Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN DAN


LINGKUNGAN ORGANISASI MENUJU
PENERAPAN GOOD GOVERNMENT
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan
Dosen Pengampu : Dr.Dahlan A Rahman,S.Ag.,M.Si,

Disusun Oleh :

Mira Triandani (190210174)


Ayu Shara (190210175)
Putri Anisah (190210172)
Nurul Aini (190210173)
Ernida Yanti (190210164)
Gunawan (190210168)
Riska Safitri(190210166)

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU


SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
MALIKUSSALEH TAHUN AJARAN 2021-2022
KATA PENGANTAR

Segala puji beserta syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat


Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta petunjuk-
Nya pada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas kelompok yang
berjudul “Hubungan Antara Kepemimpinan Dan Lingkungan
Organisasi Menuju Penerapan Good Government”.Shalawat
beriringan salam senantiasa penulis panjatkan kepada kepangkuan
baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang berjasa dalam
melandaskan ilmu pengetahuan. Tugas ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas kelompok Mata Kuliah Kepemimpinan Jurusan
Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Malikussaleh Lhokseumawe.
Selama menyelesaikan Tugas Makalah kelompok ini penulis banyak
mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Bapak
Dr.Dahlan A Rahman,S.Ag.,M.Si, selaku Dosen mata kuliah
Kepemimpinan yang memberikan arahan, masukan serta motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Makalah Kelompok ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih banyak dan berharap
semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi diri pribadi penulis dan juga
bagi pembaca nantinya.

Lhokseumawe,9 Juni 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB 1................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.............................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................4

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH.............................................................................5

1.3 RUMUSAN MASALAH...................................................................................5

1.4 TUJUAN............................................................................................................5

1.5 MANFAAT........................................................................................................5

BAB II...............................................................................................................................6

PEMBAHASAN................................................................................................................6

2.1 PENGERTIAN KEPEMIMPINAN....................................................................6

2.2 PERAN KEPEMIMPINAN...............................................................................6

2.3 AZAS DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN.........................................................8

2.4 GAYA DAN TIPE KEPEMIMPINAN..............................................................9

2.5 GOOD GOVERNANCE..................................................................................11

2.6 KOMUNIKASI ORGANISASI.......................................................................12

BAB III............................................................................................................................14

PENUTUP.......................................................................................................................14

3.1 KESIMPULAN................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kepemimpinan dalam Organisasi adalah sebuah proses dimana seorang
pemimpin mempengaruhi dan memberikan contoh kepada pengikutnya dalam
upaya mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan menjadi salah satu faktor
penting bagi keberhasilan sebuah organisasi. Kepemimpinan dalam organisasi
akan menjadi lebih efektif jika seorang pemimpin telah mendapat respek dari
anak buah.
Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai sekedar kekuasaan untuk
menggerakkan dan mempengaruhi orang lain. Ada beberapa faktor yang dapat
menggerakkan orang yaitu ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan. Dengan
adanya ancaman, maka bawahan akan takut dan mematuhi semua perintah
atasan.
Kepemimpinan itu pengertiannya lebih luas daripada kekuasaan karena
kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang bukan sekedar melakukan
apa yang atasan inginkan tapi juga untuk mencapai tujuan / sasaran
organisasi .Kalau ditelusuri lebih lanjut, betapa pentingnya pemimpin dan
kepemimpinan dalam suatu kelompok organisasi. Contohnya bila terjadi suatu
konflik atau perselisihan antara orang-orang dalam kelompok tersebut, maka
pemimpin organisasi mencari alternative pemecahannya supaya terjadi
kesepakatan dan aturan untuk dapat ditaati bersama.
Harbani mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi pihak lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak
langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang agar dengan penuh
pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak pimpinan
itu.Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan
berbagai tugas yang berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok.
Kepemimpinan juga diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi berbagai
strategi dan tujuan, kemampuan mempengaruhi komitmen dan ketaatan terhadap

