Anda di halaman 1dari 7

RMK ANALISIS INFORMASI KEUANGAN

“Analisis Risiko : Analisis Rasio”

KELOMPOK 8 :

Putu Aldhi Surata (1515351107)


I Gede Ardian Andriawan (1515351126)

Fakultas Ekonomi & Bisnis


Universitas Udayana
2018
ANALISIS RISIKO: ANALISIS RASIO

Analisis Risiko merupakan pasangan kembar analisis profitabilitas. Keduannya di


pakai untuk meentukan daya Tarik suatu perusahaan. Bab ini membicarakan alat untuk
menganalisis risiko perusahaan dengan menggunakan analisis rasio. Bab berikut akan
melihat risiko dengan menggunakan analisis aliran dana.

A. ANALISIS SUMBER RESIKO


Tabel Sumber Risiko
Sumber Contoh risiko yang timbul
Internasional Ketidakstabilan pemerintah local
Ketidakstabilan kebijakan pemerintah setempat
Risiko perubahan kurs mata uang
Resesi dunia
Domestik Resesi
Inflasi atau deflasi
Perubahan tingkat bunga
Perubahan demografis
Perubahan kebijakan dalam negeri
Perubahan politik dalam negeri
Industri Perubahan teknologi
Persaingan
Perubahan kekuatan tawar menawar dalam industri
Peraturan pemerintah yang berkaitan dengan industry
Perusahaan Perubahan manajemen
Perubahan strategi
Risiko terkena bencana
Risiko terkena tuntutan hukum

Meskipun risiko-risiko diatas secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi


perusahaan, tetapi perusahaan harus memperhatikan risiko-risiko yang mempunyai
konsekuensi keuangan perusahaan.
Analisis risiko dibagi menjadi dua bagian:
1. analisis risiko jangka pendek: memfokuskan pada kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya (kurang dari satu tahun)
2. Analisis risiko jangka panjang: memfokuskan pada kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka panjangnya (lebih dari satu tahun)
Risiko dikelompokkan menjadi dua:
1. Risiko spesifik: dapat dihilangkan dengan diversifikasi
2. Risiko sistematis: risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi

Tabel Skema analisis risiko


Likuiditas jangka pendek Kemampuan Kebutuhan
Rasio lancar Aktiva lancar Hutang lancar
Rasio quick Aktiva lancar Hutang lancar
Rasio aliran kas operasional Aliran kas dari operasi Hutang lancar
terhadap hutang lancar
Analisis rasio aktivitas modal kerja Perputaran piutang dagang Perputaran hutang
Rasio Interest Coverage dan persediaan dagang
Rasio aliran kas operasional Pendapatan sebelum bunga Biaya bunga
terhadap total hutang dan pajak Total hutang
Rasio aliran kas operasional Aliran kas dari operasi Pengeluaran modal
terhadap pengeluaran modal Aliran kas dari operasi

B. RISIKO LIKUIDITAS JANGKA PENDEK


 Rasio lancar
Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan utang lancar. Rasio ini
menunjukkan besarnya kas yang dipunyai perusahaan ditambah aset-aset yang bisa
berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun, relatif terhadap besarnya hutang-hutang
yang jatuh tempo dalam jangka waktu dekat (tidak lebih dari satu tahun), pada tanggal
tertentu seperti tercantum pada neraca.
 Rasio Quick
Rasio ini menggunakan aset-aset yang akan berubah menjadi kas dengan lebih cepat.
Karena persediaan dianggap sebagai aktiva lancar yang paling lama untuk berubah
menjadi kas, maka dalam perhitungan rasio quick persediaan dikeluarkan dari angka yang
dibagi (numerator). Meskipun demikian, analis harus berhati-hati dengan klasifikasi
semacam ini. Pada beberapa industri barangkali persediaan akan berubah cepat menjadi
kas, lebih cepat dibandingkan piutang dari industri lain.
 Rasio aliran kas terhadap hutang lancar
Rasio ini digunakan untuk melengkapi rasio-rasio sebelumnya sekaligus untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan rasio-rasio di atas. Aliran kas dari operasi dilaporkan
dalam laporan aliran kas. Kas tersebut merupakan kelebihan kas yang diperoleh dari
operasi setelah semua kebutuhan modal kerja dan pembayaran hutang lancar telah
dipenuhi. Karena angka yang dibagi dalam persamaan ini adalah aliran kas dalam satu
periode, maka pembagi, agar konsisten, yang dipakai adalah rata-rata hutang lancar pada
periode tersebut.
Rasio aliran kas terhadap hutang lancar = aliran kas dari operasi (sebelum item-item
luar biasa)/ rata-rata hutang lancar

 Rasio aktivitas modal kerja


Siklus suatu bisnis bisa digambarkan sebagai berikut ini.
Kas keluar kas masuk
Untuk membayar bahan mentah Dari pembeli
Pertama kali perusahaan mengeluarkan kas untuk membayar bahan mentah dan
membayar karyawan. Pembelian bisa dilakukan dengan kas, tetapi juga bisa dilakukan
dengan kredit yang berarti perusahaan memperoleh subsidi dari supplier. Setelah itu
barang diproduksi dan kemudian disimpan dalam persediaan. Apabila penjualan terjadi dan
penjualan tersebut dalam bentuk kredit, maka timbul piutang. Setelah piutang tersebut
dibayar, perusahaan menerima kas kembali.

