Anda di halaman 1dari 17

Pengaruh Behavioural Finance Terhadap Proses Pengambilan Keputusan

dalam Investasi di Indonesia

Makalah

Nama : Joan Fadihllah

Nim : 43120010407

UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

MANAJEMEN S1

2023
Kata Pengantar

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "Behavioural Finance

dalam Proses Pengambilan Keputusan Investasi".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut

memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa

maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari

penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami

dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki

karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan

juga inspirasi untuk pembaca.

Jakarta, November 2023

Joan Fadhillah

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.....................................................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................................................ii
BAB 1...................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Batasan Masalah..................................................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah...............................................................................................................3
1.4 Tujuan...................................................................................................................................4
1.5 Manfaat................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
LANDASAN TEORI...........................................................................................................................5
2.1 Teori............................................................................................................................................5
2.2 Penelitian Terdahulu.................................................................................................................7
2.3 Hipotesis.....................................................................................................................................7
BAB III.................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN...................................................................................................................................7
3.1 Penerapan...................................................................................................................................8
3.2 Perbandingan antara teori atau penelitian terdahulu dan praktek.......................................9
3.3. Pembahasan..............................................................................................................................9
BAB IV...............................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................................13
4.2 Saran.........................................................................................................................................13
Daftar Pustaka...................................................................................................................................13

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman modern ini globalisasi sudah sangat menyatu dengan masyarakat Indonesia.

Hal ini juga terjadi pada kegiatan investasi di pasar modal yang sudah menjadi hal umum

bagi masyarakat di Indonesia. Investasi dapat meningkatkan perekonomian individu,

investasi pada pasar modal juga dapat mendorong peningkatan perekonomian nasional,

karena semakin banya pelaku penanaman modal maka akan menjadikan sebuah perusahaan

menjadi berkembang.

Bedasarkan informasi dari ojk.go.id menyebutkan bahwa per 30 Desember 2022,

IHSG telah berada di posisi 6.850,62 poin atau berhasil tumbuh sebesar 4,09 persen secara

year-to-date. Seiring dengan pertumbuhan IHSG tersebut, kapitalisasi pasar juga tumbuh

sebesar 15,06 persen secara year-to-date yaitu sebesar Rp9.499 triliun atau 50 persen dari

PDB Indonesia tahun 2022. Peningkatan kinerja IHSG juga diikuti dengan pertumbuhan

jumlah investor ritel di Indonesia menjadi 10,30 juta SID atau meningkat lebih dari 10 kali

lipat dalam 5 tahun terakhir. Jumlah investor ritel ini didominasi oleh investor domestik

sebesar 55 persen dan didominasi investor berusia di bawah 30 tahun sebesar 58,74 persen.

Artinya investasi saham pada pasar modal di Indonesia menjadi salah satu yang diminati oleh

masyarakat. Karena tingginya minat investasi tersebut, hal ini menarik para peneliti terdahulu

untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi.

Emosi atau kekuatan bias psikologi dapat membuat investor mengabaikan hal-hal

negatif mengenai sesuatu yang telah dikenal dan diketahuinya secara emosional. Misalnya,

terdapat perasaan bahwa investor sangat mengetahui suatu saham atau keterikatan secara

1
emosional terhadap sesuatu saham perusahaan dan tidak melakukan perubahan walau

perusahaan tersebut mengalami kesulitan. Karena ketidakmampuan teori keuangan

tradisional untuk menjelaskan persistensi dari banyak pola dalam pasar keuangan, banyak

teori baru dikembangkan untuk memahami pola-pola tersebut. Teori-teori tersebut berupa

teori yang menyangkut bias psikologi manusia dan secara umum teori-teori tersebut

dikelompokkan dalam studi behavioural finance.

Behavior finance adalah studi yang mempelajari bagaimana fenomena psikologi

mempengaruhi tingkah laku keuangan, khususnya mempelajari bagaimana psikologi

mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Selain behavior finance,

terdapat juga yaitu income. Income sering juga disebut sebagai keuntungan yang didapat

karena melakukan suatu kegiatan usaha (Shefrin, 2000).

Behavioural finance adalah suatu teori yang fokus pada pengaruh psikologis investor

dalam pengambilan keputusan keuangan serta pasar investor terkadang membuat sebuah

keputusan ketika kondisi pasar yang penuh dengan ketidakpastian. Konsep behavioural

finance memperhitungkan berbagai jenis investor dalam pandangan risiko yang terkait

dengan keputusan investasi. Behavioural finance merupakan sebuah pendekatan alternatif

dari keuangan standar dengan beberapa perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat

dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini.

Tabel 1.1 Perbedaan Teori Keuangan Standar dengan Behavioural finance Theory

Teori Keuangan Standar Behavioural finance Theory

Manusia beranggapan rasional Manusia dianggap “normal”, dalam arti


manusia tidak sepenuhnya rasional. Manusia
memiliki emosi dan manusia tidak dapat
merencanakan sepenuhnya kapan
menggunakan rasio, kapan mengggunakan
emosi dan kapan
menggunakan keduanya secara bersama-
sama.

2
Pasar modal diasumsikan efisien Pasar modal tidak efisien bahkan sulit
ditaklukkan
Investor diasumsikan akan Investor membentuk portofolio berdasarkan
membentuk teori portofolio keperilakuan (behavioral
portofolio berdasarkan kriteria portfolio theory)
mean-variance theory
Expected return diukur dengan Expected return diukur dengan
menggunakan model harga aset menggunakan Behavioral Assets
(Capital Assets Pricing Model). Pricing Model. Dalam hal ini, expected
Dalam hal ini, risiko merupakan return merupakan fungsi dari berbagai
satusatunya faktor penentu variabel (bukan hanya dari perbedaan risiko)
Risiko keuangan diukur dengan Risiko keuangan diukur dengan pendekatan
pendekatan objektif seperti beta kombinasi objektif dan subjektif, seperti
dan standar deviasi aspek kualitatif (misalnya pengaruh isu
kognitif dan faktor emosional)

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini, yaitu:

1) Batasan Waktu: Masalah mungkin dibatasi hanya pada 2 tahun terakhir.

2) Batasan Lokasi Geografis: Penelitian mungkin dibatasi hanya di Indonesia.

3) Batasan Metode Sampel: Masalah mungkin dibatasi pada sampel tertentu dari individu

atau organisasi.

4) Batasan Metodologi Penelitian: Masalah mungkin dibatasi pada metodologi penelitian

tertentu, seperti studi kasus kuantitatif untuk memahami pengaruh behavioural finance

terhadap pengambilan keputusan investasi.

5) Teori: Masalah mungkin dibatasi pada kerangka teori tertentu.

1.3 Rumusan Masalah

1) Apa itu Behavioural finance?

2) Apa itu keputusan investasi?

3) Apa pengaruh dari Behavioural finance terhadap pengambilan keputusan dalam

investasi?

3
1.4 Tujuan

1) Untuk mengetahui penjelasan mengenai Behavioural finance.

2) Untuk mengetahui apa itu keputusan investasi dan fungsinya.

3) Untuk mengetahui pengaruh dari Behavioural finance terhadap pengambilan

keputusan dalam investasi.

1.5 Manfaat

1) Berbagi wawasan mengenai Behavioural finance dan keputusan investasi.

2) Bahan penelitian ini bisa dimanfaatkan sebagai acuan dalam melakukan aktivitas

investasi khususnya dalam hal keputusan dalam pengambilan keputusan investasi.

3) Bahan penelitian ini mampu memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai

Behavioural finance dan investasi.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori

Standard finance theory pertama kali diperkenalkan oleh Bernoulli pada tahun 1738

dalam concept of utility dan dikembangkan dari masa ke masa oleh beberapa ahli, seperti

John Stuart Mill (1844), Markowitz (1952), dan Sharpe (1964) dan Sengupta et al. (2015).

Standard finance theory mengasumsikan investor sebagai figur rasional. Artinya, landasan

pengambilan keputusan investor adalah berdasarkan pemikiran rasional yang

mempertimbangkan antara ketidakpastian di masa depan dan hasil yang diharapkan.

