorientasi kepada
tugas. Artinya dengan tugas yang diberikan oleh suatu lembaga atau suatu organisasi, maka
kebijaksanaan dari lembaganya ini akan diproyeksikan dalam bagaimana ia memerintah
kepada bawahannya agar kebijaksanaan tersebut dapat tercapai dengan baik. Di sini
bawahan hanyalah suatu mesin yang dapat digerakkan sesuai dengan kehendaknya sendiri,
inisiatif yang datang dari bawahan sama sekali tak pernah diperhatikan.

7. Gaya Kepemimpinan Karismatis

Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang.


Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat.
Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka sangat
menyenangi perubahan dan tantangan. Mungkin, kelemahan terbesar tipe
kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong
Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka.
Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-
konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta
pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf,
dan janji.

17
8. Gaya Kepemimpinan Diplomatis

Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya.


Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya.
Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan
kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang
menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya. Kesabaran dan
kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya,
mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa
sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan
tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang
membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Organisasi sebagai kesatuan sosial, yaitu terdiri dari orang atau kelompok
orang yang berinteraksi satu sama lain. Setiap organisasi dituntut selalu peka
terhadap aspirasi, keinginan, tuntutan dan kebutuhan berbagai kelompok dengan
siapa organisasi berinteraksi.
Kepemimpinan yang merupakan sesuatu yang wajib dalam kehidupan agar
kehidupan menjadi teratur dan keadilan bisa ditegakkan, sehingga tidak berlaku
hukum rimba. Kepemimpinan juga dapat dikatakan penting apabila memanfaatkan
dan mengelola potensi setiap anggota dengan cara yang tepat . Maka dari itu
seorang pemimpin dalam mengendalikan kepemimpinannya harus mendorong
perilaku positif dan meminimalisir semua yang negatif, mencari pemecahan
masalah, mempelajari perubahan di sekitarnya, serta mencanangkan strategi yang
tepat untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas
yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok juga merupakan sarana
pencapaian tujuan. Pemimpin dalam kehidupan organisasi mempunyai kedudukan
yang strategis dan merupakan gejala sosial yang selalu diperlukan dalam kehidupan
kelompok.

3.2 Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia.
Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk
memimpin diri sendiri. Jika mampu berhasil memimpin dirinya sendiri akan kelak
berhasil juga menjadi pemimpin dari organisasi yang dijalankan.

19
3.3 Penutup
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi “Kepemimpinan
dalam Organisasi” yang kami bahas dalam makalah ini, semoga bermanfaat dan
menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua, kami mohon maaf atas banyaknya
kekurangan karena terbatasnya referensi yang kami peroleh. Sekiranya para
pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kami. Sekian
penutup dari kami semoga makalah ini dapat bermanfaat, kami ucapkan
terimakasih.

20
DAFTAR PUSTAKA

Maliki, Zainudin. 2003. “Kepemimpinan Dalam Organisasi“. Surabaya: Lembaga


Pengkajian Agama dan Masyarakat (LPAM).

Supardan, Dadang. 2007. “Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan


Struktural “. Jakarta: Bumi Aksara.

21

Anda mungkin juga menyukai