C. RISIKO LIKUIDITAS JANGKA PANJANG


Risiko likuiditas jangka panjang mencerminkan ketidakmampuan perusahaan memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka panjangnya.
Risiko likuiditas jangka panjang dapat dihitung dengan rasio-rasio dibawah ini :
1. Rasio hutang (debt ratio)
2. Rasio interst coverage (kemampuan membayar bunga)
3. Rasio aliran kas operasional terhadap total hutang
4. Rasio aliran kas terhadap pengeluaran modal
Kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan mencerminkan kemampuan
perusahaan menghasilkan aliran kas masuk. Profitabilitas yang bagus mencerminkan
kemampuan perusahaan memperoleh aliran kas yang baik dan risiko yang lebih kecil.

1. Rasio Hutang
Untuk mengukur besarnya hutang jangka panjang dalam struktur modal suatu
perusahaan. Ada beberapa variasi perhitungan rasio hutang.
 Rasio hutang jangka panjang
= hutang jangka panjang/ (hutang jangka panjang + modal saham)
 Rasio hutang modal saham = hutang jangka panjang/ modal saham
 Rasio hutang jangka panjang total aset = hutang jangka panjang/
total aset
 Rasio total hutang total aset = total hutang/ total aset

2. Rasio Interest Coverage


Untuk mengukur berapa kali pendapatan sebelum bunga dan pajak bisa menutup bunga
(EBIT). EBIT dipakai karena bunga dibayar dengan menggunakan EBIT (bunga
dikurangkan dari EBIT)
 Rasio Interst Coverage
= (laba bersih+ biaya bunga +pajak penghasilan) / biaya bunga
Biasanya rasio lebih kecil dari sekitar 2 dipandang sebagai situasi yang cukup berisiko.
Jika perusahaan mempunyai kewajiban tetap seperti leasing dan dana pensiun tadi,
jumlah pembayaran tetap ini bisa dimasukkan ke dalam rumus. Rasio itu kemudian
dinamakan fixed charge coverage ratio (rasio kemampuan pembayaran tetap).

3. Rasio Aliran Kas terhadap Total Hutang


Rasio hutang dan rasio interest coverage tidak mengkaitkan kemampuan perusahaan
menghasilkan kas untuk memenuhi utangnya. Dalam hal ini dapat digunakan rasio
aliran kas dari operasi terhadap total hutang. Aliran kas ini merupakan angka yang
sama dengan aliran kas pada rasio yang digunakan untuk menganalisis risiko likuiditas
jangka pendek.
 Rasio Aliran Kas terhadap Total Hutang
= aliran kas dari operasi kas/ rata-rata total hutang
Ada tiga komponen operasi dalam aliran kas, yaitu Operasi, Pendanaan, Investasi.
Rata-rata hutang disini dapat dihitung dengan (hutang tahun lalu+hutang tahun ini)/2.
Untuk rasio ini, angka sekitar 20 % merupakan hal yang biasa untuk perusahaan yang
sehat keuangannya.

4. Rasio Aliran Kas terhadap Pengeluaran Modal (Investasi)


Memberikan informasi besarnya aliran kas untuk menutup pengeluaran modal yang
diperlukan untuk investasi. Sedangkan kelebihan kasnya dapat dipakai untuk
membayar hutang dengan bunganya.
 Rasio Aliran Kas operasional terhadap Pengeluaran Modal
= Aliran kas dari operasi/ pengeluaran modal
 Aliran kas = Laba bersih + depresiasi

Besar kecilnya aliran kas untuk pengeluaran investasi bergantung pada siklus produk
yang dipunyai.
Rasio ini bisa dianalisis lebih lanjut dengan mengevaluasi setiap segmen dalam
perusahaan. Segmen perusahaan bisa berupa segmen berdasarkan produk.
 Rasio Aliran Kas operasioanl terhadap Pengeluaran Modal untuk Segmen
=(aliran kas dari operasi segmen + depresiasi segmen)/pengeluaran modal segmen
Rasio aliran kas operasioanl terhadap pengeluaran modal tidak mempertimbangkan
besarnya hutang secara eksplisit seperti dalam rasio-rasio hutang, juga rasio yang
dipengaruhi oleh tindakan manajemen.
Apabila perusahaan mengalami kesulitan profitabilitas tetapi perusahaan tersebut ingin
mempunyai rasio aliran kas terhadap pengeluaran modal yang baik, manajemen bisa
mengurangi pengeluaran modal (investasi) dan akibatnya malah merusak daya saing
perusahaan.
REFERENSI :
Hanafi Mamduh, Abdul halim. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Ykpn: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai