Anda di halaman 1dari 5

PT ELNUSA PERSADA

LAPORAN POSISI KEUANGAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR TANGGAL

(dalam miliar rupiah)

PT ELNUSA PERSADA

LAPORAN LABA RUGI (Komprehensif)

Tahun 2012

(dalam miliar rupiah)


1. Menghitung rasio likuiditas (liquidity ratios) tahun 2011

Current Ratio (Rasio Lancar) = CA / CL = Aset Lancar / Likuiditas Jangka Pendek = 2.256 / 1.995 = 1,13
kali (=113%) artinya 1 rupiah utang (liabilitas) jangka pendek perusahaan dijamin pembayarannya
dengan 1,13 rupiah aset lancar. Semakin tinggi nilai rasio lancar ini semakin baik (semakin besar jaminan
untuk pembayaran utang jangka pendek perusahaan).

Quick Ratio (Rasio Cepat) = (CA – Inventory) / CL = (2.256 – 301) / 1.995 = 0.98 kali (98%). Artinya 1
rupiah utang jangka pendek perusahaan dijamin pembayarannya oleh 0,98 rupiah aset cepat (kas dan
setara kas serta piutang usaha).

Cash Ratio (Rasio Kas) = Cash / CL = 696 / 1.995 = 0.35 kali (35%) artinya 1 rupiah utang jangka pendek
perusahaan dijamin pembayarannya oleh 0,35 rupiah kas dan setara kas.

NWC to Total Assets = NWC / TA = (2.256 – 1.995) / 5.394 = 0,05 (5%) menunjukkan jumlah likuiditas
jangka pendek perusahaan terhadap total aset yang dimiliki perusahaan. Semakin rendah nilainya
menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan yang rendah.

Interval Measure = CA / average daily operating costs =2.256 / ((2.006 + 1.740)/365) = 219.8 hari. Rasio
ini menunjukkan seberapa lama perusahaan dapat terus berjalan (contoh kasus : bila perusahaan
dilanda pemogokan sehingga arus kas perusahaan menderita ‘kekeringan’). Dalam kasus di atas
perusahaan tetap dapat berjalan selama 220 hari atau lebih dari 7 bulan. Bila pemogokan lebih dari 220
hari, maka perusahaan tidak dapat beroperasi lagi. Yang dimaksud dengan daily operating
cost mencakup beban pokok penjualan dan beban usaha yang bersifat tunai.

2.  Menghitung rasio pengungkit (leverage ratios)

Total Debt Ratio = (TA – TE) / TA = (5.394 – 2.556) / 5.394 = 52.61% artinya sebanyak 52,61% aset
perusahaan dibelanjai (didanai) oleh dana pinjaman. Semakin besar rasio ini berdampak semakin besar
resiko bagi kreditur dalam hal pengembalian pinjamannya.

Debt/Equity = TD / TE = (5.394 – 2.556) / 2.556 = 1,11 kali artinya 1 rupiah dana modal sendiri (ekuitas)
diikuti oleh 1,11 rupiah dana pinjaman atau dana pinjaman 1,11 kali dari dana sendiri alias lebih besar
dana pinjaman dibanding dana sendiri (ekuitas).

Equity Multiplier = TA / TE = 1 + D/E = 1 + 1,11 = 2,11 kali artinya dengan modal sendiri (ekuitas) sebesar
1 rupiah dapat menghasilkan aset sebesar Rp 2,11. Berarti 1 rupiah ekuitasnya digandakan sehingga
menjadi 2,11 rupiah aset.
Long-term debt ratio = LTD / (LTD + TE) = 843 / (843 + 2.556) = 24,80%. Rasio ini menunjukkan seberapa
besar sumber dana jangka panjang merupakan modal pinjaman. Sumber dana jangka panjang (dikenal
dengan istilah total capitalization) terdiri dari liabilitas jangka panjang dan ekuitas (modal sendiri).
Sebagian analis keuangan lebih tertarik kepada pinjaman jangka panjang dibanding pinjaman jangka
pendek karena pinajaman jangka pendek kerap berubah di samping utang usaha lebih mencerminkan
praktek dagang dibanding kebiajakan manajemen utang.

3.  Menghitung rasio aktivitas (Coverage Ratios)

Times Interest Earned (TIE) / Interest Coverage Ratio = EBIT / Interest = 1.138 / 7 = 162,57 kali artinya 1
rupiah beban bunga dijamin pembayarannya oleh 162,57 rupiah laba usaha. Artinya memberi kepastian
dalam pembayaran bunga bila semakin besar rasionya. Masalah yang dihadapi TIE adalah karena rasio
ini didasarkan pada EBIT yang bukan merupakan ukuran dari tersedianya dana tunai untuk membayar
beban bunga, karena di dalam EBIT sudah dikurangi beban penyusutan yang merupakan beban non
tunai.

Cash Coverage = (EBIT + Depreciation) / Interest = (1.138 + 116) / 7 = 179,14 kali artinya 1 rupiah beban
bunga dijamin pembayarannya oleh 179,14 rupiah laba usaha tunai. EBIT + Depreciation
dikenaldenganistilah EBITD (dibaca ebbit-dee) atau EBITDA yaitu laba sebelum bunga, pajak dan
penyusutan.

Yang dimaksud dengan penyusutan di sini adalah beban non tunai dalam pengertian luas , termasuk di
dalamnya adalah depresiasi (penyusutan atas aset tetap), deplesi (penyusutan atas tanah produktif),
amortisasi (penyusutan atas aset lain-lain / intangible assets seperti goodwill, trademark, patent,
copyrights, organization costs, preoperating expenses, license / franchise fee dll) dan bad debt expenses
(beban penghapusan piutang).

