Anda di halaman 1dari 64

ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT

GUDANG GARAM TBK & PT WISMILAK


INTI MAKMUR TBK

Dagna Puspabhita

Enrico Fernanda

Lucky Dwi H

Novia Karen

Melati Putri Utami

Syifa Zuraida

Yehezkiel L. Tobing
ANALISA ROA & ROE
ROA Salah satu rasio profitabilitas yang
dapat mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba
(Return On dari aktiva yang digunakan. ROA sering
digunakan untuk membandingkan

Assets)
performa bisnis Anda dibandingkan
competitor dan industri sejenis.

ROE Salah satu rasio profitabilitas yang dapat


mengukur kemampuan suatu emiten

(Return On dalam menghasilkan


bermodalkan ekuitas
laba
yang
diinvestasikan pemegang saham.
dengan
sudah

Equity)
Return On Assets
NPM
(Net Profit
ROA Margin)
(Return On Assets) TATO
(Total Asset Turn
Over)
Return On Assets

TATO
NPM ROA
(Profitability) X
(TOTAL ASSET TURN
OVER) = (RETURN ON ASSETS)
Return On Equity
ROA
ROE (Return On
Assets)
(Return On Leverage
Equity)
(Equity
Multiplier)
Return On Equity

ROA LEVERAGE ROE


(Return On Assets) X (Equity Multiplier) = (Return On Equity)
ANALISA ROA DAN ROE
PT GUDANG GARAM TBK &
PT WISMILAK INTI MAKMUR TBK
Perbandingan Analisa ROA GGRM dan WIIM
GGRM WIIM

NPM TATO ROA NPM TATO ROA

2013 7.91% 1.09% 8.63% 2013 8.33% 1.29% 10.77%

2014 8.28% 1.12% 9.27% 2014 6.76% 1.25% 8.43%

2015 9.17% 1.11% 10.17% 2015 6.75% 1.03% 6.98%

Net Profit Margin dipengaruhi oleh efisiensi perputaran aset ( TATO). Semakin tinggi perputaran
aset perusahaan maka akan meningkatkan laba bersih perusahaan yang kemudian dapat
meningkatkan Return on Asset atau imbal hasil atas aset yang dimiliki perusahaan.
Hasil Analisa ROA
WIIM

NPM TATO ROA

2013 8.33% 1.29% 10.77%

2014 6.76% 1.25% 8.43%

2015 6.75% 1.03% 6.98%

Pada tabel WIIM ,terdapat penurunan efisiensi perputaran asset (TATO) pada
perusahaan sehingga menurunkan laba bersih perusahaan yang akhirnya
menurunkan Return on Asset perusahaan.
Perbandingan Analisa ROE GGRM dan WIIM

GGRM WIIM

Leverag Leverag
ROA ROE ROA ROE
e e

2013 8.63% 1.73% 14.92% 2013 10.77% 1.57% 16.91%

2014 9.27% 1.75% 16.22% 2014 8.43% 1.56% 13.15%

2015 10.17% 1.67% 16.98% 2015 6.98% 1.43% 9.99%

Penurunan nilai hutang sebagai leverage akan meningkatkan laba jika perusahaan mampu
menjaga efisensi perputaran aset tetapi jika perusahaan tidak mampu menjaga efisiensi
perputaran aset, penurunan hutang belum tentu akan berdampak baik bagi laba perusahaan.
Hasil Analisa ROE

Seharusnya dengan menurunnya tingkat hutang,


perusahaan mampu mencetak laba lebih besar, namun
nyatanya tidak tanpa perputaran aset yang baik (TATO)
karena ROA dan ROE mengalami penurunan meski
hutang perusahaan WIIM berkurang.
Berbeda dengan WIIM, GGRM mampu meningkatkan
laba perusahaan seiring dengan berkurangnya hutang
karena memiliki efisiensi perputaran aset yang baik
(TATO).
Analisis Risiko

Analisis risiko atau risk analysis dapat


diartikan sebagai sebuah prosedur untuk
mengenali satu ancaman dan
kerentanan, kemudian menganalisisnya
untuk memastikan bagaimana cara
dampak-dampak yang ditimbulkan dapat
dihilangkan atau dikurangi.
Sumber-Sumber Risiko

