Anda di halaman 1dari 16

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BANK SYARIAH INDONESIA

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Inonesia


Dosen pengampu : Dr. Oktaviani Windra Pusita, M.Pd.

Oleh :
Nama : Zulfaa Alfisyar
Nim : 225213043

PERBANKKAN SYARIAH, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM,


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA TAHUN AJARAN
2022

i
KATA PENGANTAR
Asslammualaikumm warahmatullahi wabarakatu, yang terhormat dosen mata kuliah
Bahasa Indonesia, Dr. Oktaviani Windra Pusita, M.Pd. Dengan ini, saya membuat proposal
untuk memenuhi tugas matkul Bahasa Indonesia yang bejudul “Persepi Masyarakat Terhadap
Perbankan Syariah Indonesia”.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia
yang telah membantu dan membimbing penulis untuk menyelesaikan proposal ini, dan teman-
teman yang telah membantu untuk mengumpulkan data-data untuk proposal ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
kesalahan serta kekurangan didalamnya, penulis mengharakan saran dan kritik yang membangun
agar proposal ini menjadi lebih baik lagi.

8 Oktober 2022

Zulfaa Alfisyar

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………..……………….….…....….…..i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..................................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian................................................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELAVAN, KERANGKA BERFIPIKIR,
DAN HIPOTESIS..........................................................................................................................4
E. Kajian Teori..........................................................................................................................4
F. Penelitian yang relavan.........................................................................................................5
G. Kerangka Berfikir...............................................................................................................10
H. Hipotesis.............................................................................................................................10
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................................11
I. Jenis Penelitian...................................................................................................................11
J. Lokasi Penelitian................................................................................................................11
K. Subjek Penelitian/informan................................................................................................11
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................12
L. Kesiimpulan........................................................................................................................12
M. Saran................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Peran lebaga Syariah sebagai alternatif lembaga keuangan bagi masyarakat saait ini semakin
berkembang, kebutuhan akan produk-produk syariah yang diberikan oleh lembaga keuangan
yang menjalankan aktivitasnya sesuai dengan prinsip prinsip syariah menjadi sebuah kebutuhan
yang peru direspon baik oleh perbankan syariah. Menurut data statistic perbankan syariah yang
dikeluarkan leh Bank Indnesia menunjukan ada 6 bank umum syariah dan 25 unit usha syariah
yang dimiliki oleh bank konvensional serta 138 bank pembiyaan rakyat syariah di Indonesia.
Namun disisi lain, potensi dan peran perbankan syariah belum diikuti dengan peningkatan
pangsa pasar bank syariah dibandingan dengan bank konvensional. Market share syariah
terhadap perbankan nasional masih kecil, yaitu sebesar 6,74%, ujar Wapres pada sambutannya di
acara Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), Rabu (25/5/2022). Kurangnya minat
masyarakat terhadap perbankan syariah disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya kurangnya
pemahaman dan pengetahuan serta persepsi masyarakat yang umumnya masih keliru atau tidak
tepat terhadap bank syariah. (Dalif, S. A. (2017). Analisis Persepsi Masyarakat terhadapt Bank
Syariah. Osf.io, 1-4.)
(Menurut Webster sebagaimana dikutip oleh Sutisna (2001)), menyatakan persepsi adalah
“porses bagaimana stimulus-stimulus yang mempengaruhi tanggapan-tanggapan itu diseleksi dan
diinterpresentasikan. Stimulus adalah setap bentuk fisik atau komunikasi verbal yang dapat
mempengaruhi tanggapan individu.
Persepsi masyarakat terhadap bank syariah cukup beragam, baik mengenai bunga bank,
sistem bagi hasil, jual beli dan sewa, demikian juga dengan perilaku yang muncul dengan
berbagai alasan. Oleh karena itu, perkembangan bank syariah perlu mendapatkan perhatian dari
seluruh pihak terkait, baik dari pihak akademisi maupun dari pihak praktisi demi pengembangan
bank syariah di masa yang akan datang. Karena selama ini bank syariah adalah pemeran utama
dalam kemajuan perekonomian syariah, jika bank syariah maju dan berkembang maka secara
otomatis ekonomi syariah akan menjadi sebuah kepercayaan masyarakat.
Dalam pengertianya menurut (Stephen P Robbins) Persepsi adalah kesan yang diperoleh oleh
seorang individu melalui panca indera kemudian dianalisa atau diorganisir, diintepretasi dan
kemudian dievaluasi, sehingga individu tersebut memperoleh suatu makna. Selanjutnya Walgito
menambahkan bahwasanya persepsi dipengaruhi banyak faktor yang diantaranya adalah faktor
perhatian dari individu, yang merupakan aspek psikologis individu dalam mengadakan persepsi.
berdasarkan hal tersebut kita ketahui bahwa perhatian seseorang akan suatu hal dapat
memberikan kesan tersendiri oleh karena itu persepsi seseorang bisa dianggap penting bagi
instansi atau lembaga agar kesan baik tercipta yang nantinya memberikan hal-hal positif bagi
insatansi atau lembaga tersebut. Sumber daya insani adalah salah satu elemen terpenting dalam
dunia perbankan, begitu juga para pelaku usaha dikarenakan merekalah yang menjadi nasabah
sekaligus pelaku ekonomi bagi perbankan dimana pun itu, maka dari itu mengetahui persepsi
mereka terhadap perbankan adalah salah satu jalan dalam mendorong kemajuan perbankan dan
sekaligus sebagai bahan pertimbangan bagi praktisi perbankan dalam mengambil kebijakan
untuk mengembangkan perbankan di masa yang akan datang.
Dalam perkembanganya, dunia bisnis merupakan dunia yang paling ramai dibicarakan
diberbagai forum, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Ramainya pembicaraan
tersebut disebabkan sebagai salah satu tolak ukur kemajuan suatu negara yang kemajuan
ekonomi dan tulang punggung dari kemajuan ekonominya adalah dunia bisnis.

1
Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut pada saat ini, masyarakat di negara maju dan
berkembang sangat membutuhkan bank sebagai tempat untuk melakukan transaksi keuanganya.
Sektor perbankan juga menempati posisi sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal
kerja dan investasi di sektor rill dengan pemilik dana (agen of development). Dengan demikian,
fungsi utama sektor perbankan dalam infrasruktur kebijakan ekonomi memang diarahkan dalam
konteks how to make effective and efficient to increase economy value.
Perbankan mempunyai peran yang penting dalam menunjang kegiatan dunia bisnis.
Ketersediaan kredit atau pembiayaan yang memadai dapat menciptakan pembentukan modal
bagi sektor bisnis sehingga dapat meningkatkan produksi, pendapatan, dan menciptakan surplus
yang dapat digunakan untuk membayar kembali kredit yang diperoleh. Sumber pembiayaan
bisnis tersebut dapat diperoleh dari Lembaga Keuangan Formal maupun Lembaga Keuangan
Non-Formal. Lembaga Keuangan NonFormal diantaranya terdiri atas pegaidaidan, leasing,
koperasi simpan pinjam dan lain sebagainya.
sedangkan Lembaga Keuangan Formal diantaranya terdiri atas Lembaga Keuangan
Konvensional (LKK) dan Lembaga Keuangan Syariah (LKS). Pada saat ini perbankan
konvensional merupakan lembaga keuangan yang memiliki intensitas tertinggi di dunia
perbankan itu sendiri, namun dalam kegiatan praktiknya ditemukan bahwa adanya ketidak
merataan dalam kebanyakan praktik perbankan yang ada. menurut Mumani Fayez dalam
penelitianya mengatakan bahwa Tingginya suku bunga dan kurangnya jaminan yang memadai
merupakan hambatan utama yang dihadapi para pelaku UKM Usaha Kecil Menengah dimana
bank konvensional biasanya membiayai usaha besar dan lebih memilih untuk menghadapinya
karena rendahnya tingkat risiko dan kemampuan usaha tersebut untuk memberikan jaminan yang
dipersyaratkan.
Berdasarkan hal tersebut kita ketahui bahwa ketidakmerataan dalam industri perbankan
memang harus diberikan jalan keluar agar nantinya tidak terjadi kesenjangan ekonomi.
Perubahan dan perkembangan baru dalam sistem perbankan di Indonesia telah menemukan
konsep paradigma sistemnya. Sistem perbankan Islam telah dijadikan sebagai suatu alternatif
pilihan di Indonesia, dan sistem tersebut telah menjadi daya tarik tersendiri di kalangan praktisi
bank dan kalangan bisnis.7 Melihat dari fungsi perbankan baik konvensional maupun syariah
yang paling utama adalah sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat yang
kelebihan dana.8 Dengan adanya fungsi tersebut tidak sedikit orang berupaya untuk membuka
usaha dengan melakukan jasa pinjaman usaha yang merupakan produk pelayanan perbankan
terutama para individu atau kelompok yang ingin membangun bisnis mereka sendiri untuk
memperoleh nilai ekonomi yang lebih berkecukupan. Dalam perkembangan ekonomi di
indonesia, kontribusi sektor industri sejak tahun 2000 hingga 2016 menempati peringkat pertama
dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Khususnya industri tanpa migas yaitu
industri makanan dan minuman, yang berdasarkan data setiap tahunnya merupakan salah satu
industri yang berkontribusi tinggi dalam pembentukan PDB. (Nurfikasira, H. (2021). Jurnal
penidikan dan studi Islam. Makasar: Al-Ubudiyah.)
Menurut (Undang-undang Nomor 10 tahun 1998) Bank Syariah adalah Bank Umum yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan menurut (Undang-undang Nomor 21 Tahun
2008), Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan
fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di
bidang syariah. Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dipersamakan dengan itu berdasarkan dengan persetujuan atau kesepakatan antara Bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau

2
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Muhammad
(2002) menyimpulkan “Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam”
Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.Terdapat dua jenis bank di Indonesia,
yaitu bank konvensional dan bank syariah(Dahlan, 2001). Bank konvensional adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan bank syariah adalah bank yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yangdalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Bank syariah sebagai salah satu bagian sistem perbankan juga
memiliki fungsi yang sama dengan bank konvensional, yaitu bertindak sebagai administrator
sistem pembayaran dan sebagai lembaga perantara keuangan.
Namun terdapat perbedaan filosofi dan sistem operasional antara bank syariah dengan
bank konvensional, yaitu adanya internalisasi nilai-nilai dan hukum Islam dalam perbankan
syariah.Bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh
pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman, namun
sebagai gantinya diterapkan pola bagi hasil(Ghafur, 2007). Pola ini memungkinkan
nasabah untuk mengawasi langsung kinerja bank syariah melalui monitoring atas jumlah
bagi hasil yang diperoleh. Jika jumlah keuntungan bank semakin tinggi maka semakin tinggi
pula bagi hasil yang diterima nasabah, demikian pula sebaliknya. Jumlah bagi hasil yang
rendah atau menurun dalam waktu cukup lama menjadiindikator bahwa pengelolaan bank
merosot. Keadaan itu merupakan peringatan dini yang transparan dan mudah bagi nasabah.
Sedangkan pada perbankan konvensional nasabah tidak dapat menilai kinerja hanya dari
indikator bunga yang diperoleh(Erna, 2007).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas pada latar belakang tersebut, Maka dapat disimpulkan rumusan
masalah sebagai berikut, yaitu :
1. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap Bank Syariah di Indonesia.
2. Bagaimana pengaruh persepsi atas preferensi masyarakat terhadap Bank Syariah di
Indonesia.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap Bank Syariah di Indonesia.
2. Untuk mengetahui preferensi masyarakat terhadap Bank Syariah di Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian :
1. Bagi masyarakat, penelitian ini berkontribusi sebagai informasi akan keberadaan bank
syariah sebagai salah satu alternative di lembaga keuangan.
2. Bagi industry bank syariah, penelitian ini dapat digunakan untuk masukan bagi bank
syariah di Indonesia.
3. Dapat digunakan sebagai bahan rujukan penelitian dalam bidang lembaga keuangan
bank syariah.

3
BAB II
KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELAVAN, KERANGKA
BERFIKIR, DAN HIPOTESIS

E. Kajian Teori
Bank syariah menjadi sebuah lembaga keuangan yang dapat beroperasinal dan produknya
dapat dikembangkan berpedeoman kepada Al-quran dan Assunah. Terdapat bebrapa masalah
yang memuat islam belum banyka yang menggunakan bank syariah, antara lain :
1. Masih minimnya tigkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai
bank syariah.
2. Kurang maksimalnya aspirasi dari ulama dan dai masih relative kecil.
3. Belum maksimalnya peran akadeis perguruan tinggi.
4. Peran dari ormas islam juga belum teroptialkan sehinggabelum mampu dan
mensuport gerakan bank syariah.
Penelitian ini memiiki tujuan yang dapat mendskripsikan persepsi masyrakat tentang
adanya bank syariah di masyarakat dan menentukan pilihan dalam berinvestasi dengan produk-
produk perbankan syariah, serta memiliki kegunaan dan prospek perbankan syariah di masa yang
akan datang.
Bank adalah badan usaha di bidang keuangan yang mengelola uang masyarakat, terutama
memberi kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang. Badan usaha ini
merupakan lembaga keuangan resmi yang memiliki lisensi dari otoritas terkait untuk
menghimpun dana dari masyarakat. Selain menghimpun dan menyalurkan dana kembali, bank
juga menyediakan produk keuangan lainnya, seperti manajemen investasi, penukaran mata uang
asing, hingga berbagai jasa pembayaran. Dalam sebuah negara, bank umum biasanya diatur oleh
bank sentral. Adapun Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral di Indonesia. Berdasarkan cara
penentuan harganya, bank dibagi menjadi dua, yaitu syariah dan konvensional. (Purnama, I. D.
(2022). Niai Market Share Perbankan Syariah Sangat Kecil. IDX>CHANNEL.COM, 1-5.)
Bank syariah adalah, dikutip dari jurnal Perbankan dalam Dimensi Konvensional dan
Syariah (2014) karangan Yuliatin, bank syariah adalah lembaga keuangan yang bertugas
menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat, menggunakan prinsip serta akad
syariah. Baca juga: Pengertian dan Fungsi Bank Umum di Indonesia Dalam perbankan Islam,
internalisasi nilai syariah dan operasional perbankan dapat dilihat dari produk maupun layanan
yang ditawarkan. Secara garis besar, produk dan layanan perbankan syariah dapat digolongkan
berdasarkan prinsip akad, yakni:
1. Prinsip titipan atau simpanan (depository/ al-wadi'ah)
2. Prinsip bagi hasil (profit sharing)
3. Prinsip jual beli (sale and purchase)
4. Prinsip sewa (operational lease and financial lease)
5. Prinsip jasa (fee-based services)

Pada hakikatnya, produk perbankan berupa pemberian jasa, meski hal tersebut harus
disesuaikan dengan kewenangan bank tertentu sesuai fungsinya. Bank konvensional adalah bank
yang kegiatan usahanya dilakukan secara konvensional, dengan memberi jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Praktik perbankan konvensional sebenarnya sudah ada sejak zaman Babilonia,
Yunani dan Romawi. Saat itu, praktik perbankan sangat membantu lalu lintas perdagangan. Baca
juga: Produk-Produk Bank Umum Awalnya praktik perbankan terbatas pada aktivitas tukar-
menukar uang. Lambat laun, praktik tersebut berkembang menjadi usaha penerimaan tabungan,

4
penitipan maupun peminjaman uang dengan memungut bunga. (Yulia, Persepsi Masyarakat
Pontianak Timur Terhadap Perbankan Syariah, Pontianak, 2015.).
Perbedaan bank syariah dengan ank kovensional, dikutip dari jurnal Analisis Perbandingan
Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bano Umum Konvensional Serta Pengaruhnya
terhadap Keputusan Investasi (2011) karya M. Thamrin dkk, salah satu perbedaan bank syariah
dengan konvensional terletak pada kedudukan hubungan antara bank dengan kliennya. Dalam
bank syariah, kedudukan hubungan bank dan klien sebagai mitra investor serta pedagang.
Sedangkan pada bank konvensional, hubungannya ialah sebagai kreditur dan debitur. Ditinjau
dari beberapa hal, bank konvensional dan syariah memiliki sejumlah persamaan, terutama dari
sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer teknologi, dan syarat umum pemeroleh biaya.
(Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: KENCANA PRENADAMEDIA GROUP. 2011. hal.39.)

F. Penelitian yang relavan


Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan peneliti sebelumnya
yaitu waktu dan lokasi yang berbeda. Penelitian ini lebih mengarahkan kepada sejauhmana
tinjauan pemahaman atau persepsi masyarakat desa Kapedi Kecamatan Bluto bank syarah.

1) Berdasarkan penelusuran kajian kepustakaan yang penulis lakukan, berikut ada


beberapa penelitian terkait permasalahan yang ada dalam penelitian ini.Penelitian
terdahulu bertujuan agar memperoleh seuatu yang akan menjadi perbandingan
atau acuan, maka penulis mencantumkan hasil penelitian terdahulu : Fachriansyah
(2015) dengan judul “Persepsi Masyarakat Terhadap Bank Syariah di Kota
Palopo” yang dilakukan di masyarakat kota palopo, dalam penelitian tersebut
hasil yang diperoleh adalah masyarakat dengan berbagai persepsinya menyatakan
bahwa bank syariah di kota palopo agar kiranya lebih mengencarkan sosialisasi
dalam mengatasi kurangnya pemahaman masyarakat akan apa dan bagaimana
bank syariah. Selain itu diketahui pula penyebab kecenderungan masyarakat yang
lebih mengarah ke bank konvensional.4 Muhammad Fajar (2016) dengan judul
“Persepsi Masyarakat Kec.Tomoni tentang Produk Tabungan BNI Syariah KCP
Tomoni” yang dilakukan di masyarakat Kec.Tomoni.Penelitian ini dilakukan
menggunakan metode kualitatif yang hasilnya menunjukkan nahwa BNI Syariah
terkhusus BNI Syariah KCP.Tomoni telah mendapatkan kepercayaan dari
masyarakatnya.5 Herlina (2018) "Persepsi Masyarakat Pesantren terhadap Bank
Syariah"
2) yang dilakukan di Pesantren Modern Datuk Sulaiman Bagian Putri Kota
Palopo.penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang hasilnya menunjukkan
bahwa pesantren dalam berbagai persepsi menyatakan bahwa bank syariah harus
lebih memaksimalkan proses sosialisasi dalam mengatasi kurangnya pemahaman
masyarakat terkait bank syariah dan diketahui bahwa tingkat pengetahuan
santriwati Pesantren Modern Datuk Sulaiman Kota Palopo terhadap bank syariah
masih kurang sehingga masih dibutuhkan sosialisasi terkait bank syariah itu
sendiri. santriwati sangat merespon keberadaan bank syariah yang dapat
menjauhkan masyarakat untuk terhindar dari riba.
3) Lilik Sukartini (2018) “Persepsi Mahasiswa Tentang Sitem Operasional Bank
Syariah” yang dilakukan di Kampus IAIN Palopo.Penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa persepsi mahasiswa
perbankan syariah tentang bank syariah sangat beragam tetapi memiliki makna
yang sama yaitu bank syariah adalah bank yang beroperasional sesuai dengan
prinsip-prisip Islam. Dapat dilihat dari jumlah mahasiswa yang telah

5
mengungkapkan pendapatnya mengenai sistem operasional bank syariah yaitu
sistem penghimpun dana,penyaluran dana, dan pelayanan jasa.
Hasil temuan penelitian pertama yaitu persepsipemahaman masyarakat Masyarakat Desa
Kapedi Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep tentang Perbankan Syariah. Bank Syariah
harus menyusun strategi yang sistematis untuk melakukan pelayanan yang terbaik
apabila bank syariah ingin berkembang dan semakin meluas dari tahun ke tahun untuk
memperbanyak jumlah nasabahnya. Bank Syariah merupakan lembagakeuangan yang harus
memberikan pelayanan yang sebaik mungkin untuk nasabahnya entah itu masyarakat yang
akan menjadi calon nasabah dengan memberikan beberapa pengetahuan maupun
penawaran yang terbaik. Pembentukan pemahaman kepada mayarakat juga akan mendorong
untuk dapat meninggal bank konvensional dan beralih menggunakan bank syariah sebagai
lembaga keuangan.Pemahaman ini sangat penting karena pemahaman adalah
kemampuan untuk menerangkan dan menginterprestasikan sesuatu.Penelitian dilakukan
dengan mewawancarai masyarakat Desa Kapedi yang mayoritas penduduknya seorang
muslim. Hasil wawancara yang dilakukan ke masyarakat memperoleh beberapa pemahaman
dari masyarakat. Peneliti mengambil informan dari setiap dusun 1 orang. Menurut Bapak
Ridho yang selaku menjadi kepala Dusun Aeng Bato di Desa Kapedi, beliau
mengatakan:“Saya tahu bank syariah itu ada, tapi saya tidak nabung disana, karena
menurut saya bank syariah itu sama aja dengan bank konvensional. Saya juga tidak
tahu apa saja mekanisme, sistem dan produknya itu. Apalagi bank syariah juga belum
pernah bersosialisasi atau promosi ke daerah sini. Jadi saya menabung pada bank selain bank
syariah dan kurang berminat untuk menabung di bank syariah karena tidak tahu.” (Ridho,
komunikasi pribadi, 24 Februari 2021).
Dengan begitu Bapak Ridho mengetahui dengan adanya bank syariah akan tetapi beliau
tidak menabung di bank syariah. Alasan Bapak Ridho tidak menabung di bank syariah karena
menganggapbank syariah sama dengan bank konvensional, hanya mungkin istilah-istilah
yang digunakan saja yang berbeda. Bapak Ridho hanya mengetahui bahwa bank syariah
adalah Bank Islam dan tidak paham mengenai bank syariah baik mekanisme maupun
sistem operasionalnya. Bapak Ridho juga tidak mengetahui apa saja produk dan jasa
yang ditawarkan oleh bank syariah serta Bapak Ridho belum pernah melihat pihak dari
bank syariah melakukan promosi ataupun sosialisasi di Desa Kapedi. Bapak Ridho kurang
berminat untuk menabung di bank syariah karena tidak tahu apa-apa tentang bank syariah
serta kurangnya informasi tentang bank syariah. Saat ini Bapak Ridho hanya bertransaksi
menggunakan bank konvensional karena memang sudah lama menjadi nasabah bank
tersebut.Hasil wawancara dengan Bapak Akmal, “ya saya tahu kalau ada bank syariah, saya
juga tidak tahu produk, jasa, serta sistemnya juga bagaimana. Promosi juga gak ada
kayaknya. Saya tidak minat untuk pindah bank dari bank BRI ke bank Syariah karena
bank BRI dekat dengan pasar.(Akmal,
https://journal.actual-insight.com/index.php/investasi68Investasi: Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, 1 (2) 2021 Hal 65-71Persepsi Masyarakat Desa Kapedi Sumenep tentang Perbankan
SyariahAhmad Romdlan 1, Mashuri Toha2komunikasi pribadi, 24 Februari 2021). Beliau
merupakan nasabah bank BRI dan tidak menabung di bank syariah. Beliau mengetahui
adanya bank syariah tetapi tidak mengetahui produk dan jasa yang ada di dalam bank syariah
serta mekanisme dan syarat-syarat apa saja yang digunakan untuk melakukan menabung di
bank syariah.Bapak Akmal juga belum pernah melihat pihak dari bank syariah melakukan
promosi ataupun mengadakan sosialisasi ke masyarakat desa kapedi. Ketika Bapak
Akmal ditanya mengenai minat untuk beralih menggunakan bank syariah, beliau menjawab
tidak karena Bapak Akmal sama sekali tidak mengetahui produk dan jasa apa saja yang ada
di bank syariah.Sekarang ini Bapak Akmal hanya mempunyai rekening bank

6
konvensional dan tidak berminat beralih ke bank syariah karena beliau sudah nyaman
menggunakan bank konvensional karena fasilitas ATM nya pun dekat dengan pasar di
Kapedi dan untuk mengaksesnya mudah.Hasil informasi dari Ibu Jamiah yang merupakan ibu
rumah tangga, “saya pernah dengar bank syariah, tapi saya gak paham tentang itu. Kayaknya
sama dengan bank-bank yang lain. gak ada sosialisi dan promosi kepada masyarakat(Jamiah,
komunikasi pribadi, 24 Februari 2021).
Ibu Jamiah pernah mendengar dengan adanya bank syariah tetapi tidak berminat
menabung di bank syariah. Ibu Jamiah tidak menabung di bank syariah karena memang
tidak tahu apa-apa dan tidak paham apa itu bank syariah begitu juga dengan produk
dan jasa yang ada di bank syariah. Disamping itu yang menjadi alasan Ibu Jamiah
menganggap bahwa bank konvensional atau umum sama saja dengan bank syariah, sama
sama bank dan tidak ada perbedaan antar keduanya.Ibu Jamiah juga tidak pernah melihat
ada pihak bank syariah yang melakukanpromosi atau sosialisasi kepada masyarakat.Menurut
Mas Umam yang merupakan seorang mahasiwa. Ia mengatakan, “saya tahu dan pernah
mendengar tentang bank syariah akan tetapi saya tidak paham apa saja produk-produknya.
Tidak ada promosi dan sosialisasi yang dilakukan bank syariah. saya mau nabung di bank
syariah karena tidak ada bunga.
Saya sekarang nabung di bank BRI.”(Umam, komunikasi pribadi, 24 Februari 2021).
Mas Umam tahu dan pernah mendengar mengenai bank syariah akan tetapi tidak memahami
begitu jelas apa itu bank syariah begitu juga apa saja produk yang ada di bank syariah. Mas
Umamjuga menjelaskan bahwabelum pernah ada pihak bank syariah yang melakukan
sosialisasi atau promosi masyarakat sehingga banyak masyarakat yang tidak tahu apa
itu Bank Syariah. Mas Umam juga ketika ditanya adakah minat untuk menabung di Bank
Syariah. Jawaban Mas Umam ada keinginanuntuk menabung di bank syariah karena tidak
ada bunga, dan sekarang Mas Umam ini anggota nasabah bank konvensional yaitu bank
BRI.Hasil wawancara dengan Ibu Nurul Aini yang merupakan seorang guru dan
nasabah bank konvensional. Ia berkata, “Iya saya tahu tentang bank syariah dan tidak
menabung disitu, dan juga saya tidak paham akan hal itu. Saya berminat untuk nabung di
bank syariah karena saya mendengar bahwa bank syariah itu bebas dari yang namanya
bunga, dan bunga itu riba. Saya harap akan ada sosialisasi dan promosi yang dilakukan bank
syariah kepada masyarakat di desa kapedi meski tempatnya itu dikota, kalo bisa diperluas
juga biar banyak yang nabung di bank syariah.” (Nurul Aini, komunikasi pribadi, 24
Februari 2021).
Beliau tidak menabung di bank syariah. Tetapi Ibu Nurul Aini hanya mengetahui bahwa
tidak ada bunga di bank syariah.Ibu Nurul Aini juga tidak begitu paham tentang bank syariah
baik sistem operasionalnya maupun mekanisme yang ada di bank syariah. Selain itu
Ibu Nurul Aini juga tidak mengetahui sama sekali produk dan jasa yang ditawarkan oleh
bank syariah dan ketika ditanya berminat untuk menabung di bank syariah, ibu Nurrul Aini
menjawab iya karena pernah tahu bahwa bank syariah itu berjalan tanpa bunga, dan bunga itu
adalah riba.Ibu Nurul Aini berharap bahwa bank syariah dapat melakukan promosi-promosi
yang dibarengi dengan penjelasan dan perluasan untuk mengakses bank syariah kepada
masyarakat desa Kapedi karena untuk mengakses bank syariah sangatlah jauh dan itu berada
dikota serta juga memberikan pemahaman mengenai Bank Syariah agar masyarakat
paham mengenai bank syariah dan beminat untuk menabung di bank syariah.
https://journal.actual-insight.com/index.php/investasi69Investasi: Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, 1 (2) 2021 Hal 65-71Persepsi Masyarakat Desa Kapedi Sumenep tentang Perbankan
SyariahAhmad Romdlan 1, Mashuri Toha2Hasil informasi dari Bapak H. Faris yang
merupakan pengurus pondok pesantren Raudlatul Ihsan. Ia mengatakan, “saya tidak
nabung di bank syariah akan tetapi saya nabung di bank BNI. Iya saya tahu kalau ada bank

7
syariah tapi kurang memahaminya. Yang saya tahu bank itu adalah banknya orang Islam
yang tidak ada memakai bunga. Saya mau nabung di bank syariah asalkan tidak di kota,
berhubung di kota jadi bagaimana untuk mengaksesnya.” (H. Faris, komunikasi pribadi, 24
Februari 2021). Beliau tidak menabung pada bank syariah akan tetapi beliau menabung pada
bank konvensional yaitu pada bank BNI.
Beliau mengetahui dengan adanya bank syariah dan hanya sedikit pengetahuan beliau
tentang mekanisme dan sistem operasionalnya bank syariah. Yang hanya beliau ketahui
yaitu bank syariah ini adalah bank Islam yang tidak menerapkan sistem bunga tidak
seperti bank Konvensional.Beliau juga berminat untuk menabung pada bank syariah,
akan tetapi kendala utama yaitu lokasi bank syariah kurang terjangkau dari desa Kapedi
sedangkan bank syariah berada di kota Sumenep dan cukup jauh untuk ditempuh.Hasil
temuan kedua berkaitan dengan kendala masyarakat dalam memahami Perbankan
Syariah.
Untuk mengetahui suatu kendala masyarakat dalam memahami perbankan syariah
diperlukan adanya faktor-faktor yang dapat diukur sebagai indikator bahwa seseorang
dapat dinyatakan paham akan suatu hal. Adapun faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pemahaman masyarakat meliputi:
pertama, pengetahuan. Menurut Endang Saefuddin Anshori ilmu pengetahuan
adalah Usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistem mengenai kenyataan,
struktur, bagian-bagian dan hukum-hukum tentang hal-ihwal yang diselidiki (alam,
manusia, dan agama) sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran yang dibantu
penginderaan yang kebenarannya diuji secara empiris, riset dan eksprimen(Izzatur Rusuli,
t.t.)
Faktor kedua, pengalaman-pengalaman terdahuluyang sangat mempengaruhi
bagaimana seseorang mempersepsikan dunianya.Berdasarkan pengalaman yang dimiliki,
seseorang dapat berpikir melalui apa yangpernah dilakukan, sehingga hal ini yang
dipakai untuk menemukan kebenaran(Muhbib Abdul Wahab, 2008).
Faktor ketiga, ekonomiyang merupakan faktor yang bisa mempengaruhi
minimnya tingkat pemahaman masyarakat karena dari keadaan ekonomi masyarakat bisa
melakukan pendidikan yang lebih tinggi agar bisa menerima suatu pengetahuan dan
informasi yang ada dalam masyarakat. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu.Faktor keempat, sosialatau
lingkungan. Setiap masyarakat mempunyai bentuk struktur kelas sosial.
Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif permanen dan teratur dalam
masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku serupa. Acuan seseorang
terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap sikap atau perilaku orang tersebut(Septiyan Irwanto, 2015). Faktor kelima,
informasi. Menurut Wied Hary, informasi akan memberikan pengaruh pada pemahaman
seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio, atau surat kabar
maka hal itu dapat meningkatkan pemahaman seseorang (Septiyan Irwanto, 2015).
Pembahasandari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa pemahaman masyarakat Desa
Kapedi tentang bank syariah masih sangat rendah. Karena keterbatasan pengetahuan dan
tidak adanya promosi serta sosialisasi yang dilakukan pihak-pihak bank syariah
menyebabkan sebagian masyarakat tidak mengetahui apa itu bank syariah dan produk
apa saja yang ada di bank syariah.Menurut hasil wawancara kepada Ibu Jami’ah, Ibu
Jamiah menganggap bahwa bank syariah sama saja dengan bank konvensional. Pada
dasarnya bank syariah dan bank konvensional sangat berbeda dari segi
operasionalnya begitu juga dengan produk-produk yang ditawarkan.

8
Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit
dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran yang pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah Islam(Sumar’in, 2012).Perbedaan antara bank
syariah dan bank konvensional terletak dalam keuntungan yang diambil bank dari transaksi-
transaksi yang dilakukannya.Bila bank konvensional mengambil keuntungan dari
https://journal.actual-insight.com/index.php/investasi70Investasi: Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, 1 (2) 2021 Hal 65-71Persepsi Masyarakat Desa Kapedi Sumenep tentang Perbankan
SyariahAhmad Romdlan 1, Mashuri Toha2pengambilan bunga, maka didalam bank syariah
tidak ada istilah bunga tetapi disebut sebagai imbalan, baik berupa jasa dan bagi hasil.
Umumnya,masyarakat hanya mengetahui bahwa bank syariah adalah bank tanpabunga
seperti yang dikatakan oleh Ibu Nurul Aini dan Bapak H. Faris.Bank syariah sering
dianggap sama seperti bank-bank pada umumnya.
Hal ini dikarenakan akibat kurangnya pemahaman dari masyarakat serta tidak
adanya promosi dan sosialisasi yang dilakukanpihak bank syariah sehingga sebagian
masyarakat tidak mengetahui apa itu bank syariah serta produk apa saja yang ada di bank
syariah. Kurangnya pemahaman serta minimnya informasi yang masyarakat dapatkan
menimbulkan banyaknya persepsi mengenai bank syariah.
Hal ini tidak sesuai dengan fakta ataupun realita sesungguhnya bahwa bank syariah
merupakan bank yang menggunakan sistem dengan nilai-nilai syariah Islam yang
mengharamkan riba.Pembahasan tentang faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman
masyarakat Desa Kapedi tentang bank syariah antara lain:pertama, pengetahuan. Berdasarkan
informasi dari semua responden yang telah diwawancarai, semuanya menjawab tidak ada
yang mengetahui produk produk dan jasa yang ada di bank syariah.Sebagian masyarakat
memang sudah ada yang mengetahui dengan adanya bank syariah akan tetapi mereka
hanya sebatas tahu saja tanpa mengetahui apa produk-produk yang ditawarkan
sehingga masyarakat yang tidak tahu produk-produk bank syariah yang tentunya
masyarakat tidak akanberminat untuk menggunakan jasa bank syariah karena mereka
beranggapan bahwa pelayanan dan fasilitas yang diberikan masih kalah dengan fasilitas yang
ditawarkan oleh bank konvensional. Pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang bank
syariah juga akan berpengaruh terhadap cara pandang masyarakat tentang bank syariah itu
sendiri.Pembahasan kedua tentang faktor pengalaman-pengalaman terdahulu. Berdasarkan
hasil wawancara dengan 6 responden hanya 3 responden yang sudah pernah mengetahui bank
syariah itu danmempunyai minat untuk menjadi nasabah yaitu Mas Uman, Ibu Nurul Aini
dan Bapak H. Faris.
Mereka beranggapan bahwa bank syariah itu bank Islam dan tanpa bunga tidak seperti
bank konvensional yang memakai bunga.Pembahasan ketiga tentang faktor sosial atau
lingkungan. Berdasarkan hasil wawancara dengan 7 responden, hanya 2 responden yang
beranggapan bahwa lokasi bank syariah jauh untuk dijangkau dan berada ditengah-tengah
kota. Mereka juga beranggapan seandainya mudah untuk dijangkau mereka pasti akan
menjadi nasabah bank syariah, karena yang ada di sekitar penelitian hanya bank
konvensional secara tidak langsung mereka menggunakan bank konvensional, mereka
semua yaitu Ibu Nurul Aini dan Bapak H. Faris.Pembahasan keempat tentang faktor
informasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan 7 responden mereka kekurangan informasi
dalam memahami bank syariah. Hal ini karena memang keterbatasan akan pengetahuan
serta minimnya informasi yang mereka dapatkan dari pihak bank syariah maupun dari
media-media seperti televisi, media cetak dan media sosial.

9
G. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan model konsepual tentang bagaiana teori berhubungan
dengan bebaga faktor yang telah didentifikasikan sebagai masalah yang penting.
Kerangka pikir merupakan sekumpulan model konseptual dan kejelasan terkait antara ide
yang dinyatakan oleh penulis berdasarkan tinjauan pustaka, dengan melihat bagaimana
teori yang disusun berkaitan dengan berbagai faktor yang telah ditetapkan sebagai
masalah yang penting

Keputun
Tingkat
masyarakat
masyarakat
menjadi
tentang
nasabah
bank syariah
bank syariah

H. Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan
penelitian dan harus diuji kebenarannya lewat pengumpulan data-data dan
penganalisaan data penelitian.

H1 : Tingkat pengetahuan Masyarakat tentang bank syariah tidak berpengaruh


terhadap keputusan menjadi nasabah bank syariah.
H2 : Tingkat pengetahuan Masyarakat tentang bank syariah berpengaruh terhadap
keputusan menjadi nasabah bank syariah

10
BAB III
Metode Penelitian

I. Jenis Penelitian
.
Penelitian tentang pandangan masyarakat terhadap Bank Syariah di Indonesia
menggunakan penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif merupakan penelitian ilmiah
yang sistematis terhadap bagian bagian dan fenomena serta kausalitas hubungan
hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengenbangkan dan menggunakan
model mdel matematis, teori teori atau hipotesis yang berkaitan dengan suatu
enomena

J. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Kapedi Kecamatan Bluto Kabupaten


Sumenep beralamat di jalan trans sulawesi kecamatan ponrang selatan
.
K. Subjek Penelitian/informan

Adapun subjek dalam penelitian ini ialah Masyarakat Desa Bakti


Kec.Ponrang Selatan dengan jumlah penduduk 2.217 jiwa dengan mewawancarai
15 informan.

11
BAB IV
PENUTUP

L. Kesiimpulan
1) Simpulan penelitian ini bahwa persepsi pemahaman dari masyarakat tentang bank
syariah di desa Kapedi yaitu masyarakat hanya sekedar tahu dengan adanya
bank syariah tetapi tidak begitu memahami tentang bank syariah. Ada yang sama
sekali tidak tahu tentang bank syariah. Sebagian besar masyarakat tidak mengetahui
produk dan jasa apa saja yang ada di bank syariah.
2) Kurangnya pemahaman dari masyarakat dikarenakan kurangnya informasi yang
didapatkan dari pihak bank syariah maupun media-media dan juga jaringan perbankan
syariah tergolong masih belum meluas dan merata di desa Kapedi yang membuat
masyarakat lebih dominan menggunakan perbankan konvensional. Minimnya
sosialisasi tentang bank syariah dan jauhnya jarak tempuh lokasi bank syariah
menjadi faktor sehingga masyarakat Kapedi tidak mengetahui apa itu perbankan
syariah dan belum memahami dengan benar tentang produk jasa yang ditawarkan,
mekanisme, sistem dan seluk-beluk perbankan syariah. Kelemahan-kelemahan
tersebut akan mempengaruhi masyarakat dalam mengambil sebuah keputusan untuk
menabungdan meningkatkan aktifitas ekonomi mereka melalui kemitraan dengan
perbankan syariah.

M.Saran
Melalui berbagai pendekatan ini, dapat di simpulkan beberapa langkah-langkah
yang dapat ditempuh untuk meningkatkan pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia.

 Memperluas Jaringan
 Revitalisasi Sinergi dengan Bank Induk
 Pengembangan Produk
 Pembiayaan Yang Lebih Bersifat Produktif
 Edukasi dan Komunikasi
 Peningkatan Kompetensi SDM Perbankan Syariah
 Mendirikan Bank BUMN Syariah
 Pengawasan Semua Pihak

12
DAFTAR PUSTAKA
Dalif, S. A. (2017). Analisis Persepsi Masyarakat terhadapt Bank Syariah. Osf.io: 1-4.

H, N. (2021). Jurnal Pendidikan dan Studi Islam. Al-Ubadiyah:1-5.

Nurfikasira, H. (2021). Jurnal penidikan dan studi Islam. Makasar: Al-Ubudiyah.

Purnama, I. D. (2022). Niai Market Share Perbankan Syariah Sangat Kecil. IDX>CHANNEL.COM:1-5.

Puspaningsih, R. (2022). Pengertian Bank Syariah dan Konvensional Beserta Perbedaanya. Kompas.com,
1-3.

Puspanngsih, R. (2022). Pengertian Bank Syariah dan Konvensional Beserta Perbedaannya. Jakarta:
Kompas.com.

Yulia, Persepsi Masyarakat Pontianak Timur Terhadap Perbankan Syariah, Pontianak, 2015,

hal.4. Vol 11, No 2.

Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, aplikasi, edisi Bahasa Indonesia,

Jakarta , PT. Prenhalindo,1996:124.

Kasmir. Bank dan Lembaga Uang Lainya, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2000:1.

Ismail. Perbankan Syariah Jakarta: KENCANA PRENADAMEDIA GROUP. 2011. hal 29.

Muhamad. Manajemen Bank Syariah. 2002.

Mumani. fayez. Islamic Finnance for SMEs In Jordan. Gazimağusa. North Cyprus. 2014:2.

Kasmir. Bank dan Lembaga Uang Lainya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2000. kata

pengantar.

Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: KENCANA PRENADAMEDIA GROUP. 2011:39.

13

Anda mungkin juga menyukai