Pengambilan keputusan investasi yang didasari financial literacy merupakan cerminan

seorang investor yang memiliki bersikap rasional.

Shefrin (2010) mendefinisikan behaviour finance teory adalah studi yang mempelajari

bagaimana fenomena psikologi mempengaruhi tingkah laku keuangannya. Tingkah laku dari

para para pemain saham tersebut dimana Shefrin (2010) menyatakan tingkat laku para

praktisi. Menurut Pompian (2006), behavioural finance teory secara sederhana dapat

didefinisikan sebagai aplikasi dari ilmu psikologi ke dalam disiplin ilmu keuangan. Nofsinger

(2005) mendefinisikan perilaku keuangan yaitu mempelajari bagaimana manusia secara

actual berperilaku dalam sebuah penentuan keuangan (a financial setting). Khususnya,

mempelajari bagaimana psikologi mempengaruhi keputusan keuangan, perusahaan dan pasar

keuangan. Kedua konsep yang diuraikan secara jelas menyatakan bahwa perilaku keuangan

merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan bagaimana manusia melakukan investasi

atau berhubungan dengan keuangan dipengaruhi oleh faktor psikologi. Sedangkan menurut

Ricciardi dan Simon (2000) behavioural finance mencoba menjelaskan dan meningkatkan

pemahaman tentang pola–pola dari alasan investor termasuk aspek emosional dan derajat dari

5
aspek tersebut dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Secara lebih spesifik

Behavioral finance mencoba mencari jawaban atas what, why and how keuangan dan

investasi dari sudut pandang manusia Shefrin (2010), tiga tema dalam perilaku keuangan,

tema tersebut disajikan dalam bentuk pertanyaan yaitu :

1) Praktisi keuangan apakah mengakui bila terjadi kesalahan sebab selalu berpedoman pada

kepada peraturan yang ada atau disebut rules of thumb. Implementasi dari rules of thumb

seringkali dikenal dengan istilah heuristics to process data. Pelaku keuangan tradisional

seringkali memakai alat analisis statistik dengan benar dan tepat dalam pengolahan

datanya. Sedangkan pelaku perilaku keuangan melakukan rules of thumb.

2) Apakah inti dari persoalan atau substance berpengaruh terhadap praktisi? Decision

problem dipengaruhi oleh pelaku perilaku keuangan yang mengatakan bahwa pendapat

praktisi terkait risiko dan return dalam kerangka konseptual atau framed. Sedangkan

pelaku keuangan tradisional melihat semua keputusan investasi harus disampaikan

dengan objektif dan transparan. Hal ini disebut dengan istilah frame dependence.

3) Apakah harga yang terbentuk di pasar dipengaruhi oleh kesalahan dan kerangka dalam

pengambilan keputusan? Pelaku perilaku keuangan berpendapat bahwa pengaruh

framing mengakibatkan harga cenderung jauh dari nilai fundamental dan berakibat pasar

tidak efisien.

Menurut Budiarto (2017), keputusan investasi adalah mengambil kebijakan atas dua atau

lebih alternatif dari penanaman modal dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa

mendatang. Menurut Putri & Hamidi (2019), tolak ukur keputusan investasi, yaitu

pertimbangan besaran return, besaran risk, dan hubungan tingkat return dan risk.

6
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bias perilaku terhadap pengambilan

keputusan dalam investasi di Indonesia.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan

selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk peneltiain selanjutnya di samping itu

kajian terdahulu membantu penelitian dapat memposisikan penelitian serta menujukkan

orsinalitas dari penelitian.

Hasil penelitian dari pengaruh Behavioral finance menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh signifikan antara Behavioral finance terhadap keputusan berinvestasi seperti

penelitian yang dilakukan oleh Istiadi (2021) dan Sukandani et al. (2019). Penelitian

mengenai financial behavior yang dilakukan oleh beberapa penelitian sebelumnya seperti

Landang, et al. (2021) menunjukkan bahwa financial behavior berpengaruh positif terhadap

keputusan berinvestasi. i, et al. (2020) menunjukkan bahwa financial behavior tidak

berpengaruh positif terhadap keputusan investasi.

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di

mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat ditarik

hipotesis atau dugaan sementara yaitu behavioral finace berpengaruh terhadap pengambilan

keputusan dalam investasi.

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penerapan

Behavioral finance adalah cabang dari keuangan yang mempelajari cara emosi, psikologi,

dan perilaku manusia memengaruhi keputusan keuangan, terutama dalam konteks investasi.

Penerapan Behavioral finance dalam pengambilan keputusan investasi melibatkan

pemahaman dan penanganan aspek-aspek psikologis yang dapat mempengaruhi keputusan

finansial. Berikut beberapa konsep Behavioral finance yang dapat diterapkan dalam

pengambilan keputusan investasi:

1) Bias Kognitif

 Overconfidence yaitu sifat atau kebiasaan investor sering memiliki keyakinan

berlebihan terhadap penilaian mereka sendiri. Menilai risiko dengan lebih objektif

dan mempertimbangkan saran dari ahli keuangan.

 Ankering (Anchoring) yaitu kecenderungan untuk terlalu bergantung pada

informasi awal dalam pengambilan keputusan. Berusaha untuk melihat informasi

dari berbagai sumber dan tidak hanya terpaku pada satu titik referensi.

 Konfirmasi (Confirmation Bias) yaitu sifat yang cenderung mencari informasi

yang memvalidasi pandangan yang sudah dimiliki dan mengabaikan informasi

yang bertentangan. Aktif mencari informasi kontra dan mempertimbangkan

pandangan berbeda.

2) Emosi dalam Pengambilan Keputusan

 Aversion to Loss (Ketakutan akan Kerugian) yaitu kebiasaan investor yang sering

kali lebih sensitif terhadap kerugian daripada keuntungan. Menetapkan rencana

8
investasi jangka panjang dan tidak terpengaruh secara emosional oleh fluktuasi

pasar jangka pendek.

 Greed (Rakus) yaitu dorongan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar dapat

menyebabkan pengambilan risiko yang tidak rasional. Menetapkan batasan risiko

dan tidak terlalu tergoda oleh potensi keuntungan besar.

3) Herding (Bergerombol)

 Ikut-ikutan (Mimicry) adalah tindakan meniru keputusan orang lain tanpa

melakukan analisis sendiri. Mandiri dalam melakukan analisis dan keputusan

investasi, tidak hanya mengikuti tren pasar.

4) Framing (Pembentukan Kerangka)

 Efek Framing yaitu suatu cara penyajian informasi yang dapat mempengaruhi

persepsi risiko dan keuntungan. Sadar akan cara penyajian informasi dan melihat

lebih jauh dari kerangka yang diberikan.

5) Prospect Theory

 Teori Prospek yaitu teori yang menunjukkan bahwa orang cenderung lebih merasa

kehilangan kepuasan dari kerugian daripada kepuasan yang diperoleh dari

keuntungan yang setara. Memahami bagaimana keputusan investasi dapat

dipengaruhi oleh persepsi terhadap keuntungan dan kerugian.

3.2 Perbandingan antara teori atau penelitian terdahulu dan praktek

Perbandingan teori ini dengan teori pada penelitian terdahulu adalah teori yang

digunakan adalah pengembangan dari teori dasar yang menyesuaikan dengan perubahan masa

kini dan sesuai yang terjadi di masa kini.

9
3.3. Pembahasan

Keputusan investasi adalah suatu kebijakan yang diambil untuk menanamkan modal

pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang atau

untuk bagaimana seseorang mengalokasikan dana dalam bentuk investasi yang akan

mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Keputusan berinvestasi seorang

indvidu dapat dilihat dari dua sisi yaitu sejauh mana suatu keputusan dapat memaksimalkan

kekayaan (economic), dan keputusan investasi berdasarkan aspek psikologis investor

(behavioral motivation). Pengambilan keputusan merupakan hal yang tidak mudah dan

memalui proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif yang dimiliki. Sebagai

pengambil keputusan dalam proses investasi, investor harus mengambil keputusan yang

tentunya bukan keputusan yang asal, karena dalam prosesnya investor harus menghindari

risiko.

Proses investasi melalui beberapa tahapan yakni menentukan tujuan investasi,

melakukan analisis, melakukan pembentukan portofolio, evaluasi terhadap portofolio dan

melakukan revisi terhadap portofolio. Pada tahapan analisis, investor maupun calon investor

biasanya melakukan riset dengan mempelajari aspek-aspek fundamental meliputi keadaan

perekonomian dan laporan keuangan emiten untuk mengukur seberapa besar risiko yang ada.

Sedangkan pada tahap pembentukan portofolio akan melakukan identifikasi aset- aset mana

yang akan dipilih danseberapa besar yang akan dialokasikan pada masing-masing aset yang

akan dipilih.

Behavioral finance adalah pola penalaran investor yang dilibatkan dengan proses

emosional dalam mengambil keputusan. Behavioral finance juga merupakan suatu perilaku

seseorang yang berkaitan dengan aplikasi atau praktek keuangan. Dalam Behavioral finance,

keterlibatan sifat, emosi, dan kesukaan melekat dalam diri manusia sebagai mahluk sosial

untuk memutuskan suatu tindakan. Perilaku keuangan ini dibangun dari berbagai asumsi dan

10
ide perilaku ekonomi. Sifat dan emosi yang ada dalam diri seseorang seperti keinginan untuk

memuaskan kepentingan pribadi yang sifatnya sementara berpengaruh besar dalam

manajemen keuangan, sehingga hal tersebut juga dapat mempengaruhi keputusan seseorang

untuk berinvestasi.

Behavioral finance berkaitan dengan faktor psikologis investor dalam pengambilan

keputusan investasi, seperti rasa takut dan cemas karena keputusan tersebut harus diambil

secara tepat dan cepat karena bila salah dalam mengambil sebuah keputusan, maka akan

kehilangan kesempatan untuk memperoleh sebuah keuntungan yang diharapkan tersebut.

Banyak investor yang tidak bijak dalam mengambil sebuah keputusan, sehingga

mengakibatkan kerugian untuk dirinya sendiri. Faktor psikologi seorang investor dalam

mengambil keputusan investasi menyebabkan investor tersebut melakukan tindakan yang

tidak rasional dan tidak dapat diprediksi, sehingga munculnya sebuah keputusan investasi ini

dilandaskan pada emosi, sifat, dan pengetahuan yang memunculkan kendali diri menjadi

terlalu percaya diri.

Investor menyadari bahwa faktor psikologis dalam diri yang mempengaruhi

keputusannya dalam mengambil keputusan. Terdapat enam asumsi behavioral finance yaitu:

a) Individu akan meminimalkan ekspektasi regret (penyesalan), hal ini sesuai dengan

Markowitz yang menyatakan jangan menaruh investasi dalam satu keranjang, akan

tetapi membaginya kedalam beberapa keranjang, sehingga akan meminimalisasi

terjadinya regret di masa depan

b) Behavioral finance merupakan teori positif yang berusaha menggambarkan apa yang

sudah terjadi (ex-post)

11
c) Investor itu sebenarnya loss averse, hal ini sesuai dengan teori prospek oleh

Kahneman & Tversky yang menyatakan bahwa investor akan risk averse jika sedang

untung namun sebaliknya investor cenderung menjadi seorang risk taker jika rugi

d) Prediksi investor sering bias karena tidak mampu memproses informasi baru dengan

semestinya

e) Behavioral finance mengatakan pengambilan keputusan investor sering didasarkan

pada ekspektasi yang naif atau normal, dengan kata lain investor berusaha

mendapatkan return yang memuaskan

f) Behavioral finance mengasumsikan investor bahwa dalam membuat keputusan

didasarkan dengan emosi, sosial, dan psikolog

12
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hasil penelitian yang membuktikan bahwa terdapat pengaruh behavioral finance

terhadap keputusan di Indonesia. Dari penelitian tersebut diartikan bahwa, semakin baik

perilaku seseorang dalam mengelola, memperlakukan, dan menggunakan uang yang

dimilikinya, maka akan semakin baik pula dalam mengambil keputusan berinvestasi.

Pengaplikasian atau praktek keuangan dan mental keuangan yang dimiliki semakin baik,

maka dalam pengambilan keputusan berinvestasi akan semakin baik pula. Semakin baik

behavioral finance yang dimiliki, maka semakin baik dalam pengambilan keputusan

investasi. Bagi investor, peneliti menyarankan untuk lebih baik lagi dalam mengontrol

keuangan, baik dari sisi emosi dan psikologis. Bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan

maupun merubah variabel independen dalam penelitian ini terhadap keputusan investasi

maupun merubah fokus penelitian kepada pihak lain.

4.2 Saran

Bagi para investor maupun seseorang yang ingin belajar mengenai investasi, peneliti

menyarankan untuk lebih baik lagi dalam mengontrol keuangan, baik dari sisi emosi dan

psikologis. Bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan maupun merubah variabel

independen dalam penelitian ini terhadap keputusan investasi maupun merubah fokus

penelitian kepada pihak lain.

13
Daftar Pustaka

Afriani, D., & Halmawati, H. (2019). Pengaruh Cognitive Dissonance Bias, Overconfidence Bias Dan
Herding Bias Terhadap Pengambilan Keputusan Investasi. Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 1(4),
1650-1665.
Alice, A., & Haryanto, H. (2022). Dampak behavioral finance terhadap keputusan investasi dengan
persepsi risiko sebagai variabel moderasi pada masyarakat Kota Batam. MBIA, 21(2), 159-
173.
Isbanah, Y. Pengarug Financial Literacy dan Behavioral Finance Factors Terhadap Keputusan
Investasi (Studi Terhadap Investor Saham Syariah Pada Galeri Investasi Syariah UIN Sunan
Ampel Surabaya).
Istiadi, W., & Djumahir, S. E. (2017). Pengaruh Behavioral Finance Dalam Pengambilan Keputusan
Investasi Beresiko (Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Konsentrasi
Keungan FEB-UB). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 5(2).
Leiwakabessy, A., Patty, M., & Titioka, B. M. (2021). Faktor Psikologi Investor Millenial dalam
Pengambilan Keputusan Investasi Saham. Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(2), 1-9.
Mittal, S. K. (2022). Behavior biases and investment decision: theoretical and research framework.
Qualitative Research in Financial Markets, 14(2), 213-228.
Ojk.go.id. 2 januari 2023. Siaran Pers: Pasar Modal Indonesia Siap Berkontribusi Pada Pertumbuhan
Ekonomi Nasional Tahun 2023. Diakses pada 24 november 2023, dari
https://ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/Pasar-Modal-Indonesia-Siap-
Berkontribusi-Pada-Pertumbuhan-Ekonomi-Nasional-Tahun-2023.aspx
Parveen, S., Satti, Z. W., Subhan, Q. A., Riaz, N., Baber, S. F., & Bashir, T. (2023). Examining
investors' sentiments, behavioral biases and investment decisions during COVID-19 in the
emerging stock market: a case of Pakistan stock market. Journal of Economic and
Administrative Sciences, 39(3), 549-570.
Ramadhan, G. R., Aryanda, H. Y., Retnoningsih, I., Azizah, I. N., Anggraeni, M. C., & Suhatmi, E. C.
(2022). PENGARUH FINANCIAL LITERACY, BEHAVIOR FINANCE, DAN INCOME
TERHADAP KEPUTUSAN BERINVESTASI. In Prosiding Seminar Nasional Hukum,
Bisnis, Sains dan Teknologi (Vol. 2, No. 1, pp. 844-844).
Restianti, R., Sakti, D. P. B., & Suryani, E. (2022). Pengaruh Financial Behavior, Financial Literacy,
Financial Technology Terhadap Keputusan Berinvestasi Gen Z. Jurnal Sosial Ekonomi Dan
Humaniora, 8(3), 384-390.
Siahaan, S. A. N., & Seno, P. H. K. (2022). Pengaruh Financial Literacy dan Behavioral Finance
Factors Terhadap Keputusan Investasi. In Seminar Nasional Akuntansi dan Manajemen
PNJ (Vol. 3).
Sukandani, Y., Istikhoroh, S., & Waryanto, R. B. D. (2019). Behavioral Finance Pada Proses
Pengambilan Keputusan Investasi. SNHRP, 150-156.

14

Anda mungkin juga menyukai