Internasional Domestik Industri Perusahaan


Ketidakstabilan pemerintah Resesi Perubahan teknologi Perubahan manajemen
lokal setempat Inflasi atau Deflasi Persaingan Perubahan strategi
Ketidakstabilan kebijakan Perubahan tingkat bunga Peraturan pemerintah yang Risiko terkena bencana
pemerintah setempat Perubahan kebijakan dalam berkaitan dengan industri Risiko terkena tantangan
Pengambilalihan perusahaan negeri hukum
oleh pemerintah setempat Perubahan politik dalam
Perubahan kurs mata uang negeri
Resesi dunia
Analisis Risiko

Analisis
Risiko Analisis
Jangka Risiko
Pendek Jangka
Panjang
Current Ratio

Acid Test Ratio (Quick


Ratio)
Rasio
Account Receivable
Turn Over
Likuiditas
Jangka
Pendek

Merchandise Invetory
Turn Over
Rasio
Likuiditas
Jangka
Long
Panjang
Debt to Term
Equity Debt to
Debt to Ratio Equity
Assets
Ratio
Times
Interes
t
Earne
d
ANALISA RISIKO
PT GUDANG GARAM TBK &
PT WISMILAK INTI MAKMUR TBK
Analisa Risiko Berdasarkan Faktor
Eksternal
Risiko eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu :

Risiko Internasional adalah risiko yang disebabkan


oleh kebijakan luar negeri,peristiwa, ekspor/impor,
perubahan harga komoditas dan kurs yang dapat
memengaruhi produktivitas dan profitabilitas
perusahaan.

Risiko Domestik adalah risiko yang disebabkan oleh


kebijakan-kebijakan dalam negeri seperti tarif pajak,
Risiko Global Analisa dan Dampak

Kebijakan Bank Sentral Amerika The Fed Jika The Fed menaikkan suku bunga, biasanya Dollar
akan menguat terhadap rupiah dan ini menguntungkan
bagi perusahaan rokok karena pendapatan mereka dari
ekspor berbasis Dollar. Jika dollar melemah akan
berdampak sebaliknya

Ekspor/Impor GGRM dan WIIM tidak melakukan impor untuk


penggunaan bahan baku karena diambil dari tembakau
Kediri,Gempol dan Solo. Namun, perusahaan
mengekspor barang ke luar negri yang menyebabkan
perusahaan akan terpengaruh oleh keadaan ekonomi
global dan kurs.

Perubahan Harga komoditas Perubahan harga minyak juga menjadi risiko bagi
perusahaan karena distribusi produk menggunakan
minyak. Jika harga minyak semakin tinggi biaya
operasional perusahaan busa membengkak.

Kurs Karena perusahaan melakukan ekspor, pelemahan Dollar


dapat mengurangi laba perusahaan karena pendapatan
ekspor berbasis Dollar
Risiko Domestik Analisa dan Dampak
Tarif Pajak/cukai Setiap tahun pemerintah menaikkan tarif
pajak dan cukai. Hal ini berdampak buruk
bagi perusahaan rokok terlebih WIIM yang
penjualannya menurun. Pajak yang tinggi
menyebabkan laba perusahaan menurun.
Inflasi Inflasi sangat sensitif terhadap kenaikan
BBM, kenaikan BBM dapat menyebabkan
biaya operasional perusahaan bertambah
besar karena mesin pabrik dan distribusi
perusahaan menggunakan bahan bakar.
Suku bunga Kenaikan suku bunga dapat memberatkan
perusahaan yang menggunakan pinjaman
ke bank karena bunga pinjaman yang lebih
besar.
Upah buruh Dilema upah buruh yang terus membayangi
perusahaan di Indonesia. Upah buruh
dianggap terlalu kecil tetapi perusahaan
juga tidak bisa menaikkan begitu saja
karena akan berdampak pada beban gaji
yang sangat besar.
Anjuran kesehatan dari Kementerian Iklan larangan penggunaan rokok yang
Analisis Risiko Berdasarkan
Pendekatan Rasio
Analisis Rasio dibagi menjadi dua yaitu :