4. Menghitung rasio persediaan

Inventory Turnover = Cost of Goods Sold / Inventory = 2.006 / 301 = 6,66 kali artinya dalam 1 tahun
persediaan berputar sebanyak 6,66 kali. Berputar maksudnya sejak persediaan dibeli dan masuk ke
gudang sampai persediaan itu keluar kembali saat dijual dihitung satu kali perputaran. Semakin cepat
perputaran persediaan, semakin efisen pemanfaatan aset perusahaan berupa persediaan.

Days’ Sales in Inventory (Inventory days on hand) = 365 / Inventory Turnover = 365 / 6,66 = 55 hari
artinya lama persediaan berada di gudang selama 55 hari. Semakin lama barang berada di gudang
menunjukkan barang tersebut tidak laku dijual.

 
5. Menghitung rasio piutang

Receivables Turnover = Sales / Accounts Receivable = 5.000 / 956 = 5,23 kali artinya dalam 1 tahun,
piutang berputar sebanyak 5,23 kali. Maksudnya berputar di sini dihitung sejak terjadinya penjualan
secara kredit sehingga menimbulkan piutang usaha sampai dilunasinya piutang usaha tersebut. Semakin
cepat perputarannya berarti semakin cepat piutang tertagih.

Days’ Sales in Receivables (A/R days collection) = 365 / Receivables Turnover = 365 / 5,23 = 70 hari
artinya lamanya piutang usaha tertagih selama 70 hari. Umur piutang ini harus dibandingkan dengan
syarat pembayaran. Idealnya umur piutang tidak boleh melampaui syarat pembayaran (term of
payment)

6. Menghitung perputaran total aset

Total Asset Turnover = Sales / Total Assets = 5.000 / 5.394 = 0,93 kali artinya dalam 1 tahun, total aset
perusahaan berputar sebanyak 0,93 kali. Sangat tidak umum untuk TAT <1, terutama jika perusahaan
memiliki sangat banyak (besar) aset tetap. Karena hal ini berarti ibarat perusahaan mengalami obesitas
(kegemukan) sehingga sulit menghasilkan penjualan yang memadai , sampai aset perusahaan tidak
dapat berputar bahkan sekali saja dalam setahun.

Capital Intensity Ratio = Total Assets / Sales = 5.394 / 5.000 = 1,08 kali artinya untuk menghasilkan 1
rupiah penjualan diperlukan total aset sebesar 1,08 rupiah.

NWC Turnover = Sales / NWC = 5,000 / (2,256 – 1,995) = 19.16 kali artinya modal kerja perusahaan
berputar sebanyak 19,16 kali dalam setahun.

Fixed Asset Turnover = Sales / NFA = 5.000 / 3.138 = 1,59 kali artinya aset tetap perusahaan berputar
1,59 kali dalam setahun. Nilai aset tetap yang digunakan di sini adalah nilai bukunya (book value). Bisa
juga digunakan harga perolehan (cost) dari aset tetap. Bila terdapat perbedaan yang besar antara
perputaran aset tetap bruto (yakni bila digunakan aset tetap sesuai dengan harga perolehannya) dengan
perputaran aset tetap neto (bila digunakan nilai buku aset tetap), hal ini berarti aset tetap perusahaan
telah lama disusutkan (lama digunakan) sehingga nilai bukunya menjadi kecil. Hal ini dapat berindikasi
bahwa aset tetap perusahaan digunakan secara efisien atau sebaliknya perusahaan tidak melakukan
peremajaan aset tetapnya.

Di samping itu dapat pula dihitung rasio seperti Payables Turnover (rumusnya Purchases / Accounts
Payable) dan A/P payment’s days (rumusnya 365 / Payables Turnover).

Seluruh angka 365 menunjukkan jumlah hari dalam setahun. Untuk tahun kabisat, maka angka ini
diubah menjadi 366 hari.

 
7.  Menghitung Rasio Keuntungan (profitabilitas / Profitability Measures)

Profit Margin = Net Income / Sales = 689 / 5.000 = 13,78% artinya laba bersih (bottom line) perusahaan
sebesar 13,78% dari nilai penjualan atau 1 rupiah penjualan menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp
0,14.

Return on Assets (ROA) Tingkat Pengembalian Aset / Rentabilitas Ekonomis = Net Income / Total Assets
= 689 / 5.394 = 12,77% artinya penggunaan 1 rupiah total aset menghasilkan keuntungan bersih sebesar
Rp 0,13.

Return on Equity (ROE) = Tingkat Pengembalian Ekuitas (modal sendiri) = Rentabilitas Ekuitas Net
Income / Total Equity = 689 / 2.556 = 26,96% artinya setiap 1 rupiah modal yang ditanamkan
menghasilkan Rp 0,27 keuntungan bersih.

8. Menghitung Nilai Pasar (Market Value Measures)

Harga Pasar = Rp 87,65 per lembar

Saham yang beredar = 190,9 juta

PE Ratio = Price per share / Earnings per share = Rp 87,65 / 3,61 = 24,28 kali artinya harga pasar saham
besarnya 24,28 kali dari laba per saham yang dihasilkan.

Market-to-book ratio = market value per share / book value per share = 87,65 / (2.556 / 190,9) = 6,55
kali artinya nilai pasar perusahaan 6,55 kali dari harga bukunya. Nilai pasar di atas nilai buku
menunjukkan perusahaan baik.

Anda mungkin juga menyukai