3
tugas untuk mencapai tujuan bersama, dan kemampuan mempengaruhi
kelompok agar mengidentifikasi, memelihara, dan mengembangkan budaya
organisasi.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang yang telah ditulis, maka penulis akan memberikan
identifikasi masalah yang akan dijadikan bahan untuk penelitian sebagai berikut:
1. Mempelajari hubungan pemimpin dengan organisasi
2. Melihat peranan pemimpin dalam sebuah organisasi
1.3 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka yang menjadi

permasalahan yang akan dibahas, yaitu :

1. Apa tugas dan tanggung jawab pemimpin dalam sebuah


organisasi?
2. Bagaimana peran pemimpin dalam organisasi?

1.4 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain yaitu :
1. Mengetahui tugas dan tanggung jawab pemimpin dalam sebuah organisasi
2. Mempelajari peran pemimpin dalam organisasi

1.5 MANFAAT
Manfaat yang didapatkan dari penulisan makalah ini antara lain yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi akademis
mengenai Peran Kepemimpinan Camat dalam Meningkatkan Kinerja
Pegawai.
2. Manfaat Praktis
Makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan berupa memberi informasi
pada makalah selanjutnya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Pengertian kepemimpinan menurut Wahjosumidjo (1987:11)


Ke pemimpinan pada hakikatnya merupakan sesuatu yang menempel pada diri
seseorang pemimpin yang berbentuk sifat tertentu seperti, Karakter
(personality), Keahlian (ability) serta Kesanggupan (capability). Kepemimpinan
pula selaku rangkaian aktivitas (activity) pemimpin yang tidak dapat di pisahkan
dengan peran( posisi) dan style ataupun sikap pemimpin itu sendiri.
Kepemimpinan merupakan proses antar ikatan atau interaksi antara pemimpin,
pengikut, serta suasana.
Pengertian kepemimpinan menurut Sutarto (1998) makna kepemimpinan
merupakan rangkaian kegiatan penyusunan yang berbentuk keahlian dalam
seorang yang bisa pengaruhi orang lain dalam suasana tertentu buat dapat
berkerja sama buat menggapai tujuan yang sudah di tetapkan.
Menurut Robbins dan Judge (2015:410) kepemimpinan merupakan
keahlian pengaruhi sesuatu kelompok mengarah percapaian suatu visi ataupun
serangkaian tujuan.Kepemimpinan menurut Ordway Tead (1929) selaku
temperamen merger yang membuat seorang bisa jadi bisa mendesak sebagian
orang lain buat menuntaskan pekerjaan.

2.2 PERAN KEPEMIMPINAN

Kedudukan pemimpin bisa di artikan kalau selaku sikap yang di atur serta
di harapkan dari seorang dalam posisi yang tertentu. Pemimpin di dalam
organisasi memiliki kedudukan, jika setiap pekerjaan mempunyai harapan yang
bagaimana menanggung kedudukan dalam pekerjaan. Serta pula memiliki arti
kalau harapan menimpa kedudukan berarti dalam mengendalikan sikap
bawahan. Kedudukan kepemimpinan bisa di artikan seperangkat perilaku yang
di harapkan oleh seorang dalam perannya selaku pemimpin yang berjalan
5
dengan sikap. Kenyataan dalam suatu organisasi mengindentifikasi pekerjaan
yang wajib di coba serta sikap kedudukan yang di inginkan berjalan bersamaan
pekerjaan, serta pula memiliki makna kalau harapan tentang kedudukan berarti
dalam memperilakukan bawahannya. Rivai (2007 :149)
Menurut (Hadiyanti, 2015) ada 3 peran kepemimpinan yaitu:
1. Peran pemberdaya untuk mengerakkan semangat dalam diri seseorang
untuk mengungkapkan bakat, kreatifitas, dan kecerdikan untuuk mampu
dalam mengerjakan apapun serta konsisten dengan prinsip yang sudah di
sepakati.
2. Peran pencarian alur untuk menetukan visi serta misi yang telah tentu.

3. Peran penyelaras untuk membenarkan bahwa sistem, sruktur, dan proses


operasional organisasi yang memberikan dukungan setiap dalam
pencapaian visi serta misi.
Kemudian, menurut Rivai (2007;150) perlu diperhatikan agar pemimpin
tersebut dapat berperan yaitu sebagai berikut:
1. Kehidupan organisasi yang serasi serta dinamis bisa terbentuk apabila
anggotanya dalam berpikir serta berperan untuk menggapai tujuan
organisasi.

2. Dalam perlaku sesorang tidak berupa begitu saja, tapi melainkan melalui
proses pertumbuhan serta perkembangan.

3. Saat memjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan seorang bukan


dari kala menjadi bawah utama dalam daya guna kepemimpinan seseorang
bukan dari penaikan ataupun penunjukan sebagai kepala, tetapi
penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang sudah bersangkutan.

4. Efektifitas pemimpin itu tercermin dari setiap keahlian untuk tumbuh.

5. Serta efektifitas kepemimpinan menuntut keahlian untuk membaca


suasana.

6
2.3 AZAS DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN

Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efisien hingga


kepemimpinan tersebut wajib di jalankan dengan fungsinya. sehubungan
dengan perihal tersebut, menurut hadari nawawi (1995:74), fungsi
kepemimpinan berhubungan langsung dengan suasana sosial dalam kehidupan
kelompok yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin terletak di dalam,
bukan terletak di luar suasana itu pemimpin wajib berupaya supaya jadi bagian
di dalam suasana sosial kelompok ataupun organisasinya.
Azas azas kepemimpinan menurut (Hadiyanti, 2015) adalah :

1. Kebahagiaan serta kesejahteraan yang lebih menyeluruh, serta


mengarah pada taraf yang lebih besar.

2. Efektif teknis ataupun sosial, berkaitan dengan batasnya sumber


modul serta jumlah manusia, atas prinsip penghematan terdapatnya
nilai ekonomi dan azas- azas managemen modern.

3. Mengutamakan sifat manusia, ialah pembimbingan manusia buat


meningkatkan kemampuan serta keahlian orang demi tujuan tentang
manusia.

Dalam penelitian (Hadiyanti, 2015) dan menurut Manullang (2003)


kepemimpinan memiliki fungsi yang berkaitan dengan bertanggung jawabnya
sebagai pemimpin yang tertera dalam poin dibawah ini:

1. Menunjukkan perhatian kepada karyawan nya.

2. Menilai penerapan pekerjaan serta mengkomunikasikan hasilnya


menghilangkan hambatan untuk melakukan pekerjann yang efektif.

3. Mendelegasikan wewenang apabila di perlukan serta mengandungkan


partisipasi apabila memperbolehkannya.

4. Membagikan hadiah yang sepandan untuk bisa mendorong prestasi.

5. Mengkomunikasikan kepada karyawan tentang apa yang di harapkan


oleh mereka.

7
6. Memenuhi para karyawan dengan sumber dana yang di perlukan
untuk melaksanakan tugasnya.

7. Menentukan pelaksanaan kerja yang realistis.

2.4 GAYA DAN TIPE KEPEMIMPINAN


Dari bermacam riset tentang kepemimpinan, di ketahui terdapat
sebagian gaya kepemimpinan yang paling umum, yaitu:

1. Gaya dan tipe kepemimpinan otoriter


Kepemimpinan otoriter, mendasarkan diri pada kekuasaan serta
paksaan yang mutlak yang wajib di patuhi. Tiap kebijakan serta perintah di
tetapkan tanpa bertanya dengan bawahan terlebih dulu, bahwa perlu di
ketahui pemimpin bergaya dan bertipe otoriter ini senantiasa berdiri jauh
dari anggota kelompoknya serta tetap mempunyai kekuatan yang tunggal
yang absolut serta mempunyai suasana yang kaku.
penonjolan diri yang kelebihan selaku simbol keberadaan organisasi,
sampai cenderung serta bersikap kalau dirinya serta organisasi merupakan
indentik dalam memastikan serta mempraktikkan di siplin organisasi
begitu keras dengan metode menjalanknya dengan kaku.
pemimpin bergaya dan tipe seperti ini tidak bisa dikritik serta
bawahannya tidak memiliki peluang buat membagikan anjuran maupun
komentar apabila pemimpin telah mengambil keputusan, karena telah
sudah mengambil keputusan, biasanya keputusan tersebut berbentuk
perintah dan bawahannya tinggal melaksanakannya saja.

2. Gaya dan Tipe Kepemimpinan Demokratis


Gaya dan Tipe kepemimpinan demokratis ini merupakan
kepemimpinan yang bereorintasi pada manusia serta membagikan tutorial
yang efisien para bawahannya, ada koordinasi pekerjaan pada seluruh

8
bawahannya dengan penekanan yang bertanggung jawab serta kerja sama
yang baik, serta dia juga rela melimpahkan wewenang pengambilan
keputusan kepada bawahannya.

3. Gaya dan Tipe Kepemimpinan Kharismatik


Gaya dan Tipe kepemimpinan kharismatik ini mempunyai kekuatan
tenaga energi tarik serta bawaan yang luar biasa buat pengaruhi orang lain,
sehingga memiliki pengikut yang banyak, terlepas dari apakah ia berperan
selaku pemimpin resmi ataupun informal, serta ia pula mempunyai energi
tarik yang kokoh untuk orang lain, sehingga orang lain itu bersedianya
mengikutnya tanpa senantiasa dapat menarangkan apa pemicu
kesediaannya itu.
Para ahli belum setuju tentang faktor yang jadi magnit tersebut, latar
belakang biografikal, pembelajaran, kekayaan serta penampilan. Bisa jadi
turut berfungsi ataupun tidak, sebab ketidakmampuan para pakar
mengindentifikasi faktor pemicu yang dominan, kesimpulannya di tekan
kan kalau seseorang pemimpin kharismartik mempunyai kekuatan
supranatural yang tidak di punyai orang lain.

4. Gaya dan tipe kepemimpinan Leissez Faire


Gaya dan Tipe di atas ini merupakan gaya dan tipe kepemimpinan
yang aneh. di mana seorang itu di katakan pemimpin, namum pada
praktisnya tidak memimpin, ini bisa dilihat pada kepemimpinan yang
santai, bahwa mempunyai pemikiran organisasi tidak mempunyai
permasalahan yang sungguh, serta senantiasa bisa penyelesainnya,
seseorang pemimpin bergaya dan tipe ini bahagia melimpahkan
wewenang kepada bawahannya serta lebih menyenangi suasana bahwa
para bawahannya lah yang mengambil keputusan, serta keberadaannya
dalam organisasi lebih bertabiat surportif.

9
5. Gaya dan Tipe Paternalistik
Gaya dan tipe ini merupakan seorang kepemimpinan yang menjiwai
seperti kebapakan, namum buka juga tipe yang ideal yang di damba-
dambakan, tapi senang menonjolkan dirinya dalam organisasi dan
memperilaku bawahannya seperti anak yang belum berusia, serta ia juga
tidak membiarkan kemandirian bawahannya sebab tidak mau membuat
kesalahan.
Hingga dari itu, kalau pemimpin paternalistik bertabiat melindungi,
serta baik, tetapi metode prakteknya bertabiat negatif. Sebab dia tidak
mendesak bawahannya mengambil efek di sebabkan terdapatnya akibat
negatif pada organisasi. Serta dalam tiap pengambilan keputusan wajib
pemimpin paternalistik yang jadi pusatnya. Serta dimana pelimpahan
wewenang untuk mengambil keputusan pada tingkatan yang lebih rendah
dalam organisasi tidak hendak terjalin.

2.5 GOOD GOVERNANCE

Good Governance merupakan bentuk dari penyelenggaraan suatu


organisasi untuk mencapai tujuan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola yang
baik. Beberapa prinsip mengenai good governance diantaranya oleh
Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) yaitu:
Fairness, Transparency, Accountability, dan Responsibility.
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mengungkapkan
prinsipprinsip good governance menjadi Fairness, Disclosure Transparency,
Accountability, dan Responsibility. Menteri Negara BUMN mengungkapkan
Prinsip-prinsip good governanc menjadi: Fairness Independency, Transparency,
Accountability, dan Responsibility.
Sedangkan menurut Keputusan MenterI Pendayagunaan dan Aparatur
Negara (MenPAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 asas pelayanan publik
dengan prinsip-prinsip good governance adalah transparansi, akuntabilitas,
kondisional, partisipasif, kesamaan hak dan kesimbangan hak dan kewajiban.
Dalimunthe (2010) menggunakan prinsip transparansi, akuntabilitas, keadilan,
dan partisipasi sebagai indikator Good Governance.

10
2.6 KOMUNIKASI ORGANISASI
Komunikasi organisasi dipahami sebagai proses penciptaan dan pertukaran
pesan-pesan dalam sebuah jaringan hubungan interdependen untuk menangani
ketidakpastian lingkungan (Goldhaber, 1993). Ciri-ciri dari komunikasi
organisasi antara lain, terstruktur dimana struktur terkait dengan otoritas yaitu
kewenangan yang melekat pada jabatan. Dalam komunikasi organisasi
umumnya terdapat struktur walaupun diantara kedua pihak yang berkomunikasi
tidak punya jabatan tetapi tetap ada posisi strukturalnya walaupun bersifat
informal, serta bersifat stabil dan terencana.

Ciri selanjutnya dalam komunikasi organisasi biasanya terdapat aturan-


aturan atau standar rules yang disepakati bersama oleh individu-individu yang
menjadi anggota suatu organisasi. Komunikasi organisasi juga cenderung
terprediksi, dengan kata lain komunikasi dalam organisasi merupakan suatu
proses membangun hubungan untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan
karena sifat struktur yang teratur dan stabil sehingga bisa terprediksi.
Ketidakpastian dan memprediksi kemungkinan yang akan terjadi.
Ketidakpastian dalam organisasi melingkupi suatu peran dan sifatnya bisa
berbeda tergantung individunya. Dalam komunikasi organisasi, komunikasi bisa
terjadi secara berjenjang pada level yang berbeda. Dalam prosesnya,
penyampaian pesan-pesan biasanya melalui saluran komunikasi yang terjadi dari
suatu level ke level lain.

Terdapat tiga tokoh yang dianggap paling berpengaruh dalam teori klasik
yang terkait dengan komunikasi organisasi, yakni Max Weber, Frederick Taylor,
dan Henry Fayol yang mencoba memahami aspek-aspek penting dalam
organisasi dari sudut pandang struktural klasik (Pace, 2006). teori Weber pada
komunikasi organisasi menunjukkan suatu fenomena yang disebut komunikasi
jabatan (positional communication) yaitu hubungan dibentuk antar jabatan,
bukan antar individu. Bentuk komunikasi ini termasuk komunikasi formal yang
bersifat dua arah dengan pola ke atas atau ke bawah, dimana orang-orang yang
menduduki jabatan diharuskan berkomunikasi dengan cara yang sesuai dengan
jabatan mereka. Selain itu, kinerja berdisiplin yang diatur dengan regulasi dan
kebijakan dikoordinasikan oleh kewenangan hierarkis dianggap sebagai usaha
11
yang rasional dan merupakan bentuk efisiensi administratif untuk mencapai
tujuan administrasi.

Frederick W.Taylor yang hidup pada zaman weber, mempublikasikan


Principles on Scientific Management, mengangkat masalah efisiensi kerja
dengan memberikan rekomendasi mengenai struktur dan proses organisasi.
Komunikasi organisasi yang terbangun pada teori taylor tidak jauh berbeda
dengan komunikasi organisasi pada teori weber, dimana hubungan yang
terbentuk lebih bersifat komunikasi jabatan dan bukan pada hubungan personal.
Koordinasi dengan semua aspek dalam organisasi dan pemberian perintah
dilaksanakan menurut jabatan fungsional dan kemampuan manajemen untuk
mengatur karyawannya. Pendekatan taylor lebih bersifat ilmiah dan teknis
karena bentuk pekerjaan organisasi yang spesifik menurut Taylor harus
dirancang mulai dari tugasnya sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan
produktivitas dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Namun dari ketiga teori ini, teori yang dikembangkan Henry Fayol
dianggap memiliki kelebihan dibanding teori yang lain, dan sangat berjasa dalam
pengembangan komunikasi organisasi. Pentingnya teori yang diperkenalkan
adalah fleksibilitas fayol terhadap struktur organisasi. Teori weber dan taylor
mengharuskan individu-individu dalam organisasi untuk berkomunikasi melalui
jalur resmi berdasarkan struktur hierarki. Namun seiring waktu, muncul
kebutuhan untuk berkomunikasi dan berbagi informasi melewati batas-batas
fungsional dengan individu yang tidak menduduki posisi atasan atau bawahan
mereka. Fayol memberikan solusi dengan komunikasi lintas-saluran, dimana
individu dalam organisasi dapat melintasi jalur fungsional dan berkomunikasi
dengan orang-orang yang diawasi dan yang mengawasi tetapi bukan atasan atau
bawahan mereka. Mereka tidak memiliki otoritas lini untuk mengarahkan orang-
orang yang berkomunikasi dengan mereka. Menurut fayol, komunikasi lintas
saluran merupakan hal yang penting pada situasi tertentu dan bermanfaat dari
segi efisiensi waktu. Dalam contoh gambar, pegawai P dapat menghemat waktu
dengan berkomunikais langsung dengan Y (melalui Fayol’s “Gangplank”) atau
jembatan fayol) tanpa melewati saluran yang seharusnya.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kepemimpinan dan Budaya Organisasi secara serempak berpengaruh


besar terhadap kinerja anggota organisasi. Kepemimpinan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja anggota organisasi.Kepemimpinan
memiliki arah yang positif terhadap kinerja sedangkan Budaya Organisasi
memiliki arah negatif.Untuk itu sebagai pimpinan sebaiknya selalu
memperbaharui pengetahuan dan selalu mencari informasi-informasi terbaru
yang berhubungan dengan dunia pendidikan dan kemudian memberikannya
kepada bawahan sehingga anggota organisasi dapat lebih kreatif.terutama dalam
mengatasi kecenderungan konflik yang kemungkinan terjadi, oleh sebab itu
perlunya manajemen konflik yang disesuaikan dengan lingkungan didalam
lingkungan organisasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Tolkah Mansur, 2009, Analisis Pengaruh Budaya Organisasi Dan Rotasi


Pekerjaan Terhadap Motivasi Kerja Untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai
Ditjen Pajak (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Berbasis Administrasi Modern
KPP Pratama Semarang Timur). Tesis, Program MM UNDIP-Semarang.

David, Fred. R, 2004, Manajemen Strategis, Konsep. Edisi Ketujuh, Alih


Bahasa Alexander Sindoro, Prehallindo, Jakarta.

Hofstede,Geert, Michael Harris Bond dan Chung-Leung Luk, 1993,


Individual Perception Of Organizational Cultures: A Methodological Treaties
On Level Of Analysis”, Organization Studies, 14/4, 483-50

Kotter J.P. and Heskett J.L., 1992, “Corporate Culture and Performance”,
The Free Press, New York.

14

Anda mungkin juga menyukai