Rasio Likuiditas Jangka Pendek: Current Ratio, Acid Test


Ratio, Account Receivable Turn Over, & Merchandise
Inventory Turn Over

Rasio Likuiditas Jangka Panjang: Times Interest Earned,


Debt to Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, & Long Term
Debt to Equity
Rasio Likuiditas Jangka Pendek: Current Ratio

Current Ratio GGRM WIIM


2013 1,72 2,43
2014 1,62 2,27
2015 1,77 2,89

Current Ratio memberi informasi tentang


kemampuan aset lancar menutupi hutang lancar.
Dari Current Ratio GGRM dan WIIM terlihat bahwa
rasio masih diatas 100% artinya aset lancar
perusahaan masih lebih besar dari hutang
perusahaan. Semakin tinggi current ratio, kondisi
perusahaan semakin sehat.
Rasio Likuiditas Jangka Pendek: Acid
Test Ratio
Acid test Ratio GGRM WIIM
2013 0,22 0,74
2014 0,16 0,56
2015 0,22 0,66

Acid test Ratio hampir sama dengan current ratio,bedanya


Acid Test Ratio tidak menggunakan persediaan karena
persediaan dianggap memiliki likuiditas yang sangat kecil.
Terlihat dari Acid test Ratio GGRM dan WIIM angkanya
berbeda jauh dengan Current Ratio, itu artinya kedua
perusahaan melakukan investasi yang besar pada persediaan.
Semakin mendekati 100% rasio ini semakin sehat.
Rasio Likuiditas Jangka Pendek: Account Receivable Turn
Over

Account Receivable GGRM WIIM


Turn Over
2013 25,24 26,78
2014 42,54 22,25
2015 44,87 28,93
Rasio ini mengukur kualitas piutang perusahaan dan seberapa
cepat piutang berputar menjadi kas. Semakin tinggi rasionya
berarti semakin baik pengelolaan piutangnya sehingga terhindar
dari risiko piutang tak tertagih. GGRM memiliki Account Receivable
Turn Over yang lebih besar dari WIIM, artinya GGRM lebih efisien
dalam mengelola piutang dan lebih cepat dikonversikan menjadi
kas.
Rasio Likuiditas Jangka Pendek:Merchandise Inventory
Turn Over
Merchandise Inventory GGRM WIIM
Turn Over

2013 1,83 2,29


2014 1,88 2,21
2015 1,89 2,41

Rasio ini mengukur efisiensi perusahaan dalam


mengelola dan menjual persediaan. WIIM memiliki
rasio yang lebih tinggi berarti perputaran persediaan
WIIM lebih efisien daripada GGRM. Jika dilihat
sebelumnya dari Acid test ratio WIIM memiliki
persediaan lebih kecil dari GGRM. Ini yang membuat
WIIM mampu mengendalikan persediaan lebih
efisien.
Rasio Likuiditas Jangka Panjang: Times
Interest Earned
Times Interest Earned GGRM WIIM
2013 8,86 12,56
2014 6,25 8,04
2015 7,04 10,73

Times Interest Earned menunjukkan kemampuan


perusahaan dalam membayar bunga jangka panjang.
Semakin tinggi rasio ini semakin sehat. Kedua perusahaan
masih menujukkan kondisi yang sehat. WIIM sedikit lebih
tinggi karena hutangnya masih lebih kecil dari GGRM. Bisa
dilihat dari DAR dan DER pada slide berikutnya.
Rasio Likuiditas Jangka Panjang: Debt
to Asset Ratio
Debt to Asset Ratio GGRM WIIM
2013 0,42 0,36
2014 0,43 0,36
2015 0,40 0,30

DAR mengukur besarnya hutang dibandingkan dengan aset


perusahaan. Semakin kecil akan semakin sehat. DAR yang baik
adalah dibawah 1 karena artinya hutang perusahaan tidak
melebihi asetnya. GGRM dan WIIM masih menunjukkan kualitas
hutang yang baik.
Rasio Likuiditas Jangka Panjang: Debt
to Equity ratio
Debt to Equity ratio GGRM WIIM
2013 0,73 0,57
2014 0,75 0,56
2015 0,67 0,42

DER mengukur besarnya hutang dibandingkan dengan ekuitas


perusahaan. Semakin kecil semakin baik. Kedua perusahaan ini
masih tergolong sehat karena DER tidak lebih dari 1 yang artinya
hutang masih lebih kecil dari ekuitas perusahaan.
Rasio Likuiditas Jangka Panjang: Long
Term Debt to Equity
Long term to debt GGRM WIIM
Equity
2013 0,043 0,070
2014 0,036 0,057
2015 0,038 0,061

Long term to debt equity mengukur kemampuan perusahaan


dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Semakin kecil
semakin baik. Kedua perusahaan masih dalam kondisi sehat
karena angka rasio long term masih sangat kecil, menandakan
perusahaan mampu memenuhi kewajiban utnuk jangka panjang.
Laporan Keuangan Proforma
Laporan keuangan pro
forma adalah laporan
keuangan yang
meramalkan posisi Walapun laporan
keuangan perusahan keungan pro forma
serta kinerjanya pada suatu periode
setelah periode tahun estimasi tidak dapat
tertentu. menunjukkan angka
yang sebenarnya,
namun merupakan
alat penting untuk
manajer keuangan
Laporan Keuangan
Proses
Proforma
Proses penyusunannya
penyusunannya cukup
cukup
sederhana,
sederhana, jika
jika hanya
hanya untuk
untuk satu
satu
periode
periode perencanaan
perencanaan dan dan atas
atas dasar
dasar
suatu
suatu kondisi
kondisi tertentu.
tertentu. Tetapi
Tetapi laporan
laporan
keuangan
keuangan juga
juga dapat
dapat menjadi
menjadi rumit,
rumit, jika
jika
proyeksi
proyeksi dilakukan
dilakukan untuk
untuk beberapa
beberapa
periode
periode dan
dan dengan
dengan dasar
dasar beberapa
beberapa
asumsi.
asumsi.

Sebagai ilustrasi untuk menyusun laporan keuangan pro


forma diberikan contoh PT Gudang Garam Tbk. dan PT
Wismilak Inti Makmur Tbk.
Laporan Keuangan Proforma GGRM

Dengan
menggunakan data rasio GGRM tahun 2015 berikut ini,
1. Debt/Equity = 0.67
2. Quick ratio = 0.22
3. Asset turnover = 1.11
4. Gross profit margin = 22.01 %
5. Modal saham= (Jutaan Rp)
6. Laba ditahan = 36.899.588 (Jutaan Rp)
7. Inventory turnover = 5.0695
8. Receivable turnover = 44,87
maka susunan laporan keungan proforma untuk tahun 2016:
Laporan Keuangan Proforma GGRM
Laporan Keuangan Proforma GGRM
Laporan Keuangan Proforma GGRM
Laporan Keuangan Proforma WIIM

Dengan menggunakan data rasio WIIM tahun 2015 berikut ini, maka
susunan laporan keungan proforma untuk tahun 2016:
1. Debt/Equity = 0.42
2. Quick ratio = 2.84
3. Asset turnover = 1,37
4. Gross profit margin = 30,4%
5. Modal saham= 209.987
6. Laba ditahan = 423.744
7. Inventory turnover = 2,4131
8. Receivable turnover = 29,50
maka susunan laporan keungan proforma untuk tahun 2016:
Laporan Keuangan Proforma WIIM
Laporan Keuangan Proforma WIIM
Laporan Keuangan Proforma WIIM
Kesimpulan Laporan
Keuangan Proforma
Proyeksi keuangan sendiri merupakan suatu penyusunan
tindakan bagi perusahaan bagi perusahaan sebagai pedoman
pelaksanaan aktivitas di masa mendatang.
Proyeksi pro forma dapat dilakukan pada setiap tingkatan rincian
yang diinginkan. Laporan keuangan pro forma merupakan suatu
alat yang penting untuk manajer keuangan.
Proses penyusunannya dapat cukup sederhana, jika hanya untuk
satu periode perencanaan dan atas dasar satu kondisi tertntu.
Tetapi laporan keuangan juga dapat menjadi rumit, jika proyeksi
dilakukan untuk beberapa periode dan dengan dasar beberapa
asumsi.
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN
Analisis terhadap peluang
kebangkrutan suatu
perusahaan dipandang
penting bagi suatu
perusahaan. Analisis ini
tidak hanya diperuntukkan
bagi perusahaan yang sehat
saja melainkan untuk
perusahaan-perusahaan
yang dianggap sehat.
Model
Prediksi
Model Kebangkr
Univariat utan
Model e
Multivaria
te
Model Univariate
Model univariat dalam prediksi kebangkrutan suatu perusahaan
digunakan untuk mengkaji hubungan antara rasio keuangan tertentu
dengan kebangkrutan suatu perusahaan. Atau dengan kata lain model
univariat mengkaji rasio keuangan secara parsial.

Menurut Hanafi (2004:655), analisis univariate dilakukan dengan melihat variabel keuangan yang diperkirakan
mempengaruhi atau berkaitan dengan kebangkrutan dengan menganalisis terpisah. Sedangkan menurut Bappepam
(2005), analisis rasio merupakan macam rasio keuangan seperti modal kerja, rasio-rasio profitabilitas, tingkat
husalah satu bentuk analisis univariate, cara ini yang pada umumnya digunakan investor untuk menghitung dan
menganalisis berbagai tang atau leverage, dan likuiditas untuk mendeteksi tanda-tanda kebangkrutan suatu
perusahaan, tetapi timbul suatu permasalahan yaitu masing-masing rasio mempunyai kegunaan dan memberikan
indikasi yang berbeda mengenai kesehatan keuangan perusahaan.
Model Multivariate
Model multivariat merupakan suatu model yang
mengkombinasikan beberapa rasio keuangan secara
bersama-sama (simultan) memprediksi kebangkrutan
suatu perusahaan. Model Z-Score merupakan salah satu
model multivariat telah dikembangkan olehEdward
Altman.
Dengan menggunakan rasio keuangan sebagai input, kemudian memilih
serangkaian rasio keuangan yang paling baik membedakan antara
perusahaan yang bangkrut dan tidak bangkrut.
Analisa Prediksi Kebangkrutan
Hasil ratio yang dipilih meliputi serangkaian koefisien yang kemudian dikalikan
dengan rasio keuangan sebagai variabel prediktor kemudian dijumlahkan dan
menghasilkan multivariate score (Z-Score). Ketentuan hasil temuan sebagai
berikut:
1. Skor di bawah cut off point menunjukkan peluang bangkrut besar
2. Skor di atas cut off point menunjukkan peluang bangkrut kecil

Dari hasil penelitian Altman menemukan lima rasio keuangan yang dianggap
paling baik membedakan perusahaan yang sehat dan bangkrut. Kelima rasio
keuangan tersebut adalah:
(Net Working Capital to Total
Assets=X1)
Rasio ini menunjukkan risiko likuiditas jangka pendek perusahaan,
dimana hasil pengukurannya menunjukkan struktur aktiva perusahaan.
Semakin besar rasio ini maka semakin kecil risiko bagi perusahaan.
Sebaliknya, semakin kecil rasio ini maka semakin besar risiko bagi
perusahaan.
Net working capital
Nama (Rp million)
Total asset Ratio
perusahaan (Rp million)
0.291681
GGRM 18,523,345 63,505,413
276,761 0.207637
WIIM 1,332,908
(Retained Earnings to Total
Assets=X2)
Rasio ini menunjukkan profitabilitas perusahaan, dimana hasil
pengukurannya menunjukkan tingkat penggunaan laba ditahan untuk
membiayai aktiva perusahaan.

Nama Retained earnigns Total asset


perushaan (Rp million) (Rp million) Ratio
0.581046
GGRM 36,899,588 63,505,413
0.301733
WIIM 402,182 1,332,908
(Earnings Before Interest and Taxes to Total
Assets=X3)

Rasio ini menunjukkan tingkat profitabilitas perusahaan, dimana hasil


pengukurannya menunjukkan tingkat produktivitas aktiva yang
diinvestasikan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi perusahaan.

Nama Earnings before Total asset


perusahaan interest and taxes (Rp million) Ratio
(Rp million)
0.243847
GGRM 36,899,588 63,505,413
0.133514
WIIM 177,962 1,332,908
(Value of Equity to Value of Liabilities
=X4)
Rasio ini menunjukkan risiko solvabilitas jangka panjang perusahaan
serta penilaian terhadap profitabilitas, dimana hasil pengukurannya
menunjukkan struktur pendanaan yang digunakan untuk membiayai
seluruh aktiva perusahaan. Semakin besar rasio ini maka semakin kecil
risiko bagi perusahaan. Sebaliknya, semakin kecil rasio ini maka
semakin besar risiko bagi perusahaan.
Nama Book Value of Book Value of
perusahaan Equity (Rp Liabilities (Rp Ratio
million) million)
1.49065214
GGRM 38,007,909 25,497,504
2.36523881
WIIM 943.709 398.991
(Sales to Total Assets=X5)
Rasio ini menunjukkan tingkat profitabilitas perusahaan, dimana
hasil pengukurannya menunjukkan tingkat produktivitas aktiva
yang diinvestasikan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan.

Nama Sales Total asset


perusahaan (Rp million) (Rp million) Ratio
1.10802481
GGRM 70,365,573 63,505,413
1.38000447
WIIM 1,839,419 1,332,908
Berdasarkan rasio keuangan tersebut sebagai variabel
prediktor ditemukan model prediksi sebagaimana
ditunjukkan pada Persamaan

Standar Penilaian (Cut off point) Model Z-Score

Ukuran Keterangan

Z-Score < 1,81 Peluang bangkrut besar

Z-Score > 3,00 Peluang bangkrut kecil

1,81 Z-Score 3,00 Daerah abu-abu


Penghitungan Z-Score Prediksi Kebangkrutan
Perusahaan
Nama
perusahaan X1 X2 X3

GGRM 1.2 0.291 0.3492 1.4 0.581 0.8134 3.3 0.243 0.8019

WIIM 1.2 0.207 0.2484 1.4 0.301 0.4214 3.3 0.133 0.4389
X4 X5 Z-score

0.6 1.49 0.894 1 1.108 1.108 3.9665

0.6 2.365 1.419 1 1.38 1.38 3.9077

Tabel diatas menunjukan bahwa GGRM dan WIIM memiliki nali Z-score diatas 3.00 yang berarti kedua perusahaan
memeiliki peluang yang kecil untuk bangkrut,tetpia GGRM memiliki Z score yang lebih besar dibanding WIIM
yang menunjukan bahwa peluang bangkrut GGRM lebih kecil dibanding WIIM
Info Pasar Dalam Analisis Keuangan

Return & Resiko


Return yang diharapkan:
E(R) = pi (Ri)
Standar deviasi = ( (Ri -E(R))2Pi)1/2

Ri = Return yang terjadi


E(R) = Return yang diharapkan/return rata-rata
Pi = Probabilitas kejadian
RETURN DALAM KONTEKS PORTOFOLIO

Expected Return Portofolio (Rp):


Rp = w1 R1 + w2 R2 + ... ... + wN RN

Rp = Return portofolio
w1, w2, .. wn = bobot untuk masing-masing investasi
R1, R2, .. RN = Return untuk tiap-tiap alternatif investasi
MODEL INDEKS TUNGGAL

Model indeks tunggal merupakan penyederhanaan dari model


Markowitz
Model tsb didasarkan pada pemikiran bahwa return saham dipengaruhi
oleh common factor, seperti return indeks saham
Dari pemikiran tersebut, dikembangkan rumus return yang diharapkan
dan risiko, dengan menggunakan model indeks tunggal
MODEL INDEKS TUNGGAL
Tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko untuk aset
individual:
E(Ri) = i+ i E(Rm)
i2= i2m2+ ei2
Tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko untuk portofolio:
E(Rp) = p+ p E(Rm)
p2= p2m2+ ep2
CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)

CAPM adalah model keseimbangan return dan risiko, sbb


E(Ri)=Rf + i (E(Rm) -Rf )

E(Ri) = Tingkat keuntungan yang diharapkan


Rf= Return investasi bebas risiko
i= Beta saham i (indikator risiko sistematis)
E(Rm) =Return pasar yang diharapkan
Return dan Risiko GGRM dan WIIM
Ekonomi Probablitas R GGRM R WIIM
Resesi 0,2 - 15% -20%
Normal 0,3 20% 10%
Baik 0,5 30% 15%

Data Imbal hasil saham (R) didapat dari rata-rata return pada saat keadaan ekonomi resesi,normal
dan baik.

Expected Return and Risk


GGRM
E = (0,2)(-0,15)+(0,3)(0,2)+(0,5)(0,3) = 0,18 =18 %
= 0,2(-0,15-0,18)2 + 0,3(0,2-0,18)2+ 0,5(0,3-0,18)2 = 0,02911/2 = 17,05 %

WIIM
E = (0,2)(-0,2)+(0,3)(0,1)+(0,5)(0,15) = 0,065 = 6,5 %
= 0,2(-0,2-0,065)2 + 0,3(0,1-0,065)2+ 0,5(0,3-0,065)2 = 0,0420251/2 = 20,5 %
Return dan Risiko Portofolio

Apabila berinvestasi sebesar $100,000 pada kedua saham


tersebut (GGRM dan WIIM) dengan proporsi di GGRM 80%
dan WIIM 20 %. Maka Return dan risiko sebagai berikut :
Rp = $80,000(18%) + $20,000(6,5%) = $15,700
Persentase risiko jika kedua saham berkorelasi positif (karena
satu sektor industri)
= 80%(17,05%) + 20%(20,5%) = 17,74%
MENGHITUNG BETA (RISIKO
SISTEMATIS)
(i) = (Ri,Rm) / 2Rm
Beta = kovarians return aset i dengan return pasar /
varians return pasar
i> 1, saham agresif
i< 1, saham defensif
Rangkuman Hasil Kalkulasi Beta Saham
GGRM = 0,649273 = defensif
WIIM = 1,178518 = Agresif

Beta GGRM masih dibawah 1 menandakan risikonya masih lebih kecil


atau saham ini lebih defensif. WIIM yang betanya lebih dari 1 memiliki
risiko yang besar namun sebanding dengan returnnya yang lebih besar.
Bisa dibuktikan dengan perhitungan metode
indeks tunggal dan CAPM.
Return dan Risiko Dengan Metode Indeks Tunggal

Apabila i (return yang diharapkan dari suatu sekuritas) sebesar 5% dan Return pasar yang
diharapkan 15%. diambil dari risiko sistematis harga saham. Risiko pasar diprediksi sebesar
15% dan error 5%.
GGRM
E(Ri) = i+ i E(Rm)
E(Ri) = 5% + 0,649273 (15%) = 14,73%
i2= i2m2+ ei2 = (0,649273)2 (15%)2 + (5%)2 =0,01198499
i = 10,94%
WIIM
E(Ri) = 5% + 1,178518 (15%) = 22,67%
i2 = (1,178518)2 (15%)2 + (5%)2 =0,033750
i = 18,37%
Return GGRM dan WIIM dengan metode
CAPM
Rf diambil dari BI Rate sebagai investasi bebas risiko. Rm merupakan return pasar
yang diharapkan secara umum. diambil dari risiko sistematis harga saham.
GGRM
E(Ri)=Rf + i (E(Rm)-Rf )
E = 4,75% + 0,649273 ( 15%-4,75%) = 11,405%

WIIM
E = 4,75% + 1,178518 ( 15%-4,75%) = 16,82%
THA
NK
YOU

Anda mungkin juga menyukai